Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN

PEMULANGAN PASIEN

RSU TIGA
BERSAUDARA
TAHUN 2022
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Discharge Planning atau perencanaan pemulangan merupakan suatu
proses dalam mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatan sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungan keluarga dan harus dibuat sejak awal pasien datang
ke pelayanan kesehatan pemberian discharge planning dapat meningkatkan
kemajuan penyembuhan, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup
yang lebih optimum sebelum dipulangkan.
Discharge planning yang berhasil dilaksanakan dengan baik maka
kepulangan pasien dari rumah sakit tidak akan mengalami hambatan serta
dapat mengurangi hari atau lama perawatan dan mencegah kekambuhan,
namun sebaliknya bila discharge planning yang tidak dilaksanakan dengan
baik dapat menjadi salah satu faktor yang memperlama proses penyembuhan
yang akan mengalami kekambuhan dan dilakukan perawatan ulang (Pemila,
2 2011).
Discharge planning yang belum optimal menimbulkan dampak bagi
pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat ulang dan pada
akhirnya pasien/rumah sakit akan menanggung pembiayaan untuk biaya
rawat inap di rumah sakit (Perry & Potter, 2005). Kondisi kekambuhan pasien
atau rawat ulang pasien tentunya sangat merugikan pasien beserta keluarga
dan juga merugikan rumah sakit (Hariyati., et al, 2010).
Dengan discharge planning secara signifikan dapat mengurangi
kunjungan ulang atau rawat ulang pasien di rumah sakit. Readmisi
merupakan salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena
itu penguatan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga melalui
perencanaan discharge planning dapat menurunkan angka readmisi di rumah
sakit. Meningkatkan perawatan terhadap pasien dan mengurangi pasien
readmission atau rawat ulang dalam kurun waktu kurang dari 30 hari adalah
prioritas nasional bagi rumah sakit.

B. Pengertian
a. Discharge Planning adalah proses mengidentifikasi kebutuhan pasien
dan perencanaannya untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan
kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu
dihindari dan dilakukan sehubungan dengan kondisi/penyakitnya.
b. Pemberi Discharge Planning (Discharge Planner) adalah seseorang
yang merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan
(continuing care coordinator) yang adalah seorang staf rumah sakit
dengan memberikan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah
sakit lainnya untuk merencanakan dan mengimplementasikan discharge
planning.
c. Ringkasan Pulang Rawat Inap adalah formulir rekam medis yang
berfungsi sebagai informasi kepada pemberi asuhan lanjutan, dengan
adanya surat ini diharapkan seluruh informasi tentang riwayat pasien yang
dibutuhkan oleh dokter yang memeriksa selanjutnya dapat tersampaikan
dengan baik. ringkasan pulang rawat inap dibuat untuk semua pasien
rawat inap, ringkasan pulang memberikan gambaran tentang pasien yang
dirawat di rumah sakit. Ringkasan pulang dapat dibuat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan digunakan oleh praktisi yang
bertanggung jawab memberikan tindak lanjut asuhan.
d. Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ) adalah suatu formulir yang
berisikan ringkasan pasien yang ditemukan oleh pemeriksaan menyeluruh
oleh dokter atau PPA lainnya di poliklinik dalam menunjang pelayanan
kesehatan yang komprehensif. Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ)
hanya diberikan kepada pasien yang mendapatkan pelayanan di poliklinik
RSU Tiga Bersaudara.
Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ) ini berisikan identitas asien,
temuan klinis, temuan penunjang, riwayat alergi obat-obatan, tindakan
medis (obat-obatan, prosedur bedah/operasi yang pernah dilakukan),
diagnosis, dan nama dokter beserta tanda tangan lengkap.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. DISCHARGE PLANNING
Discharge Planning yang efektif mencakup ruang lingkup pengkajian
berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang
kebutuhan pasien dan memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa
yang dilakukan pemberi layanan kesehatan.
Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan
rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-
psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan (asuhan medik dan
keperawatan) seyogyanya dilaksanakan secara berkesinambungan mulai dari
seorang pasien masuk rumah sakit sampai kondisi kesehatannya dapat
dipulangkan ke rumah. Perencanaan pulang (discharge planning) seharusnya
dilaksanakan mulai pasien diterima di satu unit pelayanan kesehatan.
Semua pasien rawat inap di rumah sakit memerlukan discharge
planning (Discharge Planning Association, 2008). Ada beberapa kondisi yang
menyebabkan pasien berisiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang berkelanjutan setelah pasien pulang sehingga membutuhkan
perencanaan pulang khusus, seperti pasien yang menderita penyakit terminal
atau pasien dengan kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter,
2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008).
Ketika melakukan discharge planning dari suatu lingkungan ke
lingkungan yang lain, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
1. Discharge Planning merupakan proses multidisiplin, dimana sumber-
sumber memberi pendapat untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan
pasien setelah keluar dari Rumah Sakit.
2. Prosedur Discharge Planning harus dilakukan secara konsisten pada
semua pasien.
3. Pasien dipastikan pulang ke lingkungan yang aman dan adekuat.
4. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan merupakan hal yang harus
diperhatikan.
5. Penyusunan rencana pemulangan harus didiskusikan antara tim
kesehatan dengan pasien dan keluarga sebagai care giver.
6. Pertimbangan unsur kepercayaan dan budaya dalam menyusun
Discharge Planning.
B. RINGKASAN PULANG RAWAT INAP
Ringkasan pulang rawat inap dibuat untuk semua pasien rawat inap,
ringkasan pulang memberikan gambaran tentang pasien yang dirawat di
rumah sakit. Ringkasan pulang dibuat oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) dan digunakan oleh praktisi yang bertanggung jawab
memberikan tindak lanjut asuhan.

C. PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN


Ruang lingkup pengisian Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ)
adalah seluruh poliklinik di unit rawat jalan yang ada di RSU Tiga Bersaudara
yang meliputi:
1) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
2) Poliklinik Spesialis Bedah
3) Poliklinik Spesialis Anak
4) Poliklinik Spesialis Kandungan
5) Poli Umum
BAB III
TATALAKSANA

A. DISCHARGE PLANNING
Tujuan Discharge Planning :
1. Mengidentifikasi kebutuhan spesifik untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi yang maksimal setelah pulang.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk menjamin keberlanjutan
asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan
memfasilitasi komunikasi yang efektif.
3. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
ditransfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang telah disepakati.
Discharge Planning sebaiknya dilakukan sejak pasien diterima di rumah
sakit. Discharge Planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian
berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang
kebutuhan pasien yang berubah-ubah.
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis,
sosial, budaya dan ekonomi. Proses discharge planning dibagi menjadi 4
(empat) tahap yaitu :
a.Tahap I : Fase pasien masuk, yaitu mengenai pengkajian fisik
psikososial, status fungsional, kebutuhan pendidikan kesehatan
mengenai kondisi pasien serta pemahaman pasien dan keluarga dari
disiplin klinis lainnya seperti fisioterapis atau ahli gizi).
b.Tahap II : Fase Diagnostik, yaitu kebutuhan pendidikan kesehatan
mengenai kondisi pasien serta penatalaksanaan, pemeriksaan
diagnostik pasien itu.
c. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah stabil dan
sudah adanya perkiraan kapan pasien pulang dengan melakukan
pendidikan kesehatan dan diskusi mengenai rencana ke depannya
setelah pasien pulang.
d.Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien akan pulang, diberi
edukasi mengenai pengawasan pada pasien di luar Rumah Sakit.

Prose Discharge Planning melibatkan dokter, perawat, fisioterapis, ahli


nutrisi, farmasi, organisasi atau praktisi kesehatan di luar rumah sakit, serta
wali dan keluarga pasien. Perkiraan Waktu Pemulangan Pasien (Estimated
Discharge Date/ EDD) ditetapkan sedini mungkin (maksimal kurang dari 48
jam setelah pasien diadmisi) untuk mengantisipasi gangguan dan hambatan
saat proses pemulangan. Perkiraan Waktu Pemulangan Pasien dievaluasi
setiap hari. Perkiraan waktu pemulangan pasien terdokumentasi dalam status
rekam medik yaitu pada form discharge planning (RM – 12.2).
Pasien rawat inap yang membutuhkan rencana pemulangan kritis (P3)
/discharge planning adalah memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.Umur 60 tahun atau lebih
b.Keterbatasan mobilitas fisik, Misal : stroke, pasien post operasi, multiple
fraktur, luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien
dengan ulkus diabetikum.
c. Kebutuhan perawatan atau pengobatan lanjutan
d.Kebutuhan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL (Activity Daily
Living).

1. Pengkajian
Pengkajian awal mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data
tentang pasien, keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses ini agar transisi
dari rumah sakit ke rumah dapat berlangsung efektif. Pengkajian awal
dilakukan untuk menentukan kompleksitas kebutuhan pasien saat akan
dipulangkan sehingga dapat menyusun rencana asuhan pasien, termasuk
perkiraan lamanya dirawat (Length of Stay/ LOS ) dan perkiraan hari pulang
(Estimate Discharge Date / EDD).
Perawat melakukan komunikasi kepada pasien dan keluarga sesegera
mungkin mengenai rencana tempat yang akan dituju pasien setelah
dipulangkan dari Rumah Sakit. Perawat juga memberikan edukasi tentang
kondisi klinis, rencana asuhan pasien, dan rencana pemulangan sesuai
dengan yang diperlukan. Diskusikan dengan pasien dan care giver sejak
pasien masuk sebagai pasien rawat inap.
a.Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan
berhubungan dengan bagaimana memberikan terapi di rumah,
penggunaan alat-alat kesehatan di rumah, larangan/batasan akibat
gangguan kesehatan, kemungkinan terjadinya komplikasi.
b.Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga kondisi lingkungan
rumah yang mungkin menghambat perawatan pasien.
c. Berdiskusi dengan dokter dan profesi kesehatan lainnya tentang
perawatan di rumah.
d.Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan di
luar rumah sakit.
e.Kaji penerimaan pasien terhadap batasan akibat masalah kesehatan.
f. Kaji kebutuhan pasien setelah pemulangan dengan tim kesehatan.

2. Penentuan Masalah
Penentuan masalah didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.

3. Perencanaan
Menurut Luverna & Barbara, 1988 perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik pasien berfokus pada
kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang pasien
yang disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang
b. Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kontinuitas perawatan.
c. Treatment (perawatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan/perawatan dapat berlanjut
setelah pasien pulang yang dilakukan oleh pasien sendiri atau keluarganya
sebagai care giver
d. Health Teaching (Pendidikan kesehatan)
Pasien yang akan pulang diberikan edukasi bagaimana mempertahankan
status kesehatannya, termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan
kebutuhan pengobatan/perawatan tambahan.
e. Outpatient referral
Pasien sebaiknya memahami proses pengobatan/perawatan di rumah sakit
dan dapat melakukan pengobatan/perawatan yang kontinu.
f. Diet
Pasien diberikan edukasi tentang pembatasan dietnya dan diharapkan
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pasien pulang / discharge planning (RM – 27).
Informasi tentang perawatan di rumah seperti; gambaran tentang jenis
pembedahan, pengobatan, status fisik dan mental, faktor sosial dan
kebutuhan lainnya diberikan sebelum pasien pulang. Penatalaksanaan dapat
dibedakan dalam dua bagian, yaitu penatalaksanaan yang dilakukan sebelum
hari pemulangan dan penatalaksanaan pada hari pemulangan.
a.Persiapan sebelum hari pemulangan
1. Dua hari menjelang Proses Kepulangan
a. Konfirmasi tempat tujuan pasien setelah pulang dari rumah sakit
b. Konfirmasi kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas
c. Persiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi
tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di komunitas.
d. Tentukan hambatan dan kemauan pasien untuk belajar, adakan sesi
pengajaran kepada pasien dan keluarga sedini mungkin selama
pasien dirawat dirumah sakit (seperti tanda dan gejala penyakit,
komplikasi yang mungkin timbul, obat-obatan, diet, pembatasan
aktifitas, latihan dan perawatan berkelanjutan).
e. Berikan leaflet, buku-buku, rekaman video atau jelaskan sumber-
sumber informasi dari internet.
f. Komunikasikan rencana kepulangan pasien kepada pasien dan
keluarga
2. Satu hari Menjelang Proses Kepulangan
a. Konfirmasi ulang kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas
pasien saat pulang
b. Nilai kondisi klinis pasien
c. Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus dibawa pulang
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus), alat
bantu/ peralatan kesehatan untuk dirumah
b.Penatalaksanaan pada hari pemulangan
1. Konfirmasi kondisi klinis pasien layak pulang sesuai dengan kriteria
pemulangan pasien.
2. Cek instruksi pemulangan dokter, persiapkan kebutuhan dalam
perjalanan, alat – alat yang dibutuhkan sebelum pasien tiba dirumah
3. Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis transportasi yang akan
digunakan untuk membawa pasien pulang
4. Periksa ruangan dan lemari pasien untuk memastikan barang-barang
pasien tidak ada yang tertinggal
5. Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus dibawa pulang
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus).
6. Melengkapi dokumen ringkasan klinis/resume medis pasien pulang
serta kelengkapan administrasi
7. Rencana kontrol
8. Jika diperlukan salinan ringkasan klinis pasien ditujukan kepada praktisi
kesehatan yang bertanggung jawab terhadap tindak lanjut pelayanan
9. Review kembali kebutuhan pasien dan keluarga akan materi edukasi
meliputi point yang disebutkan diatas dengan metode read-back
(sebutkan kembali).

Kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan asuhan adalah:


a. Bayi kurang bulan dengan berat badan lahir rendah;
b. Pasien usia lanjut dengan dementia;
c. Pasien dengan gangguan mobilitas sehingga tidak mampu atau
mengalami kesulitan untuk aktivitas kesehariannya;
d. Pasien yang masih memerlukan pertolongan untuk melanjutkan terapi
atau perawatan.

5.Evaluasi
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas pelayanan. Evaluasi berjalan terus menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan.Evaluasi lanjutan dilakukan tiga (3)
hari sampai dengan satu (1) minggu setelah pasien berada dirumah yang
dapat dilakukan melalui telepon atau kunjungan bila memungkinkan.

B. RINGKASAN PULANG
Ringkasan pulang rawat inap dibuat untuk semua pasien rawat inap,
ringkasan pulang memberikan gambaran tentang pasien yang dirawat di
rumah sakit.
Ringkasan pulang dapat dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) sebelum pasienn pulang dan digunakan oleh praktisi yang
bertanggung jawab memberikan tindak lanjut asuhan.
Ringkasan pulang memuat :
a. Indikasi pasien masuk dirawat inap
b. Diagnostik
c. Komorbiditas
d.Pemeriksaan Fisik
e.Pemeriksaan diagnostik
f. Prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan
g.Terapi yang diberikan selama dirawat inap dan setelah dirawat inap
h.Kondisi pasien
i. Ringkasan memuat instruksi tindak lanjut
Ringkasan pasien pulang dijelaskan dan ditandatangi oleh pasien/keluarga
karena memuat instruksi tindak lanjut pasien.
Salinan ringkasan pulang dapat diberikan kepada :
a.pasien/keluarga
b.tenaga kesehatan yang memberikan tindak lanjut kepada pasien
c. rekam medis
d.pihak penjamin pasien
e.sebagai jawaban rujukan

Tipe atau Kriteria Pemulangan Pasien


1. Boleh Pulang/ Selesai Masa Perawatan
Yang berwenang memutuskan pasien dapat dipulangkan atau tidak adalah
Dokter Penanggung Jawab (DPJP) atau orang lain yang didelegasikan oleh
DPJP.
a. Pasien sembuh atau berobat jalan
Pasien telah selesai menjalani program perawatan dan hasil kesepakatan
yang diinginkan telah tercapai.
Kriteria klinis yang perlu dipertimbangkan saat pemulangan pasien :
 Tanda-tanda vital stabil
 Hemodinamik stabil
 Hasil laboratorium masih dalam batas yang dapat ditoleransi
 Nyeri dapat terkontrol dengan baik
 Fungsi eliminasi (BAK dan BAB) adekuat
 Terapi medikamentosa saat di rumah tersedia
 Asuhan 24 jam keperawatan tidak diperlukan lagi
 Visit dan konsultasi dokter spesialis on site tidak diperlukan lagi
 Selesai pengobatan

b. Pasien meninggal
Pasien yang mendapatkan pengobatan yang dinyatakan meninggal dunia
saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Adapun prosedur untuk pasien pulang meninggal dunia adalah :
1. Dokter memeriksa dan memastikan kondisi pasien telah meninggal dunia.
2. Dokter menyatakan pasien meninggal dunia di hadapan keluarga pasien.
3. Perawat melepas seluruh alat medis yang terpasang di tubuh pasien (IV
Line, NGT, Kateter dan lain-lain) serta membersihkan jenazah pasien.
4. Perawat menghubungi bagian Rekam Medis untuk menerbitkan Surat
Keterangan Meninggal.
5. Perawat menanyakan mengenai keinginan keluarga mengenai
kepentingan pemulasaran jenazah.
6. Perawat menghubungi pegawai kamar jenazah bila keluarga menyetujui
pemulasaran jenazah dilakukan di Rumah Sakit.
7. Perawat mengantar jenazah pasien ke Kamar Jenazah.
8. Penata rekening menyiapkan perincian pembiayaan pasien selama
rawatan rumah sakit.
9. Surat perincian biaya diteruskan ke bagian kasir untuk proses
pembayaran bagi pasien umum dan proses klaim/ penagihan untuk
pasien perusahaan/asuransi atau PAPS.
10. Perawat mengarahkan keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke
bagian kasir untuk pasien umum.
1) Keluarga menyerahkan surat bukti pembayaran ke perawat.
2)Perawat menyerahkan surat-surat yang diperlukan keluarga seperti:
a. Surat Keterangan Meninggal
b. Ringkasan Pulang Rawat Inap
c. Resume Pulang Keperawatan
d. Perincian pembiayaan
11. Perawat mengarahkan keluarga ke Kamar Jenazah.

c. Pasien dirujuk
Pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit lain
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
Adapun prosedur untuk pasien yang ditransfer untuk rujukan adalah :
1. Perawat menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana
dan maksud transfer yang akan dilakukan.
2. Perawat melakukan koordinasi dengan unit Rumah Sakit lain yang dituju
tentang rencana transfer pasien yang meliputi :
 Identitas pasien
 Diagnosa medis dan riwayat penyakit
 Keadaan umum pasien
 Dokter yang merawat
 Alasan pasien di transfer/dirujuk
3. Perawat memastikan adanya tempat dan pelayanan yang dibutuhkan
pasien di unit atau rumah sakit lain yang dituju dan memastikan siapa
yang akan menerima pasien saat transfer dilakukan.
4. DPJP/dokter anastesi/dokter UGD/dokter ruangan memeriksa kelayakan
kondisi pasien untuk dilakukan transfer ke rumah sakit lain.
5. Tentukan petugas pendamping dan peralatan yang akan di dibawa saat
mendampingi pasien selama transfer
6. Perawat Pendamping menghubungi petugas ambulans dan
menginformasikan tentang rencana transfer/rujukan pasien
7. Perawat pendamping mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda
vital pasien sebelum pasien ditransfer/rujukan.
8. Perawat merapikan dan mempersiapkan alat-alat bantu yang di perlukan
saat transfer.
9. Dokter mengisi form rujukan dan melengkapi rekam medik pasien
10. Perawat mengisi form resume pasien transfer eksternal rumah sakit
sesuai kondisi pasien saat transfer.
11. Perawat pendamping memonitor kondisi pasien (keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital) selama transfer dan mencatat hasil monitor
12. Perawat pendamping melakukan serah terima dengan petugas unit
atau rumah sakit yang dituju.
13. Perawat dan supir ambulans tetap menunggu di Rumah sakit sampai
ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan.
14. Perawat pendamping kembali ke Rumah sakit dan mengembalikan
peralatan yang telah selesai dipakai saat transfer ke tempat semula.

d.Pasien Cuti / Ijin


RSU Tiga Bersaudara tidak mempunyai ketetapan pasien cuti selama
pasien mendapatkan perawatan di RSU Tiga Bersaudara, jika dalam suatu
kondisi tertentu pasien rencana izin meninggalkan ruang perawatan RS
sementara dalam suatu batas waktu tertentu, maka pasien akan ditetapkan
sebagai pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS).

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)


Pasien memilih untuk mengakhiri program perawatan dikarenakan suatu
alasan tertentu. Staf Rumah Sakit yang bertanggung jawab terhadap pasien
perlu menjelaskan resiko berkenaan dengan pengobatan yang tidak adekuat
yang dapat berakibat resiko medis tertentu tak terbatas pada cacat permanen
atau kematian.
Beberapa langkah untuk mengurangi resiko tersebut :
 Perlu diketahui alasan pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS).
 Lakukan konseling kepada keluarga tentang melanjutkan pengobatan
dirumah .
 Anjurkan keluarga untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk
kunjungan ulang.
 Memberikan penjelasan jika menemukan perburukan kondisi, dan
tindakan yang harus dilakukan jika pasien mengalami penurunan
kondisi,dan segera membawa pasien ke rumah sakit terdekat.
 Kordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan akan melakukan evaluasi
pasien pulang atas permintaan sendiri setiap bulan melalui laporan
bulanan yang dikirimkan oleh Kepala Instalasi .

3. Menolak Rencana Asuhan Medis


Pasien memilih untuk mengakhiri program perawatan dikarenakan suatu
alasan tertentu. Staf Rumah Sakit yang bertanggung jawab terhadap pasien
perlu menjelaskan resiko berkenaan dengan pengobatan yang tidak adekuat
yang dapat berakibat resiko medis tertentu tak terbatas pada cacat permanen
atau kematian.
Beberapa langkah untuk mengurangi resiko tersebut :
 Perlu diketahui alasan pasien menolak rencana asuhan medis
 Lakukan konseling kepada keluarga tentang melanjutkan pengobatan.
 Jika pasien mempunyai dokter keluarga maka dokter keluarga tersebut
harus diberitahu tentang keputusan pasien. Bila tidak ada dokter keluarga
maka pasien dimotivasi untuk mendapat/mencari pelayanan kesehatan
lebih lanjut.
 Anjurkan keluarga untuk membawa pasien ke rumah sakit untuk
kunjungan ulang
 Jelaskan kapan pelayanan mendesak harus didapatkan.

4. Pulang dengan keadaan kritis


a.Pasien dengan penyakit kronis seperti stroke, diabetes melitus, penyakit
jantung dan penyakit kronis lainnya yang memiliki resiko tinggi untuk
kambuh dan berulang. Waktu pemulangan harus mempertimbangkan
manfaat dan faktor resiko. Faktor sosial juga harus dipertimbangkan.
Pasien membutuhkan perawatan lanjutan melalui rawat jalan untuk
menyelesaikan fase rehabilitasi serta untuk mencegah kekambuhan.
b.Pasien dengan keterbatasan gerak seperti pasien stroke, usia lanjut, post
amputasi anggota gerak, pasien dirujuk ke rehabilitasi medik dan perawat
membantu Keluarga dalam menyiapkan hal-hal yang diperlukan (misalnya
menyediakan peralatan bagi penderita cacat).
c. Pasien dengan infeksi HIV mungkin memberi respon lambat atau tidak
lengkap terhadap pengobatan yang biasa. Pasien mungkin menderita
demam yang persisten, diare yang persisten atau batuk kronis. Apabila
keadaan umumnya baik, pasien tidak perlu tetap tinggal di rumah sakit,
tetapi dapat diperiksa secara teratur sebagai pasien rawat jalan. Rumah
sakit membantu menghubungkan pasien dengan organisasi
kemasyarakatan untuk penderita HIV/AIDS.
d.Pasien anak yang mempunyai gizi buruk ada beberapa hal yang menjadi
pertimbangan saat pemulangan :
Anak seharusnya :
 Telah menyelesaikan pengobatan antibiotik ( sesuai indikasi)
 Mempunyai napsu makan baik
 Menunjukan kenaikan berat badan yang baik
 Edema sudah hilang atau setidaknya sudah berkurang

Ibu atau pengasuh seharusnya :


 Mempunyai waktu untuk mengasuh anak
 Memperoleh pelatihan mengenai pemberian makan yang tepat (jenis ,
jumlah dan frekuensi)
 Mempunyai sumber daya untuk memberi makan anak. Jika tidak mungkin
nasehati tentang dukungan yang tersedia.

Buat rencana untuk tindak lanjut sampai anak sembuh :


 Hubungi instalasi rawat jalan, instalasi gizi atau memberi rujukan ke
klinik kesehatan di sekitar tempat tinggal untuk melakukan supervisi dan
pendampingan.
 Anak harus ditimbang secara teratur setiap minggu. Jika ada kegagalan
kenaikan berat badan dalam waktu 2 minggu berturut-turut atau terjadi
penurunan berat badan, anak harus kembali dirujuk ke rumah sakit.

5. Pasien Meninggalkan Rumah Sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri)


Pasien yang sedang menjalani rawat jalan maupun rawat inap dan belum
menyelesaikan rencana pengobatan atau administrasinya, lalu pasien
tersebut keluar rumah sakit tanpa pemberitahuan (melarikan diri) dan tidak
kembali lagi.
1) Perawat menemukan adanya pasien rawat jalan atau rawat inap yang
keluar rumah sakit tanpa izin padahal pasien tersebut belum
menyelesaikan rencana pengobatan atau administrasinya.
2) Perawat menghubungi security, memberitahukan identitas pasien
kabur, dan melakukan penyisiran sesuai dengan identitas dan ciri-ciri
pasien tersebut.
3) Perawat menghubungi pasien/keluarga pasien melalui telepon, dan
menghubungi Manajer Pelayanana Pasien / case manager dan
memberitahukan adanya pasien kabur.
4) Jika pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga, maka perawat
menghubungi petugas admisi untuk melakukan panggilan suara.
5) Jika pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga, maka perawat
atau melaporkan ke bagian keuangan, bahwa ada pasien yang keluar
tanpa pemberitahuan (melarikan diri). Untuk pasien rawat inap, jika
sampai batas waktu sampai 2 jam pasien tetap tidak ada kabar, maka
kamar tersebut boleh digunakan untuk pasien lain.
6) Bagian Penagihan berkordinasi dengan bagian Umum untuk
melakukan penagihan ke alamat yang tercantum di Berkas Rekam
Medis pasien paling lama dalam waktu 2 x 24 jam.
7) Kepala Ruangan/ Perawat Penanggung jawab shift rawat
inap/poliklinik rawat jalan/IGD melaporkan kejadian pasien melarikan
diri tersebut dengan menuliskan laporan tertulis kronologis kejadian
kepada : Kepala instalasi / Manajemen Rumah Sakit, Direktur, dan
kepada kepolisian jika diperlukan
8) Rumah sakit akan melaporkan kepada pihak yang berwenang
termasuk keluarga, bila ada indikasi kondisi pasien yang
membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.

Hak Pasien Sebelum Pulang


1. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen
medis, rencana perawatan, detil kontak yang dapat dihubungi dan
informasi relevan lainnya mengenai rencana perawatan dan tatalaksana
selanjutnya.
2. Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama dengan
kerabat, atau teman pasien.
3. Rancangan rencana pemulangan dinilai sesegera mungkin baik
sebelum / saat pasien masuk rumah sakit.
4. Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan dengan
perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5. Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka
panjang, termasuk dampak finansialnya.
6. Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien
membutuhkan bantuan / saran mengenai pemulangannya.
7. Diberikan surat pemulangan yang resmi dan berisi detil layanan yang
dapat diakses.
8. Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukannya
perawatan yang berkesinambungan.
9. Tim discharge planner tersedia sebagai orang yang dapat dihubungi
oleh pasien dalam membantu memberikan saran.
10. Memperoleh akses untuk memberikan komplain mengenai pengaturan
discharge planning pasien dan memperoleh penjelasannya.
11. Pada pasien yang ingin pulang sendirinya atau pulang paksa (dimana
bertentangan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan sebagai
berikut :
a) Pasien dapat memahami resiko yang timbul akibat pulang paksa.
b) Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan kondisi medisnya.
c) Pasien tidak kompeten untuk memahami resiko yang berhubungan
dengan pulang paksa dikarenakan gangguan jiwa.

C. PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN


Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ) di RSU Tiga Bersaudara
sudah dibuat secara komputerisasi yang dapat ditemukan dengan mudah di
SIRS Rekam Medis rawat Jalan sehingga mudah ditelusur dan direwiew.
Untuk evaluasi formulir Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ) akan
dilakukan oleh Kepala instalasi rekam medis setiap bulan dan akan dilakukan
kordinasi dengan Ka. Unit Rawat Jalan kemudian dilaporkan kepada
Kordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan.
Setiap 3 bulan sekali untuk dikordinasikan dan tindak lanjut dengan
KSM dan Ka.Unit Rawat Jalan demi meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien.
Kriteria diagnosis penyakit yang akan diberikan Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan (PRMJ) meliputi:
1. Pasien rawat jalan dengan asuhan kompleks dan diagnosis kompleks
2. Diagnosis penyerta seperti diabetes mellitus, hipertensi grade II, gagal
ginjal kronik. Congestive heart failure, dan tuberculosis paru dalam
pengobatan atau dinyatakan sembuh, post tindakan.
3. Pasien yang memiliki alergi obat atau multi drug resistance di unit rawat
jalan
Tatalaksana penyelenggaraan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMJ):
a.Dokter penanggung jawab melakukan asessmen kepada pasien di unit
rawat jalan
b.Dokter mengetik hasil asessmen pada lembar asessmen rawat jalan
c. Dokter dapat melihat dan mendapatkan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan
(PRMRJ) dengan mudah, yaitu melalui program SIRS Rawat Jalan.
d.Kordinator Pelayanan Medik dan Keperawatan melakukan evaluas
formulir profil ringkas medis rawat jalan setiap 3 bulan sekali sesuai
laporan Kepala Unit Rekam Medis .
BAB IV
DOKUMENTASI

A. DISCHARGE PLANNING
Perencanaan pasien pulang dimulai sejak pasien dirawat dirumah sakit
sebagai pasien rawat inap. Dalam pengkajian awal rawat inap didalamnya
ada poin-poin yang harus dikaji secara berkelanjutan mengenai persiapan
kepulangan pasien. Poin-poin tersebut harus dilakukan secara bertahap
setiap hari dan selesai sebelum pasien pulang.
Discharge Planning adalah form yang digunakan untuk mengecek kesiapan
pemulangan pasien (terlampir). Salinan Discharge Planning diberikan kepada
pasien atau keluarga pasien saat akan pulang dari RSU Tiga Bersaudara
Pasien rawat inap yang membutuhkan rencana pemulangan kritis adalah
memenuhi kriteria sebagai berikut:
b.Umur 60 tahun atau lebih
b.Keterbatasan mobilitas fisik, Misal : stroke, pasien post operasi, multiple
fraktur, luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien
dengan ulkus diabetikum.
c. Kebutuhan perawatan atau pengobatan lanjutan
d.Kebutuhan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL (Activity Daily
Living).

Pasien dengan rencana pemulangan kritis wajib dilakukan proses


Discharge Planning sedini mungkin dan dilengkapi dari Tahap I hingga Tahap
IV dalam waktu 48 jam setelah pasien rawat inap.

B. RINGKASAN PULANG RAWAT INAP


Ringkasan pulang rawat inap dibuat untuk semua pasien rawat inap,
ringkasan pulang memberikan gambaran tentang pasien yang dirawat di
rumah sakit.
Ringkasan pulang dapat dibuat oleh dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) dan digunakan oleh praktisi yang bertanggung jawab memberikan
tindak lanjut asuhan.
Ringkasan pulang memuat :
a. Indikasi pasien masuk dirawat inap
b. Diagnostik
c. Komorbiditas
d. Pemeriksaan Fisik
e. Pemeriksaan diagnostik
f. Prosedur terapi dan tindakan yang telah dikerjakan
g. Terapi yang diberikan selama dirawat inap dan setelah dirawat inap
h. Kondisi pasien
i. Ringkasan memuat instruksi tindak lanjut

C. PROFIL RINGKAS MEDIS RAWAT JALAN


Isi dari PRMRJ mencakup :
1. Identitas pasien
2. Tanggal kunjungan
3. Riwayat kesehatan pasien
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan penunjang
6. Riwayat alergi obat
7. Therapi
8. Diagnosis
9. Nama dokter
Nama :
Tgl Lahir :
No. RM :

RSU TIGA BERSAUDARA TENTANG PELAYANAN KESEHATAN


RSU TIGA BERSAUDARA PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

TERINTEGRASI

(chek list discharge planning)

KEGIATAN TANGGAL KETERANGAN


I. Pengkajian
1. Kebutuhan pemulangan pasien ;
□ Riwayat kesehatan
□ Status fungsional
□ Sistem pendukung
□ Sumber sumber finansial
□ Nilai kesehatan
□ Latar belakang budaya dan etnis
□ Tingkat pendidikan
□ Hambatan dalam perawatan
□ Lainnya :………………………….

2. Kebutuhan pendidikan kesehatan terkait


perawatan/terapi dirumah ;
□ Penggunaan alat kesehatan dirumah
□ Batasan terkait gangguan kesehatan
□ Resiko terjadinya komplikasi
□ Cara pembelajaran yang diminati
□ Lainnya :……………………………………
KEGIATAN TANGGAL KETERANGAN
3. Kebutuhan perawatan dirumah ;
□ Lingkungan rumah yang mungkin
menghambat perawatan
□ Cara perawatan dirumah
□ Persepsi pasien dan keluarga tentang
kelanjutan pelayanan
dirumah
□ Penerimaan pasien terhadap batasan
akibat masalah kesehatan
□ Kebutuhan pasien setelah pulang
□ Lainnya:……………………
Penentuan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

II. Perencanaan
1. Diskusi tentang obat yang akan dilanjutkan
setelah pulang
2. Diskusi tentang lingkungan tempat pasien
dan fasilitas untuk kelanjutan pelayanan
3. Diskusi kelanjutan pelayanan oleh pasien
sendiri atau care giver
4. Pendidikan kesehatan yang akan diberikan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
5. Diskusi tentang cara melanjutkan perawatan
setelah pasien pulang dari rumah sakit
KEGIATAN TANGGAL KETERANGAN
6. Diskusi tentang diet yang diharapkan dan
pembatasan diet jika ada
III. Implementasi
Pelaksanaan diskusi/edukasi/informasi sesuai

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
IV. Evaluasi
1 Pemahaman tentang edukasi yang
diberikan
2 Telepon/home visit
3
4

Tanggal/Bulan/tahun
Perawat Penanggung jawab

………………………………………

Anda mungkin juga menyukai