PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laboratorium kesehatan yang merupakan bagian dari pelayanan rumah sakit
adalah merupakan bagian unit pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan
informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel
yang pengujiannya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat dan tuntutan jaman, menghendaki hasil pengujian laboratorium
terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan
perkembangan penyakit. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan ini diperlukan sebuah
pedoman yang menjadi acuan dan petunjuk bagi ahli teknologi laboratorium kesehatan
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan standar mutu pelayanan laboratorium.
RSUD Kajen mempunyai sistem pelayanan Laboratorium untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan semua jenis pemeriksaan, sesuai dengan standart nasional,
undang-undang dan peraturan pemerintah.
Didalam pelayanan kesehatan, terutama di rumah sakit, laboratorium klinik
menempati kedudukan sentral berkaitan dengan peranannya dalam menetapkan
diagnosis dan monitoring penyakit atau pengobatan serta untuk memastikan atau
menegakkan suatu diagnosis. Karena kedudukan yang penting itulah maka tanggung
jawab laboratorium klinik bertambah besar baik tanggung jawab professional
(professional responsibility), tanggung jawab teknis (technical responsibility) , maupun
tanggung jawab pengelolaan ( management responsibility).
Pelayanan laboratorium yang cepat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan
adalah unsur yang sangat penting dalam menunjang diagnostik. Untuk menunjang
tercapainya tingkat pelayanan seperti itu perlu didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai dan berfungsi dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan pada pelayanan laboratorium kesehatan adalah peningkatan mutu yang
merupakan salah satu bagian terpenting dari laboratorium.
Laboratorium RSUD Kajen merupakan Unit pelayanan kesehatan yang
bertujuan menjadi sarana penunjang diagnostik yang handal dan terpercaya.
1
B. RUANG LINGKUP
1. Ruang lingkup pelayanan laboratorium RSUD kajen meliputi :
a. Unit Gawat Darurat
b. Unit Rawat Jalan
c. Unit Rawat Inap
d. Rujukan dari luar
2. Dengan pelayanan pemeriksaan Laboratorium meliputi :
a. Hematologi .
b. Kimia klinik.
c. Imunoserologi.
d. Mikrobiologi Klinik
e. Patologi Anatomi
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan pemeriksaan Laboratorium yang adekuat, teratur dan baik disediakan
untuk melayani pasien dan Jenis - jenis pelayanannya adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Hematologi yaitu pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan unsur darah yang meliputi kadar haemoglobin, jumlah sel
leukosit, trombosit, eritrosit, retikulosit, gambaran darah tepi, koagulasi dan
pemeriksaan lainnya.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik yaitu pemeriksaan darah atau bahan lainnya yang
berasal dari manusia dengan suatu bahan kimia dengan metode tertentu untuk
mengetahui adanya kelainan-kelainan fungsi ginjal, hepar, jantung, pankreas dan
hasil-hasil metabolisme tubuh lainnya.
c. Pemeriksaan Mikrobiologi yaitu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kuman
atau bakteri yang ada pada specimen dari organ tubuh yang menyebabkan
infeksi, selanjutnya akan diketahui sensitifitas kuman terhadap obat tertentu
dengan uji sensifitas atau uji kepekaan kuman terhadap antibiotic.
d. Pemeriksaan Serologi adalah pemeriksaan darah atau urin untuk mengetahui
adanya antigen atau antibodi pada seseorang terhadap kuman atau virus atau
untuk megetahui penurunan atau kenaikan hormon pada tubuh seseorang.
e. Pemeriksaan Elektrolit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui mengetahui
kadar elektrolit tertentu dalam darah dan cairan tubuh..
f. Pemeriksaan Histologi adalah pemerikaan morfologi sel atau jaringan pada
sediaan mikroskopis dengan pewarnaan rutin Hematoksilin Eosin ( HE ), untuk
menetapkan diagnosis kelainan yang meliputi degenerasi, Radang atau infeksi
2
neoplasma dan juga untuk menentukan batas sayatan operasi sudah bebas dari
kelainan apa belum.
g. Pemeriksaan Sitologi merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengetahui adanya morfologi sel-sel ganas, yang berasal dari sampel cairan
tubuh pasien.
2. Pelayanan di laboratorium dilaksanakan 24 jam untuk pelayanan pasien Gawat
Darurat / IGD dan pelayanan laboratorium diatur dalam 3 shift yaitu :
a. Shif pagi : 07.00 – 14.00 WIB
b. Shif siang : 14.00 – 21.00 WIB
c. Shif malam : 21.00 – 07.00 WIB
3. Laboratorium rujukan adalah laboratorium luar yang ditunjuk sebagai laboratorium
rekanan yang digunakan untuk merujuk sampel pemeriksaan yang tidak dapat
dikerjakan oleh laboratorium RSUD Kajen.
Laboratorium tersebut dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan memenuhi
undang-undang dan peraturan.
4. Pemantapan mutu laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium, meliputi
Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal.
a. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium, meliputi :
Tahap pra analitik, analitik, post analitik dan dilakukan dengan pemeriksaan
control harian, sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
b. Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium dilakukan dengan mengikuti program
tahunan nasional yang diselengggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Saran Kesehatan
5. K3 Laboratorium adalah suatu program Keselamatan, Keamanan Kerja
laboratorium. K3 ini dilakukan sesuai resiko dan kemungkinan bahaya dalam
laboratorium.dimana menunjukkan praktek keamanan dan langkah-langkah
pencegahan bagi staf apabila berada di laboratorium.
Pelaksanaan Program K3 laboratorium berinduk ke panitia K3 Rumah sakit yang
telah ditetapkan.
6. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang memberi indikasi resiko
tinggi atau mengancam keselamatan pasien.
7. Pengelolaam alat adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memelihara peralatan
pemeriksaan laboratorium sehinggga alat akan berfungsi baik, yang terbagi sebagai
berikut :
3
a. Adanya sistim seleksi pada pengadaan peralatan.
b. Sistem inventasirasi peralatan.
c. Maintenance harian, bulanan dan kalibrasi peralatan.
8. Verifikasi merupakan suatu tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan laboratorium mulai tahap pra analitik sampai dengan
melakukan pemeriksaan ulang setiap hasil yang meragukan sampai proses
keluarnya hasil pemeriksaan.
9. Sampel atau specimen adalah bahan yang berasal dari tubuh manusia diantaranya :
Darah, Urine, Tinja, Sputum, Pus, Cairan Otak, Sperma, jaringan dan lainnya.
10. Pemeriksaan Cito adalah pemeriksaan yang segera dilakukan agar dapat mengetahui
hasilnya dengan cepat, sebagai dasar untuk melakukan tindakan medis segera /
darurat.
D. LANDASAN HUKUM
Di dalam penyusunan pedoman pelayanan ini berlandaskan hukum kepada :
1. Permenkes Nomor 411/ Menkes/Per/III/ 2010 tentang Laboratorium Klinik
2. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit.
Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Depkes RI Th 2008
3. Pedoman Pengelolaan laboratorium klinik rumah sakit.
Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta Sub Direktorat Penunjang Medik.th
1998
4. Good Laboratory Practise
Departemen Kesehatan RI, Direktorat jendral pelayanan medik, Direktorat rumah
sakit khusus dan swasta sub direktorat penunjang medik. Th 2008.
5. Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis.
Depkes RI Puslabkes 1997
6. Pedoman dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Th 2003
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor RI nomor 364/Menkes/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Kepala Ruang Laboratorium adalah seorang Ahli Madya Analis Kesehatan yang
diberi wewenang dan tanggungjawab sebagai kepala unit dalam pelaksanaan
pelayanan laboratorium.
Kriteria jabatan
a. Profesional, Menguasai bidang pelayanan laboratorium, termasuk prosedur,
metode pemeriksaan, pengelolaan peralatan dan logistik.
b. Tegas dan disiplin
c. Mempunyai integritas dan loyalitas yang tinggi.
5
Kriteria jabatan
a. Mempunyai kemampuan administrasi dan penguasaan manajemen perkantoran.
b. Berpikir kreatif dan kedisiplinan yang tinggi.
c. Memiliki loyalitas dan dedikasi serta etos kerja yang baik.
d. Bertanggung jawab dan dapat bekerja sama.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Sumber daya manusia yang bekerja pada pelayanan laboratorium klinik RSUD Kajen
adalah sebagai berikut :
1. Laboratorium klinik dibawah tanggungjawab dokter spesialis Patologi Klinik.
2. Laboratorium RSUD Kajen Mempunyai 12 orang ATLM dan 1 orang staf
administrasi.
Rincian jumlah SDM di Instalasi Laboratorium :
NO Jabatan Jumlah
6
2. Uraian Tugas dan Wewenang
a. Kepala Instalasi Laboratorium
Uraian Tugas
7
1) Menyusun Standar Pelayanan Profesi Medik
2) Menyusun Standar Administrasi
3) Menyusun pedoman dan program laboratorium
4) Merencanakan pengembangan staf dan kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan medis
5) Menyusun program dan perencanaan pengembangan mutu pelayanan
laboratorium
6) Menyusun program dan perencanaan kegiatan instalasi laboratorium.
7) Menyelesaikan masalah pelayanan medis yang timbul dalam bidangnya
8) Melakukan interpretasi pemeriksaan laboratorium.
9) Meneliti dan menandatangani hasil laboratorium
10) Melakukan supervisi pelayanan laboratorium
11) Memberi catatan / mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium.
12) Mengadakan pertemuan kelompok Staf Medik Fungsional
13) Memelihara dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan
bagian lain yang terkait
14) Mengawasi pelaksanaan kontrol kualitas internal dan eksternal
15) Mengawasi dan mengevaluasi pelayanan profesi dan administrasi
16) Memberikan rekomendasi pelayanan kepada laboratorium luar
17) Melakukan koordinasi dengan PMI dan melakukan evaluasi kegiatan
pelayanan darah
Wewenang
1) Memberi teguran kepada staf laboratorium.
2) Mengajukan promosi staf laboratorium.
3) Memberikan penilaian staf laboratorium
4) Memberikan rekomendasi terhadap penentuan metode, peralatan,
penggunaan reagensia dan pemeriksaan rujukan.
8
5) Melakukan pemantauan terhadap kegiatan pelayanan laboratorium
6) Menerima, mengkaji dan menindaklanjuti laporan dan usulan dari
pelaksana
7) Melakukan pemantapan mutu internal dan eksternal
8) Melakukan verifikasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium
9) Melakukan pengecekan berkala terhadap persediaan reagen, alat habis
pakai.
10) Melakukan pemesanan reagen dibuku permintaan untuk pengajuan
pembuatan surat permintaan (SP) dan alat habis pakai ke bagian
pemesanan.
11) Memantau penyimpanan dan penggunaan alat serta reagen laboratorium.
12) Memantau teknisi dalam kegiatan perawatan dan perbaikan alat.
13) Mengawasi penampilan kerja pelaksana laboratorium.
14) Mengikuti rapat setiap ada undangan rapat di SMF.
15) Membuat laporan Stok opnam reagen
16) Membuat laporan bulanan jumlah pemeriksaan laboratorium untuk
dilaporkan ke RM
17) Menggantikan kepala instalasi laboratorium memimpin rapat rutin
laboratorium jika kepala instalasi berhalangan.
18) Melaporkan semua kegiatan kepada kepala instalasi laboratorium.
19) Bertanggung jawab atas pengamanan harta dan peralatan dilaboratorium
Wewenang
1) Memberi teguran secara lisan.
2) Menggantikan pekerjaan ATLM yang berhalangan
3) Memberikan penilaian terhadap kinerja pelaksana laboratorium,
pengadministrasi dan petugas kebersihan
4) Mengatur jadwal dinas pelaksana Laboratorium
5) Melaporkan kepada Kepala Instalasi bila dijumpai permasalahan dan
mencari jalan keluarnya.
9
4) Membuat laporan jumlah pemeriksaan laboratorium untuk dilaporkan ke
bagian rekam medik
5) Membuat laporan penggunaan bahan habis pakai laboratorium
6) Melakukan pemantauan dan pemeliharaan refrigerator
7) Bertanggung jawab terhadap pencatatan suhu refrigerator
8) Menyusun standar prosedur operasional
9) Melakukan desinfeksi tempat kerja sebelum dan selesai bekerja
10) Melaksanakan pengambilan sampel laboratorium
11) Melakukan kalibrasi terhadap alat dan pemeriksaan control sebelum
melakukan pemeriksaan terhadap sampel pasien setiap harinya.
12) Melaksanakan pengelolaan sampel, pemeriksaan dan pencatatan hasil
laboratorium rawat jalan dan rawat inap.
13) Melaksanakan verifikasi pra analitik, analitik dan pasca analitik
14) Melaporkan adanya penyimpangan hasil pemeriksaan kepada Ka.Instalasi
15) Melaporkan dan mengarsipkan hasil pemeriksaan laboratorium
16) Turut bertanggungjawab atas pengamanan harta dan peralatan di
laboratorium.
17) Melakukan tugas / fungsinya secara professional sesuai kode etik profesi.
10
2) Mengelola dan bertanggung jawab terhadap dokumen hasil pemeriksaan
laboratorium rawat jalan
3) Bertanggung jawab terhadap pencatatan program PMKP
4) Bertanggung jawab terhadap administrasi laboratorium rujukan
5) Bertanggungjawab terhadap alat Elektrolit Analyzer
6) Menyusun standar prosedur operasional
7) Melakukan desinfeksi tempat kerja sebelum dan selesai bekerja
8) Melaksanakan pengambilan sampel laboratorium
9) Melakukan kalibrasi terhadap alat dan pemeriksaan control sebelum
melakukan pemeriksaan terhadap sampel pasien setiap harinya.
10) Melaksanakan pengelolaan sampel, pemeriksaan dan pencatatan hasil
laboratorium rawat jalan dan rawat inap.
11) Melaksanakan verifikasi pra analitik, analitik dan pasca analitik
12) Melaporkan adanya penyimpangan hasil pemeriksaan kepada Ka.Instalasi
13) Melaporkan dan mengarsipkan hasil pemeriksaan laboratorium
14) Turut bertanggungjawab atas pengamanan harta dan peralatan di
laboratorium.
15) Melakukan tugas / fungsinya secara professional sesuai kode etik profesi.
11
3) Mengkoordinasi dan melaksanakan pencatatan dan pengawasan hasil
pemeriksaan laboratorium yang melampaui nilai kritis
4) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pemeriksaan laboratorium cito,
12
i. Sub koordinator rawat inap
Uraian Tugas
13
k. Sub koordinator klinik rutin dan parasitologi
Uraian Tugas
14
2) Bertanggung jawab terhadap Alat laboratorium Mikrobiologi
3) Bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan dan alat habis pakai
pemeriksaan mikrobiologi
4) Bertanggungjawab terhadap pencatatan hasil dan dokumentasi hasil
pemeriksaan rujukan.
n. Sekretaris Laboratorium
Uraian Tugas
15
D. ANALISA KEBUTUHAN TENAGA
Tenaga di Laboratorium RSUD Kajen mengacu pada tandar ketenagaan laboratorium
klinis Rumah Sakit tipe C / Kemenkes dan perhitungan beban kerja pegawai
Perhitungan beban kerja pegawai berdasarkan atas :
Rata-rata pasien per hari
Jam pengerjaan parameter/hari/pasien
Jam pengambilan sampel yang diperlukan/pasien/hari
Jam pengolahan sampel/pasien/hari
Jam kerja efektif setiap analis/hari (7 jam/hari)
1. Rawat Jalan
a. Pra Analitik
1) Adminitrasi pemeriksaan kelengkapan data pasien 2 menit/pasien
2) Pengambilan sampel darah dan pembagian sampel dalam tabung 5 menit
3) Input data di Register pemeriksaan 3 menit/pasien
4) Pemusingan sampel dan pendataan sampel siap di kirim ke ruangnan
(kimia darah) 6 menit/pasien
b. Analitik
1) Melakukan pemeriksaan hematologi 20 menit/pasien
2) Melakukan pemeriksaan urinalisa, narkoba, HCG 30
menit/pasien/pemeriksaan
3) Melakukan pemeriksaan faeces 30 menit
4) Melakukan pemeriksaan Mikrobiologi 60 menit
5) Melakukan pemeriksaan imunoserologi 15 menit/pasien/pemeriksaan
c. Pasca Analitik
1) Mencatat hasil pemeriksaan ke buku kerja dan buku induk 15 menit
2) Mencetak hasil pemeriksaan 5 menit/pasien
3) Mengarsipkan hasil laboratorium 60 menit
2. Rawat Inap
a. Pra Analitik
1) Menyiapkan tabung pemeriksaan (pemberian label,menulis buku
sampling) 30 menit
2) Melakukan sampling ke ruangan sesua permintaan dan membagi
kebutuhan sampel darah sesuai jenis pemeriksaan 60 menit
3) Memmbuat rincian biaya 60 menit
b. Analitik
1) Waktu melakukan pemeriksaan hematologi 60 menit
2) Waktu melakukan pemeriksaan kimia klinik 65 menit
3) Waktu melakukan pemeriksaan Imunoserologi 60 menit
c. Pasca Analitik
1) Mencetak hasil pemeriksaan 5 menit/pasien
2) Memasukan hasil pemeriksaan ke dalam buku kerja dan buku induk 15
menit
3. Rumus Perhitungan
AXBXC
16
XxY
Hasil :
a. Jumlah rata-rata pasien perhari 75 pasien
b. Jumlah rata-rata jam pemeriksaan perpasien 75 menit pasien
a. Jumlah kebutuhan tenaga : 75 x 75 x 365 = 2.053.125 = 17 org
286 x 420 = 120.120
E. PENGATURAN JAGA
Pelayanan laboratorium selama 24 jam,dibagi menjadi 3 shift :
1. Shift Pagi : Jam 07.00 – 14.00 WIB
-Kepala Ruang : 1 Orang
-Administrasi : 1 Orang
-Sampling : 1 Orang
-Hematologi, Mikrobiologi, Sekresi dan Ekskresi : 1 Orang
-Kimia klinik, Serologi, Parasitologi : 1 Orang
2. Shift Siang : Jam 14.00 – 21.00 WIB
-Administrasi, Hematologi : 1 Orang
-Sampling : 1 Orang
-Kimia klinik, Imuno Serologi, Parasitologi : 1 Orang
17
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
A. Pintu Masuk
B. Ruang Tunggu
C. Tempat Pendaftaran
D. Bank Darah
E. Ruang Pengambilan Sampel
F. Kamar Mandi Pasien
G. Ruang Pemeriksaan Induk
H. Ruang Kepala Instalasi
I. Ruang Jaga
J. Ruang Administrasi dan arsip
K. Ruang Mikrobiologi
L. Ruang Pencucian dan Sterilisasi
M. Gudang Reagen
N. Kamar Mandi Petugas
O. Pintu Darurat
P. Bilik Dahak
1. Ruang Tunggu
Luas bangunan :3X6m
Dinding : Tembok, kaca mati
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
18
Kursi : 12 kursi
TV : 1 unit
AC : 3 PK
2. Tempat Pendaftaran
Luas :3X2m
Fasilitas : Meja resepsionis / mini bar
Komputer : 1 unit
Printer : 1 unit
Telepon PABX : 1 unit
3. Bank Darah
Luas :3X3m
Dinding : Tembok, kaca mati
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Wastafel : 40 X 40 cm
Meja Kerja : Beton
AC : 1 PK
4. Ruang Pengambilan Sampel
Luas :3X3m
Dinding : Tembok, kaca mati
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Wastafel : 40 X 40 cm
AC : 1 PK
5. Kamar Mandi Pasien
Jumlah : 2 KM
Luas : 1,5 X 2 m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Keramik
Kloset : Jongkok, duduk
6. Bilik Dahak
Luas : 1 X 1,5 m
Dinding : Tembok, kaca mati
Pintu : 2 X 0,9 m
Lantai : Keramik
Wastafel : 40 X 40 cm
7. Ruang Kepala Instalasi
Luas :3X3m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Wastafel : 40 X 40 cm
AC : 1 PK
Meja kerja : 1 buah
Kursi : 2 buah
8. Ruang Pemeriksaan Induk
Luas : 6 X 21 m
Dinding : Tembok, Kaca mati
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Wastafel : 40 X 40 cm X 3 buah
AC : 2 PK X 3 unit
19
Meja pemeriksaan : Beton
Kursi : 8 buah
Meja kerja : 0,6 X 2,5 m
TV : 1 unit
Telepon PABX : 1 unit
9. Ruang Jaga
Luas :3X3m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
10. Ruang Administrasi dan Arsip
Luas :3X3m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
11. Ruang Mikrobiologi
Luas :3X3m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Wastafel : 40 X 40 cm
Savety Cabinet : 1 unit
12. Ruang Pencucian dan sterilisasi
Luas :3X3m
Dinding : Tembok
Atap : Gypsum
Lantai : Granit
Bak Cuci : Stainless
Oven Dry : 1 unit
B. STANDAR FASILITAS
Instalasi Laboratorium RSUD Kajen melayani pemeriksaan bagi pasien Rawat
Inap, Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat dan rujukan dari luar.
Pelayanan pemeriksaan laboratorium yang dikategorikan menjadi 5 kelompok
1. Pemeriksaan Kimia Klinik
2. Pemeriksaan Hematologi Klinik
3. Pemeriksaan Imunoserologi
4. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
20
5. Pemeriksaan Patologi Anatomi.
21
Papan penunjuk arah, papan identitas mudah dan papan peringatan tersedia
dan mudah di lihat.
Penempatan AC sesuai dengan kebutuhan.
Tersedia pengolahan limbah cair laboratorium yang terhubung dengan IPAL
Rumah Sakit.
Penerangan menggunakan lampu neon menyesuaikan dengan kebutuhan.
Sarana keselamatan tersedia meliputi APAR, safety box, tempat sampah sesuai
dengan jenisnya, eye washer, smooke detektor, cairan antiseptik dan pintu
darurat.
b. Fasilitas Peralatan
Alat-alat untuk pemeriksaan kimia klinik :
Chemistry Automatic Analyser
Fotometer
Electrolit Analyser
Blood Gas Analyzer
Lactat Analyzer
Mikropipet dengan berbagai ukuran
Timer.
Glukometer
Autoklik Lancet.
Tabung reaksi
Blue tip dan yellow tip
Peralatan pendukung lainnya.
Alat-alat untuk pemeriksaan Hematologi :
Hematologi Analyzer
Coagulasi Analyzer
Mikroskop Binokuler
Pipet westergreen dan raknya
Counter cell.
Bilik Hitung.
Timer.
Mikropipet.
22
Autoklik Lancet.
Objeck Glass, Deck Glass dan peralatan gelas lainnya.
Yelow tips, Blue tips
Peralatan pendukung lainnya.
Alat – alat Pemeriksaan Imunoserologi :
Centrifuge.
Mikropipet berbagai ukuran.
Timer
Tabung-tabung reaksi dan peralatan gelas lainnya.
Blue tip dan yellow tip
Rotator
Peralatan pendukung lainnya.
Alat-alat untuk pemeriksaan Mikrobiologi :
Mikroskop Binokuler
Gelas Ukur
Lampu spirtus
Kawat Ose
Safety cabinet lampu UV untuk sterilisasinya.
Objeck Glass
Specimen container
Peralatan pendukung lainnya.
Fasilitas penunjang lain
Beberapa unit komputer dan printer
Lemari penyimpan dokumen
Telepon PABX
Link Internet
SIM RS
Meja tulis
Meja kerja
Kursi
Refrigerator penyimpan reagent dan sampel
23
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. ALUR PELAYANAN
Asuransi/Perusahaan
Analis Melakukan
Pengambilan Sampel
Tdk Sesuai
Pengambilan
Verifikasi Pra Analitik
Sample Ulang
Pemeriksaan
Verifikasi Analitik
Diulang
24
A
Pembuatan
Hasil
Pengesahan Hasil
IRJA / IGD
Hasil Diserahkan ke
Penyerahan Hasil
pasien/keluarga
IRNA CITO
IRNA Tidak CITO
Ruangan Ruangan
25
Specimen diperiksa di laboratorium
Petugas mengirim hasil ke ruangan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan
b. Pendaftaran Rawat Jalan
Pasien mendaftar di pendaftaran
Pasien datang ke laboratorium dengan membawa formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium
Petugas menginput pemeriksaan di system billing
Pasien membayar ke kasir, untuk pasien dengan jaminan (BPJS/Asuransi)
petugas menempelkan rincian biaya pada surat jaminan.
Petugas laboratorium verifikasi
Peugas mengambil specimen sesuai dengan pemeriksaan laboratorium
Specimen diperiksa di laboratorium
Pasien menunggu hasil pemeriksaan sesuai dengan waktu tunggu yang sudah
ditentukan
Pasien kembali ke dokter pengirim
2. Pencatatan
26
d. Buku ekspedisi pengiriman hasil rawat inap
e. Buku pengambilan hasil rawat jalan
f. Buku ekspedisi rujukan
g. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift)
h. Cek list peralatan laboratorium, suhu dan lain - lain
C. PENGELOLAAN SPESIMEN
Yang dimaksud pengelolaan spesimen adalah sebuah proses tata laksana
pengambilan spesimen hingga masuk menjadi sampel pemeriksaan. Untuk
kewaspadaan universal maka untuk semua specimen dianggap infeksius
1. Macam-macam spesimen :
Terdiri dari : serum, plasma, darah ( whole blood ), urin, tinja, dahak, pus,
sperma, swab tenggorok, swab rektum, sekret ( uretra, vagina, telinga, hidung dan
mata), cairan pleura, cairan bronchud, cairan acites, cairan otak, bilasan lambung,
sumsum tulang, kuku, rambut, kerokan kulit dan muntahan.
2. Persiapan pengambilan spesimen
a. Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam sebelum
diambil darahnya.
2) Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00
b. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil
c. Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum spesimen diambil
d. Memperhatikan posisi tubuh. Untuk keseimbangan cairan tubuh, pasien
dianjurkan duduk tenang sekurangnya 15 menit.
e. Memperhatikan variasi diurnal (perubahan kadar analit sepanjang hari)
3. Penerimaan Spesimen Laboratorium
a. Laboratorium harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen. Jika
jumlah spesimen tidak banyak , maka penerimaan spesimen dapat dilakukan pada
meja khusus di dalam laboratorium
b. Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
tumpahnya / bobornya spesimen
c. Wadah harus bisa didisinfeksi atau diotoklaf
d. Wadah terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor
e. Wadah diberi label tentang identitas spesimen
f. Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau plastik yang
dapat didisinfeksi atau diotoklaf ulang
g. Baki harus didisinfeksi setiap hari
h. Jika mungkin, wadah terletak di atas baki dalam posisi berdiri
4. Petugas penerima Spesimen
a. Semua petugas pemeriksa spesimen harus memakai jas laboratorium
b. Semua spesimen harus dianggap infeksi dan ditangani dengan hati – hati
c. Meja penerimaan spesimen harus dibersihkan dengan desinfektan setiap hari
d. Jangan menggunakan ludah untuk merekatkan label
e. Dilarang makan / minum dan merokok saat bekerja
27
f. Cuci tangan dengan sabun / desinfektan setiap selesai bekerja dengan spesimen
g. Tamu / spesimen tidak diperbolehkan menyentuh barang apapun yang terdapat
pada meja dimana spesimen disimpan
5. Petugas pembawa Spesimen dalam laboratorium
a. Memakai jas laboratorium yang tertutup rapat pada bagian depan saat membawa
spesimen
b. Membawa spesimen di atas baki
c. Mencuci tangan dengan desinfektan sesering mungkin dan sebelum makan.
Gunakan desinfektan jika terkena tumpahan / percikan spesimen
d. Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki, baki didekontaminasi dari sisa
spesimen diotoklaf
e. Lapor pada petugas / tim keamanan kerja laboratorium jika terluka pada saat
bekerja
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Laboratorium Klinik
a. Hematologi : Darah rutin, Hemoglobin, Lekosit,trombosit, hematokrit, hitung
jenis lekosit, LED, eritrosit, MCV, MCH, MCHC, Gologan darah, Morfologi
darah tepi, Retikulosit, CT, BT, LPB,Total Limfosit Count, Neutrofil Absolute
b. Kimia klinik : Cholesterol, Trigliserid, Uric Acid, Ureum, Creatinin, SGOT,
SGPT, Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin Direk / Total, Kalium, Natrium,
Clorida, HDL LDL.
c. Parasitologi : Malaria hapusan langsung, Filaria
d. Urinalisa : Protein, Glukosa, BJ, pH, Bilirubin, Keton, Sedimen urin
e. Feses : Feses rutin, Benzidine Test dan telur cacing
f. Imunoserologi : HbsAg, Dengue IgG IgM, Widal, Salmonela IgM, ASTO, CRP,
RF, ICT TB, Malaria, PP test
g. Tes Narkoba
2. Laboratorium Mikrobiologi
a. Pengecatan gram
b. Pengecatan Zhiel Nelson
3. Respon Time / Turn Around Time (TAT) / Waktu Tunggu
1. Patologi Klinik
Pemeriksaan reguler : sesuai pedoman standar pelayanan minimal,
respons time < 140 menit, kecuali untuk pemeriksaan khusus (sesuai
lampiran).
28
Pemeriksaan Cito : ≤ 1 jam
2. Mikrobiologi Klinik
Pengecatan Gram
Pelaporan hasil secara tertulis dapat diperoleh dalam 4 (empat jam), hasil
secara lisan dapat diminta melalui telepon dalam waktu 1 jam.
Pelaporan hasil dilakukan sesuai kebutuhan, bersamaan dengan pelaporan
hasil kultur dan sensitivitas.
Pengecatan BTA Metode Ziehl Neelsen (ZN) :
Pelaporan hasil secara tertulis dapat diperoleh dalam 4 (empat jam), hasil
secara lisan dapat diminta melalui telepon dalam waktu 1 jam.
Pelaporan hasil tertulis dilakukan siang harinya.
Uji kultur dan sensitivitas bakteri non TB :
- Kultur dari spesimen urine,sputum,feces,pus, sekret mata, sekret telinga
dan lain-lain :
- hasil tertulis dapat diberikan dalam 3-5 hari
- Kultur yang berasal dari cairan tubuh yang normalnya steril (LCS,
darah, cairan pleura, cairan sendi dan lain-lain )
- hasil tertulis dapat diperoleh antara 3-7 hari
3. hal- hal yang mempengaruhi proses pemeriksaan
E. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas
yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengelolaan limbah harus
dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
1. Sumber, sifat dan bentuk limbah
Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber :
a. Bahan baku yang kadaluarsa
b. Bahan habis pakai ( misalnya media perbenihan yang tidak terpakai )
29
c. Produk proses di dalam laboratorium ( misalnya sisa spesimen )
d. Produk upaya penanganan limbah ( jarum suntik sekali pakai )
Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan
menjadi :
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
b. Limbah infektif
c. Limbah radioaktif
d. Limbah umum
Setiap limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan
yang ada.
Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa :
a. Limbah cair
Pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas pencucian alat, sisa
spesimen ( darah dan cairan tubuh )
b. Limbah Padat
Peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas, botol spesimen,
kemasan reagen, sisa spesimen ( ekskreta ) dan medium pembiakan
c. Limbah gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari
termometer yang pecah ( uap air raksa )
2. Penanganan dan penampungan
a. Pemisahan dan pengurangan dalam pengembangan strategi pengelolaan limbah,
alur limbah harus diidentifikasi dan dipilah – pilah. Reduksi keseluruhan
volume limbah, hendaknya merupakan proses yang kontinyu. Pilah – pilah dan
reduksi volume limbah klinis merupakan persyaratan keamanan yang penting
untuk petugas pembuangan sampah, petugas emergensi dan masyarakat.
Pilah – pilah dan reduksi volume limbah, hendaknya memperhatikan hal – hal
berikut ini :
1) Kelancaran penanganan dan penampungan limbah
2) Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus dengan
pemisahan limbah B3 dan non – B3
3) Diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non – B3
4) Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk
mengurangi biaya, tenaga kerja dan pembuangan.
30
Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah
adalah kunci pembuangan yang baik. Dengan limbah berada dalam kantong
atau kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan
akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya
b. Penampungan
Sarana penampungan untuk limbah harus memadai, diletakkan pada tempat
yang pas, aman dan hygienis. Faktor – faktor tersebut perlu mendapat perhatian
dalam pengembangan seluruh strategi pembuangan limbah untuk rumah sakit.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang adalah
dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan kode
warna )
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang
jelas serta ketrampilan petugas sampah pada semua tingkat
3. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah dilakukan berdasarkan sifat limbah :
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun
- Netralisasi
- Pengendapan, koagulasi dan flokulasi
- Oksidasi – reduksi
- Penukaran Ion
b. Limbah infeksi
Semua limbah infeksi harus diolah dengan cara desinfeksi, dekontaminasi,
sterilisasai dan insenerasi
c. Limbah radioaktif
F. NILAI RUJUKAN
Nilai rujukan diperlukan untuk interpretasi hasil laboratorium.
Definisi: Rentang antara dan meliputi 2 batas rujukan, yaitu batas atas rujukan dan
batas bawah rujukan, yang diperkirakan meliputi suatu persentase tertentu (biasanya
95%) nilai pada suatu populasi yang darinya diambil subyek rujukan.
Rentang nilai rujukan dapat bervariasi tergantung dengan kondisi demografis, alat yang
dipakai serta metode yang berbeda.
31
Sumber referensi adalah sumber data yang digunakan sebagai referensi penetapan nilai
rujukan. Berasal dari buku, penetapan organisasi maupun dari pabrikan tempat asal
reagen yang digunakan
32
6 bl 35-43
1 th 31-43
2-6 th 33-45
6-12 th ♂ : 40-52
Dws ♀ : 35-47
33
PDW % 11 - 18 Insert Kit
Resiko standar35 – 55 45 – 65
34
Cholesterol LDL mg/dl < 150 Insert Kit
35
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan spesimen yang
sesuai
b. Penulisan angka dan satuan yang digunakan
c. Pencantuman nilai normal
d. Pencatuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan dilakukan dua
kali dan sebagainya
e. Penyampaian hasil
f. Dokumentasi / arsip
g. Buku ekspedisi di dalam dan di luar laboratorium.
36
laboratorium harus menetapkan masa penyimpanan. Dokumen terkendali ini dapat
disimpan pada media apapun yang sesuai baik kertas maupun bukan kertas.
Penyimpanan arsip atau dokumen disesuaikan dengan peraturan nasional, regional
maupun setempat.
RINCIAN TINDAKAN
Membuat surat perjanjian kerjasama dengan laboratorium rujukan.
Menentukan frekwensi dan tipe kontrol mutu laboratorium rujukan.
Menunjuk staf laboratorium yang bertanggung jawab atas review kontrol mutu
laboratorium rujukan.
Mengevaluasi laboratorium rujukan.
37
Untuk itu setiap alat yang ada di Laboratorium Klinik RSUD Kajen sudah
dilengkapi dengan kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau di dekat alat
tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-
kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera
dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan.
Pemeliharaan alat laboratorium meliputi :
Pemeliharaan harian
Pemeliharaan Mingguan
Pemeliharan Bulanan
Pemeliharan jika diperlukan
Penanggung jawab pemeliharaan alat
Berbagai jenis alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara
operasional dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan lainnya, dan biasanya
digunakan oleh lebih dari satu orang. Walaupun pihak distributor alat menyediakan
teknisi untuk perbaikan apabila terjadi kerusakan, namun untuk pemeliharaan alat
harus dilakukan sendiri oleh pihak laboratorium.
Oleh karena itu harus ditentukan seorang petugas yang bertanggung jawab atas
kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat melalui kegiatan pemantauan dan
mengusahakan perbaikan apabila terjadi kerusakan, dimana ada petugas yang
bertanggungjawab atas tugas pemeliharaan dan pemantauan ini
2. Kalibrasi Alat
J. TROUBEL SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan sering kali terjadi suatu ketidakcocokkan hasil,
malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh
karena adanya gangguan pada peralatan. Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah
( troubel shooting )
Troubel shooting adalah proses atau kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya
penampilan alat yang tidak memuaskan dan memilih cara penanganan yang benar
38
untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan kompleks permasalahan yang
mungkin terjadi.
1. Troubleshooting jika terjadi gangguan pada alat
a. Berusaha untuk melihat petunjuk cara mengatasi masalah baik yang ditempel di
dekat alat, atau pada buku petunjuk manual alat tersebut. Dalam petunjuk itu
tercantum urutan langkah-langkah yang harus dilalukan oleh petugas. Bila
petugas mampu melaksanakan petunjuk itu dan peralatan kembali normal,
maka pemeriksaan bisa dilanjutkan.
b. Jika petugas jaga sudah menjalankan urutan untuk menyelesaikan , tetapi tidak
mampu menyelesaikannya, maka petugas jaga akan menghubungi teknisi dari
distributor alat tersebut..Teknisi akan membimbing melalui telepon, tentang
langkah-langkah yang harus dikerjakan, hingga masalah kerusakan alat itu bisa
diatasi dan mampu berfungsi seperti yang diharapkan.
c. Jika langkah di atas belum bisa teratasi, maka akan dilanjutkan dengan langkah
selanjutnya. Teknisi akan memerintahkan petugas jaga laboratorium agar tidak
menggunakan alat yang rusak itu dengan memberikan tulisan yang jelas bahwa
alat dalam kondisi rusak. Teknisi akan datang dan berusaha memperbaiki dan
mendeteksi kerusakan peralatan yang dimaksud dalam waktu (2x24 Jam)..
Petugas jaga akan menempel label pada alat tersebut, bahwa sementara alat
tidak dapat running.
2. Trouble shooting jika ada kesalahan pada proses pra analitik
Jika terjadi kesalahan mengambil sampel atas nama pasien lain, maka petugas
akan mencocokkan kembali identitas pasien dengan permintaan pemeriksaan
laboratorium, jika terjadi di ruang rawat inap maka petugas akan menghubungi
koordinator ruang rawat inap tersebut bahwa ada kesalahan pengambilan
sampel, kemudian dengan seijin koordinator ruang rawat inap, petugas
mengambil kembali sampel pada pasien yang dimaksud.
39
memang benar salah pemeriksaan, petugas akan mengerjakan kembali
parameter sesuai permintaan.
BAB V
LOGISTIK
40
Di Instalasi Laboratorium RSUD Kajen untuk penanggungjawab pengelolaan
logistik dilaksanakan oleh Kepala Ruang Laboratorium dibantu oleh Koordinator pelayanan
administratif dan Sub Koordinator bahan dan reagensia. Logistik dibagi tiga jenis yaitu
Reagen, Bahan habis pakai, ATK dan Rumah Tangga. Pengadaan logistik menggunakan
blanko permintaan barang, sesuai dengan SPO yang telah digunakan.
A. LOGISTIK REAGEN
Pengadaan Reagent melalui pengadaan barang dangan menggunakan acuan RAPB
Reagent dengan rancangan sesuai kebutuhan bulanan
1. Jenis Reagen
a. Reagen kimia basah (wet chemistry) bentuknya bisa berupa liofilisat, bubuk
dan siap pakai.
b. Reagen kimia kering (dry chemistry) bentuknya berupa cip, strip, catridge yang
siap pakai.
4. Pengadaan reagen
41
Pengadaan logistik laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tingkat persediaan
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya.
Safety stcok adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagen di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagen atau sisa.
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6 – 12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah
rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
5. Penyimpanan Reagen :
Reagen laboratorium yang sudah ada harus disimpan dan ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :
a. Perputaran pemakaian, dengan menggunakan kaidah First in first out ( FIFO)
atau ”Pertama masuk Pertama keluar”, yaitu bahwa barang yang lebih dahulu
masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu.
b. Tempat penyimpanan
c. Suhu atau kelembaban
d. Sirkulasi udara
e. Incompatibility, bahan kimia yang tidak boleh bercampur
No Nama Reagen
1 Glukosa
2 Uric Acid
3 Bilirubin T / D
4 SGOT
5 SGPT
6 Cholesterol
7 Trigliserid
8 HDL Cholesterol
9 Creatinin
42
10 Urea UV
11 CKMB
12 Gamma GT
13 Alkali Phospatase
14 Albumin
15 Total Protein
16 Calibrator Fast
17 Precicontrol
18 Diluent
19 Diacleaner
20 Dialyse
21 Minotrol
22 Blood Control
23 Control Blored
24 Diafton Argos Pentra
25 Diafix EO 5 Diff
26 Dialyse Argos Pentra
27 Dialyse Baso II
28 Glukosa Stik
29 Salmonella CPK
30 Hb Nesco
31 Buffer Phospat 1000 ml
32 Snappak
33 Isetrol
34 Cleaning Solution
35 Sodium Elektrode Conditioner
36 Electrode Ise Reference 91xx
37 Electrode Ref Housing 91xx
38 Potassium Electrode
39 Cl Electrode
40 Sodium Electrode
41 Peristaltic Tubing
42 HBS Ag Righsign
43 HCV
44 HCV CTK
45 Anti A
46 Anti B
43
47 Widal Type O
48 Widal Type H
49 Widal Type AH
50 Vacuteiner EDTA K3 3 ml
51 Vacutener Clot Activator
52 Jarum Vacuteiner
53 Vacuteiner Holder
54 ASTO
55 CRP Human 40'S
56 RF
57 Dengue Rightsign
58 TB Ins – Answer
59 Tes Kehamilan
60 Stik Urinalisa 10 parameter
61 Stik Urinalisa 3 Parameter Combur
62 Stik Urinalisa 3 Parameter Acon
63 Yellow Tips
64 Blue tips
65 Na Citrat 3,8 %
66 EDTA
67 Extran
68 Lanset
69 Obyek glass
70 Tb. Reaksi Pyrex 16 x 100
71 Tb. Reaksi Pyrex 12 X 75
72 Pipet LED
73 NaOH 0,1 N
74 HCL 0,1 N
75 Dek Glass
76 Multi Drug 6 Parameter
77 Imersion Oil
78 Metanol 500ml
79 Cat Gram
80 MDT 3 x 100 ML
81 Tabung Centrifuge Plastik
82 SM sedimen 100 ml
83 Teclot PT-S ( Quick )
44
84 Teclot APTT – S
85 Calcium Chloride 0,025 M
86 TE Control
87 Cartridge CC BGA
88 Nonne
89 Pandy
90 DB Q Access
91 Xylene
92 Mycotec TB
93 Cuvette
94 BM Lactate
95 ABX Diluent
96 ABX Basolyse II
97 ABX Cleaner
98 ABX Alphalyse
99 ABX Eosinifix
Untuk pengelolaan bahan habis pakai pencatatan keluar masuknya barang dicatat pada
kartu stok, yang tiap bulannya dibuat Laporan pemakaian Laboratorium.
Untuk pengelolaan bahan habis pakai pencatatan keluar masuknya barang dicatat pada
buku permintaan Gudang Farmasi dan pada setiap awal bulan ada laporan permintaan
Gudang Farmasi.
C. LOGISTIK ATK DAN RUMAH TANGGA
Permintaan Logistik Umum menggunakan buku permintaan dan setiap bulan membuat
laporan pemakaian logistik umum. Permintaan logistic dilakukan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan. Logistik Umum terdiri dari :
45
No Nama barang
1 Amplop Hasil Periksa Laborat
2 Bayclin 1000 ml
3 Baygon
4 Bolpoint Standar
5 Bolpoint Merah
6 Buku Ekspedisi
7 Buku Folio Isi 100
8 Buku Kop Lab. Klinik
9 Buku kwarto isi 100
10 Buku kwarto Isi 200
11 Buku Patologi Anatomi
12 Buku permintaan Barang / Alat
13 Buku Perminaan pemeriksaan
14 Buku Reg Rawat Inap
15 Batu Alkaline A3
16 Isi Cutter
17 Parafilm
18 Benang Jagung
19 Isi Staples
20 Isolasi
21 Karbon Hitam
22 Kartu Golongan Darah
23 Kenko Punch
24 Kertas BC Warna
25 Kertas CF 9 1/2 x 11 / 2 ply
26 Kertas HVS A4s Kwarto
27 Kertas HVS A4s Kwarto Sidu
28 Kertas HVS F4 70 gr
Kertas Cont F 9 1/2 ; 2x11;2 (3
29 ply)
Kertas Cont F 9 1/2 ; 2x11;2 (2
30 ply)
31 Label 123
32 Lakban Bening /Daimaru
33 Lidi Waten
34 Lakban Coklat
35 Lakban Hitam
36 Map File Transparan
37 Map File Lubang Special
38 Mika Film
39 Trigonal clips kenko
40 Ordner Folio
41 Penjepit Kertas
42 Pita Printer
43 Kantong Plastik 10x17 25 gr
44 Kantong Plastik ES 12x22
45 Plastik RSIP
46 Sarung Tangan Karet Pendek
46
47 Sarung Tangan Karet Panjang
48 Spidol Snowman marker
49 Spidol Permanent
50 Spidol Merah Kecil
51 Spiritus
52 Stella All in One
53 Stiker label 103
54 Print INK EPSON
TINTA EPSON T6641
55 [ORIGINAL]
56 Refil Galon 19 Liter
57 Torniquet
58 Tissue roll multi
59 Tipe X
47
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk: asesmen risiko, identifikasi & pengelolaan hal yg
berhubungan dgn risiko pasien, pelaporan & analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risikoo.Sehingga didalam melaksanakan tugasnya seorang analis harus mengutamakan
keselamatan pasien selain keselamatan diri sendiri akibat tindakan pemeriksaan
laboratorium.
Insiden keselamatan Pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
menyebabkan harm ( penyakit, cidera, cacat, kematian dan lain – lain ). Yang
seharusnya tidak terjadi. Insiden Keselamatan pasien dibagi menjadi :
1. Kejadian Sentinel adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan pasine
cidera serius atau kematian.
2. Kejadian Yang Tidak Diharapakan ( KTD ) adalah insiden keselamatan pasien
yang menyebabkan pasien cidera.
3. Kejadian Nyaris Cidera ( KNC ) adalah insiden keselamatan pasien yang belum
sampai pasien terpapar ( pasien tidak cidera )
4. Kejadian Tidak Cidera ( KTC ) adalah insiden keselamatan pasien yang sudah
terpapar ke pasien tapi tidak menimbulkan cidera pada pasien.
5. Kondisi Potensial Cidera ( KPC ) adalah kondisi atau situasi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden.
Upaya Khusus Keselamatan Pasien :
1. 7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit :
a. Bangun Kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
b. Pimpin dan dukung staff
c. Integrasikan aktifitas risiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cidera melalui implementasi keselamatan pasien.
2. 7 standar keselamatan pasien :
48
a. Hak Pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
d. Pengguanan metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staff tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi, merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien.
3. 6 sasaran keselamatan pasien rumah sakit
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai ( High alert )
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh.
B. TUJUAN
1. Sebagai pedoman petugas Laboratorium agar dalam melaksanakan tugasnya harus
sesuai standar sehingga keamanan pasien terjamin.
2. Menjamin bahwa pasien tidak akan tertular penyakit karena tindakan plebotomi
yang petugas Laboratorium laksanakan dalam pengambilan specimen .
3. Terciptanya budaya keselamatan pasien.
4. Meningkatnya akuntabilitas.
5. Menurunnya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
6. Terlaksananya program-program sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.
7. Memberikan jaminan bahwa hasil laboratorium yang dikeluarkan adalah hasil
sebenarnya sehinngga benar – benar akurat dalam menunjang diagnosa dokter.
C. TATA LAKSANA
Tata laksana keselamatan pasien didalam pelayan laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Petugas laboratorium selalu menanyakan identitas pasien sebelum melakukan
pengambilan sampel pada pasien. Identifikasi pasien dengan cara menanyakan
minimal nama dan tanggal lahir.
2. Petugas laboratorium dalam melakukan tindakan plebotomi harus dilakukan secara
benar mempergunakan jarum, lanset steril disposibel sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
49
3. Petugas Laboratorium melakukan pemberian identitas, preparasi dan pengelolaan
sampel secara benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
4. Petugas laboratorium didalam melakukan pemeriksaan secara benar sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan
5. Petugas laboratorium melakukan quality control pemeriksaan sesuai dengan
instruksi kerja yang telah ditetapkan yang berpedoman pada buku petunjuk
pelaksanaan mutu internal laboratorium kesehatan serta harus ada validasi metode
tes, surveleins harian dari hasil tes,jika ada kekurangan harus ada tindakan koreksi
dan mendokumentasikannya.
6. Petugas laboratorium memperhatikan tahap-tahap pemeriksaan pre analitik,analitik
dan pos analitik.
7. Petugas membuat hasil pemeriksaan secara benar sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan
8. Semua hasil harus melewati tahap verifikasi dan ekspertisi oleh petugas secara
benar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
9. Laboratorium harus mempunyai staff yang terdidik dan terlatih untuk
melaksanakan tes agar hasil yang didapatkan tepat dan akurat.
10. Laboratorium harus memiliki staf terdidik dan berpengalaman untuk melakukan
interprestasi hasil.
11. Laboratorium harus memiliki tenaga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
12. Laboratorium harus memiliki supervisi dengan kualifikasi yang memadai dan
berpengalaman.
13. Setiap alat harus dikelola dengan baik dan benar baik waktu pengadaan, proses
inventarisasi alat, kalibrasi dan harus di dokumentasikan dengan baik.
14. Petugas laboratorium mencuci tangan sesuai dengan prosedur yang ada.
15. Pelaporan Insiden
Dalam menegakkan tekad keselamatan pasien, banyak metode atau cara untuk
mengidentifikasi resiko. Salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem
pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Sistem itu dapat dipastikan akan
selalu mengajak semua orang atau organisasi untuk peduli akan bahaya atau
potensi bahaya yang terjadi pada psien. Pelaporan ini juga penting untuk
memonitor upaya pencegahan terjadinya error. Di laboratorium terdapat beberapa
hal yang termasuk insiden diantaranya salah pemeriksaan, salah interpretasi hasil,
sampel hilang. Sampel tertukar, sampel tidak dapat diperiksa karena salah cara
50
pengambilannya, sampel rusak karena salah penyimpanan dan pemeriksaan yang
tidak sesuai indikasi.
D. HASIL KRITIS (CRITICAL RESULT)
1. Batasan Operasional
Hasil atau nilai yang menggambarkan keadaan patofisiologi seperti variasi nilai
yang mengancam jiwa dan memerlukan tindakan segera.Critical value/ critical
result tidak selalu harus dihubungkan dengan nilai rujukan normal, toxic range
atau therapeutic range.
Critical result harus dikomunikasikan dengan peminta pemeriksaan dalam waktu
40 menit setelah ada hasil.
40 menit turnaround time (TAT) dibagi dalam :
30 menit TAT laboratorium (waktu mulai dari hasil diidentifikasi sebagai ‘critical
result’ sampai petugas ruang dimana pasien dirawat mengetahuinya
menit TAT ruang perawatan (waktu sejak petugas ruang perawatan mengetahui
sampai hasil dikomunikasikan kepada dokter penanggung jawab pasien)
2. Cara Pelaporan Critical Value/ Critical Result
Ketika melaporkan ‘critical value/ critical result’, sebutkan nama pasien (dieja),
nomor rekam medis, tes yang diminta dan tanggal penerimaan sampel.
Bagi penerima hasil ‘critical value/ result’ di ruang perawatan/ poliklinik,
diharuskan membaca ulang hasil yang dibacakan, dan mengeja nama pasien
dengan benar.
3. Nilai Critical Result
BATAS
NO PARAMETER
SATUAN USIA BATAS ATAS
BAWAH
1. Hemoglobin gr/dl 7,0 20,0
7,0
12
2. Hematokrit % 20 60
3. Trombosit mmk 60.000
50.000
50.000
4. PT detik 3 detik dari kontrol
5. APTT detik 7 detik dari kontrol
6. Glukosa mg/dl 70
70
70
7. Natrium mmol/dl 120
8. Kalium mmol/dl 2,5 6,2
9. Laktat mmol/dl 3
10. Bilirubin mg/dl 10
T 10
51
o
t
a
l
Sesuai Sesuai
Perawat
Ruangan
DPJP
Sesuai
Keputusan Diagnosis/
Reverifikasi dan
Terapetik
Republikasi
52
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
53
Jenis resiko : percikan, dropplet infection, tumpahan sampel bahan infeksius,
tusukan jarum suntik, pencahayaan kurang
c. Ruang administrasi
Jenis resiko : percikan, radiasi sinar layar computer
d. Ruang penerimaan sampel
Jenis resiko : tumpahan sampel bahan infeksius, percikan, dropplet infection
e. Ruang pemeriksaan Hematologi dan Kimia Klinik
Jenis resiko : tumpahan sampel bahan infeksius, tumpahan reagen berbahaya,
pecahan alat gelas, percikan / lontaran pecahan tabung centrifuge.
f. Ruang pemeriksaan Mikrobiolgi
Jenis resiko : tumpahan dan percikan sampel bahan infeksius, aerosol sampel BTA,
inhalasi mikroorganisme biakan, uap panas media dan autoclave, letupan lampu
spirtus dan media panas, radiasi sinar UV.
2. Pemeliharaan kesehatan karyawan
Pemeriksaan kesehatan petugas laboratorium secara berkala setiap satu tahun
sekali.pemeriksaan tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan Urine
c. Vaksin Hepatitis B
d. Evaluasi terhadap titer Anti Hbs Ag
Dari hasil pemeriksaan terhadap titer Anti HbsAg maka akan dilakukan evaluasi
imunisasi Hepatitis bagi petugas.
54
h. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya Laboratorium harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan
i. Didalam menggunakan alat bantu pemeriksaan harus dilakukan secara benar.
4. Fasilitas Penunjang
Untuk menunjang keselamatan kerja maka harus didukung oleh adanya fasilitas
laboratorium yang bagus.
Fasilitas laboratorium harus dirancang sedemikian rupa sehingga keselamatan karyawan
dan kualitas pekerjaan tidak terganggu.Harus tersedia ruang yang tepat untuk
penempatan instrumen, ventilasi, pengendalian temperatur.Desain laboratorium harus
menjamin keselamatan personil ketika mereka bergerak, bekerja dengan peralatan dan
melakukan pemeriksaan. Diupayakan minimalisasi paparan maupun melakukan
pemeriksaan.
Standar Fasilitas Fisik Laboratorium secara umum yaitu :
a. Laboratorium harus memiliki ruang kerja yang cukup sehingga tidak ada hambatan
saat karyawan bekerja di laboratorium.
b. Koridor laboratorium tidak ada halangan
c. Ruangan laboratorium harus dikendalikan sehingga suhu dan kelembaban peralatan
dan pengujian dipertahankan di dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan oleh
produsen .
d. Semua lantai, dinding,plafon, dan meja kerja harus bersih dan terawat dengan baik.
e. Laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia yang
berbahaya
f. Laboratorium harus mempunyai 2 buah jalan / pintu keluar masuk yang terpisah
jauh untuk jalur evakuasi bila terjadi kebakaran dan gempa bumi.
g. Laboratorium harus mempunyai alat pertolongan pertama pada kecelakaan.
h. Wadah yang berisi reagen/bahan kimia harus diberi label.
i. Laboratorium menetapkan area beresiko bagi petugas.
j. Laboratorium harus menginventarisasi peralatan dan bahan kimia berbahaya.
k. Setiap ada prosedur baru dan bahan baru berbahaya harus diorientasikan kepada
petugas agar petugas mengetahui cara melaksanakan prosedur baru tersebut dan tahu
cara penanganan dan penggunaan bahan berbahaya tersebut dengan benar.
5. Alat Pelindung Diri ( APD )
Alat – alat pelindung diri yang digunakan dilaboratorium RSUD Kajen meliputi :
a. Jas kerja ( Jas Laboratorium )
55
Jas kerja dilaboratorium selalu digunakan petugas selama masih kontak dengan
pasien dan bahan sample lainnya, dan setiap petugas mempunyai jas kerja sendiri-
sendiri.
b. Masker
Digunakan petugas selama diruang pemeriksaan Laboratorium , mengerjakan
sample yang memungkinkan terjadinya percikan atau pemeriksaan mikrobiologi
maka petugas harus selalu menggunakan masker
c. Sarung tangan
Digunakan petugas selama petugas masih kontak dengan specimen pemeriksaan dan
kontak dengan pasien, petugas harus selalu menggunakan sarung tangan
d. Kaca Mata
Digunakan petugas pada saat mengerjakan sample yang memungkinkan terjadinya
percikan atau pemeriksaan yang menggunakan reagent kimia yang bersifat pedih
dimata.
e. Apron
Digunakan selama petugas makukan pemeriksaan yang memungkinkan terjadinya
percikan yang akan mengkontaminasi jas lab atau bersifat basah. Seperti saat
melakukan pencucian
56
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
57
c. Pemberian identitas pada sample dengan penulisan Nama,No RM , tanggal
lahir/umur dan ruangan.
d. Kalibrasi peralatan
Kalibrasi alat harus dilakukan secara berkala karena dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium agar hasil yang didapatkan akurat. Dan untuk
prosedur kalibrasi sesuai dengan instruksi kerja.
2. Tahap analitik
Tahap ini merupakan tahap kedua dari pemantapan mutu internal,yang meliputi :
a. Analisis atau periksaan kontrol kualitas ( presisi dan akurasi )
b. Analisis atau pemeriksaan terhadap specimen
3. Pasca Analitik
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pemantapan mutu internal , yang meliputi :
a.Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan.
Setelah selesai tahap pemeriksaan maka hasil pemeriksaan ditulis dalam buku
pemeriksaan dan selanjutnya di tulis pada blanko hasil pemeriksaan untuk
pasien.penulisannya meliputi : Identitas pasien ( No laboratorium, Nama pasien,
No Rekam Medis Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Nama Ruang ), Identitas
pengirim ( Nama dokter ), Hasil pemeriksaan, Nilai normal, Tanggal
Pemeriksaan, Tanda tangan dan Nama terang petugas, Waktu penerimaan
specimen dan waktu hasil jadi.
b. Interpretasi hasil.
Berbagai interprestasi hasil yang harus dilakukan diantaranya :
1) Interpretasi hasil yang pertama dilakukan oleh petugas saat melakukan
pemeriksaan jika diketahui ada hasil yang menyimpang seperti terlalu tinggi
atau terlalu rendah dari nilai normal yang diketahui petuga maka harus
dilakukan pengulangan pemeriksaan atau pengecekan kembali.
2) Interpretasi kedua dilakukan pertugas saat memasukkan hasil pemeriksaan
dalam buku pemeriksaan. Bila ada pemeriksaan yang hasilnya kurang
didalam penulisan atau salah di dalam penulisan maka petugas harus
mengecek kembali dan melengkapi kekurangan atau kesalahan tersebut.
3) Interpretasi yang ketiga dilakukan oleh petuga saat melekukan validasi hasil
pada blanko pemeriksaan sebelum tanda tangan maka dengan melakukan
interpretasi hasil dan perbaikan kesalahan secara terus menerus
4) Maka diharapkan hasil dapat membantu menegakkan diagnosa dokter.
58
B. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
Untuk meningkatan kualitas hasil pemeriksaan Laboratorium RSUD Kajen
selain dengan melaksanakan program pemantapan mutu internal (PME) maka secara
rutin setiap tahun harus mengikuti program pemantapan mutu eksternal.
Program pemantapan mutu eksternal yang Laboratorium RSUD Kajen ikuti
ada dua jenis. Program pemantapan mutu eksternal tersebut diselenggarakan oleh
badan organisasi yang berwenang yaitu : “Program Nasional Pemantapan Mutu
Eksternal” yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
Dan sarana Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan, Kementrian
Republik Indonesian, dan untu pelaksanaannya dilaksanakan oleh pengurus ILKI.
Dan untuk hasil dari Pemantapan Mutu Eksternal ini akan dilakukan evaluasi
dan ditindak lanjuti.
59
BAB IX
PENUTUP
60
DAFTAR PUSTAKA
61
62