Anda di halaman 1dari 33

TUGAS SISTEM MANAJEMEN LABORATORIUM

DOKUMEN AKREDITASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

OLEH
KELOMPOK I
1. DELIA PUTRI LESTARI (A201901004)
2. SARTINAH (A201901003)
3. SISILIA WINDAYANI (A201901011)
4. ULFAH KHAIRUL NISSA (A201901005)
5. NURMAYA HARLIN (A201901009)
6. ASTRIANI (A201901001)
7. PERDI (A201901008)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk menjalankan tugas


dalam pembangunan. Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan
lebih sehat, sedangkan yang berpenyakit lekas dapat disembuhkan agar sehat.
Untuk segera dapat disembuhkan, perlu ditentukan penyakitnya dan pengobatan
yangb tepat, serta prognosis atau ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal.
Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urin, darah,
spuntum, dan sebagainya untuk menetukan diagnosis atau membantu menentukan
diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainnya, anamnesis, dan
pemeriksaan lainnya.
Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk tujuan
tertentu misalnya unuk mendeteksi penyekit, menentukan resiko, memantau
perkembangan penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lain-lain.
Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakityang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan.
Menurut kep.menkes no.943/menkes/SK/VII/2002 yang dimaksud dengan
laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Sebagai bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, dan dimanfaatkan untuk
keperluan penegakan diagnosis, pemberian pengobatan serta pengambilan
keputusan lainnya.
BAB II
DOKUMEN AKREDITASI
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

A. Definisi Laboratorium Patologi Klinik


Laboratorium Patologi klinik adalah cabang spesialis kedokteran yang
memberi perhatian lebih khusus pada diagnosis penyakit melalui analisis
laboratorium atas cairan tubuh seperti darah, urin, dan jaringan melalui Pemeriksaan
kimia klinik, mikrobiologi klinik, hematologi, Imunologi klinik, parasitologi,
Urinalisa, feses rutin, cairan otak, transudate danexudat dan patologi molekuler.

B. Visi dan Misi Laboratorium Patologi Klinik


1. Visi Laboratorium Patologi Klinik
“Mewujudkan pelayanan laboratorium patologi klinik sebagai laboratoruim
patologi klinik terkemuka dan berkelas dunia”.

2. Misi Laboratorium Patologi Klinik


1. Menyelenggarakan pelayanan, dan penelitian patologi klinik yang
berkualitas, terintegrasi, holistic dan professional.
2. Menumbuh kembangkan manajemen dan pelayanan laboratorium patologi
klinik yang cepat dan tepat sesuai standar.
3. Meningkatkan kompetensi SDM Laboratorium patologi klinik.

C. Kebijakan Laboratorium
1. Pelayanan laboratorium harus sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku.
2. Pelayanan laboratorium harus adekuat, teratur, nyaman dan tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
3. Untuk pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dilakukan di laboratorium
rumah sakit, pemeriksaan tersebut dikirim ke pelayanan laboratorium luar rumah
sakit yang dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan terakreditasi oleh badan
yang berwenang dan secara berkala menilai pemantapan mutu dari laboratorium
rujukan.
4. Pelayanan laboratorium memberitahukan kepada pasien apabila ada hubungan
antara dokter yang merujuk dengan pelayanan laboratorium diluar rumah sakit.
5. Pelayanan laboratorium melakukan penanganan dan pembuangan bahan
berbahaya secara aman.
6. Pelayanan laboratorium menetapkan nilai rujukan yang digunakan untuk
interpretasi hasil dan pelaporan hasil laboratorium.
7. Pelayanan laboratorium menetapkan nilai ambang kritis dan melaporkan hasil
pemeriksaan yang berada dalam nilai kritis tersebut.
8. Pelayanan laboratorium dilaksanakan oleh staf yang kompeten, bertanggung
jawab dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menjalankan pelayanan.
9. Pelayanan laboratorium menetapkan prosedur pra analitik, analitik, dan pasca
analitik.
10. Pelayanan laboratorium melakukan prosedur control mutu internal Quality
control dan mengikuti program eksternal Quality control.
11. Setiap pemeriksaan laboratorium berdasarkan atas permintaan dokter.
12. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.

D. Prosedur Standar Laboratorium


Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) di laboratorium (Depkes RI, 2002)
1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan atau di ruang
laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai
bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu
harus ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5
% dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan
yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

E. Instruksi Kerja Laboratorium Patologi Klinik


1. Instruksi kerja cara pemberian identitas
Cara pemberian identitas spesimen adalah tata cara menulis identitas
yanglengkap di buku registrasi dan blanko pemeriksaan clan memberikan
labelyang ditempelkan pada wadah spesimen.
 Tujuan
Untuk menghindari kesalahan spesimensatedengan lainnya.
 Kebijakan
1. Pemberian identitasharusditulis dengan lengkap pada blankopemeriksaan
sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan
2. Spesimen yang tidak lengkap identitasnya, pemeriksaannya ditunda/
tidak dilaksanakan.
 Prosedur
 Alat
1. Pulpen
2. Kertas label
3. Spidol permanen ( bilatidak menggunakan kertas label)
 Cara Pemberian Identitas Spesimen
1. Pemberian identitas dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
2. Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan blanko
pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan berupa Tanggal
permintaan, Tanggal dan jam pengambilan sampel Identitas pasien
(nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik) Identitas
pengirim (nama,alamat/ ruangan, nomor telepon), Identitas specimen
(jenis, volume, lokasi pengambilan), Pemeriksaan laboratorium yang
diminta, Nama pengambil specimen Transpor medial pengawet yang
digunakan, Keterangan Minis Diagnosis atau riwayat singkat penyakit,
riwayat pengobatan.
3. Identitas pada kertas label berupa, nomor unit lab, nama, umur, jenis
kelamin pasien, jenis specimen, tanggal dan jam pengambilan,kemudian
ditempelkan pada wadah yang sudah berisi (tabung reaksi, botol atau
slide). Bila tidak menggunakan kertas label, biasa menggunakan spidol
permanen dan menulis langsung pada wadah yang berisi specimen.
4. Spesimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke masing-masing
ruangan pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan (Hematologi, Kimia
Klinik, Imunologi, Cairan tubuh, dll).

2. Instruksi kerja cara pengambilan spesimen


Cara pengambilan spesimen adalah tata cara untuk memperoleh
spesimendaripasien rawat jalan dan pasien rawat-inap
 Tujuan
Mendapatkan dan menyiapkan spesimen yang memenuhi syarat
untuk pemeriksaan. untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang
bermutu dan dipercaya.
 Kebijakan
Tempat Pengambilan Spesimen
a) Untuk pasien rawat jalan Ruang sampling Unit Pelayanan Laboratorium.
b) Untuk pasien rawat-inap : Ruang perawatan
c) Pasien VIP (pejabat/sejawat) dilayani diruang tersendiri/ khusus
 Pengambilanspesimen tidak dilaksanakan/ditunda bila:
a) Identitas pasien tidak cocok dengan data dalam formulir permintaan tes.
b) Jumlah spesimen tidak cukup.
c) Oleh suatu hal, pasien menolak pengambilan spesimen. Dalam hal
demikian, harus dibuat pernyataan tertulis dan ditanda-tangani oleh
pasien keluarganya yang bersangkutan.
 Prosedur
a. Pengambilan di Ruang sampling Laboratorium (untuk pasien rawat-jalan)
:
1. Petugas laboratorium memakai jaspraktikum, mencuci tangan,
memakai sarung tangan, dan masker.
2. Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut.
3. Memeriksa format permmtaan dan menanyakan identitas pasien
sesuai format.
4. Konfirmasi persiapan penderita sebelumnya klinisi (puasa).
5. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan tes
(spoit, tabung vakum, tourniquet, kapas alcohol 70%, plester, sarung
tangan, masker, lanset, dll).
6. Menyiapkan label rekat dan mengisi No. Lab, Nama, Tanggal, Jam
pengambilan, dan jenis spesimen, yang akan ditempelkan
padawadah- wadah yang sudah disiapkan sesuai keperluan.
7. Standarisasi posisi penderita (duduk atau baring). Minta pasien
duduk santai ditempat yang sudah disediakan (pasien mungkin perlu
dibaringkan sesuai dengan kondisinya).
8. Berikan penjelasan-penjelasan seperlunya
9. Melakukan pengambilan spesimen secara benar (lihat cara
pengambilan masing-masing spesimen)
10. Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang
sesuai dan memenuhi syarat.
11. Wadah yag telah berisi specimen dikirim/ dibawa ke Ruang Tes
sesuai dengan tes yag diminta (Hematologi, Kimia klinik,
Mikrobiologi, dll). Tenggang waktu pengiriman dan penyimpanan
sebelum tes dilakukan dapat dilihat pada SOP cara pengiriman dan
penyimpanan spesimen.
b. Pengambilan di Ruang Perawatan (untuk pasien rawat-inap)
1. Petugas laboratorium yang bertugas di ruangan perawatan mengecek
formulir pernyataan pemeriksaan, kemudian menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan sesuai dengan keperluan tes (spoit, tabung
vakum, torniquet, kapas alcohol 70%, plester, sarong tangan, masker,
lanset, dll ) dalam baki/tray yang memadai.
2. Petugas laboratorium menemui pasien yanga kan diambil
spesimennya di ruang perawatan sesuai nama dan identitas dalam
formulir permintaan.
3. Mengecek identitas pasien dalam formulir permintaan (nama, umur,
jenis kelamin dll).
4. Menenangkan pasien dan menciptakan suasana yang akrab dengan
pasien.
5. Berikan penjelasan-penjelasan seperlunya tentang
6. Siapkan label rekat dan isilah No Lab, nama, Tgl, Jam pengambilan
dan jenis spesimen kemudian tempelkan pada wadah-wadah yang
sudah disiapkan sesuai keperluan.
7. Lakukan pengambilan spesimen secara benar ( lihat cara
pengambilan masing-masing spesimen )
8. Spesimen yang sudah diambil dimasukkan kedalam wadah yang
sesuai dan memenuhi syarat. Bila wadah mengandung antikoagulan,
wadah dibolak-balik agar spesimen darah menjadi homogen dengan
dengan antikoagulan.
9. Wadah yang telah berisi spesimen darah dikirim/ dibawa ke Ruang
tes yang sesuai Tenggang waktu pengiriman dan penyimpanan
sebelum tes dilakukan dapat dilihat pada SOP cara pengiriman dan
penyimpanan spesimen.
c. Cara pengambilan Spesimen Darah Vena
1. Memilih daerah yang akan di punks (antecubital, dorsum, manus, dll)
dan palpasi pada daerah tersebut (pada pengambilan di daerah
anticubital, pasien disuruh menggenggam tangannya agar Vena lebih
mudah teraba)
2. Bersihkan dengan alcohol 70% secara sirkuler dari sentral keluar,
biarkan mengeringi
3. Pasang torniket (lebar 2-2,5 cm)/ manset 10-15 cm diatas daerah
punksi sehingga terjadi bendungan vena. Pemasangan tidak boleh
lebih dari 1menit) Pasien tidak boleh memompa tangannya
(mengepal dan relaksasi berganti-ganti)
4. Gunakan spoit/ tabung vakum yang sesuai dengan jenis dan jumlah
spesimen.
5. TusukVena sejajar dengan arah alirannya, lubang jarum menghadap
keatas (sudut pengambilan 15-20 derajat). Bila darah sudah tampak
mengalir lepaskan torniket.
6. Ambil darah sesuai kebutuhan, kepalan tangan dilepaskan kemudian
letakkan kapas steril diatas tusukan, tank jarum dan kapas ditekan:
Pasang plester diatas kapas.
7. Masukkan spesimen kedalam wadah yang sudah diberi label yang
sesuai dan memenuhi syarat. Bila wadah mengandung antikoagulan,
wadah di bolak-batik agar spesimen darah menjadi homogen dengan
antikoagulan.
d. Cara pengambilan spesimen darah kapiler
1. Memilih daerah yang akan di punks (ujung jari 2,3,4, daun telinga
dan tumit).
2. Hangatkan tempat tusukan dengan handuk atau tissue yang suhunya
tidak lebih dari 42 C untuk meningkatkan aliran darah melalui
arteriole dan kapiler.
3. Bersihkan dengan alkohol 70%& biarkan mengering, jangan sentuh
dengan benda tidak steril.
4. Buat tusukan dengan lancet steril tegak lures terhadap permukaan
kulit.
5. Buang tetesan pertama dengan menggunakan kapas steril. Masukkan
tetesan berikutnya dengan mengalirkan kedalam penampungan sesuai
kebutuhan (tabung kapiler, mikrotrainer), Lakukan sedikit penekanan
dengan menggunakan ibu jari untuk meningkatkan aliran darah,
jangan diperas daerah tersebut karena dapat menyebabkan hermolisis
dan pengeluaran cairan jaringan yang beriebihan.
6. Bersihkan dengan kasa steril pada tempat tusukan dan tutup dengan
plester.
7. Berikan label yang sesuai pada wadah specimen
8. Wadah yang telah berisi spesimen darah dikiriml dibawa ke Ruang
Tesyang sesuai.
e. Cara pengambilan spesimen darah arteri (untuk tes analisa gas darah)
1. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
(spoit, antikoagulan, heparin, kapas alkohol, plester, sarung tangan,
karet penutup) dalam baki/tray yang memadai.
2. Petugas laboratorium menemui pasien yang akan diambil specimen
darahnya di ruang perawatan sesuai nama dan identitas dalam
formulir permintaan.
3. Mergecek identitas pasien dalam formulir permintaan (nama, umur,
jenis kelamin dll)
4. Menenangkan pasien dan menciptakan suasana yang akrab dengan
pasien.
5. Memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya
6. Siapkan label rekat dan isilah No. Lab, Nama, Tanggal, Jam
pengambilan, daa jenis specimen kemudian tempelkan pada wadah-
wadah yang sudah disiapkan sesuai keperluan
7. Lakukan pengambilan specimen secara benar.
8. Memilih daerah yang akan di punksi (a.radialis, brachialis,
dorsalispedis, femoralis) dan palpasi pada daerah tersebut dengan
mengikuti aplikasi tesallen
9. Bersihkan dengan alcohol 70% secara sirkuler dari sentral keluar dan
biarkan kering
10. Dapat digunakan anestesi local dengan menggunakan spoit
11. Jarum sejajar dengan arteri, dianjurkan menggunakan jarum 20atau
21 G
12. Sudut antara jarum dan arteria diusahakan sekecil mungkin, Darah
akan terlihat pada bagian tengah jarum ketika mengenai arteri.
13. Ambil darah sesuai kebutuhan (2-4 ml), dan jarum ditarik kemudian
spoit ditancapkan pada karet tutup botol.
14. Putar spoit untuk menghomogenkan darah dan heparin
15. Wadah (spoit) yang telah berisi specimen darah dikirim ke
laboratorium dalam tenggang waktu kurang dari 5 menit, dan bila
disimpan selama1-2 jam harus diberikan es dan dipertahankan
suhunya 1-5 C.
f. Pengambilan spesimen urin
Petugas laboratorium memberikan penjelasan tentang cara
mengumpulkan urin yang telah disediakan sesuai dengan jenis
permintaan tes yang diminta misalnya:
 Urin sewaktu (urin dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak
ditentukan secara khusus)
 Urin pagi ( urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari
setelah bangun tidur)
 Urin post prandial ( urin yang pertama kali di kemihkan 1 ½-3
jam setelah makan)
 Timed specimen atau sampel terjadwal
 Urin 24 jam misalnya urin yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang.
Semua urin yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk urin
jam 7 pagi esok harinya. Urin 24 jam sering memerlukan
pengawet (tergantung jenis tes urin) untuk melindungi specimen
dari dekomposisi dan kontaminasi, Ada beberapa macam
pengawet urin antara lain:
 Toluen. Pengawet ini menghambat perombakan win oleh .
kuman. Digunakan 2-5 ml toluen untuk pengawet glukosa,
aseton dan asam asetat
 Timol mempunyai daya pengawet seperti toluen dan digunakan
untuk pengawet sediment
 Formaldehid dan kloroform dugurakan 1-2 ml larutan
formaldehid 40%. formalin) atau 50 tetesan larutan kloroform
untuk mengawetkan sedimen.
 Asam sulfat pekat digunakan sebagai pengawet untuk penetapan
kuantitatif kalsium, nitrogen dan zat organic lainnya. Diberikan
dalam jumlah tertentu sehingga PH urin tetap < 4,5 yang
dikontrol dengan kertas nitrazin. Reaksi asam mencegah
terlepasnya unsur N dalam amoniak danmencegahterjadinya
endapan kalsium fostat.
 Natrium karbonat. Digunakan 5 g Natrium karbonat bersama
beberapa ml toluen. Khusus untuk mengawetkan urobilinogen
 Asam hidrokirorida. Digunakan 10 ml asam hidroklorida atau
asam borat 50 g untuk mencegah dekomposisi bahan / zat pada
medium alkali.
 Urin slang 12 jam (urin yang dikeluarkan jam 7 pagi sampai jam
7 malam)
 Urin malam 12 jam (jam 7 malam sampai jam 7 pagi)
 Urin 3 gelas dan urin 2 gelas ( berguna untuk memberikan
gambaran letak radang atau lesi yang terdapat pada saluran
kemih)
 Urin porsi tengah Pada pengambilan urin porsi tengah yang
dilakukan oleh penderita sendiri, harus diberikan penjelasan
sebagai berikut:
1. Pasien harus mencuci tangan dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan handuk
2. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu
tangan.
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan
arah dari depan kebelakang
4. Bilas dengan air hangat, keringkan dengan kasa steril yang
lain. Selama proses ini berlangsung labia harus tetap terbuka
lebar dan jari tangan jangan menyentuh bagian yang sudah
steril.
5. Keluarkan urin, aliran urin yang pertama keluar dibuang,
kemudian aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah
yang sudah disediakan. Hindari win mengenai lapisan tepi
wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis.
6. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke ruang
pemeriksaan.
F. Manual gook (SPMI & SPME)
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL DAN EKSTERNAL
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
Nomor Dokumen :
LOGO INSTALASI
Nmor Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
1. Pengertian Pemantapan Mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaanlaboratorium.

Pemantapan mutu internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara
terus menerus agar diperoleh hasi lpemeriksaan yang tepat.

Pemantapan mutu eksternal (PME) adalah kegiatan yang


diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain di luar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.

2. Tujuan Untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan


laboratorium
3. Kebijakan Kepala laboratorium
4. Referensi Anonim, 2010. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good
Laboratory Practice) Cetakan Ke-4. Diraktorat Laboratorium
5. Prosedur/ Pemantapan Mutu Internal (PMI)
langkah- 1. Tahap pra analitik
langkah a. Petugas laboratorium melakukan pengecekan ketersediaan
reagen, alat dan bahan
b. Petugas laboratorium melakukan pengecekan alat/bahan
berfungsi atau tidak
c. Petugas laboratorium mengidentifikasi pasien dengan form
permintan pemeriksaan laboratorium
d. Petugas laboratorium melakukan inventerisasi sampel
2. Tahap analitik
a. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar prosedur operasional
3. Tahap pasca analitik
a. Petugas laboratorium melakukan pengecekan kembali
kesehatan identitas pasien
b. Petugas melaksanakan validasi hasil pemeriksaan dan
mengerjakan duplo untuk hasil pemeriksaan nilai kritis
c. Petugas aboratorium mendokumentasikan hasil pemeriksaan
dengan benar
d. Petugas laboratorium membuat laporan hasil
pemeriksaanpada lembar hasil laboratorium

Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


1. Pemantapan mutu eksternaldilakukan bila ada pihak yang
menyelenggarakan
2. Pemantapan mutu eksternal dilakukan di bidang hematologi,
kimia darah, mikrobiologi, parasitologi, imonuserologi dan
urinalisa
3. Bagan alir -
4. Unit terkait Laboratorium patologi klinik

5. Rekam
historis No. Yang dirubah Isi perubahan Tanggal
perubahan diberlakukan

No. KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU
1. Apakah petugas
laboratorium melakukan
pengecekan ketersediaan
reagen, alat dan bahan
2. Apakah petugas
laboratorium melakukan
pemeriksaan sesuai dengan
SOP
3. Apakah petugas
laboratorium melakukan
pengecekan kembali
kesesuaian identitas pasien
4. Apakah petugas PME
dilakukan bila ada pihak
lain yang
menyelenggarakan
G. Sumber Daya Laboratorium
SDM yang bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup
beragam, baik profesi maupun tingkat pendidikannya. Kebutuhan jumlah pegawai
antara laboratorium kesehatan di Rumah Sakit dengan laboratorium kesehatan swasta,
atau Puskesmas tentu tidak sama. Hal ini dikarenakan jenis pelayanan, jumlah
pemakai jasa, dan permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing laboratorium
tersebut berbeda-beda. Jenis ketenagaan yang diperlukan dalam pelayanan
laboratorium kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Staf Medis
a. Dokter Spesialis Patologi Klinik,
b. Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
c. Dokter Spesialis Forensik,
d. Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
e. Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
2. Tenaga Teknis Laboratorium
a. Analis Kesehatan atau Analis Medis,
b. Perawat Kesehatan,
c. Dokter umum,
d. Sarjana kedokteran,
e. Sarjana farmasi,
f. Sarjana biologi,
g. Sarjana teknik elektromedik,
h. Sarjana teknik kesehatan lingkungan
3. Tenaga administrasi
4. Pekarya
Kalau dilihat dari fungsi laboratorium kesehatan, yakni melakukan
pemeriksaan bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan dari manusia
yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau
masyarakat , maka kebutuhan SDM yang terbesar adalah Analis Kesehatan
sebagai tenaga teknis laboratorium. Ada 3 pilar utama yang harus diperhatikan
oleh profesi Analis Kesehatan/ATLM yaitu keselarasan antara pendidikan,
standar pelayanan dan organisasi profesi, untuk menghasilkan seorang profesi
ATLM yang bermutu/berkualitas.
Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkan SDM dengan
kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas. Merencanakan
kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawan
b. Mengidentifikasi tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan
d. Mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. Meningkatkan pemanfaatan karyawan
H. Kontrak Kerja Sama Dengan Tender

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA


dr.............
DENGAN LABORATORIUM KLINIK ...........
TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
Nomor surat................. ( posisinya bisa diatas)
Pada hari ini,………………….Tangggal…………………………….
Bulan…………………….. tahun dua ribu duapuluh dua, ( …….-…….-2022 ) di , para
pihak yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : dr.......
Jabatan : Penanggung jawab KLINIK .........
Alamat ................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KLINIK ............. selanjutnya disebut Pihak
Pertama
Nama : ......................
Jabatan : Direktur LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK .....................
Alamat : ................................
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
........... selanjutnya disebut Pihak Kedua
Para Pihak terlebih dahulu menerangkan :
Bahwa Pihak Pertama adalah sebuah klinik swasta yang bergerak dibidang pelayanan
kesehatan. Bahwa Pihak Kedua adalah suatu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
dalam bidang jasa pelayanan Laboratorium klinik.
Bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam hal rujukan
pemeriksaan laboratorium Klinik di LABORATORIUM KLINIK .......
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas, maka Kedua belah pihak sepakat untuk
melaksanakan perjanjian kerjasama dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan
Pihak Pertama akan merujuk bahan pemeriksaan laboratorium kepada Pihak Kedua,
dimana Pihak Kedua akan menerima maksud tersebut dengan melaksanakan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan permintaan Pihak Pertama dan berdasarkan ketentuan
pemeriksaan yang telah disepakati oleh Kedua belah pihak.

Pasal 2
Tata Cara Pelaksanaan
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada pihak Kedua berupa bahan
yang siap diperiksa ( sampel ) dan atau bahan yang belum siap diperiksa ( specimen ).
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua harus
memenuhi persyaratan pengiriman specimen/sampel yang telah ditetapkan, yaitu sesuai
dengan Daftar Pemeriksaan Rujukan yang dibuat oleh Pihak Kedua
Bahan pemeriksaan yang dikirim oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua harus
dilengkapi dengan data yang lengkap, antara lain:
 Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur
 Nama dokter yang menghendaki pemeriksaan laboratorium
 Jenis pemeriksaan
 Tanggal dan jam pengambilan bahan pemeriksaan
 Kondisi pasien saat bahan pemeriksaan diambil (misal; puasa, sedang menjalani
therapy/pengobatan tertentu, dsll )
 Kondisi bahan ( misal : volume, warna, bau, viscositas, jangka waktu
penyimpanan, suhu penyimpanan, dll )
Apabila bahan dan atau identitas pemeriksaan yang diterima oleh Pihak Kedua
dari Pihak Pertama tidak memenuhi persyaratan atau tidak lengkap, maka Pihak Kedua
berhak melakukan hal – hal sebagai berikut :
 Melakukan konfirmasi, apabila data berupa identitas dan atau informasi tentang
bahan pemeriksaan tidak lengkap, terhadap keadaan ini. Pihak Pertama akan
melengkapi data yang dibutuhkan oleh Pihak Kedua secara tertulis.
 Menolak bahan pemeriksaan apabila kondisi bahan pemeriksaan tidak sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana diatur dalam Daftar
Pemeriksaan Rujukan, penolakan atas bahan pemeriksaan harus dilakukan secara
tertulis dengan menjelaskan sebab atau alasan penolakan tersebut.
Bahan pemeriksaan yang dirujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua akan
diambil oleh Pihak Kedua ke lokasi KLINIK ..............
Waktu penerimaan bahan pemeriksaan oleh Pihak Kedua adalah sebagai berikut :
Hari Senin s.d Sabtu ; pukul 07.30 s.d 20.30 WIB Hari Minggu / libur : Pukul 08.00 s.d
13.00 WIB ( disesuaikan saja tergantung kesepakatan )
Kedua belah pihak wajib melaksanakan / mematuhi ketentuan dalam perjanjian
ini dengan penuh tanggung jawab dan ketentuan lainnya yang berlaku sebagai standar
pelayanan Laboratorium ataupun standar prosedur yang berlaku.

Pasal 3
Kerahasian Medis
Kedua belah pihak selama pelaksanan perjanjian ini maupun setelah selasainya perjanjian
ini, wajib senantiasa menjaga kerahasiaan data/identitas pasien dan hasil pemeriksaan
sebagaimana ketentuan perundang –undangan yang mengatur mengenai kerahasian
medis.

Pasal 4
Penanggung Jawab dan Alamat Korespondensi
Penanggung jawab harian Pihak Pertama adalah :
Nama : dr.....
Jabatan : Penanggungjawab KLINIK............
Alamat :
No. Telepon :
Penanggung jawab harian yang ditetapkan oleh Pihak Kedua adalah :
Nama :
Jabatan : Direktur LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK...........
Alamat : ............................
No. Telepon : ...........................
Surat menyurat sehubungan dengan pelaksanan perjanjian ini ditunjukan kepada
penanggung jawab harian dan dianggap telah diterima jika disertai dengan tanda
penerimaannya.

Pasal 5
Laporan Hasil Pemeriksaan
Pihak Kedua akan menerbitkan hasil pemeriksaan dalam bentuk atau tampilan dan format
sesuai dengan format baku yang telah ditentukan Pihak Kedua.
Hasil pemeriksaan akan diserahkan kepada Pihak Pertama dengan cara dikirim oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 3 ( tiga ) hari setelah pelaksanaan
pemeriksaan atau sesuai jadwal (tergantung pemeriksaannya).

Pasal 6
Pengulangan Pemeriksanan
Apabila menurut Pihak Pertama terdapat hasil pemeriksaan yang meragukan sehingga
diperlukan pemeriksaan ulang, maka Pihak Kedua bersedia untuk melakukan
pemeriksaan ulang, dengan ketentuan :
Hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan prognosa dokter pemeriksa atau terdapat
alasan – alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Interpretasi hasil pemeriksaan yang dianggap meragukan tersebut disampaikan secara
tertulis dari dokter pengirim.
Pengulangan pemeriksaan dengan menggunakan bahan pemeriksan yang sudah
ada, atau bahan pemeriksaan baru ditentukan berdasarkan stabilitas bahan pemeriksaan
tersebut.
Dalam hal harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan bahan pemeriksaan baru, maka
kondisi pasien harus sama dengan kondisi pada saat bahan pemeriksaan sebelumnya
diambil.

Pasal 7
Tarif Pemeriksaan
Tarif pemeriksaan laboratorium yang diberlakukan dalam perjanjian ini sama dengan tarif
yang sedang diberlakukan secara umum oleh Pihak Kedua di laboratorium kliniknya.
Dalam hal Pihak Kedua akan melakukan perubahan tarif pemeriksaan, maka Pihak Kedua
akan membuat surat pemberitahuan kepada Pihak Pertama paling lambat 30 (tiga puluh)
hari sebelum tarif baru tersebut diberlakukan.
Apabila Pihak Pertama tidak menyetujui perubahan tarif pemeriksaan (sebagaimana di
atur dalam ayat 2 pasal ini) dan antara Kedua belah pihak tidak tercapai kesepakatan
mengenai hal ini, maka perjanjian ini menjadi putus dan berakhir dengan sendirinya.
Pemutusan perjanjian kerjasama hal ini tidak serta merta menghapus segala kewajiban
yang belum terselesaikan.
Pasal 8
Jasa
Pihak Kedua akan memberikan jasa sebesar ……% (……. persen) kepada Pihak Pertama
untuk setiap pemerikasaan yang di rujuk oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

Pasal 9
Tata Cara Pembayaran
Pihak Pertama akan membayar setelah semua pemeriksaan tersebut selesai dan hasil
sudah diterima oleh Pihak Pertama. Harga yang dikenakan berdasarkan jumlah dan jenis
pemeriksaan laboratorium yang telah dirujuk oleh Pihak Pertama.

Pasal 10
Jangka Waktu Perjanjian
Perjanijian kerjasama ini berlaku jangka waktu ........ tahun, terhitung sejak ditanda
tanganinya surat perjanjian ini dan akan berakhir tanggal ……..
Apabila para pihak ingin mengakhiri perjanjian kerjasama ini maka para pihak
berkewajiban untuk memberitahukan satu dengan yang lainnya paling lambat 2 (dua)
bulan sebelum berakhirnya masa perjanjian ini.
Berakhirnya masa berlaku perjanjian bekerjasama ini tidak serta merta menghapuskan
kewajiban masing – masing pihak terhadap pihak lainnya yang belum teralisasikan.

Pasal 11
Force Majeure
Kedua belah pihak sepakat apabila didalam melakukan pemeriksaan, seperti
tersebut pada pasal 1 ( diatas ), Pihak Kedua mengalami keterlambatan yang disebabkan
oleh keadaan force majeure, maka Pihak Kedua harus memberitahukan secara tertulis
mengenai keadaan tersebut kepada Pihak Kedua selambat – lambatnya 2 x 24 jam setelah
terjadinya force majeure tersebut.
Keadaan force majeure seperti tersebut pada ayat 1 ( satu ) diatas termasuk tetapi
tidak terbatas pada hal – hal sebagai berikut : peperangan, huru-hara, unjuk rasa massa,
perombakan, krisi nasional, kebakaran, sabotase, epidemic, bencana alam seperti banjir,
gempa bumi.
Apabila terjadi keadaan force majeure seperti diatas, sehingga tidak
memungkinkan Pihak Pertama dan Pihak Kedua melanjutkan perjanjian kerjasama ini,
maka Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan segala sesuatunya secara
musyawarah.

Pasal 12
Penyelesaian Perselisihan
Jika terjadi perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini, maka Kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan permalahan tersebut secara musyawarah guna
mencapai mufakat.
Apabila dengan musyawarah tidak tercapai kata mufakat maka Kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan permasalahan Pengadilan Negeri ...........

Pasal 13
Pemutus / Pembatalan Perjanjian
Perjanjian ini menjadi batal demi hukum atau dapat di putuskan setiap saat sebelum
waktunya, dengan terlebih dahulu menyampaikan surat pemberitahuan / peringatan,
apabila terjadi hal – hal seperti berikut ini :
Dalam hal para pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya dan atau melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan dalam perjanjian ini.
Dalam hal terjadinya force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal 11.
Para pihak berhak mengakhiri perjanjian ini sebelum waktunya apabila di dalam
pelaksanaan perjanjian salah satu atau Kedua belah pihak tidak mampu memenuhi
ketentuan yang telah di atur didalam perjanjian ini atau pada saat proses pembuatan atau
selama perjanjian ini berlangsung memberikan keterangan palsu atau dipalsukan.
Hal ini dilakukan secara tertulis oleh masing – masing pihak 30 (tiga puluh) hari sebelum
perjanjian ini dinyatakan diakhiri.

Pasal 15
Lain – lain
Selama berlangsungnya kerjasama ini, hal – hal yang mungkin timbul sehubungan
pelaksanaan perjanjian dan belum diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini akan di
selesaikan dan di atur atas dasar persetujuan bersama dalam sebuah addendum yang
merupakan bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 16
Penutup
Surat perjanjian ini di buat rangkap 2 (dua) ditandatangani di atas materai yang cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama kuatnya, masing – masing untuk Pihak Pertama
dan Pihak Kedua serta dapat di perbanyak sesuai kebutuhan
Surat Perjanjian Kerjasama ini di buat dan ditandatangani di Jombang pada tanggal
tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA PIHAK PERTAMA

KLINIK ................. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK...........


I. Dokumen Quality Control Kalibrasi
QUALITY CONTROL KALIBRASI
Logo Laboratorium
No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL Ditetapkan

PENGERTIAN Adalah tatacara melakukan perawatan dan optimalisasi alat agar


dapat bekerja dengan baik.
TUJUAN 1. Alat dapat dipakai sebagai pemeriksaan
2. Memberikan hasil yang cepat dan optimal
KEBIJAKAN Peraturan pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
PROSEDUR 1. Lakukan Quality control setiap sebulan sekali
2. Buat jadwal pelaksanaan kalibrasi
3. Cara melakukan quality control:
a. Siapkan larutan uji
b. Masukkan strip uji
c. Tekan, teteskan larutan uji ke lubang kecil diatas
tutup larutan uji
d. Hisap larutan control dengan strip
e. Alat akan memeriksa dengan hitungan mundur
f. Tekan anak panah keatas atau kebawah
g. Pilih level control, rendah, sedang dan tinggi
h. Cata hasil control, jika masuk range nilai control, alat
beararti ready
4. Dokumentasikan kalibrasi
UNIT TERKAIT Laboratorium Patologi Klinik
J. SOP Setiap Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Hematologi
Prosedur Pemeriksaan Hematologi
Logo
No. Dokumen Revisi Halaman
Standar Prosedur
Tanggal Terbit Ditetapkan
Operasional

Pengertian Pemeriksaan bidang hematologi adalah


pemeriksaan labpratorium terhadap
spesimen darah yang meliputi darah
lengkap, laju andap darah, golongan darah,
morfologi darah, hitung jenis leukosit,
hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah
trombosit, hemoglobin, dan lain-lain dalam
rumpung hematologi.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
pemeriksaan bidang hematologi
Kebijakan Pedoman pelayanan laboratorium
Referensi 1. Good Laboratory Practices, 2008.
2. Permenkes
441/MENKES/PER/III/2010
tentang Laboratorium Klinik.
3. Permenkes Nomer 43 Tahun 2013
tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang benar.
4. Pedoman Teknik Dasar umtuk
Laboratorium Kesehatan.
Prosedur 1. Petugas laboratorium bagian
hematologi menerima sampel dari
bagian distribusi sampel.
2. Petugas laboratorium bagian
hematologi melakukan verifikasi
data dengan permintaan
pemeriksaan pada sampel yang di
terima .
3. Petugas laboratorium bagian
hematologi melakukan
pemeriksaan sempel sesuai
permintaan mengikuti :
- IK Pemeriksaan Darah
Rutin
- IK Pemeriksaan LED
- IK Pemeriksaan Golongan
Darah
- IK Pemeriksaan Morfologi
Darah Tepi
- IK Pemeriksaan IT – Ratio
- IK Pemeriksaan Hitung
Jumlah Leukosit Manual
- IK Pemeriksaan Hitung
Jumlah Eritrosit Manual
- IK Pemeriksaan Hitung
Jumlah Trombosit Manual
4. Petugas laboratorium bagian
hematologi melakukan pencatatan
hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Petugas laboratorium bagian
hemtologi membutuhkan tanda
tangan pemeriksa.
6. Petugas laboratorium bagian
hematologi mendistribusikan hasil
pemeriksaaan ke bagian validasi
hasil.
Alur Kegiatan -
Unit Terkait 1. Instalasi Laboratorium
Dokumen Terkait 1. Pedoman Pelayanan Laboratorium
2. SPO Permintaan pemeriksaan
Laboratorium
3. SPO Preparasi dan Distribusi
Sampel
4. SPO Penyimpanan sampel

Catatan Perubahan -
Lampiran 1. IK Pemeriksaan Darah Lengkap
2. IK Pemeriksaan LED
3. IK Pemeriksaan Golongan Darah
4. IK Pemeriksaan Morfologi Darah
Tepi
5. IK Pemeriksaan IT – Ratio
6. IK Pemeriksaan Hitung Jenis
Leukosit
7. IK Pemeriksaan Hitung Jenis
Eritrosit
8. IK Pemeriksaan Hitung Jumlah
Trombosit.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
Prosedur Pemeriksaan Hematologi
Logo
No. Dokumen Revisi Halaman
Standar Prosedur
TanggalTerbit Ditetapkan
Operasional

1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan pemeriksaan sampel/specimen


dibagian pelayanan laboratorium kimia klnik dengan
mengguakan alat fotometer atau spektrofotometer meliputi
:
1. Jenis pemeriksaan
2. Menggunakan reagen komersil , tingkat analisis
zat-zat kimia yang mempunyai kemurnian tinggi
yang dicantumkan pada wadah kemasannya
3. Standar zat-zat yang konsentrasi atau
kemurniannya diketahui
4. Bahan kontrol yang digunakan untuk memantau
ketepatan suatu pemeriksaan dilaboratorium atau
untuk mengawasi hasil-hasil pemeriksaan sehari-
hari
5. Sampel/spesimen dan bahan pemeriksaan yang
spesifik dengan metode tertentu sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang diharapkan oleh
klinisi atau pasien
2. Tujuan a. sebagian pedoman menggunakan meetode
pemeriksaan kimia klinik secara
fotometer/spektrofotemeter untuk dalam
pelayanan laboratorium kimia klinik
b. memberikan rasa aman dan kepercayaan diri pada
petugas dalam menjalankan pekerjaan
3. Kebijakan a. Sesuai dengan visi-misi laboratorium
b. Merupakan standar pelayanan laboratorium yang
harus diapatuhi oleh semua petugas
4. Prosedur Penanggung jawab
a. Kepala instalasi laboratorium bertanggung jawab
atas peralatan ketersediaan reagen, bahan kontrol
serta laporan hasil
b. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam proses
pelayanan mulai dari kesiapan alat, qualiti control
sampai alat siap untuk raning sesuai dengan
rujukan permintaan pemeriksaan laboratorium
c. Kepala bidang kimia klinik bertanggung jawab
dalam proses kegiatan analitik
d. Staf kimia klinik yang terlatih melaksanakan
pemeriksaan sesuai dengan intruksi kerja
Rincien prosedur
a. Peralatan yang digunakan unutuk pengujian di
laboratorium harus dikalibrasi terlebih dahulu
minimal satu kali dalam setahun, kecuali untuk
alat alat gelas dikalibrasi satu kali saja sebelum
diguakan dalam laboratorium
b. Apabila ditemukan hal-hal yang mengurangi unjuk
kerja dari alat maka kepala bidang kimia klinik
melakukan pengecekan antara waktu
c. Staf kimia klinik memeriksa antara rujukan
permintaan pemeriksaan laboratorium dengan
identitas pasien
d. Staf kimia klinik melakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai dengan rujukan pemeriksaan
laboratorium
e. Staf kimia klinik membuat laporan hasil
pemeriksaan laaboratorium untuk diserakan
rujukan
f. Staf kimia klinik mendokumentasikan setiap
pemeriksaaan dalam buku registar pemeriksaan
Lampiran
a. Intruksi kerja glukosa
b. Intruksi kerja HbA1
c. Intruksi kerja cholesterol
d. Intruksi kerja trigliserida
e. Intruksi kerja HDL cholesterol
f. Intruksi kerja urea
g. Intruksi kerja kreatinin
h. Intruksi kerja asam urat
i. Intruksi kerjaprotein total
j. Intruksi kerja albumin
k. Intruksi bilitubin T+D
l. Intruksi kerja gama GT
m. Intruksi kerja GT
n. Intruksi kerja SGOT
o. Intruksi kerja SGPT
p. Intruksi kerja alkaliphospatase
q. Intruksi kerja LDH
r. Intruksi kerja CK
s. Intruksi kerja CK-MB
t. Intruksi krja TIBC
5. Unit terkait Instalasi laboratorium patologi klinik
UGD
6. Catatan mutu a. From blanko permintaan laboratorium
b. From blanko hasil pemerriksaan laboratorium
c. Buku register laboratoeium
d. Buku penyerahan hasil laboratorium
c. Pemeriksaan Mikrobiologi
Prosedur Pemeriksaan Hematologi
Logo
No. Dokumen Revisi Halaman
Standar Prosedur
TanggalTerbit Ditetapkan
Operasional

Pengertian 1. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat


cepat maupun lama prosesnya. Malaria
disebabkan oleh parasit malaria/ protozoa
genus plasmodium bentuk aseksual yang
masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh
nyamuk malaria (anopeles) betina. Parasit
malaria pada manusia yang menyebabkan
malaria adalah Plasmodium Vivax,
Plasmodium Ovale dan Plasmodium Malariae.
2. Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat
menahun yang disebabkan oleh cacing filaria
dan ditularkan oleh nyamuk. Filariasis
disebabkan oleh tiga jenis cacing filarial yaitu
Wuchereria Banchofti, Brugia Malayi dan
Brugia Timori.
Tujuan Untuk mengetahui adanya parasit Malaria dan
Filaria dalam sampel.
Kebijakan Setiap petugas laboratorium harus melakukan
pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
Prosedur 1. Petugas Laboratorium menyiapkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Alat :
1. Objek glass
2. Mikroskop
3. Cover glass
4. Timer
b. Sampel : Darah Vena atau Darah Kapiler
c. Reagen : Cat Giemsa atau Cat Wright
d. Metode : Mikroskopis
2. Petugas laboratorium mengambil darah dari
vena atau kapiler kemudian langsung membuat
preparat tebal atau tipis.
3. Petugas laboratorium mengeringkan preparat
tetes tebal pada suhu kamar, dan melakukan
fiksasi pada preparat tipis atau apus dengan
alkohol dan membiarkannya kering diudara.
4. Petugas laboratorium mengecat preparat tebal
atau tipis dengan giemsa atau wright dan
diamkan selama ±30 menit.
5. Petugas laboratorium mencuci preparat dengan
aquadest (hati-hati untuk preparat tebal jangan
sampai larut) biarkan kering diudara.
6. Petugas laboratorium meihat dibawah
mikroskop dengan pembesaran 100x dengan oil
imersi.

7. Evaluasi =
a. Hasil pemeriksaan malaria dinyatakan
positif jika didapatkan plasmodium malaria
dalam stadium apapun.
b. Hasil pemeriksaan filaruia dinyatakan
positif jika didapatkan mikrofilaria.
c. Hasil normal jika tidak ditemukan
plasmodium malaria dan filaria (hasil
negatif).
Unit terkait 1. Laboratorium
2. IGD
3. Rawat Inap
4. HCU
5. Klinik Umum dan Spesialis
K. Denah Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai