Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

ROLE PLAY MANAJEMEN KEPERAWATAN


DISCHARGE PLANNING

Dosen Pembimbing :
Tantri Arini. S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
(Kelompok 4/7B)
1. Diyah Ayu Retno Sari (201702061)
2. Dwi Wahyuningrum (201702062)
3. Lativa Nuraini (201702076)
4. Lina Malia P. (201702078)
5. Lulut Oktavia (201702079)
6. Tsalisa Regita C. (201702097)
7. Yoqi Putra P. (201702030)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan sehingga segala puji
hanya layak untuk Allah SWT dan kalian semua serta alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Manajemen Keperawatan dengan materi tentang “Discharge Planning”.
Dalam penyusunannya, penulis memaparkan hasil pembuatan proposal roleplay yang
dilakukan oleh Mahasiswa prodi Keperawatan STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar
manajemen keperawatan dan seluruh mahasiswa kelas keperawatan semester 7B yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bias memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Madiun, 18 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2Manfaat ................................................................................................................... 2
1.3Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning.......................................................................................... 3
2.2Tujuan Discharge Planning........................................................................................... 3
2.3Manfaat Discharge Planning......................................................................................... 4
2.4Prinsip-prinsip Discharge Planning............................................................................... 4
2.5Jenis Discharge Planning............................................................................................... 4
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning............................................. 5
2.7Alur Discharge Planning............................................................................................... 5
2.8Persiapan Sebelum Kepulangan Pasien......................................................................... 7
2.9Pada Hari Kepulangan Pasien....................................................................................... 7
2.10Keberhasilan Discharge Planning................................................................................ 8
2.11Petunjuk teknis pengisian format Discharge Planning................................................ 9

BAB III PROPOSAL


3.1Proposal Discharge Planning.................................................................................. 11

BAB IV PENUTUP
4.1Kesimpulan ............................................................................................................ 13
4.2Saran ...................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14


LAMPIRAN....................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang terkait
dengan rentang ners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan yang
berkelanjutan yang artinya keperawatan yang selalu dibutuhkan pasien di mana pun
pasien berada. Rentang keperawatan kontinu (continum of care) adalah integrasi sistem
keperawatan yang berfokus pada pasien terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan
yang membimbing, mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chesca, 1982).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan pasien
yang dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses
yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim kesehatan, keluarga, pasien, dan
orang yang penting bagi pasien.
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan
yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit
dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit
akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang.
Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan
atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh
pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah
minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam sampai 48jam, dan kemudian
pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada.
Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga aoa yang
disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.

1
1.2 MANFAAT
1. Bagi pasien
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan keperawatan di rumah.
b. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
c. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
memperbaiki, serta mempertahankan status kesehatan pasien.
2. Bagi mahasiswa
a. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasien sebagai
penerimaan pelayanan.
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan di rumah.

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Y
mampu menerapkan discharge planning.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2. Mengidentifikasi masalah pasien.
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4. Membuat perencanaan pasien pulang, yaitu mengajarkan pada pasien yang
harus dilakukan dan dihindari selama di rumah.
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.
6. Mendokumentasikan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1DEFINISI DISCHARGE PLANNING


Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri di
rumah.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur
kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat
pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin
yang sebenarnya (Swenberg, 2000).
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan
aktivitas aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu
dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan. Discharge
planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu
unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan
umum.

2.2TUJUAN DISCHARGE PLANNING


Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di
transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan
menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.

3
2.3MANFAAT
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut (Nursalam,
2002, 2007, 2011).
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat penjaran selama di rumah
sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien
dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan rumah.

2.4PRINSIP-PRINSIP
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.

2.5JENIS-JENIS
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas
terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.

4
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.

2.6HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI PASIEN SEBELUM PULANG


1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan, serta
masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi.
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri dapat
digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan kunjungan rumah
apabila pasien memerlukan.

2.7FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISCHARGE PLANNING


Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan
perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi
yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan
informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.

5
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi.

2.8ALUR DISCHARGE PLANNING


Keterangan:
1. Tugas Keperawatan Primer
a. Membuat rencana discharge planning.
b. Membuat leaflet.
c. Memberikan konseling.
d. Memberikan pendidikan kesehatan.
e. Menyediakan format discharge planning.
f. Mendokumentasikan discharge planning.
2. Tugas Keperawatan Associate
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan diakhiri ners).

6
2.9PERSIAPAN SEBELUM HARI KEPULANGAN PASIEN
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku

2.10PADA HARI KEPULANGAN PASIEN


Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).

7
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih tertinggal.
Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani
dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

2.11 KEBERHASILAN DISCHARGE PLANNING


Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-
instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil
atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien
8
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan
terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu
rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah
sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa
indicator. Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

2.12 PETUNUJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT DISCHARGE PLANNING


Format Discharge Planning Terlampir (Lampiran 1)
1. No. Reg :
Diisi sesuai nomer register pasien.
2. Nama:
Diisi sesuai nama pasien.
3. Jenis kelamin:
Diisi laki laki/perempuan.
4. Tanggal MRS:
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosis MRS:
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis.
6. Tanggal MRS:
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter.
9
7. Diagnosis KRS:
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien diperbolehkan
pulang.
8. Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan:
Diisi berdasar kondisi pasien pulang.
9. Tanggal/tempat kontrol:
Diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien kontrol
10. Lanjutan keperawatan di rumah:
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang (keperawatan luka, gift,
dan lain-lain).
11. Aturan diet:
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya:
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya.
13. Aktivitas dan istirahat:
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya di rumah.
14. Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG):
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
15. Lain-lain:
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal: obat obat yang di-stop/dihentikan.

10
BAB III
PROPOSAL
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

3.1 PELAKSANAAN KEGIATAN :


Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis DHF
Hari/tanggal : Rabu, 20 Oktober 2020
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Mawar
Pelaksana : Karu, Katim, PA
Sasaran : Klien dan keluarga klien

3.2 PENGORGANISASIAN
Dokter : Diyah Ayu Retno S

Kepala Ruangan : Lativa Nuraini

Ketua Tim : Dwi Wahyuningrum

Perawat P1 : Tsalisa Regita C

Perawat P2 : Lulut Oktavia

Pasien : Lina Malia P

Keluarga Pasien : Yoqi Putra T

3.3 METODE
1. Diskusi
2. Tanya jawab

3.4 MEDIA
1. Status klien
2. Format discharge planning (terlampir)
3. Leaflet (terlampir)
4. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang

11
3.5 MEKANISME KEGIATAN
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1.PP 1 sudah siap dengan status 10 menit Nurse PP1
pasien dan format discharge station
planning.
2.Menyebutkan masalah pasien.
3.Menyebutkan hal-hal yang perlu KARU
diajarkan pada pasien dan keluarga.
4.KARU memeriksa kelengkapan
administrasi.
Pelaksanaan 1.PP 1 menyampaikan pendidikan 30 menit Bed PP1
kesehatan, melakukan demonstrasi pasien
dan redemonstrasi:
a. diet,
b. aktivitas dan istirahat,
c. minum obat teratur,
d. keperawatan diri.
2.PP1 menanyakan kembali pada pasien
tentang materi yang telah disampaikan,
3.PP1 mengucapkan terima kasih.
4.Pendokumentasian.

3.6 EVALUASI
1. Struktur.
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Paru.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Penyusunan proposal.
d. Menetapkan kasus.
2. Proses.
a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta keperawatanyang bertugas.
3. Hasil.
a. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga.
BAB IV

12
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Tujuan Discharge Planning adalah untuk
mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di transfer ke
rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
Manfaat Discharge Planning adalah Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang
terencana pada penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
keperawatan baru. Prinsip-prinsip Discharge Planning adalah Pasien merupakan fokus
dalam perencanan pulang, Nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi,
Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif.
Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: Pulang
sementara atau cuti (conditioning discharge), Pulang mutlak atau selamanya (absolute
discharge), Pulang paksa (judicial discharge). Faktor yang berasal dari perawat yang
mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi,
pengetahuan dan pengalaman masa lalu

4.2 SARAN
Sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk
merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga
membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya. Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya
sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Jadi, sudah merupakan
usaha keras perawat demi kepentingan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

13
A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Chesca. 1990. “Perencanaan Pulang Pasien”. Makalah Kuliah untuk Ners. Jakarta.

Keliat, BA. 1995. Peran serta Keluarga dalam Keperawatan Pasien di Rumah Sakit. Jakarta:
EGC.

Long, B. 1996. Keperawatan Medikal Bedah III. Pajajaran. Bandung

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Swenberg. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk


Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.

14
Lampiran 1
FORMAT PERENCANAAN PULANG
DISCHARGE PLANNING No. Reg. :
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Tanggal
MRS : KRS :
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan
 Sembuh  Pulang paksa
 Meneruskan dengan obat jalan  Lari
 Pindah ke RS lain  Meninggal
A. Kontrol:
a. Waktu:
b. Tempat:
B. Lanjutan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan
lain-lain)
C. Aturan diet/nutirisi:

D. Obat-Obat yang masih diminum dan jumlahnya:

E. Aktivitas dan istirahat:

Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya):

Lain-lain:

Madiun , …………………….
Pasien/Keluarga Ners

( ) ( )

15
Lampiran 2
SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Aktris atau pemeran :


Dokter : Diyah Ayu Retno S

Kepala Ruangan : Lativa Nuraini

Ketua Tim : Dwi Wahyuningrum

Perawat P1 : Tsalisa Regita C

Perawat P2 : Lulut Oktavia

Pasien : Lina Malia P

Keluarga Pasien : Yoqi Putra T

(Di Ruang Perawat)


Perawat pelaksana, Kepala ruangan, Ketua tim sadang berdiskusi mengenai
discharge planning yang akan diberikan kepada pasien Ny. Lina dengan diagnosa DHF.
Perawat P1 : “Selamat pagi Ns, saya Ns Tsalisa sebagai Perawat yang bertugas
pada pagi ini. Sebelumnya saya ingin menyerahkan formulir rencana
discharge planning kepada pasien Ny. Lina di ruang Mawar. Dari hasil
observasi, keadaan pasien Ny. Lina sudah membaik. Dari hasil
laboratorium menunjukkan peningkatan trombosit dan hematokrit dan
sudah normal. Selain itu, kondisi fisik pasien bagus, sudah tidak
demam lagi. Dari segi asuhan keperawatan pasien sudah bisa pulang
hari ini. Saya berencana untuk memberikan discharge planning kepada
pasien Ny. Lina. Bagaimana pendapat Ns. Dwi ? Apakah Ns
menyetujuinya? Mungkin Ns bisa melihat format perencanaan pulang
yang sudah saya buat.”
Ketua Tim :“Apa yang difokuskan dari discharge planning ini Ns. Tsalisa ?”
Perawat P1 : “Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai pencegahan demam
berdarah, apa yang perlu diperhatikan saat pasien pulang nanti dan
dipersiapkan leaflet yang bisa dibawa pulang oleh pasien.”
Kepala Ruangan : “Baik kalo begitu nanti kita diskusikan lagi bersama dokter visite
hari ini.”

16
Dokter dan perawat pelaksana 2 melakukan visit pagi hari di ruang mawar,
kamar 002, Pada pasien Ny. Lina dengan diagnose DHF.
Perawat P2 : “Selamat pagi, Bu. Bagaimana keadaan Ibu hari ini?”
Pasien : “Pagi. Sudah mendingan suster ,Saya sudah tidak demam lagi.”
Perawat P2 : “Bagaimana tidurnya tadi malam Bu?”
Pasien : “Nyenyak suster”
Perawat P2 : “Sepertinya kondisi Ibu sudah membaik, hari ini akan ada
kunjungan dari Dokter. Ibu akan dicek kondisi kesehatannya.”
Dokter : “Selamat pagi, Bu. Saya dengar dari suster yang merawat Ibu
bahwa kondisi Ibu sudah mulai membaik dan dari hasil laboratorium
juga sudah menunjukkan perkembangan yang baik, Bagaimana pola
makannya, Bu? Apakah pagi ini makanannya sudah di habiskan
Bu?”
Pasien : “Hari ini saya makan habis 1 porsi, dokter. Berbeda dengan
kemarin.
Dokter : “Sudah bagus pola makannya. Nanti lebih banyak minum air putih,
agar suhu badan ibu tetap normal dan untuk memperbaiki sistem
kekebalan tubuh ibu juga. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan
saya, ibu sudah mengalami perkembangan kesehatan yang cukup
baik. Hanya saja perlu banyak istirahat dulu dalam beberapa hari.”
Perawat : “Baik ibu, sekarang bisa istirahat kembali. Sebelum saya
tinggalkan, apakah ibu ada pertanyaan?”
Pasien : “Tidak ada, suster.”
Perawat : “Baik kalau tidak ada, kami permisi bu.”

Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana 1 dan
perawat pelaksana 2 berdiskusi mengenai keadaan pasien Ny. Lina dan rencana
pemberian terapi selanjutnya.
Kepala Ruangan : “Dok, mengenai pasien Ny. Lina, apa sebaiknya bisa direncanakan
untuk pulang saja, dari hasil observasi yang dilakukan perawat, kondisi
pasien sudah membaik dan dari hasil laboratorium normal. Trombosit
dan hematokritnya juga sudah normal. Sebaiknya apa tidak direncanakan

17
pulang saja?”
Dokter : “Tadi juga saya sudah melihat hasil laboratoriumnya memang
menunjukkan peningkatan dan bisa dikatakan normal, tapi menurut saya
sebaiknya jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan
keadaannya.”
Kepala Ruangan : “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah bisa membaik,
intervensi keperawatan yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya
perlu untuk lebih banyak istirahat dan pemulihan saja di rumah. Dan
mengenai penanganan demam yang nantinya jika muncul lagi, kita sudah
merencanakan discharge planning. Discharge planning ini nantinya akan
diberikan edukasi kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan di
rumah nantinya.”
Ketua Tim : “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan diberikan oleh perawat-
perawat yang bertugas hari ini.”
Dokter : “Baik kalau begitu, saya harapkan nantinya discharge planning ini
nantinya benar-benar dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika
pasien juga sudah memahami apa yang harus dilakukan di rumah.”
Ketua Tim : “Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan informasi penting bagi
kelurga pasien.”
Kepala Ruangan : “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien Ny. Lina hari ini?”
Dokter : “Bisa. Pasien Ny. Lina bisa pulang hari ini, saya akan membuat surat
ijin pulangnya dan resep obat yang harus diberikan ke pasien.”
Kepala Ruangan : “Ns. Tsalisa, ini format discharge planning yang sudah saya setujui dan
bisa dilakukan pada pasien Ny. Lina. Bisa disiapkan untuk discharge
planning sekarang.”
Perawat P1 : “Baik Ns, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Ns. Lulut, tolong
panggilkan keluarga pasien Ny. Lina agar datang ke ruangan perawat
sekarang.”
Perawat P2 : “Baik, Ns.”

Perawat Pelaksana 2 Memanggil keluarga Ny. Lina


Perawat P2 : “Selamat Pagi, pak bu.
Pasien : “Iya pagi juga suster.”
Perawat P2 : “Tadi setelah dibicarakan dengan Dokter, Ny. Lina hari ini boleh
18
pulang, karena keadaan sudah membaik dan semua hasil pemeriksaan
juga menunjukkan peningkatan normal. Keluarga pasien bisa ikut
saya sebentar ke ruang perawat, karena ada beberapa penjelasan
terkait perencanaan pulang Ny. Lina hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”

Keluarga pasien dan perawat pelaksana 2 menuju keruang perawat


Ketua Tim : “Silahkan duduk dulu pak. Selamat pagi, Pak.Keluarganya
Ny. Lina ?”
Keluarga pasien : “Iya, suster.”
Ketua Tim : “Begini, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan terhadap Ny.
Lina, dan dari hasil tindakan keperawatan, kondisi Ny. Lina sudah
membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan dirumah.”
Keluarga Pasien : “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
Ketua Tim : “Iya. Pasien sudah bisa pulang hari ini, silahkan bapak menuju ke
apotek dulu menebus resep, kemudian ke ruang administrasi untuk
menyelesaikan registrasi pasien selama menjalani perawatan di RS,
kemudian bawa obat dan bukti penyelesaian administrasi ke ruang
perawat ya pak,
dan Untuk ruang administrasinya sudah tau kan pak ?
Keluarga Pasien : “Sudah suster”
Ketua Tim : “Baik kalau begitu, ini resepnya, dan nanti di admininistrasi cukup
menunjukkan KTP saja ya pak ”
Keluarga Pasien : “Baik suster. Saya permisi dulu”
Ketua Tim : “Ya pak, silahkan”
Keluarga pasien menuju ke apotek dan menuju ruang administrasi.

20 menit kemudian keuarga Pasien Ny. Lina kembali ke Nurse Station


Keluarga Pasien : “Permisi suster”
Ketua Tim : “Ya pak, silahkan duduk dulu pak”
Keluarga Pasien : “Ini sus obatnya, dan ini bukti administrasinya”
Ketua Tim : “Baik pak saya cek dulu, jadi begini sebelum nanti Ny. Lina pulang
kami akan memberikan penyuluhan. Jadi penyuluhan ini penting
nantinya untuk menjalani selama pemulihan di rumah. Apa Bapak
19
bersedia untuk diberikan penyuluhan ini?”
Keluarga Pasien : “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang benar mengenai
perawatan keluarga saya dirumah.”
Ketua Tim : “Ini ada beberapa obat yang harus diminum selama dirumah,
obatnya ada 3 macam yaitu obat paracetamol (Acetaminophen) untuk
penurun panas diminum 3 x 1 maksudnya pagi, siang, sore (jika
pasien panas bisa diminum paracetamol ini, jika tidak yaa tidak usah
diminum). Obat vitamin B12 diminum 3 x 1. Obat Zinc sulfate
monohydrate untuk suplmen diminum 3 x 1 juga. Vitami B12 dan
obat Zinc sulfate harus habis yaa pak. Ada yang ditanyakan pak ?”
Keluarga Pasien : “Tidak suster. Insyalloh sudah jelas”
Ketua Tim : “Dan ini surat kontrol nya ya pak, jadi Ny. Lina nanti diharuskan
kontrol ke RS lagi untuk mengecek kondisi Ny. Lina, pada tanggal 2
November 2020 dan nanti pasien mendaftar terlebih dahulu ke tempat
pendaftaran untuk mengambil nomor antrian, surat kontrolnya di
serahkan dan nanti langsung menuju poli umum tidak perlu ke ruang
mawar”
Keluarga Pasien : “Iya, Sus”
Ketua Tim : “Baiklah, nanti kalau ada yang ditanyakan bisa ditanyakan kepada
susternya ketika penyuluhan.”
Perawat P2 : “Iya. saya minta waktunya sebentar sebelum pulang, untuk
memberikan penjelasan cara pemulihan kondisi Ny. Lina dirumah.
Ketua Tim : Baik, silahkan pak.. boleh kembali ke ruang pasien.
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Terima kasih, sus.”
P2 : Sama-sama.

Perawat pelaksana 1, Perawat pelaksana 2 memberikan Discharge Planning


pada pasien dan keluarga pasien
Perawat P1 : “Selamat Pagi, pak buk.. Selamat Pagi. Benar dengan Ny. Lina
Pasien : “Iya benar, suster.”
Perawat P1 : “Perkenakan saya Ns. Tsalisa dan ini Ns. Lulut hari ini kami dari
perawat ruang mawar yang bertugas pagi ini, akan memberikan
penyuluhan mengenai yang harus diperhatikan selama pemulihan
dirumah. Sebelumnya ada yang ingin ditanyakan dulu sebelum dimulai?”
20
Pasien dan Keluarga : “Tidak suster.”
Perawat P1 : Nanti akan dijelaskan mengenai informasi-informasinya, kemudian
nanti akan ditanyakan kembali dan diakhiri dengan pemberian leaflet
yang bisa dibawa pulang. Nanti yang akan memberikan informasi adalah
teman perawat saya. Bagaimana bisa dimulai sekarang?”
Pasien dan Keluarga : “Bisa suster.”
Perawat P2 : “Saya perawat Lulut akan memberikan sedikit informasi kepada Ibu
dan keluarga mengenai cara perawatan Ny. Lina dirumah nanti setelah
Ibu pulang dari rumah sakit. Mungkin sebelumnya sudah tahu mengenai
penyakit yang di alami?”
Pasien : “Saya menderita penyakit demam berdarah atau DHF karena gigitan
dari nyamuk, suster. Kurang lebih itu yang saya tahu.”
Perawat P2 : “Ok, benar. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue. Cara Pencegahan utama DHF
dengan cara mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Beberapa hal
yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari
penyakit demam berdarah, diantaranya:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan-makanan bergizi, rutin
olahraga, dan istirahat yang cukup.
2. Perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M
(menguras, menutup, mengubur).
3. Fogging atau pengasapan
Sudahkah Ny. Lina dan keluarga melakukan salah satu atau mungkin
keseluruhan dari cara pencegahan yang saya sebutkan tadi?”
Pasien & Keluarga : “Belum, suster. Saya dan keluarga kurang memperhatikan lingkungan
sekitar rumah.”
Perawat P1 : “Untuk itu kedepannya pencegahan yang saya paparkan tadi bisa di
terapkan.”
Perawat P2 : “Selanjutnya saya akan menambahkan sedikit. Apakah tahu bagaimana
penanganan awal untuk mengatasi demam saat-saat awal terkena
DHF?”
Pasien : “Tidak tahu, suster.”
Perawat P2 : “Nah, untuk penanganan awal saat demam bisa dilakukan dengan
cara melakukan kompres.
21
Perawat P1 : “Ibu mungkin bisa menyebutkan apa saja perawatan yang dapat
dilakukan dirumah?”
Keluarga Pasien : “Istirahat yang cukup, banyak minum air putih, makan makanan yang
lunak dan tidak boleh asam atau pedas.”
Perawat P2 : “Benar juga. Itu artinya Ny. Lina dan keluarga sudah mampu untuk
melakukan perawatan dirumah.”
Perawat P1 : “Sebelum saya akhiri, apakah ada pertanyaan?”
Pasien : “Tidak ada suster.”
Perawat P1 : “Baik, kalau tidak ada, saya minta keluarga Ny. Lina agar
menandatangani beberapa berkas ini dulu ya pak. Form ini berisi
persetujuan perencanaan pulang pasien.” (menyeraahkan formulir ke
keluarga pasien)
Keluarga Pasien : “Iya, Sus” (menandatangani berkas)
Perawat P1 : “Baik sudah selesai, ini saya bagikan leaflet kepada Ny. Lina. Isinya
kurang lebih sama dengan apa yang saya jelaskan tadi, dan saya harap ini
bisa bermanfaat. Jangan lupa ya pak mbak nya di pantau minum obat nya
dan ingat untuk kontrol kesehatan 1 minggu lagi. Baik, sekian dari kami,
terima kasih atas kerjasamanya, semoga lekas sembuh. Selamat pagi.”
Pasien & Keluarga : “Yaa suster. Selamat pagi dan terimakasih suster.”
Perawat 1 & Perawat 2 : Sama-sama pak bu.

22
Lampiran 3
SURAT KONTROL

Nama Pasien ........................................................................................


Umur ........................................................................................
Alamat ........................................................................................
Diagnosis ........................................................................................
Tindakan ........................................................................................
Terapi ........................................................................................

Mohon Kontrol Kembali Ke Poli Klinik : .......................................


Pada Tanggal : .........................................
Madiun , …………………….
Dokter Penanggungjawab

( )

23

Anda mungkin juga menyukai