OLEH
KELOMPOK I
1. DELIA PUTRI LESTARI (A201901004)
2. SARTINAH (A201901003)
3. SISILIA WINDAYANI (A201901011)
4. ULFAH KHAIRUL NISSA (A201901005)
5. NURMAYA HARLIN (A201901009)
6. ASTRIANI (A201901001)
7. PERDI (A201901008)
C. Kebijakan Laboratorium
1. Pelayanan laboratorium harus sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku.
2. Pelayanan laboratorium harus adekuat, teratur, nyaman dan tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
3. Untuk pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dilakukan di laboratorium
rumah sakit, pemeriksaan tersebut dikirim ke pelayanan laboratorium luar rumah
sakit yang dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan terakreditasi oleh badan
yang berwenang dan secara berkala menilai pemantapan mutu dari laboratorium
rujukan.
4. Pelayanan laboratorium memberitahukan kepada pasien apabila ada hubungan
antara dokter yang merujuk dengan pelayanan laboratorium diluar rumah sakit.
5. Pelayanan laboratorium melakukan penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya secara aman.
6. Pelayanan laboratorium menetapkan nilai rujukan yang digunakan untuk
interpretasi hasil dan pelaporan hasil laboratorium.
7. Pelayanan laboratorium menetapkan nilai ambang kritis dan melaporkan hasil
pemeriksaan yang berada dalam nilai kritis tersebut.
8. Pelayanan laboratorium dilaksanakan oleh staf yang kompeten, bertanggung
jawab dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menjalankan pelayanan.
9. Pelayanan laboratorium menetapkan prosedur pra analitik, analitik, dan pasca
analitik.
10. Pelayanan laboratorium melakukan prosedur control mutu internal Quality
control dan mengikuti program eksternal Quality control.
11. Setiap pemeriksaan laboratorium berdasarkan atas permintaan dokter.
12. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
5. Rekam
historis No. Yang dirubah Isi perubahan Tanggal
perubahan diberlakukan
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
Pihak Pertama akan merujuk bahan pemeriksaan laboratorium kepada Pihak Kedua,
dimana Pihak Kedua akan menerima maksud tersebut dengan melaksanakan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan permintaan Pihak Pertama dan berdasarkan ketentuan
pemeriksaan yang telah disepakati oleh Kedua belah pihak.
Pasal 2
Tata Cara Pelaksanaan
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada pihak Kedua berupa bahan
yang siap diperiksa ( sampel ) dan atau bahan yang belum siap diperiksa ( specimen ).
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua harus
memenuhi persyaratan pengiriman specimen/sampel yang telah ditetapkan, yaitu sesuai
dengan Daftar Pemeriksaan Rujukan yang dibuat oleh Pihak Kedua
Bahan pemeriksaan yang dikirim oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua harus
dilengkapi dengan data yang lengkap, antara lain:
Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur
Nama dokter yang menghendaki pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan
Tanggal dan jam pengambilan bahan pemeriksaan
Kondisi pasien saat bahan pemeriksaan diambil (misal; puasa, sedang menjalani
therapy/pengobatan tertentu, dsll )
Kondisi bahan ( misal : volume, warna, bau, viscositas, jangka waktu
penyimpanan, suhu penyimpanan, dll )
Apabila bahan dan atau identitas pemeriksaan yang diterima oleh Pihak Kedua
dari Pihak Pertama tidak memenuhi persyaratan atau tidak lengkap, maka Pihak Kedua
berhak melakukan hal – hal sebagai berikut :
Melakukan konfirmasi, apabila data berupa identitas dan atau informasi tentang
bahan pemeriksaan tidak lengkap, terhadap keadaan ini. Pihak Pertama akan
melengkapi data yang dibutuhkan oleh Pihak Kedua secara tertulis.
Menolak bahan pemeriksaan apabila kondisi bahan pemeriksaan tidak sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana diatur dalam Daftar
Pemeriksaan Rujukan, penolakan atas bahan pemeriksaan harus dilakukan secara
tertulis dengan menjelaskan sebab atau alasan penolakan tersebut.
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan
diambil oleh Pihak Kedua ke lokasi KLINIK ..............
Waktu penerimaan bahan pemeriksaan oleh Pihak Kedua adalah sebagai berikut :
Hari Senin s.d Sabtu ; pukul 07.30 s.d 20.30 WIB Hari Minggu / libur : Pukul 08.00 s.d
13.00 WIB ( disesuaikan saja tergantung kesepakatan )
Kedua belah pihak wajib melaksanakan / mematuhi ketentuan dalam perjanjian
ini dengan penuh tanggung jawab dan ketentuan lainnya yang berlaku sebagai standar
pelayanan Laboratorium ataupun standar prosedur yang berlaku.
Pasal 3
Kerahasian Medis
Kedua belah pihak selama pelaksanan perjanjian ini maupun setelah selasainya perjanjian
ini, wajib senantiasa menjaga kerahasiaan data/identitas pasien dan hasil pemeriksaan
sebagaimana ketentuan perundang –undangan yang mengatur mengenai kerahasian
medis.
Pasal 4
Penanggung Jawab dan Alamat Korespondensi
Penanggung jawab harian Pihak Pertama adalah :
Nama : dr.....
Jabatan : Penanggungjawab KLINIK............
Alamat :
No. Telepon :
Penanggung jawab harian yang ditetapkan oleh Pihak Kedua adalah :
Nama :
Jabatan : Direktur LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK...........
Alamat : ............................
No. Telepon : ...........................
Surat menyurat sehubungan dengan pelaksanan perjanjian ini ditunjukan kepada
penanggung jawab harian dan dianggap telah diterima jika disertai dengan tanda
penerimaannya.
Pasal 5
Laporan Hasil Pemeriksaan
Pihak Kedua akan menerbitkan hasil pemeriksaan dalam bentuk atau tampilan dan format
sesuai dengan format baku yang telah ditentukan Pihak Kedua.
Hasil pemeriksaan akan diserahkan kepada Pihak Pertama dengan cara dikirim oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 3 ( tiga ) hari setelah pelaksanaan
pemeriksaan atau sesuai jadwal (tergantung pemeriksaannya).
Pasal 6
Pengulangan Pemeriksanan
Apabila menurut Pihak Pertama terdapat hasil pemeriksaan yang meragukan sehingga
diperlukan pemeriksaan ulang, maka Pihak Kedua bersedia untuk melakukan
pemeriksaan ulang, dengan ketentuan :
Hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan prognosa dokter pemeriksa atau terdapat
alasan – alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Interpretasi hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan tersebut disampaikan secara
tertulis dari dokter pengirim.
Pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksan yang sudah
ada, atau bahan pemeriksaan baru ditentukan berdasarkan stabilitas bahan pemeriksaan
tersebut.
Dalam hal harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan bahan pemeriksaan baru, maka
kondisi pasien harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya
diambil.
Pasal 7
Tarif Pemeriksaan
Tarif pemeriksaan laboratorium yang diberlakukan dalam perjanjian ini sama dengan tarif
yang sedang diberlakukan secara umum oleh Pihak Kedua di laboratorium kliniknya.
Dalam hal Pihak Kedua akan melakukan perubahan tarif pemeriksaan, maka Pihak Kedua
akan membuat surat pemberitahuan kepada Pihak Pertama paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tarif baru tersebut diberlakukan.
Apabila Pihak Pertama tidak menyetujui perubahan tarif pemeriksaan (sebagaimana di
atur dalam ayat 2 pasal ini) dan antara Kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan
mengenai hal ini, maka perjanjian ini menjadi putus dan berakhir dengan sendirinya.
Pemutusan perjanjian kerjasama hal ini tidak serta merta menghapus segala kewajiban
yang belum terselesaikan.
Pasal 8
Jasa
Pihak Kedua akan memberikan jasa sebesar ……% (……. persen) kepada Pihak Pertama
untuk setiap pemerikasaan yang di rujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.
Pasal 9
Tata Cara Pembayaran
Pihak Pertama akan membayar setelah semua pemeriksaan tersebut selesai dan hasil
sudah diterima oleh Pihak Pertama. Harga yang dikenakan berdasarkan jumlah dan jenis
pemeriksaan laboratorium yang telah dirujuk oleh Pihak Pertama.
Pasal 10
Jangka Waktu Perjanjian
Perjanijian kerjasama ini berlaku jangka waktu ........ tahun, terhitung sejak ditanda
tanganinya surat perjanjian ini dan akan berakhir tanggal ……..
Apabila para pihak ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini maka para pihak
berkewajiban untuk memberitahukan satu dengan yang lainnya paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum berakhirnya masa perjanjian ini.
Berakhirnya masa berlaku perjanjian bekerjasama ini tidak serta merta menghapuskan
kewajiban masing – masing pihak terhadap pihak lainnya yang belum teralisasikan.
Pasal 11
Force Majeure
Kedua belah pihak sepakat apabila didalam melakukan pemeriksaan, seperti
tersebut pada pasal 1 ( diatas ), Pihak Kedua mengalami keterlambatan yang disebabkan
oleh keadaan force majeure, maka Pihak Kedua harus memberitahukan secara tertulis
mengenai keadaan tersebut kepada Pihak Kedua selambat – lambatnya 2 x 24 jam setelah
terjadinya force majeure tersebut.
Keadaan force majeure seperti tersebut pada ayat 1 ( satu ) diatas termasuk tetapi
tidak terbatas pada hal – hal sebagai berikut : peperangan, huru-hara, unjuk rasa massa,
perombakan, krisi nasional, kebakaran, sabotase, epidemic, bencana alam seperti banjir,
gempa bumi.
Apabila terjadi keadaan force majeure seperti diatas, sehingga tidak
memungkinkan Pihak Pertama dan Pihak Kedua melanjutkan perjanjian kerjasama ini,
maka Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan segala sesuatunya secara
musyawarah.
Pasal 12
Penyelesaian Perselisihan
Jika terjadi perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini, maka Kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan permalahan tersebut secara musyawarah guna
mencapai mufakat.
Apabila dengan musyawarah tidak tercapai kata mufakat maka Kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan permasalahan Pengadilan Negeri ...........
Pasal 13
Pemutus / Pembatalan Perjanjian
Perjanjian ini menjadi batal demi hukum atau dapat di putuskan setiap saat sebelum
waktunya, dengan terlebih dahulu menyampaikan surat pemberitahuan / peringatan,
apabila terjadi hal – hal seperti berikut ini :
Dalam hal para pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya dan atau melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan dalam perjanjian ini.
Dalam hal terjadinya force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 11.
Para pihak berhak mengakhiri perjanjian ini sebelum waktunya apabila di dalam
pelaksanaan perjanjian salah satu atau Kedua belah pihak tidak mampu memenuhi
ketentuan yang telah di atur didalam perjanjian ini atau pada saat proses pembuatan atau
selama perjanjian ini berlangsung memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
Hal ini dilakukan secara tertulis oleh masing – masing pihak 30 (tiga puluh) hari sebelum
perjanjian ini dinyatakan diakhiri.
Pasal 15
Lain – lain
Selama berlangsungnya kerjasama ini, hal – hal yang mungkin timbul sehubungan
pelaksanaan perjanjian dan belum diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini akan di
selesaikan dan di atur atas dasar persetujuan bersama dalam sebuah addendum yang
merupakan bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 16
Penutup
Surat perjanjian ini di buat rangkap 2 (dua) ditandatangani di atas materai yang cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama kuatnya, masing – masing untuk Pihak Pertama
dan Pihak Kedua serta dapat di perbanyak sesuai kebutuhan
Surat Perjanjian Kerjasama ini di buat dan ditandatangani di Jombang pada tanggal
tersebut di atas.
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL Ditetapkan
Catatan Perubahan -
Lampiran 1. IK Pemeriksaan Darah Lengkap
2. IK Pemeriksaan LED
3. IK Pemeriksaan Golongan Darah
4. IK Pemeriksaan Morfologi Darah
Tepi
5. IK Pemeriksaan IT – Ratio
6. IK Pemeriksaan Hitung Jenis
Leukosit
7. IK Pemeriksaan Hitung Jenis
Eritrosit
8. IK Pemeriksaan Hitung Jumlah
Trombosit.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
Prosedur Pemeriksaan Hematologi
Logo
No. Dokumen Revisi Halaman
Standar Prosedur
TanggalTerbit Ditetapkan
Operasional
7. Evaluasi =
a. Hasil pemeriksaan malaria dinyatakan
positif jika didapatkan plasmodium malaria
dalam stadium apapun.
b. Hasil pemeriksaan filaruia dinyatakan
positif jika didapatkan mikrofilaria.
c. Hasil normal jika tidak ditemukan
plasmodium malaria dan filaria (hasil
negatif).
Unit terkait 1. Laboratorium
2. IGD
3. Rawat Inap
4. HCU
5. Klinik Umum dan Spesialis
K. Denah Laboratorium