Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM ANTI HIPERTENSI

Disusun oleh:

Putri Amalia Indah

010116A002

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Senam Kesehatan

Sub Pokok Bahasan : Senam Anti Hipertensi

Penyaji : Putri Amalia Indah

Hari/Tanggal : Senin, 7 april 2019

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

A. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat memahami
tentang senam anti hipertensi

2. Tujuan khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan peserta dapat :
a. Menyebutkan kembali manfaat senam anti hipertensi
b. Mempraktekkan senam anti hipertensi

B. Materi
Terlampir
1) Pengertian hipertensi
2) Pengertian senam anti hipertensi
3) Manfaat senam anti hipertensi
4) Cara melakukan senam anti hipertensi
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Lembar balik
4. Leftleat
D. Sasaran
Ny.A dan Keluarga
E. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta Waktu
1 Tahap pembukaan - Menjawab salam 5 menit
- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan - Memperhatikan
diri
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan kontrak
waktu

2 Tahap pelaksanaan - Mendengarkan dan 20 menit


- Menjelaskan tentang memperhatikan
manfaat senam anti - Mendegarkan dan
hipertensi memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mengikuti senam anti
cara melakukan hipertensi
senam anti hipertensi
- Mendemonstrasikan
senam anti hipertensi
- Memberi
reinforcement positif
3 Tahap penutup - Ikut menyimpulkan materi 5 menit
- Bersama peserta - Menjawab salam
menyimpulkan
materi yang
disampaikan
- Mengevaluasi materi
yang telah diberikan
- Menutup dan
memberi salam

F. Evaluasi
1. Evaluasi proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
- Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
dengan tertib dan kooperatif
2. Evaluasi hasil
Peserta mampu :
- Menyebutkan manfaat senam anti hipertensi
- Mengingat gerakan senam anti hipertensi
Lampiran Materi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif
kardiovaskuler yang paling banyak di alami oleh lansia dan belum dapat
diketahui dengan pasti penyebabnya. Penatalaksanaan hipertensi pada
lansia selain dengan farmakologi dapat pula dilakukan dengan non
farmakologi seperti senam hipertensi.
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung
yang berkontraksi seperti pompa, untuk mendorong agar darah terus
mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah ini
diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi, serta
hambatan dalam dinding pembuluh darah. Tekanan darah dibagi menjadi
dua, yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Angka lebih tinggi yang
diperoleh pada saat jantung berkontraksi disebut tekanan darah
sistolik.Angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah ditulis sebagai tekanan
sistolik garis miring tekanan diastolik .
Hipertensi Adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan
morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukan fase darah yang sedang di pompa oleh jantung dan fase
diastolik 90mmHg menujukan fase darah yang kembali kejantung.
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang sering
terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, tekanan sistolik
150-155 mmHg dianggap masih normal pada lansia.

B. Pengertian Senam Anti Hipertensi


Senam adalah sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan
dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun
secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai spiritual.
Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan
senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang
dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, dan koordinasi serta kontrol tubuh.
Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong jantung
bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan kebutuhan
energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya dapat
meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan volume sekuncup
yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan
tekanan darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri meningkat
akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf simpatis
menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung
menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena
menurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan
resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Sherwood, 2005).
Senam anti hipertensi adalah salah satu senam yang bermanfaat
untuk membantu mengurangi resiko terjadinya stroke pada seseorang yang
menderita penyakit diebetes dan hipertensi.

C. Manfaat
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
2. Mempermudah untuk menyesuikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan
3. Melestarikan peredaran darah dan meregangkan otot kaku pada
lansia hipertensi.
4. Meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot
dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung.
5. Dapat menurunkan tekanan darah baik sistol maupun diastol
D. Cara melakukan senam anti hipertensi
Cara melakukan senam anti hipertensi ini yaitu lansia diaharapkan
menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu, meminum air bening
sebelum dan sesudah melakukan senam, adapun gerakan senam anti
hipertensi terdiri dari gerakan pemanasan, gerakan inti dan pendinginan,
berikut adalah gerakannya:
1. Jalan ditempat selama 8x
2. Tepuk tangan 4x8
3. Tepuk jari 4x8
4. Tepuk jalin tangan 4x8
5. Silang ibu jari 4x8
6. Adu sisi kelingking 2x8
7. Adu sisi telunjuk 2x8
8. Ketok pergelangan 2x8
9. Ketok nadi 2x8
10. Tekan jari-jari 2x8
11. Buka dan mengepal 2x8
12. Menepuk punggung tangan 4x8
13. Menepuk lengan dan bahu 4x8
14. Menepuk pinggang 2x8
15. Menepuk paha 4x8
16. Menepuk samping betis 2x8
17. Jongkok berdiri 2x8
18. Menepuk perut 2x8
19. Kaki jinjit 2x8
DAFTAR PUSTAKA

Jane, F. (2003). Asisten Keperawatan ; Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,


Jakarta : EGC

Maryam, Siti.2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba


Medika

Sherwood, L., 2005, Fisiologi kedokteran:dari Sel ke Sistem, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai