OLEH :
216410005
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
masyarakat dan sebagian besar factor penyebabnya adalah gaya hidup yang
kurang sehat. Kadar glukosa pada diabetes mellitus mengalami peningkatan gula
dalam darah lebih dari normal. Kasus DM ini terhitung sekitar 90% sampai 95%
dari semua kejadian DM yang ada di dunia dan menjadi ancaman besar bagi
seluruh dunia, yang setara dengan tingkat prevalensi 99,3% dari populasi global.
usia penduduk, mencapai 19,9% dari populasi, atau 111,2 juta orang berusia 65
151.878 kasus diabetes yang didiagnosis oleh dokter pada populasi umum dari
segala usia (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Jumlah kasus pada DM menurut
dinas kesehatan (DINKES) Jombang pada tahun 2021 mencapai 34.466 jiwa dari
34.228 jiwa, maka penderita DM sebesar 99,3% pada tahun 2021 (Dinkes
Jombang, 2021)
Faktor pola hidup yang kurang sehat dan kurangnya aktifitas fisik salah
mellitus akan semakin meningkat drastis. Diabetes melitus adalah suatu kondisi
mungkin menolak efek insulin atau gagal menghasilkan insulin yang memadai
utama pada pasien Diabetes mellitus. Solusi mengontrol kadar gula darah dapat
insulin sesuai resep, memantau status cairan (inteke output), dan dapat
berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat. Dari masalah di atas maka
pelayanan yang komprehensif dan komplit yang berkolaborasi dengan dokter, ahli
Masalah studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada pasien
RSUD Jombang ?
1) Tujuan umum
TINJAUAN PUSTAKA
kondisi yang parah terjadi saat pankreas gagal memproduksi insulin yang cukup
atau ketika produksi insulin tubuh tidak efisien (Ardhiyanto, 2019). Diabetes
dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa dalam darah, sehingga
tubuh tidak dapat atau menggunakan insulin dengan benar, yang mengakibatkan
insulin seumur hidup. Pencegah dan penyebab pada DM tipe 1 belum diketahui.
(WHO, 2020)
onset dewasa) resistensi insulin yang disebabkan oleh penggunaan hormon yang
tidak efisien oleh tubuh.Jenis diabetes ini sebagian besar disebabkan karena
beta, cacat genetik pada produksi insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit
metabolik endokrin lainnya dapat menyebabkan diabetes jenis ini (WHO, 2020).
Skrining prenatal, dari pada gejala yang dilaporkan, digunakan untuk mendeteksi
(insulin alami yang diproduksi oleh pankreas) biasanya normal. DMT2 adalah
kondisi genetik. Faktor genetik berperan besar (DMT2) dari setengah kerabat
insulin adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak berfungsinya reseptor
insulin di sel target. Obesitas dan kehamilan umumnya diperangi oleh resistensi
insulin. Sel beta melepaskan insulin dalam jumlah yang signifikan untuk
menyesuaikan diri dengan obesitas atau kehamilan pada orang sehat. Pasien
dengan predisposisi herediter terhadap diabetes memiliki tubuh yang tidak dapat
2020).
a) Umur
Menurut penelitian sebelumnya, variabel usia 50 dapat menyebabkan
diabetes di negara berkembang adalah antara usia 45 dan 64. Diabetes menyerang
b) Jenis kelamin
yang lebih besar dari pada laki-laki karena wanita kemungkinan mengalami
d) Genetik
diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut daripada anggota
massa tubuh dan faktor lainnya. Orang gemuk memiliki risiko diabetes 7,14 kali
lipat lebih tinggi daripada orang dengan BMI normal (Mirza & Cahyady, 2020).
b) Hipertensi
yang signifikan, gatal di area kewanitaan, keputihan pada wanita, luka memang
2.1.6 Komplikasi
Kompikasi akut DMT2 terdiri dari 3 macam yaitu (Puspita et al., 2020) :
1. Hipoglikemia
Kondisi ini terjadi dimana kadar gula darah turun secara drastis sebab tubuh
Ketociadosis ini masuk dalam komplikasi diabetes dimana tubuh tidak lagi
Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa dengan tingkat kematian 20%.
HHS berkembang ketika kadar gula darah yang sangat tinggi bertahan untuk
waktu yang lama. Rasa haus yang berlebihan, kejang, kelemahan, dan penurunan
kesadaran hingga koma adalah beberapa gejala HHS (Puspita et al., 2020)
Kadar glukosa yang sangat tinggi dapat merusak pembuluh darah pada
Retinopati dapat dideteksi dan diobati cukup dini untuk menghindari atau
2. Kerusakan ginjal
Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan gagal
ginjal dan kemungkinan kematian. Ketika ginjal pasien gagal, dia akan
Neuropati diabetik adalah penyakit yang berkembang saat saraf terluka, secara
seperti kesemutan, mati rasa, atau ketidaknyamanan, adalah tanda umum cedera
saraf. Gastroparesis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera saraf yang
makan adalah beberapa gejalanya. Disfungsi ereksi, yang sering disebut dengan
impotensi, merupakan akibat dari diabetes mellitus pada pria (Puspita et al.,
2020).
gangren dan ulkus diabetik jika tidak ditangani dengan tepat. Jika kerusakan
5. Penyakit kardiovaskular
kadar gula darah yang tinggi menyebabkan pembuluh darah arteri rusak
2.1.7 Penatalaksanaan
2. Diet Diabetes
3. Komposisi Makanan
untuk pasien DMT2. Persentase konsumsi lemak yang disarankan adalah sekitar
Konsumsi lemak tersebut dibatasi tidak >30% dari total kebutuhan kalori.
Konsumsi lemak jenuh harus dijaga < 7% dari total kebutuhan kalori. Asupan
lemak tak jenuh ganda harus < 10% dari total kebutuhan kalori. (Dr. dr. Eva
Decroli, 2019)
4. Diet Mediterania
6. Golongan Sulfonilurea
7. Meglitinid
9. Biguanid
10. GolonganTiazolidinedion
Kadar gula darah dapat diperiksa kapan saja, terlepas dari kapan terakhir
makan. Seorang pasien didiagnosis menderita diabetes mellitus (DM) jika kadar
glukosa darahnya 200 mg/dl. Tes glukosa tidak diperlukan untuk pasien ini.
Pada tes glukosa plasma vena puasa, pasien puasa selama 8-12 jam
sebelum tes dan semua obat dicantumkan pada formulir (Rizki Amalia, 2017)
c) Glukosa 2 jam Post Prandial (GD2PP) Tes dilakukan bila ada kecurigaan
DM.
Amalia, 2017).
2. Pemeriksaan HbA1c
hari dalam sel darah merah tergantung pada umur eritrosit. Nilai HbA1c
sesuai dengan kadar glukosa darah, oleh karena itu kadar HbA1c mewakili
rata-rata gula darah selama tiga bulan sebelumnya. Tes gula darah, di sisi
1. Identitas
Umur : banyak terjdi pada umur > 45 tahun, diabetes tipe satu dapat
2. Riwayat Kesehatan
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata
cekung, Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
a. Pemeriksaan Fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi
dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika terjadi
infeksi.
b) Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
c) Pemeriksaan Leher
i) Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
Cooperative(CMC)
b. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl. Aseton plasma (aseton) : positif
secara mencolok. Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt • Gas darah
mungkin meningkat > pankacatitis akut. Insulin darah : mungkin menurun sampai
tidak ada (pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II yang
c) Urine
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan
warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( +++
+ ).
d) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
4. Fungsional Gordon
a. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata
laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki
lama, lebih dari 6 juta dari penderita DM tidak menyadari akan terjadinya resiko
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka
kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering
kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah.
c. Pola eliminasi
menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine
terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah
Istirahat tidak efektif Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka , sehingga
f. Kognitif persepsi
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya
perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
h. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu
i. Seksualitas
serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme. Adanya peradangan
pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. risiko
j. Koping toleransi
berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan
adaptif.
k. Nilai Kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
2.3.1 Definisi
(NANDA, 2018)
tindakan)
2) Tingkat perkembangan
3) Asupan diet
diagnosis
rencana tindakan)
7) Manajemen medikasi
11) Kehamilan
13) Stres
METODE PENELITIAN
reaksi dan respons untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan
yang mempengaruhi hampir setiap sistem organ dalam tubuh yang ditandai
apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien dewasa yang
Juni sampai Juli tahun 2022. Studi kasus ini dilakukan di RSUD
Jombnang.
1. Wawancara
(Saryono, 2013). Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
klien).
3. Studi Dokumentasi
dari sumber berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasati,
dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013). Dalam studi kasus ini
dengan :
berakhir dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu
yang tentukan adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas
data yang diinginkan maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus
diperpanjang satu hari, sehingga waktu yang diperlukan dalam studi kasus
adalah 4 hari.
responden, adapun pihak lain dalam studi kasus ini yaitu keluarga klien
yang pernah menderita penyakit yang sama dengan klien dan perawat yang
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi
teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi
tersebut.
1. Pengumpulan data
tersruktur).
2. Mereduksi data
ditelaah, dicatat kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang lebih rinci
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan
4. Kesimpulan
dan evaluasi.
dari :
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh