Anda di halaman 1dari 122

HUBUNGAN CYBERBULLYING DENGAN PERILAKU

AGRESIF PADA REMAJA DI SMK BINA BANUA


BANJARMASIN
2016

SKRIPSI

Oleh :
SRI SUHARTINI
NPM. 12142011293

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2016
HUBUNGAN CYBERBULLYING DENGAN PERILAKU
AGRESIF PADA REMAJA DI SMK BINA BANUA
BANJARMASIN
2016

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada


Program Studi S1 Keperawatan

Oleh:
Sri Suhartini
NPM : 12142011293

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Sri Suhartini
NPM : 12142011239
Prodi : S1 Keperawatan Ners A
Jenis Karya : Skripsi

Sebagai civitas akademika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang turut


serta mendukung pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk
memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Hak Bebas
Royalti atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Cyberbullying dengan Perilaku Agresif pada Remaja di SMK


Bina Banua Banjarmasin”

Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini, maka Universitas Muhammadiyah


Banjarmasin mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, melakukan
editing, mengalihkan ke format/media yang berbeda, melakukan kelolaan berupa
database, serta melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan
tetap mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta
dengan segala perangkat yang ada (bila diperlukan).

Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Banjarmasin
Pada Tanggal : 26 Juli 2016

Saya yang menyatakan

( Sri Suhartini )
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Skripsi, 01 Agustus 2016

Sri Suhartini
12142011293

HUBUNGAN CYBERBULLYING DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA


REMAJA DI SMK BINA BANUA BANJARMASIN

Abstrak

Latar belakang: Berkembangnya teknologi dan informatika khususnya pada


remaja merupakan resiko akan adanya aksi kekerasan di dunia maya
(cyberbullying). Remaja yang terlibat dalam cyberbullying biasanya adalah remaja
yang mempunyai perilaku agresif. Berdasarkan temuan remaja yang melakukan
cyberbullying ringan memiliki perilaku agresif yang rendah.
Tujuan: Mengetahui hubungan cyberbullying dengan perilaku agresif pada
remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin tahun 2016
Metode: Analitik dengan rancangan Cross sectional. Populasi 279 orang, sampel
74 orang, pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan analisis korelasi Spearman
Rank (α= 5%).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan remaja yang melakukan cyberbullying
ringan dengan perilaku agresif rendah sebanyak (96%). Berdasarkan hasil uji
spearman rank diperoleh ρ(0,000<0,005). Ada hubungan antara cyberbullying
dengan perilaku agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin tahun
2016.
Kata kunci: Cyberbullying, Perilaku Agresif.

Daftar Rujukan: 40 (2005-2015).


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Taufiq dan Hidayah-Nya, atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Cyberbullying dengan Perilaku
Agresif pada Remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin Tahun 2016”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Setelah melalui proses dan
bimbingan yang cukup maka akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu,
walaupun banyak terdapat kekurangan dari segi bahasa maupun penulisannya. Hal
ini dikarenakan masih terbatasnya kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki
oleh penulis.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak M. Syafwani, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Jiwa, selaku Dekan Fakultas


Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin, sekaligus pembimbing I Materi sekaligus penguji I yang
telah dengan sabar membimbing, memberikan masukan pendapat serta
meluangkan waktu untuk penyusunan Skripsi ini.
2. Ibu Hj.Ruslinawati,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin yang telah mendidik kami dengan penuh
kasih dan sayang.
3. Bapak Dr.H.Juanda,SKM.,M.Kes, selaku Pembimbing 2 metedologi dan
Sistematika penulisan ilmiah sekaligus penguji 2 yang telah dengan sabar
memberikan masukan pendapat serta meluangkan waktunya untuk
membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Ibu Nurhikmah, SST.,MPH, sebagai penguji 3 wawasan dan pengetahuan
yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi
ini.
5. Bapak Iwan Setiawan, S.Sos, MA , selaku Kepala Sekolah SMK Bina
Banua Banjarmasin yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Seluruh Staf Dosen di Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, khususnya Prodi S1
Keperawatan yang telah banyak membantu demi lancarnya urusan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orangtua yang telah memberikan semangat, kasih sayangnya,
keikhlasannya untuk selalu mendo’akan dan memberikan dukungan moril
maupun materil kepada penulis.
8. Siswa dan siswi SMK Bina Banua Banjarmasin khsusnya kelas X yang
telah meluangkan waktunya bersedia menjadi responden sehingga
penelitian ini bisa diselesaikan.
9. Teman-teman satu payung penelitian yang sudah bekerja sama untuk
saling memberikan semangat, masukan materi dan saling tukar pikiran
agar selesainya skripsi ini.
10. Apriyanto, Hariyo Sulistiyo, Khoiru Rahmawati, M.Rizal Firdaus, Novie
Maynitasari, Sarinah, dan Winarti selaku sahabat satu angkatan yang
sering memberikan motivasi dan membantu selesainya skripsi ini.
11. Teman-teman S1 Keperawatan Ners A khususnya kelas D dan seluruh
angkatan X yang selalu menghadirkan semangat kebersamaan.

Penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT memberikan


berkah dan Rahmat-Nya kepada mereka yang telah memberikan dukungan
kepada penulis sehingga selesainya skripsi ini tepat pada waktunya. Penulis
menyadari adanya kekurangan karena keterbatasan penulis yang masih dalam
tahap belajar, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga hasil yang dituangkan
lewat penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin yaa Robbal’alamiin.

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.

Banjarmasin, 22 Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………… iii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN…………………………. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………… v
ABSTRAK………………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….. 6
1.3 Tujuan………………………………………………………… 6
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………. 7
1.5 Penelitian Terkait……………………………………………… 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep cyberbullying
2.1.1 Pengertian cyberbullying……………………………………. 9
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cyberbullying.. 10
2.1.3 Bentuk aktifitas cyberbullying………………………………. 12
2.1.4 Media dalam melakukan cyberbullying……………………… 14
2.1.5 Etika dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari
cyberbullying………………………………………………… 15
2.1.6 Cara menanggapi kasus cyberbullying………………………. 16
2.2 Perilaku Agresif
2.2.1 Pengertian perilaku agresif………………………………….. 17
2.2.2 Tujuan perilaku agresif……………………………………… 17
2.2.3 Bentuk-bentuk perilaku agresif……………………………… 18
2.2.4 Perkembangan perilaku agresif……………………………… 19
2.2.5 Tipe-tipe agresif…………………………………………….. 20
2.2.6 Aspek-aspek perilaku agresif……………………………….. 21
2.2.7 Cara atau teknik dalam mengontrol perilaku agresif……….. 22
2.2.8 Faktor yang mempengaruhi perilaku agresif………………… 23
2.3 Konsep teori remaja
2.3.1 Pengertian remaja……………………………………………. 27
2.3.2 Batasan usia remaja………………………………………….. 28
2.3.3 Karakteristik remaja…………………………………………. 28
2.3.4 Tugas-tugas perkembangan remaja………………………….. 30
2.3.5 Perubahan sosial pada masa remaja…………………………. 32
2.4 Keterkaitan cyberbullying dengan perilaku agresif pada remaja….. 34
2.5 Kerangka konsep…………………………………………………… 35

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis dan rancangan penelitian
3.1.1 Jenis penelitian………………………………………………. 36
3.1.2 Rancangan penelitian………………………………………… 36
3.2 Definisi operasional
3.2.1 Variabel penelitian…………………………………………… 37
3.3 Populasi dan sampel penelitian
3.3.1 Populasi penelitian…………………………………………… 38
3.3.2 Sampel penelitian…………………………………………….. 38
3.3.3 Sampling penelitian………………………………………….. 39
3.4 Tempat dan waktu penelitian
3.4.1 Tempat penelitian…………………………………………….. 40
3.4.2 Waktu penelitian……………………………………………… 40
3.5 Jenis dan sumber data penelitian
3.5.1 Data primer…………………………………………………… 40
3.5.2 Data sekunder………………………………………………… 41
3.6 Instrumen dan teknik pengambilan data
3.6.1 Instrumen penelitian………………………………………….. 39
3.6.2 Teknik pengambilan data…………………………………….. 42
3.7 Uji validitas dan realibilitas
3.7.1 Uji validitas…………………………………………………... 45
3.7.2 Uji realibilitas………………………………………………… 46
3.8 Teknik pengolahan data
3.8.1 Editing……………………………………………………….. 47
3.8.2 Pemberian kode (koding)……………………………………. 47
3.8.3 Entri data…………………………………………………….. 48
3.8.4 Tabulasi data………………………………………………… 48
3.9 Teknik analisa data
3.9.1 Analisa univariat……………………………………………. 48
3.9.2 Analisa Bivariat……………………………………………… 49

3.10 Etika Penelitian


3.10.1 Lembar persetujuan responden (informed concent)……….. 50
3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)………………………………….. 50
3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)……………………………… 50
3.10.4 Prinsip keadilan (Justice)………………………………… 50
3.10.5 Beneficence non malefincence…………………………… 51

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian…………………………. 52
4.1.2 Visi dan Misi SMK Bina Banua Banjarmasin……………….. 52
4.2 Teori Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1 Karakteristik responden……………………………………… 53
4.2.2 Analisis Univariat……………………………………………. 54
4.2.3 Analisis Bivariat……………………………………………... 55
4.3 Pembahasan
4.3.1 Cyberbullying………………………………………………… 56
4.3.2 Gambaran Perilaku Agresif…………………………………. 59
4.3.3 Hubungan Cyberbullying dengan Perilaku Agresif pada remaja di
SMK Bina Banua Banjarmasin……………………………… 61
4.4 Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 63
4.5 Implikasi Hasil Penelitian…………………………………………. 64

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 65
5.2 Saran………………………………………………………………… 65

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel dan definisi operasional................................................ 37


Tabel 3.2 Jumlah proposi sampel………………………………………… 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument cyberbullying……………………………. 41
Tabel 3.5 Penilaian jawaban variabel cyberbullying……………………. 42
Tabel 3.6 Klasifikasi penilaian kuesioner cyberbullying………………… 42
Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner perilaku agresif…………………………… 43
Tabel 3.8 Penilaian jawaban perilaku agresif……………………………. 43
Tabel 3.9 Klasifikasi penilaian kuesioner perilaku agresif………………. 44
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas kuesioner cyberbullying…………………. 45
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas kuesioner perilaku agresif……………….. 46
Tabel 3.12 Hasil Uji Realibilitas instrument cyberbullying
dan perilaku agresif………………………………………….. 47

Tabel 3.13 Nilai r Spearman Rho……………………………………….. 49


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur responden………………………… 53
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden………………… 54
Tabel 4.3 Distribusi freskuensi kategori cyberbullying…………………. 54
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi kategori perilaku agresif…………………. 55
Tabel 4.5 Tabulasi silang cyberbullying dengan perilaku agresif……….. 55
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka konsep penelitian………………………………… 33


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner


Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Surat permohonan bimbingan Skripsi
Lamiran 4 Surat ijin pengambilan data sebagai Studi pendahuluan
Lampiran 5 Surat ijin Uji Validitas
Lampiran 6 Komisi Etik Penelitian
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 8 Tabel Kegiatan dan Jadwal penelitian
Lampiran 8 SPSS hasil Uji Validitas
Lampiran 9 SPSS hasil Penelitian
Lampiran 10 Tabulasi data Penelitian
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Remaja (adolescence) adalah individu yang sedang berada pada masa
perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional (Santrock,
2007). Masa remaja telah terbukti menjadi waktu yang sangat penting
untuk pengembangan identitas yang ada pada dirinya, sebagian besar
dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Sebagian remaja mampu
mengatasi masa transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi
mengalami penurunan kondisi psikis, fisiologi, dan sosial.

Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Data


Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi
remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health
Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia dari remaja berumur
10 - 19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta berada dinegara sedang
berkembang. Data Demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah
remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik jumlah
penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah
remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik
kelompok umur 10-19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja
laki - laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih, 2010).

Seiring dengan perkembangan jaman, peran remaja pada saat ini tidak
bisa lepas dari yang namanya internet. Remaja cenderung memiliki
perilaku yang terbilang aktif dalam menggunakan internet dan mereka
menjadi pengguna yang potensial bahkan jauh dari perkiraan sebelumnya.
Remaja umumnya menggunakan intenet bukan karena kebutuhan
terhadap konten atau kebutuhan riset, tapi mereka menganggap internet
sebagai lahan atau dunia yang penuh dengan aktifitas sosial yang
menarik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan


Informatika (KEMKOMINFO) mengemukakan bahwa 98% anak-anak
dan remaja di Indonesia mengetahui internet, dan 79,5% diantaranya
adalah pengguna intenet. Selain itu beberapa alasan seorang remaja
mengakses dunia maya yaitu untuk mencari informasi perihal tugas
sekolah, untuk terhubung dengan teman lama, selain itu untuk mencari
hiburan (KEMKOMINFO, 2014).

Selain belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, mereka


juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial tanpa
mempertimbangkan terlebih dulu efek positif atau negatif yang akan
diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu (Qomariyah, 2011).

Juvonen (2008) mengungkapkan bahwa berkembangnya penggunaan


teknologi komunikasi khususnya pada remaja, dunia maya menjadi wadah
baru yang beresiko bagi aksi kekerasan. Efek negatif dalam berinternet
yang akhirnya menimbulkan perilaku kekerasan pada dunia maya yang
disebut cyberbullying.

Cyberbullying adalah istilah untuk bullying internet yang diciptakan oleh


seorang pendidik Kanada bernama Bill Besley. Menurutnya cyberbullying
adalah suatu tindakan yang dilakukan anak atau remaja dan dibantu
dengan teknologi informasi (misalnya email, ponsel,dan pesan teks, pesan
singkat,website dan jejaring sosial) untuk tujuan secara sengaja menghina,
menyiksa, mengancam, atau melecehkan individu (Besley,2011).
Perbedaan antara cyberbullying dengan bullying adalah tempat dimana
seorang pembully atau mobbing (julukan untuk satu kelompok pembully)
melakukan intimidasi, ancaman, pelecehan terhadap terget (Utami, 2014).

Cyberbullying paling sering terjadi di Sekolah Menengah Aatas dan di


Perguruan Tinggi pada remaja usia sekolah, dengan tingkat terjadinya
sampai 20% (Nova, 2014). Menurut Hinduja & Patchin (2015) penelitian
yang dilakukan di sekolah menengah bagian barat United State pada
bulan Februari 2015, 34% siswa mengatakan pernah mengalami
cyberbullying, 12,8% pernah mengalami komentar yang menyakitkan di
media sosial, dan 19,4% tersebarnya rumor yang tidak benar
(http://cyberbullying.org Diakses tanggal 07 Desember 2015).

Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional


karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang
menjadi targetnya. Pada dasarnya ini terjadi akibat adanya kesalah
pahaman antar pihak yang saling berinteraksi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya cyberbullying seperti sosial, budaya, dan
ekonomi.

Perilaku cyberbullying di Indonesia merupakan masalah yang baru seiring


dengan perkembangan teknologi informasi. Tingkat kesadaran adanya
cyberbullying di indonesia paling tinggi, yaitu sebanyak 91% dari
responden mengetahui adanya praktek cyberbullying.
(http://dunia.news.viva.co.id Diakses tanggal 07 Desember 2015).

Di Indonesia sendiri telah ada hukum yang mengatur tentang kejahatan


cyberbullyingini yaitu dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (http://www.lipi.go.id Diakses
tanggal 07 Desember 2015).
Belum banyak penelitian yang memfokuskan diri untuk mengangkat
masalah ini sehingga kasus cyberbullyingini juga tidak dapat terungkap
kepermukaan seluruhnya, padahal dampak kasus ini cukup berbahaya.
Menurut Ayunintgyas (2013), Dampak cyberbullying hampir sama
dengan bullying tradisonal bahkan dampaknya bisa lebih dari tradisional
bullying.

Menurut Rudi (2010), Tujuan dari cyberbullying adalah untuk


mengganggu, mengancam, mempermalukan, menghina, mengucilkan
secara sosial, ataupu merusak reputasi orang lain. Adapun bentuk-bentuk
dari cyberbullying yaitu: 1. Flame War atau debat yang tidak jelas
arahnya, 2. Harrassement atau mengirimkan banyak e-mail yang tidak
berguna, 3. Pencelaan di media sosial, 4. Impersonation atau seolah-olah
menjadi orang lain untuk menjatuhkan reputasinya, 5. penipuan, 6.
pengucilan secara sosial di media sosial.

Adapun para pelaku cyberbullyingadalah orang-orang yang cenderung


agresif dan sering melanggar aturan (Ybarra & Mitchell, 2007, dalam
Hinduja & Patchin 2012). Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh remaja
tidak sesuai dengan keinginan yang ada dalam diri siswa,sehingga remaja
terkadang meluapkan energi yangdimiliki kearah negatif seperti perilaku
agresif. Menurut KPAI dari tahun 2011 sampai 2014 dimana adanya
peningkatan perilaku agresivitas sebanyak 369 dan 25% pengaduan
tersebut dari bidang pendidikan (http://www.KPAI.go.id diakses pada 7
maret 2016).

Perilaku agresif merupakan perilaku yang menyakiti orang lain baik


secara fisik ataupun verbal. Munculnya perilaku ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain iribilitas, kerentanan emosional, pikiran kacau
versus perenungan, gaya atribusi bermusuhan, harga diri dan kontrol diri
(Krahe, 2005).
Agresivitas bisa muncul dalam bentuk verbal maupun fisikal. Dalam
tingkat paling tidak melukai, agresivitas muncul dalam bentuk gosip
(membicarakan/menjelek-jelekan orang yang menyerang individu kepada
orang lainnya) dan yang paling parah adalah penyerangan fisik yang dapat
menimbulkan kematian. Namun demikian, agresivitas dalam bentuk
verbal bukan berarti tidak mampu melukai, bahkan sering kali agresivitas
verbal dapat membunuh karakter orang lain. Makian dan kata-kata kasar,
hinaan, serta ejekan adalah hal-hal yang dapat membuat seseorang
menjadi sangat terlukai dan efeknya jauh lebih menyakitkan dan akan
lama menetap dalam ingatan seseorang daripada terkena lemparan batu
atau pukulan (Putri, 2010).

Salah satu faktor kepribadian yang mempengaruhi munculnya perilaku


agresif yaitu kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri sebagai
kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan
bentuk perilaku yang membawa individu ke arah konsekuensi yang lebih
positif (Ghufron dan Risnawati, 2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Bina Banua


Banjarmasin pada tanggal 15 Januari 2015 dengan teknik wawancara
terhadap 10 orang siswa diperoleh keterangan bahwa 7 orang siswa
pernah melakukan cyberbullying seperti mengolok-ngolok temannya
melalui media sosial, dan mengunggah foto temannya melalui media
sosial dengan disisipi komentar yang kasar dan 3 orang lainnya
mengatakan tidak pernah mengalami ataupun melakukan cyberbullying.
Dari 7 orang siswa yang pernah melakukan cyberbullying diperoleh
keterangan sebanyak 5 orang siswa tidak berprilaku agresif dan 2 orang
siswa lainnya melakukan cyberbullying dengan perilaku yang agresif.
Sedangkan 3 orang siswa yang mengatakan tidak pernah melakukan
cyberbullying, 2 orang diantaranya memiliki perilaku yang cenderung
agresif dan 1 orang siswa lainnya selalu berprilaku baik kepada temannya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut ditemukan ketidak sesuaian


antara teori dengan fenomena di lapangan. Ternyata tidak semua remaja
yang melakukan cyberbullying memiliki perilaku yang agresif, namun
remaja yang tidak memiliki perilaku agresif juga cenderung melakukan
cyberbullying.

Dari uraian di atas maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang


“Hubungan Cyberbullying dengan Perilaku Agresif pada Remaja di SMK
Bina Banua Banjarmasin”.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah “Apakah ada hubungan antara cyberbullying dengan
perilaku agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin?”.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan cyberbullying dengan
perilaku agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin
Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan khusus


1.3.2.1 Mengidentifikasi gambaran perilaku cyberbullying pada
remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin.
1.3.2.2 Mengidentifikasi gambaran perilaku agersif pada remaja di
SMK Bina Banua Banjarmasin.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan cyberbullying dengan perilaku
agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai masukan bagi bidang keperawatan untuk
mengoptimalkan peran perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan khususnya dari segi psikologis anak remaja yang
melakukan cyberbullying.
1.4.2 Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam proses belajar
mengajar, khususnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang
dampak dari cyberbullying dengan perilaku agresif pada siswa.
1.4.3 Bagi komunitas khusus (Remaja)
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan
dan informasi tentang bahaya yang ditimbulkan akibat dari
cyberbullying yaitu dengan berperilaku agresif.
1.4.4 Bagi peneliti
Sebagai salah satu sarana pengaplikasian ilmu pengetahuan yang
telah di dapat selama masa perkuliahan di Fakultas Ilmu Kesehatan
dan Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan
untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan khususnya dari segi psikologis anak remaja yang
melakukan cyberbullying serta perilaku agresif.

1.5 Penelitian terkait


1.5.1 Penelitian oleh Gusti Muhammad Riandi, 2015 tentang “Hubungan
kecerdasan emosional dengan perilaku agresi pada remaja di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 28 Banjarmasin”. Perbedaan
pada penelitian ini terletak pada variabel, sampel, tempat, dan
tahun penelitian. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah
kecerdasan emosional, sedangkan pada penelitian ini variabel
bebasnya adalah cyberbullying. Sampel pada penelitan tersebut
adalah remaja SMP, dan pada peneitian ini adalah remaja SMA.
Tempat penelitian tersebut dilakukan di SMPN 28 Banjarmasin,
dan pada penelitian ini di SMK Bina Banua Banjarmasin.
Sedangkan, tahun penelitian tersebut dilakukan pada 2014 dan pada
penelitian ini dilakukan pada 2016.
1.5.2 Penelitian Rio Agusto Bintang Nugroho, 2015 tentang “Hubungan
antara sensation seeking dengan intensi melakukan cyberbullying
pada remaja SMA di Malang”. Perbedaan pada penelitian ini
terletak pada variabel dan tempat. Variabel terikat pada penelitian
tersebut adalah sensation seeking, sedangkan pada penelitian ini
adalah perilaku agresif. Tempat penelitian tersebut di SMA
Malang, sedangkan pada penelitian ini di SMK Bina Banua
Banjarmasin.
1.5.3 Penelitian Arabi Surya Sanjaya, 2014 tentang “Pengaruh interaksi
teman sebaya dan konsep diri terhadap perilaku cyberbullying
siswa program keahlian elektronika industri SMK Negeri 3
Wonosari”.
1.5.4 Penelitian Nurfaujiyanti, 2010 tentang “Hubungan Pengendalian
Diri (Self-Control) dengan Agresitifitas Anak Jalanan”. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner variabel perilaku
agresif yang sama.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep cyberbullying


2.1.1 Pengertian cyberbullying
Menurut Kowalski dalam Pratiwi (2011), cyberbullying mengacu
pada bullying yang terjadi melalui instant messaging, email, chat
room, website, video game, atau melalui gambar atau pesan yang
dikirim melalui telpon selular. Disini pelaku cyberbullying tidak
perlu bertatap muka dengan korbannya dan pelaku juga tidak dapat
melihat reaksi emosi korbannya.

Cyberbullying adalah istilah untuk bullying internet yang


diciptakan oleh seorang pendidik Kanada bernama Bill Besley.
Menurutnya cyberbullying adalah suatu tindakan yang dilakukan
anak atau remaja dan dibantu dengan teknologi informasi (misalnya
email, ponsel,dan pesan teks, pesan singkat, website dan jejaring
sosial) untuk tujuan secara sengaja menghina, menyiksa,
mengancam, atau melecehkan individu (Besley, 2011).

Sedangkan Hertz (2008) berpendapat bahwa Cyberbullying adalah


bentuk penindasan atau kekerasan dengan bentuk mengejek,
mengatakan kebohongan, melontarkan kata-kata kasar,
menyebarkan rumor maupun melakukan ancaman yang dilakukan
melalui media-media seperti email, chat room, pesan instan, dan
blog. Cyberbullying dianggap valid apabila pelaku dan korban
berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap
dewasa. Bila satu pihak yang terlibat atau keduanya seudah berusia
diatas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan
cybercrime (Hinduja&Patchin, 2009).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
cyberbullying merupakan salah satu bentuk bullying yang
dilakukan melalui sosial media dengan bantuan telpon seluler atau
komputer. Tindakan cyberbullying diantaranya seperti
mengirimkan pesan singkat yang berisi kebencian terhadap
seseorang, mengatakan hal-hal yang menghina perasaan orang lain
dalam sebuah chat, menyebarkan isu yang tidak benar mengenai
seseorang, atau mengejek seseorang melalui media online.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cyberbullying


Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya cyberbullying pada
remaja menurut Pratiwi (2011) diantaranya :
2.1.2.1 Bullying tradisional
Peristiwa bullying yang dialami di dunia nyata memiliki
pengaruh besar terhadap kecendrungan individu untuk
menjadi cyberbullies (pelaku cyberbullying). Remaja yang
terbiasa menjadi pelaku bullying dalam kehidupan sehari-
hari dapat dengan mudah untuk menjadi pelaku
cyberbullying atau bisa disebut dengan mobbing.

2.1.2.2 Karakteristik kepribadian


Karakteristik anak yang menjadi pelaku bullying seperti
yang dipaparkan oleh Camodeca & Goossens (2005) dalam
Kolwalsky et.al, 2008) adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kepribadian yang dominan dan senang
melakukan kekerasan.
b. Cenderung tempramental, impulsif, dan mudah frustasi.
c. Memiliki sikap positif terhadap kekerasan dibandingkan
anak lainnya.
d. Kesulitan mengikuti peraturan.
e. Terlihat kuat dan menunjukkan sedikit rasa empati atau
belas kasihan kepada mereka yang di cyberbullying.
f. Sering bersikap secara agresif ke orang dewasa.
g. Pandai berkelit pada situasi sulit.
h. Terlibat dalam agresi proaktif ( agresi yang disengaja
untuk meraih tujuan tertentu) dan agresi reaktif (reaksi
defensif ketika diprovokasi oleh situasi).
i. Karakteristik target pelaku cyberbullying

Menurut Demeray & Brown (2009) dalam Marden (2010)


ada beberapa karakteristik yang membuat seorang anak
menjadi target para pelaku bullying dalam dunia maya
yaitu:
a. Remaja yang rapuh, belum dewasa, dan secara sosial naif
yang kemampuan dan pengetahuannya masih belum
cukup untuk membuat keputusan secara efektif.
b. Remaja yang masih muda, dimana mereka memiliki
orangtua yang overprotektif terhadap dirinya namun
remaja ini memiliki hubungan yang sehat terhadap teman
sebayanya, serta mempunyai nilai-nilai yang bagus
dalam prestasi akademiknya.
c. Remaja yang memiliki masalah dalam hubungan dengan
orangtua maupun teman sebayanya, dan cenderung
mudah emosi dalam menanggapi situasi.

2.1.2.3 Persepsi terhadap korban


Persepsi interpersonal adalah pemberian makna terhadap
stimulus inderawi yang berasal dari seseorang, yang berupa
pesan verbal dan nonverbal (Rakhmat, 2007). Persepsi dan
atraksi seseorang terhadap individu tertentu dapat
mempengaruhi sikap seseorang tersebut. Seseorang yang
memiliki jiwa kontroversial atau kurang disukai oleh orang
lain cenderung akan mengundang orang lain untuk
membully dirinya, tidak peduli apapun yang ia lakukan.
2.1.2.4 Peran interaksi orangtua dan anak
Menurut Willard (2005) orangtua yang tidak terlibat dalam
aktivitas online anak akan menjadikan anak lebih rentan
terlibat dalam aksi cyberbullying. Selain itu, kurangnya
kehangatan dan keterlibatan orangtua yang terlalu permisif
terhadap anak bisa menjadi anak merasa terkekang dan
cenderung meluapkan kekesalannya kepada teman
sebayanya dengan melakukan bullying.
2.1.2.5 Strain
Menurut Agnew (dalam Maulida, 2011) menjelaskan strain
adalah suatu kondisi psikis yang ditimbulkan dari hubungan
negatif dengan orang lain yang menghasilkan efek negatif
yang mengarah pada kenakalan.
2.1.2.6 Anonymity
Cyberbullying pada dasarnya bersembunyi dibalik nama
ataupun e-mail account yang membuat mereka tidak dapat
diidentifikasi sepenuhnya. Sulitnya mengetahui siapa yang
bertanggung jawab dengan pesan-pesan yang melecehkan
atau mengancam tentunya akan membuat korbannya merasa
takut dan terancam keselamatannya.Kemudahan pelaku
untuk menghindar dan tidak terlacak dengan cara get offline
sudah dapat membuat para pelaku cyberbullying
memutuskan komunikasi dengan korbannya.

2.1.3 Bentuk-bentuk aktivitas cyberbullying


Menurut Willard (2005), ada beberapa tipe pada cyberbullying
diantaranya:
2.1.3.1 Amarah (Flamming)
Flamming yaitu mengirimkan pesan dalam bentuk amarah,
kasar dan bersifat vulgar kepada orang lain. Flaming
mengacu kepada adanya kebencian antara dua atau lebih
individual yang terjadi melalui setiap teknologi
komunikasi. Jika terjadi penghinaan berbalas-balasan,
maka akan terjadi kemudian perang kata-kata yang lebih
berbahaya. Biasanya terjadi dalam suatu chat forum dimana
saat itu terjadi sebuah perdebatan tanpa dasar yang kuat.
2.1.3.2 Gangguan (Harassement)
Harassement adalah mengirimkan pesan yang bersifat
ofensif (menyerang) dimana dilakukan berulang kali kepada
orang lain. Tujuannya agar korbannya merasa terganggu
akibat pesan yang dikirim terus menerus.
2.1.3.3 Cyberstalking
Mengirimkan pesan berulang kali dengan bentuk ancaman
yang membahayakan atau pesan yang bersifat
mengintimidasi.
2.1.3.4 Pencemaran nama baik (Denigration)
Denigration adalah menyebarluaskan gosip (benar atau
tidak) tentang seseorang dengan tujuan untuk mencela atau
merusak reputasi seseorang seperti menyebarkan foto
pribadi yang membuat korbannya menjadi malu.
Denigration merujuk kepada fitnah yang merupakan
pembicaran tentang target yang berbahaya, tidak benar, atau
kejam.
2.1.3.5 Peniruan (Impersonation)
Impernation adalah berpura-pura untuk menjadi orang lain
dan mengirimkan pesan dengan tujuan membuat orang
tersebut terlihat buruk atau berada dalam bahaya atau
merusak reputasi atau persahabatan orang tersebut.
2.1.3.6 Outing dan trickery (tipu daya)
Memposting hal-hal yang mengundang informasi pribadi
atau sensitif mengenai orang lain atau memforward pesan-
pesan pribadi. Selain itu juga, terlibat dalam trik-trik
dengan tujuan mengumpulkan informasi yang memalukan
dan menyebarkannya. Ketika salah satu pihak dalam suatu
hubungan berusaha untuk melepaskan diri dari hubungan
tersebut, pihak lain dapat merespons dengan
mendistribusikan komunikasi pribadi atau gambar yang
diperoleh.
2.1.3.7 Pengeluaran (Exclusion)
Exlusion adalah bentuk dari kesengajaan untuk
mengeluarkan, mengabaikan, mengasingkan seseorang dari
suatu online grup yang mengakibatkan korbannya stress,
depresi bahkan ada yang bunuh diri.

2.1.4 Media dalam melakukan cyberbullying


Menurut Haryati (2014) beberapa media yang sering digunakan
dalam melakukan cyberbullying diantaranya:
2.1.4.1 Instan Massage (IM)
Instan massage ini meliputi e-mail dan akun tertentu di
internet yang memungkinkan penggunanya mengirimkan
pesan atau teks ke pengirim lainnya yang memiliki ID di
website tersebut.
2.1.4.2 Chatroom
Chatroom merupakan salah satu fasilitas website tertentu
dimana pengguna yang memiliki ID disana dapat bergabung
dalam satu kelompok chatting. Disini pelaku cyberbullying
dapat mengirimkan kata-kata gertakan dimana orang lain
dalam grup chatting tersebut dapat membaca dengan mudah
dan korban merasa tersudutkan.
2.1.4.3 Trash Polling Site
Mungkin ini jarang terjadi di Indonesia, ada beberapa
pelaku cyberbullying yang membuat polling tertentu dengan
tema yang diniatkan untuk merusak reputasi seseorang.
2.1.4.4 Blog
Blog merupakan website pribadi yang bisa dijadikan seperti
buku harian atau diary. Disini perlaku cyberbullying bebas
memposting apa saja termasuk konten yang mengintimidasi
seseorang.
2.1.4.5 Bluetooth bullying
Praktiknya dengan mengirimkan gambar atau pesan yang
mengganggu kepada seseorang melalui koneksi bluetooth
yang sedang aktif.
2.1.4.6 Situs Jejaring Sosial
Situs jejaring sosial yang berisi fitur ini banyak disalah
gunakan oleh pelaku terutama di Indonesia

2.1.5 Etika dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari


cyberbullying
Menurut Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI (2014),
ada beberapa cara yang perlu dipertimbangkan dalam
menggunakan media sosial, diantaranya:
2.1.5.1 Sebaiknya memberikan informasi pribadi dan keluarga
secara bijak atau tidak mengumbar informasi yang
mengandung privasi.
2.1.5.2 Berkomunikasi secara santun dan tidak mengumbar kata-
kata kasar.
2.1.5.3 Jangan menyebarkan konten yang bersifat pornografi dan
dapat mengganggu suku, agama, ras dan antargolongan
(SARA), baik itu berupa tulisan, gambar, foto, ilustrasi,
suara maupun video.
2.1.5.4 Mengecek kebenaran konten dan informasi suatu berita
atau kejadian sebelum menyebarkannya kembali melalui
media sosial.
2.1.5.5 Sebaiknya mengomentari suatu hal, topic, dan masalah
dengan memahami dulu isinya secara komprehensif dan
tidak sepotong-sepotong.
2.1.5.6 Jangan menuduh, menyerang, beropini negatif dan
memberikan informasi yang tidak benar melalui media
sosial.
2.1.5.7 Jangan menggunakan media sosial saat hati dalam kondisi
emosi, pikiran jenuh dan kondisi kejiwaan yang labil.
Misalnya dalam keadaan sedih, marah, sakit, dan stress.
2.1.5.8 Jangan berlebihan dalam memposting sesuatu kedalam
media sosial, misalnya mengabarkan tentang kondisi
perasaan, keberadaan yang tidak penting sama sekali untuk
diketahui oleh oranglain, karena ini bisa menimbulkan aksi
kejahatan.

2.1.6 Cara atau teknik dalam menanggapi kasus cyberbullying


Cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam menanggapi kasus
cyberbullying yang terjadi diantaranya :
2.1.6.1 Apabila kita mengalami cyberbullying seperti menerima
pesan teks yang kasar melalui media social maka, simpan
bukti tersebut dengan cara di screenshot kemudian
melaporkannya kepada keluarga, guru, atau konselor
sekolah.
2.1.6.2 Berusaha untuk tidak menanggapinya.
2.1.6.3 Mencoba untuk melihat cyberbyllying dari perspektif yang
berbeda.
2.1.6.4 Menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang positif.
2.2 Perilaku Agresif
2.2.1 Pengertian perilaku agresif
Agresif adalah suatu respon terhadap kemarahan, kekecewaan,
perasaan dendam atau ancaman yang memancing amarah yang dapat
membangkitkan suatu perilaku kekerasan sebagai suatu cara untuk
melawan atau menghukum yang berupa tindakan menyerang, merusak,
hingga membunuh.

Menurut Pieter dkk (2011) istilah agresif berasal dari kata Latin yaitu
uggred yang berarti menyerang. Dimana kata uggred mengisyaratkan
kesiapan seseorang untuk menyerang dan memaksakan kehendak pada
objek agresinya. Perilaku agresif merupakan perilaku yang menyakiti
orang lain baik secara fisik ataupun verbal. Munculnya perilaku ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain iribilitas, kerentanan
emosional, pikiran kacau versus perenungan, gaya atribusi
bermusuhan, harga diri dan kontrol diri (Krahe, 2005).

Sedangkan menurut Berkowitz (1987, dalam Kulsum & Jauhar, 2014)


agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu
untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain. Selain
itu, agresif juga diartikan sebagai suatu perilaku atau tindakan yang
diniatkan untuk mendominasi atau berprilaku secara destruktif, melalui
kekuatan verbal maupun kekuatan fisik yang diarahkan kepada objek
sasaran perilaku agresif, objek sasaran perilaku meliputi lingkungan
fisik, orang lain, dan diri sendiri. Secara umum, orang yang agresif
mengabaikan hak orang lain. Perilaku yang agresif sering mencangkup
kurangnya dasar kepercayaan diri.

2.2.2 Tujuan Agresif


Menurut Berkowitz (1993 dalam Rahman, 2013) tujuan agresif selain
melukai seseorang, yaitu :
2.2.2.1 Coercion
Agresi boleh jadi hanyalah perilaku kasar yang tujuannya
bukan untuk melukai, tetapi tujuan utamanya untuk mengubah
perilaku orang lain atau menghentikan perilaku orang lain yang
dianggap tidak sesuai dengan apa yang di harapkan.
2.2.2.2 Power and dominance
Perilaku agresif kadang ditunjukkan untuk meningkatkan dan
menunjukkan kekuasaan dan dominasi. Bagi seseorang yang
menganggap penting dan ingin memelihara kekuasaan serta
dominasinya, kekerasan kadang menjadi salah satu cara untuk
menunjukkannya.
2.2.2.3 Impression managemen
Perilaku agresif kadang ditunjukkan dalam rangka
menciptakan kesan bagi orang lain. Seseorang yang memiliki
konsep diri yang kuat sering kali menggunakan tindakan
agresif untuk memperteguh kesan yang ingin diciptakannya.

2.2.3 Bentuk-bentuk perilaku agresif


Perilaku agresif sangat bervariasi, bisa dikatakan dimulai dari tindakan
yang rendah seperti mencaci maki sampai pada yang berat atau
membunuh. Berdasakan latar belakang pemikiran para ahli termasuk
Maauboi (1987) dalam Mandar (2012) menggolongkan agresi ini
berdasarkan verbal dan non verbal, diantaranya sebagai berikut :
2.2.3.1 Menonjolkan dan memberanikan diri (self-asertion), seperti
menyombongkan diri dan memojokkan orang lain.
2.2.3.2 Menuntut yang bukan milik/haknya (passesion), seperti
merampas barang orang lain lalu menyembunykannya.
2.2.3.3 Mengganggu (teasing), seperti mengejek orang lain dengan
kata-kata yang sangat menyakitkan, menyembunyikan barang
milik orang lain.
2.2.3.4 Mendominasi atau menguasai (dominance) seperti tidak mau
ditentang, menguasai atau merajai orang lain.
2.2.3.5 Menggertak (bullying), seperti memandang orang lain dengan
benci, marah, dendam, menggertak orang yang lebih lemah.
2.2.3.6 Permusuhan yang terbuka (open-hostility) atau attack, seperti
menyerang, mencakar, berkelahi, kata-kata kasar dan
cacimaki.

2.2.4 Perkembangan perilaku agresif


Menurut Yosep (2007) agresif berkaitan dengan trauma pada masa
anak-anak, sampai anak berkembang menjadi dewasa. Ia akan
menampakkan reaksi yang lebih keras pada saat kebutuhannya tidak
dapat terpenuhi. Seperti tempertantrum, melempar, menjerit, menahan
napas, mencakar, merusak, atau bersikap agresif pada bonekanya. Bila
reward atau punishment tidak dilakukan maka ia cenderung
menganggap perbuatan tersebut benar. Apabila kontrol lingkungan
seputar anak tidak berfungsi, maka reaksi agresif tersebut bertambah
kuat sampai dewasa. Sehingga, apabila ia merasa benci atau frustasi
dalam mencapai tujuan yang diinginkannya ia akan bertindak agresif.

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari


marah atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan
itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang dimana agresif
verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain.

Sedangkan menurut Santrock (2007) membagi 2 pendekatan mengenai


perkembangan timbulnya perilaku agresif (kenakalan remaja) yaitu:
2.2.4.1 Pendekatan biopsikososial
Pendekatan ini menekankan oengeruh interaktif dari factor-
faktor biologis, psikologis, dan social terhadap
perkembangan masalah-masalah remaja dan orang-orang
yang berasal dari berbagai usia lainnya.
2.2.4.2 Pendekatan psikopatologi perkembangan
Pendekatan ini terfokus pada upaya mendeskripsikan jalur
perkembangan masalah yang dibagi dalam dua kategori yaitu:
a. Internalisasi masalah, dimana timbul ketika individu
mengarahkan masalah-masalah yang dialami kedalam
dirinya seperti kecemasan dan depresi.
b. Eksternalisasi masalah, dimana timbul ketika individu
mengarahkan masalah-masalah yang dialami keluar
dirinya, seperti kenakalan remaja.

2.2.5 Tipe-Tipe Agresif


Menurut Kulsum dan Jauhar (2014) ada beberapa tipe agresif
diantaranya :
2.2.5.1 Agresif instrumental
Agresif yang dilakukan oleh individu sebagai alat atau cara
untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya jenis agresif
ini tidak disertai oleh emosi, bahkan kadang antara korban dan
pelaku tidak ada hubungan pribadi.
2.2.5.2 Agresif benci
Agresif yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan
keinginan untuk melukai atau menyakiti atau bisa juga disebut
sebagai agresif tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek
kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.
2.2.5.3 Agresif tersinggung
Tingkah laku yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung
atau kemarahan, respons menyerang muncul terhadap stimulus
yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek
hidup maupun objek-objek mati.
Menurut Rahman (2013) macam-macam perilaku agresif, diantaranya:
a. Emotional aggression
Emotional aggresion yaitu agresi yang dilatar belakangi oleh
perasaan marah dan emosi. Agresi ini sebagai efek dari meluapnya
emosi dari dalam diri.
b. Instrumental aggression
Instrumental aggression adalah perilaku yang tidak ada kaitannya
dengan perasaan marah. Agresi ini merupakan instrumen untuk
mendapatkan tujuan lain yang dianggap lebih menarik seperti uang
ataupun jabatan.

Sedangkan menurut Medinus dan Jhonson agresi dapat dikelompokkan


kedalam empat kategori, yaitu:
1) Menyerang secara fisik yang termasuk didalamnya adalah
mendorong, meludahi, menendang, menggigit, meninju, memarahi,
merampas.
2) Menyerang suatu objek yang dimaksud adalah menyerang benda
mati atau binatang.
3) Secara verbal atau simbolis, yang termasuk didalamnya adalah
menganca, secara verbal, menjelekkan orang lain, sikap
mengancam dan menuntut.
4) Pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain.

2.2.6 Aspek-Aspek Perilaku Agresi


Menurut Buss dan Perry (1992), terdapat emoat aspek perilaku agresif
yang didasari dari tiga dimensi dasar motorik, afektif, dan kognitif.
Empat aspek perilaku agresif yang dimaksud yaitu:
2.2.6.1 Agresif Fisik (Physical aggression)
Agresif fisik adalah tindakan agresi yang bertujuan untuk
meyakiti, mengganggu, atau membahayakan orang lain
melalui respon motorik dalam bentuk fisik, seperti memukul,
menendang, dan lain-lain.
2.2.6.2 Agresif Verbal (Verbal aggression)
Agresif verbal yaitu tindakan agresi yang bertujuan untuk
menyakiti, mengganggu, atau membahayakan orang lain
dalam bentuk penolakan dan ancaman melalui respon vokal
dalam bentuk verbal.
2.2.6.3 Kemarahan (Anger)
Kemarahan (anger) merupakan emosi negative yang
disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi dan bentuk
ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta dirinya sendiri.
Salah satu bentuk kemarahan adalah rasa kesal, termasuk
didalamnya adalah irritability, yaitu mengenai temperamental,
kecendrungan untuk cepat marah, dan kesulitan
mengendalikan amarah.
2.2.6.4 Permusuhan (Hostility)
Permusuhan yaitu tindakan yang mengekspresikan kebencian,
permusuhan, antagonism, ataupun kemarahan kepada pihak
lain. Hostility adalah suatu bentuk agresi yang tergolong
agresi covert (tidak kelihatan). Hostility mewakili komponen
kognitif yang terdiri dari kebencian seperti cemburu dan iri
terhadap orang lain, dan kecurigaan seperti adanya
ketidakpercayaan, dan kekhawatiran.

2.2.7 Cara atau teknik dalam mengontrol perilaku agresif


Menurut Koeswara dalam Kulsum dan Jauhar (2014), cara atau teknik
sebagai langkahlangkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah
kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresif, yaitu:
2.2.7.1 Penanaman Moral
Penanaman moral merupakan langkah yang tepat untuk
mencegah terjadinya tingkah laku agresif. Penenaman moral
akan lebih baik apabila dilakukan sejak usia dini dengan
melibatkan pihak yang memikul tanggung jawab dalam proses
sosialisasi.
2.2.7.2 Pengembangan tingkah laku nonagresif
Perlunya mengembangkan nilai-nilai yang mendukung
perkembangan tingkah laku nonagresif, dan menghapus atau
setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong
perkembangan tingkah laku agresif.
2.2.7.3 Perkembangan kemampuan memberikan empati
Pencegahan tingkah laku agresif menyertakan pengembangan
kemampuan mencintai pada sesama individu. Adapun
kemampuan mencintai itu sendiri dapat berkembang dengan
cara melatih diri untuk mampu menempatkan diri dalam dunia
batin sesama serta mampu memahami apa yang dirasakan atau
dialami dan diinginkan maupun tidak diinginkan sesamanya.

2.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif


Menurut Bukhori (2008), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya perilaku agresif, yaitu:
2.2.8.1 Stres
Stres merupakan reaksi terhadap ketidakmampuan untuk
mengatasi gangguan fisik dan psikis. Stres bisa terjadi karena
adanya rangsangan dari luar seperti lingkungan. Setiap
individu mempunyai reaksi yang berbeda satu sama lainnya
walaupun mengalami kondisi stress yang sama.
2.2.8.2 Deindividuasi
Deindividuasi adalah menyingkirkan atau mengurangi peranan
beberapa aspek yang terdapat pada individu diantaranya
identitas diri atau personalitas individu, serta keterlibatan
emosional individu dan agresi terhadap koban. Dalam kondisi
ini, individu menjadi kurang memperhatikan nilai-nilai
perilaku yang dilakukannya tersebut dan lebih memusatkan
diri pada kelompok atau situasi. Hal ini menyebabkan individu
kurang merasa bertanggung jawab atas tindakannya dan
kurang menyadari konsekuensinya sehingga akan memberi
kesempatan yang luas bagi munculnya agresitivitas.
2.2.8.3 Kekuasaan
Peranan kekuasaan sebagai pengarah kemunculan agresi tidak
dapat dipisahkan dari salah satu aspek yang menunjang
kekuasaan yaitu kepatuhan (compliance). Kepatuhan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap kecendrungan dan intensitas
agresi individu.
2.2.8.4 Provokasi
Provokasi dapat mencetuskan perilaku agresif karena
provokasi dianggap sebagai ancaman yang harus dihadapi
dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang
diisyaratkan oleh ancaman tersebut.
2.2.8.5 Alkohol dan obat-obatan
Mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan psikoaktif akan
melemahkan kendali diri karena menekan mekanisme syaraf
pusat yang biasanya menghambat emosi untuk melakukan
perilaku agresif.
2.2.8.6 Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan tertentu yang dapat mempengaruhi
terjadinya tindakan agresif diantaranya:
a. Kemiskinan
Menurut Davidoff (dalam Kulsum & Jauhar, 2014) bila
seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan,
maka perilaku agresif mereka secara alami akan mengalami
penguatan. Dalam situasi-situasi yang dirasakan sangat
kritis bagi pertahanan hidupnya ditambah dengan nalar
yang belum berkembang optimal, anak-anak seringkali
dengan gampang bertindak agresif misalnya memukul,
berteriak, dan mendorong orang lain sehingga terjatuh dan
ia akan berhasil mencapai tujuannya.
b. Anonimitas
Banyaknya rangsangan dari indera dan kognitif membuat
dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang
dengan orang lain tidak lagi saling mengenal atau
mengetahui secara baik. Bila seorang individu merasa
menjadi anonim ia akan cenderung berprilaku semaunya
sendiri, karena merasa tidak lagi terikat dengan norma
masyarakat dan kurang bersimpati pada orang lain.
c. Kondisi suhu
Suhu dalam suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak
terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan
agresitivitas.
2.2.8.7 Jenis Kelamin
Perilaku agresif pada laki-laki biasanya stabil dari masa remaja
sampai dewasa muda. Di masyarakat perilaku agresif pada
laki-laki lebih ditolerir dibandingkan pada perempuan, karena
perempuan di tuntut untuk berprilaku yang lebih halus oleh
budaya, sehingga agresitivitasnya tidak terlalu nampak.
2.2.8.8 Media massa
Media massa merupakan media informasi yang diberikan pada
masyarakat. Namun, media massa juga banyak menyajikan
hal-hal yang bersifat negatif. Tayangan film dan iklan-iklan
yang mempertontonkan adegan kekerasan secara tidak
langsung maupun langsung dapat mempengaruhi penontonnya,
bahkan menirukan dan mempraktikkan adegan yang
dilihatnya.
2.2.8.9 Penyimpangan pemikiran
Kemarahan terjadi karena individu mengalami penyimpangan
pemikiran terhadap realitas, sehingga ia membuat kesimpulan
yang tidak masuk akal, sehubungan dengan kemampuannya
menghadapi lingkungan. Dengan demikian apabila terjadi
penyimpangan pemikiran pada individu maka akan
mengarahkannya pada emosi yang tidak menyenangkan dan
akan menimbulkan agresivitas.

Sedangkan menurut Taylor et.al (2009) perilaku agresif dapat muncul


dengan sebab-sebab diantaranya :
a. Adanya serangan dari oranglain
Seorang individu akan secara reflex memunculkan sikap agresif
terhadap seseorang yang secara tiba-tiba menyerang atau menyakiti
baik dengan perkataan maupun dengan tindakan fisik.
b. Frustasi
Frustasi adalah gangguan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.
Ketika individu mengalami frustasi maka akan dapat memunculkan
kemarahan yang dapat membangkitkan perasaan agresif.
c. Ekspektasi pembalasan atau motivasi untuk balas dendam
Seorang individu yang sedang marah mampu untuk melakukan
balas dendam maka kemungkinan untuk melakukan tindakan
agresif akan semakin besar.
d. Kompetisi
Agresif yang tidak hanya berkaitan dengan keadaan emosional,
tetapi bisa saja muncul dari situasi yang melahirkan suatu
kompetisi yang secara khusus merujuk pada situasi kompetitif yang
sering memicu pola kemarahan, pembantahan.
2.3 Konsep teori remaja
2.3.1 Pengertian remaja
Remaja (adolescence) adalah individu yang sedang berada pada masa
perkembangan transisi antara masa anak-anak dan amasa dewasa
yang mencangkup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional
(Santrock, 2007). Istilah adolescence biasanya menunjukkan maturasi
psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana
reproduksi dapat terjadi. Pubertas adalah suatu bagian yang penting
dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah proses
biologis yang pada akhirnya mengarah pada kemampuan berproduksi
(Soetjiningsih, 2010).

Masa remaja merupakan masa sulit yang dihadapi setiap individu. Hal
ini disebabkan karena pada masa ini terjadi begitu banyak perubahan
dalam diri individu baik itu perubahan fisik maupun psikologis. Pada
masa ini, remaja juga sedang dalam proses pencarian jati diri sehingga
perlu dukungan dan bimbingan dari orang sekitar agar mereka dapat
menjadi remaja yang bertanggung jawab. Dalam kondisi ini, biasanya
remaja tidak mau lagi dikatakan kanak-kanak namun remajapun
belum dapat dikatakan dewasa jika dilihat dari berbagai kesehatan
yang dimiliki (Soetjiningsih, 2010).

Data demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah


populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut WHO
sekitar seperlima dari penduduk dunia remaja berumur 10 – 19 tahun.
Sekitar sembilan ratus juta berada di negara sedang berkembang.
Sedangkan di Indonesia menurut data dari Biro Pusat Statistik dalam
Soetjiningsih (2010), kelompok umur 10 – 19 tahun adalah 22%, yang
terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan.
2.3.2 Batasan usia remaja
Secara umum Wong (2009) membagi masa remaja menjadi beberapa
bagian, sebagai berikut:
2.3.2.1 Remaja awal (usia 11 – 14 tahun).
Pertumbuhan meningkat cepat, mencapai puncak kecepatan,
dan tampak karakteristik seks sekunder.
2.3.2.2 Remaja tengah (usia 14 – 17 tahun).
Pertumbuhan melambat pada anak perempuan, bentuk tubuh
mencapai 95 % tinggi orang dewasa, karakteristik seks
sekunder tercapai dengan baik.
2.3.2.3 Remaja akhir (usia 17 – 20 tahun).
Matang secara fisik, struktur dan pertumbuhan reproduktif
hampir lengkap.

2.3.3 Karakteristik remaja


Menurut Mansur (2009) karakteristik masa remaja antara lain:
2.3.3.1 Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih
cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa
dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu,
remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.
2.3.3.2 Perkembangan fungsi organ seksual
Fungsi organ seksual mengalami perkembangan yang
kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab
timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya. Tanda-
tanda perkembangan fungsi organ seksual pada anak laki-laki
diantaranya adalah alat reproduksi spermannya mulai
berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang
tanpa sadar mengeluarkan spearma. Sedangkan pada anak
perempuan, rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah
mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama.
2.3.3.3 Cara berpikir kausalitas
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Remaja sudah
mulai berpikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua,
guru, lingkungan masih menganggapnya sebagai anak kecil.
Bila guru dan orang tua tidak memahami cara berpikir
remaja, akan timbul perilaku menyimpang seperti kenakalan
remaja yang berwujud perkelahian antarpelajar yang sering
terjadi di kota-kota besar.
2.3.3.4 Emosi yang meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih labil karena hal ini erat
hubungannya dengan keadaan hormon. Emosi remaja lebih
mendominasi dan menguasai diri mereka daripada pikiran
yang realistis. Remaja mudah terjerumus ke dalam tindakan
tidak bermoral, misalnya sebelum menikah, bunuh diri karena
putus cinta, membunuh orang karena marah dan sebagainya.
Hal ini terjadi karena ketidakmampuan mereka memahami
emosinya yang meluap-luap.
2.3.3.5 Mulai tertarik terhadap lawan jenisnya
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada
lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini
orangtua kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan
menimbulkan masalah dan remaja akan bersikap tertutup
terhadap orangtuanya.
2.3.3.6 Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari
lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran
seperti kegiatan remaja di kampung-kampung yang diberi
peranan, misalnya mengumpulkan dana atau sumbangan
kampung.
2.3.3.7 Terkait dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada
kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua di
nomor duakan sedangkan kelompoknya di nomor satukan.
Hal tersebut terjadi karena dalam kelompok itu remaja dapat
memenuhi kebutuhannya, seperti kebutuhan ingin
dimengerti, kebutuhan dianggap, diperhatikan, mencari
pengalaman baru dan sebagainya. Kelompok atau geng
sebenarnya tidak berbahaya asal orangtua dapat
mengarahkannya pada hal-hal yang bersifat positif.

2.3.4 Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja


Menurut Havighurs (dalam Nasutoin, 2007) menyatakan tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja diantaranya :
2.3.4.1 Mencapai hubungan baru yang leih matang dengan teman
sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
2.3.4.2 Mecapai peran sosial pria maupun wanita.
2.3.4.3 Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
secara efektif.
2.3.4.4 Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab.
2.3.4.5 Mencapai kemandirian emosiaonal dari orangtua dan orang-
orang dewasa lainnya.
2.3.4.6 Mempersiapkan karir ekonomi.
2.3.4.7 Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
2.3.4.8 Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berprilaku mengembangkan ideologi.

2.3.5 Perubahan sosial pada masa remaja


Menurut Hurlock (1999) (dalam Nasution, 2007) Remaja harus
menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang
sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan
orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Kebanyakan
remaja lebih banyak menghabikan waktunya bersama dengan teman-
teman sebaya, maka pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan,
minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh
keluarga. Kelompok sosial yang paling sering terjadi pada masa
remaja yaitu:
2.3.5.1 Teman dekat
Remaja bisasanya mempunyai dua atau tiga orang teman
dekat, atau sahabat karib yang terdiri dari jenis kelamin sama
dan minat yang sama. Teman dekat saling mempengaruhi
satu sama lain.
2.3.5.2 Kelompok kecil
Kelompok ini terdiri dari kelompok teman-teman dekat. Pada
mulanya, terdiri dari seks yang sama, tetapi kemudian
meliputi kedua jenis seks.
2.3.5.3 Kelompok besar
Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok kecil dan
kelompok teman dekat, berkembang dengan meningkatnya
minat pesta dan berkencan. Terdapat jarak sosial yang lebih
besar di antara mereka.
2.3.5.4 Kelompok yang terorganisasi
Kelompok ini adalah kelompok yang dibina oleh orang
dewasa, dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak
mempunyai klik atau kelompok besar.
2.3.5.5 Kelompok Geng
Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan merasa
tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi akan
mengikuti kelompok geng. Biasanya mereka terdiri dari
anak-anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk
menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti
sosial.

2.3.6 Ciri-ciri Masa Remaja


Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan. Menurut Hurlock (2004) masa remaja mempunyai ciri-ciri
tertentu yang membedakannya dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya. Ciri-ciri tersebut akan diterangkan secara singkat di
bawah ini:
2.3.6.1 Masa remaja sebagai periode yang penting Kendatipun semua
periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun
kadar kepentingannya berbeda - beda. Ada beberapa periode
yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena
akibatnya yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada
lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya.
2.3.6.2 Masa remaja sebagai periode peralihan Peralihan tidak berarti
terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi
sebelumnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan
meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan
yang akan datang.
2.3.6.3 Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan
dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan
tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan
sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun
maka perubahan sikap dan perilaku menurun juga. Perubahan
yang sama yang hampir bersifat universal diantaranya,
meningginya emosi, perubahan tubuh, dengan berubahnya
minat dan pola perilaku, maka nilai - nilai juga berubah dan
sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap
perubahan.
2.3.6.4 Masa remaja sebagai usia bermasalah Masalah masa remaja
sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Terdapat dua
alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak -
kanak, masalah anak - anak diselesaikan oleh orang tua dan
guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman
dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa
diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya
sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru - guru.
2.3.6.5 Masa remaja sebagai masa mencari identitas Salah satu cara
untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu
adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk
mobil, pakaian dan pemilikan barang - barang lain yang
mudah terlihat. Dengan cara ini remaja menarik perhatian
pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu,
sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas
dirinya terhadap kelompok sebaya.
2.3.6.6 Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai
arti yang bernilai, dan sayangnya banyak di antaranya yang
bersifat 21 negatif. Remaja adalah anak-anak yang tidak rapi,
yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan
berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja yang normal.
2.3.6.7 Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Remaja
cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana
adanya, terlebih dalam hal cita - cita. Cita -cita yang tidak
realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya
emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
2.3.6.8 Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Dengan semakin
mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan usia belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.

2.4 Keterkaitan cyberbullying dengan perilaku agresif


Hadirnya interaksi sosial di dunia maya atau biasa disebut dengan media
sosial yang diantaranya seperti facebook, sykpe, twitter, line, Blackberry
masseger, instagram. Sebagaimana di dunia nyata dinamika sosial yang
sering terjadi seperti perasaan tidak senang terhadap seseorang, konflik
positif untuk mencapai tujuan bersama serta konflik negatif yang
mengarah pada kekerasan, ataupun ancaman bisa terjadi di media sosial.
Dinamika sosial yang terjadi di dunia maya di sebut dengan
cyberbullying.

Cyberbullying merupakan penyalahgunaan dari teknologi dimana


seseorang menulis teks ataupun mengunggah gambar maupun video
dengan tujuan untuk mempermalukan ataupun mengolok-ngolok orang
tertentu yang dikenalnya maupun tidak di kenalnya secara langsung.
Anonimitas pelaku cyberbullying tidak hanya menghilangkan rasa malu
tetapi juga mengurangi akuntabilitas sosial, sehingga memudahkan
pengguna untuk terlibat dalam permusuhan, tindakan agresif (Simamora,
2014).
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Perilaku cyberbullying: Perilaku agresif


Parameter:
Karakteristik Pelaku
a) Flamming
b) Harrassement Intimidatif
c) Denigration
d) Impersonation
 Stress
e) Outing dan
trickey  Deindividuasi
f) Exclusion  Kekuasaan
 Provokasi
 Alkohol dan obat-
obatan
 Kondisi lingkungan
 Jenis kelamin
 Media masa
 Penyimpangan
pemikiran

Variabel dependen Variabel independen

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti

Gambar 1.1 kerangka konsep penelitian

2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan cyberbullying dengan
perilaku agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin tahun 2016”.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan rancangan penelitian

3.1.1 Jenis penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis analitik korelasional yaitu
penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan dua variabel yang
berbeda antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2012).
Metode analitik korelasional dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui hubungan cyberbullying dengan perilaku agresif pada
remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin.

3.1.2 Rancangan penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross sectional yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor risiko dan efek dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach),
artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dengan
pengukuran dilakukan terhadap karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).Variabel independen (variabel
bebas) dalam penelitian ini adalah cyberbullying dan variabel
dependen (variabel terikat) adalah perilaku agresif dan diukur dengan
menggunakan kuesioner.

3.2 Definisi operasional


Definisi operasional penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau
pengumpulan data (variabel) konsisten antara sumber data (responden) yang
satu dengan responden yang lain. Selain variabel dijelaskan juga cara atau
metode pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran
yang digunakan (Notoadmodjo, 2012). Definisi operasional dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

3.2.1 Variabel penelitian


3.2.1.1 Variabel bebas (Independen variable) :
Cyberbullying
3.2.1.2 Varibel terikat (Dependen variable) :
Perilaku agresif

Tabel 3.1 Variabel dan definisi operasional

Definisi
No Variabel Parameter Alat Ukur Skala Kategori
Operasional
1. Variabel bebas: Cyberbullying 1.Flamming Kuesioner Ordinal 1. Jika nilai 28-69
Cyberbullying adalah suatu 2.Harrasement maka cyberbullying
tindakan siswa 3.impersonation ringan.
yang melecehkan, 4.Denigration
mengancam, 5.Trickery 2. Jika nilai 70-112
menghina 6.Exclusion maka cyberbullying
seseorang melalui 7.Outing berat.
media sosial 8.Cyberstalking

2. Variabel Perilaku agresif 1.Fisik Kuesioner Ordinal


1. Jika nilai 23- 56
terikat: adalah suatu 2.Verbal
maka perilaku
Perilaku agresif tindakan yang 3.Kemarahan
agresitivitas rendah.
dilakukan siswa 4. Permusuhan
baik secara fisik
2. Jika nilai 57- 92
maupun psikis
maka perilaku
agresitivitas tinggi.
3.3 Populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek
yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi adalah keseluruhan
sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Riyanto &
Anggraeni, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X dari 6 Jurusan di SMK Bina Banua Banjarmasin.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 120). Sampel dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas X yang berjumlah 279 orang.
Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus Slovin.
Rumus penentuan besar sampel yaitu :

N
n =
1 + N (d)2
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikan ( 0,1 )

279
n= 1+279(0,1)2
279
n= 1+2,79

n=
,

n=73,61 dibulatkan menjadi 74


jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 74 orang
siswa.

3.3.3 Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan data sampel. Teknik
sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar diperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2013).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik


proposional random sampling. Teknik proposional random sampling
adalah teknik pengambilan proporsi untuk memperoleh sampel yang
representatif, pengambilan subyek dari setiap strata atau wilayah
ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah
(Arikunto, 2010). Proposi sampel dalam penelitian ini di tentukan
dengan rumus :

= ×

Keterangan :

ni = jumlah anggota sample menurut stratum

n = jumlah anggota sample seluruhnya

Ni = jumlah anggota populasi menurut stratum

N = jumlah anggot populasi seluruhnya

Banyaknya jumlah proposi sampel dalam di kelas X dari 6 jurusan


yang akan di teliti dapat dilihat berdasarkan tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Jumlah proporsi sampel

No Jurusan Jumlah Siswa Jumlah proposi sampel

1. Akutansi 1 34 (34/279) x 74 = 10

2. Akutansi 2 35 9
3. Pemasaran 41 11

4. TKJ 1 39 10

5. TKJ 2 39 10

6. UPW 31 8

7. Grafika 23 6

8. Broadcasting 37 10

Jumlah 279 74

3.4 Tempat dan waktu penelitian


3.4.1 Tempat penelitian
Tempat penelitian merupakan rencana lokasi yang akan diteliti oleh
peneliti. Penelitian dilaksanakan di SMK Bina Banua Banjarmasin pada
6 jurusan diantaranya Teknik komputer jaringan, Usaha Pariwisata,
Pemasaran, Broadcast, Persiapan Grafika, dan Akutansi.

3.4.2 Waktu penelitian


Waktu penelitian direncanakan pada bulan Mei - Juni 2016 dan waktu
rancangan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016.

3.5 Jenis dan sumber data penelitian


3.5.1 Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti dari
responden penelitian. Data diperoleh dari pengisian kuesioner di
tempat penelitian yaitu berupa data siswa yang melakukan
cyberbullying serta tentang perilaku agresif.

3.5.2 Data sekunder


Data sekunder adalah data yang diambil oleh peneliti secara tidak
langsung. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data jumlah
siswa di SMK Bina Banua Banjarmasin kelas X dari 6 jurusan.

3.6 Instrumen dan teknik pengambilan data


3.6.1 Instrumen pengumpulan data
Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner merupakan alat teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sujarweni, 2014).
3.6.1.1 Kuesioner cyberbullying
Kuesioner dalam penelitian ini diabsorbsi dari penelitian
Sanjaya (2014). Kuesioner ini terdiri dari 28 pernyataan yang
terdiri dari pernyataan positif (+) dan pernyataan negatif (-)
yang diambil dari bentuk-bentuk cyberbullying.

Tabel 3.4 kisi-kisi instrumen perilaku cyberbullying

No Variabel Indikator Item Jumlah item

1. Famming (terbakar) 1,2,3,4 4

2. Harrasment (gangguan) 16,1718 3

Denigration (pencemaran 4
3. Cyberbullying 5,6,7,8
nama baik)
4
4. Impersonation 19,20,21,22

5. Outing 12,13,14,15 4

6. Trickey (tipu daya) 23,24,25 3

7. Exclusion (pengeluaran) 9,10,11 3

8. Cyberstalking 26,27,28 3
Jumlah 28

Penilaian jawaban menggunakan skala linkert terdiri dari 4


pilihan jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.5 Penilaian jawaban berdasarkan Skala Linkert


Penilaian
No Jawaban
Positif Negatif

1. Tidak pernah 4
1

2. Kadang-kadang 3
2

3. Sering 3 2

4. Selalu 1
4

Setelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari setiap


instrument untuk pernyataan berdasarkan nilai skor kemudian
ditetapkan kriteria nilai sebagai berikut:
a. Menetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah pernyataan
dikalikan skor tertinggi 28 x 4 = 112
b. Menetapkan nilai terendah yaitu jumlah pernyataan
dikalikan nilai terendah 28 x 1 = 28
c. Range = nilai tertinggi – nilai terendah = 112 – 28 = 84
d. Kemudian dibagi menjadi 2 kategori untuk menentukan
lebar kelas (interval) dari klasifikasi nilai yang akan dibuat
84 : 2 = 42
Tabel 3.6 Klasifikasi penilaian kuesioner cyberbullying

No Klasifikasi penilaian Kategori penilaian

1. Ringan 28 – 69

2. Berat 70 – 112

3.6.1.2 Kuesioner perilaku agresif


Kuesioner dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori
Buss & Perry (1992) yang menyatakan bahwa ada 4 bentuk
agresi yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi marah, dan
agresi permusuhan. Kuesioner ini terdiri dari 30 item yang
terdiri dari pernyataan positif (+) dan negatif (-) dengan kisi-
kisi sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner perilaku agresif


Butir Soal Jumlah
No Parameter
Positif Negatif
1. Fisik 1,2,9 12, 15 5

2. Verbal 11, 17, 19 10, 14, 18, 22 7

3. Kemarahan 6, 13 20, 23 4

7
4. Permusuhan 3, 16 4, 5, 7, 8, 21

Jumlah 10 13 23

Penilaian kuesioner perilaku agresif tersebut dengan empat


pilihan jawaban menggunakan skala likert sebagai berikut:
Tabel. 3.8 Penilaian jawaban berdasarkan Skala Likert
No. Penilaian
Jawaban
Positif Negatif
1. Sangat Tidak Setuju 1 4
2. Tidak Setuju 2 3
3. Setuju 3 2
4. Sangat Setuju 4 1

Setelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari


setiap instrumen untuk pertanyaan perilaku agresif
berdasarkan nilai skor kemudian ditetapkan kriteria nilai
sebagai berikut:
a. Menetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan skor 4 yaitu 23 x 4 = 92
b. Menetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan skor 1 yaitu 23 x 1 = 23
c. Range = Nilai tertinggi – nilai terendah = 92 – 23 = 69
d. Kemudian dibagi dua kelas atau kategori untuk
menentukan lebar kelas (interval) dari klasifikasi nilai
yang akan dibuat 69 : 2 = 34. Kemudian hasil tersebut
ditambah dengan nilai minimum yaitu 34 + 23 = 57.
e. Sehingga nilai tengah yang didapatkan antara 23 dan 92
adalah 57, maka diperoleh kategori sebagai berikut :

Tabel 3.9 Klasifikasi Penilaian Kuesioner PerilakuAgresi

No Klasifikasi penilaian Katagori penilaian

1 Agrsitivitas Tinggi 57 – 92
2 Agresitivitas Rendah 23 – 56
3.6.2 Teknik pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner terkait dengan masalah yang akan di teliti kepada
responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan
tentang cyberbullying dan perilaku agresif. Apabila
responden kurang memahami tentang kuesioner yang ada
maka peneliti membantu responden untuk menjelaskan sesuai
dengan isi kuesioner yang tidak dipahami oleh responden.
Setelah responden selesai menjawab, maka peneliti
mengumpulkan kuesioner tersebut.

3.7 Uji Validitas dan realibilitas


3.7.1 Uji Validitas
Menurut Notoatmodjo (2012), uji validitas adalah suatu indeks
yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur. Selain itu untuk mengetahui apakah kuesioner yang
disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item
(pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Uji validitas ini
menggunakan teknik korelasi product moment (r) dengan nilai
ketelitian 95% dan tingkat kepercayaan 5% (0,05) menggunakan
perangkat computer. Dengan ketentuan jika r hitung > r table maka
instrument penelitian dapat dinyatakan valid, sebaliknya jika r
hitung < r table maka instrument penelitian tidak valid.

Kuesioner Cyberbullying terdiri dari 28 pertanyaan yang diuji coba


pada 30 orang siswa. Sedangkan uji validitas untuk kuesioner
perilaku agresif dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3
Banjarmasin pada tanggal 10 Mei 2016, dengan jumlah sampel
sebanyak 30 orang siswa. Tabel 3.11 Hasil uji validitas kuesioner
agresif. Hasil uji validitas kuesioner perilaku agresif jumlah
pertanyaan yang valid ada 23 pertanyaan diantaranya nomer 1, 2,
3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 29.

3.7.2 Uji Reliability


Uji Realibilitas adalah indeks yang ditunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur
dikatakan reliabel (handal) kalau dipergunakan untuk mengukur
berulangkali dalam kondisi yang relatif sama, akan menghasilkan
data yang sama atau sedikit variasi. Tingkat reabilitas suatu konstruk
atau variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach
alpha > 0,6 (Ghozali, 2011). Semakin nilai alphanya mendekati satu
maka nilai reabilitas datanya semakin terpercaya. Adapun hasil
pengujian reliabilitas instrument penelitian untuk variabel
Cyberbullying (X) dan Perilaku Agresif (Y) dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Penelitian pada Variabel


Cyberbullying (X) dengan Perilaku Agresif (Y).

No. Variabel Nilai Alpha Cronbach Keterangan

1. Variabel Cyberbullying (X) 0,931 Reliabel

2. Perilaku Agresif (Y) 0,892 Reliabel

3.8 Teknik pengolahan data


Menurut Hidayat (2014) dalam proses pengolahan data terdapat langkah-
langkah yang harus ditempuh, diantaranya:
3.8.1 Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kegiatan ini
untuk mengecek isian kuesioner yang dilakukan oleh siswa yang
terpilih menjadi sampel. Kuesioner yang diisi harus lengkap, jelas,
relevan, dan konsisten.
3.8.2 Pemberian kode (coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode
ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat
lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Pada kegiatan ini
penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan yang
berkaitan dengan variabel penelitian. Kode yang diberikan pada
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
a. Cyberbullying
1) Ringan diberi kode 1
2) Berat diberi kode 2
b. Perilaku Agresif
1) Rendah diberi kode 1
2) Tinggi diberi kode 2
3.8.3 Entri data
Data entri adalah memasukkan data yang sudah diperoleh
menggunakan fasilitas komputer dengan program SPSS. Data
yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf).
3.8.4 Tabulasi data
Tabulasi data adalah pengelompokkan data sesuai dengan tujuan
penelitian kemudian dimasukkan kedalam tabel.
3.9 Teknik analisis data
Analisis data dilakukan untuk mengolah data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan di interprestasikan serta untuk menguji secara statistik
kebenaran hipotesa yang telah ditetapkan. Analisa data dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
3.9.1 Analisis univariat
Analisis data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Analisis ini dilakukan dengan
mengidentifikasi setiap variabel yaitu cyberbullying dan perilaku
agresif.

3.9.2 Analisis Bivariat


Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
cyberbullying dengan perilaku agresif pada remaja di SMK Bina
Banua Banjarmasin. Analisa ini dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan (menguji hipotesis) yakni mengetahui
hubungan variabel terikat dan variabel bebas melalui uji Spearman
Rho. Uji Spearman rho dilakukan dengan menggunakan komputer
sehingga p value ≤ α 0,05 maka disimpulkan bahwa ada hubungan
cyberbullying dengan perilaku agresif di SMK Bina Banua
Banjarmasin tahun 2016.

Jika p > α 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
cyberbullying dengan perilaku agresif pada remaja di SMK Bina
Banua Banjarmasin tahun 2016. Nilai kekuatan hubungan antara
variabel terikat dan bebas berdasarkan hasil uji Spearman Rho
maka dapat dilihat pada tabel r Spearman Rho di bawah ini :
Tabel 4 Nilai r Spearman Rho
Interprestasi
No Nilai r

1. 0,00 – 0,199 Sangat lemah

2. 0,20 – 0,399 Lemah

3. 0,40 – 0,599 Sedang

4. 0,60 – 0,799 Kuat

5. 0,080 – 1,000 Sangat kuat

(Sumber: Sugiono, 2009)

3.10 Etika Penelitian


Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian keperawatann berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika harus diperhatikan (Nursalam, 2014).
3.10.1 Lembar persetujuan responden (Informed Concent)
Informed concent merupakan suatu bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan, tujuannya adalah agar responden mengetahui
maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data. Jika responden setuju untuk diteliti maka
responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
tersebut. Namun, jika responden tidak setuju peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormatinya.
3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan dan menjaga privacy dari masing-
masing responden, dalam lembar pengumpulan data tidak akan
dicantumkan nama dan cukup dengan nomer kode.
3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua informasi yang telah dikumpulkan akan dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya sekelompok data tertentu saja
yang akan disajikan dan dilaporkan pada hasil penelitian.
3.10.4 Prinsip keadilan (Justice)
Prinsip ini bertujuan menjunjung tinggi keadilan manusia dan
menghargai hak-hak memberikan perlakuan secara adil tanpa
membedakan suku, agama, dan hak untuk menjaga privasi
manusia. Peneliti memberikan hak yang sama pada responden di
SMK Bina Banua Banjarmasin tanpa membeda-bedakan
responden. Selain itu, peneliti menggunakan terknik sampling yaitu
proposi sampling dimana setiap jurusan pada SMK Bina Banua
Banjarmasin ada yang mewakilkan.
3.10.5 Beneficence non malefincence
Penelitian ini mempunyai manfaat yang maksimal dan resiko yang
minimal. Resiko yang dapat terjadi sangat minimal karena
penelitian ini hanya menggunakan pengisian kuesioner. Responden
mungkin hanya merasa bosan karena harus menjawab beberapa
pertanyaan yang ada pada kuesioner.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMK Bina Banua didirikan pada tanggal 23 Mei 1979 sesuai SK No:
SKEP-017/YPBB/V/E.1979. Kepala Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Selatan atas nama
Pemerintah telah memberikan ijin untuk pendirian SMEA Bina Banua
Banjarmasin sebagai Lembaga Pendidikan Kejuruan Swasta dimana
Izin penyelenggaraan tersebut secara resmi mulai berlaku terhitung
tanggal 1 Juni 1979. Lokasi terletak di Jalan Pramuka Km. 6 No.17
Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Bina Banua Banjarmasin,


memiliki 6 Jurusan Unggulan diantaranya Akutansi, TKJ (Teknik
Komputer Jaringan), UPW (Usaha Pariwisata), Pemasaran, Grafika,
dan Broadcasting.

4.1.2 Visi dan Misi SMK Bina Banua Banjarmasin

4.1.2.1 Visi

Sebagai Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Terbaik Se-


Kalimantan

4.1.1.2 Misi
a. Menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan profesional
serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Membentuk wirausahawan kecil dan menengah yang
mampu bersaing.
c. Menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan yang berstandar
Nasional.
d. Meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman karyawan.
e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat,
stake-holders dan instansi serta institusi pendukung
pendidikan lainnya.

4.2 Karakteristik responden


Berdasarkan hasil pengumpulan data disajikan karakteristik responden
diantaranya:

4.2.1 Umur
Distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat pada tabel4.1
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur siswa SMK Bina Banua
Banjarmasin tahun 2016
Umur
No. Frekuensi Persentase (%)
(tahun)

1. 14 - <15 8 11

2. 15 - <16 35 48

3. 16 - <17 27 36

4. ≥17 4 5

Jumlah 74 100%

Distribusi frekuensi menunjukkan bahwa remaja di SMK Bina Banua


Banjarmasin sebagian besar (48%) berumur 15-<16 tahun.
4.2.2 Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin responden dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin remaja di SMK


Bina Banua Banjarmasin

No. Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Laki-laki 32 43
2 Perempuan 42 57
Jumlah 74 100
Berdasarkan tabel 4.2 responden yang terbanyak (57%) adalah
perempuan.

4.2.3 Parameter cyberbullying


Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak dari parameter dari variabel
cyberbullying dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3

Jawaban responden

Parameter Kadang- Tidak Jumlah


No Selalu Sering
cyberbullying kadang pernah

F % F % F % F % F %

1. Flaming 23 31.1 21 28,4 20 27 10 13,5 74 100

2. Denigration 36 48,6 12 16,2 9 12,2 17 23 74 100

3. Exclusion 23 31,1 32 43,2 8 10,8 11 14,9 74 100

4. Outing 15 20,3 26 35,1 10 13,5 23 31,1 74 100

5. Harassement 10 13,5 9 12,2 20 27 35 47,3 74 100

6. Impersonation 31 41,9 7 9,5 13 17,6 23 31,1 74 100

7. Trickery 26 35,1 15 20,3 12 16,2 21 28,4 74 100

8. Cyberstalking 27 36,5 11 14,9 14 18,9 22 29,7 74 100


4.2.4 Analisa univariat
4.2.4.1 Cyberbullying di SMK Bina Banua Banjarmasin
Cyberbullying responden dikategorikan menjadi 2 yaitu
cyberbullying ringan dan cyberbullying berat. Data disajikan dalam
tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 distribusi frekuensi kategori cyberbullying di SMK Bina


Banua Banjarmasin

No. Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Ringan 58 78
2. Berat 16 22
Jumlah 74 100
Bedasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar (78%)
melakukan cyberbullying dengan kategori ringan.

4.2.4.2 Perilaku agresif di SMK Bina Banua Banjarmasin

Perilaku agresif pada responden di kategorikan menjadi 2 yaitu


perilaku agresif rendah dan perilaku agresif tinggi. Data disajikan
pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 distribusi frekuensi kategori perilaku agresif di SMK


Bina Banua Banjarmasin

No. Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Rendah 47 64
2. Tinggi 27 36
Jumlah 74 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
(64%) responden memiliki perilaku agresif yang rendah.
4.2.5 Analisa bivariat
Pada analisa bivariat akan dijabarkan hasil uji statistik antara variabel
bebas dan variabel terikat yaitu cyberbullying dengan perilaku agresif.
Hasil uji spearman rho kemudian menentukan hipotesis yang diterima atau
ditolak.

4.2.5.1 Hubungan cyberbullying dengan perilaku agresif


Berdasarkan hasil uji spearman rho, didapatkan hasil bahwa ada
hubungan antara cyberbullying dengan perilaku agresif pada
remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin tahun 2016, yang
ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 tabulasi silang cyberbullying dengan perilaku agresif


pada siswa di SMK Bina Banua Banjarmasin tahun
2016.

Perilaku Agresif
Jumlah
No Cyberbullying Rendah Tinggi

F % F % F %

1. Ringan 45 96 13 48 58 78

2. Berat 2 4 14 52 16 22

Total 47 100 27 100 74 100

Uji Spearman P= 0,000 < 0,05, Koefesien correlation = 0,557

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 74 responden sebagian besar


melakukan cyberbullying ringan dengan perilaku agresif rendah
sebanyak 45 orang (96%) dan yang melakukan cyberbullying berat
dengan perilaku agresif yang tinggi sebanyak 14 orang (50%).

Dari hasil analisa bivariat didapatkan hasil cyberbullying ringan


dengan perilaku agresif yang tinggi yaitu sebanyak 13 orang
(48%). Menurut pendapat peneliti hal ini bisa saja terjadi karena
adanya faktor lain yang mempengaruhi perilaku agresif terhadap
reponden tersebut selain dari cyberbullying yaitu faktor stress,
penggunaan alkohol dan obat-obatan, provokasi, kekuasaan, dan
kondisi lingkungan.

Setelah di lakukan analisis statistik uji spearman rho dengan nilai


signifikan nilai p=0,000 < α 0,05 sebagai taraf yang di tetapkan (p
< α) dan dapat dinyatakan Ho ditolak, maka dengan demikian
hipotesis penelitian diterima atau ada hubungan antara
cyberbullying dengan perilaku agresif. Hubungan kedua variabel
ini menunjukkan nilai korelasi spearman rho 0,557 dengan makna
kekuatan antara kedua variabel yaitu sedang.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Perilaku cyberbullying
Berdasarkan tabel 4.3 dari 74 orang responden yang melakukan
cyberbullying dalam kategori ringan sebanyak 58 orang (78%),
sedangkan responden yang melakukan cyberbullying dengan kategori
yang berat yaitu 16 orang (21%).

Berdasarkan karakteristik responden yang melakukan cyberbullying


menurut umur di dapatkan siswa yang memiliki perilaku
cyberbullying ringan berjumlah 58 orang (78%) yang terdiri dari 7
orang (12%) berumur 14-<15 tahun, 29 orang (48%) berumur 15-
<16 tahun, 20 orang (34%) berumur 16-<17tahun, dan 3 orang (5%)
berumur ≥17tahun. Sedangkan jika dilihat dari kategori cyberbullying
berat di dapatkan hasil sebanyak 6 orang (37%) beumur 14-<15 tahun,
7 orang (43%) beumur 15-<16 tahun, dan sisanya 3 orang (18%)
berumur 16-<17 tahun.
Jika dilihat karakteristik responden berdasarkan umur, sehingga
peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden yang melakukan
cyberbullying mempunyai umur rata-rata 14-<17 tahun hal ini
dikarenakan cara berpikir dan emosional remaja masih belum
sepenuhnya bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk,
selain itu keadaan emosi remaja di umur tersebut mudah di pengaruhi
oleh faktor lingkungan dan teman sebaya. Selain itu, pada umur 14-
<17 tahun merupakan umur yang paling banyak menggunakan
jejaring sosial.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Erickson


(dalam Maya, 2015) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah
masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri,
karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas
diri juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Hinduja &
Patchin (2009) berpendapat bahwa cyberbullying dianggap valid
apabila pelaku dan korban berusia dibawah 18 tahun.

Karakteristik selanjutnya berkaitan dengan jenis kelamin, didapatkan


siswa yang memiliki perilaku cyberbullying ringan sebanyak 32 orang
(55%) berjenis kelamin perempuan dan 26 orang (44%) berjenis
kelamin laki-laki. Sedangkan yang memiliki perilaku cyberbullying
berat dari 16 orang siswa di dapatkan sebanyak 10 orang (62%)
berjenis kelamin perempuan dan 6 orang (37%) berjenis kelamin laki-
laki.

Jika dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


yang melakukan cyberbullying sebagian besar adalah perempuan,
peneliti berpendapat hal ini karena perempuan lebih menggunakan
perasaan daripada menggunakan logika sehingga apapun yang
dilakukan lebih dipengaruhi oleh emosinya selain itu, yang
menyebabkan perempuan banyak terlibat dalam cyberbullying karena
perempuan adalah salah satu pengguna aktif dalam situs jejaring
sosial. Uger (dalam Kusumawati, 2007) berpendapat bahwa
perempuan sebagai manusia yang tidak terlalu agresif, lebih
emosional, lebih pasif, kurang kompetitif, tidak suka berpetualang dan
tidak umum tampil sebagai pemimpin dan hasil riset yang dilakukan
oleh APJII dan PusKaKom UI (2014) pengguna internet berdasarkan
gender di dominasi oleh wanita yaitu sebesar 51%.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan parameter perilaku cyberbullying


dalam penelitian yang pertama adalah flamming (amarah) yaitu
sebanyak 31,1% responden menjawab selalu memaki seseorang
dengan kata-kata yang kasar pada saat emosi melalui SMS, pesan teks
disitus jejaring sosial. Flamming bisa terjadi apabila adanya
penghinaan yang berbalas-balasan dalam sebuah chatroom antar dua
individu atau lebih.

Parameter kedua yang mendukung tingginya perilaku cyberbullying


adalah denigration yaitu sebanyak 48,6% responden selalu
mengumbar keburukan seseorang di internet dan merusak reputasi
atau nama baik seseorang tersebut. Selanjutnya pada parameter ketiga
sebanyak 43,2% responden menjawab sering berusaha untuk
mengeluarkan seseorang (exclusion) dengan sengaja dari grup disitus
jejaring sosial dengan mengancamnya.

Parameter keempat adalah Outing yaitu menyampaikan pesan atau


gambar yang berisi informasi pribadi seseorang yang tujuannya untuk
memalukan seseorang tersebut dalam penelitian ini sebanyak 35,1%
responden menjawab sering melakukannya. Outing dapat terjadi
apabila ketika salah satu pihak dalam suatu hubungan berusaha untuk
melepaskan diri dari hubungan tersebut kemudian mendistribusikan
komunikasi pribadi atau gambar yang diperoleh.

Pada parameter kelima yang berperan dalam tindakan cyberbullying


adalah harassment sebanyak 47,3% responden menjawab tidak
pernah menggoda dan meneror seseorang yang dibencinya dengan
cara memberi komentar buruk pada foto ataupun status seseorang
disitus jejaring sosial. Harassement dapat terjadi apabila adanya
dendam ataupun rasa benci terhadap seseorang.

Selanjutnya parameter keenam adalah Impersolation sebanyak 41,9%


responden menjawab selalu mengirim SMS, pesan teks dijejaring
sosial dengan bahasa yang mengandung pornografi dengan mengatas
namakan oranglain, dan sebanyak 35,1% responden menjawab selalu
menakut-nakuti seseorang dengan mengirimkan pesan teks di jejaring
sosial agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi seseorang
(Trickery). Parameter terakhir yaitu cyberstalking sebanyak 36,5%
responden menjawab selalu mencari informasi seseorang
menggunakan akun jejaring sosial yang bertujuan untuk mengganggu.

4.3.2 Gambaran perilaku agresif


Hasil penelitian yang dilakukan di SMK Bina Banua Banjarmasin
menunjukkan bahwa sebanyak dari 74 orang siswa yang menjadi
responden mempunyai perilaku agresif yang rendah yaitu 47 orang
(64%) dan sisanya memiliki perilaku agresif yang tinggi sebanyak 27
orang (36%).

Berdasarkan karaktersitik umur responden yang memiliki perilaku


agresif rendah adalah 8 orang (17%) berumur 14-<15 tahun, 23 orang
(49%) berumur 15-<16tahun, 13 orang (27%) berumur 16-<17 tahun,
dan 3 orang (6%) berumur ≥17 tahun. Sedangkan yang memiliki
perilaku agresif tinggi yaitu sebanyak 5 orang (18%) berumur 14-<15
tahun, 12 orang (44%) berumur 15-<16 tahun, dan 10 orang (37%)
memiliki umur ≥17 tahun.

Peneliti berpendapat bahwa pada umur dalam rentang 14-<17 tahun


merupakan umur yang sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan
dan teman sebaya selain itu, emosi remaja yang tidak stabil membuat
remaja sulit untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
terkadang mereka mengambil sebuah tindakan tanpa harus berpikir
akibat yang terjadi kedapannya. Menurut Wong dan Hockenberry
(Kuspartianingsih, 2012) mengatakan bahwa masa usia remaja adalah
awal perubahan masa pubertas dan perubahan respon serta perilaku
yang lebih berorientasi terhadap kawan, atau pekerjaan rumah seperti
bermain musik, cara berpakaian, penampilan dan bahasa.

Karakteristik selanjutnya dalam penelitian ini berdasarkan jenis


kelamin yang memiliki perilaku agresif rendah sebanyak 59% adalah
perempuan, 40% laki-laki dan yang memiliki perilaku agresif tinggi
sebanyak 51% perempuan dan 48% laki-laki. Berdasarkan
karakteristik tersebut didapatkan bahwa perempuan memiliki perilaku
agresif yang tergolong lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Peneliti
berpendapat bahwa agresitifitas yang terjadi pada perempuan
biasanya adalah agresif yang bersifat pasif atau verbal seperti
menghina, menyebarkan gossip atau rumor terhadap orang lain.
Kuntjara dalam Rachmania (2010) mengatakan bahwa banyak
peribahasa menggambarkan perempuan sebagai yang banyak bicara,
suka gossip, suka mengobrol dengan tetangga dan seterusnya hal ini
didasari karena karakter perempuan yang cerewet dan suka bicara.
Dalam hal ini perempuan juga dapat mengekspresikan kemarahan
mereka dengan cara yang diluar kebiasaannya.

Apabila dilihat berdasarkan parameter perilaku agresif terdiri dari


agresif fisik, agresif verbal, agresif kemarahan dan agresif
permusuhan. Parameter pertama yaitu perilaku agresif fisik dalam
penelitian ini sebanyak 37,8% responden menjawab tidak akan segan-
segan untuk memberi pelajaran berupa tendangan atau pukulan
terhadap seseorang yang menghinanya. Berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Yusuf (2005) bahwa seorang remaja yang
mengalami ketidaknyamanan emosional akan mengakibatkan mereka
bertindak agresif.

Parameter kedua pada agresif verbal yaitu sebanyak 45,9% responden


mejawab sangat setuju untuk membela pendapat teman yang menurut
responden masuk akal. Perilaku agresif kadang ditunjukkan dalam
rangka menciptakan kesan bagi orang lain (Rahman, 2013).

Parameter yang ketiga yang mempengaruhi munculnya perilaku


agresif yaitu kemarahan sebanyak 56,8% responden menjawab sangat
setuju bahwa bergaul dengan siapapun tidak masalah karena
menganggap semua manusia itu sama. Parameter keempat yang
mendukung terjadinya perilaku agresif adalah permusuhan yaitu
sebanyak 35,1% responden menjawab akan membalas seseorang yang
mengejeknya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh


Mar’at (2004) dalam Rachmania (2010) mengungkapkan bahwa
individu dengan tingkat agresifitas tinggi berhubungan dengan
kemampuan mereka dalam mengatasi permasalahan yang rendah.
Individu yang memiliki kontrol yang tinggi mampu mengubah
kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur
perilaku yang membawa kepada konsekuensi yang positif.

4.3.3 Hubungan Cyberbullying dengan perilaku agresif pada remaja di SMK


Bina Banua Banjarmasin

Hasil penelitian di dapatkan bahwa remaja yang melakukan


cyberbullying ringan dengan perilaku agresif rendah sebanyak 45
orang (96%) dan remaja yang melakukan cyberbullying berat dengan
perilaku agresif yang tinggi sebanyak 14 orang (50%). Analisis
statistik uji spearman rho dengan nilai signifikan atau probabilitas
yakni sebesar p = 0,000 lebih kecil dari α = 0,005 sebagai taraf yang
telah ditetapkan (p < α). Hubungan kedua variabel ini bermakna
sedang dengan korelasi 0,557.

Berdasarkan hasil analisis uji spearman rho maka dapat peneliti


menarik sebuah kesimpulan berdasarkan analisis peneliti bahwa
semakin berat cyberbullying yang dilakukan maka semakin tinggi pula
perilaku agresif yang dimiliki oleh siswa. Sebaliknya, semakin ringan
cyberbullying yang dilakukan maka semakin rendah pula perilaku
agresif yang dimiliki oleh siswa.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa yang melakukan


cyberbullying dengan kategori berat cenderung mempunyai perilaku
agresif yang tinggi hal ini di karenakan seseorang yang menjadi
korbannya tidak menanggapi cyberbullying yang dilakukan oleh
pelaku sehingga pelaku semakin sering dalam mengirimkan pesan
teks, gambar ataupun video yang membuat korbannya menjadi lemah
dan tidak berdaya. Selain itu, dalam penelitian ini menunukkan bahwa
perempuan lebih banyak melakukan cyberbullying daripada laki-laki,
karena perempuan berpikir menggunakan emosionalnya daripada
menggunakan logika sehingga lebih mudah terpancing amarahnya
daripada laki-laki.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Akbar (2010) dalam studi
analisis tentang cyberbullying pada remaja yang menyatakan bahwa
cyberbullying menjadi lebih agresif apabila pelaku mengirimkan
komentar atau pesan berulang kali, mengandung unsur bahasa yang
lebih kasar, dan pelaku ikut bereaksi menambahkan pesan
cyberbullying dari pelaku yang lainnya. Teori lain mengatakan bahwa
cyberbullying lebih umum terjadi dikalangan anak perempuan karena
cyberbullying berbasis teks dan anak perempuan cenderung lebih
verbal daripada anak laki-laki (Willard, 2007).
Rachmania (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “ungkapan
emosi kemarahan dan kesedihan remaja laki-laki dan perempuan
melalui status facebook” mengungkapkan bahwa perempuan tidak
selalu berbicara dengan lemah lembut akan tetapi, perempuan juga bisa
memaki dan menunjukkan kemarahan mereka dengan menggunakan
kata-kata yang kasar melalui status media sosial yang mereka gunakan.

Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada hubungan


cyberbullying dengan perilaku agresif. Hasil penelitian yang dilakukan
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hinduja & Patchin
(dalam Prahastiwi, 2014) yang mengatakan bahwa pelaku
cyberbullying adalah orang-orang yang cenderung agresif dan sering
melanggar aturan. Selain itu juga ia berpendapat bahwa remaja yang
berperan sebagai pelaku memiliki karakteristik agresif dan intimidatif.

Cyberbullying memang kerap terjadi walaupun tidak di sadari oleh


pelaku dan korbannya. Cyberbullying yang ada di SMK Bina Banua
termasuk dalam kategori ringan dengan perilaku agresif yang rendah
meskipun ada beberapa siswa yang melakukannya dengan tingkat
agresitifitas yang tinggi. Hal ini bisa saja terjadi karena di SMK Bina
Banua mempunyai fasilitas-fasilitas yang memadai dan melakukan
kegiatan keagamaan setiap minggunya. Selain itu, banyak pula faktor
yang mempengaruhi karakteristik cyberbullying selain perilaku
agresif, seperti karakteristik kepribadian, persepsi terhadap korbannya,
kondisi ketegangan psikis seseorang, dan peran interksi antara
orangtua dan anak.
4.4 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

4.4.1 Dalam mengukur variabel cyberbullying dan variabel perilaku agresif


peneliti hanya melakukan dengan cara kuesioner tidak dengan metode
observasi sehingga sangat mungkin terjadi bias informasi.

4.4.2 Tidak semua faktor yang mempengaruhi cyberbullying dikendalikan


dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini hanya membahas
tentang faktor yang mempengaruhi cyberbullying yaitu perilaku
agresif.

4.5 Implikasi Hasil Penelitian


4.5.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi keperawatan,
serta menambah pengetahuan dan informasi dalam mengoptimalkan
peran perawat sebagai konselor dalam memberikan upaya pendidikan
kesehatan jiwa khususnya pada remaja.
4.5.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang
pendidikan agar bisa mencegah terjadinya cyberbullying dalam
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah serta meminimalisir
terjadinya perilaku agresif.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dipembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Sebagian besar (78%) perilaku cyberbullying di SMK Bina Banua


termasuk dalam kategori cyberbullying ringan.

5.1.2 Sebagian besar (64%) perilaku agresif di SMK Bina Banua termasuk
dalam kategori agresif rendah.

5.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara cyberbullying dengan perilaku


agresif pada remaja di SMK Bina Banua Banjarmasin pada tahun 2016.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Dinas Pendidikan

Bagi Dinas Pendidikan khususnya di Kota Banjarmasin diharapkan


dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk
mengadakan program pencegahan cyberbullying sejak dini pada remaja
di Kota Banjarmasin agar cyberbullying yang terjadi tidak menjadikan
remaja semakin bertindak agresif.

5.2.2 Bagi Sekolah SMK Bina Banua Banjarmasin

Diharapkan mengadakan program konseling pada siswa apabila


diketahui ada siswa yang menjadi korban maupun pelaku
cyberbullying. Hendaknya pihak sekolah bekerja sama dengan orangtua
siswa dalam pengawasan penggunaan media sosial yang dilakukan
oleh siswa.
5.2.3 Bagi remaja
Remaja diharapkan dapat menggunakan internet khusunya media sosial
secara bijak agar tidak terlibat dalam cyberbullying. Selain itu, Setiap
kali remaja yang memiliki masalah dengan orang lain diharapkan dapat
berkonsultasi dengan orang yang lebih mengerti dan bijaksana misalnya
dengan guru bimbingan konseling atau orang tua.

5.2.4 Bagi Dunia Keperawatan


Peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan komunitas
khususnya di lingkungan sekolah selain mengkaji masalah kesehatan
fisik siswa hendaknya berfokus juga pada kesehatan mental siswa
apalagi pada siswa yang terlibat dalam cyberbullying. Karena,
cyberbullying apabila tidak ditindak lanjuti akan mengakibatkan
kesehatan mental remaja yang semakin buruk.

5.2.5 Bagi peneliti selanjutnya

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cyberbullying seperti


karakteristik kepribadian, persepsi terhadap korban, peran interaksi
antara orangtua dan anak , selain itu bentuk-bentuk dari cyberbullying
bisa menjadi bahan untuk pembahasan bagi peneliti selanjutnya agar
referensi tentang cyberbullying semakin banyak dan mendetail sehingga
kesadaran akan dampak dari cyberbullying lebih meningkat.

5.2.6 Bagi Institusi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi rujukan,


informasi dan wawasan bagi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin yang ingin mendalami tentang cyberbullying pada remaja.
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, Muhammad (2010). Cyberbullying Pada Media Sosial. Surakarta :


Program Studi Ilmu Komunikasi.

Bamford, A. (2004, September). Cyber-bullying. Paper presented at Association of


Heads of Independent Schools of Australia Pastoral Care National
Conference, Melbourne, Australia.

Buss, Arnold H., and Perry,Mark.(1992). The Aggression Questionnaire.American


sychological Association, Journal of Personality and Sosial Psychology
Volume:63.

Ghufron, M.N & Risnawati, R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-

Ruzz Media.

Hertz MF, David-Ferdon C. Electronic Media and Youth Violence: A CDC Issue
Brief for Educators and Caregivers. Atlanta.

Hidayat, A. A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa


Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hinduja, S. & Patchin, J. W. (2009). Bullying beyond the Schoolyard: Preventing


and Responding to Cyberbullying. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
Krahe, B. (2005). Buku Panduan Psikologi Sosial : Perilaku Agresif. Terjemahan

Helly Prajitno Soetjipto. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Kowalski, R.M., Limber, S.P., & Agatston, P.W. (2008). Cyberbullying: Bullying
in thr digital age. Oxford:Blackwell Publishing.

Kulsum, Umi & Jauhar, Mohammad. (2014). Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta :
Prestasi Pustaka

Kusumawati, (2007). Kepemimpinan dalam Perspektif Gender: Adakah


Perbedaan?. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. I, No. 1. (Online).
(http://ejournalfia.ub.ac.id), diunduh 20 Desember (2014)

Juvonen, Jaana, Phd & Elisheva F. Gross, Phd (2008). Extending the School
Grounds?—Bullying Experiences in Cyberspace. Journal of School Health,
American School Health Association

Marius, P., Anggoro, S., (2015). Profil Pengguna Internet Indonesia Tahun 2014.
Cetakan Pertama. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia.

Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika

Mishna, F., Cook, C., Saini, M., Wu, M.-J., & MacFadden, R. (2009).
Interventions for children, youth, and parents to prevent and reduce cyber
abuse. Campbell Systematic Reviews, 2. doi:10.4073/csr.2009.2
Nancy E. Willard,(2007), Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the Ch
allenge ofOnline Social Aggression, Threats, and Distress.
Reasearch Press

Narendra, M.B.,dkk. (2008). Buku Ajar 1 Tumbuh Kembang Anak dan Remaja;
CV. Sagung Seto, Jakarta.

Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2007.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurfaujianti .(2010). Hubungan Pengendalian Diri (Self-Control) dengan


Agresitivitas Anak Jalanan. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Nursalam. (2014). Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Rachmania, N. (2010). Ungkapan Kemarahan dan Kesedihan Remaja Laki-laki


dan Perempuan Melalui Status Facebook. Skripsi. Depok : Fakultas
Ilmu Pengetahuan.

Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Riandi, Muhammad. (2015). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku


Agresi Pada Remaja di Sekolah Menengah Pertama Negeri 28
Banjarmasin. Skripsi S-1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.
Patchin, Justin W. & Sameer Hinduja. (2012). Cyberbullying Prevention And
Response: Expert Perspectives. New York: Routledge

Pratiwi, Tiara Citra Okta, dkk. (2013). Pengaruh Solidaritas Kelompok Sosial
terhadap Perilaku Agresi Siswa Kelas XI SMA Negeri 85 Jakarta. Jurnal
PPKN UNJ online. Jakarta : Fakultas PPKN FIS.

Prahastiwi, Utari. (2014). Studi analisis tentang cyberbullying pada remaja di


Facebook. Jurnal online. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Putri, R. H. (2010). Hubungan Perilaku Sosial dengan Agresivitas Siswa di SMK


Negeri 1 Cikarang Barat. Jurnal online. Jakarta: Fakultas Negeri Jakarta

Sanjaya, A. (2014). Pengaruh Interaksi Teman Sebaya dan Konsep Diri Terhadap
Perilaku Cyberbullying Siswa Program Keahlian Elektronika Industri SMK
Negeri 3 Wonosari.Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Santrock, J.W. 2007. Perkembangan anak. Penerjemah: Rachmawati, M &


Kuswanti, Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Edisi 3.


Jilid 1. Jakarta : Sagung Seto.

Sugiyono. (2012). Metodelogi Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :


Alpabeta, CV.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :


Gava Media
Taylor, S.E. Peplau, L.A & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial Edisi XII.
Jakarta: Kencana

Willard, N.(2005).Cyberbullying and cyberthreats. Washington: U.S.Departement


of Education.

Wong Donna L. (2009). Buku Ajar KeperawatanPediatrikVol 1, Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Reflika Aditama.

Sumber dari internet:


http://cyberbullying.org/2015-data/ (diakses tanggal 07 desember 2015)

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/279410-survei--ancaman-cyberbullying-
kian-meningkat (diakses 07 desember 2015)

http://www.lipi.go.id/intra/informasi/1250035982.pdf (diakses 07 desember 2015)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptunimus-gdl-ahamadnurf-7260-3-
babii.pdf (diakses 20 Mei 2016).
LAMPIRAN
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati,


Saya yang bertanda tagan dibawah ini:
Nama : Sri Suhartini
NPM : 12142011293
Alamat : Jl. Veteran Gang.Dahlia Rt.24 No.85 Kel. Sungai Bilu,
Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin
Telepon : 082210806860

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah


Banjarmasin, akan melakukan penelitian sebagai persyaratan tugas akhir tentang
“Hubungan Cyberbullying dengan Perilaku Agresif Pada Remaja di SMK Bina
Banua Banjarmasin Tahun 2016”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara cyberbullying


dengan perilaku agresif di SMK Bina Banua Banjarmasin. Penelitian ini
dilakukan dengan cara saat melakukan penelitian, peneliti akan membagikan
kuesioner yang berisi 58 pertanyaan dan pertanyaan tersebut akan dijawab sendiri
oleh responden, responden boleh bertanya kepada peneliti apabila saat mengisi
kuesioner ada pertayaan yang tidak dipahami. Penelitian ini mempunyai resiko
yang minimal dan tidak akan merugikan responden, resiko yang muncul adalah
responden mungkin merasa sedikit malu karena isi dari kuesioner mengenai
perilaku yang dilakukannya sehari-hari. Manfaat penelitian ini adalah hasil yang
diperoleh akan sangat bermanfaat bagi peneliti, dunia keperawatan, dunia
pendidikan, dan untuk kalangan remaja.

Bersama surat ini peneliti lampirkan lembar persetujuan menjadi responden.


Segala informasi yang di dapat dari penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya
dan hanya akan diketahui oleh peneliti dan pihak yang berkompeten. Saudara
dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan apabila bersedia menjadi
responden penelitian (terlampir). Jika saudara tidak menyetujui permohonan ini
saudara berhak menolak atau mengundurkan diri. Atas bantuan dan kerjasamanya,
saya ucapkan terimakasih.
Banjarmasin, 2016
Peneliti

Sri Suhartini
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden penelitian
yang dilakukan oleh:
Nama : Sri Suhartini
NPM : 12142011293
Status : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai tujuan penelitian ini. Saya
mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas
yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk terkait
penelitian. Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada
pertanyaan dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada
saya, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti
memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri menjadi responden dari
penelitian ini tanpa resiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani tanpa suatu paksaan. Saya
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Banjarmasin , 2016

Responden

(……………………)
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN CYBERBULLYING DENGAN PERILAKU AGRESIF
PADA REMAJA DI SMK BINA BANUA BANJARMASIN

A. Karakteristik responden
Usia : ............... Tahun
Jenis kelamin :
Jurusan :

1. Apakah anda mempunyai handphone ? Ya Tidak


2. Jika iya, apakah handphone anda bisa mengakses internet? Ya Tidak
3. Apakah anda mempunyai akun media sosial ? Ya Tidak
4. Diantara akun media sosial dibawah ini, yang manakah yang anda punya
dan yang masih aktif hingga sekarang?

Facebook BBM
Twitter Instagram
Path Line
Whatsapp WeChat
A. Cyberbullying
Tidak ada jawaban yang dianggap Salah, semua JAWABAN ADALAH BENAR,
selama itu menggambarkan pribadi diri adik-adik.
Tidak Kadang-
No Pernyataan Sering Selalu
pernah kadang

1. Saya memaki dengan kata-kata kasar kepada


orang lain menggunakan SMS ataupun pesan
teks melalui jejaring sosial pada saat emosi.

2. Saya mengancam seseorang dengan


mengirimkan SMS ataupun pesan teks di
jejaring sosial dengan kata-kata kasar.

3. Saya menghina seseorang dengan kata-kata


yang kasar menggunakan SMS, pesan teks di
jejaring sosial.

4. Saya tidak menghina seseorang melalui pesan


teks di jejaring sosial.

5. Saya menebar gosip tentang seseorang lewat


SMS ataupun situs jejaring sosial.

6. Saya tidak menulis komentar kasar pada status


seseorang di jejaring sosial.

7. Saya mencemarkan nama baik seseorang di


jejaring sosial.

8. Saya menulis komentar kasar pada status


seseorang di jejaring sosial.

9. Saya menghapus pertemanan dengan seseorang


di situs jejaring sosial.

10. Saya berusaha mengeluarkan seseorang dengan


sengaja dari grup di situs jejaring sosial dengan
mengancamnya.

11. Saya tidak menghapus pertemanan dengan


seseorang di situs jejaring sosial walaupun saya
tidak menyukai orang tersebut.

12. Saya tidak menebarkan rahasia pribadi


seseorang yang saya benci menggunakan SMS,
ataupun di situs jejaring sosial.

13. Saya menebarkan rahasia pribadi seseorang


kepada orang lain menggunakan SMS, pesan
teks di situs jejaring sosial.

14. Saya mempermalukan seseorang dengan


menyebarkan foto pribadinya melalui situs
jejaring sosial.

15. Saya menyebarkan keburukan seseorang


kepada orang lain menggunakan SMS, pesan
teks di jejaring sosial.

16. Saya menggoda seseorang dengan cara


memberi komentar buruk pada foto ataupun
status seseorang di situs jejaring sosial.

17. Saya meneror seseorang yang saya benci


dengan mengirim SMS, pesan teks di jejaring
sosial dengan bahasa yang mengandung
ancaman.

18. Saya tidak menggoda seseorang dengan


memberi komentar buruk pada foto atau status
seseorang lewat jejaring sosial.

19. Saya mengirim SMS, pesan teks di jejaring


sosial dengan bahasa yang mengandung
pornografi, dengan mengatas namakan
oranglain atau menggunakan akun milik orang
lain.

20. Saya mengancam seseorang yang saya benci


dengan mengirim sms, pesan teks di jejaring
sosial, dengan mengatas namakan oranglain
atau menggunakan akun milik oranglain.

21. Saya meneror seseorang yang saya benci


dengan memberi komentar buruk pada foto
atau status seseorang di jejaring sosial dengan
mengatas namakan oranglain atau
menggunakan akun milik oranglain.

22. Saya tidak mengirim sms, pesan teks di


jejaring sosial dengan bahasa yang
mengandung pornografi dengan mengatas
namakan orang lain atau menggunakan akun
oranglain.

23. Saya membujuk seseorang atau teman dengan


tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto
pribadi seseorang lewat situs jejaring sosial.

24. Saya menakut-nakuti seseorang dengan


mengirim sms, pesan teks di jejaring sosial
dengan bahasa yang mengandung ancaman
agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi
seseorang lewat situs jejaring sosial.

25. Saya tidak melakukan tipu daya untuk


mendapatkan rahasia atau foto pribadi
seseorang lewat situs jejaring sosial.

26. Saya mencari informasi seseorang (stalking)


menggunakan akun jejaring sosial yang
bertujuan untuk mengganggu.
27. Saya menggunakan akun dengan mengatas
namakan orang lain untuk mendapatkan
informasi seseorang (stalking) atau mengawasi
aktivitas online seseorang di jejaring sosial.

28. Saya tidak mencari informasi seseorang


menggunakan akun jejaring sosial yang
bertujuan untuk mengganggu.
B. Perilaku Agresif
Tidak ada jawaban yang dianggap Salah, semua JAWABAN ADALAH BENAR, selama
itu menggambarkan pribadi diri adik-adik.

Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan tidak Setuju
setuju setuju
setuju

1. Saya merasa hebat dihadapan teman-


teman jika saya dapat memukul teman
yang lebih kecil untuk mengajarkan
disiplin padanya.

2. Saya tidak akan segan-segan untuk


memberi pelajaran berupa
tendangan/pukulan terhadap teman yang
menghina saya.

3. Saya menuduh teman mengambil uang


milik saya karena saat hilang ada dia di
dekat saya.
4. Saya bersikap biasa saja ketika ada teman
main kerumah saya, karena saya tau
teman saya tidak mungkin mengambil
barang-barang saya.

5. Bukan hal yang baik jika saya mengikuti


gaya orang yang saya benci untuk
mengejek-ngejeknya.

6. Saya kesal apabila ada teman yang


memukul saya.

7. Saya tahu, iri kepada teman merupakan


pertanda bahwa saya tidak mampu/tidak
lebih baik darinya.

8. Saya tidak merasa saya lebih rendah dari


teman saya.

9. Saya akan memukul teman yang lebih


kecil dari saya jika saya merasa kesal
padanya.
10. Saya tidak memperdulikan teman-teman
yang sedang membicarakan kejelekan
salah satu teman kami.
11. Saya akan ikut bergabung dengan teman-
teman yang sedang membicarakan teman
saya.

12. Saya tidak akan membalas ketika ada


teman yang menghina saya.

13. Menurut saya, bergaul dengan siapapun


tidak masalah karena semua manusia
sama.

14. Saya rasa tidak wajar bersikap buruk


kepada teman.

15. Berkelahi bukian solusi terbaik untuk


memecahkan masalah dalam bergaul.

16. Saya akan membujuk teman-teman untuk


tidak bergaul dengan salah satu teman
yang tidak saya sukai.

17. Saya akan membela pendapat teman yang


menurut saya masuk akal.

18. Menurut saya,meminta uang kepada


teman yang lebih kecil adalah perbuatan
yang tidak baik.

19. Saya tidak suka membicarakan teman


dengan berbisik-bisik, karena takut dia
mendengarkan.
20. Saya berusaha mengalah terhadap adik/
teman saya dengan hanya mengusap-usap
dada.

21. Melirikkan mata penuh kebencian untuk


merendahkan orang lain adalah hal yang
tidak baik.

22. Menurut saya, tidak ada gunanya


bercanda dengan sangat keterlaluan.

23. Saya akan menghentikan pembicaraan


saya dalam diskusi apabila pembicaraan
saya dipotong.

Terimakasih Atas Partisipasinya


Peneliti
SRI SUHARTINI
Tabel jadwal dan waktu kegiatan penelitian

Bulan
No Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst

1. Judul

2. Studi Pendahuluan

3. Menyusun proposal

4. Seminar proposal

5. Revisi proposal

6. Pelaksanaan penelitian

7. Penyusunan laporan

8. Seminar skripsi

9. Revisi skripsi

10. Pengumpulan naskah skripsi


Hasil SPSS Uji Validitas:
A. Cyberbullying

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.931 28

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Pr1 47.73 207.926 .604 .928
Pr2 48.23 207.357 .782 .927
Pr3 48.13 206.051 .728 .927
Pr4 47.47 210.395 .427 .930
Pr5 48.20 208.166 .635 .928
Pr6 48.30 209.252 .646 .928
Pr7 47.67 203.195 .547 .929
Pr8 47.07 202.478 .503 .930
Pr9 46.77 210.461 .437 .930
Pr10 47.77 208.323 .520 .929
Pr11 46.80 210.097 .519 .929
Pr12 48.20 209.338 .670 .928
Pr13 48.20 209.545 .659 .928
Pr14 48.40 210.524 .753 .928
Pr15 47.63 204.654 .509 .930
Pr16 48.23 215.564 .428 .930
Pr17 48.47 211.982 .719 .928
Pr18 47.30 199.390 .703 .926
Pr19 48.33 208.713 .820 .927
Pr20 48.43 210.185 .806 .927
Pr21 48.40 208.455 .797 .927
Pr22 47.47 205.499 .418 .932
Pr23 48.10 211.266 .562 .929
Pr24 48.33 212.299 .602 .929
Pr25 47.03 207.206 .372 .933
Pr26 47.60 201.352 .604 .928
Pr27 47.77 203.082 .549 .929
Pr28 47.17 204.626 .507 .930
B. Perilaku Agresif

Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 30 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.892 30

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item-Total
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted Statistics
P1 67.30 175.803 .826 .880
P2 66.90 183.197 .487 .887
P3 67.33 188.023 .487 .888
P4 67.03 186.447 .614 .886
P5 66.77 192.047 .261 .892
P6 66.33 186.575 .443 .888
P7 66.57 197.702 .088 .894
P8 66.17 189.316 .340 .891
P9 66.63 179.826 .592 .885
P10 66.80 190.924 .494 .888
P11 67.17 181.109 .749 .882
P12 66.67 189.402 .387 .889
P13 67.00 182.207 .689 .884
P14 67.20 196.028 .109 .895
P15 66.60 188.248 .396 .889
P16 67.20 176.097 .845 .879
P17 67.10 194.852 .190 .893
P18 66.83 189.868 .402 .889
P19 66.73 181.582 .523 .887
P20 66.30 199.183 .032 .894
P21 67.20 178.648 .697 .882
P22 66.93 180.340 .744 .882
P23 66.83 183.385 .473 .888
P24 66.83 191.385 .304 .891
P25 66.97 181.826 .761 .883
P26 66.90 181.679 .680 .883
P27 66.80 187.614 .449 .888
P28 65.87 204.257 -.231 .898
P29 66.63 190.792 .366 .890
P30 66.30 205.734 -.247 .901
SPSS hasil Penelitian
Correlations

Cyberbullying Perilaku.agresif
Spearman's rho Cyberbullying Correlation Coefficient 1.000 .557(**)
Sig. (2-tailed) . .000
N 74 74
Perilaku.agresif Correlation Coefficient .557(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 74 74
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Frekuensi
Cyberbullying

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1.00 58 78.4 78.4 78.4
2.00 16 21.6 21.6 100.0
Total 74 100.0 100.0

PERILAKU.AGRESIF

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 47 63.5 63.5 63.5
2 27 36.5 36.5 100.0
Total 74 100.0 100.0

Crosstabs
Cyberbullying * perilaku.agresif Crosstabulation

perilaku.agresif
Rendah Tinggi Total
Cyberbullying Ringa Count 45 13 58
n % of Total 60.8% 17.6% 78.4%
Berat Count 2 14 16
% of Total 2.7% 18.9% 21.6%
Total Count 47 27 74
% of Total 63.5% 36.5% 100.0%
umur * cyberbullying Crosstabulation
Count
cyberbullying Total
ringan berat
umur 14-<15 tahun 7 6 13
15-<16 tahun 28 7 35
16-<17 tahun 20 3 23
≥17 tahun 3 0 3
Total 58 16 74

Jenis_kelamin * cyberbullying Crosstabulation

Count
cyberbullying Total
ringan Berat
Jenis_ke Perempuan
32 10 42
lamin
Laki-laki 26 6 32
Total 58 16 74

umur * PerilakuAgresif Crosstabulation

PerilakuAgresif
1 2 Total
umur 1 Count 8 5 13
% within PerilakuAgresif 17.0% 18.5% 17.6%
% of Total 10.8% 6.8% 17.6%
2 Count 23 12 35
% within PerilakuAgresif 48.9% 44.4% 47.3%
% of Total 31.1% 16.2% 47.3%

3 Count 13 10 23
% within PerilakuAgresif 27.7% 37.0% 31.1%
% of Total 17.6% 13.5% 31.1%

4 Count 3 0 3
% within PerilakuAgresif 6.4% .0% 4.1%
% of Total 4.1% .0% 4.1%

Total Count 47 27 74
% within PerilakuAgresif 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 63.5% 36.5% 100.0%
Jenis_kelamin * perilaku_agresif Crosstabulation

Count

PerilakuAgresif
Rendah Tinggi Total
JenisKelamin Perem Count 28 14 42
puan % within PerilakuAgresif 59.6% 51.9% 56.8%
% of Total 37.8% 18.9% 56.8%
Laki- Count 19 13 32
laki % within PerilakuAgresif 40.4% 48.1% 43.2%
% of Total 25.7% 17.6% 43.2%
Total Count 47 27 74
% within PerilakuAgresif 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 63.5% 36.5% 100.0%
Rekapitulasi Data Responden Cyberbullying
Jenis nilai no. jenis Nilai
no.responden Umur Kategori Umur Kategori
Kelamin total responden kelamin total
1 15 perempuan 43 Ringan 38 15 Perempuan 46 Ringan
2 15 Laki-Laki 54 Ringan 39 15 Perempuan 60 Ringan
3 15 Laki-Laki 39 Ringan 40 16 Laki-Laki 47 Ringan
4 16 Laki-Laki 53 Ringan 41 16 Laki—laki 39 Ringan
5 15 Laki-Laki 57 Ringan 42 17 Laki—laki 35 Ringan
6 16 Laki-Laki 29 Ringan 43 15 Laki—laki 47 Ringan
7 15 Laki-Laki 29 Ringan 44 14 Perempuan 59 Berat
8 15 perempuan 39 Ringan 45 14 Perempuan 57 Berat
9 16 perempuan 66 Ringan 46 14 Perempuan 42 Ringan
10 15 perempuan 73 Ringan 47 14 Perempuan 37 Ringan
11 15 perempuan 64 Ringan 48 15 Perempuan 40 Ringan
12 16 perempuan 43 Ringan 49 17 Perempuan 48 Ringan
13 16 Laki-Laki 53 Ringan 50 15 Laki-Laki 40 Ringan
14 14 perempuan 52 Ringan 51 15 Laki-Laki 46 Ringan
15 15 Laki-Laki 38 Ringan 52 16 Perempuan 47 Ringan
16 14 Laki-Laki 43 Ringan 53 14 Perempuan 51 Ringan
17 15 Laki-Laki 54 Ringan 54 14 Perempuan 48 Ringan
18 15 perempuan 57 Ringan 55 15 Perempuan 39 Ringan
19 15 Laki-laki 57 Ringan 56 16 Perempuan 49 Ringan
20 15 perempuan 75 Berat 57 15 Perempuan 44 Ringan
21 14 perempuan 71 Berat 58 14 Perempuan 83 Berat
22 16 Laki-Laki 57 Ringan 59 15 Perempuan 75 Berat
23 15 Laki-Laki 57 Ringan 60 16 Laki-Laki 81 Berat
24 16 Laki-Laki 54 Ringan 61 15 Perempuan 74 Berat
25 16 Laki-Laki 56 Ringan 62 15 Laki-Laki 70 Berat
26 16 perempuan 47 Ringan 63 16 Perempuan 46 Ringan
27 15 perempuan 36 Ringan 64 15 Perempuan 52 Ringan
28 15 perempuan 37 Ringan 65 15 Perempuan 79 Berat
29 14 perempuan 57 Ringan 66 15 Laki-Laki 48 Ringan
30 16 Laki-Laki 33 Ringan 67 15 Perempuan 58 Ringan
31 17 Laki-Laki 43 Ringan 68 15 Perempuan 64 Ringan
32 16 perempuan 45 Ringan 69 14 Laki-Laki 66 Berat
33 16 perempuan 42 Ringan 70 15 Laki-Laki 71 Berat
34 16 perempuan 38 Ringan 71 14 Laki-Laki 82 Berat
35 15 Laki-Laki 41 Ringan 72 15 Perempuan 73 Berat
36 16 Laki-Laki 31 Ringan 73 16 Perempuan 77 Berat
37 16 perempuan 33 Ringan 74 16 Laki-Laki 75 Berat
Rekapitulasi Data Responden Perilaku agresif
Jenis nilai no. jenis Nilai
no.responden Umur Kategori Umur Kategori
Kelamin total responden kelamin total
1 15 perempuan 54 Rendah 38 15 perempuan 48 Rendah
2 15 Laki-Laki 77 Tinggi 39 15 perempuan 77 Tinggi
3 15 Laki-Laki 57 Rendah 40 16 Laki-Laki 75 Tinggi
4 16 Laki-Laki 48 Rendah 41 16 Laki--laki 65 Tinggi
5 15 Laki-Laki 59 Rendah 42 17 Laki--laki 49 Rendah
6 16 Laki-Laki 53 Rendah 43 15 Laki--laki 48 Rendah
7 15 Laki-Laki 44 Rendah 44 14 perempuan 42 Rendah
8 15 perempuan 53 Rendah 45 14 perempuan 62 Tinggi
9 16 perempuan 52 Rendah 46 14 perempuan 51 Rendah
10 15 perempuan 59 Tinggi 47 14 perempuan 49 Rendah
11 15 perempuan 53 Rendah 48 15 perempuan 51 Rendah
12 16 perempuan 49 Rendah 49 17 perempuan 49 Rendah
13 16 Laki-Laki 48 Rendah 50 15 Laki-Laki 76 Tinggi
14 14 perempuan 51 Rendah 51 15 Laki-Laki 78 Tinggi
15 15 Laki-Laki 41 Rendah 52 16 perempuan 56 Rendah
16 14 Laki-Laki 54 Rendah 53 14 perempuan 51 Rendah
17 15 Laki-Laki 56 Rendah 54 14 perempuan 53 Rendah
18 15 perempuan 73 Tinggi 55 15 perempuan 54 Rendah
19 15 Laki-laki 56 Rendah 56 16 perempuan 54 Rendah
20 15 perempuan 68 Tinggi 57 15 perempuan 49 Rendah
21 14 perempuan 65 Tinggi 58 14 perempuan 60 Tinggi
22 16 Laki-Laki 57 Tinggi 59 15 perempuan 51 Rendah
23 15 Laki-Laki 48 Rendah 60 16 Laki-Laki 79 Tinggi
24 16 Laki-Laki 57 Tinggi 61 15 perempuan 61 Tinggi
25 16 Laki-Laki 56 Rendah 62 15 Laki-Laki 69 Tinggi
26 16 perempuan 50 Rendah 63 16 perempuan 50 Rendah
27 15 perempuan 44 Rendah 64 15 perempuan 53 Rendah
28 15 perempuan 46 Rendah 65 15 perempuan 64 Tinggi
29 14 perempuan 40 Rendah 66 15 Laki-Laki 47 Rendah
30 16 Laki-Laki 50 Rendah 67 15 perempuan 54 Rendah
31 17 Laki-Laki 50 Rendah 68 15 perempuan 54 Rendah
32 16 perempuan 48 Rendah 69 14 Laki-Laki 69 Tinggi
33 16 perempuan 58 Tinggi 70 15 Laki-Laki 72 Tinggi
34 16 perempuan 61 Tinggi 71 14 Laki-Laki 62 Tinggi
35 15 Laki-Laki 41 Rendah 72 15 perempuan 65 Tinggi
36 16 Laki-Laki 54 Rendah 73 16 perempuan 57 Tinggi
37 16 perempuan 59 Tinggi 74 16 Laki-Laki 71 Tinggi
Tabulasi data Cyberbullying
Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 Skor
Cyberbullying
1 2 1 2 3 2 4 4 1 2 2 1 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 1 1 4 2 1 1 50 Ringan
2 1 1 1 4 1 4 4 1 1 2 4 3 1 1 3 1 1 4 2 1 1 4 1 1 4 1 1 4 58 Ringan
3 3 1 2 4 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 41 Ringan
4 1 2 2 3 2 4 4 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 4 3 1 1 4 1 1 4 1 1 4 56 Ringan
5 4 1 4 1 1 4 4 1 3 4 4 1 1 4 4 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 59 Ringan
6 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 38 Ringan
7 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 4 1 1 1 4 1 1 4 1 1 43 Ringan
8 1 1 1 1 2 4 4 1 2 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 39 Ringan
9 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 4 4 2 2 4 2 2 1 1 3 4 4 2 3 3 66 Ringan
10 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 4 4 2 2 2 3 4 3 2 4 75 Ringan
11 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 1 65 Ringan
12 2 1 2 3 3 4 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 45 Ringan
13 2 1 2 3 1 4 4 1 1 1 4 3 1 2 4 2 4 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 4 61 Ringan
14 1 1 1 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 1 3 1 4 4 2 1 1 4 2 1 3 3 1 4 60 Ringan
15 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 4 4 1 1 1 44 Ringan
16 2 1 1 4 1 4 4 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 45 Ringan
17 1 1 1 2 2 4 4 2 2 1 3 3 1 2 1 2 1 4 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 54 Ringan
18 1 1 1 4 1 3 3 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 4 2 1 3 3 1 3 1 1 4 57 Ringan
19 2 2 4 2 1 3 3 1 4 1 3 4 1 4 2 1 2 1 2 2 3 1 1 1 4 1 1 1 58 Ringan
20 4 2 2 4 2 4 4 3 2 2 4 4 2 3 2 2 2 4 1 2 2 4 2 2 3 4 2 3 75 Berat
21 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 71 Berat
22 3 2 2 3 1 4 4 1 2 2 3 1 1 2 1 1 2 4 1 1 1 4 1 1 4 1 1 4 58 Ringan
23 3 1 1 4 1 4 4 1 1 2 4 4 1 1 1 4 1 4 4 1 4 4 1 1 4 1 1 4 67 Ringan
24 1 1 1 4 2 4 4 1 3 1 3 3 2 1 2 4 3 4 1 1 4 1 2 1 3 2 2 4 63 Ringan
25 2 1 1 4 1 4 4 1 1 1 4 4 1 1 3 2 3 4 1 1 1 4 1 1 4 3 1 4 63 Ringan
26 1 1 1 3 2 4 4 1 2 3 3 3 2 1 3 2 1 3 4 1 2 1 3 1 4 2 1 3 59 Ringan
27 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 4 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 44 Ringan
28 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 2 4 3 3 1 4 1 1 1 1 4 1 1 48 Ringan
29 2 1 1 4 4 4 4 1 1 2 4 3 4 1 4 4 1 4 4 1 1 4 4 1 1 3 1 1 65 Ringan
30 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 37 Ringan
31 1 1 2 3 1 3 3 2 2 1 3 3 1 1 3 4 3 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 48 Ringan
32 2 1 1 4 1 3 3 1 1 1 4 3 1 2 2 2 1 4 2 1 2 3 3 1 3 4 1 3 52 Ringan
33 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 4 1 2 1 4 1 1 4 4 2 4 47 Ringan
34 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 2 43 Ringan
35 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 1 1 3 4 2 1 1 2 1 4 46 Ringan
36 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 3 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 38 Ringan
37 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 38 Ringan
38 2 1 1 4 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 4 1 4 2 1 4 53 Ringan
39 2 2 3 4 2 4 4 2 4 1 4 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 60 Ringan
40 1 1 1 2 1 4 4 1 2 1 2 2 1 1 1 3 3 4 2 1 1 4 1 2 4 2 3 4 52 Ringan
41 2 1 2 3 1 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 4 4 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 45 Ringan
42 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1 3 3 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 39 Ringan
43 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 1 3 1 1 1 2 1 1 4 4 4 1 2 1 4 3 47 Ringan
44 3 2 3 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 2 4 3 1 4 4 2 59 Berat
45 2 2 3 3 3 4 4 3 3 1 4 4 2 1 2 1 3 3 4 1 1 4 2 3 3 4 4 4 60 Berat
46 1 1 1 4 1 4 4 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 1 2 2 1 2 2 42 Ringan
47 2 1 1 4 1 4 4 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 39 Ringan
48 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 4 4 1 1 4 4 1 1 2 2 1 42 Ringan
49 2 1 2 2 1 4 4 1 1 3 4 3 4 1 2 4 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 52 Ringan
50 2 1 1 2 1 4 4 1 2 1 3 2 1 1 3 4 1 2 1 1 1 2 1 1 2 3 1 2 47 Ringan
51 1 1 1 2 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 1 1 1 2 3 1 1 4 1 1 4 1 1 4 50 Ringan
52 2 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 3 1 3 1 1 2 4 1 1 4 1 1 3 50 Ringan
53 2 1 1 4 1 4 4 1 2 2 3 4 1 1 1 1 2 4 1 1 2 2 1 1 2 3 1 2 55 Ringan
54 1 1 1 4 2 4 4 1 3 1 3 1 2 2 2 3 2 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 4 56 Ringan
55 2 1 2 2 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 41 Ringan
56 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 4 1 1 4 1 1 4 51 Ringan
57 2 1 1 2 1 4 4 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 1 1 2 1 1 2 47 Ringan
58 3 2 3 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 3 1 4 4 2 86 Berat
59 2 2 3 3 3 4 4 3 3 1 4 4 2 1 2 1 3 3 1 1 1 4 2 3 3 4 4 4 75 Berat
60 4 2 3 3 3 1 1 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 1 3 2 4 4 4 4 83 Berat
61 3 2 3 4 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 4 4 2 2 4 4 2 3 76 Berat
62 2 1 3 3 3 2 3 3 2 1 4 3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 2 4 3 2 2 70 Berat
63 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 3 4 1 1 1 1 2 4 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 49 Ringan
64 2 1 1 3 2 1 2 2 2 3 3 4 1 1 1 1 2 4 1 1 1 4 1 1 4 1 1 4 55 Ringan
65 2 2 3 3 3 4 4 4 4 1 4 3 3 2 2 4 1 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 2 80 Berat
66 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 3 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 4 1 1 4 48 Ringan
67 2 1 2 3 2 4 4 1 2 3 4 4 1 1 1 2 1 4 1 1 1 4 1 1 4 3 1 4 63 Ringan
68 2 1 1 3 2 4 4 1 3 1 4 4 1 2 1 1 3 3 1 1 2 4 1 2 4 1 3 4 64 Ringan
69 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 66 Berat
70 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 1 1 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 3 71 Berat
71 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 4 4 3 82 Berat
72 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 4 3 2 3 73 Berat
73 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 77 Berat
74 2 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 1 3 3 2 2 4 2 2 3 4 3 4 75 Berat
Jlh 143 99 129 201 112 211 215 122 171 125 212 181 116 131 140 142 141 213 143 101 116 175 119 95 166 149 97 191
Tabulasi data Perilaku Agresif
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 skor Kategori
1 1 3 2 1 3 4 1 2 1 2 2 2 4 1 2 2 3 2 4 1 4 4 3 54 Rendah
2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 77 Tinggi
3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 3 3 1 3 2 2 1 2 57 Rendah
4 1 4 2 2 2 3 1 4 1 4 1 2 3 1 1 2 1 1 3 2 1 2 4 48 Rendah
5 4 1 2 1 2 4 2 1 2 3 4 4 4 2 3 2 4 1 3 4 1 2 3 59 Rendah
6 1 4 4 3 2 3 2 2 1 2 1 1 3 2 1 1 4 4 2 2 4 2 2 53 Rendah
7 1 3 1 3 4 3 2 2 1 3 1 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 1 2 44 Rendah
8 1 1 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 53 Rendah
9 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 1 1 3 3 1 3 2 1 1 3 52 Rendah
10 1 4 2 1 3 3 2 1 2 4 2 4 4 4 3 4 4 2 1 2 3 2 1 59 Tinggi
11 1 2 2 3 3 4 1 2 1 4 1 1 4 1 4 1 4 4 3 1 4 1 1 53 Rendah
12 1 4 1 1 1 4 1 2 2 4 1 2 4 1 1 1 3 4 3 1 4 1 2 49 Rendah
13 2 3 2 1 1 4 1 2 1 3 4 2 3 1 1 1 3 3 3 1 1 2 3 48 Rendah
14 1 3 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 4 2 2 1 4 1 3 2 3 2 3 51 Rendah
15 1 1 1 1 2 3 1 2 1 3 2 2 4 1 1 1 4 2 2 2 2 1 1 41 Rendah
16 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 4 2 1 2 4 2 3 2 2 3 3 54 Rendah
17 1 2 1 4 1 4 4 1 2 4 2 4 4 1 3 2 3 2 2 2 2 2 3 56 Rendah
18 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 1 3 3 4 4 2 2 4 4 3 2 4 73 Tinggi
19 1 3 1 1 4 3 1 3 1 4 4 4 4 1 1 2 4 1 1 1 4 4 3 56 Rendah
20 4 4 4 1 4 4 2 1 4 4 1 4 3 2 1 4 3 2 2 4 3 3 4 68 Tinggi
21 4 3 1 4 3 4 2 4 1 4 4 4 4 1 2 3 1 4 2 2 2 2 4 65 Tinggi
22 2 4 2 1 1 4 1 4 1 4 1 4 3 1 1 1 4 4 3 3 4 2 2 57 Tinggi
23 1 1 1 2 4 3 2 2 1 2 1 1 4 1 4 1 3 1 2 2 4 3 2 48 Rendah
24 1 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 1 4 1 4 4 4 1 3 2 1 2 2 57 Tinggi
25 2 2 1 2 3 4 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 56 Rendah
26 1 2 3 1 2 4 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 50 Rendah
27 1 3 2 2 2 3 1 3 1 2 1 2 4 1 1 1 3 1 4 3 1 1 1 44 Rendah
28 1 2 1 2 1 4 3 1 2 1 1 3 4 2 1 2 4 1 2 2 2 1 3 46 Rendah
29 1 3 1 2 1 3 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 4 1 4 2 1 1 1 40 Rendah
30 1 4 1 2 1 2 2 3 1 4 1 2 4 3 4 2 3 1 2 2 1 1 3 50 Rendah
31 1 3 3 2 2 3 2 3 1 4 1 2 4 2 1 1 3 1 2 3 1 1 4 50 Rendah
32 1 2 2 2 3 3 3 1 1 2 1 2 4 1 1 1 4 4 2 2 2 2 2 48 Rendah
33 2 3 3 2 3 4 2 2 3 1 4 2 4 2 4 1 4 1 4 1 2 2 2 58 Tinggi
34 1 4 2 2 4 3 2 4 1 4 2 3 3 2 1 2 3 4 1 2 4 4 3 61 Tinggi
35 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 4 2 1 2 4 1 3 1 1 1 2 41 Rendah
36 2 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 3 4 1 4 2 1 1 3 54 Rendah
37 1 3 2 1 3 3 2 1 2 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 2 2 2 1 59 Tinggi
38 1 2 2 3 3 4 1 2 1 4 1 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 1 1 48 Rendah
39 4 4 3 2 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 77 Tinggi
40 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 1 3 4 4 1 75 Tinggi
41 3 4 2 3 4 3 2 1 4 3 3 4 3 3 2 4 2 3 1 4 3 3 1 65 Tinggi
42 1 3 1 1 3 3 2 2 1 2 1 2 4 2 2 1 3 4 3 2 2 2 2 49 Rendah
43 1 2 1 1 3 3 1 3 2 1 2 3 4 1 1 2 3 1 3 3 2 2 3 48 Rendah
44 1 3 1 2 1 4 3 1 2 1 1 2 4 2 1 1 3 1 2 1 1 1 3 42 Rendah
45 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 3 3 4 62 Tinggi
46 1 3 1 2 2 4 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 51 Rendah
47 1 3 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 4 2 2 1 4 1 3 2 2 2 2 49 Rendah
48 1 4 1 2 4 3 1 2 1 4 2 1 3 1 1 2 4 2 4 1 2 2 3 51 Rendah
49 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 3 3 1 4 1 3 2 2 2 3 49 Rendah
50 4 4 1 3 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 76 Tinggi
51 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 2 4 4 4 4 78 Tinggi
52 2 3 2 2 2 4 2 2 4 2 3 1 4 1 2 4 3 2 3 2 2 2 2 56 Rendah
53 1 4 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 51 Rendah
54 1 2 3 2 1 3 2 3 2 4 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 53 Rendah
55 1 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 54 Rendah
56 1 2 3 2 2 3 1 3 2 4 1 2 3 4 1 2 3 2 3 2 3 3 2 54 Rendah
57 1 3 1 2 1 3 3 1 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 49 Rendah
58 2 3 2 2 2 3 4 4 1 4 2 2 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 2 60 Tinggi
59 1 4 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 51 Rendah
60 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 1 2 3 3 3 4 79 Tinggi
61 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 61 Tinggi
62 3 4 2 2 3 4 2 2 4 1 4 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 4 4 69 Tinggi
63 1 3 2 1 3 2 3 2 2 2 1 3 4 2 1 2 4 1 3 2 2 2 2 50 Rendah
64 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 53 Rendah
65 3 3 2 3 3 4 1 1 3 1 3 4 4 3 3 4 4 1 2 2 3 3 4 64 Tinggi
66 1 2 1 1 3 2 3 2 2 2 1 2 4 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 47 Rendah
67 1 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 54 Rendah
68 1 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 4 1 2 2 2 54 Rendah
69 3 4 3 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 1 69 Tinggi
70 3 4 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 1 4 4 2 3 3 3 3 4 72 Tinggi
71 4 4 3 2 4 4 2 2 4 2 3 1 4 1 2 2 4 1 2 3 2 2 4 62 Tinggi
72 4 4 1 1 4 4 2 1 4 4 4 4 3 1 2 4 4 2 2 2 2 2 4 65 Tinggi
73 3 3 1 2 3 4 2 1 4 1 1 2 2 3 3 4 4 2 1 3 2 2 4 57 Tinggi
74 3 4 1 2 3 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 4 71 Tinggi
Jlh 135 223 141 147 200 249 155 155 160 219 162 187 262 150 167 173 247 150 191 165 173 162 191

Anda mungkin juga menyukai