PROPOSAL
Oleh :
SRI LESTARI
NPM. 2314201210023
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit Diabetes Melitus atau yang biasa di singkat DM merupakan salah satu
penyakit kronis di Indonesia khususnya masyarakat di daerah perkotaan yang
dikenal tidak dapat disernbuhkan selama rentang hidup penderitanya sehingga
disebut life long disease. Diabetes Melitus merupakan gangguan proses
metabolisme pada tubuh yang dikarateristikkan dengan kurangnya hormon dari
insulin, ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa didalam darah
(hiperglikemia) akibat penurunan sekresi insulin oleh sel-sel beta pancreas
sehingga terjadi gangguan pengeluaran insulin, resistensi insulin atau keduanya
(Maria, 2021). Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua diantaranya adalah
penyakit tidak menular. Salah satunya Diabetes Melitus merupakan penyakit yang
tidak menular yang mengalami peningkatan terus-menerus dari tahun ke tahun
(Haskas et al., 2019).
IDF Diabetes Atlas (2021) melaporkan bahwa 10,5% populasi orang dewasa (20-
79 tahun) menderita diabetes, dan hampir setengahnya tidak menyadari bahwa
mereka menderita penyakit tersebut. Pada tahun 2045, proyeksi IDF
menunjukkan bahwa 1 dari 8 orang dewasa, sekitar 783 juta jiwa, akan hidup
dengan diabetes, peningkatan sebesar 46%. Lebih dari 90% penderita diabetes
menderita diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh faktor sosial ekonomi,
demografi, lingkungan, dan genetik.
Antara tahun 2000 dan 2019, terdapat peningkatan sebesar 3% pada angka
kematian akibat diabetes menurut standar usia. Di negara-negara berpendapatan
menengah ke bawah, angka kematian akibat diabetes meningkat 13% (WHO,
2020).
Di wilayah Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan
prevalensi sebesar 11,3 persen. Jumlah penderita diabetes sebanyak 10,7 juta
orang pada tahun 2019 (Infodatin, 2020). Sedangkan penderita diabetes militus di
tahun 2020 meningkat menjadi 10,8 juta orang (Magdalena et al., 2021).
Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di
dunia yaitu sebanyak 19,5 juta pada tahun 2021 dari sepuluh negara dengan
jumlah pasien diabetes tertinggi. China berada di posisi pertama dengan penderita
diabetes sebanyak 140,9 juta jiwa. India di urutan selanjutnya dengan jumlah
th
pengidap diabetes sebesar 74,2 juta jiwa (IDF Diabetes Atlas 10 edition, 2021).
Berdasarkan data RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin yang didapat dari Rekam
Medik, angka kejadian DM pada bulan Agustus adalah sebanyak 473 pasien, pada
bulan September adalah sebanyak 892 pasien, pada bulan Oktober adalah
sebanyak 436 pasien.
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin.
Kelebihan berat badan merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya DM.
Obesitas dan Overweight dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin
(resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel
dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi
resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami
gangguan (Rita E, Saputri IN, Widakdo G, Permatasari TAE, Kurniaty, 2020).
Berdasarkan data prevalensi dunia 39% dewasa usia lebih dari 18 tahun
mengalami overweight (antara lain 39% laki-laki dan 40% wanita) dan 13%
populasi dewasa mengalami obesitas (antara lain 11% pria dan 15% wanita)
(WHO, 2021).
Pada 2018, 1 dari 5 anak usia sekolah (20 persen, atau 7,6 juta), 1 dari 7 remaja
(14,8 persen, atau 3,3 juta) dan 1 dari 3 orang dewasa (35,5 persen, atau 64,4 juta)
di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Selama beberapa
dekade terakhir, kelebihan berat badan dan obesitas terus meningkat di semua
kelompok umur. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan peningkatan tajam
pada prevalensi dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan orang
dewasa (dari 28,9 persen pada 2013, menjadi 35,4 persen pada 2018). Wanita
dewasa terpengaruh secara tidak proporsional; pada 2018, 44,4 persen wanita
hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas (dibandingkan dengan 26,6
persen pria). Data yang tersedia juga menunjukkan peningkatan prevalensi
kelebihan berat badan dan obesitas dalam kelompok yang biasanya tidak
dianggap berisiko termasuk rumah tangga berpenghasilan rendah dan penduduk
pedesaan dan di provinsi yang masih dipengaruhi oleh tingginya tingkat stunting
dan wasting (UNICEF, 2022).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di ruang rawat inap bedah RSUD
Ratu Zalecha Martapura pada tanggal 10 Desember 2022, didapatkan pasien
dengan diagnosa diabetes mellitus type 2 + diabetic foot sinistra , hasil kadar gula
darah sewaktu 212 mg/dl. Pasien mengatakan luka di bersihkan oleh perawat
setiap hari menggunakan cairan infus dan kasa, pasien sudah di rawat selama 4
hari. Hasil wawancara dengan perawat yang bertugas di bangsal mengatakan
perawatan luka yang dilakukan setiap hari masih menggunakan metode
konvensional. Dari 20 perawat di ruang bedah hanya ada 2 orang yang pernah
mengikuti pelatihan luka modern.