Anda di halaman 1dari 113

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SELEDRI TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PETANDAKAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG

SKRIPSI

Oleh:

Komang Irma Supriyanti

NIM. 19089014026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2023
PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SELEDRI TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA PETANDAKAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

Oleh:

Komang Irma Supriyanti

NIM. 19089014026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2023
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan

Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Hipertensi di Desa

Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III”. Tidak ada bagian dalamnya

penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika

keilmu dalam karya say aini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya sya

ini.

Singaraja, 7 Agustus 2023

Komang Irma Supriyanti


LEMBAR PERSETUJUAN

“Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi di Desa Petandakan Wilayah

Kerja Puskesmas Buleleng III”

Pada tanggal 26 Juli 2023

Komang Irma Supriyanti

NIM. 19089014026

Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Buleleng

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Made Kresnayana, S.Kep.,M.Kep Ns. Qamariyah, S.Kep.,M.Si


LEMBAR PENGESAHAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul;

“Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi”

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana

Keperawatan Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Buleleng. Skripsi ini telah diajukan pada ujian Skripsi pada tanggal juni 2023 dan

dinyatakan memenuhi syarat/sah sebagai Skripsi pada Studi S1 Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng.

Singaraja, Juni 2023

Penguji 1 Penguji 2

(Ns. Mochamad Heri,S.Kep.,M.Kep ) (Ns. Made Yos Kresnayana,S.Kep.,M.Kep)

Pengauji 3

(Ns. Qamariyah,S.kep.,M.Si)
Mengetahui,
Mengetahui,
Ketua STIKes
Ketua Program Studi S1
Buleleng
Keperawatan STIKes Buleleng

(Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,MSi.,M.Kes) (Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.MSi)

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKes Buleleng, saya yang betanda tangan dibawah

ini: Nama : Komang Irma Supriyanti

NIM 19089014026

Program Studi : S1 Keperawatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng, Hak Bebas Royalty Nonekslusif (

Non- Exlusiveroyalt-Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh

Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi”.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Bebas Royalty Non-

Exslusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng berhak menyimpan, mengalih

media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi

penulis dan pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan say aini saya buat dengan sebenarnya.

,
Dibuat di STIKes Buleleng
Pada Tanggal : 07 Agustus 2023
Yang Menyatakan

Komang Irma Supriyanti

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

~𝐌𝐎𝐓𝐓𝐎~

Orang Yang Belajar Dari Kesalahan Adalah Orang Yang Berani Sukses

~PERSEMBAHAN~

Skripsi ini merupakan bukti rasa bersyukur saya kepada Tuhan Yang Maha

Esa yang memberkan anugerahterbaiknya kepada saya. Skripsi ini merubakan hasil

kerja keras selama saya menunut ilmu di STIKes Buleleng, saya juga mengucapkan

terimaksih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, pada dosen yang

telah membimbing dan memberikan dukungan penuh kepada saya sehingga saya bisa

pada tahap ini. Semoga ilmu yang saya dapatkan berguna bagi saya dan

masyarakat luas.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yangberjudul

“Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah

pada Penderita Hipertensi Di Desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas

Buleleng III ” tepat pada waktunya dengan hasil yang maksimal.

Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang S1 Keperawatan

di STIKes Buleleng. Penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi selaku Ketua STIKes Buleleng yang

telah memberikan saya kesempatan menuntut ilmu di STIKes Buleleng dan

segala fasilitas yang diberikan selama menempuh perkuliahan;

2. Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,MSi.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKes Buleleng dan sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat

waktu;

3. Ns. Made Yos Kresnayana, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing utama yang selalu

memberikan arahan dan strategi dalam menyusun skripsi ini, sehingga saya

mampu menghasilkan output yang maksimal;

vii
4. Ns. Mochamad Heri, S.Kep.,M.Kep selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan dan saran, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan tepat waktu serta berkenan memberikan kritik dan saran yang

bersifat membangun;

5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi S1 Keperawatan yangtelah

memberikan bantuan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini;

6. dr. Dewa Putu Merta Suteja, MAP selaku Kepala Puskesmas Buleleng III

yang telah memberikan penulis izin untuk melaksanakan penelitian di

wilayah kerja Puskesmas Buleleng III;

7. Kepada kedua orang tua saya dan kakak saya yang telah mendukung dan

memberikan saya motivasi selama menempuh pendidikan S1 Keperawatan di

STIKes Buleleng

8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2019 serta sahabat-sahabat ( Dwik,

Manda, Ina, Vingky) yang selalu mendukung dan memberikan saran serta

masukannya dan;

9. Seluruh pihak yang membantu proposal ini yang tidak bisa disebutkan satu

persatu;

viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari

sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala saran dan kritik

yang dapat memaksimalkan skripsi ini.

Singaraja, 25 Juli 2023

Penulis

ix
ABSTRAK

Irma, Yanti 2023. Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa Petandakan
Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III. Skripsi, Program Studi Ilmu
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Buleleng.
Pembimbing (1) Ns. Made Yos Kresnayana,S.Kep.,M.Kep. Pembimbing (2) Ns.
Qamariyah,S.Kep.,M.Si.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjad
dan juga umum sering ditemukan dimasyarakat. Gejala utama yaitu sakit kepala,
mimisan, vaertigo.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh air rebusan
daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi di desa petandakan
wilayah kerja. Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan menggunakan one
Group Pre-Test & Post-Test dengan uji Wilco×on yang dilaksanakan di Wilayah
Kerja Puskesmas Buleleng III. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi
dengan Teknik dampling jenuh dengan jumlah 40 orang. Dari hasil penelitian
Hipertensi sebelum diberikan intervensi sebanyak 40 responden dengan p-value
0,000 (p<0,05). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh air rebusan daun seledri terhadap penurunan tekakanan darah pada
hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Air Rebusan Daun Seledri

x
ABSTRACT

Irma, Yanti 2023. The Effect off Celery Leaves Boiled Water on Reducing Blood Pressure
in Hypertension Sufferers in Petandakan Village, Working Area of the Buleleng III Health
Center. Thesis, Nursing Science Study Program, College of Nursing, Buleleng College of
Health Sciences. Advisor (1) Ns. Made Yos Kresnayana, S.Kep., M.Kep. Advisor (2) Ns.
Qamariyah, S. Kep., M.Sc.

Hypertension is one of the most common cardiovascular diseases and is also commonly found
in society. The main symptoms are headaches, nosebleeds, and vaertigo. The aim of this study
as to determine the effect of boiled celery leaves on reducing blood pressure in hypertension in
the village of Petakankan, the working area. This type of research is a pre-experiment using
one Group Pre-Test & Post-Test with the Wilco×on test which was carried out in the Work
Area of the Buleleng III Health Center. Data collection used an observation sheet with a
saturated dampling technique with a total of 40 people. From the results of the Hypertension
study before the intervention was given as many as 40 respondents with a p-value of 0.000 (p
<0.05). From the results of this study it can be concluded that there is an effect of boiled water
on celery leaves on reducing blood pressure in hypertension.

Keywords: Hypertension, Celery Leaves Boiled Water

xi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.......................................................................4


LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................5
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................................x
ABSTRACT......................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang....................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.............................................................................................7
C. Tujuan................................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian............................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................9
A. Teori...................................................................................................................9
B. Kerangka Teori...............................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................30
A. Kerangka Konsep............................................................................................30
B. Desain Penelitian.............................................................................................31
C. Hipotesis Penelitiann.......................................................................................32
D. Definisi Operasional........................................................................................33
E. Populasi Dan Sampell.....................................................................................35
F. Tempat Penelitian...........................................................................................36
G. Waktu Penelitian.............................................................................................36
H. Etika Penelitian...............................................................................................36
I. Alat Pengumpulan Data.................................................................................38
J. Prosedur Prngumpulan Data.........................................................................38
K. Validitas dan Reliabilitas................................................................................40
L. Pengolahan Data..............................................................................................41
M. Analisa Data......................................................................................................43
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................45
A. Hasil Penelitian................................................................................................45
B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian.................................................................51

C. Keterbatasan Penelitian..................................................................................61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................56
xii
A. Kesimpulan......................................................................................................56
B. Saran.................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................59

xiii
J
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori..................................................................................33


Skema 3.1 Kerangka Konsep..............................................................................34

xvi
J
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi.............................................................................17

Tabel 3.1 Desain Penelitian....................................................................................31

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel................................................................33

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Desa Petandakan..........46

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan..................................47

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan................................47

Tabel 4.5 Karakteristik Kategori Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Sebelum Diberikan Air Rebusan Daun Seledri.....................................48

Tabel 4.6 Karakteristik Kategori Responden Berdasarkan Tekanan DarahSetelah

Diberikan Air Rebusan Daun Seledri....................................................48

Tabel 4.7 Uji Normalitas data menggunakan Shapiro- Wilk.................................50

Tabel 4.8 Analisa Uji Wilcoon..............................................................................50

xvii
J
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Proposal

Lampiran 2 Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan Pembimbing I

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Pembimbing II

Lampiran 5 Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 7 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 8 Surat Hasil Uji Etik

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian dan pengumpulan data

Lampiran 10 Surat rekomendasi ijin penelitian dari dinas Penanaman

Modal Lampiran 11 Surat balasan ijin penelitian dan pengumpulan data

Lampiran 12 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 13 SOP

Lampiran 14 Lembar Observasi

Lampiran 15 Master Tabel

Lampiran 16 Hasil Output SPSS

xviii
J
Lampiran 17 Rencana Anggaran

Lampiran 18 Biodata Diri

xix
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi, umumnya dikenal sebagai hipertensi, mungkin merupakan

penyakit kardiovaskular yang paling terkenal dan juga umum sering ditemukan di

masyarakat. Hipertensi juga merupakan suatu peningkatan pada tekanan darah

di dalam arteri. Dimana hipertensi ini bisa menjadi masalah kesehatan utama

setiap negara yang, jika tidak diatasi akan bisa menimbulkan penyakit jantung

dan stroke otak yang mematikan. Sehingga hipertensi

merupakan tekanan darah atau denyut jantung yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan kondisi normal dikarenakan

adanya penyempitan pembulu darah atau gangguan lainnya (2018, Tim

Riskesdas).

Kondisi ini tergantung pada posisi tubuh kemudian usia, gaya hidup dan

juga tingkat stress. Selain itu hipertensi merupakan kondisi

dimana tekanan darah mengalami peningkatan yang terjadi pada seseorang

dengan nilai 140 /90 mmHg dengan pengukuran yang berbeda dengan periode

yang berbeda. Jadi, Hipertensi adalah keadaan meluasnya denyut nadi yang

terjadi pada seseotang dengan nilai tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan

tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg yang dipengaruhi oleh keturunan, jenis

kelamin, usia, dan juga gaya hidup (Lazdia et al., 2020).


3

Diketahui bahwa sebesar 8,8 % terdiagnosis hipertensi dan 13,3 %

orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3 tidak rutin

minum obat. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar penderita

hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi, sehingga tidak

segera mendapatkan pengobatan. Selain itu penderita hipertensi tidak

minum obat dikarenakan penderita hipertensi merasa sehat dengan hasil

presentasenya sebesar 59,8%, kemudian kunjungan tidak teratur ke

Fasyankes sebesar 31,3 % minum obat tradisioal presentasenya sebesar

14,5

% , menggunakan terapi lain sebesar 12,5 %, lupa minum obat sebesar 11,5

% , tidak mampu beli obat sebesar 8,1 % , dan terdapat efek samping obat

sebesar 4,5 % (Kemenkes RI 2020, 2020).

Menurut data World Healthg Organization (WHO) tahun 2018

menunjukan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi.

(Kementrian Kesehatan, 2018). Untuk Prevalensi hipertensi di Indonesia

berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun didapatkan

presentase sebesar 3,1% , tertinggi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%,

sedangkan terendah di Papua sebesar 22,2 %. Hipertensi terjadi pada

kelompok umur (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun

(55,2%) ( Kemenkes RI, 2019). Menurut Riskedas 2019 untuk prevalensi

hipertensi di provinsi Bali berdasarkann hasil pengukuran pada penduduk

usia 18 tahun didapatkan presentase sebesar 29,97 %, menurut data Dinas

Kesehatan Bali 2018, jumlah estimasi penderita hipertensi > 15 tahun

mencapai 728,192 jiwa. Kota Gianyar menempati urutan pertama dengan


4

jumlah penderita 284,744 jiwa, posisi kedua diduduki oleh Kota Denpasar

sejumlah 127,638 jiwa, kemudian diikuti oleh Buleleng sebanyak 81,674

jiwa, Badung 81,570 jiwa, jembrana 37,007 jiwa, Bangli 33.561 jiwa,

Klungkung 27,905 jiwa, Tabanan 27,127 jiwa, dan diposisi terakhir yaitu

Karangasem dengan jumlah 26,966 jiwa ( DinKes, 2020).

Hipertensi menepati peringkat pertama berdasarkan pola 10 besar

penyakit hipertensi menduduki urujtan pertama penyakit dengan jumlah

kasus terbanyak di Kabupaten Buleleng tahun 2021 yakni 41.887 kasus ,

Pelayanan kesehatan darah, eduksi untuk perubahan cara hidup sehat

( mengatur pola makan, istirahat yang cukup, aktif bekerja, dan mengawasi

tekanan) dan terapi farmakologis. Pada tahun 2021, estimasi jumlah

penderita hipertensi berusia ≥ 15 tahun di Kabupaten Buleleng sebanyak

42.611 orang dimana terdapat 26.292 penderita hipertensi telah mendpat

pelayanan kesehatan sesuai standar atau sebesar 61,7 % (Brier & lia dwi

jayanti, 2020).

Hipertensi memerlukan penangan yang tepat untuk mencegah

kenaikan dan juga tidak terkontrolnya tekanan darah yang dapat

menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Pengelolaan hipertensi dapat

dilakukan dengan farmakologi dan non farmakologi, baik itu secara

kimiawi maupun herbalis, penatalaksanaan pada pasien hipertensi yang

dilakukan dengan farmakolosi seperti mengkonsumsi obat-obatan atau anti

hipertensi yang sering digunakan seperti alfa-blocker,beta-blocker,ACE-

Inhibitor,angiotensin II blocker dimana obat-obatan ini memiliki efek

samping yang sedikit berbahaya bagi organ tubuh dan juga mahal,
5

sehingga perlu juga dilakukan berbagai macam intervensi pada terapi

hipertensi termasuk pula pendekatan non farmakologi, Pengobatan yang

dilakukan secara herbal tergolong pengobatan komplementer yang dimana

merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantaranya banyaknya

fenomena – fenomena pengobatan non konvensial yang lain, seperti

pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupuntur dan bekam

(Badrujamaludin et al., 2020).

Pemanfaatkan terapi herbal merupakan salah satu alternatife

pengobatan yang dipilih masyarakat selain pengobatan secara

konvensional (medis). Pemanfaatan herbal untuk pemeliharaan kesehatan

dan gangguan penyakit hingga saat ini sangat dibutuhkan dan perlu

dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan.

Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang

baik untuk menanggulangi maslah kesehatan. Masyarakat mulai banyak

menggunakan obat dari alam krena tanaman obat dinilai memiliki khasiat

yang sangat besar dan Itu juga membuat efek samping yang agak kecil

satunya yaitu pengobatan herbal dengan daun suledri .

Seledri (Apium graveolens) dikatakan memiliki kandungan apigenin

yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan phtalidesyang

dapat mengeluarkan otot- otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat

tersebut yang mengatur aliran darah, sehingga memungkinkan pembuluh

darah membesar dan mengurangi tekanan darah. Seledri diketahui

mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan


6

darah, yaitu “apiin” dan mannitol yang berfungsi seperti diuretic. Daun

seledri banyak mengandung apiin dan substansi diu retic yang bermanfaat

untuk menambah jumlah air kencing. Rebusan daun seledri dapat

menurunkan umum seledri dalam mengontrol tekanan darah antara lain,

memberikan efek dilatasi pada pembuluh darah dan penghambat

angiotensin converting enzyme ( ACE). Penghambatan system renin-

angiotensin dapat menurunkan kemampuan ginjal dalam meningkatkan

tekanan darah. Tekanan darah mulai turun sehari setelah pengobatan yang

diikuti dengan membaiknya tidur terasa nyaman, dan jumlah urin yang

dikeluarkan meningkat. Seledri mengandung flavonoid, saponi, tannin 1 %

minyak asiri 0,033 flavuglukosida (apiin), apigenin

,fitosterol,kolin,lipase,pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin ( A,B dan

C), apiin minyak menguap, apigen dan alkaloid (Lazdia et al., 2020).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PuskesmasBuleleng

III , pada tanggal 16 November 2022, didapatkan data bahwa jumlah pasien

yang terkena hipertensi di Desa Petandakan, yaitu 12 % dari total jumlah

pasien. Berdasarkan hasil wawancara peneliti Bersama 10 orang responden,

Desa Petandakan didapatkan data bahwa semua responden mengeluh,

karena memiliki penyakit hipertensi. Upaya yang dilakukan responden

dalam menjaga tekanan darahnya agar tetap dalam kondisi normal adalah

dengan menghindari makanan yang dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah seperti daging merah ( Kambing, sapi, dll), garam fastfood,

dan lain
7

sebagainya. Selain itu, dari 10 orang responden, empat orang mengatakan

mengkonsumsi obat antihipertensi namun tidak teratur untuk menjaga

kondisi tekanan darahnya, dan enam orang lainnya mengatakan tidak

tertarik mengkonsumsi obat antihipertensi dengan berbagai alasan.

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa kesadaran dan pengetahuan

masyarakat terkait penanganan hipertensi masih rendah. Lebih lanjut

masyarakat juga tidak mengetahui bahwa Air Rebusan Daun Seledri dapat

membantu mereka dalam menjaga kondisi tekanan darahnya agar tetap

normal. Beberapa alsanan masyarakat tidak melakukan Rebusan daun

seledri karena malas , tidak ada waktu, tidak mengerti cara merebus daun

seledri nya dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam pembuatan Skripsi ini yaitu sebagai berikut “ Apakah ada Pengaruh

Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pederita

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III “.

C. Tujuan

Tujuan umum dan khusus yang diharapkan dalam Skripsi ini adalah :

a. Tujuan Umum

Tujuan Umum dari Skripsi ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Air

Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan


8

Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Buleleng III Desa Petandakan.

b. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi Penurunan Tekanan Darah sebelum terapi Air

Rebusan Daun Seledri pada Hipertensi.

b) Mengidentifikasi tekanan darah sesudah dilakukan terapi airrebusan

daun seledri pada penderita hipertensi.

c) Mengidentifikasi pengarh air rebusan daun seledri terhadap tekanan

darah pada penderita hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan dari hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai informasi yang tepat dan juga menjadi refrensi

salah satu pengobatan tekanan darah guna dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan dalam bidang

terapi komplementer pada Hipertensi sehingga dapat lebih optimal.

b. Bagi Pendidikan

Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagaidasar kemajuan

Ilmu Keperawatan dan sebagai masukan dalam meningkatkan

pengetahuan serta kemampuan peserta didik.


9

c. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Sebagai acuan dan referensi untuk bahan pembelajaran bagi

mahasiswa keperawatan dan juga melakukan penelitian lebih lanjut

yang berkaitan dengan Terapi Herbal terutama pada Penderita

Hipertensi, sehingga dapat lebih optimal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

1. Konsep Hipertensi

a. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu peningkatan pada tekanan darah di

dalam arteri, dimana hipertensi ini bisa menjadi maslah kesehatan utama

setiap negara yang jika tidak diatasi akan bisa menimbulkan penyakit

jantung dan stroke otak yang mematikan, hal ini ditandai dengan tekanan

darah sistolik mengalami peningkatan yaitu diatas 140 mmHg dan tekanan

darah diastoliknya juga mengalami peningkatan diatas 90 mmHg.

sehingga hipertensi merupakan tekanan darah atau denyut jantung yang

lebih tiggi jika dibandingkan dengan kondisi normal dikarenakan adanya

penyempitan pembuluh darah atau gangguan lainnya (Nurarif & Kusuma,

2020).

Hipertensi merupakan faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler

yang merupakan penyebab utama kematian diseluruh dunia. Selain

sebagai dari rempah dapur yang terkenal, kepopuleran daun seledri

sebagai Herbal yang tidak diragukan lagi.Penyakit Hipertensi merupakan

gejala penyakit tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ

lain, seperti adanya stroke untuk otak atau penyakit jantung dan

ototjantung.

9
10

b. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer

dan hipertensi sekunder (Wahab Pakaya et al., 2020).

a) Hipertensi esensial atau primer

Hipertensi esensial atau primer merupakan hipertensi yang

belum diketahui penyebabnya. Sekitar 90% penderita hipertensi

cenderung mengalami hipertensi primer dan 10 % - nya merupakan

hipertensi sekunder. Berikut ini merupakan penyebab hipertensi primer

yaitu :

1) Genetic

2) Lingkungan, konsumsi garam berlebih, kegemukan, kurangnya

aktivitas fisik, pekerjaan, stress, usia, jenis kelamin dan konsumi

alkohol.

3) System renin, angiotensin, serta aldosterone

4) Resistensi insulin yang menyebabkan peningkatan aktifitas saraf

simpatis, menyebabkan peningkatan tekanan pembuluh darah dan

hipertrofi pada otot polos.

b) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang diketahui

penyebabnya. Penyebab hipertensi sekunder dapat dilihat melalui

tanda-tanda yaitu terjadinya kelainan pada pembuluh darah ginjal,

penyakit kelenjar adrenal dan gangguan pada kelenjar tiroid (Wahab

Pakaya et al., 2020).


11

c. Faktor Risiko Hipertensi

Faktor-faktor risiko yang terdapat pada hipertensi dibedakan

menjadi 2 bagian, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan dapat

diubah (Agustina et al., 2018):

1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

Faktor risiko yang sudah melekat pada penderita hipertensi

dan tidak akan bisa diubah, yaitu: umur jenis kelamin dan genetic.

a) Umur

Faktor umur sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi

pada masyarakat. Jika umur bertambah maka risiko terkena

hipertensi akan menjadi lebih besar. Pada orang yang sudah

mengalami usia lanjut, hipertensi akan ditemukan hanya berupa

kenaikan tekanan darah sistolik. Hal seperti ini biasanya bisa

disebabkan karena perubahan struktur pada pembuluh darah besar.

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin berpengaruh pada hipertensi. Orang dengan

jenis kelamin laki-laki akan lebih berisiko sekitar 2,3 kali lebih

banyak mengalami peningkatan pada tekanan darah sistolik dari

pada perempuan, karena diperkirakan gaya hidup laki-laki cukup

berbeda dengan perempuan. Namun jika perempuan sudah

memasuki masa menopause, hipertensi pada perempuan akan lebih

tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

11
12

c) Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan merupakan faktor yang sudah tidak bisa

dipungkiri bisa menyebabkan terjadinya hipertensi. Keluarga yang

memiliki riwayat hipertensi tentunya juga meningkatkan terjadinya

hipertensi, terutama hipertensi primer (esensial) dan lingkungan

lain juga ikut berperan dalam hal tersebut. Menurut Davidson jika

kedua orang tua menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan

turun ke anak- anaknya, dan bila salah satu orang tuanya yang

menderita hipertensi maka sekitar 30% yang akan turun ke anak-

anaknya.

2) Faktor risiko yang dapat diubah

Terdapat beberapa faktor-faktor risiko yang diakibatkan dara

perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi seeperti merokok, diet

rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik,berat

badan berlebih/ kegemukan, konsumsi alkhol, displidemia dan stress.

a) Kegemukan (Obesitas)

Kegemukan (Obesitas) dapat menyebabkan penumpukan

lemak dalam tubuh, ketika lemak tertimbun cukup banyak pada

pembuluh darah, maka pembuluh darah dapat mengalami

vasokontriksi sehingga tekanan pada pembuluh darah semakin

meningkat dan terjadi peningkatan tekanan darah.

12
13

b) Merokok

Zat-zat kimia yang ada rokok seperti nikotin dan karbon

monoksida yang dhisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi

darah dan dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah di arteri,

zat tersebut akan mengakibatkan proses artercosklcrosis dan

tekanan darah tinggi pada studi autopsy, dibuktikan terdapat kaitan

era tantara kebiasaan merokok dengan proses artereosklerosis

pada seluruh pembuluh darah. Selain itu, merokok juga dpat

meningkatkan denyut jantung, sehinggakebutuhan oksigen otot-

otot jntung akan bertambah, maka akan semakin meningkatkan

risiko kerusakan pda pembuluh darah arteri.

c) Kurang aktifitas fisik

Melakukan olahraga yang teratur dapat membanu

menurunkan tankan darah dan sangat bermanfaat bagi penderita

hipertensi ringan, berat dan sedang. Dengan melakukan olahraga

tekanan darah dapat turun, meskipun berat badan belum turun.

d) Konsumsi garam berlebihan

Garam bisa menyebabkan penumpukan cairan yang ada

dalam tubuh karena menarik cairan diluar sel agar tidak

dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan

darah. Sekitar 60% kasus penderita hipertensi primer terjadi

13
14

respon penurunan tekanan darah karena mengurangi asupan

garam.

e) Dislipidemia

Dyslipidemia adalah salah satu predictor utama penyakit

kardiovaskuler yang umumnya ditandai dengan penurunan kadar

high-density lipoprotein serta meningkatkan kadar LDL,kolestror

total satu trigliserida. Dyslipidemia bisa mengganggu fungsi

endotel dan dapat mengurangi sensitivitas baroreflex yang dapat

memicu terjadinya hipertensi (Suryarinilsih et al., 2021)

f) Konsumsi alcohol berlebih

Konsumsi alkohol menyebabkan volume sel darah merah

meningkat, peningkatan kdar kortisol dan kekentalan pada darah,

sehingga terjadi peningkatan volume darah hal ini menyebabkan

peningkatan tekanan pada pembuluh darah. Apabila pembuluh

darah meningkatkan tekanannya maka hal inilah yang

menyebabkan tekanan darah meningkat.

g) Stress

Stress dapat dikatakan sebagai salah satu pemicu hipertensi

karena pada saat terjadi ketegangan pada tubuh sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan darah, begitupun sebaliknya

apabila dalam kondisi rileks tekanan darah akan kembali turun.

14
15

d. Patofisiologi

menurut (Laban et, 2019) hipertensi terjadi karena dipengaruhioleh

keadaan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh volume dan

peripheral resistance. Sehingga, apabila terjadi peningkatan dari salah satu

variable tersebut secara tidak normal yang akan memengaruhi tekanan

darah tinggi maka disitulah akan timbul hipertensi. Patofisiologi hipertensi

diawali dengan terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh

Angiotensin I converting enzyme (ACE). Darah memiliki kandungan

angiotensinogen ini akan dirubah dengan bantuan hormone renin,

perubahan ini akan menjadi angiotensin I. kemudian angiotensin I akan

diubah menjadi angiotensin II melalui banuan dari enzyme yaitu

Angotensin

I converting enzyme (ACE) yang terdapat di paru – paru. Peran angiotensin

II yaitu memegang penting dalam mengatur tekanan darah. Angiotensi II

pada darah mempunyai dua pengaruh utama yang bisa meningkatkan

tekanan darah arteri.

Vasopressin yang disebut juga antidiuretic Hormone (ADH) yang

merupakan bahan vasokonstriksi yang paling kuat ditubuh. Bahan ini

terbentuk di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk

mengarut osmolalitas dan volume urin. ADH juga diangkut ke pusat akson

saraf keglandula hipofise posterior yang nanti akan diseksresi ke dalam

darah. ADH akan berpengaruh pada urin, meningkatnya ADH membuat

urin akan sangat sedikit yang bisa diekskresikan ke luar tubuh sehingga

osmolitas tinggi. Hal ini akan menjadikan volume cairan

15
16

ekstraseluler ditingkatkan dengan cara menarik cairan instraseluler, maka

jika hal itu terjadi volume darah akan meningkat yang akan

mengakibatkan hipertensi. Pengaruh kedua berkaitan dengan aldosterone.

Aldosteron merupakan hormone steroid yang disekresikan oleh sel

– sel glomerulosa pada korteks adrenal, hal ini merupakan suatu regulator

penting bagi reabsopsi natrium (Na+ ) dan sekresi kalium (K+ ) oleh

tubulus ginjal. Mekanisme aldosterone akan meningkatkan reabsorbsi

natrium, kemudian aldosterone juga akan meningkatkan sekresi kalium

dengan merangsang pompa natrium – kalium ATPase pada sisi

basolateral dari membrane tubulus koligentes kortikalis.

Aldosterone juga akan meningkatkan

permebialitas natrium pada luminal membrane. Natrium ini berasal dari

kandungan garam natrium. Apabila garam natrium atau kandungan

NaCl ini meningkatkan volume cairan ekstraseluler, yang dimana

peningkatan volume cairan ekstraseluler akan membuat volume tekanan

darah meningkat sehingga terjadi hipertensi.

e. Manifestasi Klinis

Menurut (Andini et al., 2019) sebagian besar penderita hipertensi

tidak menimbulkan gejala, namun terdapat beberapa gejala umum yang

dirasakan oleh penderita yaitu :

a) Sakit kepala

b) Perdarahan dari hidung

c) Pusing

d) Wajah kemerahan

16
17

e) Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, dapat

menimbulkan gejala berikut :

f) Kelelahan

g) Mual

h) Muntah

i) Sesak nafas

j) Gelisah

k) Penglihatan menjadi kabur yang diakibatkan oleh kerusakan pada

otak, mata, jantung dan segera memerlukan penanganan.

f. Klasifikasi hipertensi

Hipertensi ditetapkan dengan asumsi tekanan darah sistolik ≥140

mmHg dan denyut diastolik ≥90 mmHg dengan estimasi yang sama.

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan maka klasifikasi hipertensi dapat

dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah (TD) pada Dewasa (JNC-7)5


Klasifikasi TD SBP (mm Hg) DBP (mm Hg) Normal (Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2011 dalam Nur
Farah Aina Binti Faizal, 2020)
Klasifikasi TD SBP (mm g) DBP (mm Hg)
H
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 ≥160 Atau ≥100

g. Komplikasi

Penyakit hipertensi jika tidak disembuhkan atau dikendalikan

maka akan berdampak dan terjadi komplikasi penyakit lain. Komplikasi

17
18

hipertensi yang terjadi pada organ lain dapat menyebabkan penyakit lain

seperti kerusakan pada ginjal, perdarahan selaput getah bening (retina

mata), pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan (Budi S. Pikir,

2019).

1) Stroke

Terjadinya tekanan tinggi pada otak dapat menyebabkan

perdarahan, hal inilah yang menjadi pemicu terjadinya stroke.

Lemahnya pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah mudah

pecah karena adanya tekanan dipembuluh darah sehingga oksigen dan

nutrisi untuk sel – sel otak berkurang dan mengakibatkan kematian

pada sel otak.

2) Gagal Ginjal

Penyebab terjadinya gagal ginjal adalah karena adanya

kerusakan pada glomerulus dan kapiler ginjal akibat dari tekanan

tinggi. Kerusakan yang terjadi pada glomerulus terganggunya aliran

darah ke ginjal dan nefron dan menyebabkan hipoksia dan kematian.

Glomerulus yang rusak akan mengeluarkan protin melalui urin

sehingga berkurangnya tekanan osmotic koloid plasma, hal inilah yang

menyebabkan terjadinya oedema.

3) Gagal jantung

Kegagalan jantung untuk memompa darah yang kembali ke

jantung dengan cepat menyebabkan kumpulnya cairan pada paru –

18
19

paru. Apabila cairan tersebut menumpuk maka dapat menyebabkan

sesak nafas dan biasanya ditandai oedem.

4) Infark miokard

Ketika arteri coroner mengalami arterosklerotik menyebabkan

infark miokard, karena tidak dapat menyuplai oksigen ke miokardium

jika trhombus terbentuk, maka dapat menghambat aliran darah.

Adanya hipertensi dan hipertrofi ventrikel menyebabkan suplaioksigen

kurang dan terjadi iskemia pada jantung yang menjadi penyebab

infark.

5) Kerusakan pada mata

Tekanan darah tinggi selain dapat menyebabkan komplikasi

dibagian organ-organ penting manusia ini juga bisa menyebabkan

kerusakan pembuluh darah dan saraf yang ada pada mata.

h. Penatalaksanaan hipertensi

1) Terapi Farmakologi

Menurut (Isnainy et al., 2021) ada beberapa pengobatan yang biasanya

diberikan kepada pasien dengan hipertensi yaitu :

a) Diuretik

Diuretik thiazide biasanya adalah obat pertama yang

diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal

membuang garam dan iar, dan akan mengurangi volume cairan

diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah, diuretik juga

dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretic menjadi

19
20

penyebab hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga terkadang

diberikan tambahan berupa kalium.

b) Penghambat adrenergic

Terdapat beberapa obat yang terdiri dari alfa-blocker,

betablocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang dapat

menghambat efek system saraf simpatis. System saraf simpatis

merupakan system saraf yang dengan segera memberikan repon

terhadap stress, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang

paling sring digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan

kepada :

a) Pada penderita dengan usia muda

b) Pernah mengalami sakit jantungsebelumnya

c) Penderita dengan denyut jantung yang cepat

d) Angina pektoris (nyeri dada )

e) Sakit kepala migren.

c) Angiotensin converting enzyme inhibito (ACE-inhibitor)

Dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara

melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan kepada :

1) Usia muda

2) Penderita gagal jantung

3) Penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan

oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetic.

20
21

4) Laki – laki yang menderita impotensi sebagai efek samping

dari obat yang lain.

d) Antagonis kalsium

Mampu melebarkan pembuluh darah dengan mekanisme yang

benar- benar bebeda. Sangat efektif diberikn kepada :

1) Lanjut usia

2) Penderita angina pektoris (nyeri dada)

3) Denyut jantung yang cepat

4) Sakit kepala migren

e) Vasodilator langsung

Menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari

golongan ini hamper selalu digunakan sebagai tambahan terhadap

obat antihipertensi lainnya.

2) Terapi Non Farmakologi

Selain terapi farmakologi ada juga yang disebut dengan terapi

non farmakologi atau yang lebih seing dikenal dengan pengobatan

tradisional (herbal) contohnya rebusan daun alpukat, mengkudu,

bawang putih, buah timun yang dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi namun, akhir – akhir ini terdapat

pengobatan baru mengenai rebusan daun seledri (Apium Graveolens)

sebagai salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat

untuk sebagai macam penyakit yang dimana salah satunya itu adalah

hipertensi (Rahmawati & Dwijayanto, 2022). Selain dengan terapi non

21
22

farmakologi yang bisa kita lakukan yaitu dengn memodifikasi gaya

hidup seperti :

(1) Pembatasan konsumsi garam

Mengkonsumsi garam secara berlebihan dapat meningkatkan

tekanan darah. Sebaiknya batasi penggunaan garam dan

menghindari makanan mengandung garam tinggi.

(2) Diet

Merubah pola makan dapat membantu menurunkan tekanan dara

penderita hipertensi. Dngan membatasi gula dan garam,

mengkonsumsi cukup buah, sayuran, kacang – kacangan dan biji

– bijian mampu menurunkan tekanan darah dan menurunkan

risiko penyakit kardiovaskuler.

(3) Menurunkan kelebihan berat badan

Obesitas dan hipertensi diyakini berhubungan erat, sehingga salah

satu cara untuk mengendalikan hipertensi adalah dengan cara

mengurangi berat badan yang berlebihan.

(4) Olahraga tratur

Berolahraga selama secara teratur memiliki manfaat untuk

mencegah dan mengobati hipertensi. Olahraga seperti berjalan,

jogging, berenang atau bersepeda dapat dilakukan selama 30

menit.

22
23

(5) Berhenti merokok

Merokok dapat meningkatkan resiko komplikasi pada penderita

hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Maka edukasi

mengenai bahaya rokok terutama pada penderita hipertensi harus

diberikan edukasi

(6) Mengurangi konsumsi alkohol

Kadar alkohol dipercaya dapat meningkatkan tekanan darah.

Dengan mengurangi konsumsi alkohol berlebihan akan

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

(Telaumbanua & Rahayu, 2021).

2. Konsep Terapi Herbal

a. Pengertian Herbal

Menurut (Rahmawati et, al. 2022) herbal merupakan tanaman atau

tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai yang lebih dalam hal

pengobatan, dengan kata lain semua jenis tanaman yang

mengandungbahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa

digolongkan sebagai herbal, obat – obatan ini yang terbuat dari bahan

alami seperti tanaman yang sudah dibudidyakan maupun tumbuhan liar,

selain itu obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari beberapa

sumber seperti sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya.

b. Kelebihan Obat Herbal

Kelebihan kita dalam menggunakan obat – obatan herbal adalah

biaya yang murah, ini karena mudahnya kita bisa mendaptkan bahan baku

23
24

ini termasuk kita bisa ditanam sendiri di halaman rumah sebagai hiasan.

Tanaman herbal ada banyak jenis yang bisa kita jumpai dengan sangat

mudah seperti daun seledri, bawang putih,mengkudu,kumis kucing , jahe,

daun sirih, daun salam, dan masih banyak lagi. Kebanyakan tumbuhan ini

muda membesar dan tidak memerlukan tempat yang terlalu luas jika

ditanam sendiri. Selain itu, efek samping yang ditimbulkannya relative

kecil sehingga lebih aman digunakan dari pada obat – obatan modern yang

banyak efek sampingnya. Selain itu dikalangan masyarakat, obat herbal ini

dianggap tidak memeliki efek samping walaupun sebenarnya dalam setiap

tumbuhan ini memiliki bahan kumia Cuma dalam dosis yang relative

kecil, sehingga tidak memberikan efek yang besar pada penggunanya,

sama halnya dengan obat – obat herbal tersebut seperti salah satunya yaitu

daun seledri yang bisa kita pakai sebagai salah satu bahan masakan yang

bisa mebuat rasa makanan lebih enak (Aviana ct, 2021).

c. Daun Seledri

Pengobatan pada hipertensi dapat dilakukan dengan

nonfarmakologi, pengobatan didunia berangsur beralih ke obat tradisional

(Herbal) seledri merupakan salah satu obat nonfarmakologi yang

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah yang mengandung

flavonoid, saponin, tannin, minyak asiri serta apigenin yang berkhasiat

sebagai tonik yang memacu enzim pencernaan, menurunkan tekanan

darah, memperbaiki fungsi hormone yang terganggu serta membersihkan

24
25

darah. Senyawa pada apigenin sebagai anti peradangan serta antibakteri

(Suryarinilsih et al., 2021).

Pada penelitian seorang dokter Mark Haouton menyatakan bahwa

seledri merupakan obat untuk pasien yang mengalami hipertensi.

Kandungan yang terdapat didalam seledri yaitu fitokimia dikenal sebagai

phthallides yang mampu mengendurkan jaringan otot dalam dinding arteri

sehingga aliran darah menjadi meningkat (Suryarinilsih et al., 2021).

25
26

d. Klasifikasi Daun Seledri

Gambar 2.1 Daun Seledri

Seledri ( Apium Graveolens L) merupakan jenis tanaman sayur

yang telah dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat. Berdasarkan

taksonominya seledri diklasifikasikan sebagai berikut (Departemen

Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2011 dalam Nur

Farah Aina Binti Faizal, 2020).

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta ( menghasilkan biji)

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae (Berkeping dua)

Sub kelas : Dialipetalae

Family : Umbelliferae (Apiaceae)

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L

26
27

e. Manfaat Daun Seledri

Seledri (Apium Graveolens L) selin dimanfaatkan sebagai sayuran,

secara observasi orang menggunakannya untuk pegal linu, asma,

hipertensi dan xerophthalmia. Seledri mengandung minyak alami (alinin

dan allicin), flavonoid, protein, vitamin A, asam L-askorbat, vitamin B, zat

besi, kalsium, belerang dan fosfor. (Isnainy et al., 2021).

f. Kandungan Daun Seledri

Kandungan kimia dalam daun seledri meliputi flavonoid, saponin,

tannin 1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin,

fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin (A, B, dan

C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid .

g. Pengaruh air rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada

Hipertensi

Hipertensi sekarang sebenarnya masalah yang cukup penting

dalam pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan pravalensi hipertensi di

Indonesia yang cukup tinggi. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana

seseorang mengalami peningkatan denyut nadi di atas normal yang

menimbulkan pertaruhan kesialan dan kematian. (Wahab Pakaya et al.,

2020).

Seledri juga mengandung phthallides berfungsi untuk membantu

melemaskan otot – otot sekitar pembuluh darah arteri dan membantu

menormalkan penyempitan pembuluh darah arteri. Phthallides dapat

mereduksi hormone stress yang dapat meningkatkan darah. Sebuah

27
28

penelitian dapat mereduksi tekann pembuluh darah hingga 12 – 14 %

masyarakat cina tradisional sudah lama mnggunakan seledri untuk

menurunkan tekanan darah, karena seledri juga mengandung apigeninyang

sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan

darah tinggi. Didukung juga dalam penelitian oleh ilmuan UCMC pada

seorang sampel telah membuktikan bahwa dengan memakan empat

tangkai seledri setiap hari selama 1 minggu tekanan darahnya menurun

dari 158/96 mmHg ke 118/82 mmHg .

28
29

B. Kerangka Teori
Faktor resiko yang tidak dapat
diubah
Genetik
Umur
Jenis Kelamin
Faktor resiko yang dapat diubah
Obesitas
Kebiasaan merokok
Konsumsi alkohol
Aktivitas fisik
Stress

Hipertensi Penatalaksanaan Hipertensi

Farmakologi Non farmokologi

Diuretic Penghambatan
adrenergic Angiotensin
converting enzyme inhibitor
Terapi Herbal
(ACE- inhibitor) Antagonis
kalsium
Vasodilator langsung
Air rebusan daun seledri

Penurunan tekanan darah

Skema 2.1 : Kerangka Teori Pengaruh Rebusan Air Daun Seledri


Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Hipertensi
Sumber : (Agustina et al., 2018)

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian. Selain itu kerangka konsep juga

merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antar konsep

satu dengan konsep lainnya antara variabel yang satu dengan variabel lain

dari masalah yang ingin diteliti (Nursalam, 2018).

30
30

Hipertensi

Faktor – faktor non farmakologi yang


mempunyai penurunan tekanan darah
:
Diet rendah garam
Berhenti merokok dan alkohol
Latihan fiik secara teratur
Menghindari setres
Terapi komplemeter : Refleksiologi
Terapi nutrisi Relaksasi
Meditasi dan aromaterapi

Terapi herbal

Pemberian Air Rebusan Daun Seledri Penurunan Tekanan Darah

: Variable yang diteliti

: Variable yang tidak diteliti

: Alur pikir

Skema 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap
Tekanan Darah Pada Hipertensi.
Sumber : (Carin et al., 2018)

30
31

B. Desain Penelitian
Penilitian ini menggunakan jenis penelitian pre-eksperimen dengan

menggunakan one group pre-post, yaitu rancangan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti dengan cara peneliti melibatkan satu kelompok

subjek dimana kelompok subjek akan diobservasi sebelum diberi perlakuan

dan diobservasi ulang setelahdiberi perlakuan. Dalam penelitian ini,

sbelum dilakukan perlakuan kelompok akan dilakukan pengukuran tekanan

darah (pre-test), kemudian setelah dilakukan perlakuan (post-test)

kelompok kembali akan dilakukan pengukuran tekanan darahnya (Carin et

al., 2018).

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Subjek Pra Perlakuan Post

A O1 I O2

Keterangan :
A : Subjek
O1 : Observasi sebelum dilakukan pemberian air rebusan daun seledriI: Intervensi
(pemberian air rebusan daun seledri)
O2 : Observasi setelah perlakuan

Pre test adalah darah sample yang diukur sebelum diberikan airrebusan seledri

(tekanan darah awal) dengan menggunakan alatsphygmomanometer dengan satuan

mmHg, stetoskop dan denganperhitungan MAP. Perlakuan adalah pemberian air rebusan

seledri sebanyak200 cc yang diberikan 2 kali sehari yaiti pada pagi hari pukul 10.00 wib

sebanyak 100 cc dn sore pada pukul 16.00 wib sebanyak 100 cc selama 1 minggu

berturut-turut. Post test adalah tekanan darah sample yang diukur.

31
32

C. Hipotesis Penelitian

Hasil dari suatu penelitian pada hakikatnya merupakan suatu

jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam

perencanaan penelitian, agar dapat mengarah kepada hasil tersebut maka

dalam perencanaan penelitian dapat dirumuskan jawaban sementara.

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu rumusan masalah dalam

penelitian yang dinyatakan melalui bentuk kalimat pertanyaan dan belum

merupakan jawaban yang empiris Hipotesis pada penelitian ini

adalah(Budi S. Pikir, 2019) :

Ha : Terdapat pengaruh air rebusan daun seledri terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Buleleng III Desa Petandakan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh air rebusan daun seledri terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Buleleng III Desa Petandak

32
33

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan maksud dari istilah yang

menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan dengan menentukan variabel serta cara pengukuran variabel

tersebut.

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal 25 tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2018 ).

Berikut adalah variabel dalam penelitian ini:

1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terikat (Sugiono, 2018: 39). Penelitian ini

menggunakan variabel independen yaitu rebusan daun seledri.

2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(Sugiono, 2018: 39). Variabel dependen penelitian ini adalah

penurunan hipertensi.

33
34

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Scoring


Operasional
Independent Suatu Air rebusan Mengunakan - -
Terapi Air pengobatan daun seledri SOP air
rebusan tradisional akan diberikan rebusan
daun seledri (herbal) yang 2 kali dalam 1 daun seledri
digunakan hari , ½ gelas
untuk pagi hari dan
menurunkan ½ gelas sore
tekanan darah hari , rutin
dengan selama 7 hari ,
menggunakan (Hidayat et al.,
air rebusan 2019)
daun seledri

Defendant Tekanan darah - Tekanan lembar Rasio 1. Normal


Tekanan menunjukkan darah observasi 130-139/
darah seberapa kuat sistol dan 85-89
jantung - Tekanan pengukuran mmHg
memompa darah tekanan 2. Ringan
darah diastole darah 140-
keseluruhan 159/90-
tubuh, dimana 99
ukuran ini mmHg
merupakan (Fitri
salah satu tanda Tambunan
vital tubuh et al.,
yang sering 2021)
dijadikan acuan
untuk melihat
kesehatan
tubuh umum
dan dapat
dipantau secara
berkala.

34
35

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek

atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

sudah ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian selanjutnya ditarik

kesimpulannya. Populasi tidak hanya orang melainkan juga benda-benda

alam dan objek yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah pada objek

atau subjek yang dipelajari tetapi mencakup semua karakteristik yang

dimilikinya (Nurarif & Kusuma, 2020).

Populasi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi yang

hipertensi primer dengan tidak mengkonsumsi obat sebanyak 40 orang di

Desa Petandakan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan fisik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Apabila suatu populasi besar penelitian tidak

mungkin untuk mempelajari semua yang ada pada populasi dikarenakan

adanya keterbatasan pada peneliti, maka peneliti dapat menjadikan

sampel tersebut, kesimpulannya dapat diberlakukan pada populasinya.

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah penderita

hipertensi primer dengan tidak mengkonsumsi obat sebayak 40 orang di

Desa Petandakan yang dianggap mewakili populasi (Nurarif & Kusuma,

2020).

35
36

3. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan cara yang digunakan dalam

pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian

ini adalah total sampling dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Teknik sampling jenuh dimana Teknik pengambilan sampel ini

merupakan penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2019). Teknik ini sering dilakukan oleh para

peneliti bila jumlah populasi yang digunakan relatife kecil, dimana

semua populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Jumlah semua

anggota populasi yang digunakan, yaitu sebanyak 40 orang yang nanti

akan digunakan sebagai subjek dalam penelitian (Sugiyono, 2019).

F. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Petandakan Wilayah

Kerja Puskesmas Buleleng III, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

G. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2023.

H. Etika Penelitian

Penelitian dilaksanakan setelah dinyatakan Layak Etik dengan nomor

komite etik: 388/EC-KEPK-SB/IV/2023 dari Komite Etik Penelitian

Kesehatan STIKes Buleleng. Kemudian peneliti mengajukan surat

permohonan izin penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng ke

Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk melakukan

penelitian. Etika yang digunakan dalam penelitian yaitu :

36
37

a. Informed consent ( lembar persetujuan)

Informed consent adalah suatu bentuk persetujuan antara

penelitian dengan responden melalui pemberian lembar persetujuan

informed consent yang diberikan sebelum dilakukan penelitian untuk

menjadi responden. Pada saat melakukan penelitian, peneliti akan

menjelaskan kepada calon responden kemudian setelah selesai

menjelaskan peneliti membagikan lembar persetujuan yang harus ditanda

tangan oleh responden apabila bersedia menjadi responden dalam

penelitian tersebut. Namun apabila calon responden menolak untuk

menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati

hal calon responden.

b. Confidentility (Kerahasiaan)

Semua nformasi yang dikumpulkan akan dijamin

kerahasiannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang

akan dilaporkan pada hasil riset.

c. Beneficience (Manfaat)

Penelitian yang dilakukan sudah mempertimbangkan risiko dan

manfaat yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan

prosedur penelitian guna memperoleh hasil yang bermanfaat bagi subjek

penelitian.

d. Justice (Keadilan)

Subjek harus diperlakukan secara adil sebelum memberikan

perlakuan mampu sesudah memberikan perlakuan tanpa adanya

37
38

diskriminasi pada subjek tersebut. Pada penelitian ini komunikasi

yang digunakan oleh penelitian, yaitu komunikasi terapeutik agar

terciptanya hubungan yang baik antara responden dengan peneliti.

I. Alat Pengumpulan Data

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam ataupun social yang diamati (Sarono, 2017). Pada

penelitian ini, instrument penelitian yang akan digunakan oleh penelitian

adalah tensimeter, stetoskop, lembar observasi dan sop cara membuat air

rebusan daun seledri.

J. Prosedur Prngumpulan Data

1. Pengumpulan data

a) Permohonan ijin ke pihak kampus untuk melakukan studi pendahuluan

b) Peneliti mempersiapkan materi serta konsep yang akan mendukung

penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan ijin pengumpulan data dan penelitian yang ditanda

tangani oleh wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Buleleng. Kemudian ijin tersebut diajukan ke Puskesmas

Buleleng III.

b. Kemudian dari pihak Puskesmas Buleleng III meminta agar peneliti

mendapatkan persetujuan dari pihak Dinkes Buleleng

38
39

bahwa akan ada mahasiswa yang akan meminta data hipertensi dan

akan melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Buleleng

IISetelah mendapatkan persetujuan dari Dinkes Buleleng, penelitian

mendapatkan ijin dari Kepala Puskesmas Buleleng III untuk

melakukan pengumpulan data penelitian, peneliti melakukan

pengumpulan data awal.

c. Peneliti juga menentukan responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan sebelumnya.Selanjutnya

peneliti melakukan pendekatan informasi kepada responden dan

menjelaskan tentang tujuan dari terapi air rebusan daun seledri

kepada responden, kemudian memberikan informasi consent pada

responden untuk ditanda tangani sebagai bukti persetujuan menjadi

responden dalam penelitian.

d. Setelah responden mengisi lembar informed consent, responden

diminta untuk mengisi data demografi meliputi nama, usia,jenis

kelamin, alamat dan nomor kontak.

e. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah sebelum diberikan

terapi air rebusan daun seledri.

f. Peneliti memberikan terapi air rebusan daun seledri pada responden.

Teknik terapi pada kelompok perlakuan responden diberikan terapi

rebusan daun seledri 1 gelas selama 1/hari selama7 minggu (7 hari)

waktu pagi ½ gelas dan sore hari ½ gelas sebelum makan.

39
40

g. Melakukan pengukuran tekanan darah setelah diberikan terapi air

rebusan daun seledri

h. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan

ncomputer .

K. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan suatu indek yang akan menjunjukan alat

ukur itu benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Validitas lebih

menekankan pada alat ukur. Ada 2 hal yang harus dipenuhi dalam

menentukan validitas, yaitu (Notoatmodjo, 2018).

a) Relevan isi instrument

Isi instrument harus sesuai dengan tujuan dari penelitian, sehingga

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Isi tersebut biasanya

dapat dituliskan pada definisi operasional.

b) Relevan sasaran subjek dan cara pengukuran

Susunan instrument harus memberikan gambaran terhadap

perbedaan subjek penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang nanti akan menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur tersebut dapat dipercaya adat dapat

diandalkan, hasil pengukuran konsisten atau tetap azas bila dilakukan

pengukuran berulang (konsistensi, akurasi dan presisi). Ada beberapa

prinsip reliabilitas yaitu (Notoatmodjo, n.d.) :

40
41

a) Saat bertanya mengenai fakta pada responden, peneliti harus

memperhatikan relevansi pertanyaan yang diberikan kepada

responden.

b) Pertanyaan yang diberikan hrus jelas berdasarkan kemampuan

responden.

c) Perlu dilakukan adanya penekanan atau pengulangan. Terkadang

peneliti dapat menanyakan secara berulang dalam waktu yang

berlainan.

d) Standardisasi dimana peneliti memakai ukuran atau pengamatan

yang sudah distandardisasi keandalannya.

L. Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, peneliti tidak dapat hanya

mengandalkan komputer, hasil dari pengolahan dan Analisa data yangakan

diperoses menggunakan komputer tergantung pada kualitas data tersebut.

Data yang diolah dengan menggunakan aplikasi komputer (Notoatmodjo,

2018)

1. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengecek kembali dan

perbaikan isian pada formulir atau kuesioner tersebut.

2. Coding

Coding merupakan pegkodean yang mana mengubah data dari

bentuk kalimat menjadi data angka atau bilangan .

41
42

a). Jenis Kelamin Responden Diberi Kode :

1 = Perempuan

2 = Laki – laki

b). Pendidikan Responden Diberi Kode :

1 = SD

2 = SMP

3 = SMA

4 = D3/PT

5 = Tidak Sekolah

c). Pekerjaan Responden Diberi Kode :

1 = Buruh

2 = Wiraswasta

3 = Pedagang

4 = IRT

5 = Petani

3. Entry

Data yang telah diberikan kode kemudian dimasukkan dan

disimpan dalam komputer agar pada saat diperlukan mudah dalam

pengambilannya.

4. Cleaning

Pada proses ini, data yang telah dimasukkan perlu dicek

kembali untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan dalam

42
43

pengkodean, ketidak lengkapan dan lain-lain dan selanjutnya

dilakukan koreksi atau pembetulan.

M. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat memiliki tujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik variable penelitian. Secara umum,

Analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekunsi dan presntase dari

setiap variable (Notoatmodjo, n.d.).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi

dua variable, baik itu berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif.

Terdapat uji parametrik dan non parametrik pada analisi bivariat

(Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini metode analitik statistic yang digunakanyaitu

uji Paired T-Test. Uji paired T-Test ini dilakukan apabila data

responden hipertensi berdistribusi normal. Namun apabila data tidak

berdistribusi normal maka uji statistik yang akan digunakan yaitu non

parametrik dengan uji Wilco×on. Data yang nanti akan dikumpulkan

dari dua sampel yang saling berhubungan, artinya yaitu bahwa atau

sampel akan mempunyai dua data. Ada atau tidaknya perbedaan yang

bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (perlakuan) dapat

diketahui melalui dua cara. Cara ini digunakan nilai probalitas

berdasarkan tingkat kemaknaan 95 % (alpa 0,05). Dikatakan ada

43
44

perbedaan bermakna sebelum dan sesudah perlakuan bila p<0,05 maka

H0 (Notoatmodjo, n.d.).

44
45

BAB IV

PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang Pengaruh Air Rebusan

Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Di desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III. Data penelitian

ini berupa data primer yang langsung diperoleh di Desa Petandakan dengan

lembar observasi yang berpedoman pada alat tensimeter, stetoskop.

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 25 Mei – 25 Juni 2023, hasil

penelitian yang diperoleh sebagai berikut.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Petandakan adalah desa dikecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng,

Provinsi Bali Indonesia, Desa Petandakan Lahir pada tanggal 1 April 1968

dengan diterbitkannya Skp. Bapak Bupati Daerah Tingkat II Buleleng

tanggal 3 Mei 1968 Nomor: 75/ Pemd.1/81/68. Desa ini terletak 150 meter

dari permukaan laut. Memiliki luas Sekitar 1,64 km2.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah penderita

Hipertensi di Desa Petandakan wilayah kerja puskesmas Buleleng III. Data

yang diambil menggunakan Teknik yang digunakan, yaitu

Teknik sampling jenuh dimana Teknik pengambilan sampel ini

merupakan penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiono, 2019). Data karakteristik sampel dikumpulkan

45
46

melalui lembar observasi. Karakteristik responden yang telah diteliti

kemudian didistribusikan kedalam table distribusi sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan usia di Desa Petandakan

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 41 Distribusi Responden berdasarkan usi di Desa Petandakan

No Usia Jumlah Persentase


(%)
1 31 – 50 5 12,5
2 51 – 60 8 20,0
3 61 – 80 27 67,5
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa dari 40

responden Sebagian besar berumur 61-80 tahun sebanyak 27

responden (67,5).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di desa

petandakan.

No Jenis Jumlah Persentase


Kelamin (%)
1 Laki - Laki 10 25,0
2 Perempuan 30 75,0
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan distribusi responden

berdasarkan jenis kelamin, mayoritas berjenis kelamin Perempuan

yaitu 30 respondent ( 75,0 %).

46
47

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Presentase ( % )


1 Buruh 8 20,0
2 Wiraswasta 4 10,0
3 Pedagang 15 37,5
4 IRT 7 17,5
5 Petani 6 15,0
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa Sebagian besar

responden Penderita Hipertensi sebagai Pedagang yaitu sebanyak 15

responden ( 37,5 % ) dan paling rendah bekerja sebagai wiraswasta

sebanyak 4 responden ( 10,0 % ).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Presentase


1 SD 12 30,0
2 SMP 11 27,5
3 SMA 8 20,0
4 D3 2 5,0
5 Tidak Sekolah 7 17,5
Jumlah 50 100.0

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa Sebagian

besar Pendidikan responden penderita Hipertensi yaitu tingkat SD

dengan jumlah yaitu 12 responden ( 30.0% ) dan paling rendah dengan

latar Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 2 responden (5,0 % ).

47
48

e. Pre Test ( Sebelum Diberikan Air Rebusan Daun Seledri)

Tabel 4.5 Distribusi Kategori Responden Berdasarkan tekanan darah

sebelum diberikan Air Rebusan Daun Seledri di Desa Petandakan.

Tekanan Darah Jumlah Persentase


Sistolik 130 / 40-80 mmHg 16 40.0
Diastolik 140 / 40-80 mmHg 19 47.5
150 / 40-80 mmHg 4 10.0
160 / 40-80 mmHg 1 2.5
Jumlah 40 100.0

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi tekanan darah sebelum

diberikan intervensi air rebusan daun seledri, didapatka hasil sebagaian

besar responden yang memiliki tekanan darah sistolik rentang 130

mmhg dan diastolic 40-80 mmhg sebanyak 16 orang dengan

presentase 40.0%, responden yang memiliki tekanan darah sistolik

rentang dari

140 mmhg dan diastolik 40-80 mmhg sebanyak 19 orang dengan

presentae 47,5%, responden yang memiliki tekanan darah sistolik

rentang dari 150 mmhg dan diastolik 40-80 sebanyak 4 orang dengan

presentase 10,0%, responden yang memiliki tekanan darah sistolik

rentang dari 160 mmhg dan diastolik 40-80 mmhg sebanyak 1 orang

dengan presentase 2,5%.

48
49

f. Post Test (Setelah Diberikan Air Rebusan Daun Seledri)

Tabel 4.6 Distribusi Kategore Responden Berdasarkan Tekanan Darah

setelah diberikan Air Rebusan Daun Seledri di Desa Petandakan.

No Tekanan Darah Jumlah Persentase


1 110 / 40-80 mmHg 5 12,5
2 120 / 40-80 mmHg 29 72,5
3 130 / 40-80 mmHg 6 15,0
Jumlah 40 100,0

Berdasarkan hasil dari frekuensi tekanan darah setelah

diberikan intervensi air rebusan daun seledri, didapatkan hasil

Sebagian besar responden yang mengalami perubahan tekanan darah

sistolik dari rentang 110 mmhg dan diastolik 40-80 mmhg sebanyak 5

orang dengan persentse 2,5%, responden yang mengalami perubahan

tekanan darah sistolik dari rentang 120 mmhg dan diastolik 40-80

mmhg sebanyak 29 orang dengan presentase 72,5% dan responden

yang mengalami perubhan tekanan darah sistolik 130 mmhg dan

diastolik 40-80 mmhg sebanyak 6 orang dengan persentase 15,0%.

3. Analisa Data

Sebelum menganalisa data di lakukan uji normalitas terhadap

data yang diperoleh. Uji paired T-Test ini dilakukan apabila data

responden hipertensi berdistribusi normal. Namun apabila data tidak

berdistribusi normal maka uji statistik yang akan digunakan yaitu non

parametrik dengan uji Wilco×on. Data yang di peroleh berdistribusi

normal apabila nilai p<0,05. Sebaliknya, data tidak berdistribusi

49
50

normal apabila diperoleh p>0,05.

A. Hasil Pengujian normalitas dilakukan data sebelumnya dan

sesudah terapi menggunakan uji Wilco×on dengan non

parametrik.

Tabel 4.7 Uji Normalitas data menggunakan Shapiro- Wilk

Shapiro- Wilk
Df Sig
Pre Test 40 0,000
Post Test 40 0,000

Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai p-value Pre Test

0,000 dan nilai p-value Post Test 0,000 , sehingga p-value yang

diperoleh <0,05 maka data tidak berdistribusi normal dan uji statistic

yang digunakan adalah statistic non parametrik dengan uji Wilco×on.

Tabel 4.8 Analisa Uji Wilco×on

Uji Wilco×on
Pre-Test – Post Test
Asmp.Sig.(2-tailed) 0,000

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji yang

dilakukan dengan mengunakan uji Wilco×on bahwa nilai p-value =

0,000 (p<0,05), maka dapat diartikan terdapat pengaruh yang

signifikan pada pelaksanaan intervensi pemberian air rebusan daun

seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)

diterima, sehingga dapat disimpulkan Ada Pengaruh Air Rebusan

Daun Seledri

50
51

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di

Desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III.

B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi di Desa Petandakan

a. Berdasarkan usia

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dari 40 responden di

dapatkan berusia 31-50 (12,5 %), berusia 51-60 (20,0%) dan

berusia

61-80 (67,5%).

Menurut (K et al., 2020) bahwa semakin bertambahnya

umur semakin berisiko juga seseorang mengalami Hipertensi Umur

51 –

60 (20,0%) dan usia 61-80 (67,5%) terjadi peningkatan risiko

hipertensi sebesar 2,18 kali. Hal ini terjadi karena pada usia

tersebut arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

karena itu darah pada setiap denyut jantng dipaksa untuk melalui

pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan

naiknya tekanan darah.

Penambahan usia menyebabkan elastisitas arteri juga

semakin berkurang, tidak lentur dan cenderung menjadi kaku.

Keadaan ini menyebabkan arteri tidak dapat mengembang saat

jantung memompa dan mengalirkan darah ke arteri, sehingga

volume darah mengalir sedikit tidak lancar. hal ini disebabkan

karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya

adanya proses
51
52

degenerative, yang lebih sering pada usia tua. Pertambahan usia

menyebabkan adanya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti

penebalan dinding arteri akibat adanya penumpukan zat kolagen

pada lapisa otot, sehingga pembuluh darah akan mengalami

penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat usia 45 tahun. Selain

itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik

serta kurangnya sensitivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah)

dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus

menurun. Menurut penelitian meningkatnya tekanan darah di dalam

arteri bisa terjadi melalui jantung memompa lebih kuat sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.

b. Berdasarkan jenis kelamin

Hasil peninelitian ini didapatkan bahwa distribusi 40

responden, berdasarkan jenis kelamin, perempuan 30 responden

(75,0 %) dan sebagian kecil berjenis laki – laki 10 responden (25,0

%).

Menurut (Fatmawati et al., 2020) dimana pada penelitian ini

didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis

kelamin perempuan (75,0%) peningkatan prevalensi terjadi pada

kelompok perempuan yang sudah menopause dibandingkan dengan

laki – laki pada lingkup umur yang sama. Hal ini dapat disebabkan

oleh adanya perbedaan hormon dan gaya hidup. Mekanisme

vasoprotektif yang dilakukan oleh hormon estrogen hilang setelah

52
53

menopause. Perempuan pada usia lebih dari 55 tahun kehilangan

aktivitas hormon estrogen pada dinding arteri karotis dan brakialis

yang berakibat pada efek membahayakan seperti memicu kekakuan

dan menurunkan elastisitas arteri. Menurut peneliti bahwa

perempuan memiliki hormone estrogen yang mempunyai fungsi

mencegah kekentalan darah serta menjaga dinding pembuluh darah

supaya tetap baik. Apabila ada ketidakseimbangan pada hormon

estrogen dan progesterone dalam tubuh, maka akan dapat

mempengaruhi tingkat tekanan darah dan kondisi pembuluh darah.

Gangguan keseimbangan hormonal ini dapat terjadi pada

penggunaan alat kontrasepsi hormonal.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa penderita hipertensi pada

jenis pekerjaan responden lebih dominan pedagang yaitu 15 orang

responden (37,5%) sedangkan sisanya bekerja sebagai petani yaitu

berjumlah 6 orang (15,0%), hal tersebut bisa juga menjadi

pengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah karena besarnya

faktor setres yang dimiliki. Peneliti berpendapat pekerjaan dapat

juga berpengaruh dengan kejadian hipertensi.

Data diatas juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh (Wahab Pakaya et al., 2020) yang menunjukan bahwa hamper

setengah dari pekerjaan responden yang paling banyak terkena

hipertensi adalah yang bekerjaan sebagai pedagang, pekerjaan

dapat

53
54

berpengaru terhadap aktivitas fisik seseorang, orang yang tidak

bekerja sangat mudah dan rentang juga terkena hipertensi.

2. Analisa Sebelum Di Berikan Air Rebusan Daun Seledri

Terhadap Penurunan Tekanan Dara Pada Penderita Hipertensi

Sebelum dilakukan perlakuan intervensi pemberian air

rebusan daun seledri erhadap tekanan darah pada lansia penderita

hipertensi di Desa Petandakan, Peneliti membina hubungan saling

percaya dan juga memberikan penjelasan kepada responden tentang

tujuan yang akan dilakukan yaitu pemberian intervensi Air Rebusan

Daun Seledri terhadap responden yang menderita hipertensi,

Kemudian peneliti melakukan penelitian terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi. Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu

Hipertensi esensial (primer) dan Hipertensi Sekunder. Hipertensi

Primer yaitu hipertensi yang banyak terjadi sekitar 95% dan kasus

terjadinya hipertensi adalah hipertensi primer karena hipertensi

primer sering dikaitkan dengan gaya hidup dan bentuk pola makan

yang kurang baik sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi dan

5% lainnya lagi diakibatkan oleh hipertensi sekunder yang

disebabkan oleh penyakit atau komplikasi dari penyakit lainnya.

Hasil Penelitian tekanan darah sebelum diberikan air rebusan

daun seledri. Diketahui bahwa tekanan darah pada lansia sebelum

diberikan air rebusan daun seledri yang diukur dengan menggunakan

54
55

lembar observasi dengan 40 responden. Dengan skor yang diperoleh

menunjukan bahwa rata-rata nilai teknan darah sebelum diberikan

air rebusan daun seledri dari 40 responden adalah nilai tekanan darah

sistolik terendah yaitu 130 mmHg sedangkan nilai tekanan darah

tertinggi yaitu 160 mmHg.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian dari (Suryarinilsih et

al., 2021) hasil analisis statistic dengan jumlah responden yaitu 37

orang sebelum diberikan intervensi air rebusan daun seledri pada

hipertensi dan diperoleh nilai tekanan darah sistolik sebelum

pemberian air rebusan daun seledri (140-160 mmhg), tekanan dara

diastolic sebelum pemberian air rebusan daun seledri (60-100

mmhg), air rebusan daun seledri memberikan pengaru pada

penurunan tekanan darah.

Hal ini juga sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh

(Carin et al., 2018) dengan jumlah sampel 30 orang responden

dengan menggunakan metode desain quasi experiment dengan

pendekatan one-group pre-post test design. Didapatkan hasil yaitu

terdapat adanya perbedaan yan bermakna antara frekuensi nadi ,

frekuensi pernafasan, tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik sebelum diberikannya intervensi air rebusan daun seledri,

didapatkan p value 0,000, maka P value ≤ a (0,05) sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti intervensi pengaruh air rebusan

daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di kelurahan sidanegara kecamatan cilacap Tengah.

55
56

3. Analisa Sesudah Di Berikan Air Rebusan Daun Seledri Terhadap

Penurunan Tekanan Dara Pada Penderita Hipertensi

Setelah memberikan Intervensi Pemberian Air Rebusan Daun

Seledri terhadap responden Di Desa Petandakan, Untuk mengetahui

hasilnya maka penelitian melakukan pengecekan Kembali tekanan

darah sistol dan diastole sesudah diberikan intervensi air rebusan

daun seledri terhadap responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa

intervensi yang dilakukan terhadap responden denga tekanan darah

sistol sesudah di berikan intervensi air rebusan daun seledri dengan

rata- rata sistolik sebesar 85,0%. Tekana Darah setelah di berikan

intervensi Air rebusan daun seledri rata – rata mengalami penurunan

yangnilai tekanan darahnya lebih rendah dari tekanan darah sebelum

diberikan intervensi air rebusan daun seledri.

Hal tersebut didukung oleh (Nurarif & Kusuma, 2020)

berdasarkan hasil penelitian, Berdasarkan hasil alisis menggunakan

uji t dependen didapatkan bahwa nilai p=0,00 (p<0,05), sehingga

dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh terapi air rebusan daun

seledri terhadap penurunan tekanan darah terhadap hipertensi.

Hal ini juga sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh

(Carin et al., 2018) dengan jumlah sampel 30 orang responden

dengan menggunakan metode desain quasi experiment dengan

pendekatan

56
57

one-group pre-post test design. Didapatkan hasil yaitu terdapat

adanya perbedaan yan bermakna antara frekuensi nadi , frekuensi

pernafasan, tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik

sebelum diberikannya intervensi air rebusan daun seledri, didapatkan

p value 0,000, maka P value ≤ a (0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti intervensi pengaruh air rebusan daun seledri

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di

kelurahan sidanegara kecamatan cilacap Tengah.

4. Analisa Pengaruh Air Rebusan Daun Seldri Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa

Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas buleleng III.

Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perubahan antara

tekanan darah sistol dan diastole sesudah diberikan intervensi air

reusan daun seledri, dari hasil analilis data pada tabel 4.6 yang

menjelaskan bahwa dengan 40 orang responden tekanan darah adalah

120 mmhg (72,5%) perubahan ini mnunjukan bahwa intervensi air

rebusan daun seledri sangat berpengaruh terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.

Hipertensi sekarang sebenarnya masalah yang cukup penting

dalam pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan pravalensi hipertensi di

Indonesia yang cukup tinggi. Hipertensi adalah suatu kondisi dimana

seseorang mengalami peningkatan denyut nadi di atas normal yang

menimbulkan pertaruhan kesialan dan kematian. (Wahab Pakaya et al.,

2020).

57
58

Seledri juga mengandung phthallides berfungsi untuk

membantu melemaskan otot – otot sekitar pembuluh darah arteri dan

membantu menormalkan penyempitan pembuluh darah arteri.

Phthallides dapat mereduksi hormone stress yang dapat meningkatkan

darah. Sebuah penelitian dapat mereduksi tekann pembuluh darah

hingga 12 – 14 % masyarakat cina tradisional sudah lama mnggunakan

seledri untuk menurunkan tekanan darah, karena seledri juga

mengandung apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah

penyempitan pembuluh darah dan darah tinggi. Didukung juga dalam

penelitian oleh ilmuan UCMC pada seorang sampel telah membuktikan

bahwa dengan memakan empat tangkai seledri setiap hari selama 1

minggu tekanan darahnya menurun dari 158/96 mmHg ke 118/82

mmHg .

Berdasarkan hasil analisis pada table 4.7 tekanan darah

sistolik dengan menggunakann uji Wilco×on, setelah dilakukan

pemberian rebusan air seledri didapatkn penurunan rata – rata

tekanan darah sistolik sebesar 120 mmHg dengan p value sebesar

0,000 (p<0,005). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh air

rebusan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi di desa petandakan wilayah kerja puskesmas

buleleng III.

Hasil dari penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian

58
59

yang dilakukan oleh Zahra di desa Nyatyono, Kec. Ungaran Barat,

Kab. Semarang, pada bulan agustus 2021 dengan jumlah sempel

yang digunakan pada penelitian ini yaitu 30 responden.

Unsur – unsur yang terdapat dalam seledri yang dapat

menuunkan tekanan darah adalah flavonoid,fitosterol,apigenin,apiin,

vitamin k, dan vitamin c yang dapat berperan pada efek diuretic dan

mempertahankan elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian

seledri memiliki peranan mekanisme dalam penurunan tekanan

darah(Luh et al., 2020) .

1. Flavoniod

flavonoid dapat menghalu penyakit degenerative.

Flavonoid dapat bertindak sebagai quencher atau penstabil

oksigen. Salah satu flavonoid yang berkhasiat seperti itu adalah

quercetin. Senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan dengan

melepaskan atau menyumbangkan ion hidogen kepada radikal

bebas peroksi agar menjadi lebih stabil. Aktivitas tersebut

menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL) yang

menyebabkan darah mengental, sehingga mencegah pengendapan

lemah pada dindinf pembuluh darah.

2. Apigenin

Apigenin yang terdapat di seledri sangat bermanfaat untuk

mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah

tinggi.

59
60

3. Vitamin K

Berfungsi membantu proses pembekuan darah. Vitamin K

berpotensi mencegah penyakit serius seperti jantung dan stroke

karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh

faktor- faktor seperti timbunan plak kalsium.

4. Apiin

Apiin bersifat diuretic yaitu membantu ginjal

mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh,

sehingga berkurangnya cairan dalam darah karena akan

menurunnya tekanan darah.

60
C. Keterbatasan Penelitian

Demikian hasil pembahasan dari penelitian yang dilakukan,

peneliti menyadari dalam penelitian ini masi banyak kekurangan yang

dimiliki oleh peneliti. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah

responden sedikit menghindari peneliti sehingga harus memberikan

edukasi dan menambah komunikasi terapeutik agar mereka mengerti dan

memudahkan berinteraksi dan etika dalam penelitian ini agar mendapat

kepercayaan responden.

61
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh Air Rebusan

Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi di Desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III”

didapatkan kesimpula sebagai berikut :

1. Rata – rata usia responden dalam penelitian ini adalah 61-80 tahun. usia

termuda 31 tahun dan usia tertua 80 tahun. jenis kelamin responden

dalam penelitian ini adalah, berjenis kelamin perempuan yaitu 30

responden (75.0 %) sedangkan 10 responden (25,0 %) lainnya berjenis

kelamin laki- laki.

2. Berdasarkan distribusi hasil sebelum dan sesudah diberikan air rebusan

daun seledri tekanan darah sebelum pemberian yaitu sebesar 140 mmHg

(47,5% ) dan minimum penderita Hipertensi paling rendah yaitu 160

mmHg (2,5 %) . sesudah pemberian air rebusan daun seledri tekanan

darah 120 mmHg (72,5 %) dan minimum 110 mmHg (12,5%).

3. Hasil Uji Wilco×on dapat di simpulkan bahwa ada Pengaruh Air

Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi di Desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas

Buleleng III.

56
63

B. Saran

1. Bagi institusi Pendidikan

Bagi insitusi Pendidikan STIKes Buleleng di harapan terus

mendukung dan menfasilitasi mahasiswa dalam mengikuti penelitian.

Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran

serta kemampuan dari peserta didik tentang pengaruh air rebusan daun

seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di

Desa petandakan wilayah kerja puskesmas buleleng III.

2. Bagi institusi Tempat Penelitian

Hal yang didapat dalam penelitian ini, diharapkan bis digunakan

sebagai pengembangan ilmu keperawatan secara non farmakologi yaitu

terapi komplemeter Air Rebusan Daun Seledri menjadi alternatif dalam

menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi dan meningkatkan

pelayanan Kesehatan khususnya pada penderita hipertensi.

3. Bagi peneliti

Hal yang di dapatkan penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan

sumber informasi tentang terapi kompelementer sebagai terapi alternatif

yang mudah dilakukan, serta aman efektif dan sebagai data tambahan

dalam penelitian keperawatan untuk mengembangkan peelitian

selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil yang didapat dari penelitian ini, diharapkan dapat

menambah wawasan baru dan sebagai data tambahan dalam penelitian

keperawatan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya dengan

jumlah sampel yang lebih besar dan metode yang lebih baik dalam ruang

lingkup yang sama.


64

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W., Oktafirnanda, Y., & Wardiah, W. (2018). Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Reproduktif di
Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa. Jurnal Bidan
Komunitas, 1(1), 48. https://doi.org/10.33085/jbk.v1i1.3927
Andini, R., Avianty, I., & Nasution, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di Puskemas Gang
Aut Kelurahan Paledang Kecamatanbogor Tengah Kota Bogor Tahun 2018.
Promotor, 2(1), 59. https://doi.org/10.32832/pro.v2i1.1790
Aviana ct, A. (2021). Optimalisasi Pemberdayaan Terapi Komplementer Sebagai
Upaya Pengendalian Masalah Hipertensi di Desa Paremono Kecamatan
Mungkid. 6(4), 543–547.
Badrujamaludin, A., Budiman, B., & Erisandi, T. D. (2020). Perbedaan air
rebusan daun seledri dan air rebusan daun salam terhadap penurunan
tekanan darah pada pra lansia dengan hipertensi primer. Holistik Jurnal
Kesehatan, 14(2), 177–186. https://doi.org/10.33024/hjk.v14i2.2541
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). Buleleng profil (Vol. 21, Issue 1).
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Budi S. Pikir. (2019). Manajemen Hipertensi (pp. 14–27p).
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, 2011 dalam
Nur Farah Aina Binti Faizal, 2018. (2020). Ekstrak Etanol Daun Seledri
(Apium graveolens L). In Kaos GL Dergisi (Vol. 8, Issue 75).
Fitri Tambunan, F., Nurmayni, Rapiq Rahayu, P., Sari, P., Indah Sari, S., Depkes,
Suling, F. R. W., Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W.
D., Yulianti, M., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie,
L., Widhani, A., Wijaya, E., … Kesehatan, D. (2021). Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia. In Buku (Vol. 8, Issue 2).
Huwae, G., Sumah, D., Lilipory, M., Jotlely, H., & Nindatu, M. (2021). Pengaruh
Pemberian Air Rebusan Daun Seledri (Apium graveolens) TERHADAP
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
PuskesmasKairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Biofaal Journal,
2(2), 64–74.
Isnainy, U. C. A. S., Wahyuni, M. S., & Hermawan, D. (2021). pemberian
rebusan daun seledri untuk menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi di kecamatan sekampung mudikdesa brawijaya. 4(4), 814–818.
65

Kemenkes RI 2020. (2020). Dinas Kesehatan Kabupaten Bulelelng 2020.


Kemenkes RI 2020, 100.
https://diskes.baliprov.go.id/download/profil-
kesehatan-buleleng-2021/
Laban et, al. (2019). LABAN.pdf ( l. P. Baryadi (ed.)).
Lazdia, W., Afdilatul Rahma, W., Sakinah Lubis, A., Sulastri, T., Studi Ilmu
Keperawatan, P., Kesehatan Masyarakat, I., & Email Corresponding, F. (2020).
Pengaruh Rebusan Daun Seledri Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita HipertensI. In Empowering Society Journal (Vol. 1, Issue 1).
Notoatmodjo, 2018. (n.d.). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Nurarif, & Kusuma. (2020). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia.
Poltekkes Jogja, 2011, 8–25.
Nursalam. (2018). Ilmu Keperawatan.
Rahmawati, Y., & Dwijayanto, A. (2022). Pendampingan Perpajakan Bagi Pelaku
UMKM Berbasis Syariah Melalui Edukasi Video Digital. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 8(1), 545. https://doi.org/10.29040/jiei.v8i1.4253
Suryarinilsih, Y., Fadriyanti, Y., & Kemenkes Padang, P. (2021). Rebusan Seledri
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Celery. Menara Ilmu,
15(2),134–140.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/2423
Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan Dan Edukasi Tentang
Penyakit Hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 119.
https://doi.org/10.30633/jas.v3i1.1069
Wahab Pakaya, A., Syamsuddin, F., Studi, P., & Keperawatan, I. (2020). Pengaruh
Pemberian Rebusandaun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasienhipertensi DiWilayah Kerja Puskesmas Talaga Jaya.
Carin, A. A., Sund, R. ., & Lahkar, B. K. (2018). Pengaruh Pemberian Air Rebusan
Daun Seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
(studi di Dusun Kemuning Desa Kemuning Kecamatan Tarik Sidoarjo).
Journal of Controlled Release, 11(2), 430–439.
Fatmawati, D., Rahmawati, I., & Sulistyawati, R. A. (2020). SURAKARTA Pengaruh
Pemberian Rebusan Daun Seledri terhadap Penurunan Mean Arterial Pressure
( MAP ) pada Penderita Hipertensi di Kadipiro Surakarta Program Studi
Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma
Husada Surakarta 2 ) ,.
K, F. A., Nur, H., & Humaerah, U. I. (2020). KARAKTERISTIK HIPERTENSI PADA
LANJUT USIA DI DESA BUKU ( CHARACTERISTICS OF HYPERTENSION
IN THE ELDERLY ). 5(2), 35–42.
Nurarif, & Kusuma. (2020). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia.
Poltekkes Jogja, 2011, 8–25.
Suryarinilsih, Y., Fadriyanti, Y., & Kemenkes Padang, P. (2021). Rebusan Seledri
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Celery. Menara Ilmu,
15(2), 134–140.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/2423
Wahab Pakaya, A., Syamsuddin, F., Studi, P., & Keperawatan, I. (2020). PENGARUH
66
PEMBERIAN REBUSANDAUN SELEDRI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PASIENHIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAGA
JAYA.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI

TAHUN 2022/2023

Oktober 2022 Desember 2022 Januari 2023 Februari 2 23 Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
Kegiatan Penyusunan Skripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembagian Pembimbing
Proses Pengajuan Judul
Proses Bimbingan Proposal
UJIAN PROPOSAL
Proses Perbaikan Proposal
Proses Penelitian
Proses Bimbingan hasil dan
pembahasan
UJIAN SKRIPSI
Proses Perbaikan Skripsi
Proses Pengumpulan Hard & Soft
Copy
Skripsi
Pengumpulan Nilai Mata Kuliah
SKRIPSI
Lampiran 2 : Pernyataan Keaslian Penulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Komang Irma Supriyanti

NIM 19089014026

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar

– benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplak maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Singaraja, 07 Agustus 2023

Yang Membuat Pertanyaan

Komang Irma Supriyanti

NIM. 19089014026
Lampiran 3 : Surat Permyataan Kesediaan Pembimbing
1

YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN SINGARAJA –


BALI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
INSTITUSI TERAKREDITASI B
ProgramStudi : D3 Kebidanan, S1 Kebidanan, S1 Keperawatan, S1 Farmasi,
ProfesiNers,dan Profesi Bidan
Office :Jln. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan Singaraja – Bali Telp/Fax (0362)
3435033Web : stikesbuleleng.ac.id email : stikesbuleleng

FORMULIR KESEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING SKRIPSI PROGRAM


STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES BULELENG

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ns. Made Yos Kresnayana, S.Kep.,M.Kep

Pangkat/Jabatan : Pembimbing Utama / Dosen


Dengan ini menyatakan kesediaan sebagai pembimbing
Utama Skripsi bagimahasiswa di bawah ini:
Nama : Komang Irma Supriyanti
NIM 19089014026
Semester : VIII (delapan)
Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan


sebagaimanamestinya.

Singaraja, 07 Agustus 2023


Pembimbing Skripsi

Ns. Made Yos Kresnayana, S.Kep.,M.Kep


NIP. 080469401
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Kesediaan Pembimbingan 2

FORMULIR KESEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING SKRIPSI PROGRAM

STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKES BULELENG

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ns. Qamariyah, S.kep., M.Si

Pangkat/Jabatan :Pembimbing Pendamping/Dosen

Dengan ini menyatakan kesediaan sebagai Pembimbing Pendamping Skripsi bagimahasiswa


dibawah ini :

Nama : Komang Irma Supriyanti

NIM 19089014026

Semester VIII

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Singaraja, 9 Maret 2023


Pembimbing Proposal

Ns. Qamariyah, S.kep., M.Si


NIP. 2008.0922.006
Lampiran 5 : Ijin Studi Pendahuluan di Puskesmas Buleleng III
Lampiran 6: Balasan Studi Pendahuluan di Puskesmas Buleleng III
Lampiran 7. Lembaran Infomed

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saara/Calon,

Responden Di –

Tempat

Dengan Hormat.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan STKes Buleleng.

Nama : Komang Irma

Supriyanti Nim :

19089014026

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan di PuskesmasBuleleng

III dengan berjudul “ Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Penderita Hiperetensi di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng

III Desa Petandakan”. Untuk kepentingan tersebut, maka peneliti mohon bantuan

agar klien bersedia dijadikan sampel penelitian.

Penelitian tidak akan menimbulkan akibat merugikan bagi saudara/ sebagai

responden. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk

kepentingan saudara/sebagai responden saya ucapkan terimakasih.

Singaraja,16 Februari 2023

Komang Irma Supriyanti


Lampiran 8. Surat Hasil Uji Etik

KEPK STIKes Buleleng


Jl. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan
Nomor : 371/EC-KEPK-SB/IV/2023
KETERANGAN LOLOS KAJI ETIK

Komite Etik Penelitian Kesehatan STIKes Buleleng dalam upaya melindungi hak asasi dan kesejahteraan
subyek penelitian kesehatan, telah mengkaji dengan teliti dan menyutujui protokol yang berjudul :

"Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi"
Nomor ID :KEPK3060423
Peneliti Utama:Komang Irma Supriyanti
Institusi :Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng dan telah menyetujui

protokol berikut informasi yang diberikan kepada calon subjek.

Bungkulan, 14 Juli 2023

Ketua KEPK STIKes Buleleng,


Ns. Kadek Yudi Aryawan, S.Kep., MSi
*Lolos Kaji Etik berlaku satu tahun dari tanggal pengesahan
**Peneliti berkewajiban

1. Menjaga kerahasiaan indentitas subjek penelitian


2. Memberikan status penelitian apabila
a. Setelah masa berlakunya keterangan lolos kaji etik, penelitian masih belum selesai, dalam hal
ini Lolos Kaji Etik harus diperpanjang
b. Penelitian berhenti ditengah jalan
3. Melaporkan kejadian serius yang tidak diinginkan
4. Peneliti tidak boleh melakukan tindakan apapun pada subjek sebelum protokol penelitian mendapat lolos kaji etik
dan sebelum memperoleh informed consent dari subjek penelitian
5. Menyampaikan laporan akhir, bila penelitian sudah selesai ke email kepkstikesbuleleng@gmail.com.
. Cantumkan nomor ID pada setiap komunikasi dengan KEPK STIKes Buleleng

Sertifikat ini diterbitkan melalui aplikasi Ecert KEPK STIKes Buleleng. Scan barcode untuk validasi sertifikat
Lampiran 8. Surat Hasil Uji Etik
Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan pengumpulan data
Lampiran 10. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian dari dinas Penanaman Modal
Lampiran 11. Surat Balasan Ijin Penelitian dan Pengumpulan Data
Lampiran 12. Surat Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Hipertensi di Desa Petandakan Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng
III”

Saya mengerti sepenuhnya resiko dan manfaat dari keikut sertaan saya
padapenelitian ini saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta
dalampenelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya
sangsiatau kehilangan hak-hak saya.

Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau
mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan dijawab serta dijelaskan secara
memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam penelitian ini
dengan menandatangani Surat Persetujuan Menjadi Responden.

Singaraja, 25 Mei 2023

Penulis Responden

(Komang Irma Supriyanti ) ( )


Lampiran 13. SOP Pemberian Air Rebusan Daun Seledri

Definisi Prmberian air rebusan daun seledri adalah tindakan


pemberian air rebusan daun seledri yang digunakanuntuk
mengontrol dan menurunkan tekanan darah.
Tujuan Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
Tahap Persiapan a. Persiapan
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentangprosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksankan.
4. Selama komunikasi menggunakan Bahasa yangjelas,
sistematis serta mudah dimengerti.
5. Klien /keluarga diberi kesempatan
bertanyauntuk klasifikasi.
6. Privasi klien selama kemudian dihargai.
7. Membuat kontrak ( waktu, tempat dan tindakanyang
akan dilakukan).
8. Posisikan klien duduk
9. Berikan waktu istirahat selama 5 menit
sebelumdiukur tekanan darah.
b. Persiapan alat dan bahan
1. Kompor
2. Panci
3. Air bersih 500 ml
4. Gelas
c. Persiapan Lingkungan Pastikan
kenyaman bagi klien

Tahap Kerja 1. Siapkan peralatan


2. Cuci tangan
3. Sediakan seledri sebanyak 100 gr lalu dicuci bersih.
4. Rebus seledri tersebut dengan 500 ml air hinggamenjadi
400 ml.
5. Tuangkan kedalam gelas masing – masing 200 ml.
6. Minum setiap pagi dan sore.
7. Diminum selama 7 hari secara teratur.
8. Ukur tekanan darah dihari ke 7 setelah meminum air rebusan
daun seledri
Tahap Terminasi 1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan
setelahdilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuanklien.

Tahap Dokumentasi Catat seluruh tindakan yang telah dilakukan.


LEMBAR OBSERVASI
AIR REBUSAN DAUN SELEDRI PADA
PENDERITA HIPERTENSI

Nama Inisial :
Tanggal Pengkajian :
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan Spygnomanome-ter dan stetoskop

1. Tekanan darah sebelum (Pre) pemberian air rebusan daun seledri


Hari/tanggal Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

2. Tekanan darah selama pemberian air rebusan daun seledri


Hari/tanggal Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

3. Tekanan darah sesudah (post) pemberian air rebusan daun seledri


Hari/Tanggal Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Lampiran 15. Master Tabel
No Inisial Kategori Usia Kategori Kategori Pre Post
JK Pendidikan Pekerjaan Test Test
1 Ny.N 1 72 1 1 140/60 120/80
2 Tn.S 2 69 1 5 150/60 130/60
3 Ny.S 1 64 2 4 130/80 120/80
4 Ny.K 1 69 2 3 140/60 120/60
5 Ny.B 1 80 5 4 130/80 120/60
6 Ny.K 1 67 1 4 130/60 120/80
7 Ny.L 1 61 1 5 140/60 120/80
8 Ny.S 1 64 2 3 130/60 120/60
9 Ny.D 1 53 2 3 140/60 120/60
10 Ny.S 1 53 3 4 150/80 130/60
11 Ny.W 1 58 3 3 130/60 120/80
12 Tn.C 2 42 5 4 140/60 120/60
13 Ny.S 1 61 3 3 130/80 130/60
14 Tn.B 2 70 1 5 140/80 120/80
15 Ny.B 1 45 4 2 130/80 120/60
16 Ny.R 2 70 3 2 140/80 120/60
17 Tn.P 1 49 1 1 140/80 120/80
18 Ny.P 1 52 5 4 130/80 110/80
19 Ny.M 2 51 3 3 140/80 120/60
20 Ny.N 1 75 2 3 130/80 120/60
21 Ny.K 1 51 5 4 150/60 120/60
22 Tn.S 1 64 1 1 140/60 120/60
23 Ny.G 1 80 2 3 130/80 110/80
24 Ny.G 2 67 2 3 140/80 120/60
25 Tn.W 1 66 5 1 150/60 130/40
26 Ny.S 1 52 1 3 140/60 120/60
27 Tn.M 2 73 2 1 140/60 110/80
28 Ny.P 1 70 1 3 130/80 120/60
29 Tn.L 2 62 5 1 130/60 130/60
30 Ny.S 1 40 2 3 140/80 120/60
31 Ny.S 2 78 3 5 130/60 130/60
32 Ny.S 1 63 1 2 130/60 120/60
33 Tn.A 1 67 5 1 160/80 120/40
34 Ny.L 1 70 4 2 140/80 110/60
35 Ny.S 2 73 3 3 140/80 120/60
36 Ny.K 1 49 1 5 140/80 130/60
37 Ny.S 1 52 2 3 140/60 120/60
38 Ny.K 1 69 3 1 130/60 120/60
39 Ny.C 1 56 2 3 140/60 120/60
40 Tn.D 1 67 1 5 150/60 120/60
Keterangan :

Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Pre Test & Post


Test
1 = 20-30 1= Perempuan 1= Buruh 1= SD 1= 110 mmHg
2 = 31-50 2= Laki -Laki 2= Wiraswasta 2= SMP 2= 120 mmHg
3 = 51-60 3= Pedagang 3= SMA 3= 130 mmHg
4 = 61-80 4= IRT 4= D3 4= 140 mmHg
5= Petani 5= Tidak Sekolah 5= 150 mmHg
6= 160 mmHg
Lampiran 15. Hasil Output SPSS

1. Statistics

usia jenis kelamin pekerjaan pendidikan


N Valid 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0
Mean 3.55 1.25 2.98 2.53
Median 4.00 1.00 3.00 2.00
Std. Deviation .714 .439 1.310 1.432
Minimum 2 1 1 1
Maximum 4 2 5 5

2. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 30 75.0 75.0 75.0


laki – laki 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sd 12 30.0 30.0 30.0
smp 11 27.5 27.5 57.5
sma 8 20.0 20.0 77.5
D3 2 5.0 5.0 82.5
Tidak 7 17.5 17.5 100.0
sekolah
Total 40 100.0 100.0
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 31 - 50 5 12.5 12.5 12.5
51 - 60 8 20.0 20.0 32.5
61 - 80 27 67.5 67.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

6.

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 130 / 40-80 mmHg 16 40.0 40.0 40.0


140 / 40-80 mmHg 19 47.5 47.5 87.5
150/ 40-80 mmHg 4 10.0 10.0 97.5
160 40-80 mmHg 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

7. Post-Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 110 /40-80 mmHg 5 12.5 12.5 12.5


120 40-80mmHg 29 72.5 72.5 85.0
130 40-80 mmHg 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
8. Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre .244 40 .000 .793 40 .000
Post .369 40 .000 .705 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction

9. Uji Wilcoxon

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post - pre Negative Ranks 39a 20.00 780.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 1c
Total 40
a. post < pre
b. post > pre
c. post = pre
Pre-post
Z -5.715b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 17. Rencana Anggaran

No. Kegiatan Jumlah Anggaran

1 Studi Pendahuluan 2 kali Rp. 35.000

2 Proses Bimbingan Proposal 11 kali Rp. 230.000

3 Ujian Proposal 1 kali Rp. 50.000

4 Perbaikan Proposal 1 kali Rp. 40.000

5 Proses Penelitian 8 kali Rp. 200.000

6 Proses Bimbingan Skripsi 4 kali Rp.150.000

7 Sidang Skripsi 1 kali Rp.150.000

8 Perbaikan Skripsi 1 kali Rp.50.000

9 Cetak Skripsi 1 kali Rp.250.000

Jumlah Total Rp. 1.155.000

Singaraja ,18 Juli 2023

Komang Irma Supriyanti


NIM. 19089014026
Lampiran 18. Biodata Penulis

YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN SINGARAJA – BALI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
INSTITUSI TERAKREDITASI B
Program Studi : D3 Kebidanan, S1 Kebidanan, S1 Keperawatan, S1 Farmasi, Profesi Ners, dan
Profesi Bidan Office : KAMPUS I Jln. Raya Air Sanih Km.11Bungkulan, Singaraja – Bali
Kampus II Jln. Raya Air Sanih Km. 3 Kubutambahan, Singaraja – BaliWeb :
stikesbuleleng.ac.id email : stikesbuleleng@gmail.com

BIODATA PENULIS

Nama : Komang Irma Supriyanti


NIM 19089014026
Program Studi : S1 Keperawatan
Angkatan 2019
TTL : Petandakan, 08 Agustus 2000
Nomor HP 081246750974
Email : irmay7975@gmail.com
Alamat : Desa Petandakan, Dusun Kawan
PTS : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng
Alamat : Jln. Raya Air Sanih Km.11 Bungkulan Singaraja

Judul Skripsi : Pengaruh Air Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Hipertensi di Desa Petandakan
Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III

Motto : Orang Yang Belajar Dari Kesalahan Adalah Orang

Yang Berani Sukses

Pesan :Jika kamu tidak dapat berhenti


memikirkannnya maka bekerja keraslah untuk
mendapatkannya
Kesan : Saya sangat Bangga bisa menempuh Pendididikan di
Stikes Buleleng tentunya tidak semua orang bisa
menempuh pendididikan disini. Sayamendapatkan banyak
pengalaman yang tidak terlupakan.

Anda mungkin juga menyukai