DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG CEMPAKA III BRSU TABANAN
1 s/d 27 Maret 2021
OLEH:
KELOMPOK B
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan proses
berkesinambungan guna menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca rawat
inap. Proses identifikasi dan perencanaan kebutuhan keberlanjutan pasien
ditulis guna memfasilitasi pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan ke
lingkungan lain agar tim kesehatan memiliki kesempatan yang cukup untuk
melaksanakan discharge planning. Discharge planning dapat tercapai bila
prosesnya terpusat, terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk
perencanaan perawatan berkelanjutan pada pasien setelah meninggalkan
rumah sakit. Sasaran pasien yang diberikan perawatan pasca rawat inap adalah
mereka yang memerlukan bantuan selama penyembuhan dari penyakit akut
untuk mencegah atau mengelola penurunan kondidi akibat penyakit kronis,
(Nursalam, 2016).
Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan suatu
hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada
waktu di rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien
pulang. Keperawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
perawatan dirumah. Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi
pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, dimana peran
keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi
kontrol ulang. Pasien memerlukan keperawatan kesehatan dirumah, konseling
kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke
ruang kedaruratan dengan masalah minor, sering kali diterima kembali dalam
waktu 24 jam dan kemudian pulang kembali.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan
hubungan yang efektif antara perawat dengan klien. Salah satu bentuk peran
perawat yang harus ditingkatkan keefektivitasannya adalah saat perencanaan
2
pulang (discharge planning). Informasi yang diberikan perawat kepada pasien
pada saat perencanaan pulang, bertujuan agar pasien dan keluarga mampu
mengenali tanda bahaya dan mengetahui bagaimana cara memanajemen
pemberian perawatan di rumah. Ketidaksiapan pasien menghadapi
pemulangan juga dapat terjadi karena pasien terlalu cepat dipulangkan
sehingga hal ini juga beresiko terhadap terjadinya komplikasi setelah di
rumah, dan juga dikarenakan pemulangan yang tidak direncanakan yang dapat
berakibat kepada hospitalisasi ulang. Oleh karena itu, intervensi keperawatan
perlu dipersiapkan untuk menghadapi pemulangan pasien karena adanya
ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri sebagai akibat dari adanya
keterbatasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah discharge
planning (perencanaan pemulangan pasien).
Discharge planning sudah dilakukan kepada pasien-pasien yang akan
pulang, namun hanya dilakukan secara lisan dan tidak mencakup aspek
discharge planning yang meliputi penjelasan penyakit dalam sebuah brosur
maupun leaflet sehingga pasien kadang lupa tentang penjelasan yang sudah
diberikan oleh para perawat. Pada kenyataannya pelaksanaan discharge
planning belum optimal karena rendahnya kemauan sebagian perawat
pelaksana untuk merutinkan pelaksanaan discharge planning (Nursalam,
2016).
Pelaksanaan discharge planning di Ruang Cempaka III BRSU
Tabanan sudah berjalan, namun belum sesuai dengan format discharge
planning yang ada di ruangan. Perawat hanya memberitahukan secara lisan
mengenai diet, perawatan luka, dan kontrol. Discharge planning yang tidak
berjalan dapat mengakibatkan kegagalan dalam program perencanaan
perawatan pasien di rumah yang akan berpengaruh terhadap tingkat
ketergantungan pasien, dan tingkat keparahan pasien saat di rumah. Dengan
adanya role play discharge planning yang diadakan oleh mahasiswa praktik
profesi keperawatan manajemen STIKES Advaita Medika, maka diharapkan
pelaksanaan discharge planning di Ruang Cempaka III BSRU Tabanan dapat
tercapai secara maksimal.
3
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah pelaksanaan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat di Rawat Inap lantai 3 BRSUD mampu
menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kebutuhan klien untuk discharge planning.
1. Mengidentifikasi masalah klien dalam discharge planning.
2. Membuat perencanaan discharge planning pasien
3. Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang perawatan klien di rumah
yang meliputi diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol.
4. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan
discharge planning.
5. Mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning.
C. Manfaat
1. Bagi Klien
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memperbaiki
serta mempertahankan status kesehatan klien.
2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam kesiapan
perawatan di rumah.
3. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarganya dalam melakukan
perawatan diri sendiri di rumah.
2. Bagi Mahasiswa
1. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dan
klien sebagai penerima pelayanan.
2. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge
planning pada penyembuhan klien.
3. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien saat di
rumah.
4. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah dimiliki
serta mengaplikasikannya.
4
5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan
pasien secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi
pasien secara tepat.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien.
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
discharge planning bertujuan untuk :
a. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan
dan upaya pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi
angka kekambuhan dan penerimaan kembali di Rumah Sakit.
b. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan
dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit.
7
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan penegtahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang
tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system pelayanan kesehatan.
Setiap klien yang masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
E. Jenis-jenis Pemulangan
Pengklasifikasian jenis pemulangan pasien adalah sebagai berikut.
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali maka prosedur keperawatan dapat dilakukan
kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa), kondisi ini diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan keperawatan
puskesmas terdekat (Nursalam, 2016).
8
F. Komponen Perencanaan Pulang
Menurut Arum 2018 komponen perencanaan pulang terdiri dari:
1. Identifikasi dan kaji apa kebutuhan pasien yang harus dibantu pada
discharge planing
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planing
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar
tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada
pasien dengan penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang
langkah atau rencana dari discharge planing yang akan dilakukan
6. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat-obat
tersebut tetap dibawakan ke pasien.
7. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke pasien saat pulang.
8. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol.
9
H. Faktor-Faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning
Menurut Nursalam (2016) factor-faktor yang perlu dikaji dalam
perencanaan pulang antara lain :
1. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan
yang diperlukan.
2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga.
3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka
memberi asuhan.
4. Bantuan yang diperlukan pasien.
5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari0hari seperti makan, minum,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari
bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah.
6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.
7. Sumber finansial dan pekerjaan.
8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah di rawat.
9. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah.
10
I. Dokumentasi
Menurut Iyer dan Camp (2015) dalam Supriyo (2016), sebuah format yang
memuat petunjuk yang mengingatkan pemberi pelayanan kesehatan yang
mengimplementasikan dan mendokumentasikan perencanaan pemulangan
merupakan hal yang sangat membantu. Perencanaan pemulangan sering
dicantumkan dalam format terpisah dalam rekam medis, format ini biasanya
berisi hal-hal berikut :
1. Pengkajian awal terhadap kebutuhan
perencanaan pulang
2. Usaha untuk menempatkan pasien pada
fasilitas yang tepat agar mendapatkan perawatan yang kontinyu atau untuk
mengatur pasien agar mendapatkan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.
11
3. Penutup
4. Kepala ruangan
memberikan reward kepada perawat primer dan perawat assosiate
Program HE:
Penyelesaian Lain-lain
Kontrol dan Obat perawatan
Administrasi Diet
Aktivitas dan Istirahat
12
2) Membuat leaflet dan menyiapkan kartu discharge planning
3) Memberikan konseling
4) Memberikan pendidikan kesehatan
5) Menyediakan format discharge planning
6) Mendokumentasikan discharge planning
7) Melaksanakan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai
dengan akhir perawatan)
3. Perawat Associate
Ikut membantu melaksanakan discharge planning yang telah direncanakan
oleh perawat primer dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung kepada pasien (Yohanes, 2019).
M. Mekanisme
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Meng 2 Hari Nurse Semua
observasi leaflet yang ada Station Anggota
diruangan Cempaka III Kelompok
2. Menc
ari data 10 besar penyakit di
Ruang Cempaka III
3. Mene
ntukan besaran penyakit yang
ada diruangan yang selanjutnya
dibuatkan leaflet
4. Mem
buat leaflet besaran penyakit
terbanyak diruang Cempaka III
5. Mela
kukan konsultasi terkait isi
leaflet
6. Menc
etak leaflet
13
Penutup Evaluasi CI, CT dan anggota 30 Ruang CI dan CT
kelompok menit Karu
BAB 3
PERENCANAAN
A. Pelaksanaan kegiatan
Topik : Memberikan penyuluhan
Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Di Ruang Cempaka III BRSU Tabanan
B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ni Ketut Manik Anggreni, S.Kep
Perawat Primer 1 : Ni Kadek Ayu Arista Dewi, S.Kep
Perawat Asosiate 1 : I Kadek Wira Kusuma Yuda, S.kep
Ni Made Dwi Sutariani, S.Kep
Perawat Primer 2 : Ni Putu Desi Lisnasari, S.Kep
Perawat Asosiate 2 : Ni Putu Krishnanda Sintya Dewi, S.Kep
Putu Bagus Wahyu Prabowo Putra, S.Kep
Pembimbing Pendidikan : 1. I Wayan Surka, S.SiT.,M.Kes
2. Ns. Ni Made Sintha Pratiwi, S.Kep, M.Kep
C. Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah metode
langsung dengan memberikan leaflet pada ruangan yang diterima oleh Karu.
D. Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning leaflet yang
lansung dijelaskan pada saat pasien akan pulang.
14
E. Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Mengobservasi leaflet yang ada 2 Hari Nurse Semua
diruangan Cempaka III Station Anggota
Kelompok
2. Mencari data 10 besar penyakit
di Ruang Cempaka III
6. Mencetak leaflet
F. Evaluasi
1. Struktur
1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk ruang Rawat Inap Lantai 3
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
3) Menyusun proposal
4) Menetapkan kasus
5) Pengorganisasian peran
15
6) Penyusunan leaflet
2. Proses
1) Kelancaran kegiatan
2) Peran serta perawat yang bertugas
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal
yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual
dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,
memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara
individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien
secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
B. Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih
banyak kekurangan dalam menyusun proposal praktik manajemen
keperawatan yang berjudul “Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun
berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar dalam
penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari yang saat ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
18