Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH:

AFRI MURSAL

193110122

3A

DOSEN PENGAMPU :

Hj. Ns. Murniati Muchtar, SKM., S.Kep., M.Biomed

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


1. Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan Bersama, masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan Kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat. Ada 8 jenis UKBM, yaitu Posyandu, Polindes,
PosObatDesa (POD), P osGizi, Pospenyuluhan KB, Pos
Kesehatan pesantren, sakabakhti Husada dan Dana sehat .

Buatlah uraian dari masing-masing jenis UKBM tersebut di atas mulai


dari Pengertian, Tujuan, sasaran kegiatan, wadah kegiatan, pelaku
kegiatan, bentuk kegiatan ?

Jawaban :

1) Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.

Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:


a) Bayi
b) Anak balita
c) Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui
d) Pasangan Usia Subur (PUS)
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya
yang sesuai. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,
dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan
lainnya yang sesuai.

Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader


kesehatan desa bersama Kepala Desa dan LKMD (seksi KB –
Kesehatan dan PKK) dengan bimbingan Tim Pembina LKMD
Tingkat Kecamatan.

Kegiatan

1) Penyuluhan perorangan :
a) Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat
badannya naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian
makanan tambahan (PMT), oralit dan vitamin A dosis
tinggi
b) Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan
pemberian tablet zat besi, penyuluhan tanda bahaya
pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan
menyusui, KB, dan gizi.
c) Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari diikuti
dengan pemberian kondom, pil atau tablet busa
d) Terhadap ibu nifas dan menyusui, penyuluhan KB pasca
persalinan, insiasi menyusui dini (IMD), asi eksklusif
dan gizi, perawatan payudara, Pemberian 2 kapsul
vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama
e) Pelayanan Profesional
 Imunisasi
 KB
 Pengobatan Tradisional
 Pemeriksaan kesehatan umum, payudara, tinggi
fundus uteri (Rahim) dan pemeriksaan lochia pada
ibu nifas
 pemeriksaan ibu hamil
2) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Polindes adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta
masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan
dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB, dan
lokasinya berada di desa.

Tempat

lokasinya berada di desa. Polindes hanya dapat dirintis di


desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
tersebut.

Tujuan Polindes

a) Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan


b) Sebagai tempat pertolongan persalinan
c) Sebagai tempat pelayanan kesehatan lain
d) Sebagai tempat untuk konsultasi/pendidikan kesehatan

Pelaksana polindes

Sebagai bentuk peran serta masyarakat, polindes seperti


halnya dengan “posyandu”, polindes dikelola oleh pamong
setempat, yaitu kepala desa melalui Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD). Polindes dalam pelaksanaan
pelayanannnya sangat tergantung pada keberadaan bidan,
hal ini karena pelayanan di polindes merupakan pelayanan
profesi kebidanan.

Kegiatan Polindes
a) Melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan balita), serta deteksi dini resiko tinggi
kehamilan
b) Memberikan pertolongan persalinan normal yang bersih
dan aman
c) Memberikan pelayanan KB
d) Memberikan imunisasi
e) Penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu
dan anak
f) Pelatihan dan pembinaan kepada kader dan masyarakat
g) Memberikan pelayanan kesehatan pada ibu nifas dan
menyusui
h) Memberikan yankes pada neonatal, bayi, balita, anak pra
sekolah, imunisasi dasar pada bayi
3) Pos Obat Desa (POD)
Pos Obat Desa (POD) merupakan wahana edukasi dalam alih
pengetahuan dan keterampilan tentang obat dan pengobatan
sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader kepada
masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh
obat yang bermutu dan terjangkau.
Tujuan POD:
a) Memperluas keterjangkauan obat bagi masyarakat
pedesaan
b) Menyediakan obat untuk pengobatan sendiri yang akan
memudahkan anggota masyarakat yang sakit untuk
mendapatkan pertolongan pertama secepatnya
c) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengobatan
sendiri yang benar

Tempat/Waktu
POD dilaksanakan pada desa yang tidak ada sarana
pelayanan kesehatan dan dekat atau dapat dijangkau

Sasarannya:

Kelompok masyarakat yang masih rendah keterjangkauannya


dalam hal obat dan pengobatan. POD/WOD diselenggarakan
oleh kader kesehatan yang telah dilatih atau tenaga
kesehatan. Kader WOD minimal berpendidikan tamat SD
sederajat yang ditentukan oleh kepala desa.

Penyelenggaraan WOD/POD

Pelayanan penggunaan obat dan pengelolaan obat.


Pembinaaan Pelayanan penggunaan obat mengacu pada
pedoman pengobatan WOD, dibawah pengawasan dokter
puskesmas. Pembinaan pengelolaan obat mengacu pada
pedoman pengelolaan obat WOD di bawah pengawasan
apoteker/asisten apoteker puskesmas. Pembinaan
penyelenggaraan WOD dilakukan oleh kepala desa dan
pembinaan teknis dilakukan oleh puskesmas melalui bidan di
poskesdes.
4) Pos kesehatan pesantren
Poskestren merupakan salah satu wujud UKBM di lingkungan
pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan warga pondok
pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif
(peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan
aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan), dengan binaan Puskesmas setempat.
 Tujuan
a) Meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan
masyarakat sekitarnya tentang kesehatan;
b) Meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya;
c) Meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren
dan warga masyarakat sekitarnya dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan; dan
d) Memenuhi layanan kesehatan dasar bagi warga pondok
pesantren dan masyarakat sekitarnya.

Sasaran Poskestren terdiri atas:

a) Pondok pesantren
b) Masyarakat pondok pesantren, yang terdiri atas:
a. Warga pondok pesantren: santri, kiai, pimpinan,
pengelola, dan pengajar di pondok pesantren termasuk
wali santri;
b. Masyarakat di lingkungan pondok pesantren;
c. Tokoh masyarakat: tokoh agama Islam, Pimpinan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pimpinan
organisasi kemasyarakatan lainnya di lingkungan
pondok pesantren; dan
d. Petugas kesehatan dan stakeholders terkait lainnya

Pelaksana Poskestren

Kegiatan rutin Poskestren diselenggarakan dan dimotori oleh


kader Poskestren dengan bimbingan teknis dari puskesmas
setempat dan sektor terkait.

Kegiatan

a) konseling kesehatan;
b) penyuluhan kesehatan, antara lain: PHBS, penyehatan
lingkungan, gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa
dan NAPZA, penyakit menular dan tidak menular, serta
TOGA;
c) olahraga teratur; dan
d) lomba lingkungan bersih dan sehat, mading, poster.
e) pemeriksaan kesehatan berkala;
f) penjaringan kesehatan santri;
g) kesehatan lingkungan dan kebersihan diri;
h) pemberantasan nyamuk dan sarangnya;
i) penyediaan dan pemanfaatan air bersih; dan
j) deteksi dini gangguan jiwa dan NAPZA.
5) Dana Sehat
Dana Sehat merupakan upaya pemeliharaan kesehatan, dari,
oleh dan untuk masyarakat, yang diselenggarakan berdasarkan
asas usaha bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan
secara pra upaya dengan tujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat

Tujuan  Dana Sehat adalah :

a) Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan


masyarakat yang berkesinambungan melalui
penyelenggaraan kesehatan, kepesertaan dan pendanaan
yang terorganisasi dengan Kader dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dan peningkatan akses pelayanan.

Penyelenggaraan 

a) Kontribusi dana dapat berasal dari keluarga atau ibu


rumah tangga. Sebagai peserta  dana sehat disini adalah
ibu atau keluarga.
b) Penyelenggara dana sehat adalah lembaga yang ada di
masyarakat seperti LKMD, PKK atau organisasi
masyarakat lainnya. Penyelenggaraan  dana sehat KIA
dapat merupakan bagian dan penyelenggara  dana
sehat untuk pemeliharaan kesehatan umumnya. Bidan
dapat berperan serta sebagai pendorong
terbentuknya dana sehat KIA, disamping sebagai
pelaksana pelayanan.

Peserta

Peserta dana sehat dapat perorangan, keluarga dan


kelompok masyarakat. Sebagai   perorangan, peserta
berkewajiban membayar iuran yang ditetapkan untuk
mendapatkan hak pelayanan kesehatan. Peserta  dana
sehat dalam bentuk keluarga. Jumlah anggota keluarga yang
berhak  mendapatkan pelayanan kesehatan ditentukan atas
dasar sesuai dengan iuran yang diserahkan   dan paket
pelayanan yang diberikan. Dalam bentuk kelompok, peserta
ikut serta didalam penyelenggaraan  dana sehat berdasarkan
atas musyawarah bersama.

Pelaksana

Kader sebagai penyelenggara  dana sehat bertindak sebagai


pelaksana dana sehat.

Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat juga terkait dengan


kompleksitas pengambilan keputusan. Pilihan bersalin kepada dukun
atau bidan diserahkan kepada masyarakat. Masalahnya

d. Pos gizi

Membentuk keluarga kecil seiahtera sesuai dengan kondisi ekonomi


keluarga tersebut Mencanangkan keluarga kečil dengan cukup 2
anak Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini Menekan angka
kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau
terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi. kebutuhan
dengan jumlah penduduk di Indonesia.
Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah Tujuan
Pos Gizi

1. Dengan cepat memulihkan anak-anak kurang gizi yang


diidentifikasi di dalam masyarakat

2. Memungkinkan keluarga-keluarga tersebut mempertahankan


status gizi dari anak tersebut di rumah masing-masing secara
mandiri.

3. Mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir


kemudian dalam masyarakat mengenai perilaku-perilaku ibu balita,
pengasuhan anak, pemberian makan, kebersihan balita dan mencari
pelayanan kesehatan Core, 2003.

Pelaksanaan Program Pos Gizi Untuk mengoptimalisasi manfaat dari


program Pos Gizi, maka syarat minimum yang harus dipengaruhi
agar suatu wilayah dapat menjadi target program adalah

1. Prevalensi KEP balita sebesar sama dengan 30% atau lebih

2. Ketersediaan pangan local yang harganya terjangkau

3. Adanya sejumlah sukarelawan ibu yang potensial dalam


masyarakat

4. Adanya kepemimpinan yang memiliki komitmen dalam masyarakat

Dalam buku positive deviance & hearth suatu pendekatan


perubahan perilaku & Pos Gizi yang diterbitkan oleh PCI- Indonesia
dan diperbanyak oleh "Jejaring PD

Indonesia" atas dukungan USAID disebutkan bahwa Kegiatan


pelaksanaan Pos. Gizi di suatu daerah meliputi:

1. Praktek Umum Khusus meliputi praktek pemberian makan,


perilaku ibu, pengasuhan balita, perilaku kebersihan, perilaku
pencarian & pemberian perawatan kesehatan
. 2. Praktek memasak

3. Penyampaian pesan kesehatan


e. Pos penyuluhan KB Penyuhuhan keluarga berencana (KB)
merupakan kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat guna
mewujudkan keluarga berkualitas.
Tujuan penyuluhan KB
1. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi
ekonomi keluarga tersebut
2. Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
3. Mencegah terjadinya pemikahan di usia dini
4. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia
yang terlalu muda atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem
reproduksi.
5. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah
kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.

t. Pos kesehatan pesantren Pos Kesehatan Pesantren, yang


selanjutnya disebut Poskestren merupakan salah satu wujud
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) di lingkungan
pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh dan warga pondok
pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan)
dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan), dengan
binaan Puskesmas setempat.
Tujuan Umum: Mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren
dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Anda mungkin juga menyukai