Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program D III Ahli
Teknologi Laboratorium Medik
Disusun Oleh :
NUR SYAMSIAH
NIM : P27903319023
PENDAHULUAN
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
1. DM tipe 1 :
Terjadi dekstruksi sel beta umumnya menjurus ke defisiensi insulin
absolut
9
10
a. Autoimun
b. Idiopati
c. Mudah terjadi ketoasidosis
d. Pengobatan harus dengan insulin
e. Biasanya kurus
f. Biasanya pada umur muda
g. Riwayat keluarga diabetes (+) pada 10%
h. 30-50% kembar identic terkena
2. DM tipe 2 :
a. Tidak mudah terjdai ketoasidosis
b. Bervariasi mulai yang terutama dominan resisten insulin disertai
defisiensi Insulin relative sampai yang terutama defek sekresi
insulin disertai resistens insulin
c. Tidak harus dengan insulin
d. Onset lambat
e. Gemuk atau tidak gemuk
f. Biasanya > 45 tahun
g. Riwayat keluarga (+) pada 30 %
h. ± 100% kembar identik terkena
3. Tipe lain :
a. Defek genetik fungsi sel beta
b. Penyakit endokrin pancreas
c. Endokrinopati
d. Infeksi
e. Pemakaian obat
4. Diabetes mellitus gestasional :
DM yang terjadi saat kehamilan
(Soegondo, 2018)
2.1.3 Etiologi
Diabetes menurut (Unimus, 2015), (FK Andalas, 2019), dan
(Jamiat dkk, 2017) mempunyai beberapa penyebab:
11
a. Hereditas
Peningkatan kerentangan sel-sel beta pankreas dan
perkembangan dan antibodi Autoimun terhadap penghancuran
sel-sel beta
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan tersebut adalah adanya obesitas, banyak
makan dan kurang aktifitas, toksin, dan stres
c. Perubahan gaya hidup
Pada orang secara genetik rentan terhadap DM karena
perubahan gaya hidup, menjadikan seseorang kurang aktif
menimbulkan kegemukan dan beresiko terkena DM.
d. Kehamilan
Kadar hormon estrogen dan hormon plasental yang
berkaitan dengan kehamilan mengantogoniskan insulin
e. Usia di atas 65 tahun
f. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam
tubuh. Insulin yang tersedia tidak efektif dalam meningkatkan
efek metatabolik.
g. Mempunyai keluarga dengan riwayat DM
h. Hipertensi
i. Riwayat penyakit jantung
j. Diet yang tidak seimbang
k. Merokok
2.1.4 Patofisiologi
Pankreas adalah kelenjar yang berada di perut bagian belakang
yang dihubungkan langsung dengan saluran menuju usus. Salah satu
fungsi utama pankreas adalah mengeluarkan enzim-enzim dalam proses
pencernaan makanan. Enzim tersebut sangat diperlukan untuk mencerna
makanan menjadi zat gizi dan membantu proses penyerapan ke tubuh.
12
terasa manis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gula darah tinggi
disebabkan :
1.Pankreas yang sakit dan tidak dapat mengasilkan insulin
2.Kerja insulin yang mengalami hambtan
3.Pankreas tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali.
(Nurahmani, 2018)
2.1.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus adalah :
a. Gejala Utama ( klasik ) :
1. Sering kencing ( Poliura)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24
jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai
gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi
sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha
untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin
ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluarkan mengandung glukosa (Perkenni,2011)
2. Cepat lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis
sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (Perkenni,
2011).
3. Sering haus (Polidipsi)
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena
kadar glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon
untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).
b. Gejala tambahan:
1. Berat badan menurun cepat tanpa penyebab yang jelas .
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena
14
4. Intervensi farmakologi
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan
makan dalam latihan jasmani (gaya hidup sehat).
Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
a. Obat Anti Hiperglikemia Oral
Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia dibagi
menjadi 5 golongan yaitu :
1. Pemacu Sekresi Insulin
Obat pemacu sekresi insulin meliputi sulfonylurea adalah
obat golongan ini mempunyai efek untuk meningkatkan sekresi
insulin ke pankreas, glinid merupakan obat yang kerjanya sama
dengan obat sulfonilurea dapat melakukan respon penekanan pada
peningkatan insulin fase pertama. Obat ini diabsorpsi dengan cepat
dengan pemberian secara oral dan di sekresi dengan cepat oleh
hati, obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial
(Perkenni, 2015).
2. Peningkatan Sensitivitas Terhadap Insulin
Metformin mempunyai efek untuk mengurangi produksi
glukosa hati dan memperbaiki glukosa dijaringan perifer. Pada
pasien DM yang mengalami gangguan fungsi ginjal dosisnya
diturunkan 30-60 ml/menit/1,73 m². Metformin tidak boleh
diberikan pada beberapa keadaan seperti adanya gangguan hati
19
4) HbA1c
HbA1c adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara
glukosa dan hemoglobin (bagian dari sel darah merah
yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh bagian
tubuh). Makin tinggi kadar gula darah, maka semakin
banyak molekul hemoglobin yang berkaitan dengan
gula. Apabila pasien sudah pasti terkena DM, maka
pemeriksaan ini penting dilakukan pasien setiap 3 bulan
sekali. Jumlah HbA1c yang terbentuk, bergantung pada
kadar glukosa dalam darah sehingga hasil pemeriksaan
HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar gula
pasien DM dalam waktu 3 bulan.
Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga dapat dipakai
untuk menilai kualitas pengendalian DM karena hasil
pemeriksaan HbA1c tidak dipengaruhi oleh asupan
makanan, obat, maupun olahraga sehingga dapat
dilakukan kapan saja tanpa ada persiapan khusus.
27
1. Metode kimia
Pemeriksaan gula darah dengan menggunakan
metode kimia dilakukan dengan menggunakan prinsip dari
28
2. Metode enzimatik
a. GOD PAP
Prinsip : Cara enzimatik menggunakan glukosa oksidase
dan peroksidase. Glukosa dioksidasi oleh enzim glukosa
oksidase (GOD) membentuk asam glukonat dan H2O2.
H2O2yang terbentuk dengan fenol dan 4-aminophenazone
dan bantuan enzim peroksidase membentuk kompleks
berwarna merah yang diukur pada spektrofotometer
panjang gelombang 546 nm.
29
b. Heksokinase
Prinsip : Glukosa dihidrolisis dengan bantuan glukosa
oksidase (GOD), terjadi perubahan NAD+ menjadi
NADH, kecepatan perubahan NAD+ menjadi NADH
diukur pada panjang gelombang 340 nm
c. Gluko stick
Prinsip : Metode stick penetapan kadar glukosa
berdasarkan teknik deteksi elektrokimia. Darah diteteskan
pada carik uji, enzim glukosa oksidase akan mengkatalisis
glukosa oksidase menghasilkan asam glukonat. Selama
reaksi terjadi pelepasan elektron dipindahkan ke
elektrokimiawi ferricinium+ke permukaan elektroda, arus
listrik yang diukur oleh sensor. Besarnya arus sebanding
dengan kadar glukosa.(www.kimiaklinik,_2013)
2.3 PROLANIS
Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) telah bekerja sama dengan pihak pelayanan
fasilitas kesehatan khususnya faskes pertama untuk melaksanakan suatu
program yang terintegrasi dengan model pengelolaan penyakit kronis bagi
penderita penyakit kronis yang disebut sebagai Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (Prolanis).
2.3.1 Definisi
Prolanis adalah suatu sistem layanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,
fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kwalitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien (BPJS kesehatan,2018).
30
2.3.2 Tujuan
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke
Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik
terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. (BPJS
kesehtan,2018)
2.3.3 Sasaran
Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis
(Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi) (BPJS Kesehatan,2018)
2.3.4 Bentuk Pelaksanaan
Aktifitas dalam Prolanis meliputi aktifitas konsultasi
medis/edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub (senam sehat
Prolanis), dan pemantauan status kesehatan. (BPJSKesehatan,2018)
2.3.5 Penanggung jawab
Penanggungjawab adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagian
Manajemen Pelayanan Primer.
2.3.6 Langkah Pelaksannan
Persiapan Pelaksanaan Prolanis
1.Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
a. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau
b. Hasil Diagnosa DM (pada Faskes Tingkat Pertama maupun
RS)
2. Menentukan target sasaran
3.Melakukan pemetaan Faskes Dokter Keluarga/ Puskesmas berdasarkan
distribusi target sasaran peserta
4.Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5.Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
6.Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta
Prolanis
31
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta Prolanis
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan
status kesehatan peserta,meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan
Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan
pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan
15.Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal
peserta per Faskes Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan Monitoring aktifitas Prolanis pada masing-masing Faskes
Pengelola:
a. Menerima laporan aktifitas Prolanis dari Faskes Pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes Prolanis
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.
2.3.7 Aktifitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati
bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Definisi : Edukasi Klub Fuschia (Klub Prolanis) adalah kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya
32
4. Home Visit
Definisi : Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke
rumah Peserta Prolanis untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan
diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis dan keluarga
Sasaran:
Peserta Prolanis dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek Perorangan /Klinik
/Puskesmas 3 bulan
c. berturut-turut
d. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut
(PPDM)
34
METODE PENELITIAN
36
37
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Pasien penderita DM tahun 2020 di FKTP Poli Denkesyah Serang 100 Orang
Pasien Penderita DM di FKTP Poli Denkesyah Serang yang aktif berobat pada bulan
Januari – Februari 2020 sebanyak 75 Orang
3.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu
jawaban atas perta Pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam
perencanaan penelitian.Untuk mengarahkan kepada hasil penelitian ini
maka dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban sementara
dari suatu penelitian ini, biasanya disebut hipotesis (Notoatmodjo, 2018).
3.5.1 Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha1. Ada hubungan antara kegiatan Prolanis dengan tingkat gula
darah pasien penderita diabetus melitus di FKTP Poli
Denkesyah Serang tahun 2019.
3.5.2 Hipotesis Nul (Ho)
Ho1. Tidak ada hubungan kegiatan Prolanis dengan tingkat gula
darah pasien penderita diabetes melitus di FKTP Poli
Denkesyah Serang tahun 2019
41
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan
data (data entry). Adapun pengkodean dalam penelitian ini sebagai berikut:
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan – kemungkinan
43
Hasil akhir uji statistik adalah mengetahui apakah keputusan uji Ho ditolak
atau Ho diterima. Dan untuk menguji kemaknaan hubungan, digunakan uji
statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan nilai a (0,05). Ketentuan
yang berlaku adalah sebagai berikut;
b.Jika nilai p value > 0,05 Ho diterima ( p vlue = a), uji statistik
menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna ( signifikan).
1. Pra - Analitik
a. Persiapan Pasien:
1. GDP :
a). Pasien dipuasakan 8 – 12 jam sebelum tes
45
b). Semua obat dihentikan dahulu, bila ada obat yang harus
diberikan ditulis pada formulir permintaan tes.
2. GD 2 Jam PP :
a). Pengambilan sampel darah dilakukan 2 jam sesudah makan dan
setelah kegiatan Prolanis.
b. Persiapan Sampel:
Tidak ada persiapan khusus. Pengambilan sampel
sebaiknya pagi hari karena adanya variasi diurnal. Pada sore hari
glukosa darah lebih rendah sehingga banyak kasus DM yang tidak
terdiagnosis. Sampel darah yang digunakan adalah darah kapiler.
c. Metode tes:
Metode enzimatik :glucose oxidase / hexokinase
d. Prinsip tes:
Darah kapiler diserap ke dalam strip tes, kemudian
mengalir ke area tes dan bercampur dengan reagen untuk memulai
proses pengukuran. Enzim Glucose dehydrogenase dan koenzim
dalam strip tes mengkonversi glukosa dalam sampel darah menjadi
glukonolakton. Reaksi tersebut menghasilkan listrik DC yang tidak
berbahaya sehingga meter mampu mengukur gula darah.
2. Jarum lancet
3. Strip/stik glukosa
4. Kapas alcohol
5. Micropore
6. Kapas kering
5. Handschoen
6. Wadah limbah infeksius
2. Analitik
Cara Kerja:
a. Alat glukosameter disiapkan
b. Jarum lancet dimasukkan dalam autoclix dan dipilih
nomor pada lancet sesuai ketebalan kulit pasien
c. Chip khusus untuk pemeriksaan glukosa dimasukkan pada alat
glukosameter pada tempatnya (sesuai alat glukosameter)
d.Strip dimasukkan pada tempatnya (sesuai alat glukosameter)
e. Jari kedua / ketiga / keempat pasien dibersihkan dengan
menggunakan kapas alkohol lalu dibiarkan mengering
f. Darah kapiler diambil dengan menggunakan lancet yang ditusuk
pada jari kedua /ketiga / keempat pasien
g. Sampel darah kapiler dimasukkan ke dalam strip dengan cara
ditempelkan pada bagian khusus pada strip yang menyerap darah
h.Hasil pengukuran kadar glukosa akan ditampilkan pada layar
dalam waktu 10 detik
i.Strip dicabut dari alat Glukosa meter
j.Jarum dibuang dari lancet ke savety box
( FK.UNHAS, 2018 )
Nilai rujukan:
1). Gula Darah Puasa : > 115 mg/dl
2). Gula Darah 2 Jam PP : > 125 mg/dl
3). Gula Darah Sewaktu : > 200 mg/
47
DAFTAR PUSTAKA