PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengalami peningkatan, baik pada negara maju maupun pada negara yang
dkk, 2017).
defisiensi insulin atau resistensi insulin. (Supit Julia, 2018). Diabetes Melitus
lebih dikenal dengan sebutan silent killer menurut WHO diabetes merupakan
tahun 2017, penderita diabetes melitus berjumlah 425 juta jiwa dan pada
tahun 2045 diperkirakan akan meningkat sekitar 48% dengan jumlah 625 juta
jiwa penderita diabetes melitus di Asia Tenggara di tahun 2045 dari 82 juta
jiwa penderita diabetes melitus di tahun 2017 (IDF, 2017 dalam Zai dkk
1
2019).
jumlah penderita diabetes melitus di dunia sekitar 415 juta jiwa dari kenaikan
4 kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an dan diprediksi jumlahnya akan
meningkat sekitar 642 juta pada tahun 2040 sedangkan di Indonesia pada
(WHO, 2017)
Nasional, salah satunya yaitu di Sulawesi Tenggara yaitu 2,9%. Dari Data
penyakit diabetes mellitus berada pada peringkat ke-7 dari 10 besar penyakit
Kendari.
Hal ini dibuktikan dari data Dinas Kesehatan Kota Kendari yang
menunjukan bahwa penyakit diabetes melitus pada tahun 2016 yaitu sebesar
2.983 kasus, pada tahun 2017 yaitu sebesar 2.436 kasus dan pada tahun 2018
yaitu sebesar 3.710 kasus (Dinkes Kota Kendari, 2018). Dan hasil
2
diketahui bahwa jumlah pasien readmisi diabetes melitus pada tahun 2017
berjumlah 2.681 pasien, 2018 berjumlah 2.245 pasien, tahun 2019 periode
2019).
manusia juga membutuhkan kadar gula darah yang cukup untuk metabolisme
(Kirwanto, 2014 dalam Istiqomah, 2019). Oleh karena itu, banyak pasien
of stay (LOS), kepatuhan (follow up). (Schalci dkk, 2009 dalam Romalina dkk
2017).
3
sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku
yang didasari oleh pengetahuan dan sikap positif, akan berlangsung langgeng.
hidupnya. Selain itu, kepatuhan diet dan peran keluarga sangat penting untuk
diperhatikan.
kadar gula dalam darah menjadi normal sehingga tidak akan terjadi
4
hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap readmisi pada
glikemik yang diukur dengan FBS (fasting blood sugar). (Tan et al, 2011).
dalam rentan waktu 30 hari (readmisi) dengan keluhan diabetes mellitus. Dari
B. Rumusan Masalah
5
3. Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan readmisi pasien diabetes
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melitus
6
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perawat
berulang hiperglikemia.
d. Bagi Peneliti
7
E. Kebaruan Penelitian
Tabel 1.1
Kebaruan Penelitian
pengetahuan dan
perilaku tentang
penatalaksanaan
DM pada
pasien diabetes
2. Anni Hubungan Metode: Variabel Hasil
Rosiana Pengetahuan, Penelitian ini Indepen penelitian :
Masitho Sikap, Dan adalah den : Pasien DM yang
h Status korelasi. Pengeta mempunyai
(2019) Ekonomi Desain yang huan, pengetahuan
Dengan digunakan sikap baik tentang
Perilaku Diet dalam dan diit sebesar
Pada Pasien penelitian ini status 43,8%. Pasien
DM Rawat adalah cross ekonomi DM yang
Jalan Di Rsi sectional memiliki sikap
Jepara Variabel mendukung diit
depende sebesar 46,2%.
n: Sebagian besar
Perilku pasien DM
diet mempunyai
8
pasien pendapatan
DM lebih dari Rp.
1.600.000,- atau
lebih dari upah
minimum
kabupaten
(UMK)
sebanyak 52
orang (65%).
3. Kunary Hubungan Penelitian ini Variabel ada hubungan
anti dkk Tingkat merupakan Indepen
(2018) Pengetahuan penelitian den : tingkat
Tentang analitik Penegeta
Diabetes dengan huan pengetahuan
Melitus pendekatan
Dengan cross Variabel tentang DM
Perilaku sectional. depende
Mengontrol Analisa data n: dengan perilaku
Gula Darah menggunakan Perilaku
Pada Pasien uji chi square. Mengont mengontrol gula
Diabetes rol Gula
Melitus Darah darah pada
Rawat Jalan Pada
di RSUD Dr. Pasien pasien DM
Moewardi Diabetes
Surakarta Melitus rawat jalan di
RSUD Dr.
Moewardi
Surakarta.
4. Oktavia Hubungan Desain Variabel ada hubungan
kepatuhan penelitian Indepen
Ike diet pada menggunakan den : antara kepatuhan
pasien cross sectional kepatuha
Alvionit diabetes n diet diet dengan
mellitus
a dkk dengan kadar Variabel kadar gula
gula darah di depende
(2019) Rumah Sakit n : kadar darah.
panti Waluya gula
Sawahan darah di Direkomendasik
malang
an bagi
9
penderita
diabetes melitus
untuk
meningkatkan
dan menjaga
gaya hidup
dengan
mengontrol diet
maupun gula
darah.
5. Fatma Dukungan Metode: Variabel Adanya
kelurga Desain indepen
Nuraisy dengan penelitian ini den : hubungan
kualitas adalah analitik Dukung
ah dkk hidup pasien cross sectional an dukungan
DM dengan jumlah kelurga.
(2017) sampel 150 Variabel keluarga dengan
pasien DM depende
n: kualitas hidup
pasien
DM pasien DM II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian
elin, 2009).
organ terutama mata, organ ginjal, saraf jantung dan pembuluh darah
protein dan lemak yang ditandai dengan polifagi, polidipsi dan poliuri.
11
b. Klasifikasi Diabetes Melitus
yang terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara
insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja
dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada
insulin absolut.
disebabkan oleh defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja
dengan DM.
sebelumnya.
12
c. Etiologi
1) DM tipe I
2) DM tipe II
diabetes tipe II: usia, obesitas, riwayat dan keluarga. (Sudoyo Aru
dkk, 2009).
d. Manifestasi Klinis
13
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin.
Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan
4) Berkeringat banyak
5) Lesu
buang oleh tubuh melalui keringan atu urin, sehingga tubuh merasa
14
Penyusutan berat badan terjadi pada pasien diabetes melitus
e. Patofisiologi
untuk kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk dihati dari makanan
hormon yang diprodusi oleh sel beta pulau langerhans pankreas yang
Insulin disekresi oleh sel beta, satu diantaranya empat sel pulau
dapat membantu memindahkan glukosa dari darah ke otot, hati dan sel
15
adanya insulin berakibat pada gangguan tiga metabolisme yaitu
dalam mengatur kadar glukosa darah dalam batas normal atau sedikit
lebih tinggi kadarnya. Namun, jika sel beta tidak dapat menjaga dengan
saraf, eritrosit dan sel-sel usus, hati dan tubulus ginjal tidak
16
jaringan adipose otot jantung membutuhkan insulin untuk transport
meningkatnya julah air yang dikeluarkan, hal ini beresiko terjadi defisit
mobilisasi yang dipecah untuk energi terjadi jika cadangan glukosa tidak
dalam dara h dikeluarkan lewat ginjal dan pada derajat keton dan dapat
diukur dari darah dan urin. Jika kadarnya tinggi, indikasi diabetes
sebagai sumber energi utama, maka lipid tubuh dapat meningkat, risiko
17
dikarakteristikan pada DM tipe II, terdapat sediaan insulin yang cukup,
tubuh. Karena itu tipe DKA (Daibetik Ketoacidosis) tidak terjadi pada
f. Pemeriksaan Penunjang
kali pemeriksaan:’
2) Tes laboratorium DM
komplikasi.
3) Tes saring
18
Tes – tes saring pada DM adalah :
a) GDP, GDS
4) Tes diagnostik
a) Mikroalbuminuria : urin
Kusuma, 2015).
g. Penatalaksanaan
19
Penatalaksanaan DM terbagi menjadi 4 pilar yaitu edukasi, latihan
1) Edukasi
Candra 2013)
3) Latihan Jasmani
seperti jalan kaki dan jogging (3-4 kali seminggu selama kurang
20
mengurangi resiko penyakit kardiovaskular serta menurunkan
4) Terapi Farmakologis
(PERKENI, 2011) :
i) Sulfonilurea
Champe, 2009).
21
Glinid adalah obat yang cara kerjanya seperti
i) Tiazolidindion
suatu reseptor inti di sel lemak dan sel otot. Golongan ini
22
jaringan perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan
dan obat ini dapat menjadi hamil karena obat ini dapat
c) Penghambat glukoneogenesis
23
diabetes gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada
Peptida ini disekresi oleh sel mukosa usus bila ada makanan
24
(DPP-4), menjadi metabolit GLP-1-(9,36)-amide yang
h. Komplikasi DM
a) Hipoglikemia
25
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul
b) Ketoasidosis diabetik
& Wilson (2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil
(makrovaskuler) diantaranya:
yaitu:
26
Kerusakan retina mata (Retinopati) adalah suatu
(Widiastuti, 2012).
27
ii) Penyakit serebrovaskuler
i. Pencegahan
dilakuka adalah :
1) Pencegahan Primer
ideal.
28
b) Mempertahankan berat badan dalam batas normal. Untuk dapat
2) Pencegahan Sekunder
melitus
3) Pencegahan Tersier
a. Pengertian
29
hidung, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengideraan
(Notoatmodjo, 2012).
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehention)
30
dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisa (Analysis)
sama lain.
5) Sintesis (Syntesis)
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
31
justifikasi atau penialain terhadap suatu materi atau objek.
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
b) Pekerjaan
c) Umur
32
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
atau kelompok.
b) Sosial Budaya
(Pudjiastuti, 2016).
a. Kepatuhan
33
oleh dokter dan tenaga kesehatan pada pasien DM (Mona, 2012).
jenis makanan dan jadwal makan agar kadar gula darah tetap
Diabetes mellitus.
penderita
3) Menunjang pertumbuhan
vaskuler
kolesterol kurang dari 300 mg/hari, berasal dari sumber asam lemak
34
Menurut Arisman (2004), penentuan jumlah kalori yang dibutuhkan
dengan rumus IMT = berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) 2.
1) 17,0-18,4 = kurus
2) 18,5-25,0 = normal
3) 25,1-27,0 = gemuk
dengan rumus :
BB
BBR = x 100 %
TB−100
35
Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk
mineral)
satu faktor utama yang menyertai diabetes tipe II. Sebagian besar
36
penderita diabetes tipe II dan memerlukan insulin atau obat oral untuk
10% dari total berat badan dapat memperbaiki kadar glukosa darah
dianjurkan.
37
gaya hidup, jam-jam makan yang biasa diikutinya dan latar belakang
latihan.
khusus. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan pagi
(20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi kecil untuk
makanan selingan.
sereal, nasi, pasta, tepung terigu) atau yang berasal dari hewani
merencanakan makan.
total, dalam bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari
38
lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya
jagung, dan margarin bunga matahari, dan lemak tak jenuh tunggal,
antara lain ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak lokal. Jenis
39
Contohnya adalah gula, permen dan coklat, bolu manis, biscuit
larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbangg
isi serat dalam makanan tidak berarti makan nasi dan yang lainnya,
40
agar normal dan menjaga tingkat kolesterol darah agar turun.
kaya akan serat dapat larut. Sedangkan sereal berkadar serat tinggi,
roti, sayuran dan buah-buahan tanpa kulit, pasta, tepung terigu, dan
41
makan makanan yang bervariasi untuk menjamin kecukupan
komplikasi
kalori sehari. Selain membantu dalam kebutuhan kalori, ahli gizi / diet
42
makanan penukar. Porsi makanan hendaknya tersebar sepanjang hari,
yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam serta kudapan di
43
Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu
aturan dalam dan perilaku yang disarankan. Pasien yang patuh akan
yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah komplikasi akut
a. Keluarga
1) Pengertian Keluarga
sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan
(2010), keluarga adalah dua tau lebih individu yang hidup dalam
44
penyelesaian akan dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga
2) Fungsi Keluarga
kehidupan keluarga.
45
menerima suatu tugas dan peran dalam keluarga.
mengunjungi lansia
yaitu :
keluarga
kesehatan keluarga
46
v) Menggunakan fasilitas kesehatan
3) Tugas Keluarga
kedudukannya masing-masing
lebih luas.
b. Dukungan Keluarga
47
instrumental (House da Kan, 1985 dalam Friedman, 2010).
2) Dimensi Keluarga
a) Dimensi Emosional/Empati
yang lain.
b) Dimensi Penghargaan
48
karena dianggap masih berguna dan berarti untuk keluarga,
c) Dimensi Instrumental
d) Dimensi Informasi
menerima saran – saran atau umpan balik tentang ide – ide dari
manajmen penyakitnya.
49
ke kakek/nenek. Hensarling (2009), mengembangkan suatu skala
pasien DM.
B. Tinjauan Empiris
50
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan status
ekonomi dengan perilaku diet pada Pasien DM Rawat Jalan di RSI Jepara.
penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
pasien DM yang sedang berobat di Poli rawat jalan penyakit dalam RSI
(p value = 0,040 < 0,05). Ada hubungan antara sikap dengan perilaku diit
bagi penderita DM (p value = 0,040 < 0,05). Tidak ada hubungan antara
status ekonomi dengan perilaku diit bagi penderita DM (p value = 0.288 >
0,05). Faktor yang paling dominan dalam hubungan dengan perilaku diit
hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku diit bagi penderita DM.
Tidak ada hubungan status ekonomi terhadap perilaku diit bagi penderita
DM.
51
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
4. David MSmith et al
Hasil: Dari 1378 pasien yang pulang, 23,3% diterima kembali. Setelah
meningkat jika pasien memiliki lebih banyak rawat inap dan kunjungan
dalam rentan waktu 30 hari, nitrogen urea darah yang lebih tinggi, fungsi
rawat inap. Kesimpulan: Kedua faktor klinis dan berpusat pada pasien yang
52
tinggi dan memberikan panduan untuk intervensi di masa depan. Hubungan
lebih lanjut.
5. Daniel J. Rubin
status sosial ekonomi yang lebih rendah, ras / etnis minoritas, beban
berisiko lebih tinggi untuk masuk kembali daripada mereka yang tidak
tidak melakukan diet dengan konsisten. Tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan kadar gula darah di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
semua pasien diabetes melitus tipe 2 yang sedang rawat jalan di poli pada
53
sampling simple random sampling. Instrumen penelitian dengan kuesioner
kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 kategori tidak patuh
(51.5%) dengan kadar gula darah yang tidak normal. Hasil uji statistik
sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu hidup
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah
54
Hasil: Adanya hubungan dukungan keluarga (p value: 0, 00) dan komplikasi
pasien DM II.
BAB III
KERANGKA KONSEP
55
A. Dasar Pikir Penelitian
lemak dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau
relatif dari kerja dan atau sekresi insulin yang bersifat kronis dengan ciri khas
peningkatan kadar gula darah diatas nilai normal. Diabetes melitus adalah
penyakit yang menahun atau kronis dan tidak mudah untuk disembuhkan
pasien yang memiliki pengetahuan yang cukup baik akan lebih cepat sembuh
karena pasien yang tidak patuh terhadap diet akan mengalami kekambuhan.
56
B. Bagan Kerangka Konsep
Pengetahuan
Readmisi
Diabetes
Kepatuhan Diet
Melitus
Dukungan Keluarga
Keterangan :
: variabel bebas
: variabel terikat
C. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas
57
Variabel Independen (bebas) adalah merupakan variabel yang
rumah sakit
Kriteria obyektif:
sakit
2. Pengetahuan
58
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan
jawabanya diberi skor (1) dan jawaban tidak diberi skor (0).
Skor terendah : 20 × 0 = 0 (0 %)
R
Dimana I =
K
Keterangan :
I = Interval kelas
= (100 % - 0 %) = 100%
R 100 %
Jadi, untuk I = = = 50 %
K 2
3. Kepatuhan diet
diabetes mellitus.
59
Pengukuran dilakukan berdasarkan 18 pertanyaan yang diajukan
skala Likert, apabila jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3,
jarang diberi skor 2 dan bila jawaban tidak pernah diberi skor 1.
Keterangan :
= 18 × 4 = 72 (100%) – 18 × 1 = 18 (25 %)
= 100 % - 25 % = 75 %
Kriteria objektif :
60
4. Dukungan Keluarga
2016).
Keterangan :
= 100 % - 25 % = 75 %
Kriteria objektif :
61
Cukup : bila jawaban responden > 62,5%
E. Hipotesis Penelitian
hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungn antara fariabel bebas dan
(Notoatmodjo,2012).
1. Pengetahuan
2. Kepatuhan Diet
3. Dukungan Keluarga
62
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2012).
2. Rancangan Penelitian
Populasi
Sampel
63
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Peneltian
Tenggara
1. Populasi
2. Sampel
N
n= 2 ( Soekidjo Notoatmojo, 2012)
1+ N (d )
keterangan :
n = besar sampel
64
N = besar populasi
N
n= 2
1+ N (d )
n= 216
58
1+ 216 (0,01)
1+ 58(0,01)
Kriteria Sampel :
a) Kriteria inklusi
b) Kriteria eksklusi
1) Tidak kooperatif
65
D. Instrumen Penelitian
1. Pengetahuan
yaitu pernyataan 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19.
reliabel.
2. Kepatuhan Diet
sudah valid dan reliabel. Uji validitas didapatkan nilai : 0,465. Sedangkan
3. Dukungan Keluarga
66
responden dengan degree of freedom 30-2=28 (r table 0,361), pada
kuesioner dukungan keluarga terdapat 4 item yang tidak valid yaitu nomor
100.
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan data primer yaitu
disediakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
1. Pengolahan Data
67
mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
butir pertanyaan.
tulisan
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Rumus
Keterangan :
68
ƒ = frekuensi variabel yang diteliti
b. Analisis Bivariat
Frekuensi
Sampel Jumlah sampel
Objek 1 Objek 2
Sampel a A B a+b
Sampel b C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b = c+d
ini uji Statistik yang digunakan uji chi Square (sugiono 2008)
Keterangan =
n = Jumlah sampel
Setelah itu nilai x2 hitung di bandingkan dengan nilai x2 tabel pada taraf
Penilaian :
69
a) Apabila x2hitung ≥ x2tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima,
variabel dependen
3. Penyajian Data
H. Etika Penelitian
dari Prodi Keperawatan STIKES Mandala Waluya dan Kepala Rumah Sakit,
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak
tersebut, dan jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan
70
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
71
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
2. Lingkungan Fisik
RSU Bahteramas berdiri diatas tanah seluas 17,5 Ha. Luas seluruh
bangunan adalah 53,269 m2, luas bangunan yang teralisasi sampai dengan
72
kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok kegiatan
administrasi
3. Status
1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan rumah Sakit secara teknis berada di
73
Sampai dengan akhir tahun 2009 fasilitas/sarana pelayanan
1) Penyakit Dalam
2) Kesehatan anak
3) Bedah
4) THT
5) Mata
74
6) Kulit dan Kelamin
8) Neurologi
3.) Radiologi
4.) Farmasi/apotek
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
a. Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin N %
75
1 Laki – laki 46 66,7
2 Perempuan 23 33,3
Jumlah 69 100
Sumber : Data Primer 2020
b. Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan N %
1 SD/Sederajat 20 29
2 SMP/Sederajat 17 24,6
3 SMA/Sederajat 20 29
4 Sarjana 12 17,4
Jumlah 69 100
Sumber : Data Primer 2020
c. Umur
tabel di bawah :
76
No Umur N %
1 37 – 43 Tahun 8 11,5
2 44 – 50 Tahun 20 28,9
3 51 – 57 Tahun 22 31,8
4 58 – 64 Tahun 15 21,7
5 65 – 71 Tahun 4 5,7
Jumlah 69 100
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 69 responden, terbanyak
2. Analisis Univariat
No Readmisi N %
1 Readmisi 40 58
2 Tidak Readmisi 29 42
Total 69 100
tidak readmisi.
77
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, diketahui
No Pengetahuan N %
1 Baik 30 43,5
2 Kurang 39 56,5
Total 69 100
Sumber : Data Primer 2020
bahwa lebih banyak yang tidak patuh untuk lebih jelasnya seperti
No Kepatuhan Diet n %
1 Patuh 15 21,7
2 Tidak Patuh 54 78,3
Total 69 100
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 69 responden terdapat 15
78
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga,
No Dukungan Keluarga N %
1 Cukup 13 18,8
2 Kurang 56 81,2
Total 69 100
3. Analisis Bivariat
Melitus
Readmisi
Total
Pengetahuan Readmisi Tidak Readmisi
n % N % N %
Baik 9 30 21 70 30 100
Kurang 31 79,5 8 20,5 39 100
Total 40 57,9 29 42,1 69 100
79
Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 69 responden terdapat 30
readmisi.
Melitus
80
yang tidak patuh terhadap diet terdapat 35 responden (64,8%) yang
Diabetes Melitus
81
C. PEMBAHASAN
Melitus
82