Anda di halaman 1dari 7

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN


INTEGRITAS KULIT PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

AMANDA NABILLA PUTRI


193110124

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
WHO (World Health Organization) rnernperkirakan penyakit tidak rnenular
rnenyebabkan sekitar 60% kernatian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Perubahan pola struktur rnasyarakat dari agraris ke industri diikuti oleh perubahan
gaya hidup, sosial ekonorni rnasyarakat diduga sebagai suatu hal yang
rnelatarbelakangi rneningkatnya prevalensi penyakit tidak rnenular, sehingga
angka kejadian penyakit tidak rnenular semakin bervariasi dalam transisi
epiderniologi, salah satu penyakit tidak rnenular adalah Diabetes Melittus.

Diabetes Melitus (DM) rnerupakan sekelornpok kelainan heterogen yang ditandai


oleh kenaikan kadar glukosa dalarn darah atau hipergelikernia. Diabetes Melitus
adalah suatu kurnpulan gejala yang tirnbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut rnaupun relatif(Hasdianah & Suprapto, 2014 ).

Diabetes rnelitus (DM) adalah penyakit hiperglikernia yang ditandai dengan


ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insentivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009). Diabetes rnelitus adalah suatu penyakit kronis progresif
dirnana tubuh tidak rnarnpu untuk rnelakukan rnetabolisrne lernak, protein dan 1
karbohidrat yang mengarah pada keadaan hiperglikemia ( kadar glukosa darah
yang tinggi). Diabetes melitus sering disebut ( Black & Haws, 2014).

Dampak komplikasi Diabetes Mellitus yang bersifat kronis dengan karakteristik


hiperglikemia yang tidak dirawat dengan baik dapat timbul akibat kadar gula
darah yang tidak terkontrol, dapat menimbulkan neuropati, hipertensi, jantung
koroner, retinopati, nefropati, dan gangren. Diabetes Mellitus telah menjadi
penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian
yang disebabkan langsung oleh diabetes. Terdapat 1 orang per 10 detik atau 6
orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes.
Menurut data World Health Organization (WHO, 2014). Bahwa tahun 2012
terdapat 1,5 juta penduduk terjadi kematian yang disebabkan diabetes dengan
prevalensi sekitar 2,7 %. Dari angka kematian akibat DM didunia 70% terjadi di
negara-negara berkembang termasuk indonesia. Pada tahun 2014, penderita DM
sebesar 422 miliar didunia.(WHO, 2014). Menurut international Diabetes
Federation ( IDF, 2015), Prevalensi penderita DM pada tahun 2015 adalah 415
Miliar orang, perkiraan tahunan kejadian ulkus kaki kira-kira dari 4% sampai 10%
sedangkan resiko ulkus diabetik seumur hidup berkisar 15% sampai 25% (Amin
& Dopis, 2016). Di Indonesia menurut WHO mengalami kenaikan dari 8,4 juta
jiwa pada tahun 2000 menjadi 13,7 juta jiwa pada tahun 2003 dan diperkirakan
akan 2 meningkat sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Indonesia berada pada
pada peringkat keempat didunia setelah china, India, dan Amerika serikat. Pada
hasil Riskesdas (2013) terlihat prevelensi DM di indonesia 1,1 % dan pada tahun
2018 terjadi peningkatan prevelensi DM menjadi 2, 1 %. Provinsi Sulawesi
Tenggara berdasarkan data hasil Riskesdas 2018 melaporkan prevalensi DM
sebesar 1,2% pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar 1,4% pada tahun 2018.

Penyakit DM menduduki peringkat ke-4 diantara penyakit tidak menular lainnya


seperti Hipertensi, Neoplasma, PPOK dan asma bronkial. Laporan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga menunjukkan prevalensi diabetes paling
tinggi di Kota Kendari sebesar 0,9% dan terendah di Buton Utara 0, 1 %, baik
berdasarkan diagnosis maupun gejala (Dinkes Prov. Sultra, 2019). Prevalensi DM
tidak tergantung insulin untuk wilayah Kab. Buton Utara pada tahun 2018 sebesar
01 % denganjumlahkasus DM sebesar 1.250 kasus, dan pada tahun 2019 sebesar
2.260 kasus (Dinkes Kab. Buton Utara, 2019). Di Puskesmas Waode Buri tahun
2019, penyakit tidak menular Diabetes melitus menduduki peringkat No.10 dari
sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus sebesar 226 kasus. ( Profil
Puskesmas Waode Buri, 2019). Komplikasi DM bersifat jangka pendek dan
jangka panjang, komplikasi jangka pendek meliputi : hipoglikemi, ketoasidosis.
Sedangkan komplikasi jangka panjang dapat berupa kerusakan makroangiopati
dan mikroangiopati. Kerusakan 3 makroangiopati meliputi : penyakit arteri
koroner, kerusakan pembuluhdarah serebral, dan kerusakan pembuluh darah
perifer.
Adapun komplikasi mikroangiopati meliputi retinopati, nefropati, dan neuropati
( smeltzer & Bare, 2008). Penderita Diabetes Melitus perlu penanganan tenaga
kesehatan karena berbagai masalah keperawatan dapat muncul seperti kurang
nutrisi,kerusakan integritas jaringan, keterbatasan mobilitas fisik, nyeri, resiko
penyebaran infeksi dan ulkus. Salah satu masalah keperawatan yang perlu
penanganan khusus yaitu terjadinya kerusakan integritas jaringan, karena jaringan
yang mati semakin melebar akan memicu timbulnya ulkus diabetik. Munculnya
ulkus diabetik tersebut menimbulkan gangguan fisik maupun psikis terhadap
pasien seperti nyeri kaki, intoleransi aktifitas, gangguan pola
tidur,cemas,penyabaran infeksi, dan lain lain. Masalah keperawatan tersebut dapat
dicegah dengan penatalaksanaan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
secara menyeluruh mulai dari pengkajian masalah, menentukan diagnosa
keperawatan,membuat intervensi keperawatan,implementasi keperawatan, dan
evaluasi keperawatan pada pasien diabetes melitus. Hal terpenting dalam asuhan
keperawatan pada pasien Diabetes melitus dengan kerusakan integritas jaringan
yaitu dengan perawatan Iuka yang tepat. Perawat mempunyai peran penting dalam
membuat perencanaan untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan
manajemen perawatan Iuka.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana asuhan keperawatan gangguan Integritas
kulit pada pasien Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang

C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan asuhan
keperawatan gangguan Integritas kulit pada pasien Diabetes Melitus di
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
2.Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan hasil pengkajian gangguan Integritas kulit pada pasien
Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021
b. Mendeskripsikan diagnosa gangguan Integritas kulit pada pasien
Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021
c. Mendeskripsikan rencana keperawatan gangguan Integritas kulit pada
pasien Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan gangguan Integritas kulit pada
pasien Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021
e. Mendeskripsikan hasil evaluasi gangguan Integritas kulit pada pasien
Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2021

D.Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam
menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan gangguan Integritas kulit
pada pasien Diabetes Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang.

b.Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes RI Padang


Hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran bagi
mahasiswa program studi D-III Keperawatan Padang dan
untuk bahan referensi perpustakaan Poltekkes Kemenkes RI
Padang dalam mengembangkan mata kuliah.

c.Bagi RSUP Dr. M. Djamil Padang


Hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi perawat di RSUP
Dr. M. Djamil Padang dalam meningkatkan kualitas penerapan
gangguan Integritas kulit pada pasien Diabetes Melitus di
RSUP Dr. M. Djamil Padang.

d.Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi
peneliti selanjutnya untuk meningkatkan penerapan asuhan
keperawatan gangguan Integritas kulit pada pasien Diabetes
Melitus di RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Anda mungkin juga menyukai