Disusun Oleh:
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S..Kep)
Disusun Oleh:
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tiada hentinya kupanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa dengan terselesainya Skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua
Terima kasih yang tak terhingga atas doa, support, cinta, dan kasih
sayangnya selama ini. Terima kasih karena papa dan mama tidak pernah
Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada sahabat dan teman-teman
vii
KATA PENGANTAR
Kaluku Bodoa Kota Makassar ” ini dengan baik. Shalawat serta salam
pintu pencerahan dan peradaban serta jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu
Wa Taala.
yang telah memberikan doa dan dukungannya yang tiada henti serta memberikan
sendiri, melainkan dari bantuan, bimbingan, motivasi dan semangat serta doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
viii
1. H. Sumardin Makka, SKM.,M.Kes, Selaku Ketua Yayasan STIKes
3. drg. Clara Jansz, selaku Kepala Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar
motivasi yang tiada henti dan juga memfasilitasi hingga selesainya penyusunan
skripsi ini.
selalu memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi yang tiada henti dan
9. Ns. Evi Lusiana, S.Kep.,M.Kep, selaku penguji dua yang telah memberikan
10. Dosen di Prodi S1 Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
selama proses studi serta segenap staf Akademik Tata Usaha di STIKes
11. Teman angkatan 2017 (1N7EKS1) yang telah memberikan semangat dan
12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu persatu atas bantuan
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu masukan yang berupa
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat membantu.
Semoga skripsi bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak yang terkait.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
1. Definisi......................................................................................... 21
2. Prosedur Pembentukan Perilaku .................................................. 23
3. Bentuk Perilaku............................................................................ 24
4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku .......................................... 24
5. Perilaku Kesehatan ...................................................................... 25
D. Tinjauan Pustaka Tentang Pengetahuan .......................................... 28
1. Pengertian Pengetahuan ............................................................... 28
2. Fungsi Pengetahuan ..................................................................... 28
3. Tingkatan Pengetahuan ................................................................ 29
4. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan .................................... 30
D. Hubungan Antar Variabel ............................................................... 32
1. Hubungan Perilaku Ibu dalam Penerapan PHBS dengan Kejadian
Stunting Pada Balita usia 3-5
tahun………………………………………………………...…. 32
2. Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Penerapan PHBS dengan
Kejadian Stunting Pada Balita usia 3-5
tahun………………………………………………………...…. 33
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual....................................................................... 36
B. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 37
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................. 38
B. Populasi, Sampel dan Sampling....................................................... 38
C. Variabel Penelitian ........................................................................... 41
D. Definisi Operasional ........................................................................ 42
E. Tempat Penelitian ............................................................................ 44
F. Waktu Penelitian ............................................................................. 44
G. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 44
H. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 46
I. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 48
J. Teknik Analisa Data ....................................................................... 50
K. Etika Penelitian ................................................................................ 51
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 53
B. Pembahasan .................................................................................... 62
xii
C. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 76
D. Implikasi Keperawatan .................................................................... 77
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin dan tinggi badan
balita di puskesmas kaluku bodoa kota makassar ................................................ 48
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi perilaku ibu dalam penerapan PHBS ................... 49
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi perilaku ibu dalam penerapan 10 indikator PHBS
............................................................................................................................... 50
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di
puskesmas kaluku bodoa kota makassar .............................................................. 53
Tabel 5.7 Perilaku ibu dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada
balita usia 3-5 tahun di puskesmas kaluku bodoa kota makassar ........................ 54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan Perilaku ibu dalam penerapan PHBS
dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
Kota Makassar
xv
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
xvi
LAMPIRAN
Lampiran 1. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Pada Anak Umur 0-60
bulan
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting merupakan masalah gizi yang dialami oleh balita didunia saat
terdapat tiga jenis permasalahan gizi pada balita, salah satunya yaitu stunting.
paling kritis secara global karena berdasarkan tingkat global menunjukan lebih
dari 2 juta terjadinya kematian pada balita diseluruh dunia yang disebabkan
oleh stunting. Secara global pada tahun 2018 prevalensi stunting terjadi pada
kurang lebih 149 juta anak dibawah usia lima tahun atau sekitar 21,9%. Pada
tahun 2018 Data prevalensi anak balita stunting berdasarkan World Health
Asian Region setelah timor leste (50,5%), india (38,4%) dan Indonesia 36,4%
pada tahun 2018 di Indonesia menunjukan bahwa 29,9% anak di bawah usia 24
bulan mengalami stunting. Angka tersebut terbilang lebih rendah dari tahun
belum mencapai target WHO yang dibawah dari 20% (UNICEF, 2020).
Pada tahun 2010 sebesar 36,8% dan meningkat menjadi 40,9% pada tahun
pencegahan masih terus berjalan agar menunjukkan hasil sesuai yang ingin
Bodoa hasil yang menunjukan 197 balita dengan kejadian stunting atau sekitar
4.9% dari data tersebut mencakup 82 balita stunting dengan usia 3-5 tahun,
suatu kondisi tinggi badan yang tidak sesuai dibandingkan dengan usianya
kondisi tersebut terjadi karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama sehingga menyebabkan masalah kurang gizi kronis. Dampak dari stunting
terkena penyakit. Kejadian stunting dapat disebabkan oleh faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit infeksi dan asupan
makanan baik asupan makanan pada ibu saat hamil dan asupan makananpada
balita itu sendiri. Sedangkan faktor tidak langsung yang meliputi kurangnya
pengetahuan ibu, penerapan pola asuh yang tidak sesuai, sanitasi yang buruk
bersih, air yang terjaga kebersihannya, lantai rumah yang bersih dan kebersihan
air bersih untuk kebutuhan sehari-hari berperan dengan minimnya risiko anak
terkena penyakit kurang gizi (Lynawati, 2020). Masalah gizi yang kurang
bukan hanya ditangani dengan memperbaiki asupan nutrisi saja tetapi bisa
dicegah dengan masalah jangka panjang dan bersifat kronis salah satunya
upaya pencegahan yang berperan penting. Untuk itu dalam upaya penanganan
sanitasi yang buruk dapat dimulai dengan menerapkan Perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) agar menjadi langkah awal penanganan kesehatan bagi ibu
pertama 1000 hari kehidupan yang terkandung pada keputusan presiden nomor
kualitas kesehatan baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial (Dinas
tubuh yang rendah sehingga rentan terkena serangan infeksi kuman dan
penyakit lainnya jika tidak bersih dan terawat dalam menjaga kesehatan. Hal
keterkaitan dengan perilaku ibu yang berperan dalam pola pengasuhan balita.
masa yang akan datang sehingga begitu penting perilaku ibu dalam mengetahui
dan memahami cara untuk menerapkan PHBS dengan baik. Perilaku ibu yang
baik tentang penerapan PHBS memiliki peluang yang baik bagi kualitas
Selain itu hasil observasi lingkungan sekitar wilayah kerja Puskesmas Kaluku
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun
c. Bagi Masyarakat
dapat mengubah perilaku dan pengetahuan kurang baik ibu sebagai salah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Stunting
pendek adalah kondisi yang menunjukan balita dengan panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Pada kondisi stunting
diukur berdasarkan tinggi atau panjang badan yang mendapatkan hasil atau
anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlihat pendek di usianya. Kondisi dimana bayi masih dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir dapat tergambarkan
kekurangan gizi terjadi pada kondisi tersebut. Namun, saat bayi memasuki
2019).
2. Klasifikasi Stunting
tubuh yang dimana berdasarkan tingkat umur dan juga tingkat gizi. Pada
panjang badan menurut umur atau tinggi badan menurut umur (TB/U)
3. Ciri-ciri Stunting
pendek atau stunting dapat diketahui jika seorang balita telah diukur
panjang atau tinggi badannya, maka akan dibandingkan dengan standar dan
Anak yang termasuk dalam stunting atau tidaknya itu tergantung pada hasil
sebelumnya. Jadi tidak hanya dengan diperkirakan atau hanya ditebak tanpa
melakukan pengukuran. Selain tubuh pendek yang menjadi salah satu ciri
a. Pertumbuhan melambat
e. Pubertas terlambat
f. Saat memasuki usia 8-10 tahun kontak matanya kurang dengan orang
4. Penyebab Stunting
hubungan antara sumber air bersih yang terlindung dengan yang tidak
terlindung, yang dimana air termasuk salah satu kebutuhan penting untuk
keberlangsungan hidup. Sumber air yang terlindung dapat berupa air tanah
seperti sumur dalam,dangkal dan mata air. Sumber air yang tidak terjaga
disebabkan pada empat kategori besar yaitu; faktor rumah tangga dan
tambahan. Pada faktor rumah tangga dan keluarga terdapat pembagian lagi
yaitu faktor maternal atau faktor ibu dan faktor lingkungan rumah. Faktor
yang kurang, ibu dengan tinggi badan yang rendah, kelahiran preterm,
infeksi. Faktor lingkungan rumah berupa sanitasi yang buruk, air yang tidak
bersih, perawatan kesehatan yang kurang, aktivitas dan stimulus anak yang
tidak adekuat, kurangnya edukasi pengasuh, gizi makanan yang tidak sesuai
2) 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak memperoleh ASI eksklusif
12
3) Pada usia 0-24 bulan dengan kisaran 2 dari 3 anak tidak diberikan
Natal Care (ANC), post natal dan penyediaan informasi kesehatan dini
yang bermutu:
terbilang cukup
yang bersih
13
5. Dampak Stunting
lebih banyak dalam hal pendidikan dan pekerjaan pada sisa hidup mereka
(Achadi, 2016).
depan yang masih panjang sehingga apabila balita yang mengalami stunting
akan lebih rentan terkena penyakit degeneratif dan perkembangan otak akan
Selain itu stunting bukan hanya menimbulkan dampak buruk bagi balita
Usia 0–2 tahun atau usia dibawah tiga tahun (batita) merupakan
karena pada masa tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Periode
1000 hari pertama atau disebut juga sebagai periode emas (window of
opportunities) yang dimana pada masa janin sampai anak memasuki usia 2
tahun proses tumbuh-kembang terjadi dengan cepat dan hal ini tidak terjadi
pada kelompok anak usia lain. Gagal tumbuh pada periode ini akan
mempengaruhi status gizi dan kesehatan pada usia dewasa sehingga perlu
selama kehamilan
c. Pemenuhan gizi
f.Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi hingga usia 6
bulan
15
berikut:
a. Mengurangi dan mencegah berat badan lahir rendah, kurang gizi, dan
bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku
2019)
diri sendiri, keluarga atau ruang lingkup rumah tangga dan bagi lingkungan
sekitar.
keinginan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta
1) Anggota keluarga menjadi sehat dan sistem imun menjadi lebih baik.
hidup bersih dan sehat baik itu individu, keluarga maupun lingkungan
18
kesehatan yang lebih baik, terutama untuk ibu dan calon ibu yang harus
dalam menjalani pola hidup sehat yang lebih baik, selain memiliki tujuan
adapun manfaat PHBS yang didapatkan seperti tidak mudah terkena infeksi,
dan apabila rajin mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan serta
rajin membersihkan tubuh si anak setelah bermain maka hal tersebut akan
2019).
(wirahaditama, 2018)
keselamatan ibu dan calon bayi dapat diutamakan, tenaga kesehatan yang
terlibat seperti bidan, perawat, dokter maupun tenaga kesehatan lain yang
Bayi dengan usia 0-6 bulan sebaiknya diberikan ASI eksklusif agar
asupan gizinya terpenuhi dan pemberian ASI tersebut tanpa makanan dan
minuman tambahan
berat badan hanya dilakukan setiap dua bulan sekali dan tiga bulan
penyakit
Salah satu rumah dengan bebas jentik merupakan rumah tangga yang
Mencuci tangan dengan air yang tidak bersih dan tanpa menggunakan
Apabila aktivitas fisik dibiasakan untuk mengisi waktu luang maka hal
Buah dan sayur memiliki berbagai kandungan vitamin dan mineral yang
penggunaan air bersih dalam kegiatan didalam rumah tangga dan persalinan
maupun tidak langsung. Hal tersebut berarti bahwa perilaku terjadi jika
terdapat suatu hal yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi atau yang
diharapkan.
dari segi pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga akan diperoleh adanya
22
a. Pengetahuan
yang terjadi apabila telah melibatkan panca indra terhadap suatu objek
yang berkaitan dari hal yang ingin diketahui. Seseorang tidak bisa
masalah yang dihadapi, jika tanpa adanya dasar pada kedua hal tersebut
b. Sikap
suatu objek yang dituju. Sikap sifatnya evaluatif terhadap suatu nilai
yang berkaitan dengan objek yang diyakini. Sikap belum termasuk suatu
23
c. Tindakan (Aksi)
karena adanya niat sehingga munculah langkah baru atau suatu perbuatan
individu maka perlu diwujudkan suatu kondisi tertentu yang disebut juga
berupa adanya reward atau hadiah bagi suatu perilaku yang ingin
dibentuk nantinya.
dapat disusun dengan urutan yang sesuai agar lebih terarah pada perilaku
hadiah.
24
pembentukan pribadi.
3. Bentuk Perilaku
a. Bentuk pasif adalah respon yang bersumber dari internal artinya respon
yang terjadi dalam diri individu dan tidak dapat langsung dilihat oleh
orang lain, seperti tanggapan atau sikap batin, berpikir dan pengetahuan.
b. Bentuk aktif adalah respon yang bisa dikatakan jelas sehingga dapat
over behavior.
kelamin, status dan umur. Faktor ini terdapat dalam diri individu:
1) Pengetahuan
2) Keyakinan
25
3) Nilai, dan
4) Sikap
5. Perilaku Kesehatan
yang meliputi:
merespon rasa sakit yang dialami dalam dirinya maupun diluar. Dalam
sikap dan persepsi terhadap penyakit maupun rasa sakit. Adapun respon
aktif berupa tindakan yang berupa upaya dalam mencari tahu segala
pengetahuan.
individu yang telah sembuh dari suatu penyakit maka individu tersebut
maupun modern.
dikonsumsi.
apakah seseorang:
kesehatan
d. Model transteoritik
f. Difusi inovasi
itu sendiri. Menurut Sunaryo (2006) seperti dikutip dalam (Madjid, 2017)
to change)
1. Definisi
yang terjadi apabila telah melibatkan panca indra terhadap suatu objek yang
berkaitan dari hal yang ingin diketahui. Seseorang tidak bisa mengambil
dihadapi, jika tanpa adanya dasar pada kedua hal tersebut seperti dikutip
mengandalkan dan memakai nalar dan pancra indra untuk mengetahui suatu
media.
29
2. Fungsi Pengetahuan
3. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
maupun berbagai rangsangan yang sudah diterima dan terkait suatu hal
tahu terkait apa yang telah dipelajari yaitu : menguraikan, menelaah atau
memaparkan tentang suatu objek yang telah diketahui secara aktual dan
cara menginterpretasi objek tersebut secara benar. Suatu objek yang telah
dan dapat digunakan sebagai materi untuk diterapkan pada suatu kondisi
namun tidak keluar dari suatu organisasi yang terstruktur sehingga masih
melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu objek atau materi dari
penilaian yang telah diberikan didasarkan pada kriteria atau standar yang
telah ada.
31
berikut:
satu kebutuhan dapat dipenuhi dengan adanya tingkah laku pada masing-
masing manusia.
d. Pengalaman, segala sesuatu yang telah dirasakan dan dilalui dari suatu
umurnya berada dibawah garis normal yaitu kurang dari -2 standar deviasi
ibu saat hamil, mengalami penyakit infeksi, dan asupan nutrisi pada si
balita, lain halnya dengan faktor tidak langsung yang disebabkan oleh
berbagai aspek. Salah satu penyebab stunting pada faktor tidak langsung
yang dimana berpengaruh pada kebersihan dan kualitas air yang digunakan,
jamban yang bersih dan kebiasaan cuci tangan dengan menggunakan air
bersih dan sabun (Alfadhila Khairil Sinatrya & Lailatul Muniroh, 2019).
bersih dan sehat ibu yang tidak bersih juga, begitupun sebaliknya perilaku
hidup bersih dan sehat ibu yang baik dapat menjadi upaya dalam
dan sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga, namun terdapat beberapa
pengetahuan ibu tentang kebiasaan cuci tangan kurang baik memiliki risiko
stunting pada balitanya sebesar 0,12 kali lebih tinggi. Penelitian Apriani et
pelaksanaan PHBS dengan kejadian stunting pada baduta. Selain itu pada
mengambil peran paling besar adalah seorang ibu, dalam hal tersebut pola
oleh sikap dan pengetahuan, pengetahuan yang dinilai baik atau sesuai akan
pengetahuan ibu dalam pola asuh balita erat kaitannya dengan kejadian
ibu terkait gizi membantu dalam mempengaruhi status gizi pada balita
makanan, kandungan dari asupan gizi, pentingnya perilaku hidup bersih dan
minimalisasikan pada pengetahuan ibu yang baik dan sesuai agar dapat
Faktor perilaku yang termasuk dalam pola asuh menjadi salah satu faktor
pentingnya PHBS. Apabila dari kedua faktor tersebut tidak saling sejalan
maka akan berpengaruh terhadap fase akhir yaitu penerapan PHBS itu
sendiri.
bahwa ibu dengan pengetahuan yang rendah memiliki risiko balitanya untuk
35
rendah.
36
BAB III
A. Kerangka Konseptual
Perilaku dan
Pengetahuan ibu Kejadian stunting
dalam penerapan pada balita usia
PHBS 3-5 tahun
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel dependen
37
B. Hipotesis Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan baik untuk memperoleh tujuan dari penelitian yang dilakukan (Putra,
2016). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi dalam hal ini
1. Populasi
terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
ibu yang memiliki balita stunting usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku
2. Sampel
cakupan populasi besar dan peneliti tidak mampu dalam meninjau semua
yang terdapat pada populasi maka peneliti dapat memakai sampel dengan
alasan adanya keterbatasan tenaga, waktu, dana dan apa yang dipelajari
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
n = 68
yang akan diambil dari populasi adalah 68. Namun, tidak menutup
Untuk itu adapun kriteria sampel yang terdapat pada penelitian sebagai
berikut:
1. Kriteria Inklusi
b. Ibu yang tinggal serumah dengan balita stunting usia 3-5 tahun
2. Kriteria Eksklusi
3. Teknik Sampling
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah
C. Variabel Penelitian
sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri dan ukuran yang dimiliki atau
menjadi:
D. Definisi Operasional
yang
optimal.
uan ibu
kurang
baik jika
mendapat
kan nilai
1-6
berdasarkan /U
antropometr
i dan
kemudian
akan
dibandingka
n dengan
nilai baku
rujukan
WHO
E. Tempat Penelitian
F. Waktu Penelitian
peneliti dalam proses pemberian batas kuantitatif dan kualitatif pada variabel
terkait perilaku ibu dalam penerapan PHBS terdiri dari 2 bagian dengan jumlah
a. Sangat sering :4
b. Sering :3
45
c. Jarang :2
d. Tidak Pernah :1
10 x 4 = 40
10 x 1 = 10
multiple choice berisi 12 pertanyaan, untuk jawaban yang benar diberi skor 1
Dari nilai yang diperoleh responden, maka akan disesuaikan dengan penilaian:
Alat ukur atau instrumen stunting pada balita yang dimana pada
penelitian ini untuk mengetahui terkait kategori pendek dan sangat pendek
valid dan reliabel sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
validitas dan reliabilitas di lakukan pada bulan Juni 2021, Kuesioner yang
diujivaliditas dan reliabilitasnya yaitu perilaku ibu dalam penerapan PHBS dan
1. Uji Validitas
membandingkan antara skor nilai setiap item pertanyaan dengan skor total
besar dari r tabel atau pertanyaan dikatakan valid jika skor variabel
mana saja yang valid. Kuesioner perilaku ibu dalam penerapan PHBS dan
pengetahuan ibu dalam PHBS yang digunakan di katakan valid jika r hitung
2. Uji Reliabilitas
gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018). Uji
reliabilitas ini dilakukan usai hasil uji validitas dinyatakan valid, pada
nilai r hasil yang merupakan nilai alpha cronbach dengan r tabel. Dasar dari
jika nilai r alpha lebih besar dari r tabel (Hastono, 2007). Kuesioner tersebut
yang sudah dilakukan didapatkan nilai cronbach alpa hasilnya 0,764 jadi
membandingkan nilai r hasil yang merupakan nilai split half dengan r tabel.
dikatakan reliabel jika nilai r split half lebih besar dari r tabel (Hastono,
tersebut reliabilitas.
a. Data primer
dan pekerjaan.
b. Data sekunder
melalui buku laporan yang ada di Puskesmas Kaluku Bodoa, data yang
49
diperoleh meliputi data prevalensi stunting pada balita usia 3-5 tahun di
2. Pengolahan data
Hasil yang didapatkan dari wawancara atau angket yang didapatkan dan
Jika terdapat data ataupun informasi yang kurang lengkap dan tidak
dikeluarkan (dropout).
b. Coding
c. Scoring
selanjutnya dihitung.
1. Analisis Univariat
sentral, distribusi frekuensi dan nilai sebar dari variabel. (Hasmi, 2016)
2. Analisis Bivariat
Adapun jenis uji yang digunakan dapat berupa uji hubungan, uji perbedaan
dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5
(SPSS) versi 21.0. Sedangkan uji data menggunakan uji chi square yang
yang dilakukan pada dua variabel, dimana skala kedua data variabel adalah
ordinal. (Hasmi,2016)
J. Etika Penelitian
melibatkan sesama manusia sebagai objek dari penelitian juga tidak terlepas
permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini di Puskesmas
1. Informed Consent
3. Kerahasiaan
BAB V
A. Hasil Penelitian
pada bulan juli 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan
penelitian ini dilakukan pada ibu yang mempunyai balita stunting usia 3-5
kuesioner yaitu tentang perilaku ibu dalam penerapan PHBS dan pengetahuan
ibu dalam PHBS yang dimana data diperoleh dengan cara mengisi kuesioner
yang disebarkan oleh peneliti kepada responden. Adapun instrumen lain yaitu
nilai Z-score dalam hal ini untuk mengkategorikan stunting pada balita usia 3-5
yang berlokasi di jalan Butta Caddi. Wilayah kerja puskesmas kaluku bodoa
terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan bunga eja baru, pannampu, lembo,
penduduk di wilayah kerja puskesmas kaluku bodoa pada tahun 2020 adalah
2. Data Umum
frekuensi berdasarkan usia, yang dimana usia tertingi yaitu 26-35 tahun
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin dan tinggi
badan balita di Puskesmas Kaluku Bodoa
Karakteristik Responden Frekuensi (ƒ) Persentase (%)
Usia
36-40 bulan 34 50,0
41-45 bulan 18 26,5
46-50 bulan 11 16,2
51-55 bulan 2 2,9
56-60 bulan 3 4,4
Total 68 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 37 54,4
Perempuan 31 45,6
Total 68 100
Tinggi Badan
75-80 cm 11 16,2
81-85 cm 25 36,8
86-90 cm 23 33,8
91-95 cm 7 10,3
96-100 cm 2 2,9
Total 68 100
Sumber: Data Primer Juli 2021
frekuensi berdasarkan usia balita dengan usia tertinggi yaitu 36-40 bulan
56
3. Data Khusus
a. Analisis Univariat
dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku
yaitu baik dan kurang baik yang dapat dilihat pada tabel 5.3
Indikator
pemberantasan
nyamuk dilakukan
setiap seminggu sekali 7 10,3
Baik 61 89,7
Kurang baik
Total 68 100
Indikator
mengkonsumsi buah
dan sayur setiap hari
Baik 31 45,6
Kurang baik 37 54,4
Total 68 100
Indikator melakukan
aktivitas fisik/olahraga
Baik 8 11,8
Kurang baik 60 88,2
Total 68 100
Indikator tidak
merokok di dalam
rumah 32 47,1
Baik 36 52,9
Kurang baik
Total 68 100
Sumber: Data Primer Juli 2021
BAB dan BAK menggunakan jamban yang sehat dan bersih sebanyak 48
(70,6%) responden.
responden.
menjadi 2 kategori yaitu baik dan kurang baik yang dapat dilihat pada
tabel 5.5
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita usia 3-5
tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
Kejadian stunting pada Frekuensi (ƒ) Persentase (%)
balita usia 3-5 tahun
Pendek 22 32,4
Sangat pendek 46 67,6
Total 68 100
Sumber: Data Primer Juli 2021
b. Analisis Bivariat
Tabel 5.7 Perilaku ibu dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting
pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
n % n % n %
Baik 12 52,2 11 47,8 23 100,0 0.012
penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di
n % n % n %
Baik 14 48,3 15 51,7 29 100,0 0.016
pendek.
62
penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di
B. Pembahasan
ini sesuai dengan tabel data umum tingkat pendidikan dengan perilaku ibu
pengetahuan yang lebih luas dan semakin mudah untuk menerapkan PHBS
bermakna dalam menurunkan risiko kejadian stunting pada balita. PHBS ibu
dengan balita usia 3-5 tahun terdiri dari 10 indikator yaitu persalinan
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, bayi
BAB dan BAK menggunakan jamban yang bersih dan sehat, pemberantasan
jentik nyamuk, buah dan sayur dikonsumsi setiap hari, meluagkan waktu
rumah.
BAB dan BAK menggunakan jamban yang sehat dan bersih sebanyak 48
hasil wawancara dengan salah satu responden pada hari pertama penelitian
agar ibu dan bayi bisa selamat selain itu tersedianya air bersih sehingga
memeriksakan kesehatan dan meninjau tinggi badan dan berat badan balita.
masyarakat setempat.
mengetahui arti dari PHBS, indikator apa saja yang termasuk serta siapa
saja yang berperan dalam pelaksaanaan PHBS. Selain itu pada poin
65
merokok, hal tersebut erat kaitannya dengan pengetahuan ibu yang kurang
pada kondisi apa saja sehingga dari beberapa hal tersebut membuat
usia individu yang semakin bertambah maka akan berkembang pula pola
akan semakin membaik. Namun sesuai denan usia responden yang mengisi
pendamping ASI sebaiknya diberikan pada balita usia berapa. Selain itu
mengambil peran paling besar adalah seorang ibu, dalam hal tersebut pola
oleh sikap dan pengetahuan, pengetahuan yang dinilai baik atau sesuai akan
pengetahuan ibu dalam pola asuh balita erat kaitannya dengan kejadian
ibu terkait gizi membantu dalam mempengaruhi status gizi pada balita
makanan, kandungan dari asupan gizi, pentingnya perilaku hidup bersih dan
minimalisasikan pada pengetahuan ibu yang baik dan sesuai agar dapat
bahwa ibu dengan pengetahuan yang rendah memiliki risiko balitanya untuk
rendah.
67
3. Kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
Kota Makassar
kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun dengan kategori pendek
balita.
penyebab stunting disebabakan oleh faktor multi dimensi. Dalam hal ini
pada penentuan 1000 HPK (1000 hari pertama kehidupan) yaitu yang paling
perilaku ibu yang baik dalam masalah kesehatan dan gizi yang baik, selain
penting diterapkan terutama setelah keluar dari kamar mandi dan sebelum
satu penyebab diare maupun penyakit infeksi lainnya yang menjadi salah
memiliki risiko stunting pada balitanya sebesar 0,12 kali lebih tinggi. Yang
pendamping ASI (MPASI) yang bergizi dan berperan penting dalam proses
pertumbuhan balita. Buah dan sayur memiliki kandungan gizi baik bagi
zat besi berperan penting dalam mencegah kekurangan zat besi dan
buah dan sayur pada anak berpengaruh pada gangguan pertumbuhan balita.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Issn et al., (2019)
terendah yaitu konsumsi buah dan sayur setiap hari yang merupakan upaya
bersifat toksik pada balita. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang
stunting pada balita antara lain sanitasi lingkungan, perilaku (salah satunya
berdasarkan hasil karakteristik usia ibu yang mendominasi yaitu usia 26-35
dapat terbentuk perilaku yang baik pula dalam merawat dan mengetahui
masalah kesehatan yang terjadi pada balita dikarenakan usia ibu juga
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada perilaku yang baik pada
bahwa usia ibu yang terlalu tua (>35 tahun) terdapat hubungan yang
70
signifikan dengan kejadian stunting serta berisiko 4 kali lebih tinggi dalam
mempunyai keturunan stunting. Selain itu didapatkan ibu dengan usia <20
bahwa ibu dengan usia yang belum matang memiliki pertumbuhan fisik
memperolah nutrisi antara ibu dan janin dalam masa kandungan. Hal
BBLR dan bertubuh pendek. Apabila selama 2 tahun pertama tidak nampak
perubahan tinggi badan maka anak akan menjadi pendek. Selain itu dari sisi
psikologis ibu akan memiliki pola pikir yang belum cukul pula sehingga
pola asuh ibu dengan perilaku yang kurang baik dalam merawat serta
yang tinggi akan memudahkan seorang ibu untuk menyerap informasi dan
Namun ibu dengan tingkat penididikan yang rendah akan berpengaruh pada
berdampak pada status gizi anak. Hal tersebut berpengaruh karena seorang
pola asuh serta dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah mempunyai
yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 65
penelitian, ibu yang tidak bekerja memiliki waktu terutama di pagi hari
yang dimiliki ibu adanya kesinambungan dimana ibu yang bekerja dapat
keluarga yang tidak bisa memenuhi asupan gizi yang optimal. Adapun
72
memiliki balita stunting dengan kategori pendek yang dimana hal tersebut
didapatkan terbanyak pada usia 36-40 bulan. Usia balita merupakan masa
masa tersebut balita memerlukan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah
dan kualitas yang lebih banyak. Hal tersebut menunjukkan kejadian stunting
lebih banyak terjadi pada balita dengan usia tersebut dikarenakan perilaku
ibu yang kurang baik dalam menerapkan 10 indikator PHBS yang dimana
kesehatan yang dapat mengganggu asupan nutrisi pada anak. Selain itu
didapatkan kejadian stunting sedikitnya pada balita usia 51-55 bulan dimana
pada usia tersebut juga balita seharusnya mengalami masa pertumbuhan dan
orang tua terutama ibu yang berperan penting dalam pola asuh anak. Sesuai
dengan hasil kuesioner yang diisi oleh responden kejadian stunting pada
balita dengan usia tersebut didapatkan dengan kategori sangat pendek hal
dalam Kristianti (2018) menjelaskan bahwa bayi yang berjenis kelamin laki-
dengan bayi perempuan pada usia 6-12 bulan (Medhin dalam Anisa, 2012).
lebih tinggi terjadi pada balita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar
2013).
stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota
Makassar
Tabel 5.7 menunjukkan hasil uji chi square perilaku ibu dalam
penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun yang
dari nilai-nilai yang diperlihatkan oleh seseorang. Perilaku yang baik dapat
74
terwujud dari pengetahuan yang tinggi serta sikap yang baik. Sama halnya
maupun tindakan yang dilakukan, dalam hal ini perilaku ibu dalam
dapat tercapainya tumbuh kembang yang baik. Namun apabila ibu dengan
perilaku yang kurang baik dalam perawatan pada anak dapat menyebabkan
masalah kesehatan salah satunya kurang baik dalam penerapan PHBS yang
menjadi penyebab faktor tidak langsung dari permasalahan gizi pada balita
satunya faktor yang muncul dalam diri seseorang yakni jenis kelamin,
status, usia dan tingkat pendidikan. Sehingga ibu dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan lebih luas hal tersebut dapat
dibentuk pada perilaku ibu yang baik khusunya dalam penerapan PHBS
hubungan perilaku ibu dalam PHBS dengan kejadian stunting pada balita
Dari pembahasan berdasarkan hasil uji chi square dan diperkuat oleh
ada hubungan perilaku ibu dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting
pada balita usia 3-5 tahun, dikarenakan adanya perilaku ibu yang baik
yang kurang sehingga dapat tergambarkan perilaku yang kurang baik dalam
stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota
Makassar
Faktor perilaku yang termasuk dalam pola asuh menjadi salah satu faktor
pentingnya PHBS. Apabila dari kedua faktor tersebut tidak saling sejalan
maka akan berpengaruh terhadap fase akhir yaitu penerapan PHBS itu
sendiri.
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Wulandari & Muniroh, (2020)
Dari pembahasan berdasarkan hasil uji chi square dan diperkuat oleh
stunting pada balita usia 3-5 tahun, dikarenakan adanya pengetahuan ibu
77
yang baik namun balitanya dengan kategori sangat pendek yang dimana
tatanan rumah tangga. Selain itu responden yang tidak pernah mencari tahu
C. Keterbatasan Penelitian
2. Dalam situasi pandemi covid-19 saat ini serta adanya aturan oleh pemerintah
3. Jumlah sampel yang di dapat hanya 68 responden yang dimana belum cukup
seharusnya
PHBS yang baik dan dampak stunting sehingga angka kejadian stunting pada
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di
1. Perilaku ibu dalam penerapan PHBS mayoritas kurang baik yaitu sebanyak
3. Kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di puskesmas kaluku bodoa
stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota
Makassar yang dibuktikan dengan uji chi square dengan tingkat kemaknaan
kejadian stunting pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa
81
Kota Makassar yang dibuktikan dengan uji chi square dengan tingkat
B. Saran
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat baik itu keluarga maupun orang tua terutama ibu
kejadian stunting pada balita yang salah satu penyebabnya perilaku ibu
pada balita agar orang tua terutama ibu lebih mengetahui faktor lain
penyebab stunting.
82
DAFTAR PUSTAKA
Adriany, F., Hayana, H., Nurhapipa, N., Septiani, W., & Sari, N. P. (2021).
Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Pengetahuan dengan Kejadian Stunting
pada Balita di Wilayah Puskesmas Rambah. Jurnal Kesehatan Global, 4(1),
17–25. https://doi.org/10.33085/jkg.v4i1.4767
Alfadhila Khairil Sinatrya, & Lailatul Muniroh. (2019). Hubungan Faktor Water,
Sanitation, and Hygiene (WASH) dengan Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso . Amerta Nutrition, 3(3), 164–
170. https://doi.org/10.2473/amnt.v3i3.2019.164-170
Apriani, L., Gizi, J., Masyarakat, K., & Semarang, U. (2018). Hubungan
Karakteristik Ibu, Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (Phbs) Dengan Kejadian Stunting (Studi Kasus Pada
Baduta 6 - 23 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang Sawit Kota
Surakarta). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(4), 198–205.
Cahyani, D., Listyarini, A. D., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Utama, C. (2019).
BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA UNDAAN KIDUL
LATAR BELAKANG Stunting merupakan suatu kondisi dimana kurang gizi
kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu
yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai denga.
Prosiding HEFA, 36–43.
Dinas Kesehatan Prof Sul-Sel. (2018). Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas
Kesehatan. Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi
Selatan.
Fadilah, S. N. N., Ningtyias, F. W., & Sulistiyani. (2019). Faktor Genetika, Pola
Asuh dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai Faktor Risiko
Stunting pada Balita. In Digital Repository Universitas Jember.
http://repository.unimus.ac.id/411/
83
Hasan, A., & Kadarusman, H. (2019). Akses ke Sarana Sanitasi Dasar sebagai
Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan. Jurnal
Kesehatan, 10(3), 413. https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1451
Hasmi. (2016). Metode Penelitian Kesehatan. Jayapura : In Media.
Hastono, Susanto Priyo. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Ibrahim, I. A., & Faramita, R. (2015). Al - Sihah : Public Health Science Journal
Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Anak
Usia 24 - 59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota Makassar
Tahun 2014. 7.
Issn, L., Pengetahuan, H., Praktik, S. D. A. N., Hidup, P., Dan, B., Orangtua, S.,
Amahorseja, A. R., Suryanegara, W., Eka, B., Wija, U., Kedokteran, F., &
Kristen, U. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Orang Tua Balita Terhadap Kejadian Stunting.
Jurnal Ilmiah Widya, 6.
Sulasmi, I., Dewi. S, A. C., & Karmila, M. (2019). Analisis Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat(Phbs) Terhadap Kemampuan Motorik Anak Usia Dini Di Pos
Paud Al Masyithoh Plamongansari. Paudia : Jurnal Penelitian Dalam
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2), 85–95.
https://doi.org/10.26877/paudia.v7i2.3271
Teja, M. (2019). Stunting Balita Indonesia Dan Penanggulangannya. Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI, XI(22), 13–18.
Zubaidi, Humairoh Abdul Kadir. (2021). Tinggi Badan Dan Perilaku Merokok
Orang Tua Berpotensi Terjadinya Stunting Pada Balita. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional
85
86
LAMPIRAN
Tinggi Badan(cm)
Umur
(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1SD +2S +3SD
D
24* 76.0 79.3 82.5 85.7 88.9 92.2 95.4
25 76.8 80.0 83.3 86.6 89.9 93.1 96.4
26 77.5 80.8 84.1 87.4 90.8 94.1 97.4
27 78.1 81.5 84.9 88.3 91.7 95.0 98.4
28 78.8 82.2 85.7 89.1 92.5 96.0 99.4
29 79.5 82.9 86.4 89.9 93.4 96.9 100.3
30 80.1 83.6 87.1 90.7 94.2 97.7 101.3
31 80.7 84.3 87.9 91.4 95.0 98.6 102.2
32 81.3 84.9 88.6 92.2 95.8 99.4 103.1
33 81.9 85.6 89.3 92.9 96.6 100.3 103.9
34 82.5 86.2 89.9 93.6 97.4 101.1 104.8
35 83.1 86.8 90.6 94.4 98.1 101.9 105.6
36 83.6 87.4 91.2 95.1 98.9 102.7 106.5
37 84.2 88.0 91.9 95.7 99.6 103.4 107.3
38 84.7 88.6 92.5 96.4 100.3 104.2 108.1
39 85.3 89.2 93.1 97.1 101.0 105.0 108.9
40 85.8 89.8 93.8 97.7 101.7 105.7 109.7
41 86.3 90.4 94.4 98.4 102.4 106.4 110.5
42 86.8 90.9 95.0 99.0 103.1 107.2 111.2
43 87.4 91.5 95.6 99.7 103.8 107.9 112.0
90
SURAT PERMOHONAN
Nim : 17.01.002
dan pengetahuan ibu dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting pada balita
usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar”. Penelitian yang akan
saya lakukan tidak akan menimbulkan suatu hal yang merugikan bagi ibu yang
dan hanya digunakan untuk kepentingan dalam penelitian ini. Apabila ibu tidak
bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman bagi ibu maupun keluarga.
Apabila ibu bersedia menjadi responden, maka saya mohon kesediaannya untuk
Hormat saya,
NIM 17.01.002
92
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi serta penjelasan pada lembar kesediaan
NIM : 17.01.002
Saya memahami bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak merugikan ataupun
menimbulkan suatu hal yang berbahaya bagi saya maupun keluarga saya, maka
Makassar,……………2021
(………………………….)
Petunjuk pengisian: Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia
keterangan:
SS : Jika pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan
S : Jika pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan
J : Jika pernyataan tersebut “Jarang” anda lakukan
TP : Jika pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan
Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan teliti setiap poin pertanyaan dibawah ini!
b. Terdapat beberapa pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan
c. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kebiasaan yang diterapkan
I. Pengetahuan
1. Kepanjangan PHBS?
a. Perilaku hidup bersih dansehat
b. Perilaku mencegahsakit
c. Perilaku mencegah penyakit
Correlations
Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 Total
** ** ** ** ** **
Pearson 1 ,536 ,584 ,808 ,764 ,470 ,266 ,152 ,183 ,124 ,767
Correlation
X01 Sig. (2- ,002 ,001 ,000 ,000 ,009 ,155 ,422 ,334 ,513 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * **
Pearson ,536 1 ,341 ,538 ,500 ,371 ,034 ,173 ,138 ,149 ,594
Correlation
X02 Sig. (2- ,002 ,065 ,002 ,005 ,043 ,858 ,362 ,468 ,432 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** **
Pearson ,584 ,341 1 ,434 ,351 ,351 ,502 ,196 ,249 - ,714
Correlation ,038
X03 Sig. (2- ,001 ,065 ,017 ,057 ,057 ,005 ,300 ,184 ,842 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * ** ** **
Pearson ,808 ,538 ,434 1 ,908 ,710 ,086 ,041 ,067 ,083 ,673
Correlation
X04 Sig. (2- ,000 ,002 ,017 ,000 ,000 ,650 ,830 ,725 ,661 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
Pearson ,764 ,500 ,351 ,908 1 ,787 -,030 -,066 ,084 ,068 ,601
Correlation
X05 Sig. (2- ,000 ,005 ,057 ,000 ,000 ,875 ,728 ,658 ,723 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** **
Pearson ,470 ,371 ,351 ,710 ,787 1 -,030 -,066 -,036 ,068 ,488
Correlation
X06 Sig. (2- ,009 ,043 ,057 ,000 ,000 ,875 ,728 ,850 ,723 ,006
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** **
Pearson ,266 ,034 ,502 ,086 -,030 -,030 1 ,382 ,604 ,296 ,644
X07
Correlation
101
Sig. (2- ,155 ,858 ,005 ,650 ,875 ,875 ,037 ,000 ,113 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson ,152 ,173 ,196 ,041 -,066 -,066 ,382 1 ,262 ,140 ,430
Correlation
X08 Sig. (2- ,422 ,362 ,300 ,830 ,728 ,728 ,037 ,162 ,461 ,018
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
Pearson ,183 ,138 ,249 ,067 ,084 -,036 ,604 ,262 1 ,229 ,545
Correlation
X09 Sig. (2- ,334 ,468 ,184 ,725 ,658 ,850 ,000 ,162 ,223 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson ,124 ,149 -,038 ,083 ,068 ,068 ,296 ,140 ,229 1 ,396
Correlation
X10 Sig. (2- ,513 ,432 ,842 ,661 ,723 ,723 ,113 ,461 ,223 ,030
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** ** * ** *
Pearson ,767 ,594 ,714 ,673 ,601 ,488 ,644 ,430 ,545 ,396 1
Correlation
Total Sig. (2- ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,018 ,002 ,030
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Reliability
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,764 10
102
Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal1 Soal1 Skortot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 al
* **
1 ,665 -,050 ,261 ,222 ,312 ,312 ,005 ,202 ,321 ,247 ,564
Pearson *
Correlatio
n
Soal1
Sig. (2- ,000 ,794 ,164 ,239 ,094 ,094 ,978 ,285 ,083 ,188 ,001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* **
,665 1 ,144 ,196 ,279 ,259 ,259 ,200 ,134 ,126 ,191 ,553
Pearson *
Correlatio
n
Soal2
Sig. (2- ,000 ,448 ,298 ,136 ,167 ,167 ,289 ,481 ,508 ,312 ,002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * *
-,050 ,144 1 ,009 ,321 ,247 ,386 ,472 ,067 -,050 ,027 ,403
Pearson *
Correlatio
n
Soal3
Sig. (2- ,794 ,448 ,962 ,083 ,189 ,035 ,008 ,724 ,794 ,885 ,027
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
,261 ,196 ,009 1 ,144 ,120 ,120 ,042 ,267 ,126 ,191 ,400
Pearson
Correlatio
n
Soal4
Sig. (2- ,164 ,298 ,962 ,448 ,527 ,527 ,825 ,153 ,508 ,312 ,028
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
103
* * **
,222 ,279 ,321 ,144 1 ,386 ,665 ,313 ,202 ,222 ,302 ,645
Pearson *
Correlatio
n
Soal5
Sig. (2- ,239 ,136 ,083 ,448 ,035 ,000 ,092 ,285 ,239 ,105 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * **
,312 ,259 ,247 ,120 ,386 1 ,713 ,093 ,346 ,172 ,226 ,618
Pearson *
Correlatio
n
Soal6
Sig. (2- ,094 ,167 ,189 ,527 ,035 ,000 ,626 ,061 ,363 ,230 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * **
,312 ,259 ,386 ,120 ,665 ,713 1 ,093 ,069 ,172 ,226 ,641
Pearson * *
Correlatio
n
Soal7
Sig. (2- ,094 ,167 ,035 ,527 ,000 ,000 ,626 ,716 ,363 ,230 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
,005 ,200 ,472 ,042 ,313 ,093 ,093 1 ,236 ,164 ,290 ,447
Pearson *
Correlatio
n
Soal8
Sig. (2- ,978 ,289 ,008 ,825 ,092 ,626 ,626 ,208 ,385 ,121 ,013
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
,202 ,134 ,067 ,267 ,202 ,346 ,069 ,236 1 ,740 ,816 ,654
Pearson
Correlatio
n
Soal9
Sig. (2- ,285 ,481 ,724 ,153 ,285 ,061 ,716 ,208 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
104
* ** **
,321 ,126 -,050 ,126 ,222 ,172 ,172 ,164 ,740 1 ,934 ,630
Pearson *
Correlatio
n
Soal10
Sig. (2- ,083 ,508 ,794 ,508 ,239 ,363 ,363 ,385 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** **
,247 ,191 ,027 ,191 ,302 ,226 ,226 ,290 ,816 ,934 1 ,712
Pearson *
Correlatio
n
Soal11
Sig. (2- ,188 ,312 ,885 ,312 ,105 ,230 ,230 ,121 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * * * * * * ** **
,564 ,553 ,403 ,400 ,645 ,618 ,641 ,447 ,654 ,630 ,712 1
Pearson * * * * * *
Correlatio
Skortot n
al
Sig. (2- ,001 ,002 ,027 ,028 ,000 ,000 ,000 ,013 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Reliability
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Value ,647
Part 1 a
N of Items 6
Cronbach's Alpha
Value ,758
Part 2 b
N of Items 5
105
Total N of Items 11
Correlation Between Forms ,535
Equal Length ,697
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,698
Guttman Split-Half Coefficient ,696
106
Lampiran 7. Tabulasi Skor variabel perilaku dan pengetahuan ibu dalam penerapan PHBS
23 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 37
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
25 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 20
26 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 27
27 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 20
28 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 20
29 4 3 3 4 3 3 1 2 1 3 27
30 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 20
31 3 3 1 3 3 3 1 3 2 3 25
32 3 3 3 3 2 1 1 2 1 1 20
33 3 2 3 3 2 2 1 2 1 1 20
34 3 3 2 4 4 4 1 2 2 3 28
35 4 4 4 4 2 3 1 3 1 4 30
36 3 2 2 3 2 3 1 2 1 1 20
37 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 20
38 3 3 4 4 2 4 1 4 1 2 28
39 2 3 2 3 2 3 1 2 1 1 20
40 2 3 2 3 2 3 1 2 1 1 20
41 3 3 3 4 4 4 1 3 2 3 30
42 3 2 3 3 2 2 1 2 1 1 20
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
44 3 3 2 3 2 2 1 2 1 1 20
45 3 3 3 3 2 3 1 3 1 3 25
46 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 25
47 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 27
108
48 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 20
49 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 24
50 3 3 3 3 2 3 1 2 1 3 24
51 4 4 4 4 2 3 1 2 1 3 28
52 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 28
53 3 2 3 3 2 3 1 3 3 1 24
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
55 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 25
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37
57 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 25
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38
59 3 2 3 3 3 3 1 3 1 2 24
60 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 24
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
62 3 2 3 3 3 3 1 3 1 3 25
63 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 24
64 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 29
65 3 3 2 3 2 3 1 2 1 3 23
66 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 34
67 3 2 3 2 2 3 2 3 1 3 24
68 3 3 2 3 3 3 1 3 2 1 24
109
No. P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5
2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 7
3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8
4 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4
5 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8
6 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 7
7 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 7
8 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6
9 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6
10 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 9
11 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
12 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6
13 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
15 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4
16 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 7
17 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4
18 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9
19 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
20 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
21 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 8
22 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
23 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7
24 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8
110
25 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6
26 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5
27 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4
28 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 8
29 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
30 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 8
31 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
32 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7
33 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
34 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
35 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
36 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 4
37 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
38 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
39 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
40 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6
41 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10
42 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8
44 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3
45 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7
46 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
47 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 9
48 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
49 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6
111
50 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8
51 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
52 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5
53 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 9
54 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5
55 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
56 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7
57 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
58 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 8
59 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6
60 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4
61 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6
62 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 8
63 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6
64 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6
65 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
66 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7
67 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5
68 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7
112
Frequencies
Statistics
Valid 68 68 68 68
N
Missing 0 0 0 0
Usia
Pendidikan_Terakhir
Pekerjaan
Penghasilan
Statistics
Valid 68 68 68
N
Missing 0 0 0
Usia
Jenis_Kelamin
Tinggi_Badan
Statistics
Perilaku
Valid 68
N
Missing 0
Perilaku
Indikator BAB dan BAK menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Pengetahuan
Kejadian Stunting
Perilaku dan pengetahuan ibu dalam penerapan PHBS dengan kejadian stunting
pada balita usia 3-5 tahun di Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Count 12 11 23
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,44.
b. Computed only for a 2x2 table
118
Crosstabs
Cases
Kategori_Stunting Total
Count 14 15 29
Baik
Expected Count 9.4 19.6 29.0
Pengetahuan
Count 8 31 39
Kurang Baik
Expected Count 12.6 26.4 39.0
Count 22 46 68
Total
Expected Count 22.0 46.0 68.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.858 1 .016
b
Continuity Correction 4.658 1 .031
Likelihood Ratio 5.865 1 .015
Fisher's Exact Test .020 .016
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,38.
b. Computed only for a 2x2 table
119