S YANG MENGALAMI
DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN MASALAH KETIDAKSTABILAN
KADAR GLUKOSA DARAH DI UPT PUSKESMAS REJOSARI
2022
OLEH:
AGAM FAZRI ALFAZNI
NIM:2019205201002
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
berat badan, Keletihan dan Depresi.. Saat ini jumlah lansia mencapai lebih dari
629 juta jiwa, dan diperkirakan pada tahun 2045 akan mencapai 1,2 milyar.
penyakit degeneratif salah satunya adalah Diabetes mellitus (DM). (Hermawati &
Sos, 2015)
(IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-73
menderita DM pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar
penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan
prevalensi tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9.65% pada lak:-laki.
19.9% atau 11.2 juta orang Pada umur lanjut usia 65-79 tahun.angka prediksi terus
meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045
(Kemenkes RI 2020).
Orang dengan Diabetes Tipe 2 dikatakan memiliki resistensi insulin. Ini adalah
tipe diabetes yang paling umum. Ada sekitar 27 juta orang di AS dengan diabetes
peningkatan prevalensi diabetes melitus pada tahun 2018 sebesar 2% jumlah ini
naik dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 1,5% sedangkan di Provinsi Lampung
juga prevalensi diabetes melitus pada tahun 2018 sebesar 1,4% naik dibadingkan
tahun 2013 sebesar 0,7%.Di Provinsi Lampung ada 3 besar penyakit tidak
20,87% dan obesitas sebesar 11,82%. Selain itu, di Provinsi Lampung pada tahun
2018 ada 3 Kota atau Kabupaten yang memiliki presentasi terbesar masalah
penyakit diabetes melitus yaitu Metro sebesar 3,3%, Bandar Lampung sebesar
dapat diartikan sebagai variasi dimana kadar glukosa darah mengalami kenaikan
glukosa darah meningkat atau berlebihan. Keadaan ini disebabkan karena stres,
2021).
menganjurkan untuk menghindari olahraga saat kadar glukosa lebih dari 250 mg/
Senanda dengan penelitian (Faridah, 2021) di rumah sakit panti waluyo sawahan
pola makan.
Sedangkan dari penelitian (Ulhofiyah et al., 2021) di desa kali pucang tutur dalam
poliurea, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala) kadar analisa gas
Tidak berbeda dengan penelitian (Amalia et al., 2021) di desa jatirejo lekok
darah.
bahwa jumlah kunjungan lansia dengan Diabetes Melitus mencapai 131 orang
tahun 2018. Meningkat 253 orang pada tahun 2019. Dalam proses manajemen
pasien DM, pihak puskesmas rejosari melakukan kegiatan Pos Binaan Terpadu
penelitian yang berjudul “Asuhan keperawatan lansia pada Tn.S diabetes melitus
A. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas,maka pertanyaan penelitian diatas adalah “bagaimana
B. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Karya tulis ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi dunia
2. Manfaat praktis
a. Perawat
b. bagi keluarga
diabetes melitus.
d. Bagi masyarakat/klien
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Definisi
Menurut UU RI No. 4 tahun 1965 usia lanjut adalah mereka yang berusia 55
Penggolongan lansia :
bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukan lah suatu
dalam menghadapi rangangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kemampuan lansia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi
al., 2016)
c. Usia lanjut risiko tinggi: 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
d. Usia lanjut potensial: usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
e. Usia lanjut tidak potensial: usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah
2020)
1. lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta
usia.
agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia. (Nugroho
2014).
Masalah yang muncul pada lansia disebabkan oleh faktor internal atau dalam
tubuh individu itu sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan.
oleh gangguan tulang karena osteoposis, sendi dan otot tubuh, penyakit
b. Ketidakseimbangan Tubuh
Masalah yang muncul pada lansia karena menurunnya fungsi organ tubuh
didalam dirinya maupun karena faktor dari luar tubuh, seperti faktor
mudah jatuh
(Fatimah, 2010)
kandung kemih. Selain itu masalah yang sering muncul adalah bak disertai
dengan buang air besar atau sering disebut inkontinence alvi yaitu suatu
Ganguan saraf dan otot pada lansia akan menyebabkan gangguan dalam
2010)
Terjadi karena penurunan fungsi organ tubuh, kekurangan gizi yang seimbang,
g. Impoten
Terjadi karena kurangnya aliran darah kedalam alat kelamin karena kekakuan
h. Penuaan Kulit
Terjadi karena makin tipisnya kulit disertai makin meningkatnya jumlah umur
uremia, gangguan hati, darah dan jantung, dan pengaruh dari obat-obatan
(Untari I, 2018)
b. Gangguan Kardiovaskuler
(Untari I, 2018)
Biasanya terjadi nyeri pada pinggang dan punggung akibat gangguan sendi
(Untari I, 2018)
(Untari I, 2018).
1. Definisi
a. Diabetes melitus merupakan penyakit dimana kadar gula didalam darah tinggi
berupa lima pilar menejement diabetes yaitu melalui edukasi, terapi nutrisi
(Faizah, 2020)
d. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis
2. Etiologi
a. Keturunan
b. Imunologi
c. Lingkungan
d. Obesitas
e. Usia
( Wati, 2013 )
3. Manifestasi klinis
dan penurunan berat badan tidak selalu tampak pada lansia penderita DM
karena seiring dengan meningkatnya usia terjadi kenaikan ambang batas ginjal
untuk glukosa sehingga glukosa baru dikeluarkan melalui urin bila glukosa
darah sudah cukup tinggi. Selain itu, karena mekanisme haus terganggu
seiring dengan penuaan, maka polidipsi pun tidak terjadi, sehingga lansia
penderita DM mudah mengalami dehidrasi hiperosmolar akibat hiperglikemia
berat.(Kurniawan, 2010)
sebagai berikut :
Tipe I: IDDM : Destruksi sel beta pulau langerhans Sebelumnya pernah memiliki
akibat proses autoimun kelainan toleransi glukosa
Tipe II: NIDDM: kegagalan reaktif sel beta dan Berpotensi kelainan glukosa
resistensi urin. Retensi urin: menurunnya (memiliki riwayat keluarga
kemampuan urin untuk merangsang pengambilan yang menderita diabetes
glukosa oleh jaringan perifer atau untuk mellitus)
menghambat produksi glukosa dihati
dinding pembuluh darah dan akibat dari berkurangnya protein dalam jaringan
keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi
poligafi. Akibat yang lain yaitu astenia atau kekurangan energi sehingga
pasien menjadi cepet lelah dan mengantuk dan disebabkan oleh berkurangnya
penebalan membran basalis dan perubahan pada syaraf perifer. Ini akan
kalori negatif dan berat bdan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar
6. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar glukosa
7. Penatalaksanaan
mikroangiopati danmakroangiopati.
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan
a. Riwayat Penyakit
endokrin lain).
dan jantung.
c. Evaluasi Laboratorium
HbA1c diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun pada pasien yang
dan 4 kali dalam 1 tahun pada pasien dengan perubahan terapi atau
d. Penapisan Komplikasi
Elektrokardiogram.
8. Pathway
A.pengertian
proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang dimaksudkan
keluarga, panti wreda, maupun puskesmas, yang diberikan oleh perawat untuk
asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau
al., n.d.)
pencegahan.
D. Sasaran
umumnya.
dan usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70 tahun) hidup
dan lain-lain.
lanjut.
Kesehatan individu dan kesehatan masyarakat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor
nilai. Keyakinan dan demografi (sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, jumlah
keluarga).
a. Pendidikan
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama
(SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Pengetahuan
c. Pekerjaan sekarang
Bagi lansia yang bukan pegawai negeri atau karyawan swasta, misalnya
berangsur berkurang sampai suatu saat secara rela dan tulus menghentikan
2013)
d. Keyakinan
kebenaran.(Pertiwi, 2013)
e. Dukungan keluarga
yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman.
Dukungan didapatkan dari keluarga yang terdiri dari suami, orang tua,
rasa senang, rasa aman, rasa puas, rasa nyaman dan membuat orang yang
2013)
f. Kader Posyandu
Subarniati (1999) mendefinisikan masyarakat akan memanfaatkan pelayanan
mengatakan mutu pelayanan baik jika harapan dan keinginan sesuai dengan
masyarakat, peleyanan tingkat dasar, pelayanan tingkat I dan tingkat II, sering
mengakibatkan para lanjut usia tak dapat diberi pelayanan sedini mungkin,
2013)
h. Lingkungan masyarakat
belajar(Pertiwi, 2013)
i. Kebijakan pemerintah
2013)
1. Klien.
a. Hereditas.
b. Nutrisi.
c. Status Kesehatan.
d. Pengalaman hidup.
e. Lingkungan.
f. Stress.
1. Pengkajian
yang terjadi pada manusia pada umur 60 tahun.Lansia adalah seseorang yang
telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
dari dalam dan luar tubuh.Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan
pada lansia yang ada di keluarga dilakukan dengan melibatkan keluarga sebagai
lansia. Format pengkajian yang dikembangkan minimal terdiri dari data dasar
(Identitas, alamat, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa), data bio,
2. Diagnosis Keperawatan
fisik; defisit perawatan diri; inkontinensia urin; gangguan pola tidur; isolasi
sosial; perasaan berduka; harga diri rendah; penguasaan individu tidak efektif.
3. Rencana keperawatan
yang paling tinggi kesejahteraan dan kualitas hidup dapat secara damai.
bangkitkan
d. perubahan tetapi jangan dipaksakan, rasa aman dan nyaman adalah yang
utama
n.d.)
4. Tindakan keperawatan
gangguan nutrisi pada lanjut usia, antara lain penurunan fungsi alat penciuman
dan pengecap, pengunyahan kurang sempurna, gizi yang tidak lengkap, rasa
penuh pada perut dan susah buang air besar, dan melemahnya otot-otot
lambung dan usus. Sedangkan masalah gizi yang timbul pada lanjut usia,
antara lain gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin, dan kelebihan
uraiannya:
d. Protein, untuk mengganti sel-sel yang rusak, 20-25% dari total kalori yang
dibutuhkan
e. Vitamin dan mineral kebutuhannya sama dengan usia muda. f. Air, 6-8
kecil tapi sering, banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin,
makanan yang tinggi kalori, dan pembatasan minum kopi dan teh. (Drs.
1. Pengkajian
Pengumpulan Data
1) Identitas
adalah usia, karena dm banyak terjadi pada partisipan yang berusia diatas
60 tahun.
2) Keluhan utama
kondisi kehidupan
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa yang bisa dilakukan diantaranya:
pola nutrisi dan cairan, pola eliminasi, kebutuhan rasa aman, pola personal
hygiene, pola istirahat tidur, pola aktivitas dan latihan, dan pola kebiasaan
a. Pemeriksaan Fisik
sistem neurologi
Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu alat ukur yang
digunakan untuk menskrining status gizi pada lansia. Hal ini dilakukan
malnutrisi akibat penyakit yang diderita dan atau perawatan di rumah sakit
Morse fall scale (MFS) merupakan salah satu instrument yang dapat
dimana test itu memberikan penilaian mental dan perilaku pasien yang
Index Brthel adalah suatu index untuk mengukur kualitas hidup seseorang
1. makan
3. Berpindah
4. ke kamar kecil
2. Diagnosa Keperawatan
b. Resiko infeksi b.d trauma pada jaringan, proses penyakit (diabetes mellitus)
c. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter kuat dan poliuri
kesejahteraan dan kualitas hidup dapat tercapai, demikian juga halnya untuk
Tabel 2.3
Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat
(mis.,merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas,
asupan garam, imobilitas)
Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit
(mis.,diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes melitus
Hipertensi
Gaya hidup monoton
Merokok
4. Implementasi keperawatan
keperawatan yang telah disusun oleh perawat untuk mengatasi masalah pasien.
disetujui, dengan teknik yang cermat dan efisien pada situasi yang tepat dan
dilakukan dan bagaimana respon dari pasien (Bararah & Jauhar, 2013).
5. Evaluasi Keperawatan
perencanaan dan kritetia hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat tercapai.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah study kasus
suatu unit penelitan secara intensif misalnya satu partisipan, keluarga, kelompok,
B. Batasan istilah
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
C. Subyek
Pada penelitian ini yang menjadi partisipan peneliti adalah 1 klien Diabetes
Mellitus pada lansia dengan masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah yang
E. Pengumpulan data
1. Wawancara
Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan
3. Studi Dokumen
glukosa
pertama yaitu klien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
G. Analisis data
1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil
2. Mereduksi data
Hasil ditulis dalam catatan kecil kemudian disalin dalam catatan terstruktur
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks
naratif
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
tindakan, evaluasi.
H. Etik Penelitian
kemanusiaan, privasi dan hak objek penelitian, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan (Suwarjana, 2012).
1. Informant concent
Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusif dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Downloads/Infodatin-2020-Diabetes-Melitus%20(6).pdf
https://www.google.co.id/books/edition/
PENCEGAHAN_PENYAKIT_DIABETES_MELITUS_DM/z3cREAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0&kptab=overview
penerbit NEM . karangan (Nur Baharia Marasabessy,Sitti Johri Nasela, La Syam Abidin
2020) judul buku : MELITUS (DM) TIPE 2
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/956817
A. Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction publishing.
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/282/3/STIKES_Sonya%20Kristinia_Fulltext.pdf
https://www.researchgate.net/profile/Suryadi-Suryadi-8/publication/
346399019_DAMPAK_PENINGKATAN_USIA_HARAPAN_HIDUP_PENDUDUK_INDONESIA
_TERHADAP_STRUKTUR_DEMOGRAFI_DAN_PERAWATAN_LANJUT_USIA/links/
5fbfc3cc458515b797708af9/DAMPAK-PENINGKATAN-USIA-HARAPAN-HIDUP-PENDUDUK-
INDONESIA-TERHADAP-STRUKTUR-DEMOGRAFI-DAN-PERAWATAN-LANJUT-USIA.pdf
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/548/4/STIKESPW_Sherly%20Zahra
%20Faridah_Manuscript.pdf
(Faridah, 2021) Amalia, A., Sulistyowati, A., Zuhroidah, I., & Diana, M. (2021). ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN
KADAR GLUKOSA DARAH PADA DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI DESA
JATIREJO LEKOK KABUPATEN PASURUAN. Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia.
Drs. Sunaryo, M. K., Hj. Rahayu Wijayanti, S. K. M. K. S. K., Maisje Marlyn Kuhu, S. K. M. M. P.
H., Ns. Taat Sumedi, S. K. M. H., Esti Dwi Widayanti, S. K. N. M. K., Ulfah Agus Sukrillah, S.
K. M. H., Ns. Sugeng Riyadi, S. K. M. S., Ani Kuswati, S. K. N. M. H., & Semarang, P. K.
(n.d.). Asuhan Keperawatan Gerontik. Penerbit Andi. https://books.google.co.id/books?
id=58gFDgAAQBAJ
Eliana, F., SpPD, K., & Yarsi, B. (2015). Penatalaksanaan DM Sesuai Konsensus Perkeni 2015. PB.
Perkeni. Jakarta.
Faizah, N. (2020). Hubungan Tingkat Kepercayaan dan Persepsi dengan Tingkat Kepatuhan Kontrol
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Hermawati, I., & Sos, M. (2015). Kajian tentang kota ramah lanjut usia. Yogyakarta: Badan
Pendidikan Dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS).
Herniwanti, H., Yunita, J., Rahayu, E. P., & Kiswanto, K. (2020). Penyuluhan Personal Higyene pada
Lanjut Usia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Husnul Khotimah Kota Pekanbaru. Jurnal
Abdidas, 1(4), 254–260.
Kurniawan, I. (2010). Diabetes melitus tipe 2 pada usia lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia,
60(12), 576–584.
Kusumadewi, D., Sugijana, R., & Adi, W. S. (2019). The Effect Of Yoga Respiration (Pranayama) on
Stress Reduction in The Elderly. JENDELA NURSING JOURNAL (JNJ), 3(2), 104–113.
Marasabessy, N. B., Nasela, S. J., & Abidin, L. S. (2020). PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES
MELITUS (DM) TIPE 2. Penerbit NEM. https://books.google.co.id/books?id=z3cREAAAQBAJ
MELLITUS, A. K. P. K. D., DARAH, K. G., MASLIKAH, N., & MEDIKA, I. C. (n.d.). KARYA
TULIS ILMIAH: STUDI KASUS.
Pertiwi, H. W. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kehadiran lanjut usia di
posyandu lansia. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan STIKes YLPP Purwokerto, 4(01).
Sriningsih, A. (2021). Hubungan Gaya Hidup Dengan Gula Darah Pada Lansia Penderita Diabetes
Mellitus Di Desa Rejoagung Kecamatan Semboro Kabupaten Jember. Universitas
Muhammdiyah Jember.
Sumaryati, M. (2018). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny” M” Dengan
Hipertensi Dikelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 7(2), 205–209.
Sunaryo, M. K., Rahayu Wijayanti, S. K., Kep, M., Kom, S., Kuhu, M. M., SKM, M. P. H., Sumedi,
N. T., Widayanti, E. D., Sukrillah, U. A., & Riyadi, N. S. (2016). Asuhan keperawatan gerontik.
Penerbit Andi.
Ulhofiyah, S. A., Riesmiyatiningdyah, R., Handayani, D., & Wijayanti, D. P. (2021). ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DIDESA KALIPUCANG TUTUR. Politeknik
Kesehatan Kerta Cendekia.
Wahyuni, I. D., Ainy, A., & Rahmiwati, A. (2016). Analisis partisipasi lansia dalam kegiatan
pembinaan kesehatan lansia di wilayah kerja puskesmas sekar jaya Kabupaten Ogan Komering
Ulu. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2).
https://www.coursehero.com/file/pt3ee41/1-Pengkajian-Menurut-Nursalam-2013-Pengkajian-
keperawatan-merupakan-tahap-awal/
Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional . Jakarta: Prestasi Pustaka.
40
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/20111800001/diabetes-melitus.html
http://www.jurnal.umitra.ac.id/index.php/jikmi/article/download/588/448
41