Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN PELAYANAN LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS MANGARAN

UPTD PUSKESMAS MANGARAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SITUBONDO

TAHUN 2017
BAB I

DEFINISI DAN LANDASAN HUKUM

DEFINISI

Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,


penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Laboratorium
kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesehatan, khususnya bagi
kepentingan preventif dan curative bahkan promotif dan rehabilitative.

Laboratorium klinik adalah laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di


hidung hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, immunologi klinik
atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pemeriksaan Hematologi adalah Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan


dari kuantitas dan kualitas sel darah merah,sel darah putih, dan trombosit serta menguji
perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses pembekuan darah,
diantaranya pemeriksaan Haemoglobin, sel darah merah,Hematokrit (HCT), MCV, MCH,
MCHC, Sel darah putih, Hitung jenis sel darah putih( Diff count), dan pemeriksaan trombosit.

Pemeriksaan Kimia Klinik adalah Pemeriksaan Laboratorium yang berdasarkan pada


reaksi kimia yang menggunakan bahan darah, diantaranya pemeriksaan Gula Darah,
Pemeriksaan lemak darah (Total Cholesterol, Triglicerida), Pemeriksaan Fungsi hati (SGOT,
SGPT, Bilirubin total, bilirubin direct, bilirubin indirect, Total protein, Albumin), Pemeriksaan
Fungsi Ginjal ( Urea, Creatinin, BUN, Asam Urat ).

Pemeriksaan Serologi-Immunologi adalah pemeriksaan yang menggunakan serum


diantaranya pemeriksaan Widal, Dengue blood, HbsAg, Anti HCV, dan HIV, Tes
Kehamilan,Tes Golongan Darah

Pemeriksaan Urine adalah Pemeriksaan laboratorium yang menggunakan bahan urine


diantaranya Pemeriksaan Urine Lengkap yang terdiri dari (BJ urine, PH urine, Bilirubin,
Urobolin, Albumin / protein urine, Reduksi / glucosa urine dan sedimen urine)

Pemeriksaan Mikrobiologi adalah Pemeriksaan terhadap sampel dahak, feses yang


dilakukan melauli pemeriksaan mikroskopis maupun pengecatan diantaranya pemeriksaan
BTA (Bakteri Tahan Asam) pada pasien suspek TB dan pemeriksaan feses (pemeriksaan telur
cacing).
LANDASAN HUKUM

Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Puskesmas Mangaran diperlukan


peraturan perundang-undangan pendukung ( legal aspect ). Beberapa ketentuan perundang-
undangan yang digunakan adalah sebagi berikut :
1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 37 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Permenkes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik;
5. Kepmenkes No.298/MENKES/SK/III/2008 tentang Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
BAB II

RUANG LINGKUP PROGRAM PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pedoman ini meliputi sarana, prasarana, jenis-jenis pemeriksaan, standart hasil


pemeriksaan dan keselamatan dan mutu laboratorium.
1. Sumber Daya Manusia
Terdapat 2 tenaga laboratorium/analis kesehatan
2. Sarana Dan Prasarana Laboratorium Meliputi :
a. Alat hematology
b. Alat kimia klinik
c. Centrifuge
d. Mikroskop
e. Rotator
f. Mikropipet, yellow tips, blue tips, white tips
g. Tabung serology
h. Lemari es
i. Reagen kimia klinik, reagen hematology, reagen immunology, urine, strip,
reagen zeilh nelssen
j. Tabung EDTA
k. Torniquet, spuit, lancet, auto clik

3. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium


 Hematology
a. Darah Lengkap
 Kimia klinik
a. Gula darah
b. Cholesterol
c. Triglicerida
d. Uric Acid
 Urine lengkap
a. Plano test
 Immunology
a. Rapid test HIV
b. Widal
c. Golongan Darah
 Bakteriologi
a. BTA
4. Standart Hasil Pemeriksaan.
- Keselamatan Dan Mutu Laboratorium.
a. Penggunaan alat pelindung diri.
b. Penanganan limbah
c. Pengelolaan Reagen.
- Mutu Pelayanan Laboratorium.
a. PMI
b. PME
BAB III

TATA LAKSANA KEGIATAN PROGRAM LABORATORIUM

1. Alur pelayanan.
2. Penggunaan alat pelindung diri.
3. Alur permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan spesimen, dan
penyimpan spesimen.
4. Pengelolaan limbah.
5. Pengolaan reagen.
6. Pengolahan bahan berbahaya dan beracun.
7. Penyimpanan dan distribusi reagensia.
8. Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya.
9. Tata laksana penyampaian hasil laboratorium.
- Dari pasien hasil laboratorium di kembalikan ke poli pengirim.
- Untuk hasil pemeriksaan rapid test HIV di laporkan pada dokter pengirim.
10. Orientasi prosedur dan praktik keselamatan/kesehatan kerja.
11. Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan yang
baru.
12. Laporan bulanan.
Petugas setiap awal bulan melakukan rekapan hasil pemeriksaan sesuai
dengan format yang ada kemudian di laporkan ke DinKes.
13. a. penetapkan mutu eksternal.
c. penetapan mutu internal.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku Register Pemeriksaan Laboratorium


2. Blangko permintaan pemeriksaan
3. Form hasil pemeriksaan
4. Form TB 04
5. Form TB 05
6. Form TB 06
7. Brosur jenis-jenis pelayanan laboratorium.
8. Jadwal pelayanan laboratorium
9. Retribusi
10. Form Laporan bulanan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas
kesehatan Kabupaten/kota

1. ALUR PELAYANAN

a. Pasien membawa blanko permintaan pemeriksaan dari poli umum, poli gigi,
KIA/KB, dan UGD.
b. Pasien melakukan pembayaran diloket pembayaran sesuai dengan jenis pemeriksaan
yang diminta.
c. Petugas laboratorium menerima blanko permintaan pemeriksaan dari poli umum,
poli gigi, KIA/KB, dan UGD.
d. Petugas mempersilahkan pasien duduk
e. Pasien menandatangani persetujuan pemeriksaan ( informed consent ) untuk
pengambilan darah.
f. Pasien menandatangi persetujuan pemeriksaan (Informent consent).
g. Petugas laboratorium mengambil sampel pemeriksaan pasien.
h. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium.
i. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan ke dalam buku register.
j. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan ke dalam blanko hasil
pemeriksaan.
k. Petugas laboratorium memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien.
l. Petugas laboratorium menyarankan kepada pasien untuk memberikan hasil
pemeriksaan laboratorium pada dokter pengirim/poli pengirim.
2. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
a. Petugas cuci tangan sesuai prosedur
b. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang terstandar.
c. Petugas laboratorium memakai sarung tangan.
d. Petugas laboratorium menggunakan masker saat pemeriksaan
e. Petugas laboratorium menggunakan alas kaki / sepatu tertutup
f. Petugas laboratoratorium setelah melakukan pemeriksaan cuci tangan dengan
sabun sesuai ketentuan cuci tangan yang benar.
g. Petugas laboratorium sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, meja
spesimen dibersihkan dengan disinfektan
h. Petugas laboratorium menempatkan jarum ,lancet pada safety box.
i. Petugas laboratorium tidak boleh makan, minum dan merokok didalam
ruangan laboratorium
j. Petugas laboratorium tidak boleh menyimpan makanan dan minuman didalam
lemari es bersama reagen
k. Petugas memperlakukan stiap spesimen sebagai bahan infeksius

3. ALUR PERMINTAAN, PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN,


PENGAMBILAN SPESIMEN, DAN PENYIMPAN SPESIMEN.
a. PERMINTAAN PEMERIKSAAN :Pasien dari poli ke Laboratorium
membawa lembar pemeriksaan yang mana telah melalui tahap diagnose
terlebih dahulu oleh dokter poli.
b. PENERIMAAN SPESIMEN :Petugas menerima specimen dengan data
identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang sesuai dengan nomer urut
pemeriksaan.
c. PENGAMBILAN SPESIMEN :Petugas menjelaskan terlebih dahulu tujuan
pengambilan specimen terhadap pasien dan setelah itu dilakukan pengambilan
spesimen.
d. PENYIMPANAN SPESIMEN :Petugas menyimpan specimen dengan bahan
pengawet yang biasa digunakan untuk specimen pada suhu kamar, apabila
dilakukan rujukan ke Laboratorium yang lebih memadai.

4. PENGELOLAAN LIMBAH
a. Petugas menyiapkan tempat sampah dan memberi label pada tempat sampah
tersebut
b. Petugas menempatkan sampah pada satu tempat sampah khusus untuk sampah
medis yang sudah diberi tanda dan dilapis plastik berwarna kuning.
c. Petugas melepaskan plastik yang sudah penuh dari tempat sampah berwarna
d. Petugas menyerahkan sampah medis tersebut kepada petugas sanitarian.
e. Petugas menampung limbah cair pada wadah khusus.
f. Petugas membuang limbah cair pada septic tank.
g. Petugas memasukkan larutan lisol kedalam pot yang berisi sisa sampel sputum
hasil pemeriksaan BTA.
h. Petugas menutup pot sputum kembali dengan rapat dan dimasukan kedalam
kantong plastik kemudian kantong tersebut diikat.
i. Petugas menempatkan pada satu bak sampah besar bertutup yang berlapis plastik
berwarna kuning.
j. Petugas menempatkan sampah medis spuit dan blood lancet pada satu wadah
khusus berupa sebuah box kertas yang berwarna kuning bertuliskan safety box.
k. Petugas menyerahkan kepada sanitarian apabila safety box tersebut sudah terisi
penuh.
l. Petugas sanitarian membakar sampah medis dan sampah sisa hasil pemeriksaan

5. PENGOLAAN REAGEN
a. Petugas menggunakan kaidah pertama masuk –pertama keluar (FIFO ) first in first
out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
b. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek untuk
dipakai terlebih dahulu. (FEFO) first expire first out guna menjamin barang tidak
rusak akibat penyimpanan lama.
c. Petugas menyimpan larutan berwarna dan larutan organik dalam botol coklat
d. Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril.
e. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung
f. Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin ( 2o C – 8o C)
tergantung jenis reagen
g. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.

6. PENGOLAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


a. Petugas menyediakan bahan kimia di ruang laboratorium dalam jumlah
secukupnya.
b. Petugas membuat kartu stok penggunaan bahan berbahaya dan beracun
c. Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar.
d. Petugas menyimpan bahan berbahaya dan beracun yang mudah terbakar dalam
ruang yang terpisah.
e. Petugas tidak menyimpan bahan berbahaya sesuai abjad namun berdasarkan
klasifikasinya.
f. Petugas menyediakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan tebal,
sepatu bot dll dalam ruang penyimpanan.
g. Petugas menjauhkan bahan berbahaya dan baracun dari sinar matahari langsung.
h. Petugas menyediakan alat pemadam kebakaran dalam ruang penyimpanan bahan
kimia yang berbahaya.
i. Petugas menjaukan bahan kimia yang berbahaya dan beracun dari sumber api /
panas.

7. PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA


a. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen.
b. Petugas menggunakan reagen yang lebih dulu masuk FIFO / First in First out.
c. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek .(FEFO
/ First Expire First Out)
d. Petugas menyimpan reagen dalam botol kaca berwarna coklat.
e. Petugas menyimpan reagen yang mengalami reaksi foto kimia dalam botol plastic
putih.
f. Petugas menjauhkan reagen dari sinar matahari langsung.
g. Petugas menyimpan reagen pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC)
h. Petugas melakukan uji kestabilan reagen.
i. Petugas memberi label pada reagen yang berisi ketentuan mengenai nama reagen,
tanggal pembuatan, nomor register dan exp date khususnya pada reagen yang
dibuat sendiri

8. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA


a. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3
b. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
c. Petugas mengunakan kantong plastic hitam untuk limbah non B3.
d. Petugas menggunakan kantong plastic kuning untuk jenis limbah B3
e. Petugas menempatkan limbah B3 jarum ,spuit pada safety bok.
f. Petugas menempatkan tempat penampungan pada tempat yang aman
g. Petugas membakar semua limbah B3 dan non B3 menggunakan insenerator.
h. Petugas melakukan sterilisasi alat-alat medis yang telah terkontaminasi limbah B3
menggunakan sterilisator.
i. Petugas melakukan dekontaminasi pada limbah sisa pemeriksaan yang
mengandung bahan B3 kemudian menaruhnya pada tempat sampah dengan plastic
berwarna kuning.
j. Petugas melakukan desinfeksi meja kerja sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk
mencegah kontaminasi bahan berbahaya

9. ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN/KESEHATAN KERJA

a. Kepala puskesmas menunjuk petugas pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3).
b. Petugas K3 laboratorium memberikan orientasi prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja.
c. Petugas K3 membuat laporan bukti pelaksanaan orientasi.
d. Petugas K3 laborat memantau pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium
e. Petugas K3 melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja di laborat secara berkala melalui daftar tilik.

10. PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN


BERBAHAYA DAN PERALATAN YANG BARU
a. Ka Tu melaporkan kepada Kepala puskesmas bahwa akan ada pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi
petugas laboratorium.
b. Kepala puskesmas mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti
pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat
yang baru.
c. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan.
d. Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru,
bahan berbahaya dan alat yang baru
e. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rapat lokmin
puskesmas.
f. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau
alat yang baru
g. Petugas menerapkan pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium.
h. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laborat di puskesmas sesuai
SOP.
i. Tim layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang
baru, bahan berbahaya atau alat yang baru menggunakan daftar tilik.
Tim layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah
dilakukannya evaluasi.

11. A. PENETAPKAN MUTU EKSTERNAL


a. Petugas menerima slide BTA dari BLK.
b. Petugas mencatat tanggal penerimaan slide BTA
c. Petugas menulis tanggal pelaksanaan pemeriksaan slide BTA
d. Petugas mencatat kondisi slide saat menerima.
e. Petugas melakukan pemeriksaan slide BTA sesuai ketentuan pemantapan mutu
eksternal.
f. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil PNPME yang telah
disediakan dan ditanda tangani oleh kepala puskesmas.
g. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan PME kepada dokter penanggung jawab
laboratorium.
h. Petugas mengirim hasil pemeriksaan PME.

12. B. PENETAPAN MUTU INTERNAL


Pemantapan mutu internal di laboboratorium dengan cara :
1. Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan
a. Untuk hematology memakai alat hematolyzer dengan menggunakan darah
control sehingga hasil laboratorium akurat dan bisa dipertanggung
jawabkan
b. Untuk pemeriksaan kimia memakai alat fotometer dengan menggunakan
serum control dan melakukan QC setiap hari sehingga hasil laboratorium
akurat dan bias dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai