BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini kita hidup di zaman modern yang serba mudah, zaman dimana
banyak akses untuk mendapatkan apa yang kita inginkan sehingga banyak
dunia.Salah satu dampak yang telah dirasakan akibat perubahan pola hidup
diabetes mellitus terbanyak setelah China, India, USA, Brazil, Mexico yaitu
10,3 juta orang setelah proyeksi tersebut diprediksi meningkat mencapai 16,7
juta pada 2045 (IDF, 2017). Angka kejadian diabetes mellitus di Indonesia
pada tahun 2018 mengalami peningkatan dari 6,9 pada tahun 2013 meningkat
peningkatan dari tahun 2013, yaitu sebanyak 1,3% di tahun 2013 dan
Kesehatan Kota Padang (2017) diabetes mellitus menempati posisi ke-6 pada
tahun 2016 setelah infeksi akut saluran pernafasan atas, hipertensi, gastritis,
penyakit radang sendi, penyakit kulit infeksi yaitu dengan jumlah 22.523
Diabetes Melitus tipe 2 pada tahun 2017 berjumlah 6221 orang, sedangkan
muncul.
Diabetes melitus tipe II adalah penyakit yang terjadi akibat insulin yang
ada tidak dapat bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel
berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil
masuk ke sel hal ini yang disebut dengan resistensi insulin (Nixson, 2018).
glukosa darah atau hiperglikemia (IDF, 2016). Keluhan khas diabetes mellitus
tipe II yaitu poliuria, polidipsi, polifagia, lemah, dan penurunan berat badan
tipe II adalah faktor usia, obesitas dan genetik (Manurung, 2018). Penderita
mellitus tipe II sebesar 61% yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1991
dan 2001 (Stephen & William, 2012). Prevelensi kejadian diabetes mellitus
tipe II mencapai 90-95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus tipe II hanya 8,4 juta orang dan meningkat pada
tahun 2010 mencapai 21,3 juta orang, (Susilo dan Wulandari, 2011).
Diabetes mellitus tipe II apabila tidak ditangani dengan baik dan benar
darah koroner, kemudian pembuluh darah otak, dan juga pembuluh darah
diabetic), dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetic) (Price & Wilson, 2006).
makan yang tepat dan kontrol gula darah yang selalu harus dilakukan
yang muncul pada penderita diabetes mellitus tipe II. Penatalaksanaan yang
dapat dilakukan seperti cek kadar gula darah, perawatan luka, monitor
perifer, kaji kelemahan, kaji penyebab, ajarkan cara perawatan kaki, ajarkan
diit yang baik bagi penderita diabetes mellitus tipe II, peningkatan latian
kekuatan, terapi oksigen, bantuan perawatan diri, dan terapi latihan (NIC,
Survey awal yang telah dilakukan di ruang interne Interne RSUP Dr. M.
Djamil Padang didapatkan bahwa pada ruangan interne pria kasus diabetes
mellitus tipe 2 berjumlah 7 orang dan pada ruangan interne wanita berjumlah
didapatkan 66% mengatakan lama diabetes mellitus tipe 2 terjadi sudah 3-10
tahun, dan 17% mengatakan lama diabetes mellitus terjadi lebih dari 10
dapat dilihat dari dokumentasi atau status pasien yang terisi dengan jelas.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
tahun 2019.
tahun 2019.
tahun 2019.
2019.
7
C. MANFAAT
a. Manfaat Keilmuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans dalam pankreas (Guyton & Hall,
2014).
Diabetes mellitus tipe II adalah tipe yang paling umum, pada diabetes ini
hiperglikemia adalah hasil dari produksi yang tidak memadai insulin dan
aktif dan karena itu awalnya meminta peningkatan produksi insulin untuk
Federation, 2017).
2. Anatomi Fisiologi
1) Pancreas
manusia antara 60% - 80% dari populasi sel Pulau Langerhans. Pankreas
9
Stozer, 2015).
tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada sel beta.
Stozer, 2015).
2) Insulin
sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin, terlalu sedikit untuk
energi pada keadaan normal, dengan pengecualian di sel hati dan sel
Dalam Sel
berat badan. Namun ketika glukosa darah tiba-tiba meningkat 2-3 kali
1. Ketika kadar glukosa darah meningkat maka dalam waktu 3-5 menit
normalnya.
12
3. Etiologi
karena, yaitu :
terhadap glukosa.
b. Resistensi insulin
4. Faktor Resiko
antara lain:
yaitu:
1) Ras etnik
2) Umur
3) Jenis kelamin
sehat)
14
2) Obesitas abdominal/sentral
5) Merokok.
5. Klasifikasi
misalnya cacat genetik pada fungsi sel β, cacat genetik pada kerja
15
tingginya gula darah hanya terjadi pada masa kehamilan dan akan
6. Manifestasi Klinis
darah dan tes toleransi glukosa. pada hiperglikemia yang berat, pasien
tersebut lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
(PERKENI, 2011)
urin maka pasien juga akan merasakan keluhan yang lain seperti,
kebas pada tangan dan kaki, kulit kering, luka yang sukar sembuh
Bare, 2018).
sebagai berikut :
1) Kesemutan
4) kram
5) kelelahan
6) mudah mengantuk
impotensi
10) pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin
dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
7. Komplikasi
bagi menjadi komplikasi akut dan komplikasi kronik. Komplikasi akut terjadi
karena intoleransi kadar glukosa dalam darah yang berlangsung dalam jangka
a. Hipoglikemia
memecah lemak menjadi tenaga, dan hal ini terjadi karena tubuh
600mg/dL.
makrovaskular.
c. Panyakit neuropati
terasa seperti terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit
8. Patofisiologi
dalam peta, sehingga disebut pulau Langerhans pankreas. Pulau pulau ini
jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam
munculnya DM tipe II. Faktor genetik akan berinteraksi dengan faktor faktor
lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, aktivitas fisik yang rendah, diet, dan
juga tingginya kadar asam lemak bebas (Bare, BG; Smeltzer, SC, 2010).
akan terikat dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
21
metabolism glukosa dalam sel. Reaksi dari adanya resistensi indsulin tersebut
tersebut dan juga untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus
adanya sekresi insulin yang berlebih dan kadar glukosa akan dipertahankan
pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel sel β tidak
kadar glukosa juga akan meningkat dan terjadilah diabetes mellitus tipe II.
Meskipun terjadi gangguan dari sekresi insulin yang merupakan ciri khas
diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat
bertahun tahun) dan secara progresif, maka penyakit diabetes mellitus akan
poliuria, polidipsi, luka pada kulit yang sukar sembuh, infeksi atau
22
9. WOC
24
10. Penatalaksanaan
gula darah meliputi 4 (empat) pilar yaitu pengetahuan, diit (terapi nutrisi
a. Edukasi
20%.Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat sekitar 25g/hari.
c. Latihan jasmani
mengalami komplikasi.
d. Intervensi Farmakologis
belum tercapai dengan target gizi medis dan latihan jasmani. Terapi
asidosis laktat.
a. Pemeriksaan fisik
(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah --pecah , pucat, kering yang
tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa
jugaterapa lembek.
terjadinya ulkus
2. Pemeriksaan Vaskuler
riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik curiga iskemia pada tungkai atau
darah pada ujung jari. Bila tekanan darah ujung jari kurang dari 40
asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
tindakan selanjutnya.
pembedahan
28
1) Jenis kelamin :
2) Umur :
b. Riwayat Kesehatan
hal(Retyana, 2015).
d. Pola Nutrisi/Metabolisme
diuretic (tiazid), bau keton/ manis, bau nafas acetone(Guyton & Hall,
2012).
e. Pola Eliminasi
(PERKENI, 2011).
2011).
sesama(Retyana, 2015).
j. Pola Seksualitas/Reproduksi
32
dirinya(Retyana, 2015).
bertanyaRetyana, 2015).
Biasanya klien lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa untuk
n. Pemeriksaan Fisik
& Bare, 2018) (Guyton & Hall, 2012) adalah sebagai berikut :
Gambaran
R :biasanya meningkat
Hidung
Mulut
Nafas bau aceton, mukosa bibir kering, kondisi gigi karies atau tidak, tidak ada
stomatitis
Lidah
Sinus paranalis
Leher
Inspeksi :bentuk simetris atau tidak,bersih atau kotor, tidak adanya bendungan,
34
Wajah
Dada
Abdomen
Genetalia eksternal
Inspeksi : tidak ada oedem, tidak ada tanda - tanda infeksi maupun varises
Kandung kemih
35
Ginjal :
Otot
Persendian
Kulit
turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban
dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,kemerahan pada kulit sekitar
o. Pemeriksaan Penunjang
Bare, 2010) :
mOsm/l
ISK baru)
alkalosis respiratorik.
12) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada
( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
8) Nekrosis (3/5) perjalanan udara atau perjalanan ke daratan tinggi dengan cara
yang tepat
Management sensasi perifer
1) Monitor sensasi tumpul atau tajam dan panas dan dingin (yang
dirasakan pasien)
2) Dorong pasien menggunakan pasien tubuh yang tidak terganggu
untuk mengetahui suhu makanan, cairan, air mandi, dan lain-lain
3) Dorong pasien untuk menggunakan bagian tubuh yang tidak
terganggu dalam rangka mengetahui tempat dan permukaan suatu
benda
4) Instruksikan pasien dan keluarga untuk menjaga posisi tubuh
ketika sedang mandi, duduk, berbaring, atau merubah posisi.
5) Lindungi tubuh terhadap perubahan suhu yang ekstrim
2 Gangguan Integritas Jaringan Kulit dan Pengecekan Kulit
membran mukosa 1. Periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan adanya kemerahan,
integritas kulit b.d
Kriteria Hasil : kehangatan ekstrim, edema, atau drainase.
neuropati perifer
1) Suhu kulit (3/5) 2. Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema dan
2) Sensasi (3/5) ulserasi pada ekstremitas
3) elastisitas (3/5) 3. Priksa kondisi luka operasi, dengan tepat
4. Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi pasien yang
40
Sumber :
45
TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan(1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id
46
47
BAB III
LAPORAN KASUS
Kelompok : H1
Minggu ke - : 3 dan 4
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Pasien
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Agama : Islam
Umur : 50 Tahun
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utamasaat masuk rumah sakit
terpasang perban pada hari kedua post op. Sedangkan pada kaki
sebelah kanan atau kaki yang tidak di amputasi, Ny.L mengeluhkan
sering merasa kesemutan dan kebas.
Ny.L masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri di kaki kiri meningkat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kepalanya pusing dan sering
kesemutan pada bagian kaki sejak 1 minggu yang lalu, kakinya
membiru sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Ny.L dirujuk dari
RS Unand dikarenakan Ny.L direncanakan untuk melakukan tindakan
amputasi.
PENGGUNAAN :
Obat lain : Ny.L mengatakan tidak ada mengkonsumsi obat lain. Ny.L hanya
mengkonsumsi obat diabetes melitus yang didapatkan dari puskesmas dekat
rumahnya tetapi dikonsumsi tidak pernah teratur.
Ny.L mengatakan bahwa tidak ada alergi obat-obatan, makanan dan zat
warna.
Sebelum masuk Rumah Sakit Ny.L tidak teratur dalam mengkonsumsi obat
gula, namun setelah masuk RS dan kakinya di amputasi Ny.L mengatakan
ingin patuh dalam therapy pengobatan yang diberikan oleh dokter di RS.
Ny.L mengatakan saat dirumah sakit dan saat sakit ia sudah mulai
menyesuaikan gaya hidupnya yaitu dari yang suka minum kopi sekarang
sangat dikurangi bahkan tidak pernah dikonsumsi lagi. Pola tidur Ny.L juga
sudah diperbaiki dari yang tidur dengan jam yang salah menjadi pola tidur
orang pada umumnya. Kemudian untuk konsumsi makanan Ny.L hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan dari rumah sakit. Sesekali Ny.L
pernah meminta untuk makanan dari luar namun, keluarga tidak menuruti
keinginan Ny.L.
4. POLA NUTRISI/METABOLISME
BB : 58 kg
TB : 155 cm
BB 58 58
IMT : = = =24 , 1 ( Status gizi baik atau normal )
( TB ) (1, 55) 2 , 4
2 2
Pola Makan
Di rumah
52
Makan Pagi :jarang makan pagi, saat makan Ny.L makan lontong 1 porsi
habis
Makan Siang : Makan Nasi, lauk, sayur. Habis 1 porsi +-2000 kkal
Makan Malam : Makan NasiMakan Nasi, lauk, sayur. Habis 1 porsi +-2000
kkal
Di rumah sakit
Jenis diet dan jumlah kalori : diet saat ini yaitu diit DM dengan 1670 kalori.
Keluhan mual / muntah : Ny.L mengatakan tidak ada mual dan muntah
Skrining Nutrisi
0 1 2 Nilai
0 = risiko rendah
1 = risiko sedang
Pola Minum
Oral : 1250 ml
Total : 3.040 cc
Urin : 1500 cc
Muntah : -
Total :2.870
Keluhan pasien terkait masalah kulit (misalnya kering, gatal, adanya lesi) :
Kulit Ny.L tampak agak sedikit kering, tidak ada gatal dan tidak ada lesi pada
kulit Ny.L. Pada ekstremitas tampak udem.
Yang dinilai 4 3 2 1
Kriteria penilaian :
16 – 20 = tidak beresiko
12 – 15 = rentan resiko
Ukuran luka :terdapat luka post amputasi di ekstremitas bawah bagian kiri.
Hari ke 2 post amputasi.
Kondisi luka :luka tampak bersih dan kering. Luka masih terbalut perban.
5. POLA ELIMINASI
a. BAB
Di rumah Di rumah
sakit
Frekuensi : 1-2 kali / hari Frekuensi :1 kali / 2 hari
Konsistensi : Padat Konsistensi : Lembek
Warna :Kuning Warna :kuning agak
kecoklatan
Tgl defekasi terakhir 2 Desember 2019
b. BAK
Di rumah Di rumah
sakit
1 Makan √
3 Mandi √
4 Berpakaian √
5 Membersihkan diri √
6 Berpindah/berjalan √
Keterangan :
Nilai 0 bila pasien tidak dapat melakukannya, nilai 5 bila pasien dibantu
melakukannya dan nilai 10 bila pasien mandiri
0 – 20 = ketergantungan total
100 = mandiri
c. Alat bantu: Ny.L tidak memakai alat bantu, segala aktivitas dibantu oleh
keluarga.
d. Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Ny.L tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena Ny.L mengatakan
badannya lemas untuk beraktivitas.
e. Olah raga : selama di rumah sakit, Ny.L tidak ada olahraga, hanya berbaring
ditempat tidur.
sakit
Waktu tidur : Ny.L tidur dari pukul 4-5 Waktu tidur : Siang+- 3 jam /
sampai pukul 12 siang. Kira hari
kira dalam sehari Ny.L tidur
8 jam/hari.
Merasa segar setelah tidur : Ny.L mengatakan merasa tidak segar setelah
bangun tidur
Tingkat Ansietas: ringan, Ny.L cemas penyakitnya tida dapat sembuh kembali
Deskripsi : P : -
Q:-
R:-
S:-
T:-
Penatalaksanaan nyeri: -
Kegiatan sosial : Ny.L mengatakan semasa belum sakit, Ny.L mengikuti kegiatan
sosial yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya.
Pap Smear Terakhir: Ny.L tidak ada melakukan pemeriksaan pap smear
( ) pernah operasi
( ) menolak berkaca
a. Role/peran
( ) overload peran
( ) konflik peran
( √ ) perubahan peran
( ) keraguan peran
( ) overload peran
( ) konflik peran
( ) perubahan peran
( ) keraguan peran
b. Role/peran
( ) overload peran
( ) konflik peran
( √ ) perubahan peran
( ) keraguan peran
c. Identity/identitas diri
( ) kurang percaya diri
( ) merasa terkekang
( ) menunda tugas
( ) merusak diri
( ) rasa bersalah
( ) mencemooh diri
( ) mengecilkan diri
( ) keluhan fisik
( ) menyalahgunakan zat
Pengaruh agama dalam kehidupan: Ny.L selalu beribadah dan berdoa kepada
tuhan agar dapat menyembuhkan penyakitnya.
LILA Normal
Kepala :
Leher
P :sonor
Abdomen I : tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi pada
abdomen, tidak ada asites, tidak ada distensi abdomen
P : Tympani
Neurologi
Laboratorium
16. TERAPI
Tanggal Terapi yang Didapat Orderan
Novorapid 6 unit
Paracetamol 3 x 500mg
Ceftriaxone 3 x 1g (IV)
Bisoprolol 1x2,5 mg
PERENCANAAN PEMULANGAN
B. ANALISA DATA
No Data Penunjang Masalah Etiolog WOC
Keperawatan i
DO:
jelek
- CRT >3 detik
- Nilai ABI : 0,6
- GDS pasien 2
oktober 2019
Pukul 06.30 :
308 mg/dl
Pukul 12.30 :
197 mg/dl
Pukul 14.30 :
216 mg/dl
- Konjungtiva
anemis
- TD : 114/87 mmhg,
nadi : 58 x/i, suhu :
370c
- Hb : 10,4
gr/dl
DO:
amputasi balutan
bersih dan kering
nekrotik
- Luka tertutup
perban
amputasi/
prosedur invasif
MK: resiko
infeksi
DO:
- Ny.L memiliki
riwayat merokok
saat masih umur 25
tahun sampai ia
73
menikah.
- Ny.L tidak
melakukan
tindakan seperti
mengubah pola
hidupnya untuk
mengurangi resiko
penyakitnya
- Aktifitas hidup
sehatri-hari Ny.L
tidak efektif untuk
memenuhi
kesehatannya
informasi
75
Kep
- Kadar glukosa dalam urin (2/5) - Monitor status cairan (termasuk inpit dan output
Indikator: hiperglikemi
- kemampuan mencari informasi tentang - Dorong pemantauan sendiri kadar glukosa darah
risiko (3/5) - Instruksikan pasien mengenai penggunan obat
- kemampuan melakukan strategi kontrol untuk mengurani prelood
resiko (3/5) - Tinggikan kepala tempat tidur dan memperbaiki
- kemampuan mengubah gaya hidup (2/5) ventilasi, sesuai kebutuhan
- kemampuan mengenali perubahan status Pemantauan nutrisi
kesehatan(3/5) Aktivitas :
- penggunanaan fasilitas kesehatan(3/5) - Identifikasi factor yang mempengaruhi asupan
- pemantauan perubahan status kesehatan gizi
(3/5) - Identifikasi perubahan BB
- Identifikasi kelainan kulit, kuku, rambut, rongga
mulut dan konjungtiva
- Timbang BB
- Hitung perubahan BB
- Atur pemberian nutrisi
- Jelaskan tujuan pemantauan nutrisi
77
dalam perawatan
- Ciptkan hubungan terapeutik
- Diskusikan perawatan dirumah
- Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
- Informasikan tingkat ketergantungan keluarga
- Motivbasi keluarga dalam bersikap asertif
dalama rencana keperawatan
85
E. CATATAN PERKEMBANGAN
N DIAGNOSA IMPLEMENTASI TANGGAL EVALUASI TTD
O
1 Ketidakstabilan a. Memantau peningkatan gula 2/12/19 S: MHS
kadar gula darah 22.00 -Klien mengatakan masih sering kencing, lemah, pusing
darah b. Memantau gejala hiperglikemia, dan haus-haus
poliuria, polidipsi, poliphagi, dan - Klien mengatakan hanya mekan dari makanan rumah
2/12/19 kelelahan. sakit dan sesuai dengan jam yang diberikan
21.30 c. Memberikan insulin yang sesuai (
novorapid 6 iu) O:
d. Memantau status cairan GDS
e. Memberikan cairan IV (Nacl Pukul 06.30 : 298 mg/dl
0,9%/ 12 jam) Pukul 12.30 : 177 mg/dl
f. Identifikasi pola makan Pukul 14.30 : 223 mg/dl
P: Intervensi lanjutkan
- Manajemen Hiperglikemia
- Pemberian insulin
- Pemberian cairan IV
- Monitor hasil labor
- Pemantauan nutrisi
2 Perfusi a. Memantau ekstremitas 3/12/19 S: MHS
jaringan perifer b. Memantau CRT 06.00 - Klien mengatakan masih sering kesemutan
tidak efektif c. Memantau kelemahan otot - Klien mengatakan masih lemah dan letih
d. Mengajarkan untuk ROM
87
P: Intervensi lanjutkan
- Memantau kelemahan otot
- Mengajarkan untuk ROM aktif
- Mengatur posuisi
88
- Mengkaji TTV
- mengubah posisi klien minimal tiap 2 jam
- mengajarkan untuk miring kiri dan kanan dengan
5 bantal
3 Intoleransi a. Mengobservasi kehilangan/ 3/12/19 S ; klien mengatakan badannya masih lemas, kepala MHS
aktifitas gangguan keseimbangan gaya 07.00 pusing.
jalan dan kelemahan otot. O:
3/12/19 b. Mengobservasi TTV - Ku lemah
06.00 c. Memberikan lingkungan tenang - Kurang minum/cairan
batasi pengunjung dan kurangi - Pergerakan sendi masih terbatas
suara bising, pertahankan tirah - Hannya berbaring ditempat tdur
baring bila di indikasikan. - TTV
d. Menganjurkan klien istirahat S: 36,7o c N : 90x/mnt
bila terjadi kelelahan dan T : 120/70mmHg RR: 24x/mnt
kelemahan,anjurkan pasien A : masalah intoleransi aktifitas belum teratasi
melakukan aktivitas P : lanjutkan intervensi.
semampunya. - Observasi kehilangan/ gangguan
89
P: Intervensi lanjutkan
- Manajemen Hiperglikemia
- Mengatur posisi
- Memberikan insulin
- Memberikan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Pemantauan diit
91
P: Intervensi lanjutkan
92
6 Intoleransi a. Mengobservasi kehilangan/ 4/12/19 S ; klien mengatakan badannya masih lemas, kepala MHS
aktifitas gangguan keseimbangan 07.00 pusing.
gayajalan dan kelemahan O:
4/12/19 otot. - Ku lemah
06.00 b. Mengobservasi TTV - Kurang minum/cairan
c. Memberikan lingkungan - Pergerakan sendi masih terbatas
tenang batasi pengunjung dan - Hannya berbaring ditempat tidur
kurangi suara bising, - Tidur hanya 5-6 jam dan sering
pertahankan tirah baring bila terbangun pada tengah malam
di indikasikan.
93
6/12/19 kelelahan. O:
08.30 c. Memberikan insulin yang - klien tampak lemas
sesuai (novorapid 6 iu) - Klien tampak pucat
d. Memantau status cairan - Klien tampak tidak bersemangat
e. Memberikan pendidikan - Balance cairan =120 cc
kesehatan GDS :
f. Menganjurkan untuk - Pukul 06.30 : 209mg/dl
mengahabiskan diit
- Pukul 12.30 : 157 mg/dl
- Pukul 14.30 : 255 mg/dL
P: Intervensi lanjutkan
- Manajemen Hiperglikemia
- Memberikan pendidikan kesehatan
- Memantau status cairan
95
- Mengatur posuisi
- Mengkaji TTV
- mengubah posisi klien minimal tiap 2 jam
- mengajarkan untuk miring kiri dan kanan dengan
5 bantal
- mengajarkan cara rendam kaki dengan air hangat
9 Intoleransi a. Mengobservasi kehilangan/ 6/12/19 S; MHS
aktifitas gangguan keseimbangan gaya 13.00 - klien mengatakan badannya masih lemas, kepala
jalan dan kelemahan otot. pusing.
6/12/19 b. Mengobservasi TTV - Klien mengatakan sesak jika beraktifitas
12.00 c. Memberikan lingkungan O:
tenang batasi pengunjung dan - Ku lemah
kurangi suara bising, - Kurang minum/cairan
pertahankan tirah baring bila - Pergerakan sendi masih terbatas
di indikasikan. - Hannya berbaring ditempat tdur
d. Menganjurkan klien istirahat - TTV
bila terjadi kelelahan dan S: 37,2o c N : 88x/mnt
kelemahan,anjurkan pasien
97
stasis vaskuler
15 Ketidakstabilan a. Memantau peningkatan gula 8/12/19 S: MHS
kadar gula darah 07.30 - Klien mengatakan lemah sudah mulai berkurang
darah b.d b. Memantau gejala dan haus haus juga berkurang
resistensi hiperglikemia, poliuria, - Klien mengatakan hanya makan makanan dari RS
insulin polidipsi, poliphagi, dan - Klien mengatakan nafsu makan sudah mulai
kelelahan. membaik dari sebelumnya
8/12/19 c. Memberikan insulin yang O:
07.00 sesuai ( novrapid 6 iu) - Lemah klien tampak berkurang
d. Memantau status cairan - Klien masih tampak pucat
e. Memantau nutrisi - Balance cairan = 120 cc
f. Memntau pola makan
- Porsi makan kadang habis kadang hanya ½ porsi
GDS :
- Pukul 06.30 :153mg/dl
- Pukul 12.30 : 190 mg/dl
- Pukul 14.30 : 134 mg/dL
106
b.d efek keamanan dan kenyaman 13.00 - klien mengatakan tidak ada demam
prosedur invasi lingkungan - Klien mengatakan mengganti pakaian 1x sehari
8/12/19 b. Menyediakan tempat tidur - Klien mengatakan tidak ada nyeri di luka
12.30 dan lingkungan yang amputasi
bersih dan nyaman - Klien mengatakan luka amputasi kering dan tidak
c. Mengganti pakaian secara merembes
berkala O:
d. Mengajarkan pasien dan - Lemah tampak berkurang
keluarga tentang upaya - Luka klien tampak bersih
pencegahan infeksi seperti
- Luka tampak kering
cuci tangan
- Luka diameter 10cm
e. Memonitor adanya edema
- Luka hari ke 6
pada stump
- TTV
f. Memonitor penyembuhan
S: 36,7o c N : 72x/mnt
luka area insisi
T : 120/70mmHg RR: 22x/mnt
g. Memposisikan stump
A : masalah resiko infeksi teratasi
(ujung bagian yang
P : intervensi dihentikan
diamputasi) pada
110
BAB IV
PEMBAHASAN
mellitus tipe ii di ruang interne RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Selama melakukan
1. Pengkajian
A. Riwayat Kesehatan
poliuria (urinasi yang sering), kulit terasa panas atau seperti tertusuk
tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kesemutan, luka yang sukar sembuh
karena kadar gula darah Ny.L yang tidak terkontrol. Ny. L tampak
pucat dan lemah, perban luka post operasi Ny. L tampak kering dan
terasa lemah.Batuk tidak ada, nyeri dada tidak ada, Ny.L tidak
mengatakan tidak ada mual dan muntah. Pada saat pengkajian luka
post op pada kaki Ny.L tampak kering, luka bersih dengan diameter
pada kaki sebelah kanan atau kaki yang tidak di amputasi, Ny.L
pasien namun hampir sebagian besar dari teori terdapat dan terjadi
pada diabetes ini hiperglikemia adalah hasil dari produksi yang tidak
keadaan resistensi insulin, insulin tidak aktif dan karena itu awalnya
115
Federation, 2017).
riwayat pola hidup yang kurang baik, riwayat obesitas (Smeltzer &
jarang dan tidak teratur minum obat. Ny.L mengatakan bahwa tidak
hidup yang buruk seperti pola makan, pola tidur dan Ny.L hampir
penyakit yang sama seperti yang dirasakan oleh Ny.L pada saat ini.
lain.
B. Pola Kesehatan
1) Pola Nutrisi/Metabolisme
makanannya.
2) Pola Eliminasi
BAB.
pusing/ pening, sakit kepala, abdomen yang tegang/ nyeri, gatal, luka
kasus klien lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa untuk
kesembuhan penyakit
C. Pemeriksaan Fisik
suhu, nadi dan pernapasan. Berbeda dengan kasus hanya suhu dan
otot, tonus otot menurun, adanya kelemahan pada sendi, turgor kulit
dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,kemerahan pada kulit
sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. Pada kasus didapatkan Kekuatan
otot lemah, kaki sebelah kiri telah dilakukan post amputasi, ekstremitas
Brachial Index : 0,60, kulit sedikit kering, tidak ada lesi,akral teraba
2. Diagnosa
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau
adalah :
insulin
120
mekanisme regulasi
Diagnosa keperawatan hanya ada 3 diagnosa yang muncul. Hal ini disesuaikan
mellitus
informasi
meningkatkan kadar gula darah dan gula darah menjadi tidak stabil.
sakit. data objektif didapatkan adalah pasien tampak lemah, kulit kering,
121
kulit tampak pucat, kaki tampak sulit digerakan, GDS pasien 2 Oktober
2019Pukul 06.30 : 308 mg/dl, Pukul 12.30 : 197 mg/dl, Pukul 14.30 : 216
Data objektif didapatkan yaitu akral pucat dan dingin, konjungtiva anemis,
10,4 gr/dl
objektif didapatkan yaitu CRT > 3 dtk, Pasien tampak lemah, TD : 114/87
akhir yang diambil apabila sudah banyak nekrotik jaringan yaitu akan
demam tidak ada, klien mengatakan lemah. Data objektif didapatkan yaitu
Trombosit : 387.000/mm₃ .
terpapar informasi
penyakit diabetes mellitus tipe II. Ny.L tidak teratur dalam mengkonsumsi
obat gula. Ny.L memiliki riwayat kolesterol tinggi dan suka makan
makanan yang bersantan. Sebelum sakit Ny.L memiliki gaya hidup yang
123
buruk seperti pola makan Ny.L sering makan pada malam hari biasanya
pada pukul 09.00 malam. Ny. L mengatakan ia adalah pecinta kopi, dalam
sehari Ny.L bisa mengkonsumsi 6-8 kali. Pola tidur Ny.L juga tidak
seperti orang biasanya yaitu keluarga Ny.L mengatakan Ny.L tidur pada
pukul 04.00 atau 05.00 subuh dan bangun pukul 12.00 siang yang ia
lakukan hampir setiap hari. Keluarga Ny.L mengatakan Ny.L hampir tidak
2. Intervensi Keperawatan
manusia. Pada penentuan penulis menggunakan batasan waktu yang jelas, hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan kapan evaluasi proses dan hasil akan
dilakukan. Pada kasus Ny.L, penulis menentukan semua rencana tindakan, hal
prioritas masalah dalam studi kasus ini adalah resiko ketidakstabilan gula
invasi. Tujuan ditulis terdiri atas subyek, predikat kriteria, dan kondisi
kriteria yang ditulis berupa kriteria waktu maupun kriteria hasil sehingga
masing diagnosa pada kasus ini disusun mengacu pada masalah atau respon
124
teori dengan melihat (NIC & NOC, 2015) terdapat diagnosa yaitu:
mellitus
minimal tiap 2 jam, dan mengajarkan untuk miring kiri dan kanan dengan
5 bantal.
20 tpm.
tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman, mengganti pakaian
(ujung bagian yang diamputasi) pada kesejajaran tubuh yang benar, dan
3. Implementasi Keperawatan
rencana yang telah dibuat dan semua tindakan yang dilakukan pada pasien
pola makan.
minimal tiap 2 jam, mengajarkan untuk miring kiri dan kanan dengan 5
bantal.
luka area insisi, memposisikan stump (ujung bagian yang diamputasi) pada
4. Evaluasi Keperawatan
berorientasi pada etiologi di lakukan secara terus menerus sampai tujuan yang
ditentukan tercapai.
lemah sudah mulai berkurang dan haus haus juga berkurang, klien
mengatakan hanya makan makanan dari RS, Klien mengatakan nafsu makan
cairan = 120 cc, porsi makan kadang habis kadang hanya ½ porsi, GDS
didapatkan pukul 06.30 :153mg/dl, pukul 12.30 : 190 mg/dl, pukul 14.30 :
134 mg/dl
tampak lemas, Klien tampak pucat, CRT >3 detik, kaki tampak udem, S: 36,8
o c N : 82x/mnt,
selama 5 hari yaitu dimulai pada hari selasa tanggal 3 Desember.Dari catatan
klien mengatakan sesak juga sudah berkurang, klien mengatakan tidak sesak
saat mika-miki. Dan secara objektif didapatkan pergerakan sendi sudah mulai
130
amputasi kering dan tidak merembes. dan secara objektif didapatkan lemah
tampak berkurang, luka klien tampak bersih, luka tampak kering, luka
RR: 22x/mnt.
intervensi keperawatan selama 1 hari yaitu dimulai pada hari selasa tanggal 8
mengatakan akan mulai merubah pola hidupnya menjadi baik. dan data
objektif didapatkan klien dan keluarga tampak mengerti dan klien dan
BAB V
PENUTUP
sistem endokrin “Diabetes Melitus Tipe II” di Ruang Interne RSUP Dr. M. Djamil
Padang dari tanggal 2 Desember sampai dengan 8 Desember 2019, maka penulis
membuat kesimpulan dan saran sesuai dengan proses keperawatan yang penulis
lakukan, adapun kesimpulan dan saran dari penyusunan laporan kasus ini adalah :
A. KESIMPULAN
kesehatan lainnya.
5. Pada tahap evaluasi tidak semua hasil yang diharapkan dapat teratasi.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
2. Klien
gula darah teratur dan memperbaiki pola hidup menjadi lebih baik
seperti olahraga
instruksi dokter.
3. Institusi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC