Anda di halaman 1dari 3

Topik : Kognitive Stimulation Therapy

Pertemuan : 12 Praktikum MK Kep Gerontik.


-------------------------------------------------------------

Kognitif Retraning merupakan salah satu teknik melatih kembali atau men-desian ulang


suatu rutinitas dengan tujuan untuk merangsang fungsi kognitif lansia.
Teknik ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan fungsi kognitif,
meningkatkan orientasi visio-spasial serta meningkatkan fungsi eksekutif bagi lansia. 
Kognitif Retraining ini dapat diaplikasikan melalui terapi-terapi yang mampu melatih stimulasi
kognitif pada lansia.

Ada beberapa jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Berikut 6 terapi
yang dapat diaplikasikan bagi lansia, keluarga dan pendamping lansia di era adaptasi
kebiasaan baru ini.
1.      Terapi Buku Harian (Diary)
Selama pandemi COVID-19, lansia yang tergolong sebagai kelompok rentan, disarankan
untuk tetap berada rumah. Tentunya hal ini akan menimbulkan kebosanan bagi lanjut usia.
Untuk mengurangi rasa bosan tersebut, lansia bisa melakukan kegiatan yang positif, salah
satunya adalah menulis buku harian. Terapi menulis buku harian ini, dilakukan dengan cara
mengingat kembali dan me-review kegiatan yang telah dilakukan, lalu menuliskannya di
sebuah buku. Hal-hal yang dapat ditulis di buku harian, bisa berupa kegiatan harian,
pengalaman semasa hidup, perasaan dan harapan selama pandemi COVID-19, serta
menuliskan refleksi atau hikmah dari pengalaman dan harapan tersebut. Dengan melatih
lansia membiasakan diri untuk menulis buku harian, dapat melatih daya ingat serta mengisi
waktu luang lansia selama adaptasi kebiasaan baru ini.
2.      Terapi Pohon Keluarga
Aktivitas membuat, menyusun dan mengembangkan struktur keluarga dengan merangkai
silsilah keluarga minimal 3 generasi, secara tidak langsung akan merangsang fungsi
kognitif dan mencegah disorientasi pada lansia. Membuat silsilah keluarga bersama lansia
melalui terapi pohon keluarga, dapat mempererat hubungan kekeluargaan sekaligus
melatih lansia melakukan kognitif retraining. Selain itu, mengenal silsilah keluarga yang
bersumber dari lansia, dapat memupuk nilai-nilai kehidupan yang telah diwariskan secara
turun-temurun.
3.      Terapi Teka Teki Silang
Terapi teka-teki silang merupakan suatu permainan mengisi kotak-kotak kosong, dibantu
dengan kata kunci dari sebuah huruf yang akan membentuk suatu kata yang didasarkan
pada petunjuk yang sudah tertera. Lansia yang sering mengisi teka-teki silang, memiliki
kemampuan kognitif baik serta memiliki wawasan yang luas.  Tak ayal, terapi teka-teki
silang ini kerap diaplikasikan pada lansia untuk membantu mengambat penurunan fungsi
kognitif, melatih kecerdasan emosional serta meningkatkan daya ingat untuk mengingat
nama, tempat, peristiwa serta perbendaharaan kata.
4.      Terapi Membuat Kartu Ucapan (Greeting Card)
Membuat kartu ucapan di momen penting dan berharga, dapat meningkatkan kreativitas
dan kognitif pada lansia. Merangkai kalimat yang dituliskan dalam kartu ucapan, dapat
melatih motorik halus serta mengaktifkan kerja otak dalam proses berfikir untuk mengolah
kalimat dan bahasa. Menambahkan tulisan dengan tinta berwana serta foto-foto yang
sesuai dengan momen penting, membantu mengasah kreativitas pada lansia. Apalagi jika
kegiatan ini dilakukan bersama dengan anak dan cucu di masa adaptasi kebiasaan baru
ini, bisa menghilangkan rasa bosan dan meningkatkan keberfungsian sosial pada lansia.
5.      Terapi Mencocokan Kartu (Matching Card)
Terapi mencocokan kartu dilakukan oleh dua orang. Bisa ditemani oleh suami/istri lansia,
keluarga atau pendamping lansia. Permainan ini sebetulnya hampir mirip seperti permainan
Onet yang bisa diunduh melalui gawai atau komputer. Hanya saja, permainan mencocokan
kartu bagi lansia ini, menggunakan sarana yang lebih sederhana. Alat yang digunakan
hanya berupa kartu yang berpasangan saja. Kartu ini dapat dibuat sendiri dengan
mengambil gambar-gambar dari internet. Cara memainkan permainan ini sangat mudah,
yaitu saat pendamping lansia sudah ada dalam posisi berhadap dengan lansia,
pendamping mulai untuk menata kartu yang bergambar dalam posisi tertutup. Selanjutnya,
minta lansia untuk membuka dua kartu sekaligus. Jika kartu yang dibuka tersebut terlihat 2
gambar yang sama langsung dibuka, namun jika kartu tidak sepasang maka langsung
ditutup kembali. Lansia harus membuka kartu sampai semua kartu terlihat berpasangan.
Terapi mencocokan kartu ini bermanfaat untuk memberikan stimulus indra penglihatan
pada lanjut usia serta melatih daya ingat dan memori pada lansia.
6.      Terapi Senam Otak (Brain Gym)
Terapi senam otak atau lebih dikenal dengan istilah brain gym, merupakan latihan gerak
yang dilakukan dengan sederhana untuk memudahkan dalam kegiatan belajar. Senam otak
ini bermanfaat untuk menstimulasi fungsi kerja otak, melatih daya ingat serta
menumbuhkan rasa bahagia pada saat melakukannya. Sudah banyak terapi senam otak
yang diperagakan oleh tenaga profesional dan mengunggahnya ke media sosial. Apabila
lansia ingin melatih fungsi kognitifnya melalui terapi senam otak, dapat menirukan dan
mempraktikannya dengan melihat tayangan di media sosial. Sehingga melatih fungsi
kognitif dengan terapi senam otak di kondisi adaptasi kebiasaan baru ini, bukan lagi
menjadi sesuatu kendala.

Anda mungkin juga menyukai