Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL DAN SKENARIO ROLEPLAY

DISCHARGE PLANNING

Di Susun Oleh :

PROGAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020
Jalan Jabon Km.6 Mojokerto Telp/Fax. (0321)3902032
www.stikes.ppni.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya – Nya, sehingga dapat terselesaikan penulisan makalah ini dengan
judul “ Makalah Dan Skenario Roleplay Discharge Planning”.
Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Windu Santoso M.Kep, selaku Dosen pembimbing Managemen
2. Teman-teman yang ikut serta dalam membantu menyelesaikan makalah
ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Mojokerto, Januari 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
1.3 TUJUAN....................................................................................................2
BAB 2 : LANDASAN TEORI
2.1 DEFINISI...................................................................................................3
2.2 TUJUAN....................................................................................................3
2.3MANFAAT..................................................................................................4
2.4 PRINSIP – PRINSIP.................................................................................4
2.5. JENIS.........................................................................................................5
2.6 HAL – HAL YANG HARUS DIKETAHUI PASIEN SEBELUM
PULANG...................................................................................................6
2.7FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...................................6
2.8ALUR DISCHARGE PLANNING.............................................................8
2.9 PROSES DISCHARGE PLANNING.......................................................9
2.10FORMAT DISCHARGE PLANNING.....................................................11
BAB 3 : DISCHARGE PLANNING
3.1 TRIGGER CASE.......................................................................................14
3.2 PENGKAJIAN..........................................................................................14
3.3 ANALISA DATA......................................................................................20
3.4 INTERVENSI, IMPLEMENTASI, & EVALUASI..................................21
3.5 SKENARIO................................................................................................28
BAB 4 : PENUTUP
4.1 KESIMPULAN..........................................................................................37
4.2 SARAN......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................38

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang
terkait dengan rentang ners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan yang berkelanjutan yang artinya keperawatan yang selalu
dibutuhkan pasien di mana pun pasien berada. Rentang keperawatan kontinu
(continum of care) adalah integrasi sistem keperawatan yang berfokus pada
pasien terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan yang membimbing,
mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chesca, 1982).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
pasien yang dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim
kesehatan, keluarga, pasien, dan orang yang penting bagi pasien. (Nursalam.
2014).
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah
hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada
waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang. Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
ners di rumah. Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, di mana
peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan di
rumah, konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi
tidak dibantu dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan
sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor, sering kali
diterima kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam, dan kemudian pulang
kembali. (Nursalam. 2014).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Discharge Planning?
Apa saja tujuan discharge planning?
Apa saja manfaat discharge planning?
Apa saja prinsip – prinsip discharge planning?
Apa saja hal – hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang?
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi discharge planning?
Bagaimana alur dari discharge planning?
Bagaimana proses discharge planning?
Bagaimana format discharge planning?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Umum
Mengetahui tentang Discharge Planning
1.3.2 Khusus
Mengetahui tentang tujuan discharge planning?
Mengetahui tentang manfaat discharge planning?
Mengetahui tentang prinsip – prinsip discharge planning?
Mengetahui tentang hal – hal yang harus diketahui pasien sebelum
pulang?
Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi discharge planning?
Mengetahui alur dari discharge planning?
Mengetahui tentang proses discharge planning?
Mengetahui tentang format discharge planning?

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses
yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri di rumah.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat
perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Swenberg, 2000).
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan
dapat dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah. (Nursalam.
2014).
2.2 TUJUAN
Tujuan perencanaan pulang menurut Nursalam (2014), adalah:
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain

1
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanan pulang
bertujuan untuk:
1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan,
pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka
kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit; dan
2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan
dengan keperawatan dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

2.3 MANFAAT
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut
(Nursalam, 2002, 2007, 2011).
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat penjaran selama di
rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas keperawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
rumah. (Nursalam. 2014).

2.4 PRINSIP – PRINSIP


1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.

2
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan. (Nursalam. 2014).

2.5 JENIS – JENIS


Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut:
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali maka prosedur keperawatan dapat dilakukan
kembali.
3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan
keperawatan puskesmas terdekat.

3
2.6 HAL – HAL YANG HARUS DIKETAHUI PASIEN SEBELUM
PULANG
1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien
sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan. (Nursalam. 2014).

2.7 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Ada beberapa faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang, adalah
sebagai berikut:
1. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan
keperawatan yang diperlukan
2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan
mereka memberi asuhan
4. Bantuan yang diperlukan pasien
5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan, minum,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari
bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi, serta sekolah.
6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat
7. Sumber finansial dan pekerjaan
8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat.
9. Kebutuhan keperawatan dan supervisi di rumah. (Nursalam. 2014).

4
Beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum
pasien diperbolehkan pulang antara lain sebagai berikut:
1. Pendidikan kesehatan
Diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi dan
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang keperawatan
postlaparatomi. Pendidikan kesehatan terkait dengan keperawatan
postoperatif yang perlu diberikan pada pasien dengan postlaparatomi
meliputi (Long, 1996; Nursalam. 2014):
a. Kontrol (waktu dan tempat);
b. Lanjutan keperawatan(luka operasi, pemasangan gif, dan tindakan
lainnya);
c. Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi;
d. Aktivitas dan istirahat, kontrol;
e. Aktivitas dan istirahat, kontrol;
2. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke lingkungan keluarga
dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah
sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.
3. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara keperawatan komunitas atau praktik mandiri keperawatan dengan
rumah sakit, sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
(Nursalam. 2014).

5
2.8 ALUR DISCHARGE PLANNING

Ket:
1. Tugas Keperawatan Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet.
c. Memberikan konseling.
d. Memberikan pendidikan kesehatan.
e. Menyediakan format discharge planning.
f. Mendokumentasikan discharge planning.
2. Tugas Keperawatan Associate
a. Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan
diakhiri ners).

6
2.9 PROSES DISCHARGE PLANNING
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis,
sosial, budaya, dan ekonomi. Perry & Potter (2006) membagi proses
discharge planning atas tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan
berkelanjutan. Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha
discharge planning. Pada fase transisional, kebutuhanpelayanan akut selalu
terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin berkurang, pasien mulai
dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan kebutuhan perawatan masa
depan. Pada fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan
berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan.
Perry & Potter (2006) menyusun format dischargeplanning sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005).
Menurut Slevin (1986) pengkajian discharge planning berfokus pada 4
area yang potensial, yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status
fungsional, kebutuhan healtheducation dan konseling.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan
keluarga. Yaitu mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem
(hal yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan
METHOD yaitu :
a. Medication (obat). Pasien sebaiknya mengetahuiobat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.

7
b. Environment (lingkungan). Lingkungan tempatpasien akan pulang
dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya.
c. Treatment (pengobatan). Perawat harusmemastikan bahwa pengobatan
dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan
anggota keluarga.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan). Pasienyang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan,
termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient Referal. Klien sebaiknya mengenalpelayanan dari rumah
sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan
yang kontinu.
f. Diet Pasien. Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya
dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana
pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus
didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang
(dischargesummary). Intruksi tertulis diberikan kepada
pasien.Demontrasi ulang harus memuaskan, pasien dan pemberi
perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat
yang digunakan dirumah.
5. Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses dischargeplanning. Perencanaan
dan penyerahan harus ditelitidengan cermat untuk menjamin kualitas dan
pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam variabel:
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan

8
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan.

2.10 FORMAT DISCHARGE PLANNING

9
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
DISCHARGE PLANNING
1. No. Reg :
Diisi sesuai nomer register pasien.

2. Nama:
Diisi sesuai nama pasien.

3. Jenis kelamin:
Diisi laki laki/perempuan

4. Tanggal MRS:
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosis MRS:
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis.
6. Tanggal MRS:
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter.
7. Diagnosis KRS:
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien
diperbolehkan pulang.
8. Dipulangkan dari RS dengan keadaan:
Diisi berdasar kondisi pasien pulang.
9. Tanggal/tempat kontrol:
Diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien kontrol.
10. Lanjutan keperawatan di rumah:
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang
(keperawatan luka, gif, dan lain-lain).
11. Aturan diet:
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya:
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya.
13. Aktivitas dan istirahat:
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya di rumah.

10
14. Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG):
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
15. Lain-lain:
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal: obat obat yang di-
stop/dihentikan. (Nursalam. 2014).

11
BAB 3
DISCHARGE PLANNING
3.1 TRIGER CASE
Pasien mengatakan pada tanggal 20 September 2019, pasien mengeluh batuk
berdahak, demam +4 hari, nafsu makan menurun kemudian pasien dibawa ke
Puskesmas dan kemudian dirujuk ke RS Kamar Medika pada tanggal 24-
September-2016 jam 19.50 dalam keadaan lemas, batuk berdahak, kemudian
pasien disarankan menjalani rawat inap di ruang keperawatan
3.2 PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 24-09-2019 Pukul : 19.50 WIB
Tanggal Pengkajian : 25-09-2019 Pukul : 14.00 WIB
Ruang : Lantai 2 No Register : 2005xx
3.2.1 Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny “Z”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SLTA Sederajat
Agama : Islam
Alamat : Mojoanyar
Suku Bangsa : WNI (Jawa)
Pekerjaan : Pedagang di pasar
2. Pola Kesehatan Fugsional
a. Keluhan Utama
Saat pengkajian pasien mengatakan batuk berdahak di malam hari
lebih sering.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 20 September 2019, pasien
mengeluh batuk berdahak, demam +4 hari, nafsu makan menurun
kemudian pasien dibawa ke tempat praktik klinik dari Budi dan
kemudian dirujuk ke RSI Sidoarjo pada tanggal 24-September-

12
2019 jam 19.50 dalam keadaan lemas, batuk berdahak, kemudian
pasien disarankan menjalani rawat inap di ruang keperawatan
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit Diabetes Militus.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari Ibu : Pasien mengatakan bahwa ibunya menderita
penyakit Diabetes Militus.
Dari Bapak : Pasien mengatakan ayahnya tidak memiliki
penyakit DM, TB, dan penyakit lainnya.
3. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum MRS : Pasien makan 3x sehari dengan lauk sayur,
daging, telur 10-15 sendok, pasien suka
makanan yang berlemak dan manis-manis,
minum air putih atau teh manis 4-5 gelas
(gelas = 240 ml).
Saat MRS : Pasien makan 3x sehari porsi sedang dengan
lauk sayur 7-8 sendok, minum 6-7 gelas (1
gelas = 240 ml), air putih > 1440-1680 ml,
infus 2 kolf/hari = 1000 ml.
b. Eliminasi
Sebelum MRS : BAB 1x/hari konsistenti lunak. BAK 1-3x/hari
warna kuning jernih (jumlah + 1500 ml).
Setelah MRS : BAB tidak ada (pasien belum BAB selama
MRS), BAK 4-5x/hari warna kuning jernih
jumlah + 1200 ml).
c. Pola Istirhat Tidur
Sebelum MRS : Pasien tidur 6-7 jam (22.00-05.00). Pasien
tidak tidur siang.
Saat sakit : Pasien tidur tapi sering terbangun karena
batuk, pasien tidur +2-3 jam, pasien mulai

13
tidur jam (22.00), pasien tidur siang 2 jam
(13.00-15.00), bangun pagi jam 05.00..
d. Pola presepsi diri
- Bodi image
Sebelum MRS : Pasien merasa percaya diri dan melakukan
semua kegiatan dengan percaya diri.
Saat MRS : Pasien merasa percaya diri karena walau pun
sakit pasien tetap membersihkan diri. Seperti
mandi, sikat gigi, ganti baju, dll.
- Self ideal
Sebelum MRS : Pasien yakin akan kemampuannya
Saat MRS : Pasien yakin akan segera sembuh
- Identitas
Sebelum MRS : Pasien melakukan semua tugasnya sebagai
istri
Saat MRS : Pasien tidak dapat melakukan tugasnya
sebagai istri
e. PolaPerandanHubungan
Sebelum MRS : Pasien sangat dekat dengan anaknya dan
menyiapkan semua kebutuhan keluarganya.
Saat MRS : Pasien sangat dekat dengan keluarga namun
tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga
seperti masak, menyuci, dll.
f. PolaSeksualitas
Sebelum MRS : Pasien mengalami menstruasi setiap bulan, dan
dapat memenuhi kebutuhan dan tugasnya
sebagai istri.
Saat MRS : Pasien mengalami menstruasi

g. PolaKoping

14
Sebelum MRS : Pasien memeriksa kesehatannya kepuskesmas
jika merasa kurang enak badan.
Saat MRS : Pasien selalu menanyakan perkembangan
kesehatannya kepada para medis.
h. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum MRS : Pasien sholat 5 waktu di musholah
Saat MRS : Pasien sholat 5 waktu di ruang rawat inap
i. Pola kognitif
Sebelum MRS : Pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi di
masalalu (3hari yang lalu), dan dapat berdagang
(ingatan, baik, kognitifbaik)
Saat MRS : Pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi di
masalalu (ingat baik, kognitifbaik).
j. Pola presepsi kesehatan
Sebelum MRS : Pasien tidak mengetahui bahwa pasien
memiliki penyakit TB paru, sehingga pasien
membuang tisu bekas mucus di buang
sembarang dan pasien tidak menutup mulut
dengan tangan atau masker ketikabatuk.
Saat MRS : Pasien sudah mulai memahami apa dan
bagaimana penyakitnya.
3.2.2 Data Obyektif
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Componmenthis
GCS : 4, 5, 6
TTV : TD : 130 / 70 mmhg, Nadi : 92 kali per menit, Suhu :
36, 4 derajat celcius, RR :24 kali per menit

Pemeriksaan fisik :

15
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala lonjong, kulit kepala bersih tidak ada
ketombe
Palpasi : Kulit kepala tidak odem, tidak ada lesi
2. Rambut
Rambut tidak rontok dan hitam tebal
3. Wajah
Inspeksi : Warna kulit wajah sawo matang, struktur wajah simetris
Palpasi : Tidak ada odem
4. Mata
Inspeksi : Palpebra atas bawah tidak odem, sklera pucat, pupil
isokor, konjungtiva pucat, mata cowong
5. Telinga
Bagian luar : Spina helix kenyal, lobula lunak, tragus tiak ada
benjolan ( inspeksi )
Bagian dalam : Terdapat bulu – bulu halus sedikit serumen,
membran tymphani mengeluarkan sinar popizer
6. Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris kanan dan kiri tidak ada sekret,
tidak terdapat alat bantu nafas, tidak terdapat cuping
hidung
7. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, lidah tidak terdapat stomatitis, tidak
terdapat pembengkakan tongsil, gusi tidak odem,
tenggorokan tidak ada peradangan, tidak ada karies, ada
dahak warna putih kental
8. Leher
Inspeksi : Tidak ada vena jugularis, tidak ada nyeri telan
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar
limfe
9. Dada

16
Inspeksi : Gerakan dada simetris, kanan dan kiri, bentuk dada datar,
tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada alat bantu
nafas
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor disemua lapang paru
Auskuktasi: Suara nafas wezing negatif, ronkhi positif disemua
lapang paru
RR : 24 kali per menit
10. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak teraba
Auskultasi : S1 & S2 bunyi tumggal, reguler
Perkusi : Pekak
Palpasi : paintf of maksimal implus teraba 1 cm kuadrat
TD : 130 / 70 mmhg
S : 36, 40 C
N : 92 x/menit
11. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan
ginjal
12. Genetalia
Saat MRS : Pasien mandi 2 kali sehari membersihkan genetalia
sehabis BAB dan BAK
Sebelum MRS: Pasien mandi 2 kali sehari membersihkan genetalia
sehabis BAB dan BAK
13. Ekstremitas
Inspeksi : Kulit lembut terpasang infus di tangan kiri
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, akral hangat, tidak ada odema
Turgor kulit: Baik < 2 detik
Kekuatan otot : Baik

17
Hasil pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan Hasil Normal
Gula darah 103 < 200 mg / dl
Laju endapa darah 45 0 – 20 mm/ jam
TBC ICT test Positif negatif

Therapi :
Infus ring AS 2 kolf / hari 1000 ml
Injeksi : terforcek 2 X 1 1000 mg / IV
Santagesik 3 X 1 500 mg / IV
Peroral : Coditam 2 X1 tablet ( kodein 3 ampl + paracetamol 500
ml )
OAT : rifampisin 1 X 1 tablet ( 250 mg )
Etambutol 1 X 1 tablet ( 250 mg )
Isoniazid 1 X 1 tablet ( 250 mg )

3.3 ANALISA DATA


Data Etiologi Problem
DS : Px mengatakan batuk Reaksi infeksi Ketidak efektifan
berdahak. bersihan jalan nafas
peradangan
DO : k/u lemah, kesadaran
composmenthis, GCS : 4, 5, saluran nafas
6. TTV : TD : 130 / 70 mmhg menyempit
N : 92 x / menit
Ronkhi positif, produksi sekret
RR : 24 x per menit meningkat
Terdapat sekret putih
bersihan jalan nafas
tidak efektif

DS : Px mengatakan tidak Penngkatan produksi Gangguan istirahat tidur


bisa tidur dimalam hari sekret
karena batuk.
batuk produktif

18
DO : k/u lemah
TTV : TD : 130 / 70 terjadi di malam hari
N : 92 x / menit
S : 36, 4 derajat C Gangguan istirahat tidur
RR : 24 x / menit
- Tidur malam 2 – 3
jam
- Tidur siang 2 jam
- Mata cowong
- Sklera pucat
- Konjungtiva pucat
- Px tidur tidak
nyenyak
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret
2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan batuk produktif di malam
hari.

3.4 INTERVENSI, IMPLEMENTASI, & EVALUASI


3.4.1 Intervensi
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
penumpukan sekret
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam jalan
nafas kembali efektif.
Kriteria hasil :
 Batuk berkurang
 Pasien dapat mengeluarkan dahak
 Wheezing berkurang atau hilang
 TTV dalam batas normal

19
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien, keluarga, meminta
persetujuan pasien untuk dilakukan discharge planning.
R : Menjalin hubungan yang baik antara perawat, pasien dan
keluarga.
b. Atur posisi semifowler.
R : Mempermudah aliran darah ke paru - paru.
c. Observasi tanda - tanda vital.
R : Menilai dan mengawasi keadaan umum pasien.
d. Ajarkan pasien batuk efektif.
R : Meminimalkan pengeluaran energi, mencegah kelemahan.
e. Berikan air hangat untuk diminum.
R : Air hangat dapat menurunkan dan mengencerkan dahak.
f. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan.
R : Menilai pernafasan klien.
g. Memberikan konseling kesehatan kepada pasien dan keluarga
R : Membantu klien dan keluarga mengenal dan mengetahui
penykit yang dialami pasien.
h. Kolabirasi dengan tim medis lain dalam terapi, foto rogten,
laboratorium, dan terapi farmakologi, terapi neibulaizer.
R : Memberikan intervensi yang tepat.

b) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan batuk produktif di


malam hari
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan tidur pasien
terpenuhi.
Kriteria hasil :
 TTV dalam batas normal
 Pasien tidur (7 - 8 jam) / hari
 Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cowong.

20
Intervensi :
a. Observasi pola tidur pasien.
R : Menilai pola istirahat tidur pasien
b. Batasi pengunjung.
R : Memberikan suasana yang tenang.
c. Atur posisi tidur pasien senyaman mungkin.
R : Membantu pasien untuk tenang.
d. Atur jadwal tidur pasien.
R : Menejemenkan waktu istirahat tidur pasien.
e. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi sebelum tidur.
R : Menenangkan dan membantu pasien untuk tidur.
f. Observasi TTV
R : Menilai tingkat perkembangan pasien.
g. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi dan
pemeriksaan.
R : Menentukan intervensi yang tepat

3.4.2 Implementasi

21
No Tanggal Jam Tindakan TTD
.
1 25-09- 17.0 1. Lakukan BHSP (memberi salam
2019 0 perkenalan, meminta persetujuan
pasien di lakukan disacharge
planning)
2. Mengajarkan pasien batik efektif (tsrik
nafas dari hidung di tahan 3 detk lalu di
batukkan )
3. Berikan air hangat
4. Auskultasi suara nafas tambahan
5. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin
Hasil: pasien nyaman tidur dengan
kepala lebih tinggi (posisisemi fowler)
6. Memberikan konseling pada pasien
dan keluarga tentang penyakit yang di
alami pasien
7. Membatasi pengunjung
Pasien mulai dibatasi jumlah orang yang
mengunjunginya, jumlah orang yang
menjaga 1-2 orang
8. Mengatur jadwal tidur pasien
Px tidur malam 7-8 jam (21:00-05:00
WIB)
Px tidur siang 2-3 jam (13:00-15:00
WIB)
9. Mengajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
- Distraksi dengan menonton tv dan
membaca buku
- Relaksasi : mengatus nafas (tarik
nafas tahan 2-3 detik dan kemudian
dikeluarkan melalui mulut)
10. Mengobservasi TTV
- TD :120/80 mmHg
- N : 87x/menit
- S : 360C
11. Melakukan kolaborasi dengan tim
medis lain
Tindakan kolaborasi :
- Infus ring As 12 tpm
- Injeksi santagesik 1amp/IV (350g)
- Injeksi terfacef 1 amp/IV (1000mg)
- Oral
- Coditam : 1 tablet (350mg)
- Rimpampisin : 1 tablet (250mg)
- Etambutol : 1tablet (250mg)
- Isoniazid : 1tablet (250mg)
2 26 – 09 – 07.0 1. Lakukan BHSP (memberi salam
2019 0 perkenalan
2. Mengajarkan pasien batik efektif (tsrik
nafas dari hidung di tahan 3 detk lalu di
batukkan )
3. Berikan air hangat
4. Auskultasi suara nafas tambahan
5. Mengatur 22posisi pasien senyaman
mungkin
Hasil: pasien nyaman tidur dengan
kepala lebih tinggi (posisisemi fowler)
23
3.4.3 Evaluasi
No Tanggal Jam Evaluasi
.
1. 25-09- 22.00WIB S: Px mengatakan batuk berdahak, susah
2019 tidur
O:
- Kesadaran composmentis
- Gcs :456
- K/U ; lemah
- TD : 120/80 mmhg
- N: 87x/menit reguler
- S: 360c
- RR :24x/menit
- Suara napas wheezing -/-
- Ronkhi +/+(positif)
- Tidur malam 3-4 jam, siang 1 jam
- Mata cowong, konjungtiva pucat,
skera pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 26-09- 13:00 WIB S: Px mengatakan batuk berkurang pasien


2019 mengatakan bisa tidur nyenyak.
O:
- kesadaran composmentis
- GCS :456
- k/u ; cukup
- TD : 110/70 mmHg
- N: 80x/menit reguler
- S: 360C
- RR :20x/menit
- Suara napas Wheezing -/-
- Ronkhi +/-(positif)
- Tidur malam 7-8 jam, siang 1 jam
- Skera putih mat tidak cowong
konjugtiva merah muda.
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi, dilanjutkan

3 27-09- 08:00 S: Px mengatakan sudah tidak batuk


2019 O:
- Kesadaran composmentis
- GCS :456
- K/U: baik
- TD : 110/70 mmHg

24
- N: 87x/menit reguler
- S: 360C
- RR :24x/menit
- Suara napas vesikuler
- Fokal fremitus kanan kiri sama
- Tidak ada cuping hidung
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan pasien rawat
jalan dan di berikan konseling sebelum
plng, leaflet¸kontrol dan pengobatan di
rumah¸pasien juga di berikan resume
keperawatan

25
3.5 SKENARIO
3.5.1 Pengorganisasian
Pelaksanaan Discharge Planning
Hari/Tanggal : / September 2019
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Lantai 2

Metode
Diskusi
Tanya Jawab

Media
- Status Klien
- Leaflet

Anggota:
Perawat Primer : Ruchus -Indri
Perawat Associate : Diana -Herna
Perawat Primer : M. Rizky H -Hanum
Perawat Associate : Emma -Sumi
Perawat Primer : Danu -Rindi
Perawat Associate : Intan -Hamdan
Perawat : Emma -Amin
Pasien : Kiki -Andini
Keluarga : Akhiyat -Muhajir
Narrator : Intan–Tri

26
3.5.2 Dialog:
Ny. Z masuk RS dengan keluhan batuk berdahak di malam hari, demam
± 4 hari, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium terdapat
tuberkulosis didalam dahak pasien. Diagnosa medis : Tuberculosis
Paru. Kemudian perawat primer dan asosiet melakukan pengkajian pada
pasien, dan PP meminta persetujuan pasien untuk dilakukan Discharge
planning
Ruchus : Selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya Ruchus dan ini
rekan saya Diana
Keluhan yang ibu rasakan sekarang apa?
Kiki : Masih batuk-batuk
Ruchus : Batuknya berdahak apa tidak bu?
Kiki : Berdahak, tapi susah keluar dahaknya
Diana : Coba ibu minum air hangat.
Permisi bu, saya akan melakukan observasi terhadap ibu!
(TTV)
Kiki : Iya
Diana : Ibu setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ibu menderita
TBC
Kiki : Apa itu TBC?
Ruchus : Iya, jadi TBC itu masuknya bakteri Tubercuosis ke paru-
paru ibu. Bagaimana kalau ibu ikut program RS kami
yaitu D.P. jadi ini program perencanaan pulang dimana
nanti ibu diberikan pemahaman tentang penyakit ibu,
bagaimana perawatan dirumah, konseling kesehatan,
begitu ibu. Apa ibu bersedia?
Kiki : Bagaimana Pak?
Akhiyat : Yaudah, tidak apa-apa, ini saya harus tanda tangan
dimana?
Ruchus : Disini Pak (memberikan lembar inform consent)

27
Hari ke2 pasien dirawat oleh perawat primer dan asosiet (Emma dan Rizky
H) memberikan konseling kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien
M. Rizky : Selamat pagi bu, bagaimana keadaan ibu hari ini?
Kiki : Sudah agak baikan, tetapi masih sesak
Emma : Ibu, biar sesaknya berkurang bantaknya ditinggikan ibu,
terus buat mengencerkan dahak, perbanyak minum air
hangat ya!
Akhiyat : Maaf, bagaimana penyakit istri saya?
M. Rizky : Iya pak
Akhiyat : Apakah penyakit istri saya menular pak?
M. Rizky : Iy pak, penyakit ini menular, bisa melalui dahak, apabila
dahaknya terirup orang lain melalui udara
Akhiyat : Terus, untuk pencegahannya bagaimana?
Emma : Ibu bisa menggunakan masker dan kalau batuk, dahaknya
dibersikan dengan tisu dan langsung dibuang ditempat
yang tepat
Akhiyat : Iya, terimakasih
M. Rizky : Iya pak, saya permisi dulu ya bapak ibu

Hari ke3 perawat melakukan observasi rutin dan ternyata pasien


diperbolehkan pulang
Diana : Selamat pagi ibu, bagaimana keadaan hari ini?
Kiki : Baik sus
M. Rizky : Oke saya periksa dulu ya buk (TTV)
Diana : Melihat hasil pemeriksaan hasil dari keadaan ibu, sudah
baik, jadi nanti saya konsulkan dulu ke dokter, apakah ibu
boleh pulang atau tidak .
Akhiyat : Iya sus, terimakasih.

28
Selang beberapa menit kemudian, perawat kembali lagi ke ruang pasien
M. Rizky : Permisi pak, kata dokter tadi ibu boleh pulang hari ini
Akhiyat : Iya mas, jadi istri saya sudah boleh pulang sekarang
M. Rizky : Iya pak, tidak apa apa. Tapi sebelum pulang, bapak harus
mengurus administrasi ibu dulu, setelah itu bapak
keruangan kami untuk diberikan konseling sebelum
pulang.
Akhiyat : Iya pak, terima kasih

Diruang perawat, perawat primer dan asosiet memberikan konseling pulang,


leaflet dan resume perawatan. (Danu, Diana, Intan)
Danu : Selamat pagi bapak ibu. Silahkan duduk.
Akhiyat : Iyah pak.
Intan : Bapak, ini saya jelaskan obat & lembaran tentang penyakit
ibu, lembaran ini boleh dibawa pulang, karena ini
berisikan tentang penyakit ibu dirumah.
Akhiyat : Iya sus. Terima kasih
Danu : Bapak jangan lupa rumahnya sebisa mungkin kena sinar
matahari, atau dikasih ventilasi kamarnya, biar kuman TB
nya mati dan juga jangan lupa kontrol 2x/minggu. ini
obatnya diminum sesuai aturan yang saya jelaskan tadi, ya
pak..
Akhiyat : Iya pak.
Intan : Kalau obatnya tinggal 2x minuman langsung kontrol, terus
kalau badannya gak enak control lagi.
Akhiyat : Iya sus.
Diana : Iya Ibu boleh pulang. Baiklah pak, teman saya akan
mmelepas infus bapak dan mengantar ibu pulang.
Akhiyat : Makasih sus, saya permisi dulu.

29
3.5.3 Lampiran
1. Resume Keperawatan
Resume Keperawatan
Nama lengkap pasien : Ny “Z”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Tanggal lahir/umur :
Tanggal MRS : 24-09-2019 Pukul : 19.50 WIB
Tanggal Pengkajian : 24-09-2019 Pukul : 19.50 WIB
Tanggal KRS :27-09-2019
Anamnesa ringkas :
 Keluhan Utama : Saat pengkajian pasien mengatakan batuk berdahak di malam
hari lebih sering.
 Pemeriksaan dada:
Inspeksi : Gerakan dada simetris, kanan dan kiri, bentuk dada datar,tidak
ada pernafasan cuping hidung tidak ada alat bantu nafas
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor disemua lapang paru
Auskuktasi : Suara nafas wezing negatif, ronkhi positif disemua lapang paru
RR : 24 kali per menit
 Pemeriksaan saat MRS :
Pemeriksaan Hasil Normal
Gula darah 103 < 200 mg / dl
Laju endapa darah 45 0 – 20 mm/ jam
TB ICT test Positif negatif

 Diagnosa medis : Tubercolosis Paru


 Diagnosa keperawatan utama : Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan penumpukansekret.
 Pengobatan :
- Infus : Ring AS 2 kolf / hari 1000 ml
- Injeksi : Terforcek 2 X 1 1000 mg / IV

30
Santagesik 3 X 1 500 mg / IV
- Peroral : Coditam 2 X1 tablet ( kodein 3 ampl + paracetamol 500 ml )
- OAT : Rifampisin 1 X 1 tablet ( 250 mg )
Etambutol 1 X 1 tablet ( 250 mg )
Isoniazid 1 X 1 tablet ( 250 mg )
 Intervensi :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam jalan nafas
kembali efektif.
Kriteria hasil :
 Batuk berkurang
 Pasien dapat mengeluarkan dahak
 Wheezing berkurang atau hilang
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien, keluarga , meminta persetujuan
pasien untuk dilakukan discharge planning.
R : Menjalin hubungan yang baik antara perawat, pasien dan keluarga.
2. Atur posisi semifowler.
R :Mempermudah aliran darah ke paru - paru.
3. Observasi tanda - tanda vital.
R : Menilai dan mengawasi keadaan umum pasien.
4. Ajarkan pasien batuk efektif.
R : Meminimalkan pengeluaran energi, mencegah kelemahan.
5. Berikan air hangat untuk diminum.
R : Air hangat dapat menurunkan dan mengencerkan dahak.
6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan.
R : Menilai pernafasan klien.
7. Memberikan konseling kesehatan kepada pasien dan keluarga
R : membantu klien dan keluarga mengenal dan mengetahui penykit yang
dialami pasien.

31
8. Kolabirasi dengan tim medis lain dalam terapi, foto rogten, laboratorium,
dan terapi farmakologi, terapi neibulaizer.
R : Memberikan intervensi yang tepat.
 Keadaan waktu KRS : Sembuh
 Prognosis : Baik

MOJOKERTO, .

Nama dan tanda tangan perawat/ dokter yang merawat

32
2. Angket Perencanaan Pulang
Angket Perencanaan Pulang
1. Apakah anda mengerti tentang perencanaan pulang di ruangan ini?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
2. Apakah anda bersedia melakukan perencanaan pulang?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
3. Adakah sudah ada pembagian tugas untuk perencanaan pulang?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
4. Apakah sudah ada pemberian brosur atau leaflet saat melakukan
perencanaan pulang?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
5. Apakah bahasa yang anda gunakan dalam melakukan perencanaan
pulang mengalami kesulitan dipahami klien?
a. ya b. kadang-kadang c. Tidak

3. Angket Dokumentasi Keperawatan


Angket Dokumentasi Keperawatan
1. Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruangan
ini?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
2. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format yang digunakan
ini bisa membantu perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
3. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format
pendokumentasian tersebut dengan benar dan tepat?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
4. Apakah menurut anda model pendokumentasian yang digunakan
menambah beban kerja perawat?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak
5. Apakah model pendokumentasian yang digunakan menyita banyak
waktu perawat?
a. ya b. kadang-kadang c. tidak

33
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan
sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada
pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit
pelayanan kepada unit yang  lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-
hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat
discarge planning bagi pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah
kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan
kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa serta dapat
kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan

4.2 SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkaninstitusidapatmelaksanakan tahap-tahap discharge
planningdalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secaratepat.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata
cara pelaksanaan discarge planning dalam memberikan suhan
keperawatan pada pasien secara tepat.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkanmasyarakat dapat memahami tujuan dan manfaat dari
discharge planning

34
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2014. Text Book Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Professional Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika
Fanita A, Rosiana Eva & Junaedi. 2014. Jurnal Gambaran Pelaksanaan
Discharge Planning oleh Perawat pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD
Kota Salatiga. Program Studi Ilmu Keperawatan FIK-UKSW Salatiga.

35
LEMBAR DISCHARGE PLANNING

No Reg :MZ670P
DISCHARGE PLANNING Nama : Ny “Z”
Jenis Kelamin : P
Tanggal KRS : 27 September 2019 Tanggal KRS :

Dipulangkan dari RS dengan keadaan:

 Sembuh  Pulang Paksa


 Meneruskan dengan obat jalan  Lari
 Pindah ke RS lain  Meninggal
A. Kontrol:
Tgl 30 September 2016 di Poli Paru

B. Lanjutan keperawatan di rumah:


- Melakukan batuk efektif
- Minum air hangat
- Melakukan teknik distraksi dan relaksasi
- Membuat posisi nyaman (semifowler)

C. Aturan diet/nutrisi:
- Minum air hangat
- Menu seimbang

D. Obat – obatan yang masih diminum dan jumlahnya:

E. Aktivitas & Istirahat:


- Aktivitas berat dikurangi
- Olahraga yang ringan serta cukup

Hal yang dibawa pulang (Hasil Lab. Foto, EKG, obat:


- Foto Thorak AP

Lain – Lain:

Mojokerto,...................................

Pasien/Keluarga Perawat

36

Anda mungkin juga menyukai