Anda di halaman 1dari 6

Prinsip dasar manajemen kasus; isolasi kasus (mengurangi risiko penularan dengan upaya memisahkan

individu yang sakit dengan masyarakat luas), karantina kontak erat (mengurangi risiko [enularan dan
identifikasi dini penyakit menular mmeisahkan diri individu yang sehat/ belum gejala memiliki riwayat
komtak).
Lama karantina dan isolasi  tergantung masa inkubasi penyakitnya. PETUGAS wajib pemantauan.
Isolasi dilakukan segera, setelag dididentifikasi/dinyatakan konfirmasi. Konfirmasi segera setelah kontak
dengan konfirmasi.
Faktor yang meningkatkan menyebaran ; kerumunan, mobilitas, kontak erat, durasi interaksi, ruangan
tertutup.
Pemerintah ; Trace, Test, Treat
Test ; target test perminggu 1/1000 x jumlah penduduk
Test ; entry dan exit test adalah SATU PAKET. Tes positif ISOLASI, Bila satu kali tes dan negative maka
tetap karantina 14 hari.
Indikator pencapaian dan target pemeriksaan Indicator pencapain dan target pelacakan

Indikator pencapain dan target karantina serta


isolasi

Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit
dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.
Karardina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah Pintu Masuk
beserta isinya yang d\duga terinfeksi penyakit dan/atau terLontamlnasi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungklnan penyebaran penyakit atau kontaminasi. Pembatasan Sosial Berskala Besar
adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit
dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuL mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi, (Contoh: peliburan sekolah dan kerja, pembatasan kegiatan
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Petugas FKTP/Puskesmas melakukan pemantauan harian suhu tubuh, gejala dan tanda perburukan
(perkembangan gejala)
2) Pemantauan dapat dilakukan melalui telepon atau kunjungan berkala/harian dan dicatat pada
formulir pemantauan yang sudah ditentukan.
3) Memastikan ketersediaan masker medis di tempat isolasi mandiri selama minimal untuk 14 hari (2-3
masker per-hari) atau lamanya masa inkubasi yang telah ditentukan
4) Jika sudah selesai masa isolasi / waktu pemantauan maka dapat ; diberikan surat pernyataan selesai
isolasi atau sembuh yang diterbitkan oleh FKTP/Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat.

SISTEM RUJUKAN ; Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan
secara timbal balik, baik vertikaI dalam arti dari satu strata sarana yankes ke strata yankes lainnya,
maupun horizontal dalam arti antara strata sarana yankes yang sama.
Prosedur koordinasi rujukan ; lengkapi data pasien yang akan di rujuk, lampirkan surat informed consent
pasien/keluarga Bersama surat rujukan, komunikasi rujukan oleh dokter perujuk kepada dokter RS
rujukan tentang ;kondisi pasien, alas an merujuk, kelayanan kirim, kondisi alat tranportasi. Lampirkan
potokopi dokumen. Petugas pengantar penderita hrus menggunakan APD
PENGELOLAAN SPESIMEN PENYAKIT MENULAR POTENSI KLB

Pengelolaan spesimen bertujuan  mendapatkan spesimen dengan kualitas baik dan kuantitas cukup
Pengelolaan spesimen yang baik akan mencegah spesimen rusak selama proses pengiriman dan
memberikan hasil pemeriksaan yang akurat
Pemeriksaan spesimen diperlukan untuk penetapan diagnosa.
Persiapan Pengambila Spesimen
PRINSIP BIOSAFETY DAN BIOSECURITY DALAM PENANGANAN SPESIMEN
Biosafety (WHO) :
Prinsip penyimpanan, teknologi dan praktek yang dilaksanakan dalam rangka melindungi pekerja
laboratorium dari paparan bahan- bahan berbahaya potensial (patogen & toxin) serta tidak mencemari
lingkungan sekitarnya
Biosecurity :
Upaya perlindungan perorangan dan institusi (laboratorium) terhadap usaha pencurian, penyalahgunaan,
pengalihan, pelepasan dengan sengaja dari bahan biologi berbahaya (patogen & toxin) dan sabotage
Kewaspadaan Universal : Tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan
untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan kegiatan
pokoknya, mencuci tangan penggunaan APD, Pengelolaan alat kesehatan; sterilisasi alat, dekomentasi,
Pengelolaan Benda Tajam, Jarum Suntik.
Konsep Dasar Pengelolaan Spesimen  Pengambilan , Penangan , Penyimpanan dan Pengiriman
PENENTUAN BAHAN PENGAMBILAN DAN JENIS SPESIMEN; Identifikasi jenis pemeriksaan dan
bahan yang akan digunakan , Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan spesimen harus
sesuai dengan parameter pemeriksaanSpesimen untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi harus
diambil secara aseptis : wadah dan alat yang digunakan harus steril; Waktu dan teknik pengambilan harus
menjadi hal yang diperhatikan., Tipe spesimen harus sesuai dengan Medium Transport yang digunakan.,
Kecukupan jumlah atau volume spesimen juga menjadi pertimbangan.
Jenis Spesimen Untuk Pemeriksaan ; Spesimen Darah, Spesimen luka, jaringan, abses,, Spesimen Tinja/,
Rectal swab Spesimen Cerebrospinal fluid, Spesimen Saluran pernapasan, Spesimen dahak / sputum,
Spesimen urin, Spesimen lingkungan, Makanan, Minuman.
4 Unsur Yang Harus di patuhi terkait penggunaan APD
1) Tetapkan Indikasi Penggunaan
2) Cara memakai yang benar
3) Cara melepas yang benar
4) Cara mengumpulkan (disposal) setelah di pakai.
Persiapan Pengamilan Spesimen SDM : Petugas yang terlatih dan kompeten inkompeten hasil tidak
valid, Dokumen : Formulir Pemeriksaan/ Permintaan Pemeriksaan, Alat dan Bahan yang dibutuhkan, Alat
Pelindung Diri (gunakan sesuai kebutuhan).

SPESIEMN KERACUNAN MAKANAN  Selain isolasi bakteri pathogen dari makanan/air , sampel
lainnya yang diperiksa adalah faeses untuk mengetahui korelasi bakteri patogen yang ditimbulkannya 
Rectal Swab, ika memungkinkan pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin. Jika pemeriksaan ditunda
harus disimpan pada suhu - 20°C sampai dengan diperiksa. Penyimpanan sampel yang mudah rusak
disimpan pada 0-4°C tidak boleh lebih dari 36 jam.
REGULASI PENGIRIMAN
Transportasi Agen menular (Infectious Substances) tunduk pada peraturan nasional dan internasional :
1) Penggunaan yang tepat dari bahan kemasan
2) Label yang tepat,
Kepatuhan:
1) Mengurangi kemungkinan paket pengiriman rusak
2) Meminimalkan paparan
3) Meningkatkan efisiensi operator dan meningkatkan kepercayaan dalam pengiriman paket

Kriteria Pengiriman
1) Pengiriman spesimen kasus COVID-19 dilakukan dengan menyertakan surat pengantar dan
formulir penyelidikan epidemiologi terlampir.
2) Pengiriman spesimen ditujukan ke laboratorium pemeriksa yang telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk
3) Pengiriman spesimen ke laboratorium pemeriksa dapat dilakukan menggunakan jasa kurir door to
door.
4) Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to port, petugas Dinas Kesehatan dapat
berkoordinasi dengan petugas KKP setempat dan laboratorium pemeriksa.
5) Spesimen segera kirimkan ke Laboratorium pemeriksa paling lama 1 x 24 jam
6) Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan.
7) Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting.
8) Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam cool box
dengan kondisi suhu 2-8 °C atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari tiga hari spesimen
dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice).
9) Label Box Pengirim dan Tanggal Kirim. Pada Box pengirim harus benar-benar diberikan label,
tidak dibenarkan kosong saja. Berikan label dari dinas kesehatan mana, dan tanggal berapa
dikirimnya spesimen tersebut.
10) Pada saat pengiriman harus diberikan notifikasi kepada Laboratorium Rujukan (contact person
laboratorium)
.
KOMUNIKASI RISIKO PENYAKIT MENULAR
Komunikasi risiko merupakan pertukaran informasi mengenai risiko serta faktor-faktornya di
antara para pengkaji risiko dengan berbagai pihak lain yang berkepentingan.
Tujuan ; meningkatkan mensiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan KLB dan atau
wabah, Pengambilan keputusan dan penetapan kegiatan kesiapsiagaan, Prosedur
penyelenggaraan kegiatan komunikasi risiko, Menggalang kemitraan dalam menghadapi KLB
dan atau wabah, Mengembangan pesan-pesan KLB dan atau wabah.
Siklus komunikasi risiko

Sasaran komunikasi risiko. Primer ; semua anggota masyarakat yang berisiko tertular,
Sekunder ; individu atau kelompok, organisasi yang mempengaruhi perubahan perilaku sasaran
primer. Tersier ; individu, kelompok atau organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat
kebijakan dan keputusan.
Strategi Komunikasi dalam situasi Krisis ; kepercayaan, pemberitahuan pertama, transparansi,
pendapat dan sikap masyarakat, perencanaan.
Langkah-langkah perencanaan strategi komunikasi Risiko.
1. Analisis Situasi Komunikasi Risiko ; lakukan analisis situasi untuk aspek komunikasi
dalam penanganan risiko krisis kesehatan
2. Analisis Stakeholder (oemangku kepentiangan); pemetaan siapa saja yang terlibat dan
memiliki kepentingan
3. Tujuan komunikasi risiko; tentukan tujuan, komunikasi secara rinci, terukur , tepat
sasaran dan sesuai konteks
4. Identifikasi Khalayak Sasaran; sesuai prioritas tujuan yang tepat
5. Pesan Kunci ; kembangkan pesan utama untuk diingat dan dilaksanakan
6. Strategi Komunikasi Risiko
7. Saluran komunikasi ; tentukan saluran sesuai dengan tujuan strategi, jenis pesan , alat
komunikasi yang rekevan dan tersedia
8. Pelatihan dan pengembangan Kapasitas
9. Monitoring dan Evaluasi
Prinsip Komunikasi Risiko ; Mengenali Audiens, Melibatkan Pakar, Menciptakan
Keahlian dalam berkomunikasi, Sumber Informasu Terpercaya, menjamin Keterbukaan.

Anda mungkin juga menyukai