PENDAHULUAN :
Cara efisien mempertahankan standar kinerja lab diagnostik, bila perlu untuk meningkatkan standar
tsb.
Mutu harus mempertimbangkan faktor kecepatan, biaya, dan kegunaan atau relevansi klinis suatu
pemeriksaan
DEFINISI :
Supaya bermutu baik, uji diagnostic harus relevan scr klinis harus membantu pencegahan
atau pengobatan penyakit . Ukuran lain mutu suatu uji diagnostic adalah :
Penyimpanan Spesimen,
Spesimen,
keterangan klinis
Keterangan klinis
Pemeriksaan makroskopik bau
Laporan pendahuluan
pemeriksaan mikroskopik, interpretasi kepada dokter
INTERNAL
Disebut kendali mutu ( Quality Control), Setiap lab. Mempunyai program untuk memeriksa mutu
uji - ujinya sendiri
Laboratorium mempunyai tanggung jawab etik kepada pasien untuk memberikan hasil yang akurat
dan bermakna
Kendali mutu internal mutlak diperlukan untuk prosedur pelaksanaan yang baik
EKSTERNAL
Disebut PENILAIAN MUTU ( Quality Assesment)
1. Relevansi klinis ( seberapa besar kontribusi pada pencegahan atau pengobatan penyakit menular),
perlu komunikasi yang baik antara klinisi dan lab.
2. Ketepatan
Untuk uji yang hasilnya kuantitatif, ketepatan diukur berdasarkan seberapa dekat hasil –hasil thd nilai
sebenarnya. Contoh : - pemeriksaan antibiotic dalam serum
- pengukuran KHM antibiotic in vitro
- titrasi antibody serum
Untuk uji yang hasilnya kualitatif, ketepatan ditentukan dengan menilai apakah hasiilnya benar. Contoh
- Identifkasi pathogen
- Uji kepekaan antibiotic isolate dengan metode cakram
3. Keterulangan
Keterulangan atau presisi suatu uji mikrobiologis berkurang krn 2 hal :
- Kurang homogeny
- kurang stabil
4. Efisiensi
kemampuan memberi diagnosis yang tepat mengenai suatu pathogen atau keadaan patologis. Ini diukur
dengan dua kriteria :
a. Sensitivitas diagnostic
Makin besar spesifisitas uji, makin sedikit jumlah hasil positif palsu
2. Prosedur
Pelaksanaan lab. Yang benar
- Spesimen untuk uji yang jarang diminta atau sangat khusus ( mis : virologi, serodiagnosis, infeksi
parasite)
- Spesimen duplo, sebagai control bagi hasil dari lab. Pengirim
- Spesimen yg memerlukan konfirmasi lebih lanjut, spesifikasi, pengelompokan atau penentuan jenis
pathogen yg sangat penting terhadap kesehatan masyarakat (mis : Salmonella, Shigella, Vibrio
cholera, Brucella, meningokous dan pneumokokus )
- Organisasi
- Biakan
- Serum
PENDAHULUAN
Escherichia coli : kuman oportunis. Banyak didalam usus besar manusia sbg flo
ra normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer di usus : dia
Re pada anak-anak & travellers diarrhea.
Genus Escherichia t.d. 2 spesies : Escherichia coli & Escherichia hermanii.
MORFOLOGI
Kokobasil, negatif gram, uk. 0,4 – 0,7µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak postif &
Beberapa strain mempunyai kapsul.
FISIOLOGI
- Tumbuh baik pada hampir semua media
- Mikroaerofilik
- Meragikan laktosa
- Beberapa strain pada agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta.
STRUKTUR ANTIGEN
- Mempunyai antigen O, H & K
- Telah ditemukan : 150 tipe antigen O, 90 tipe antigen K & 50 tipe antigen H.
- Antigen K dibedakan berdasar sifat fisiknya menjadi 3 tipe : L, A & B.
FAKTOR-FAKTOR PATOGENITAS
- Antigen permukaan.
Pada Escherichia coli terdapat 2 tipe fimbriae :
1. Tipe manosa sensitif (Pili) penting sbg colonization factor
2. Tipe manosa resisten (CFAs I & II)
Antigen K1 menghalangi proses fagositosis oleh lekosit
- Enterotoksin
Ada 2 macam enterotoksin yg diisolasi :
a. Toksin LT produksinya diatur plasmid
b. Toksin ST
Toksin LT merangsang enzim adenil siklase yang ada pd sel epitel muko-
sa usus halus aktivitas enzim permeabilitas sel epitel usus
akumulasi cairan di usus diare.
Kekuatan toksin LT :100x lebih rendah dibandingkan toksin kolera untuk menim
- Hemolisin
Toksik terhadap sel pada biakan jaringan. Peranannya pd infeksi tidak jelas.
PATOGENESIS & GEJALA KLINIK
E. coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada manusia :
1. Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC) : menyebabkan diare, terutama pa-
da bayi & anak-anak.
2. Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC) : menyebabkan secretory diarrhea
seperti pada kolera, strain ini mengeluarkan toksin LT/ST.
3. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) : diare seperti disentri Shigella : tinja,
mengandung darah, mukus & pus.
4. Enterohemoragik Escherichia coli (EHEC) : tinja bercampur darah banyak.
5. Enteroagregatif Escherichia coli (EAEC): diare akut & kronik pada masyara-
kat negara berkembang.
Penyakit lain yang disebabkan E. coli :
- Infeksi saluran kemih, mulai sistitis pielonefritis.
- Pneumoniae
- Meningitis pada bayi baru lahir
- Infeksi luka terutama luka didalam abdomen.
DIAGNOSIS LABORATORIUM
- Bahan pemeriksaan : darah, faeces, urine, sekret uretra, sputum, sekret
vagina, air, makanan, minuman.
Bahan diisolasi kumannya pada perbenihan : EMB agar, Mac Conkey agar, per
benihan agar darah.
- Pemeriksaan mikroskopik
- Pembiakan
- Reaksi biokimia
- Tes serologi.
Hari I
- Spesimen ditanam pada BAP/EMB/Endo agar/ Violet red bile agar dsb. Inkuba
si 37ºC 24 jam.
Hari II
- Dari media isolasi koloni tersangka E. coli di subkultur & ditanam di media biokimia.
inkubasi 37ºC 24 jam.
Hari III
- Dibaca pertumbuhan pada media subkultur & baca hasil reaksi biokimianya
- Kemudian dicocokkan dengan ciri E. coli. Apabila diperlukan dilanjutkan dengan sli-
de aglutinasi, menggunakan antisera coli patogen & tes untuk ETEC & EIEC.
TES UNTUK EPEC
-Slide agglutinasi menggunakan antisera diagnostik.
TES UNTUK ETEC
- Stabile toksin (ST) dapat diperiksa dgn binatang percobaan menggunakan infant mice
Umur max. 4 hari.
- Labile toxin (LT) dapat diperiksa dgn ELISA Tes.
TES UNTUK EIEC
- Sereny Test : dengan meneteskan suspensi pekat bakteri pd mata marmot.
TES UNTUK EHEC
- E. coli serotipe O157 : H7 dapat memproduksi vero cytotoxin yang dapat
menimbulkan diare berdarah/hemoragic colitic (HC) & haemolytic ureamic syn
drome (HUS).
- Identifikasi dapat dilakukan dengan reagen kit E. coli O157 latex test.
- Beberapa jenis tes untuk membedakan dan identifikasi spesies :
- Enterotube II
- API 20 E
- BBL crystal
Tes diagnostic untuk identifikasi strain individu termasuk shiga toksin tes ( bbrp
strain E.coli menghasilkan shiga toksin atau shiga like toxin seperti yang
Pewarnaan gram pada E.coli
Klebsiella
- Terdapat dalam tractus gastrointestinal manusia dan hewan
enterobacteriaceae lain
Mac Conkey agar plate : koloni besar- besar, S, mukoid, cembung, berwarna
merah muda – merah bata, kalau koloni diambil dengan ose kelihatan
molor spt tali/benang, sifat mukoid akan lebih jelas apabila ditanam pd
Endo agar
Sifat – sifat umum genus Klebsiella :
Fermentasi glukosa = + , gas + ; Urease = +
Fermentasi maltosa = + MR = -/+
Fermentasi laktosa = + Indol = -/+
Oksidase = negatif
Hidrogen sulfida = negatif
Ornithine dekarboksilase = negatif
Arginine dihydrolisa = negatif
Simons citrat = pos
PATOGENITAS
hidup sebagai saprofit pd lingk. Hidup,air, tanah, makanan dan sayur –
SPESIMEN
Sputum, urine, pharynx swab, makanan, minuman,air, feses, sekret
hidung
Morfologi Klebsilella pneumoniae
Koloni Klebsiella pneumoniae pada
EMB agar
- Penyakit : disentri basiler/shigellosis
- Terdapat 4 spesies : - Shigella dysentriae
- Shigella flexneri
- Shigella boydii
- Shigella sonnei
MORFOLOGI
- Bentuk batang, gram (-), ukuran 0,5 – 0,7 µm x 2 - 3µm, tidak berspora, tidak
berkapsul, tidak bergerak.
KULTUR & BIOKIMIA
- Tumbuh mudah pada media yang digunakan sehari-hari, dalam situasi aerob
dengan suhu optimum 37ºC. Pada umumnya bersifat non lactose fermented, tetapi
ada type yang dapat menguraikan laktosa walaupun lambat. Beberapa species dapat
menguraikan glukosa menjadi asam dan gas.
pH pertumbuhan : 6,4 – 7,8. Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45ºC.
SIFAT BIOKIMIA YANG KHAS :
Tidak meragi adonitol, pd fermentasi glukosa tidak membentuk gas, tidak
membentuk H2S kecuali Shigella flexneri, negatif terhadap sitrat, DNA-se, lisin,
Fenilalanin, sukrosa, urease,VP,manitol, laktosa (kec. S. sonnei),motilitas neg.
Tes MR pos, reduksi nitrat pos.
SIFAT KOLONI :
Mac Conkey agar : koloni non lactosa fermented,kecil-sedang,tidak berwarna,
keping & smooth
EMB agar : koloni sedang,bulat,tidak berwarna atau jernih,keping & smooth
Endo agar : koloni kecil-sedang,bulat,merah muda,jernih,keping & smooth
SS agar : koloni kecil-kecil sekali, tidak berwarna,jernih, keping & smooth
Hektoen enteric agar : koloni kecil – sedang,hijau, jernih,keping & smooth
Xylose lysine desoxycholate agar : koloni kecil – sedang, merah,jernih,keping,S.
Beberapa rx biokimia yg dipakai untuk membedakan ke 4 spesies Shigella :
S. dysentriae S. flexneri S. boydii S. sonnei
Grup Ag O A B C D
Fermenatsi neg pos pos pos
manitol
Jordan‘s tetrate var neg neg pos
Rabinosa dgn neg var neg var
Pengeraman di
perpanjang
Daya Tahan
kurang tahan terhadap agen fisik & kimia dibanding Salmonella, dalam fenol
½% : 5 jam, fenol 1% : ½ jam, dalam es tahan 2 bulan, dalam laut 2 – 5 bln.
Garam empedu konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan strain tertentu,ku
Man mati pada suhu 55ºC.
STRUKTUR ANTIGEN
Semua Shigella mempunyai Ag O,strain tertentu mempunyai Ag. K.
Shigella dibagi 4 serogrup berdasarkan komponen utama Ag.O :
Grup A : S. dysentriae
Grup B : S. flexneri
Grup C : S. boydii
Grup D : S. sonnei
FAKTOR PATOGENITAS
1. Daya invasi
2. Enterotoksin : termolabil & menyebabkan pengumpulan cairan di ileum kelin
ci. Diduga bertanggung jawab pd terjadinya watery disrhea
pd tahap dini.
3. Neurotoksin & sitotoksin
Merupakan protein eksotoksin dikeluarkan S.dysentriae tipe 1, S. flex tipe 3a
PATOGENESIS & GEJALA KLINIK
Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare :
1. Disentri klasik dengan tinja yang konsistensinya lembek disertai darah,
mukus & pus.
2. Watery diarrhea
3. Kombinasi keduanya
Masa inkubasi : 2 – 4 hari ( 1 minggu)
Menyebabkan sakit : 200 kuman
Kuman masuk & berada di usus halus terminal ileum & kolon per
mukaan mukosa menembus lapisan epitel kemudian berkembang biak
reaksi peradangan hebat sel terlepas tukak.
Gejala klinik : demam,nyeri abdomen, tenesmus ani
Penyembuhan spontan : 2 – 7 hari
DIAGNOSIS LAB.
tinja segar sebaiknya menggunakan medium transpor, makanan & minuman.
Identifikasi kuman dilakukan secara biokimiawi & serologik.
PENGOBATAN & PENCEGAHAN
Antibiotika : ampisilin,tetrasiklin, trimetoprim-sulfametoksasol.
ISOLASI & DIAGNOSA
Hari I. : spesimen ditanam pd media isolasi, masuk inkubator 37ºC 24 jam. Dila-
kukan pemeriksaan mikroskopis. Spesimen juga ditanam didlm enrich
men selenite broth/selenite cystine broth/tetrathionate broth dll.
Hari II : dari media isolasi, koloni tersangka ditanam di TSIA, SIM medium &Si
mmons citrate agar, inkubasi 37ºC 24 jam.
Hari III : Pertumbuhan pd media tsb dicocokan dengan tabel & ciri biokimianya,
kalau cocok dilanjutkan slide agglutinasi dgn sera polivalen thd Shigella
kalau pos dilanjutkan sera yg monovalent. Kmd ditanam pd media gula
gula & media lain serta tes kimia yg diperlukan, inkubasi 37ºC 24 jam.
Hari IV : Dibaca & dicatat pertumbuhan di gula- gula, cocokan tabel. Tentukan
Tabel perbedaan type Shigella
Media/test D.1 D.2 F.1b F.2a F.4a F6 B.2 S.a
-Fermentasi glukosa + + + + + +g + +
-Fermentasi manitol - - + + + + + +
-Fermentasi maltose - - + + + + + +
-Fermentasi sorbitol - - - - - - + -
-Fermentasi arabinose - - + + + + + +
-Fermentasi rhamnose - - - - - - - +
-Indol test - + + + + + + -
-Ornithin dekarboksilase - - - - - - - +
-Katalase test - + + + + + + +
-ONPG test + - - - - - - +
-Acetate agar - - - - - + - -
Ket : D = dysentriae, F : flexneri, B : boydii ; S : sonnei
P. Gram Shigella dysentriae
Salmonella
Pendahuluan
Penyebab macam-macam infeksi : Gastroenteritis yang ringan demam
tifoid berat disertai bakteremia Ewing, Salmonella diklasifikasikan dalam 3
spesies : 1. Salmonella choleraesuis
2. Salmonella typhi
3. Salmonella enteritidis
Morfologi
Kuman bentuk batang, tidak berspora, neg. gram. Uk. 1-3,5µm x 0,5-
0,8µm. Besar koloni 2-4 mm, memp. Flagel peritrik kec. Salmonella
pullorum dan Salmonella gallinarum
Fisiologi
Tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, suhu : 15-410 C (suhu
opt : 37,5o C).
pH pertumbuhan : 6 - 8, gerak pos.
Sifat biokimia : Rx fermentasi thd manitol dan sorbitol pos. tes neg. thd
Rx indol, DNAse, fenilalanin deaminase, urease, VP, sukrosa, laktosa,
adonitol.
- sebag. Besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik
menghasilkan H2S.
- pada agar SS, Endo, EMB dan Mac conkey koloni bentuk bulat, kecil
dan tidak berwarna pada agar wilson-blair koloni hitam.
Daya Tahan
Mati pada suhu 56oC dan pada keadaan kering dalam air tahan 4
minggu.
Hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu. Tahan
terhadap zat warna hijau brilian, Na tetrationat dan Na. deoksikholat
menghambat pertumbuhan kuman koliform.
Struktur Antigen
Ag O, tahan terhadap pemanasan 1000C, alkohol dan asam. Ab
terutama Ig M
Ag flagel (H), rusak pada pemanasan > 600C, Alkohol dan asam. Ab Ig
G
Ag Vi. Dirusak dengan pemanasan 600C 1 jam, penambahan fenol dan
asam.
Ag Vi menentukan kepekaan kuman terhadap bakteriofaga. Dan lebih
virulen.
Faktor Patogenitas
1. Daya invasi
2. Ag permukaan (Ag Vi)
3. Endotoksin
4. Enterotoksin
Diagnosis mikrobiologik
B. P : darah, faeces, urine, LCS, makanan, Minuman dan Air.
- Darah 2-3 cc empedu pepton (gal cultur)
- Faeces / rectal swab selenite broth/selenite cystine
broth/tetrathionate broth (sebagai enrichment)
No Biokimia test SPA SPB STM SPE SES STY SET KETERANGAN
Habitat
Ditemukan dalam intestinum manusia dan binatang, tanah, air,
sawah dan tinja (P.vulgaris). P. morgani dan P. rettgeri dapat
menyebabkan infeksi nosokomial dan P. morgani penyebab diare
pada anak-anak terutama di musim panas.
Sifat biakan
Tumbuh di bouillon keruh merata dan di bag. Atas terdapat langit-
langit. Pada media padat memb. Swarming. Swarming dapat
dihambat dengan menambahkan fenil etil alkohol / 0,1% Khloral
hidrat ke media; meningkatkan konsentrasi agar kurang
bermakna
- Tidak tumbuh pada media dalam suasana asam
Sifat biokimia
Memecah urea dengan cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan
sukrosa dipecah menjadi asam dan gas, mannit dan laktosa tidak
dipecah.
Sifat Antigen
Menurut Ewing terdapat 3 mc. Antigen :
- Ag O
- Ag H
- Ag K (hanya pada P. morgani)
- Pada strain-strain tertentu terdapat polisakarida spesifik yang
identik dengan rickettsia dapat mengadakan rx silang
agglutinasi dengan rickettsia.
Proteus mirabilis + d - - + + +
(4h)
Proteus vulgaris + d + + + + d
(4h)
Morganella morganii + - + - - + d
(8h)
Providencia alcalifaciens - + + + - + d
slow
Providencia rettgeri + + + + - d d
(4) slow
Providencia stuatii - + + + - + -
swarming of Proteus species.
Vibrio
Fam : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholerae
Vibrio parahaemolyticus
Vibrio cholerae
Morfologi dan sifat
-Kuman batang bengkok spt koma, uk. 2-4 mm
-Gerak sangat aktf, flagel monotrik
-Tidak membentuk spora
-Pada biakan lama batang lurus
-Negatif gram
Sifat biakan
-koloni cembung, bulat, smooth, opak dan tampak granuler, tes
oksidase pos
-aerob/ an aerob fakultatif
-suhu optimum 370C (180-370C)
-pH optimum 8,5-9,5. tidak tahan asam bila dalam pembenihan mgd
KH yg dapat diragi kuman dapat mati
-tumbuh baik pada medium yang mengandung garam mineral dan
asparagin (sebagai sumber C dan N)
-meragi sukrosa dan manosa tidak ada gas, tidak meragi arabinosa
-meragi nitrat, pada medium pepton membentuk indol dengan as.
Sulfat membentuk warna merah
Reaksi nitrosol indol (merah kholera) pos. tes ini dapat dihambat
glukosa
Toksin
- Enterotoksin yang tidak tahan asam dan panas, BM 90.00
- Menyebabkan aktivitas adenil siklase dan konsentrasi AMP siklik
serta hipersekresi usus kecil diare masif dengan kehilangan
cairan 20 ℓ/ hari (kasus berat)
- Vibrio biotip Eℓ Tor : soluble hemolysin dapat melisiskan sel
darah merah
- Struktur antigen :
a. Ag flagel H : sifat heat labile, Ab thd Ag ini tidak bersifat protektif.
Pada uji Agglutinasi berbentuk awan.
b. Ag somatik O t.d. LPS. Rx agglutinasi pasir. Ab. O bersifat
protektif. Sero grup O tip (O : 1) biotip cholerae dan Eℓ Tor
terdapat 3 faktor Ag : A, B dan C. membagi serogrup O : 1 serotip
ogawa, inaba dan hikojima
SEROTIP FAKTOR O
OGAWA AB
INABA AC
HIKOJIMA ABC
PATOGENESIS
- Patogen pada manusia
- Tidak bersifat invasif
- Menghasil toksin kholera (enterotoksin) musinase dan endotoksin.
Toksin kholera diserap di permukaan gangliosida sel epitel dan
merangsang hipersekresi air dan klorida dan menghambat absorbsi
Na akibat kehilangan banyak cairan dan elektrolit
dehidrasi, asidosis, syok dan mati, secara histologis usus tetap
normal.
GEJALA KLINIS
- Masa inkubasi : 1-4 hari
- Gejala : mual, muntah, diare dan kejang perut.
- Rice water stools t.d. mukus, sel epitel, kuman dalam jumlah besar
- Gejala kehilangan cairan dan elektrolit, dehidrasi, kolaps sirkulasi
dan anuri.
- Angka kematian tanpa pengobatan : 25%
DIAGNOSIS LAB.
- B p : Tinja, muntahan
- Perbenihan : Agar pepton
Agar darah (pH 9,0)
TCBS
- Tes fermentasi : - tes aglutinasi
- merah kholera
- slide agglutination test
KEKEBALAN
- As. Lambung dapat membunuh kuman dalam jumlah kecil
- Ab yg terbentuk : Jg A dan Jg G relatif singkat
PENGOBATAN
- Prinsip : rehidrasi dengan cairan dan elektrolit
- Antibiotika : tetrasiklin, dapat mempersingkat masa pemberian
cairan / dehidrasi.
PENULARAN
- Melalui air, makanan, lalat
- Dalam air dapat bertahan 3 minggu
Vibrio parahaemolyticus
Morfologi dan sifat
- Sifat, struktur dan penawaraan sama dengan Sp. Vibrio lain
- Metabolisme : fermentasi dan respirasi, tanpa membentuk gas.
Sifat biakan
- pH optimum : F,6-9,0
- Halofilik (salt loving) : memerlukan NaCl minimal 2%. Biotip
alginolyticus tahan sampai 11% NaCl penting untuk membedakan
- Pada agar TCBS : koloni besar, smooth, warna hijau
- Generation time : 9-15 menit, penting untuk epidemiologi
gastroenteritis
Struktur antigen
- Ag O dan K penting untuk typing secara serologis
- Terdapat 11 tip O dan 57 tip K
PATOGENESIS
- Gejala dan tanda klinis serupa dengan V. cholerae
- 95% isolat menunjukan tes hemolisis kanagawa pos. Tes ini
mendeteksi hemolisis yang heat stable, yang melisiskan eritrosit
manusia dan kelinci tetapi tidak melisiskan eritrosit kuda
Gejala klinis
- Gastroenteritis yang self limitting berat seperti pada kolera
- Diare timbul dengan tiba-tiba dan sangat cair, tanpa darah dan
mukus
- Kadang-kadang disertai sakit kepala dan panas
- Gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata 72 jam.
- Terdapat infiltrasi lemak dan cloudy swelling pada hati
Diagnosis LAB.
- B. p : tinja, usap dubur
- Segera dilakukan pembiakan /dimasukan kedalam medium transpor
(Carry blair/ Amies)
- Perbenihan : TCBS dan kaldu alkali pepton dengan 3% NaCl
Pengobatan
- Biasanya self limitting
- Pada kasus berat, perlu rehidrasi dan penambahan elektrolit
- Antibiotik : kloramfenikol, kanamisin, tetrasiklin dan sefalotin
Pencegahan
- Kuman banyak terdapat di air laut perlu perhatian : pekerja-
pekerja kapal, perenang dan juru masak sea food
- Pengolahan dan penyimpanan makanan laut harus cermat.
Epidemiologi
- Di Jepang, 25% diare disebabkan V. parahaemolyticus.
Pseudomonas cocovenenans
Pendahuluan
- W. K. Manton dan Soekarmen : mengisolasi dari tempe bongkrek
atau tempe dicampur produk kelapa
- Ditemukan di alam bebas, tidak patogen pada manusia maupun
binatang, yang berbahaya = toksin.
- B. p : tempe bongkrek, alat pembuatan tempe, pembungkus dan air
yang digunakan untuk membuat tempe
Morfologi
- Bentuk batang, pleomorf, bergerak aktif dengan tidak berselubung,
bipolar, gram negatif
Kultur dan biokimia
Tumbuh di perbenihan biasa aerob, pada suhu kamar 370C,
membuat pigmen kuning pada media yang mengandung ampas
kelapa
Blood agar plate : koloni kecil, sedikit cream, smooth, keping, bulat,
an hemolytis
Mac conkey agar plate : koloni kecil-kecil, smooth tidak berwarna,
jernih, bulat keping
- Agar hijau malachiet : semula koloni kecil membesar dan kuman
lain dihambat pertumbuhan nya.
- Agar ampas, agar gliserin dan agar bongkrek pigmen kuning-
kuning tua
- Ampas biasa : pigmen kuning-kuning tua dan coklat muda inokulasi
ditujukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya toksin
- Nutrient agar : tumbuh baik, smoth, tidak berwarna
Rx Biokimia
- Kuman meragi menjadi asam : glukosa, laktosa, arabinosa, ramnosa,
levulosa, galaktosa dan eskulin.
- Mannit, maltosa, sakarrosa, selulosa dan indol negatif. Gram (-) dan
gerak (+)
- Oksidase neg, katalase pos, produksi nitrat pos.
Patogenitas
- Memproduksi racun yang dapat menimbulkan penyakit : racun
bongkrek :
1. Toxoflavin : berwarna kuning, dapat dipisahkan dan dikristalkan,
bekerja terhadap jantung larut di dalam alkohol, air.
- Asam bongkrek : tidak berwarna, tidak dapat dibuat kristal,
menyebabkan hipoglikemi, termolabil, tidak larut dalam air, ttp larut
di dalam petroleum eter. Menyebabkan kejang.
Isolasi dan diagnosa
Hari I
- Sampel padat dibuat suspensi dahulu, ditanam pada media BAP,
Mac conkey agar, ampas agar plate
- Inkubasi 370C 24 jam
Hari II
- Koloni tersangka dilakukan pengecatan gram, di subkultur pada
TSIA, SIm, simmon’s citrat dan nutrient agar.
- Inkubasi 370C 24 jam
Hari III
- Dari subkultur, ditanam pada media biokimia
- Masuk inkubasi 370C 24 jam.
Hari IV
- Dibaca hasil rx biokimia
- Tes serologi dengan serum anti bakteri bongkrek.
- Pengamatan ada atau tidak nya pemb. Toksin
- Hewan perc. (burung merpati diberi ekstrak toksin tersangka secara
per os/ untuk penyakit biologis).
Cara pemeriksaan toksin :
- Setelah membaca rx biokimia dan tes serologi
- Dari koloni yang jelas P. cocovenenans, dilanjutkan inokulasi ke
media agar ampas. Eramkan 370C, 3-7 hari, tujuan inokulasi :
untuk mengentahui apakah kuman membentuk. Toksin/ tidak.
- Amati koloni yang tumbuh di agar ampas.
- Bila timbul pigmen kuning-kuning tua dan coklat muda, tersangka
adanya pemb. Toksin
- Tambahkan alkohol 70% 50-100ml pada biakan untuk melarutkan
toksin
- Saring ekstrak toksin dalam alkohol dengan kain kasa dan ekstrak
tersebut diuapkan di penangas air pada suhu 600C semua
alkohol menguap.
Hewan percobaan
- Ekstrak toksin yang didapat dilarutkan dalam akuades kemudian
diberikan pada burung merpati secara per os
- Setelah 6 jam, bila ekstrak mengandung toksin maka burung
merpati akan mati dengan tanda sbb :
- Gemetar, kejang dan bingung
- Sebelum mati burung merpati jungkir balik.
Pseudomonas
Pendahuluan
- Fam : Pseudomonadaceae
- Bentuk batang, bergerak, menghasilkan pigmen yang mudah larut
dalam air dan difusi di dalam medium pertumbuhan.
- Spesies penting pada kedokteran :
- Pseudomonas aeruginosa
- Pseudomonas pseudomallei
- Pseudomonas maltophilia dan spesies yang lain dapat
menyebabkan penyakit.
Habitat Normal
Spesies Pseudomonas dapat ditemukan di air, tanah, sampah dan
tumbuh-tumbuhan, traktus intestinal.
Pseudomonas aeruginosa banyak ditemukan di R.S
Patogenitas
Pseudomonas aeruginosa menyebabkan :
- Infeksi kulit terutama luka bakar
- Infeksi saluran kencing yang mengalami kateterisasi
- Infeksi saluran pernafasan terutama pada pasien dengan fibrosis
kistic atau karena imunosupresi.
- Otitis eksterna
- Infeksi mata (biasanya diperoleh di R.S)
- Septikemia
Pseudomonas pseudomallei
- Menyebabkan meliodosis pada manusia dan binatang. Disini nodul
berisi pus dan abses dibentuk diparu-paru, limfa, hati, sendi, kulit
atau jar.subkutaneus. Biasanya demam dan rash.
- Kebanyakan infeksinya subklinik tanpa gejala yang jelas.
Diagnosa Lab
Spesimen : tergantung pada tempat infeksi, spesimen berupa pus,
urin, sputum dan efusi darah (kultur).
Mikroskopis : batang pendek lurus, gram neg, bergerak aktif tidak bespora,
tidak berkapsul
Kultur :
- Obligat aerob
- Menghasilkan pigmen pyocyanin (hijau kebiruan) tidak dapat larut dalam air
dan tidak larut dalam kloroform dan memp. Kemampuan anti jasad renik.
Pendahuluan
- Meliputi kuman berbentuk spiral/ heliks yang ramping dan lentur
- Uniseluler, p : 30-500µ, spiral t.d. 1 lilitan atau lebih
- Setiap sel kuman t.d. silinder protoplasma yang dililit satu atau beberapa
fibril aksial yang berpangkal di ujung sub terminal dari silinder tersebut
- Keseluruhan sel terbungkus oleh sarung luar pecah fibril aksial
terjulur keluar terlihat seperti flagel.
- Fibril aksial merupakan penyebab gerakan kuman yang aktif dan khas : 3
gerakan :
1. gerak rotasi pada sumbu memanjang
2. gerak searah dengan sumbu memanjang
3. gerak fleksi
- Berkembang biak dengan pembelahan melintang
- Beberapa spesies hanya dapat dilihat dengan mikroskop lap. Gelap dan
tidak menyerap zat warna anilin
- Pada pewarnaan gram negatif
- Hidup aerob, anaerob fakultatif atau aerob
- Ada yang bersifat parasit, komensal/ hidup bebas. Beberapa spesies
bersifat patogen.
SPIROCHAETACEAE
Ordo : SPIROCHAETALES
Fam : SPIROCHAETACEAE
Genus : - Spirochaeta
- Cristispira
- Treponema
- Borrelia
- Leptospira
Genus SPIROCHAETA (spiral;caeta : rambut)
- P : 5-500 µ dengan Ø 0,2-0,75 m
- Anaerob / AN aerob fakultatif
- Hidup bebas dalam air kotor/ air tawar yang mengandung H2S
- Tidak bersifat parasit
Genus Cristispira (crista : tonjolan ; spiral)
- P : 30-150 µ dengan Ø 0,5-0,3 µ
- Komensal, terdapat didalam traktus digestivus molusca/ rayap
Genus Treponema
- P : 5-15 µ dengan Ø 0.009-0.5 µ
- An aerob, hidup sebagi parasit / komensal beberapa bersifat
patogen
- Tidak memb. Katalase dan oksidase
- Ada 3 macam spesies yang patogen manusia :
1. Treponema pallidum : sifilis
2. Treponema pertenue : yaws/prambusia
3. Treponema carateum : Pinta
Genus Borrelia
- P : 3-15 µ dengan Ø : 0,2-0,5 µ
- An aerob
- Hidup sebagai parasit , beberapa bersifat patogen a.l. sebagai
penyebab oleh kutu/ sengkenit (tick)
- Identifikasi kuman terutama didasarkan atas vektor arthropoda
Genus Leptospira
- P : 6-20 µ, Ø : 0,1 µ
- Berupa spiral rapat dengan ujung membengkok seperti kait.
- Aerob, hidup bebas /parasit beberapa bersifat patogen.
Treponema pallidum
Morfologi dan indentifikasi
- Spiral halus : p : 5-15 µ Ø : 0,009-0,5 µ setiap lekukan gelombang
berjarak 1 µ, rata-rata tiap kuman t.d. 8-14 gelombang.
- Bergerak sangat aktif
- Dapat dilihat dengan mikroskop lap.gelap, tehnik imunofluoresensi
- Sukar diwarnai dengan zat warna anilin, tetapi dapat mereduksi
perak nitrat logam perak yang melekat pada permukaan sel
cara impregnasi perak cara levaditi.
- Pada keadaan an aerob pada suhu 25 0C tetap hidup dan bergerak
aktif selama 4-7 hari
- Treponema pallidum strain nichols dapat dibiakan dalam testis
kelinci
- Pada keadaan kering cepat mati dan pada suhu 420C.
- Arsen, air raksa dan bismut immobolisasi dan kematian
Struktur antigen
- Ada 3 macam Ag : - berupa protein yang tidak tahan panas
- polisakarida yang tahan panas
- antigen lipoid
- Ag yang khas a.l dapat diperiksa dengan TPI
- Ab pada penderita sifilis yang paling dikenal Ab yang dapat dideteksi
dengan Ab. Non spesifik CFT rx wasserman
- Ab yang terbentuk oleh Ag yang terdapat pada Treponema pallidum
dan Treponema lain non patogen Ag ini dipakai untuk tes
pengikatan komplemen yang menggunakan protein reiter (RPCF)
Patogenitas
- Sifilis ditularkan lewat kontrak seksual ,kuman dapat menembus
selaput lendir yang utuh atau lewat luka kecil dikulit.
- Lesi pada pria dapat ditemukan di penis
- Lesi pada wanita dapat ditemukan : perineum, labium, dd,vagina/
serviks
- Dikenal 2 macam sifilis : - sifilis akuisita
- sifilis kongenital
- Secara epidemiologik dibedakan sifilis early dan late
- Secara klinik ada beberapa stadium : stadium primer, stadium sekunder,
laten dan tertier
- Stadium late latent dan tertier sifilis late.
Stadium primer
- Kuman mula-mula berkembang biak di tempat invasi timbul ulkus dan
pembesaran kel. Lymfe regioner
- Lesi primer disebut hunterian chancre/hard chancre
- Ulkus dapat sembuh spontan dan 2-10 minggu timbul lesi sekunder.
Stadium sekunder
- Timbul bercak merah di seluruh tubuh penderita, termasuk telapak tangan
dan kaki
- Pada mukosa mulut dapat ditemukan bercak putih mucous patches
sebagai akibat vaskulitis setempat
- Ditempat yang lembab (mis : mulut, ketiak, anus, vagina dsb)
dijumpai kel. Papel dengan permukaan erosif : condylomata lata
- Lesi tersebut sangat infeksius dan penuh kuman
- Selain lesi dikulit dapat juga terjadi meningitis, khorioretinitis,
hepatitis, nefritis tipe imunokomplek, artritis/ artralgia.
- Lesi sekunder juga dapat menghilang secara spontan penderita
masuk stadium laten (4 tahun pertama dari stadium laten : early
latent) dan sesudahnya : late latent. (px. Serologi pos)
Stadium tertier
- 3-10 tahun setelah stadium sekunder, adanya lesi lokal non
progresif : pada kulit/ jar. Penunjang disebut gumma (rx imunologik
dari hospes)
- Kuman jarang/ tidak ditemukan.
- Dapat terjadi kerusakan jar. Seperti jar. SSP dan kardiovaskuler
Sifilis kongenita
- Penyakit sifilis yang timbul pada bayi waktu lahir beberapa waktu
atau beberapa tahun sesudahnya.
- Ibu hamil yang menderita sifilis dapat menularkan pada bayi secara
transplasental
- Disini dapat terjadi bayi lahir mati/lahir hidup late congenital
sifilis : menderita gangguan mental, buta-tuli dan kerusakan gigi
(hutchinson teeth)
Diagnosis laboratorium
1. Bakteriologi
- B. p : cairan jar. ditempat lesi pada permukaan tubuh mikroskop lap
gelap
- Dapat juga dengan tehnik imunofluoresensi
2. Serologi
- Ada 2 macam test serologi :
1. Menggunakan antigen non treponema (test reagin)
2. Menggunakan antigen treponema/ tes antibodi treponema
Tes reagin
- Ditemukan 2-3 minggu setelah infeksi pada serum (yang belum dapat
pengobatan), dalam LCS baru ditemukan 4-8 minggu setelah infeksi
- Contoh : tes flokulasi dan tes pengikatan komplemen memberikan
hasil kuantitatif
- Contoh tes flokulasi : tes khan, VDRL dan RPR (rapid plasma reagin test).
- Contoh test pengikatan komplemen : tes WR (wassermann) disini
digunakan sel darah merah domba sebagai indikator.
Tes antibodi treponema
- Yang termasuk tes ini a.l : tes fluoresensi anti bodi treponema, tes
imobilisasi Treponema pallidum, tes pengikatan komplemen
Treponema pallidum dan tes hemaglutinasi Treponema pallidum
(TPHA)
Brucella
Pendahuluan
Brucela : kokobasil kecil. Aerob, gram neg tidak bergerak, tidak
membentuk spora
- Parasit obligat binatang dan manusia, ciri khas kuman intraseluler.
- Spesies : - Brucella abortus (pada sapi)
- Brucella melitensis (pada anjing)
- Brucella suis (pada babi)
- Untuk isolasi primer pembiakannya memerlukan CO2 5-10 %,
menyebabkan suasana alkali pada susu.
- Penyakit pada manusia : bruselosis (demam undulant, demam malta)
Morfologi dan identifikasi
- Ciri khas organisme : pada biakan muda, kokobasil batang p: 1,2 µm
dengan kokobasil yang terbanyak. Gram negatif, tidak bergerak dan
tidak membentuk spora, berselubung
- Biakan : pada benih yang diperkaya : koloni kecil, halus, konveks
dalam 2-5 hari.
- Suhu optimum 300 C, pH opt : 6,6-6,8 tumbuh subur pada CO2 5-10
%. Untuk B. abortus CO2 10%.
- Pada brucelosis akut spesimen : darah media BAP dan liver
infusion broth. Pada BAP : hemolise
- Pada brucelosis subakut dan kronis. Sukar tumbuh pada media
padat ttp mudah tumbuh pada media cair.
- Deferensiasi 3 spesies berdasarkan sifat kepekaan terhadap zat
warna dan pembentukan H2S
Kebutuhan CO2 + - -
Pembentukan H2S ++ - -
Thionin 1:25.000 S S R
SPESIES :
DAHULU SEKARANG
- Pasteurella pestis - Yersinia pestis
- Pasteurella pseudotuberculosis - Yersinia preudotuberculosis
- Pasteurella multocida - Pasteurella multocida
- Pasteurella tularensis - Pasteurella tularensis
PENDAHULUAN
- Kuman bentuk batang pendek, gram neg, menunjukan bipolar
dengan pewarnaan wayson seperti peniti, tidak membentuk
spora, katalase pos, oksidase neg, mikroaeofilik/ an aerob fakulatif
tidak bergerak kecuali Yersinia pseudotubercolosis.
- Pasteurella pestis epidemi dan pandemi terutama di RRC,
India dan Indonesia
- Epidemi dapat terjadi pada binatang Pengerat penyakit pada
rodentia : sylvatic plaque.
- Penularan : binatang yang sakit (darah mengandung kuman)
digigit kutu (flea) kutu menjadi infeksius menggigit
manusia sakit : bubonic plaque.
- Vektor : - Xenopsylla cheopsis
- Pulex iritans
Morfologi dan identifikasi
A. Ciri khas organisme :
Batang pendek, ovoid, gemuk, gram neg, tidak bergerak kecuali
yersinia pseudotubercolosis. Bipoler wayson (metil blue
dan karbol fuchsin). Sering ada kapsul. Pada lingkarann yang tidak
cocok/ pengeraman lama : batang berbentuk pleomorfik.
B. Biakan
- Untuk isolasi pertama y. pestis diperlukan BAP, inkubasi 370C
- Tumbuh di semua media biasa kecuali F. tularensis, sifat aerob/
fakultatif aerob, pH optimum : 7-7.2 suhu optimum y. pestis :300C
(5x lebih subur dari pada 370C) ttp virulensinya berkurang.
- Pada media padat : koloni bulat, kecil mirip E.coli/ staphylococcus
albus. Tidak berwarna/ berwarna abu-abu.
- Pada media BAP + OXGALL inkubasi 280C koloni
granuler, tepi tidak merata untuk membedakan dengan E.coli,
S. aureus. S. albus.
C. Rx biokimia
- Membentuk asam tanpa gas pada : manitol, maltosa, salicin, tidak
meragi sukrosa, laktosa. Tidak mencairkan gelatin, mereduksi nitrit
nitrat, indol neg.
Resistensi
- y. pestis mati pada suhu 550C selama 51
- Diudara mati 1-2 hari dan dengan sinar matahari langsung mati
dalam 4-5 jam.
- Pada lar. Fenol 0,5% mati : 121
- Dalam almari es tahan berbulan-bulan bertahun-tahun
- Dalam pus, eksudat, sputum, faeces kutu hidup beberapa
minggu dalam suhu kamar
struktur antigen
Pada Yersinia pestis terdapat :
- Fraksi I antigen envelop (surface antigen) glikoprotein :
memberikan resistensi terhadap fagositosis dan merangsang
kekebalan anti kuman, dihasilkan pada suhu 370C jauh berkurang
pada 300C.
- Berguna untuk menentukan maks. Virulensi dari kuman.
- Fraksi lain : antigen V-W menentukan maks. Virulensi kuman /
membuat resisten terhadap fagositosis.
- Antigen V : antigen dd sel
- Antigen W : dapat dikeluarkan dari media
Patogenitas
- Penyakit pada manusia : bubonic plaque
- Mel.getah bening aliran darah : demam dan gejala radang.
- Pasteurellosis berjalan akut, subakut/ kronis
- Pada yang akut adanya gangguan penyumbatan pembuluh darah
seluruh tubuh
- Pada sub akut : adanya pembesaran Hepar, limfa, bintik nekrosis dan
perdarahan pada yang kronis : adanya pembengkakan kel.getah
bening, nekrosis, abses pada hepar dan limpa
- Kematian tidak begitu tinggi
- Dapat terjadi sepsis, pneumonia
Metabolisme
Yersimia pestis membentuk enzim :
- Katalase
- Koagulase : spesifik plasma kelinci saja
- Toksin menekan pernafasan mitokondria jantung in vitro.
Imunitas
- Menimbulkan derajat kekebalan yang permanen antibodinya
memperkuat fagositosis dan intracell killing oleh leukosit dan makrofag
- Vaksin yang efektif yang mengandung Ag V-W menyebabkan
imunitas seluler.
Penularan pada manusia
- BUBONIC PLAQUE
- Penularan mel. Vektor flea yang hidup pada hewan pengerat :
- Rattus norwegicus selokan
- Rattus rattus tikus rumah
- Jenis Flea :
- Xenopsylla cheopsis
- Pulex irritans
- Septicomic plaque
- penularan melalui vektor.
- Pulmonic plaque
- penularan melalui aerogen (droplet) tanpa melakukan vektor.
Diagnosa lab.
- Bakteri dapat ditemukan dalam darah, sputum, jar.tubuh, pus bubo
Hari I : spesimen dibuat preparat, dicat wayson batang bipolar
- Spesimen ditanam pada media isolasi BAP, Mac Conkey, desoxycholate
citrat agar, heart infusion agar plate.
- Inkubasi 370C 48 jam
Hari II : koloni tersangka diambil dilakukan phage test
- Inkubasi 370C 24 jam
Hari III :
- Apabila phage test pos.koloni disekitar Lisis diambil di cat gram, tes
biokimia
- Apabila te phage neg tidak dilanjutkan
- Inkubasi 370C 24 jam.
Hari IV
- Dibaca hasil biokimia
- Dilakukan tes slide aglutinasi dengan anti serum Yersinia pestis
LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah orgsanisme berbentuk filament dengan panjang 6-20 mikrometer, diameter
0,1 – 0,2 mikrometer, tipis dengan pilihan yang dangkal dan rapat serta ujung-ujungnya
membengkok seperti kait. Bergerak aktif maju mundur dengan gerakan memutar sepanjang
sumbunya. Bentuk dan geraknya dapat dilihat dengan mikroskop medan gelap/fase kontras.
Untuk pemeriksaan laboratoris secara serologi menggunakan microscopic Agglutionation Test
(MAT) untuk contoh berupa serum darah, dan secara isolasi dan identifikasi untuk contoh berupa
cairan tubuh (darah, cairan cerebrospinal atau berupa organ-organ tubuh (hati,otak atau ginjal).
EPIDEMIOLOGI
Penyakit menular yang menyerang mamalia termasuk manusia
Penyebab : Leptospira interrogans yang t.d beberapa serovar.
Leptospirosis adalah zoonosis terluas di dunia, baik pedesaan / perkotaan di negara maju
maupun sedang berkembang. Di negara tropis insidens tertinggi pada musim hujan.
Umumnya menyerang petani, pekerja perkebunan, pekerja tambang/selokan, pekerja rumah
potong hewan dan militer (occupational hazard)
Daerah yang rawan adalah daerah banjir, daerah pasang surut, areal pertanian, perkebunan,
peternakan.
Daerah KLB : semarang (data 1998-2000), pada saat banjir besar di jakarta (th 2002 ; 113
penderita 20 orang meninggal)
International leptospirosis socienty menyatakan indonesia sebagai negara insiden leptospirosis
tertinggi diperingkat ke 3 didunia mortalitasnya.
Gejala klinis ada 3 fase :
a) fase leptospiremia (3-7 hari), terjadi demam tinggi, nyeri kepala, mialgia,nyeri, perut mual,
conjunctival suffusion
b) fase immune (3-30 hari), terjadi demam ringan, nyeri kepala, muntah, meningitis aseptis.
c) fase convalescent (15-30 hari), terjadi perbaikan kondisi fisik berupa pulih nya kesadaran,
menghilangkan ikterus, tekanan darah normal, produksi urin mulai normal.
Masa inkubasi rata-rata 10 hari
Komplikasi terjadi pada : ginjal,mata,hati,jantung,paru,perdarahan,infeksi pada kehamilan dan
komplikasi lainnya.
GAMBARAN KLINIS :
1. Leptospirosis anikterik : mencapai 90% dari seluruh kasus leptospirosis yang dilaporkan.
Biasanya penderita tidak berobat karena gejala yang timbul sangat ringan dan sebagian
penderita sembuh dengan sendirinya.
2. Leptospirosis ikterik : 30-50% menyebabkan kematian.
CARA PENULARAN :
Sumber penularan adalah tikus atau rodent,sapi,kambing,domba,kucing,serangga,burung dan
insektivoral, sedangkan rubah dapat menjadi karier leptospira
Manusia terinfeksi leptospiral melalui kontak air, tanah (lumpur), tanaman yang telah dicemari
air seni hewan penderita lepto
Bakteri lepto masuk ketubuh melalui selaput lendir (mukosa) mata,hidung atau melalui luka
lecet di kulit, dan kadang-kadang melalui saluran pencernaan dari makanan yang terkontaminasi
urin tikus.
PENGOBATAN :
Causatif : R/penisilin,Procain,R/Amoxicilin,R/Doksisiklin pada minggu pertama infeksi
Semua kasus lepto ringan dapat sembuh sempurna
Lepto berat CFR 5-40%
Prognosis ditentukan : virulensi kuman, kondisi fisik pasien, umur pasien, kondisi ikterik,
adanya gagal ginjal akut dan kecepatan penanganan tim medik.
UPAYA PENCEGAHAN :
PHBS
Menyimpan makanan/minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Mencuci tangan, kaki dan bagian tubuh lainya setelah bekerja di
sawah/kebun/kolam/selokan/tanah dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
Menggunakan APD
Membersihkan kolam renang dan tempat-tempat air
Menjaga kebersihan lingkungan, mencegah pencemar oleh tikus di rumah/bangunan
Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar
Meningkatkan penangkapan tikus.
Gambar . Morfologi Leptospira sp
Jenis – jenis Leptospira yang pathogen :
Leptospira alstoni Smythe et al. 2013 Leptospira alstoni" Haake et al. 1993
[" ]