Anda di halaman 1dari 15

PELAYANAN LABORATORIUM

1. Jenis-jenis Pelayanan Laboratorium yang tersedia di UPT Puskesmas


Sisir
HEMATOLOGI
SEROLOGI KIMIA KLINIK MIKROBIOLOGI
RUTIN

Darah Lengkap IgG / IgM Dengue SGOT Feses Lengkap

Hemoglobin Widal SGPT BTA

Golongan Darah Hbs Ag Bilirubin Total TCM

Anti HIV Bilirubin Direk Preparat Gram

TPHA Bilirubin Indirek Candida

NS 1 Dengue Trichomonas

Go

PROFIL LEMAK FAAL GINJAL GULA DARAH URINALISIS

Gula Darah
Cholesterol Total Creatinin Urine Lengkap
Sewaktu

Trigliserida Ureum Gula Darah Puasa Glukosa Urine

Gula Darah 2 Jam


HDL Asam Urat Albumin Urine
PP

LDL Tes Kehamilan


2. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Untuk dapat melaksanakan fungsi dan menyelenggarakan upaya wajib
puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik jumlah
dan mutunya. Jenis atau Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di
Laboratorium UPT Puskesmas Sisir adalah sebagai berikut:

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1 Penanggung jawab laboratorium Dokter 1

2 Tenaga teknis Analis Kesehatan (DIII) 2

3 Tenaga non teknis Minimal SMU/sederajat 0

Setiap sumber daya manusia sebagai pelaksana tenaga laboratorium


memiliki uraian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut;
a. Penanggung jawab:
a. Menysusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan
laboratorium.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium.
d. Merencakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
laboratorium.
b. Tenaga teknis:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional.
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium.
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium.
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain.
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen pasien.

3. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium

a. Tahap Pra Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,


mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai
dengan menguji kualitas air / reagen / antigen-antisera / media.
1) Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan
kepada pasien mengenai persiapan dan tindakan yang hendak
dilakukan.
2) Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus
mendapat persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil
secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume,
cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
3) Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa
kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan formulir
permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna,
kekeruhan dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai atau
tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak. Dalam keadaan
spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
4) Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen
merupakan hal yang penting, baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil
pemeriksaan.
5) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan
kepada bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan
yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang
relatif stabil.
6) Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa.
b. Tahap Analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
1) Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan
terlebih dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi,
destruksi, homogenisasi dsb. Pengetahuan mengenai teknik
pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan yang
kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang
selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
2) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium adalah peralatan laboratorium,
wadah spesimen, pengawet / antikoagulan. Harus dilakukan
kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi. Pengawet / antikoagulan tidak kadaluarsa.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu di kalibrasi
adalah :
 Lemari es (Refrigerator / Freezer)
 Mikropipet
 Centrifuge
 Hematocrit centrifuge
 Fotometer
 Mikroskop
 Hematology Analyzer
c. Tahap Pasca Analitik adalah adalah tahap akhir sebelum hasil pemeriksaan
diserahkan ke pasien, meliputi:
1) Petugas menuliskan hasil pada register.
2) Petugas melakukan penulisan dan interpretasi hasil.
3) Petugas melakukan pelaporan hasil.
4. Jika ada pemeriksaan diluar jam kerja maka :
Melalui pendelegasian wewenang, dan penyimpanan spesimen sesuai
prosedur yang berlaku.
5. Pemeriksaan Laboratorium Resiko Tinggi
Jenis Pelayanan Laboratorium beresiko tinggi di Laboratorium Puskesmes Kronjo
antaralain : BTA, HIV, Hepatitis.

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas dapat


menimbulkan bahaya / resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium
maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi / mencegah bahaya yang terjadi,
setiap petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Dalam melaksanakan praktek laboratorium yang benar, petugas
laboratorium mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan
kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi
apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.

Prosedur Kerja

1. Pemeriksaan terhadap bahan yang beresiko tinggi harus dilakukan sesuai


dengan prosedur yang berlaku.
2. Mempersiapkan tempat,APD dan mengetahui prosedur penanganan terhadap
bahan yang beresiko tinggi sesuai SOP.
3. Memperlakukan semua specimen sebagai bahan yang infeksius.
4. Selesai melakukan pemeriksaan disenfeksi dan sterilisasi tempat kerja dan
ruangan dan pengelolahan limbah sesuai protap yang berlaku.
A. PEMERIKSAAN SAMPEL DAHAK / SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN
BTA
a) Petugas memakai APD seperti jas praktek,sarung tangan dan masker
b) Tidak boleh mengerjakan sampel seputum dengan arah angin yang
berlawanan atau menyalaan kipas angin.
c) Setelah selesai pemeriksaan,lakukan disenfektan tempat kerja dan
ruangan. Wadah tempat sputum diberikan disenfektan terlebih dahulu
kemudian dimasukan ke penampung limbah medis.
B. PEMERIKSAAN SPESIMEN HIV & HbsAg
a) Petugas laboratorium harus memakai APD seperti sarung tangan,masker
dan jas praktek.
b) Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan dengan hati-hati jangan
ada tumpahan atau percikan sampel bekerja.
c) Semua alat pemeriksaan seperti TIP pipet, pipet tetes, tabung darah, cup
tabung, tissue, harus dibuang pada wadah kusus yang sudah diberikan
label atau tertutup rapat.
d) Setelah selesai pemeriksaan,lakukan disenfektan tempat kerja dan
ruangan. Wadah tempat sputum diberikan disenfektan terlebih dahulu
kemudian dimasukan ke penampung limbah medis.

6. Petugas wajib menggunakan APD


Semua kegiatan laboratorium mengutamakan kesehatan dan keselamatan
kerja harus menggunakan APD sesuai dengan ketentuan dengan dipandu
oleh prosedur yang ditetapkan.
Jenis APD yang digunakan dalam laboratorium, antara lain;
a. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas
sewaktu melakukan pemeriksaan.
b. Masker, digunakan untuk melindungi wajah dan membrane mukosa
mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien.
1) masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan
melalui droplet.
2) Masker respiratorik, merupakan masker khusus dengan efisiensi
tinggi untuk melindungi dari partikel berukuran < 5 mikron yang
dibawa melalui udara.
c. Gaun pelindung, digunakan untuk melindungi baju petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh.
d. Goggle dan perisai wajah, melindungi mata dan wajah dari percikan
darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi.
e. Sepatu pelindung, untuk melindungi kaki petugas dari
tumpahan/percikan cairan tubuh, mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat Kesehatan.
Alat perlindungan diri terdapat 3 jenjang dalam penggunaanya, berdasarkan
pada tempat layanan Kesehatan, profesi dan aktivitas tenaga medis. Dalam
pemakaiannya berjenjang, antara lain:
a. Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat
praktik umum dimana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi,
tidak menimbulkan aerosol. APD yang dipakai terdiri dari masker
bedah, gaun, dan sarung tangan pemeriksaan.
b. Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas
laboratorium yang bekerja di ruang perawatan pasien, di ruang itu juga
dilakukan pengambilan spesimen non pernapasan atau di
laboratorium, maka APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala,
google, masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai.
c. Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung
dengan pasien yang dicurigai atau sudah konfirmasi Covid-19 dan
melakukan tindakan bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD
yang dipakai harus lebih lengkap yaitu penutup kepala, pengaman
muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover all, sarung
tangan bedah dan sepatu boots anti air.
7. Pengelolaan Limbah Laboratorium
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium
yang dapat berubah limbah cair, padat, dan gas. Limbah laboratorium dibagi menjadi
dua yaitu limbah umum dan limbah khusus.
A. Limbah laboratorium umum
Merupakan limbah yang berasal dari sampah umum domestik. Penanganan :

a. Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat, yang

dialasi dengan satu kantong plastik berwarna hitam.

b. Sampah – sampah ini dikumpulkan dalam sehari oleh petugas

kebersihan , dengan membungkus sampah tersebut dengan satu

kantong plastik dan memindahkan ke dalam satu tempat sampah

besar.

c. Sampah ini kemudian diletakkan di tempat pengumpulan sampah yang

ada di puskesmas.

B. Limbah laboratorium khusus

Merupakan limbah seperti : pelarut organik, bahan kimia, air bekas cucian

alat, sisa spesimen.Penanganan :

a. Limbah khusus padat dimasukkan dalam kantong berwana kuning.

b. limbah khusus padat tajam dimasukkan dalam savety box.

c. Limbah khusus cair infeksius ditambahkan desinfektan dan dibuang ke

wastafel khusus pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke

IPAL.

d. Limbah khusus cair non infeksius langsung dibuang ke wastafel yang

disalurkan ke IPAL.

8. Pengelolaan Reagensia
a. Petugas laboratorium melakukan pelabelan pada reagensia (nama
reagen, tanggal diterima, tanggal kadaluarsa).
a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
1) Pertama masuk -pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu
bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
2) Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first
out).
b. Untuk menjaga keamanan B3 dan reagensia perlu dilakukan
pewadahan dengan kriteria:
1) Botol berwarna gelap / berwarna coklat.
2) Wadah reagensia tidak bocor.
3) Wadah reagensia bermulut kecil dan tertutup rapat.
c. Menyimpan B3 dan reagensia pada lemari yang tidak kena cahaya
matahari langsung.
d. Jika terkena tumpahan mengatasinya menggunakan spillkit.
Ketersediaan B3 dan reagensia dievaluasi setiap 1 bulan sekali dengan
melihat kartu stok reagensia.

9. Waktu tunggu Hasil Laboratorium


Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan
jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti
permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium
berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium
sebagai berikut :

Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan Laboratorium UPT Puskesmas Sisir

JENIS PERMINTAAN JENIS PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU


HASIL
1. Hemoglobin ≤ 5 menit
CITO/Kritis 2. Gula Darah Sewaktu
1. Hematologi lengkap ≤ 45 menit
Biasa 2. Kimia klinik lengkap
3. Imunoserologi
4. Urine lengkap
Pemeriksaan Khusus 1. BTA 3 – 4 hari
2. TCM
10. Form Hasil Pemeriksaan Laboratorium
11. Pelaporan Hasil
Hasil pemeriksaan laboratorium kritis / cito harus disampaikan segera kepada
dokter pengirim dalam batas waktu paling lama 1 jam setelah hasil diperoleh
dengan acuan sebagai berikut :
NILAI NORMAL / NILAI KRITIS
N JENIS
O PEMERIKSAAN RENTANG NILAI
BATAS
RUJUKAN BATAS ATAS
BAWAH

1 DARAH LENGKAP

Hemoglobin L : 13,5 – 18,0 g/dl < 5 g/dl >20 g/dl

P : 11,5 – 16,0 g/dl

Lekosit 4000 – 11.000 uL < 2000 sel/mm3 >30.000 sel/mm3

Eritrosit L : 4,5 – 6,5 juta


sel/mm

P : 3,0 – 6,0 juta


sel/mm

Trombosit 150.000 – 450.000 <100.000 >1.000.000sel/mm3

uL sel/mm3

L : 40 – 54 % < 20 % >60 %
Hematokrit
P : 35 – 47 %

Hitung Jenis Lekosit Eosinofi : 1-3 %

Basofi : 0-1 %

Stab : 2-5 %

Segmen : 50 – 70
%

Limfosit : 20 – 40
%

Monosit : 2-8 %

LED L : 0 – 8 mm/jam

P : 0-15 mm/jam

GOLONGAN DARAH A / B / AB / O /
Resus +
2 SEROLOGI

Salmonella tiphy O Negatif

Salmonella Tiphy H Negatif

Salmonella Paratiphy Negatif


A

Salmonella Paratiphy Negatif


B

Rapid HIV Non Reaktif

Rapid SIFILIS Non Reaktif

Rapid HBsAg Non Reaktif

IgG / IgM Dengue Negatif

NS 1 Dengue Negatif

Rapit Antibody SARS Reaktif / Non


Cov-19 reaktif

Rapid Antigen SARS Negatif / Positif


Cov-19

3 KIMIA DARAH

Gula darah Gula darah Dewasa : < 60 Dewasa : > 500


sewaktu : 80 – 144 mg/dl mg/dl
mg/dl Gula darah
Bayi : < 40 Bayi : > 325 mg/dl
puasa dewasa : 70
– 115 mg/dl
mg/dl

Gula darah puasa


anak – anak : 74 –
127 mg/dl

Gula darah 2 jam


PP : 80 – 180
mg/dl

Asam Urat L : 4,4 – 7,6 mg/dl

P : 2,3 – 6,6 mg/dl

Kolesterol < 200 mg/dl


Trigliserida <150 mg/dl

HDL-Cholesterol >35 mg/dl

LDL-Cholesterol <150 mg/dl

Ureum 10 – 50 mg/dl

L: 0,7 – 1,36
mg/dl
Kreatinin
P: 0,6 – 1,13
mg/dl

L: 2,4 – 7,0 mg/dl


Uric Acid
P: 2,4 – 5,7 mg/dl

L : <37 U/l
SGOT
P : <31 U/l

L : 40 U/l
SGPT
P : 31 U/l

4 URIN

Tes Kehamilan Negatif / Positif

Urin Lengkap Makroskopis

 Warna Kuning

 Kejernihan Jernih

 PH 5.5 – 8,0

 Berat Jenis 1.010 – 1.020

 Lekosit Negatif

 Nitrit Negatif
 Protein Negatif Positif 2=300mg/dl

 Glukosa Negatif

 Keton Negatif

 Urobilin Negatif

 Bilirubin Negatif

 Blood Negatif

Mikroskopis (sedimen)

 Eritrosit 0 – 1 / LP

 Lekosit 0 – 1 / LP

 Epitel 0 – 1 / LP

 Cast Negatif

 Kristal Negatif

 Lain - lain Negatif

5 MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Feses Lengkap Negatif

TCM Negatif

BTA Negatif

Anda mungkin juga menyukai