Mikrobiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari Mikroba atau Jasad Remik.
Cabang mikrobiologi :
1. Virologi (mempelajari virus)
2. Bakteriologi : Mempelajari Bakteri
3. Mikologi : Mempelajari Jamur
4. Imunologi : Mempelajari system kekebalan tubuh, interaksi dengan mikroba
Sampel Mikrobologi HAIs
- BSI-Darah
- HAP/VAP-Sputum
- CAUTI-Urine
Prosedur : IDO- Pus/Jaringan
Kultur Darah (Blood culture)
- Kontainer/minimum kuantitas : Kultur darah media set (Botol aerobic dan anaerobic)
atau Vacutainer tube dg SPS
Dewasa : 20 mL per set, Anak : 5- 10 mL per set
Jaringan (tissue)
Kontainer : Anaerobic transport system atau sterile screw-cap container
Lesi/Luka/Abses
Superficial : Swab sepanjang tepi luar
Kontainer : Swab transport system
Deep : Aspirasi dengan jarum dan Spuit
Kontainer : Anaerobic transport sistem
Urine
Clean-catch midstream
Persiapan: bersihkan genitalia externa, bagian awal dibuang dan setelah beberapa mL
lewat, collect midstream tanpa menghentikan aliran urine
Kontainer: Sterile, screw-cap container atau urine transport kit 2-3 mL
Catheter
Persiapan : Persiapan: bersihkan area Urethra, insersi catheter, dan biarkan 15 mL
pertama lewat, kemudian tamping
Kontainer : Sterile, screw-cap container atau urine transport kit
Indwelling catheter
Persiapan : disinfeksi catheter collection port, aspirasi 5-10 mL dg jarum spuit
Aspirasi Suprapubic
Persiapan : Disinfeksi kulit, aspirasi dg spuit melalui dinding Abdomen ke dalam
vesica urinaria yang penuh,
Interprestasi Hasil
- Kultur positif tidak lebih dari 2 species
- Jumlah kuman salah satu > 10 ^5
Saluran Nafas Bawah (Respiratory tract: lower bronchial specimens)
Sputum
Sputum bias diambil juga menggunakan suction-Double cannule (menghindari
kontaminasi dinding saluran nafas)
Penyimpanan specimen
1. Refrigerate : - Ujung kateter (IV), CSF untuk isolasi virus, Telinga: luar, Feces
(unpreserved), feces untuk Clostridium difficile toxin (hingga 3 hari > 3 hari simpan pada
-70 °C , sputum, urine
2. Suhu ruangan : Abcess, lesi, luka ; Cairan tubuh; CSF untuk isolasi bakteria, Ear :dalam ;
feces (preserved; genital; nasal, Nasopharinx, tenggorok; jaringan, urine
Level Prioritas Specimen
1. Critical/invasive
2. Unpreserved
3. Quantitation required
4. Preserved
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Spectrume antimicrobial :
Narrow Spectrume : Sempit, misalnya penicillin G
Broad Spectrume : Luas, untuk gram positif dan negative, misalnya tetracyclin
MDRO di rumah Sakit (Multi Drug Resistant microorganism) mikroba yang resisten terhadap
antimikroba
- MDR, XDR dan PDR Agents
Staphylococcus aureus
Enterococcus spp
Enterobacteriaceae
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter spp
Peta Kuman dan Sensitivitas AB
Peta kuman : mengetahui eksistensi dan distribusi kuman pada penderita
Antibiogram : Mengetahui pola sensitivitas AB/kuman, Mengetahui penggunaan AB dan
trend resistensi, Dasar terapi empiris, panduan AB dan pembuatan formularium
Pemeriksaan Lab mikrobilogi untuk mengidentifikasi pathogen, uji resitensi terhadap
antimokroba, efektivitas terapi AB, Evaluasi Terapi AB, dan penggunaan obat pada penderita
Rekomendasi Terapi Empiris
- Sensitifitas > 60 % pada banyak mikroba
- Anggota kelas masih banyak sensitive
- Broad Spectrume
- Antibiotik non kombinasi
- Perhatikan PKPD dan dosis
- Harga murah
7 Pertimbangan Rasionalisasi AB
1. Rasional dalam indikasi
2. Rasional dalam target
3. Rasional dalam Pemilihan obat
4. Rasional dalam waktu pemilihan obat
5. Rasional dalam cara pemberian
6. Rasional keuntungan & kerugian
7. Rasional dalam biaya
Surveilans Antibiotik
Secara Langsung : melelui hasil kultur dan antibiogram pada tiap kasus pasien
Secara tidak lansung : Laporan laboratorium mikrobiologi berupa peta kuman dan
antibiogram, penggunaan antibiotic oleh instalasi farmasi, Laporan audit kuantitatif
(DDD) dan kualitatif oleh komite PPRA
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data secara
sistematik dan terus menerus serta penyebaran kepada unit membutuhkan dapat mengambil
tindakan
Tujuan: terselenggaranya investigasi dan pengendalian kejadian penyimpangan pada hasil
pengamatan dan dampak HAIs
Metode :
1. Berdasarkan jenis datanya
2. Berdasarkan cakupannya
3. Berdasarkan waktu
4. Berdasarkan jenis rawat
A.Perencanaan (Surveilance Planning)
1. Mengidentifikasi populasi pasien
2. Melakukan seleksi hasil/proses surveilens
3. Penetapan definisi HAI’s
B. Pengumpulan Data (Data collection)
IPCLN/IPCN mengumpulkan data surveilans setiap pasien beresiko di unit rawat inap setiap
hari, mencatat setiap pasien yang menggunakan alat (CVL,IVL, Urine Catheter, Ventilator) dan
pasien operasi sumber data berasal dari rekam medis, catatan perawat, catatan pemeriksaan
penunjang, farmasi, pasien/keluarga.
C. Perhitungan, Analysis dan Interprestasi
D. Pelaporan
E. Evaluasi
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Audit Kepatuhan APD : Pengamatan langsung pelaksanaan APD dibandingkan dengan praktik
terbaik untuk penggunaan APD yang aman dan efektif.yang bertujuan untuk mendorong
kepatuhan, bukan untuk menyalahkan
Audit APD
1. Pemilihan APD yang tepat
2. Mengenakan APD
3. Melepas APD
4. Kebersihan tangan
5. Kontaminasi lingkungan
6. Evaluasi persediaan dan peralatan yang sesuai
7. Kedekatan persediaan ke titik penggunaan
Tingkat kepatuhan
Patuh > atau = 85 % (Kepatuhan baik)
Intermediate 76- 84 % (kepatuhan sedang)
Minimal <atau = 75 % (kepatuhan minimal)
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Konsumen makanan di rumah sakit adalah pasien, sehingga makanan yang mempengaruhi
kesembuhan pasien harus disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status
gizi, dan status metabolism tubuh.
5 Prinsip Hygiene sanitasi makanan
1. Kebersihan peralatan (masak & saji)
2. Penyimpanan bahan makanan
3. Pengolahan makanan (tempat, tenaga, proses mengolah)
4. Pengangkutan makanan
5. Penyajian makanan
4 Prinsip Distribusi makanan
1. Setelah pemorsian, makanan senantiasa dalam keadaan tertutup (rapping)
2. Cara pengangkutan makanan memenuhi syarat (tidak terjadi kontaminasi)
3. Alat pengangkutan makanan/ kereta makan harus bersih
4. Pengangkutan tidak melewati/bertemu dengan jalur sampah
Prinsip penyajian makanan
1. Kebersihan alat dan tempat dilokasi penyajian
2. Higiene perorangan
3. Teknik pelayanan
4. Pelayanan baik, cepat, tepat
5. Teknik penyajian, makanan ditutup
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Materi Keenam : Pencegahan dan pengendalian infeksi diruang CSSD dan Laundry
Narasumber : Siti Rohana, S.Kep., Ners., MKM.,FISQua
Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi setelah operasi dibagian tubuh tempat
operasi dilakukan infeksi dapat berupa infeksi superfisial yang hanya mengenai kulit dan dapat
pula melibatkan jaringan dibawah kulit, organ, atau bahan implan.
Kriteria IDO
1. IDO insisi Superficial
2. IDO insisi Dalam ( Deep incisional SSI)
3 Faktor penentu IDO
1. Status Fisik
2. Status operasi
3. T-time
IDO digunakan sebagai monitoring dan evaluasi terhadap implementasi standar pembedahan
Resume Pelatihan IPCN Hari Kedua Tanggal 20 Juli 2022
Oleh : Zubaidah Pasaribu, AM. Kep
IPCN Rumah Sakit Umum Tiga Bersaudara Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera
Utara
Transmisi penyakit infeksi dapat terjadi melalui penularan kontak, droplet dan airbone
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi dapat dilakukan melalui penataan lingkungan dan
tata udara, administrasi dan perlindungan diri
Perlu pemantauan /monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap tatalaksana penempatan
pasien.