Anda di halaman 1dari 21

ROLEPLAY TEMA “DISCHARGE PLANING”

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN


KEPERAWATAN

OLEH :
KELOMPOK 4

Geta Rizqi Maufiroh Muti’atun Nafisah


Husnul Khotimah Nur Azizah Tri Umami
Ike Fitriah Robiatul Adawiyah
Malinda Fadlilah Tutik Hidayati
Mila Amelia Wulandari Suciwati
Muhammad Edi Waris Musthofa

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit akan
bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini, perencaan
pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, dimana peran
keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol
ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan atau
penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh
pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah
minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam sampai 48jam, dan kemudian pulang
kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan yang
artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap
beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencaan pulang diperlukan
komunikasi yang baik terarah, sehingga aoa yang disampaikan dapat mengerti dan berguna
untuk keperawatan dirumah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2. Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3. Mengidentifikasi Struktur
4. Mengidentifikasi Prinsip
5. Mengidentifikasi Proses
6. Mengidentifikasi Pengetahuan
7. Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8. Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Discharge Planning


Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di
luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. (Nursalam. 2017)
2.2 Tujuan Discharge Planning
Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di transfer
ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.

b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.

c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas


pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.

d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan
menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri. (Nursalam. 2017)
2.3 Pemberi Layanan Discharge Planning

Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan


multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi
layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit
yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit
untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge
planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan
tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning. (Nursalam. 2017)
2.4 Penerima Discharge Planning
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau
rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan tidak
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama
(Nursalam. 2017)
2.5 Jenis Discharge Planning
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara dirawat
di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas
terdekat.

b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.

c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat. (Nursalam. 2017)
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman
masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan
mengarahkan perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan
demikian informasi yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut
sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam
memberikan informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai
dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien
berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi. (Nursalam. 2017)
2.7 Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.

2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.

3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan


pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.

4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.

5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap


pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
(Nursalam. 2017)
2.8 Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning

2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk


memfasilitasi dilakukannya discharge planning

3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi

4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien


dengan penyakit kronis

5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan (A Potter & Perry, A. G. 2016)
2.9 Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan.
Kesamaan tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat
sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih
lengkap dapat di urut sebagai berikut: (A Potter & Perry, A. G. 2016)
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan
secara terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk keluarga pasien yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan
kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama keluarga pasien, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan bayi. (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir
pada saat rujukan dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan pasien
setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang
yang relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Keluarga pasien akan memahami masalah kesehatan dan
implikasinya.
2) Keluarga pasien akan mampu memenuhi kebutuhan bayinya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah
2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien

a. Anjurkan cara-cara untuk merubah perawatan bayi di rumah sehingga kebutuhan


bayi dapat terpenuhi.

b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat


kepada keluarga pasien.

c. Lakukan pendidikan untuk keluarga pasien sesegera mungkin setelah pasien di


rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan,
diet, latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi
yang dijalani). Keluarga pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan keluaraga pasien bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).

a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan,
atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).

b. Tentukan apakah keluarga pasien telah mengatur transportasi untuk pulang ke


rumah.

c. Tawarkan bantuan ketika keluarga pasien mempersiapkan seluruh barang-barang


pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.

d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih
tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah
ditandatangani dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk
mengembalikan barang-barang berharga tersebut kepada keluarga pasien. Hitung
semua barang-barang berharga yang ada.

e. Berikan keluarga pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter.
Periksa kembali instruksi sebelumnya.

f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah keluarga pasien


masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur keluarga untuk pergi ke kantor
tersebut.

g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien dan


keluarga pasien.

h. Pasien yang meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan
dengan kereta dorong ambulans.

i. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga dimana sumber transaportasi merupakan hal
yang diperhatikan.

j. Bantu keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan


tersebut.

k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.

l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi
keluarga pasien akan menerima salinan dari format tersebut.

m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

2.12 Keberhasilan Discharge Planning


Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan
untuk pulang, keluarga pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang
diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien
diantarkan pulang sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan
discharge planning menjamin keluarga pasien mampu melakukan tindakan perawatan
lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit.

Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat


terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa
keluarga pasien mempunyai suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang
berkelanjutan pada bayinya setelah meninggalkan rumah sakit. Discharge planning
membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain. Proses
tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa indicator.
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge planning
pasien, yaitu:
a. Keluarga pasien memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada keluarga pasien untk memastikan perawatan
yang tepat setelah pasien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien dan
keluarganya untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga
membuat koping terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
Alur Discharge Planning

Pasien masuk rumah


inap dan klinik

Dilakukan discharge planing

Pasien masuk ruang


neonatus

Dilakukan pengkajian awal

Pasien dinyatakan pulang/KRS

Konfirmasi kondisi pasien

Pasien dilakukan discharge


planing

Pasien KRS

Gambar skema discharge planning


BAB III
PERENCANAAN DISCHARGE PLANNING

A. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning

Hari/tanggal : Jum’at, 01 juli 2022


Waktu : 13.00
Tempat : Ruang Intensive Care Unit
Pelaksana : Karu, Katim, PA

Sasaran : keluarga klien


B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Wulandari Suciwati
Ketua Tim : Husnul

Perawat Pelaksana / PA : Robiatul


Keluarga Pasien : M.Edi Waris
C. Instrumen
a. Status klien
b. Format discharge planning (terlampir)
c. Leaflet (terlampir)
d. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1) Karu mengucapkan salam 10 Ruang KARU
kemudian menanyakan Menit KARU
bagaimana persiapan Ketua Tim
untuk pelaksanaan discharge KATIM
planning KATIM
2) Ketua Tim sudah siap dengan KATIM
status klien dan format
discharge planning
3) Menyebutkan masalah-masalah
klien
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan
keluarga.
5) Karu memeriksa kelengkapan
discharge planning
Pelaksanaan 1) Karu membuka acara discharge 30 Bed KARU,
planning Menit Pasien KATIM, PA
2) Ketua Tim dibantu PA
menyampaikan pendidikan
kesehatan, dan menjelaskan
tentang :
 Sering berjemur dibawah
matahari di pagi hari jam
06.00-07.00 pagi
 Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
3) Ketua Tim menanyakan kembali
kepada klien dan keluarga
tentang materi yang telah
Disampaikan
4) Ketua Tim mengucapkan terima
kasih
5) Pendokumentasian
6) Timbal balik antara Karu, Ketua
Tim, PA dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan 2 Ruang KARU
masukan atau saran kepada menit KARU
Ketua Tim dan PA
BAB 4
PELAKSANAAN
A. PERSIAPAN

1. Penanggung Jawab : M.Rifqi , S.Kep dan Mifta Zainul M S, S.Kep


2. Tujuan :
diharapkan setelah dilakukan tindakan Role discharge planning pada
praktek manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKes Hafshawaty
probolinggo mampu menerapakan discharge planning secara optimal.
3. Rencana Strategi :
a. Menyusun proses discharge planning
b. Menentukan materi discharge planning
c. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat
d. Melaksanakan discharge planningbersama dengan perawat ruangan

B. PELAKSANAAN
Topik : Discharge planning

Hari/tanggal : Jum’at, 01 Juli 2022

Waktu : 13.00

Tempat : Ruang Intensive Care Unit

Pelaksana : Karu, Katim, PA

Sasaran : keluarga klien

a. Kriteria hasil
a) Struktur
1. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk ruang anak
2. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan pembimbing
akademik
3. Penyusunan proposal
4. Menetapkan kasus
b) Proses

1. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap pasien


baru, pasien sedang dirawat, dan pasien pulang
2. Perawat memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan
masing-masing kasus yang dihadapi pasien
c) Hasil
1. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan
keluarga
2. Pasien terkesan sangat diperhatikan selama dalam
perawatan
3. Bagi pasien yang akan pulang merupakan suatu hal yang
berharga setelah dari rumah sakit
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Kepala Ruangan : Wulandari Suciwati


Ketua Tim : Husnul
Perawat Pelaksana / PA : Robiatul

Keluarga Pasien : M. Edi Waris

( Ruang Perawat )
Perawat pelaksana, Kepala ruangan, Ketua tim sedang berdiskusi mengenai discharge
planning yang akan diberikan kepada pasien Ny B. dengan Post Partum

Perawat P1 Robiatul : “Selamat pagi bu, saya Rohma sebagai Perawat


Pelaksana 1 hari ini. Sebelumnya saya ingin menyerahkan
formulir rencana discharge planning kepada pasien Ny.B di
ruang ICU. Dari hasil observasi, keadaan pasien ny.B sudah
membaik. Dari hasil laboratorium menunjukkan sudah normal.
Selain itu, kondisi fisik pasien bagus. Dari segi asuhan
keperawatan pasien sudah bisa pulang hari ini.
Sayaberencana untuk memberikan discharge planning kepada
pasien Ny.B. Bagaimana pendapat ibu? Apakah ibu
menyetujuinya? Mungkin bapak bisa melihat format rencana
discharge planning yang sudah saya buat.
Katim (Husnul) : Apa yang difokuskan dari discharge planning ini mbk?
Perawat P1 robiatul : Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai tenik relaksasi
nafas dalam , apa yang perlu diperhatikan saat pasien pulang
nanti dan dipersiapkan leaflet yang bisa dibawa pulang oleh
pasien.
Kepala Ruangan : Baik kalo begitu nanti kita diskusikan lagi bersama dokter
visite hari ini.

( Ruang ICU )
Dokter dan perawat pelaksana 2 melakukan visit pagi hari di ruang ICU,
Pada pasien Ny.B dengan diagnose Post Partum
Perawat P2 mila : “kondisi pasieni sudah membaik, sudah tidak ada keluhan dok.”
Dokter : “kondisi Ibu mulai membaik dan dari hasil
laboratorium juga sudah menunjukkan perkembangan
yang baik,
( Ruang ICU )
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana 1 dan perawat
pelaksana 2 berdiskusi mengenai keadaan pasien.Ny.B dan rencana pemberian terapi
selanjutnya.
Kepala Ruangan : Dok, mengenai pasien Ny.B, apa sebaiknya bisa
direncanakan untuk pulang saja, dari hasil observasi yang
dilakukan perawat, kondisi pasien sudah membaik dan dari hasil
laboratorium normal. Sebaiknya apa tidak direncanakan pulang
saja?
Dokter : Tadi juga saya sudah melihat hasil laboratoriumnya
memang menunjukkan peningkatan dan bisa dikatakan normal,
jadi menurut saya klien bisa dipulangkan
Kepala Ruangan : Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah
bisa membaik, intervensi keperawatan yang diberikan juga sudah
tercapai.Dan mengenai teknik relaksasi nafas dalam dirumah kita
sudah merencanakan discharge planning. Discharge planning ini
nantinya akan diberikan edukasi kepada pasien mengenai yang
perlu diperhatikan di rumah nantinya.
Ketua Tim husnul : Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan diberikan
oleh perawat-perawat yang bertugas hari ini.
Dokter : Iya kalau begitu, saya harapkan nantinya discharge
planning ini nantinya benar-benar dilaksanakan kepada pasien
dan pastikan jika pasien juga sudah memahami apa yang harus
dilakukan di rumah.
Ketua Tim rifqi : Iya nanti akan diberikan leaflet yang berisikan informasi
penting bagi kelurga pasien.
Dokter : Bisa. Pasien Ny.B bisa pulang hari ini, saya akan
membuat surat ijin pulangnya dan resep obat yang harus
diberikan ke pasien.
Kepala Ruangan : ners robiatul, ini format discharge planning yang sudah
saya setujui dan bisa dilakukan pada Pasien Ny.B. Bisa
disiapkan untuk discharge planning sekarang.”
Perawat P1 robiatul : “Baik mbak, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Ners
mila, tolong panggilkan keluarga pasien Pasien Ny.B agar
datang ke ruangan perawat sekarang.”
Perawat P2 mila : “Baik, suster.”
( Ruang ICU)
Perawat Pelaksana 2 Memanggil keluarga Pasien Ny.B

Perawat P2 mila : “Selamat Pagi, bu.

Pasien : “Iya pagi juga suster.”

Perawat P2 mila : “Tadi setelah dibicarakan dengan Dokter. Pasien Ny.B

hari ini boleh pulang, karena keadaan sudah membaik dan semua
hasil pemeriksaan juga menunjukkan peningkatan normal.
Keluarga pasien bisa ikut saya
sebentar ke ruang perawat, karena ada beberapa penjelasan
terkait perencanaan pulang Pasien Ny.B hari ini.”
Keluarga Pasien : “Baik, suster.”

Keluarga pasien dan perawat pelaksana 2 menuju keruang perawat


Ketua Tim husnul : “Selamat pagi, Bapak. Keluarganya Pasien
Ny.B?”
Keluarga pasien : “Iya, suster.”
Ketua Tim :“Begini, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan
terhadap Ny.B, dan dari hasil tindakan keperawatan, kondisi
Pasien Ny.B sudah membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan
dirumah.
Keluarga Pasien : Apa benar suster anak saya boleh pulang?
Ketua Tim : Iya. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini resep obat
yang harus ditebus dulu sebelum pulang.
Keluarga Pasien : Baik suster.
Ketua Tim : Begini sebelum nanti Pasien Ny.B pulang kami akan
memberikan penyuluhan. Jadi penyuluhan ini penting nantinya
untuk menjalani selama pemulihan di rumah. Apa bapak
bersedia untuk diberikan penyuluhan ini?
Keluarga Pasien : Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang benar
mengenai perawatan teknik relaksasi nafas dalam
istri saya dirumah.
Ketua tim : Baiklah, nanti akan diperjelas lagi oleh perawat mila,
silahkan perawat mila?
Perawat P2 : Iya. mbk minta waktunya sebentar sebelum pulang,
untuk memberikan penjelasan cara perawatan teknik relaksasi
nafas dalam dirumah. Sekarang, saya minta untuk memberikan
form ini kepada Ny. Bagar ditanda tangani. Form ini berisi
persetujuan Ny. B untuk dilakukan penyuluhan sebelum pulang.
Keluarga Pasien : “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima kasih,
sus.”
Perawat P2 : Sama-sama.

(Ruang ICU)
Perawat pelaksana 1, Perawat pelaksana 2 memberikan Discharge Planning
pada pasien dan keluarga pasien
Perawat P1 : “Selamat Pagi, hari ini kami dari perawat ruang ICU yang
bertugas pagi ini, akan memberikan penyuluhan mengenai yang
harus diperhatikan selama perawatan dirumah. Sebelumnya ada
yang ingin ditanyakan dulu sebelum dimulai?
Pasien dan Keluarga : Tidak suster.
Perawat P1 : Nanti akan dijelaskan mengenai informasi-informasinya,
kemudian nanti akan ditanyakan kembali dan diakhiri dengan
pemberian leaflet yang bisa dibawa pulang. Nanti yang akan
memberikan informasi adalah teman perawat saya. Bagaimana
bisa dimulai sekarang?
Pasien dan Keluarga : Bisa suster.
Perawat P2 : Selamat Pagi. Benar dengan Ny.b?
Pasien : Iya benar, suster.
Perawat P2 : Saya perawat afni akan memberikan sedikit informasi
kepada Ibu dan keluarga mengenai cara perawatan teknik
relaksasi nafas dalam dirumah nanti setelah Ibu pulang dari
rumah sakit. Mungkin sebelumnya sudah tahu mengenai cara
relaksasi nafas dalam?
Pasien : kebetulan saya tidak tau tentang teknik nafas dalam yang benar
suster, jadi banyak tidak taunya mengenai cara teknik
relaksasi nafas dalam nantinya dirumah.
Perawat P2 : baik ibu, jadi saya akan menjelaskan apa saja
yang harus
dilakukan ketika nafas dalam yang benar dirumah
Pasien & Keluarga : Belum semua suster..
Perawat P1 : Untuk itu kedepannya perawatan teknik relaksasi nafas dalam
dirumah yang saya paparkan tadi bisa di terapkan.
Perawat P1 : Sebelum saya akhiri, apakah ada pertanyaan?
Pasien : Tidak ada suster.
Perawat P1 : Baik, kalau tidak ada, ini saya bagikan leaflet kepada
Ny. b. Isinya kurang lebih sama dengan apa yang saya jelaskan
tadi, dan saya harap ini bisa bermanfaat. Baik, sekian dari
kami, terima kasih atas kerjasamanya, semoga lekas sembuh,
dan ingat untuk kontrol kesehatan 1 minggu lagi.yaitu tepatnya
hari jumat depan tanggal 08 juli 2022 di poli ...jam 08-
10. Selamat pagi.
Pasien & Keluarga : Selamat pagi suster dan terimakasih.
Perawat 1 & Perawat 2 : Sama-sama bu
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan
baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge
Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki
tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan
potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan
tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan
mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
4.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang
berjudul Discharge Planning. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan
saran yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih
baik dari yang saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai