Anda di halaman 1dari 15

Artikel Penelitian

PROFIL PENDERITA DM TIPE 2 DI PUSKESMAS MEDAN DENAI


KOTA MEDAN TAHUN 2019-2020

PROFILE OF DM TYPE 2 PATIENT IN PUBLIC HEALTH CENTER AT MEDAN DENAI,


MEDAN CITY 2019-2020

Rabikafman Akhori,a Indri Maharani Nasution,b Umar Zeinc, Tiffani Tantina Lubisd
a
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara , Jl. STM No. 77, Medan, 20146 Indonesia
b
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara , Jl. STM No. 77, Medan, 20146, Indonesia
c
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara , Jl. STM No. 77, Medan, 20146, Indonesia
d
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara , Jl. STM No. 77, Medan, 20146, Indonesia

Histori Artikel ABSTRAK


Dikirim: 4 Januari Diabetes melitus (DM) Tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena
2022 pankreas tidak cukup menghasilkan hormon insulin dan tubuh tidak dapat secara
efektif dalam menggunakannya untuk mengatur glukosa darah. Jumlah kasus dan
Revisi: prevalensi DM terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. DM merupakan
27 Januari 2022 satu dari empat penyakit yang tidak menular yang menjadi masalah penting dalam
kesehatan masyarakat. Tujuan pada penelitian ini untuk menganalisis profil penderita
DM Tipe 2 di Puskesmas Medan Denai Kota Medan tahun 2019-2020. Penelitian
deskriptif dengan design retrospektif menggunakan random sampling dengan jumlah
sampel data sekunder sebanyak 90 orang. Hasil penelitian menunjukkan, Penderita
DM Tipe 2 berjenis kelamin perempuan 47 orang (52,20%) pada kelompok umur
55–64 tahun berjumlah 44 orang (48,9%) dengan tekanan darah kategori
prehipertensi berjumlah 26 orang (28,9%) dan memiliki IMT dengan kategori berat
badan lebih berjumlah 51 orang (56,7%) serta menggunakan obat jenis metformin
sebanyak 67 orang (74,4%).

Kata Kunci ABSTRACT


Diabetes Melitus Type 2 diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder caused by pancreas
Tipe 2, GDS, not producing enough insuline hormones and the body cannot effectively use it to
Umur, Jenis regulate blood sugar. The number cases and prevalance of diabetes has increase
Kelamin, over last few dacade. DM one of four non-communicable disease that are an
Tekanan Darah, important public health problem. The purpose of this study was to analyze the profile
IMT of Type 2 DM Patients at Medan Denai Health Center, Medan City 2019-2020.
Retrospective descriptive study design with sample of 90 people using purposive
sampling method with secondary data. The result showed that female 47 people
(52,20%) in the 55-64 age group totaling 44 people (48,9%) with blood pressure was
prehypertension category totaling 26 people (28,9%) and 51 people (57,7%) have
Korespondensi BMI in the overweight category and 67 people (74,4%) used Metformin of drug.
Tel. 081264056055
Email:
Rabikafman@gmai
l
.com

1
PENDAHULUAN Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Diabetes melitus/DM merupakan suatu
Menganalisis Profil penderita DM tipe 2
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia
di Puskesmas Medan Denai Kota Medan tahun
sehingga gula menumpuk dalam darah sehingga
2019-2020.
gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut
Tujuan Khusus
mengakibatkan kerusakan atau jumlah hormon
insulin yang kurang. Hormon insulin adalah 1. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
hormon yang memproses masuknya gula 2 di Puskesmas Medan Denai tahun
darah1. 2019-2020 berdasarkan umur
2. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
IDF menyatakan angka prevalensi dari
2 di Puskesmas Medan Denai tahun
global penderita DM pada tahun 2017 adalah
2019-2020 berdasarkan jenis kelamin
sebesar 8,5%2 pada Asia Tenggara.
3. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
Diperkirakan akan mengalami peningkatan
2 di Puskesmas Medan Denai tahun
menjadi 11,1% pada tahun 2045 dimana
2019-2020 berdasarkan tekanan darah
Indonesia menempati urutan ke-6 setelah Cina,
4. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
India, Amerika Serikat, Brazil, dan Mexico
2 di Puskesmas Medan Denai tahun
dengan jumlah penderita DM sebesar 10,3 juta
2019-2020 berdasarkan Indeks Massa
penderita2. Indonesia merupakan peringkat
Tubuh (IMT)
keempat dari sepuluh besar negara di dunia
5. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
pada tahun 2018, kasus DM tipe 2 dengan
2 di Puskesmas Medan Denai Kota
prevalensi 8,6% dari total populasi, prevalensi
Medan tahun 2019-2020 berdasarkan
DM yang terdiagnosis pada tahun 2018,
jenis obat
penderita terbanyak pada kategori usia 55
6. Mengetahui jumlah penderita DM tipe
sampai 64 tahun yaitu 6,3% dan 65 sampai 74
2 di Puskesmas Medan Denai Kota
tahun yaitu 6,03%3.
Medan tahun 2019-2020 berdasarkan
Data dari Riskesdas dalam angka, Gula Darah Sewaktu (GDS)
Provinsi Sumatera Utara tahun 2018, prevalensi
di Sumatera Utara, DM berumur diatas 15 METODE
tahun yang terdiagnosis sebesar 1,8% . Data 4
Pada penelitian ini jenis deskriptif
tahun 2018 dinas kesehatan di kota Medan dengan desain retrospektif dimana variabel
jumlah pasien DM sebanyak 319 orang, memakai data rekam medis pada masa lampau,
sedangkan pada tahun 2019 jumlah pasien DM yaitu berikatan antara variabel independen
sebanyak 402 orang dan semakin meningkat dengan variabel dependen, Tujuan penelitian
pada tahun 2020 pasien DM berjumlah 512 untuk mengetahui profil penderita DM tipe 2 di
orang .
5

2
Puskesmas Medan Denai Kota Medan tahun oleh kelompok lain6. Variabel independen pada
2019-2020. penelitian ini adalah penderita DM tipe 2.
Waktu Penelitian dan Lokasi Kriteria Inklusi
Penelitian dilakukan pada bulan Juni
Kriteria inklusi adalah kriteria yang
sampai Oktober 2021 di Instalasi Rekam Medis
harus dimiliki oleh seluruh anggota populasi
Puskesmas Medan Denai JL. Jermal XV,
yang diambil sebagai sampel6. Kriteria inklusi
Medan Tenggara, Kec. Medan Denai, Kota
pada penelitian ini adalah :
Medan, Sumatera Utara.
Populasi Penelitian 1. Data rekam medis yang sesuai

Populasi penelitian adalah keseluruhan 2. Data rekam medis yang lengkap dan jelas
Kriteria Eksklusi
objek penelitian atau subjek yang diteliti.
Populasi adalah semua pasien penderita DM 1. Data rekam medis yang tidak sesuai
tipe 2 di Puskesmas Medan Denai Kota Medan 2. Data rekam medis yang rusak dan tidak
terbaca
tahun 2019-2020 berjumlah 882 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Sampel Penelitian
a. Mengidentifikasi pasien kelompok kasus
Sampel merupakan sebahagian dari pada rekam medis pasien di instalasi rekam
jumlah populasi yang dianggap dapat mewakili medis
populasinya yang dipilih dengan cara spesifik 6.
b. Melakukan pemilihan rekam medis
Penetapan besar sampel dipenelitian ini kelompok kasus yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak sampel yang ditentukan.
berdasarkan teknik random sampling. Besarnya
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus c. Pencatatan data rekam medis pasien
sampel yang dikemukakan oleh Taro Yamane kelompok kasus yang memenuhi kriteria
inklusi ke dalam lembar format
dan Slovia, sebagai berikut: pengumpulan data dan master tabel
882
n= 2 d. Melakukan pemilihan rekam medis pasien
1+882(0,1)
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak
882
n= subyek yang diperlukan.
1+882(0,01)
e. Pencatatan data rekam medis yang sesuai
882
n= kriteria inklusi dan dimasukkan kedalam
9,82
n=89,81 lembar format pengumpulan data dan

n=90 master tabel.

Besar sampel yang diambil pada penelitian ini f.


adalah 90 orang g. Alur Pengambilan Data
Variabel Penelitian h. Data yang dikumpulkan
Variabel adalah pengertian ukuran atau kemudian diolah menggunakan
ciri yang dimiliki oleh anggota anggota suatu program SPSS. Berikut tahapan dalam
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki pengelolahan data:

3
i. Rekam Medis. Pengumpulan data
a. Editing dilakukan di bagian Instalasi Rekam

j. Yaitu menilai data yang telah Medis dengan melihat data pasien yang

dikumpulkan untuk dilihat konsistensi, terdiagnosa Diabetes Melitus (DM)

kelengkapan, kejelasan antar jawaban Tipe 2. Instalasi Rekam Medis

pada kuesioner , maupun kesalahan merupakan penyedia fasilitas dan

makna jawaban. menyelenggarakan kegiatan pelayanan

b. Coding rekam medis dan merupakan suatu unit


pelayanan non struktural.
k. yaitu membuat kode-kode untuk
t. Penelitian ini dilakukan di
membantu proses pengolahan data.
bulan Oktober 2021 setelah
c. Entry
didapatkannya persetujuan
l. yaitu memasukkan data untuk
dari Komisi Etik Penelitian
diolah menggunakan komputer.
(Etichal Clearence) FK
d. Tabulating,
UISU. Penelitian ini dengan
m. yaitu mengelompokkan data sesuai
menggunakan teknik
variabel yang akan ditelitiagar mudah
random sampling sehingga
dijumlah, disusun, dan ditata untuk
jumlah sampel sebanyak 90
disajikan dan dianalisis6.
orang pasien yang
n. Analisis Univariat
memenuhi kriteria inklusi.
o. Analisis Data penelitian ini
univariat bertujuan untuk menjelaskan merupakan data sekunder,
karakteristik setiap variabel penelitian. yaitu data penderita DM
Pada umumnya dalam analisis ini Tipe 2 yang berasal dari
hanya menghasilkan distribusi rekam medis. Data yang
frekuensi dan persentase dari setiap diambil merupakan data
variabel6. yang tercatat mulai bulan
p. Januari sampai Desember

Q. HASIL tahun 2019 dan 2020.

r. Deskripsi hasil penelitian u. Analisa Univariat

s. Penelitian ini v. Analisis Univariat

dilaksanakan di Puskesmas Medan adalah untuk mendeskripsikan

Denai yang beralamatkan di Jalan. karakteristik responden dari masing-

Jermal XV, Medan Tenggara, masing variabel.

Kecamatan Medan Denai, Kota Medan,


Sumatera Utara di bagian Instalasi

4
w. Distribusi Frekuensi UU.
Penderita DM Tipe 2
Berdasarkan Umur
x. Umur adalah usia
penderita DM Tipe 2 yang sesuai dan
tercatat pada status rekam medik dan
dikategorikan berdasarkan kategori
kelompok umur . 3

y. Tabel 1. Frekuensi
Distribusi Berdasarkan
Umur

aa.
bb.
Jumla
z. Persen
h
Umur tase
Subjek
(%)
(n)

cc.
dd. ee.
35-44
2 2.2
Tahun

ff.
gg. hh.
45-54
19 21.1
Tahun

ii.
jj. kk.
55-64
44 48.9
Tahun

ll.
mm. nn.
65-74
18 20.0
Tahun

oo.
pp. qq.
≥75
7 7.8
Tahun

rr. ss. tt.


Total 90 100

5
vv. Berdasarkan tabel 1 di atas berjenis kelamin perempuan berjumlah
menunjukkan bahwa penderita dm tipe 2 pada 47 orang (52,20%).
kelompok umur 55 – 64 tahun merupakan b. c.
kelompok umur terbanyak. Pada kelompok J P

umur 35-44 tahun berjumlah 2 orang (2,2%). u e


m r
pada penderita dm tipe 2 kelompok umur 45-54
la s
tahun berjumlah 19 orang (21,1%). Pada
h e
kelompok umur 55-64 tahun berjumlah 44 a. Teka S n
orang (48,9%). Pada kelompok umur 65-74 nan Darah u t
b a
tahun berjumlah 18 orang (20,0%). Dan
je s
penderita dm tipe 2 kelompok umur ≥75 tahun
k e
berjumlah 7 orang (7,8%). ( (
ww. n %
) )
xx. Distribusi Frekuensi
Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan f.
Jenis Kelamin e. 2
d. Normal 2 2

yy. Tabel 2. Distribusi 0 .


Frekuensi Berdasarkan 2
Jenis Kelamin
i.
aaa. g. Prehiperten h. 2
zz. bbb. si
Jumla 2 8
Jenis Persen
h 6 .
Kelam tase
Subjek 9
in (%)
(n)
l.
ccc. k. 2
ddd. eee.
Laki- j. Hipertensi 2 4
43 47.80
Laki derajat 1 2 .
4
fff.
ggg. hhh.
Peremp o.
47 52.20
uan n. 2
m. Hipertensi 2 4
iii. jjj. kkk. derajat 2 2 .
Total 90 100
4

lll. Berdasarkan Tabel 2 di


r.
atas menunjukkan bahwa penderita DM
q.
p. Tota 1
9
Tipe 2 berjenis kelamin laki-laki l 0
0
berjumlah 43 orang (47,80%) dan yang 0

6
nnn. Distribusi Frekuensi jek
(n)
Penderita DM Tipe 2 Berdasarkan
Tekanan Darah xxx. zzz.
yyy.
ooo. Tekanan darah adalah Ku 1.
1
tekanan darah penderita DM Tipe 2
yang sesuai dan tercatat pada status aaaa. cccc.
bbbb.
No 1
rekam medik dan dikategorikan 17
berdasarkan kategori tekanan darah3.
dddd. ffff.
eeee.
ppp. Tabel 3. Distribusi Be 5
51
Frekuensi Berdasarkan
Tekanan Darah
gggg. iiii.
qqq. Berdasarkan Tabel 3 di hhhh.
Ob 2
21
atas menunjukkan bahwa Penderita DM
Tipe 2 dengan tekanan darah kategori
jjjj. llll.
prehipertensi merupakan yang paling kkkk.
To 1
90
banyak. Pada tekanan darah kategori
normal berjumlah 20 orang (22,2%).
mmmm. Berdasarkan Tabel 4 di
Pada tekanan darah kategori
atas menunjukkan bahwa
prehipertensi berjumlah 26 orang
Penderita DM Tipe 2
(28,9%). Pada tekanan darah kategori
dengan IMT kategori berat
hipertensi derajat 1 berjumlah 22 orang
badan lebih adalah kategori
(24,4%). Dan pada tekanan darah
yang terbanyak yaitu
kategori hipertensi derajat 2 berjumlah
berjumlah 51 orang
22 orang (24,4%).
(56,7%). Pada IMT kategori
rrr.
kurus berjumlah 1 orang
sss. Distribusi Subjek Penelitian (1,1%), pada IMT kategori
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh normal berjumlah 17 orang
(IMT) (18,9%) dan pada IMT
kategori obesitas berjumlah
ttt. Tabel 4. Distribusi
Frekuensi Berdasarkan 21 orang (23,3%).
Indeks Massa Tubuh nnnn. Distribusi Subjek Penelitian
(IMT)
Berdasarkan Jenis Obat
uuu. I vvv. www.
MT Ju Perse
mla ntase
h (%)
Sub

7
oooo. Tabel 5. Distribusi dikategorikan berdasarkan
Frekuensi Berdasarkan kategori gula darah sewaktu
Jenis Obat
sesuai3.
qqqq. eeeee.
rrrr.
pppp. Jumla
Persen fffff.
Jenis h
tase
Obat Subje
k (n)
(%) ggggg. Tabel 6. Distribusi
Frekuensi Berdasarkan
ssss. Gula Darah Sewaktu
tttt. uuuu. (GDS)
Metfor
73 81.1
min iiiii.
Ju
vvvv.
wwww. xxxx. ml jjjjj.
Gliben
17 18.9 hhhhh. ah Pers
klamid
GDS Su entas
yyyy. zzzz. aaaaa. bj e (%)
Total 90 100 ek
(n)
bbbbb. Berdasarkan Tabel 5 di
atas menunjukkan bahwa kkkkk. D
M
jenis obat Metformin lllll. mmmmm.
terkontrol
merupakan obat yang paling 39 43,3
(≤199
banyak digunakan oleh mmol/L)
Penderita DM Tipe 2. Pada
nnnnn. Hi
Penderita DM Tipe 2 yang perglikemi ooooo. ppppp.
mendapatkan Metformin (≥200 51 56,7

berjumlah 73 orang mmol/L)

(81,1%). Dan Penderita DM qqqqq. rrrrr. sssss.


Tipe 2 yang mendapatkan Total 90 100

Glibenklamid berjumlah 17
ttttt. Berdasarkan Tabel 6 di atas
orang (18.9%).
menunjukkan bahwa
ccccc. Distribusi Subjek Penelitian Penderita DM Tipe 2
Berdasarkan Gula Darah Sewaktu dengan DM terkontrol
(GDS) berjumlah 39 orang (43,3%)
ddddd. Gula darah sewaktu dan Penderita DM Tipe 2
adalah gula darah sewaktu dengan GDS hiperglikemi
penderita DM Tipe 2 yang berjumlah 51 orang
sesuai dan tercatat pada (56,7%).
status rekam medik dan uuuuu.

8
VVVVV. DISKUSI perempuan memiliki risiko sama besar
wwwww. Pada penelitian untuk mengalami DM sampai usia
ini jumlah penderita DM Tipe 2 dewasa awal. Setelah usia 30 tahun,
terbanyak berjenis kelamin perempuan perempuan memiliki risiko yang lebih
yaitu berjumlah 47 orang (52,20%) dan besar dibanding laki-laki10. Perempuan
yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita DM tipe 2
berjumlah 43 orang (47,80%). dibandingkan dengan laki-laki.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Prevalensi kejadian DM tipe 2
yang dilakukan di Pusat Kesehatan karakteristik dari jenis pada
Distrik Kanungu, Kenya bahwa perempuan lebih tinggi daripada laki-
terdapat 101 orang (72,7%) Penderita laki dikarenakan wanita lebih berisiko
DM Tipe 2 berjenis kelamin mengidap DM sebab pola dan
perempuan dan terdapat 38 orang aktivitas yang tidak ideal11.
(27,3%) Penderita DM Tipe 2 berjenis aaaaaa. Jika dilihat dari faktor
kelamin laki-laki7. risiko, wanita lebih besar
xxxxx. Hasil penelitian ini kemungkinan mengalami DM
sama dengan penelitian yang dikarenakan secara jasmani wanita
dilaksanakan di Banda Aceh, memiliki kemungkinan lebih besar
didapatkan bahwa sebanyak 78 pasien dalam peningkatan indeks masa
DM Tipe 2 di kota Banda Aceh tubuhnya. Pada jenis kelamin
tapatnya di Puskesmas Jayabaru. Dari perempuan cenderung lebih beresiko
138 penderita tersebut, 52 orang mengalami penyakit DM berhubungan
(66,6%) berjenis kelamin perempuan dengan sindrom siklus haid serta saat
dan 26 orang (33,4%) berjenis kelamin manopause yang mengakibatkan
laki-laki8. mudah menumpuknya lemak yang

yyyyy. Hal yang berbeda mengakibatkan terhambatnya

dengan hasil penelitian yang pengangkutan glokusa ke dalam sel12.

dilaksanakan di Puskesmas Poto Tano bbbbbb. Penderita DM

Kabupaten Sumbawa Barat Tahun Tipe 2 pada penelitian ini pada


202010. Pada penelitian tersebut kelompok umur 55–64 tahun
terdapat 40 orang (59,0%), penderita merupakan kelompok umur terbanyak
DM Tipe 2 berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 44 orang (48,9%).
dan terdapat 27 orang (40,3%) Pada penderita DM Tipe 2 kelompok
penderita DM Tipe 2 berjenis kelamin umur 35-44 tahun berjumlah 2 orang
perempuan. (2,2%). Pada penderita DM Tipe 2

zzzzz. Laki-laki dan kelompok umur 45-54 tahun berjumlah


19 orang (21,1%). Pada penderita DM

9
Tipe 2 kelompok umur 65-74 tahun kelompok umur 56-65 tahun sebanyak
berjumlah 18 orang (20,0%). Dan 13 orang (17,6%).
penderita DM Tipe 2 kelompok umur eeeeee. Faktor resiko yang
≥75 tahun berjumlah 7 orang (7,8%). tidak dapat diubah salah satunya yaitu
cccccc. Hal yang sama juga umur. Terjadinya DM tipe 2 bertambah
pada penelitian yang dilakukan di parah dengan pertambahan usia karena
Kendari . Pada penelitian tersebut
13
jumlah sel β yang produktif berkurang
penderita DM Tipe 2 terbanyak pada seiring pertambahan usia. Penurunan
umur 55-64 tahun yaitu berjumlah 13 fisiologis karena umur akan berisiko
orang (44,0%). Penderita DM Tipe 2 jika penurunan fungsi pankreas untuk
pada kelompok umur 22-34 tahun menghasilkan insulin Perubahan
berjumlah 1 orang (3,0%), pada dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada
kelompok umur 35-44 tahun berjumlah tingkat jaringan dan akhirnya pada
1 orang (3,0%), pada kelompok umur tingkat organ, yang dapat
45-54 berjumlah 12 orang (12,40%) mempengaruhi fungsi hemostasis 16

dan pada kelompok usia ≥65 tahun ffffff. Hasil data penderita
berjumlah 3 orang (10,0%). Penelitian DM Tipe 2 dengan tekanan darah
ini juga sejalan dengan penelitian yang kategori prehipertensi merupakan
dilakukan di Purwokerto . 14
Pada mayoritas. Pada tekanan darah kategori
penelitian tersebut penderita DM Tipe normal berjumlah 20 orang (22,2%).
2 terbanyak pada umur 55-64 tahun Pada tekanan darah kategori
yaitu berjumlah 39 orang (41,0%). prehipertensi berjumlah 26 orang
Penderita DM Tipe 2 pada kelompok (28,9%). Pada tekanan darah kategori
umur ≤55 tahun berjumlah 26 orang hipertensi derajat 1 berjumlah 22 orang
(27,0%), pada kelompok umur 65-74 (24,4%). Dan pada tekanan darah
tahun berjumlah 26 orang (27,0%), kategori hipertensi derajat 2 berjumlah
pada kelompok umur dan pada 22 orang (24,4%). Penelitian ini sejalan
kelompok usia ≥75 tahun berjumlah 5 dengan penelitian yang dilakukan di
orang (5,0%). Surakarta17. Tekanan darah pada
dddddd. Hal yang penderita DM Tipe 2 dengan kategori
berbeda dengan penelitian yang prehipertensi merupakan yang paling
dilakukan 15
sebelumnya . Pada banyak yaitu berjumlah 23 orang
penelitian tersebut, penderita DM Tipe (41%). Pada tekanan darah kategori
2 terbanyak pada umur 46-55 tahun normal berjumlah 1 orang (2,0%). Pada
yaitu berjumlah 44 orang (59,5%). tekanan darah kategori hipertensi
Pada kelompok umur 36-45 tahun derajat 1 berjumlah 18 orang (32,0%).
berjumlah 17 orang (23,0%) dan pada Dan pada tekanan darah kategori

10
hipertensi derajat 2 berjumlah 14 orang iiiiii. Penderita DM Tipe 2
(22,0%). pada penelitian ini, IMT kategori berat
gggggg. Penelitian ini badan lebih adalah kategori yang
berbeda dengan penelitian yang terbanyak yaitu berjumlah 51 orang
dilakukan di Pusat Kesehatan Distrik (56,7%). Pada IMT kategori kurus
Kanungu, Kenya7. bahwa pada berjumlah 1 orang (1,1%), pada IMT
penelitian tersebut, tekanan darah kategori normal berjumlah 17 orang
Penderita DM Tipe 2 paling banyak (18,9%) dan pada IMT kategori
pada kategori hipertensi yaitu obesitas berjumlah 21 orang (23,3%).
berjumlah 65 orang (46,8%), pada Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kategori prehipertensi berjumlah 38 yang dilakukan sebelumnya19 di Banda
orang (33,1%) dan pada kategori Aceh. Pada penelitian tersebut
normal berjumlah 46 orang (37,3%). Penderita DM Tipe 2 dengan IMT
Pada penelitian yang dilaksanakan kategori berat badan lebih merupakan
sebelumnya , 18
didapatkan bahwa yang terbanyak yaitu 46 orang (46,0%).
adanya hubungan yang antara kadar Pada kategori kurus berjumlah 7 orang
gula darah dengan hipertensi tingkat (7,0%), pada kategori normal berjumlah
sedang pada penderita DM Tipe 2. 20 orang (20,0%) dan pada kategori
Hipertensi merupakan faktor resiko obesitas berjumlah 9 orang (9,0%).
utama pada DM. Hubungan hipertensi jjjjjj. Penelitian ini sejalan
dan DM sangat kompleks, hipertensi dengan penelitian yang dilakukan di
dapat membuat sel tidak sensitif Kendari13. Pada penelitian tersebut
terhadap insulin (resisten insulin). didapatkan bahwa Penderita DM Tipe 2
hhhhhh. Diabetes dengan IMT kategori berat badan lebih
jangka panjang memberi dampak yang merupakan kategori terbanyak
parah pada kardiovaskular sistem. berjumlah 14 orang (46,7%). Pada
Komplikasi mikrovaskular pada kategori kurus berjumlah 8 orang
Diabetes Melitus terjadi akibat (26,7%), pada kategori dengan resiko
pembuluh darah kecil menjadi tebal. berjumlah 2 orang (6,7%), pada
Tingginya kadar glukosa dalam darah kategori normal berjumlah 8 orang
berkaitan dengan penebalan tersebut. (26,7%) dan pada kategori obesitas
Pada lapisan endotel terjadi komplikasi berjumlah 6 orang (20,0%). Penelitian
makrovaskular, hiperglikemia bisa ini berbeda dengan penelitian yang
menyebabkan permeabilitas pembuluh dilakukan sebelumnya bahwa pada
darah meningkat sehingga bisa penelitian tersebut penderita DM Tipe 2
mencetuskan hipertensi7. dengan IMT kategori normal
merupakan kategori terbanyak yaitu

11
berjumlah 79 orang (56,8%). Pada Mekanisme kerja dari golongan ini
kategori kurus berjumlah 7 orang ialah menurunkan produksi glukosa di
(5,0%), pada kategori berat badan lebih hepar dan meningkatkan sensitifitas
berjumlah 41 orang (29,5%) dan pada jaringan otot dan adipose terhadap
kategori obesitas berjumlah 12 orang insulin karena adanya aktivasi AMP-
(8,6%) . 7
activated protein kinase di sel19.
kkkkkk. Berat badan mmmmmm. Penelitian ini
lebih IMT >25 atau kelebihan berat berbeda dengan penelitian yang
badan 20% meningkatkan dua kali dilakukan22. Bahwa pada penelitian
risiko terkena DM. Prevalensi tersebut mayoritas Penderita DM Tipe
kegemukan dan DM berkolerasi positif, 2 menggunakan jenis obat dari
paling utama kegemukan sentral. golongan sulfonylurea yaitu berjumlah
Kegemukan menjadi salah satu aspek (61,78%) dibandingankan dengan jenis
sebab utama terbentuknya DM. obat metformin (24,2%). Obat
Kegemukan bisa membuat sel tidak golongan sulfonylurea bekerja dengan
sensitif terhadap insulin (retensi merangsang sekresi insulin di kelenjar
insulin). Semakin banyak jaringan pankreas, oleh sebab itu hanya efektif
lemak dalam badan semakin resisten apabila sel sel Langerhans pankreas
terhadap kerja insulin, paling utama masih dapat berproduksi22.
apabila lemak badan terkumpul di nnnnnn. Rentang dosis
wilayah sentral ataupun perut20. Metformin adalah 500 mg sampai 3000
llllll. Jenis obat metformin mg, dengan durasi kerja 6-8 jam dan
merupakan obat yang paling banyak frekuensi pemberian 1 sampai 3 kali
digunakan oleh penderita DM Tipe 2. sehari, menurut literatur metformin
Yang mendapatkan Metformin digunakan bersama makanan atau
berjumlah 73 orang (81,1%). Dan setelah makan untuk mencegah
Penderita DM Tipe 2 yang terjadinya efek samping yaitu
mendapatkan Glibenklamid berjumlah gangguan gastrointestinal.
17 orang (18.9%). Penelitian ini sejalan Glibenklamid memiliki rentang dosis 5
dengan penelitian yang dilakukan di mg hingga 15 mg dengan frekuensi
Puskesmas Kota Yogjakarta. Bahwa pemberian sekali sehari, dan durasi
pada penelitian tersebut, jenis obat kerja 12-24 jam. Pada penyembuhan
metformin yang merupakan golongan campuran antara metformin dengan
obat biguanid yang paling banyak sulfonilurea, mula-mula diberikan 1
digunakan yaitu sebanyak (33,9%) tablet Metformin 500 mg, dosis
dibandingkan obat lain seperti ditingkatkan perlahan-lahan sampai
glibenklamid dan glimepirid21. diperoleh kontrol maksimal. Dosis

12
sulfonilurea bisa dikurangi, pada berjumlah 17 orang (37,8%).
sebagian penderita terlebih lagi tidak qqqqqq. Resistensi insulin bisa
perlu diberikan. Metformin sebagai terjadi akibat perubahan-
obat tunggal dapat dilanjutkan menjadi perubahan yang
pengobatan. Beberapa literatur menghambat insulin untuk
menyebutkan bahwa kondisi lansia sampai ke reseptor
berpotensi mengalami hipoglikemia (praresptor), pergantian
setelah pemberian sulfonilurea, hal ini dalam pengikatan insulin
dapat dicegah dengan ataupun transduksi sinyal
menginformasikan kepada pasien oleh resptor, ataupun
mengenai pertolongan pertama pada pergantian dalam salah satu
kondisi hipoglikemia9. sesi kerja insulin
oooooo. Pada penelitian pascareseptor. Semua
ini, Penderita DM Tipe 2 dengan DM kelainan yang menimbulkan
terkontrol berjumlah 39 orang (43,3%) gangguan transport glukosa
dan Penderita DM Tipe 2 dengan GDS dan resistensi insulin akan
hiperglikemi berjumlah 51 orang mengakibatkan
(56,7%). Penelitian ini sejalan dengan hiperglikemia sehingga
penelitian yang dilakukan di memunculkan manifestasi
Palembang23. Bahwa pada penelitian DM25.
tersebut penderita DM Tipe 2 dengan
RRRRRR. KESIMPULA
DM terkontrol berjumlah 24 orang
N
(38,7%) dan GDS hiperglikemi
ssssss. Berdasarkan hasil
berjumlah 38 orang (61,3%). Hal yang
penelitian mengenai profil Penderita
sama ditemukan pada penelitian yang
DM tipe 2 di Puskesmas Medan Denai
dilakukan bahwa pada penelitian
Kota Medan tahun 2019-2020 dapat
tersebut, penderita DM Tipe 2 dengan
disimpulkan bahwa:
DM terkontrol berjumlah 10 orang
1. Penderita DM Tipe 2 berjenis kelamin
(22,7%) dan GDS hiperglikemi
perempuan yaitu berjumlah 47 orang
berjumlah 34 orang (77,3%)24.
(52,20%) dan berjenis kelamin laki-laki
pppppp. Penelitian ini
berjumlah 43 orang (47,80%).
tidak sejalan dengan penelitian yang
2. Kelompok umur 35-44 tahun berjumlah 2
dilakukan di Puskesmas Umbulharjo,
orang (2,2%). Pada penderita DM Tipe 2
Yogyakarta23. Bahwa pada penelitian
kelompok umur 45-54 tahun berjumlah 19
tersebut penderita DM Tipe 2 dengan
orang (21,1%). Pada penderita DM Tipe 2
DM terkontrol berjumlah 28 orang
kelompok umur 55-64 tahun berjumlah 44
(62,2%) dan GDS hiperglikemi

13
orang (48,9%). Pada penderita DM Tipe 2 berjumlah 17 orang (18,9%), IMT kategori
kelompok umur 65-74 tahun berjumlah 18 berat badan lebih berjumlah 51 orang
orang (20,0%). Dan penderita DM Tipe 2 (56,7%) dan pada IMT kategori obesitas
kelompok umur ≥75 tahun berjumlah 7 berjumlah 21 orang (23,3%).
orang (7,8%). 5. Penderita DM Tipe 2 yang mendapatkan
3. Tekanan darah kategori normal berjumlah Metformin berjumlah 73 orang (81,1%).
20 orang (22,2%). Pada tekanan darah Dan Penderita DM Tipe 2 yang
kategori prehipertensi berjumlah 26 orang mendapatkan Glibenklamid berjumlah 17
(28,9%). Pada tekanan darah kategori orang (18.9%).
hipertensi derajat 1 berjumlah 22 orang 6. Penderita DM Tipe 2 dengan DM
(24,4%). Dan pada tekanan darah kategori terkontrol berjumlah 39 orang (43,3%) dan
hipertensi derajat 2 berjumlah 22 orang Penderita DM Tipe 2 dengan GDS
(24,4%). hiperglikemi berjumlah 51 orang (56,7%).
4. Pada IMT kategori kurus berjumlah 1
orang (1,1%), pada IMT kategori normal
TTTTTT. DAFTAR Tano Kabupaten Sumbawa Barat
Tahun 2020. Portal Andalas.
REFERENSI 10. Savitri, R. (2008). Diabetes: Cara
1. World Health Organization. (2016). Mengetahui Gejala Diabetes dan
Global Report on Diabetes. WHO. Mendeteksinya Sejak Dini.
2. IDF. (2017). Internasional of Diabetic 11. Longo et al. (2012). Diabetes Mellitus.
Federation. Internasional of Diabetic Harrison’s Principles of Internal
Federation. Medicine 18 Edition. 18.
3. Kemenkes. (2018). Badan Penelitian 12. Trisnawati, S. & S. S. (2013). Faktor
dan Pengembangan Kesehatan Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe
Kementrian Kesehatan RI. Riskesdas. 2 di Puskesmas kecamatan
4. Kemenkes RI. (2019). Hari Diabetes Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012.
Sedunia Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5, 6–11.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera 13. Abadi, E. , & T. (2020). Indeks Massa
Utara. (2020). Laporan Diabetes Tubuh Penderita Diabetes Melitus 
Melitus Terpadu. Tipe 2 di Puskesmas Poasia Kota
6. Notoatmodjo, S. (2012). Pengolahan Kendari. JKMC.
dan Analisis Data. Metode Penelitian 14. Gumilas, N. S. A. , H. I. M. , S. P. , E.
Kesehatan. D. A. (2018). Karakteristik Penderita
7. Asiimwe, D. , G. O. M. , R. K. (2020). Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 di
Prevelance and Risk Factor Associated Purwokerto.
with Type 2 Diabetes in Elderly 15. Suwinawati, E. , A. H. , R. R. (2020).
Patients Ages 45-80 Years at Kanugu Hubungan Obesitas dengan Kejadian
Districs. Hidawi. Diabetes Melitus Tipe 2 di Pos
8. Ramadhan, N. , M. N. , F. E. , W. F. Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
(2015). Pengendalian Diabetes Menular Puskesmas Kendal
Melitus Tipe 2 pada Pasien di Kabupaten Ngawi. Journal of Health
Puskesmas Jayabaru kota Banda Aceh Science and Prevention.
Vol 48. 48. 16. Tobing, A. (2018). Care Your Self:
9. Pramayudi, N. (2021). Gambaran Diabetes Melitus.
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes 17. Mutmainah, I. (2013). Hubungan
Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Poto Kadar Gula Darah dengan Hipertensi

14
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di 3
di Rumah Sakit Umum Daerah Puskesmas Kota Yogyakarta.
Karanganyar. 22. Kovy, M. (2019). Evaluasi
18. Putra, I. D. G. I. P. , W. I. A. P. M. N. Penggunaan Obat Anti diabetes Oral
N. (2019). Hubungan Kadar Gula pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Darah dengan Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Prof. Dr.
Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUP Soekandar Tahun 2016.
Sanglah Vol 10 no. 3. Intisari Sains 23. Wandira, E. , S. S. , R. M. R. (2020).
Medika, 10. Hubungan Penggunaan Obat
19. Harahap, A. F. (2015). Indeks Massa Simvastatin dengan Kadar Gula
Tubuh pada Penderita Diabetes Darah Penderita Diabetes di RS
Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin Bhayangkara Palembang Vol 8. 8.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. 24. Putri, N. A. & H. R. S. (2017).
Zainoel Abidin. Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu
20. Tandra, H. (2017). Segala Sesuatu dengan Nilai Anklebrachial Index
Yang Harus Anda Ketahui Tentang pada Pasien Diabetes Melitus.
Diabetes. . 25. Suyono, S. (2019). Diabetes Melitus di
21. Hauri, L. Z. & F. I. M. (2019). Kajian Indonesia, Ilmu Penyakit Dalam.
Efektivitas Penggunaan Obat Pada

15

Anda mungkin juga menyukai