Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN DISCHARGE PLANNING PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAMANDAU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAMANDAU
KABUPATEN LAMANDAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkn kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkatnya sehingga
telah berhasil telah di susun Panduan Discharge Planning pada pasien di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau.
Buku panduan ini perlu dipahhami oleh semua pihak yang terlibatdalah prosen Discharge
Planning pasien sebagi bagian dari proses pelayanan di RSUD Lamandau. Dalam buku
pandauan Discharge Planning di uraikan bagaimana Discharge Planning dilaksanakan,
siapa yang melakukan serta bagaimana proses pelaksanaannya. Discharge Planning
dilaksanakan dalam upaya mengetahui kebutuhan pelayanan pasien dan disesuaikan
dengan visi misi serta sarana yang di muliki Rumah Sakit Umum Daerah Lamandau.
Tidak lupa penyusun mengiucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
penyusunan panduan Discharge Planning pasien si RSUD Lamandau.

Lamandau
Januari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
1.1 Discharge planning
Discharge planning merupakan suatu bagian penting dan memiliki
pengaruh dalam sebuah pelayanan keperawatan. Pelaksanaan discharge planning
yang belum sesuai dan belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien
seperti meningkatnya angka perawatan berulang, memperlambat penyembuhan,
meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang
sama, meningkatnya lama perawatan, dan meningkatnya angka kematian
(Junaidy, 2017). Idealnnya, discharge planning dimulai saat penerimaan pasien
masuk hingga evaluasi tindakan pada saat pasien akan pulang,untuk mengkaji
kemungkinan rujukan, atau perawatan lanjut dirumah sesuai kebutuhan (Shofiana,
2014).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara langsung
terlibat dalam pelaksanaan discharge planning yang juga akan menentukan
keberhasilan dari pelaksanaan discharge planning. Perawat yang tidak
melaksanakan discharge planning dengan baik dan benar akan memberikan
dampak yang negatif terhadap kwalitas kesehatan pasien (Pribadi, 2019). Perawat
harus mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan data yang berhubungan
kemudian mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, mementukan tujuan
bersama-sama, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan cara dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal serta
mengevaluasi kesinambungan asuhan keperawatan yang telah di berikan kepada pasien
dan keluarganya (Koeswo, 2014).
1.2 Tujuan
Menurut Nursalam (2015) tujuan dari dilakukan discharge planning adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial,
meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien, membantu rujukan
pasien pada sistem pelayanan yang lain.
3. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.
4. Menjelaskan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat.
Perencanaan pulang bertujuan untuk membantu pasien dan keluarga untuk dapat
memahami permasalahan, pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi
angka kambuh dan penerimaaan kembali di rumah sakit, dan terjadi pertukaran informasi
antara pasien sebagai penerima pelayanan dengan keperawatan dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit.
Menurut Sarfina (2016) tujuan dilakukan discharge planning antara lain untuk
mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis dipulangkan ke rumah,
menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pasien dalam proses pemulangan, memfasilitasi proses
pemulangan, memfasilitassi proses pemindahan yang nyaman dengan memastikan
semua fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima
pasien meningkatkan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga.
Discharge planning memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin berkelanjutan
asuhan yang berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasi
komunikasi yang efektif.
BAB II
RUANG LINGKUP

Kontiuntas pelayanan mempersyaratkan persiapan dan pertimbangan khusus untuk


beberapa pasien tertentu, seperti rencana pemulangan pasien. RSUD Lamandau
mengembangka mekanisme seperti daftar kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang
rencana pemulangan kritis, antara lain karena umur, kesulitan mobilitas atau gerak, kebutuhan
pelayan medis dan keperawatan berkelanjutan atau bantuan dalam beraktifitas hidup sehari-
hari. Karena perencanaan proses pemulangan pasien dapat membutuhkan waktu yang agak
lama, maka proses asesmen dan perencanaan dapat dimulai segera setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.
Untuk pasien yang dirawat inap tidak semua pasien di rencanakan discharge planning,
akan tetapi hanya pasien-pasien tertentu saja yang harus dilakukan penanganan lanjut selama
pasien dirumah.
Pasien-pasien yang memerlukan penangan lebih lanjut setelah pulang dari rumah sakit
diantaranya :
1. Pasien usia lanjut Dementia
2. Pasien dengan penyakit multi system
3. Pasien dengan tindakan bedah mayor
4. Pasien dengan penyakit kronis atau terminal
5. Pasien dengan ketidakstabilan emosional
6. Lingkungan rumah tempat tinggal kurang aman
7. Bayi kurang bulan dengan berat badan lahir rendah
8. Pasien dengan gangguan mobilitas sehingga tidak mampu atau mengalami kesulitan
melakukan aktivitas kesehariannya
9. Pasien yang masih memerlukan pertolongan untuk melanjutkan terapi atau perawatan
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prosedur Discharge Planning adalah sebagai berikut :


Berikut hal yang berkenaan dengan Discharge Planning yang harus dipahami oleh pasien
dan keluarga.
1. Proses Discharge Planning
Prosen Discharge Planning mencakup kebutahn fisik pasien, psikologis, social,
buadaya dan ekonomi, proses Discharge Planning dibagi menjadi 4 (empat) tahap
yaitu:
1. Tahap I : Saat pasien masuk yaitu mengenai pengkajian fisik, psikososial, status
fungsional, kebutuhan pendidikan kesehatan mengenai kondisi pasien serta
pemahaman pasien dan keluarga dan disiplin klinis lainnya seperti fisioterapis
atau ahli gizi.
2. Tahap II : Fase Diagnostik, yaitu kebutahan pendidikan kesehatan mengenai
kondisi pasien serta penatalaksaannya, pemeriksaan diagnostic pasien itu.
3. Tahap III : fase stabilisasi, yaitu saat pasien telah stabil dan sudah adanya
perkiraan kapan pasien pulang dengan melakukan pendidikan kesehatan dan
diskusi mengenai renacana kedepannya setelah pasien pulang.
4. Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien aka pulang dengan melakukan
diskusi dengan keluarga pasien mengenai pengawasan pasa pasien diluae rumah
sakit.
2. Prosedur Discharge Planning adalah sebagai berikut :
Berikut hal yang berkenaan dengan Discharge Planning yang harus dipahami oleh
pasien dan keluarga :
a. Prinsip
Ketika melakukan Discharge Planning dari suatu lingkungan ke lingkungan yang
lain, ada brapa prinsip yang harus diikuti/diperhatikan yaitu:
1. Discharge Planning harus merupakan proses multidisiplin, diman sumber-
sumber untuk memepertemukan kebutuhan pasien dengan pelayanan
kesehatan ditempatkan pada suatu tempat.
2. Prosedur discharge planning harus dilakukan secara konsisten dan kualitas
tinggi pada semua pasien.
3. Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis.
4. Kebutuhan pemberian asuhan (care giver) juga harus dikaji.
5. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan adekuat.
6. Informasi tentang penyususnan pemulangan harus diinformasikan antara tim
kesehatan dengan pasien, dan kemampuan terakhir disediakan dalam bentuk
tertulis tentang keperawatan berkelanjutan.
7. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan
ketikan menyusun discharge planning.
8. Discharge Planning berisi :
1. Diagnose masuk, diangnosa keluar dan diagnose keperawatan
2. Obat-obatan yang masih diminum.
3. Nasihat, aktivitas dan istirahat.
4. Tanggal an tempat control.
5. Hasil pemeriksaan yang dibawa pulang.
6. Keadaan waktu pulang.
7. Fasilitas kesehatan yang terdekat yang bias dihubungi.
b. Karakteristik
Beberapa karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam membuat rencana
pemulangan adalah :
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin muncul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang muncul di rumah dapat segera di antisipasi.
3. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedua
di masyarakat.
4. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap
pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
c. Cara penyampaian
1. Ikut sertakan keluarga dalam proses pemulangan pasien.
2. Gunakan Bahasa yang sederhana, jelas da singkat.
3. Jelaskan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu perawatan.
4. Perkuat penjelasan lisan dengan intruksi tertulis.
5. Motivasi pasien untuk mengikuti langkah-langkah tersebut dalam melakukan
perawatan dan pengobatan.
6. Kenali tanda-tnda dan gejala komplikasi yang harus dilaporkan pada tim
kesehatan.
7. Berikan nama dan nomor telepon fasilitas kesehatan terdekat yang dapat
dihubungi.
d. Asesmen awal pasien ( pengkajian keperawatan)
Identifikasi pasien dengan mempelajari rekam medis untuk merancang Discharge
Planning
1. Seleksi Pasien
Tahap ini meliputi identifikasi pasien yang membutuhkan discharge planning,
pemberian discharge planning lebih diprioritaskan bagi pasien yang
mempunyai risiko lebih tinggi memiliki kebutuhan akan pelayanan khusus.
Karakteristik pasien yang membutuhkan discharge planning dan rujukan ke
pelayanan kesehatan adalah pasien yang kurang pengetahuan tentang rencana
pengobatan, isolasi sosial, diagnosa baru penyakit kronik, operasi besar,
perpanjangan masa penyembuhan dari operasi besar atau penyakit,
ketidakstabilan mental, penatalaksanaan perawatan dirumah yang kompleks,
kesulitan financial, ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber rujukan,
serta pasien yang sakit pada tahap terminal.
Discharge planning juga diindikasikan pada pasien yang berada pada
perawatan khusus seperti nursing home atau pusat rehabilitasi. Selain itu juga
perlu dipertimbangkan kondisi sosial ekonomi serta lingkungan pasien seperti
kemampuan anggota keluarga untuk merawat serta fasilitas lingkungan yang
sesuai dengan kondisi pasien (Zwicker & Picariello, 2003).

2. Pengkajian
Pengkajian discharge planning berfokus pada 4 area, yaitu pengkajian fisik
dan psikososial, status fungsional, kebutuhan penkes dan konseling.
Zwicker dan Picariello (2003) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam
pengkajian adalah:
a. Pengkajian dilakukan pada saat pasien masuk dan berlanjut selama
perawatan.
b. Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang berisiko tinggi tidak
tercapainya hasil discharge.
c. Pengkajian meliputi :
1) Status fungsional (kemampuan dalam aktivitas sehari-hari dan
fungsi kemandirian).
2) Status kognitif (kemampuan pasien dalam berpartisipasi dalam
proses discharge planning dan kemampuan mempelajari informasi
baru).
3) Status psikologi pasien, khususnya pengkajian terhadap depresi.
4) Persepsi pasien terhadap kemampuan perawatan diri.
5) Kemampuan fisik dan psikologik keluarga dalam perawatan
pasien.
6) Kurangnya pengetahuan berkaitan kebutuhan perawatan kesehatan
setelah pulang.
7) Faktor lingkungan setelah pulang dari rumah sakit.
8) Kebutuhan dukungan formal dan informal keluarga dalam
memberikan perawatan yang benar dan efektif.
9) Review pengobatan dan dampaknya.
10) Akses ke pelayanan setelah pulang dari fasilitas kesehatan
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:
1) Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjukan setelah pulang.
2) Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kelanjutan perawatannya.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah
pasien pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.
4) Health teaching (pengajaran kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan, termasuk tanda dan gejala yang
mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan tambahan
5) Outpatient referal
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas
lain yang dapat meningkatkan perawatan yang berklanjutan.
6) Diet pasien
Sebaiknya pasien dan keluarga diberitahu tentang pembatasan pada
dietnya dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk
dirinya.
4. Penatalaksanaan
Pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang
diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pasien
pulang / discharge planning . Informasi tentang perawatan di rumah seperti;
gambaran tentang jenis pembedahan, pengobatan, status fisik dan mental,
faktor sosial dan kebutuhan lainnya diberikan sebelum pasien pulang.
Penatalaksanaan dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu penatalaksanaan
yang dilakukan sebelum hari pemulangan dan penatalaksanaan pada hari
pemulangan.
a. Persiapan sebelum hari pemulangan
1. 2 (dua) hari menjelang proses kepulangan
 Konfirmasi tempat tujuan pasien setelah pulang dari rumah sakit
 Konfirmasi kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas
 Persiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi
tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di komunitas.
 Tentukan hambatan dan kemauan pasien untuk belajar, adakan sesi
pengajaran kepada pasien dan keluarga sedini mungkin selama
pasien di rawat di rumah sakit (seperti tanda dan gejala penyakit,
komplikasi yang mungkin timbul, obat-obatan, diet, pembatasan
aktifitas, latihan dan perawatan berkelanjutan).
 Berikan leaflet, buku-buku, rekaman video atau jelaskan sumber-
sumber informasi dari internet.
 Komunikasikan rencana kepulangan pasien kepada pasien dan
keluarga
2. 1 (satu) hari Menjelang Proses Kapulangan
 Konfirmasi ulang kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas
pasien saat pulang
 Nilai kondisi klinis pasien
 Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus dibawa pulang
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus),
alat bantu/ peralatan kesehatan untuk dirumah
b. Penatalaksanaan pada hari pemulangan
1. Konfirmasi kondisi klinis pasien layak pulang sesuai dengan
kriteria pemulangan pasien
2. Cek instruksi pemulangan dokter, persiapkan kebutuhan dalam
perjalanan, alat – alat yang dibutuhkan sebelum pasien tiba di
rumah
3. Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis transportasi yang
akan digunakan untuk membawa pasien pulang
4. Periksa ruangan dan lemari pasien untuk memastikan barang-
barang pasien tidak ada yang tertinggal
5. Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus di bawa pulang
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus).
6. Melengkapi dokumen discharge planning dan dokumen ringkasan
klinis/resume medis pasien pulang dimana satu salinan/fotocopyan
dari dokumen tersebut diberikan kepada pasien/keluarga serta
kelengkapan administrasi
7. Rencana kontrol
8. Jika diperlukan salinan ringkasan klinis pasien ditujukan kepada
praktisi kesehatan yang bertanggung jawab terhadap tindak lanjut
pelayanan
9. Review kembali kebutuhan pasien dan keluarga akan materi
edukasi meliputi point yang disebutkan di atas dengan metode
read-back (sebutkan kembali).
BAB IV

DOKUMENTASI

Sebuah format yang memuat petunjuk yang mengingatkan pemberi pelayanan kesehatan yang
mengimplementasikan dan mendokumentasikan perencanaan pemulangan yang merupakan hal
yang sangat membantu. Perencanaan pemulangan sering dicantumkan dalam format terpisah
dalam rekam medis, format ini biasanya berisi hal-hal berikut:
1. Pengkajian awal terhadap kebutuhan perencanaan pulang.
2. Usaha untuk menempatkan pasien pada fasilitas yang tepat agar mendapatkan perawatan -
yang berkelanjutan atau untuk mengatur pasien agar mendapatkan perawatan di rumah sesuai
kebutuhan.
Dokumentasi discharge planning berisi:
1. Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
2. Resume rencana penanganan/tatalaksana pasien selanjutnya
3. Regimen pengobatan pasien
4. Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan terapi selanjutnya.
5. Janji temu dengan professional kesehatan lainnya
6. Detail mengenai pengaturan layanan di komonitas/publik dan waktu pertemuannya
Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi emergency/pembatalan
pertemuan/muncul masalah-masalah medis pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai