Anda di halaman 1dari 37

TUGAS PRAKTIKUM

TEKNIK LABORATORIUM FITOPATOLOGI

Persyaratan Tambahan Pengajuan Akreditasi


Laboratorium Pengujian Biologi
PT. Mina Insan Sejahtera

Oleh:
1. Fransiska Natalia Purba (A3502211004)
2. Herlina Raharja Putri (A3502211009)
3. Muhamad Basri (A3502211007)
4. Nisa Fadhila Islami (A3502211002)

SEKOLAH PASCA SARJANA


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
DAFTAR ISI
A. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 1
B. Acuan Normatif .......................................................................................................... 1
C. Istilah dan Definisi ..................................................................................................... 1
D. Persyaratan Umum ..................................................................................................... 2
E. Persyaratan Struktural ................................................................................................ 2
F. Persyaratan Sumber Daya .......................................................................................... 2
G. Persyaratan Proses ...................................................................................................... 5
H. Persyaratan Sistem Manajemen ............................................................................... 13
A. Ruang Lingkup
Dokumen ini merupakan dokumen spesifik memuat persyaratan khusus untuk
akreditasi laboratorium di bidang biologi. Beberapa persyaratan yang tercakup dalam
dokumen ini hanya relevan untuk pengujian mikrobiologi, terutama veteriner,
pangan dan air. Dokumen ini berlaku untuk semua organisasi yang melakukan
kegiatan laboratorium, terlepas dari jumlah personil. Dokumen ini harus dipelajari
bersamaan dengan SNI ISO/IEC 17025:2017 Persyaratan umum untuk kompetensi
laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
B. Acuan Normatif
1. SNI ISO/IEC 17025:2017 Persyaratan umum untuk kompetensi laboratorium
pengujian dan laboratorium kalibrasi
2. SNI ISO 7218:2012 Amd1 2017 Mikrobiologi bahan pangan dan pakan -
Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi (ISO 7218:2007
Amd1 2013, IDT, Eng)
3. ISO 16140-2:2016 Microbiology of the food chain -- Method validation -- Part 2:
Protocol for the validation of alternative (proprietary) methods against a
reference method.
4. Office International Des Epizooties (OIE). 2012. Manual of Standards for
Diagnostic Tests and Vaccines. 7th Edition, pp 436- 452.
5. ISO/TS 19036:2006 Microbiology of food and animal feeding stuffs – Guidelines
for the estimation of measurement uncertainty for quantitative determinations
6. ISO 11133:2014 Microbiology of food, animal feed and water – Preparation,
production, storage and performance testing of culture media
7. ISO 7704:1985 Water quality -- Evaluation of membrane filters used for
microbiological analyses
8. SAC-SINGLAS Technical Notes C&B and ENV 002:2016 Quality Assurance of
Equipment Commonly Used in Chemical & Biological and Environmental
Testing
Laboratories
9. PERKA BPOM 16 tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan
Olahan.
C. Istilah dan Definisi
Pengujian biologi adalah pengujian terhadap makhluk hidup, dalam hal ini
termasuk mikrobiologi, bakteriologi, parasitologi, virologi, hematologi (tidak terkait
diagnosis), serologi, dan entomologi.
1. Pengujian mikrobiologi, bakteriologi, parasitologi, virologi yang dilakukan
meliputi isolasi, identifikasi dan penghitungan jumlah mikroorganisme termasuk
bakteri, virus, jamur, parasit, protozoa dan metabolitnya dalam berbagai bahan
dan produk, pengujian sterilitas, deteksi mikroorganisme, atau jenis uji yang
menggunakan mikroorganisme sebagai bagian dari sistem deteksi.
2. Pengujian hematologi dalam hal ini terkait pemeriksaan darah manusia yang
digunakan untuk penelitian (tidak terkait untuk diagnosis).
3. Pengujian serologi meliputi pengujian terhadap serum darah hewan.

1
4. Pengujian entomologi meliputi identifikasi secara morfologi.
D. Persyaratan Umum
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
E. Persyaratan Struktural
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
F. Persyaratan Sumber Daya
F.1. Personel
1. Analis laboratorium sudah bekerja secara rutin di laboratorium pengujian
biologi minimal 1 tahun dan memiliki kompetensi pengujian biologi
memadai.
2. Manajemen laboratorium harus memastikan bahwa semua personil telah
menerima pelatihan yang memadai dan kompeten dalam pelaksanaan
pengujian dan pengoperasian peralatan.
3. Manajer teknis, supervisor, dan analis laboratorium harus memiliki
pendidikan dasar biologi atau ilmu yang relevan yang terkait atau
pengalaman yang menunjang pengujian.
4. Pengujian biologi harus disupervisi oleh personil yang berpengalaman dan
berkompeten di bidang teknis sesuai lingkup akreditasi. Supervisor
laboratorium harus dapat mengontrol kegiatan teknis dan mengatasi
masalah yang mungkin timbul.
5. Kompetensi personil laboratorium harus dipantau minimal setahun sekali.
6. Laboratorium harus mengelola uraian tugas dan rekaman personil yang
termutakhir.
F.2. Fasilitas dan Kondisi Lingkungan
1. Tata letak laboratorium harus dirancang untuk meminimalkan kontaminasi
silang.
2. Desain laboratorium harus memenuhi persyaratan keselamatan yang
tergantung pada jenis mikroorganisme. Untuk tujuan ini, mikroorganisme
dikelompokkan dalam empat kategori risiko:
a. Kategori risiko 1
Tidak ada atau risiko terhadap individu dan masyarakat rendah.
Terdiri dari mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit pada
manusia atau hewan. Contoh: bakteri coliform sebagai indikator
kebersihan.
b. Kategori risiko 2
Risiko terhadap individu sedang dan risiko terhadap masyarakat
rendah. Terdiri dari patogen yang menyebabkan penyakit pada
manusia atau hewan namun tidak membahayakan pekerja
laboratorium, masyarakat, peternakan atau lingkungan. Paparan di
laboratorium dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia, namun
tersedia obat dan tindakan pencegahan yang efektif. Risiko
penyebaran infeksi terbatas. Contoh: Aspergillus fumigatus, Candida
albicans, Clostridium tetani.

2
c. Kategori risiko 3
Risiko terhadap individu tinggi, dan risiko terhadap masyarakat
rendah. Terdiri dari patogen yang biasanya menyebabkan penyakit
pada manusia atau hewan, namun tidak menular secara langsung.
Tersedia pengobatan dan tindakan pencegahan yang efektif. Contoh:
Bacillus anthracis, Mycobacterium tuberculosis.
d. Kategori risiko 4
Risiko terhadap individu dan masyarakat tinggi. Terdiri dari patogen
yang menyebabkan penyakit yang serius pada manusia atau hewan.
Berbahaya bagi petugas laboratorium, ruang laboratorium
membutuhkan fasilitas khusus. Penularan cepat terjadi antar individu
secara langsung atau tidak langsung. Pengobatan dan tindakan
pencegahan yang efektif belum tersedia. Contoh: Avian Influenza,
Ebola, Hendra, Nipah.
3. Laboratorium harus memiliki minimal area preparasi sampel, sterilisasi,
pengujian, inkubasi, destruksi, dan area lain yang diperlukan.
4. Laboratorium harus memantau kondisi lingkungan pengujian melalui
pengujian sterilitas mikrobiologis (misalnya swabbing, paparan pada
cawan agar), suhu, dan kelembaban. Syarat keberterimaan harus
ditetapkan sesuai kebutuhan laboratorium. Rekaman hasil pemantauan
harus disimpan dan kecenderungan terjadinya anomali harus dievaluasi
dan ditindaklanjuti.
5. Lakukan tindakan pengendalian terhadap vektor (serangga), bila
diperlukan.
6. Penanganan kultur bakteri acuan yang digunakan sebagai kontrol dalam
pengujian harus dilakukan di dalam biosafety cabinet yang sesuai dengan
tingkat resikonya.
F.3. Peralatan
Persyaratan umum untuk peralatan adalah laboratorium harus melakukan
kalibrasi (termasuk membuat program dan jadwal rentang ukur secara rutin)
untuk peralatan utama, pengecekan antara, pemantauan kinerja peralatan
(Lampiran 1), prosedur penggunaan dan perawatan alat, rekaman-rekaman dan
identifikasi peralatan.
1. Laboratorium harus memiliki pengaturan untuk:
a. Suhu inkubator dan waterbath yang digunakan untuk inkubasi bakteri
yang harus disesuaikan dengan persyaratan yg tercantum dalam
metode uji.
b. Membuat pengaturan dan persyaratan serta menentukan jadwal
pemeliharaan, kinerja, kalibrasi, dan verifikasi peralatan pengujian
laboratorium yang memenuhi kriteria (parameter pemeliharaan dan
kalibrasi yang diperlukan) untuk mencapai keakuratan instrumen
yang digunakan dalam pengujian analitik.
c. Catatan peralatan berisi deskripsi instrumen, perangkat lunak dan
aksesoris yang penting, nama pabrikan, identifikasi jenis dan nomor

3
seri, nomor laboratorium, kualifikasi instalasi (IQ) dan kualifikasi
operasional (OQ) yang diperoleh dari penginstal atau pabrik, serta
materi terkait lainnya seperti layanan dan perbaikan instrumen,
informasi garansi, kondisi dan spesifikasi pelayanan kontrak.
d. Laboratorium harus memiliki pengaturan pengoperasian untuk setiap
instrumen, termasuk memulai dan mematikan instrumen.
e. Bila instrumen ditemukan beroperasi dengan tidak benar, maka harus
diberi tanda dan tidak digunakan sampai pemeriksaan kinerja dan
verifikasi telah dilakukan dan didokumentasikan.
f. Setiap instrumen memiliki jadwal pemeriksaan kinerja yang jelas,
termasuk frekuensi pengujian dan spesifikasi kinerja yang dapat
diterima. Pemeriksaan kinerja ini memastikan instrumen beroperasi
dengan benar dan konsisten sebelum digunakan untuk analisis
g. Laboratorium harus memiliki pengaturan untuk menghindari
kontaminasi silang yang timbul dari peralatan, seperti:
1) peralatan sekali pakai harus bersih dan steril;
2) barang bekas pakai harus benar-benar dibersihkan dan
disterilkan;
3) Laboratorium harus memiliki autoclave terpisahuntuk
dekontaminasi.
2. Laboratorium harus melakukan :
a. Pengecekan antara untuk pemantauan suhu inkubator, waterbath
refrigerator, dan freezer harus menggunakan thermometer atau
thermocouple yang terkalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang
terakreditasi.
b. pH meter harus dilengkapi dengan paling sedikit tersedia tiga jenis
buffer untuk capaian kisaran pH yang dibutuhkan dalam metode
pengujian dan untuk penentuan standar pH, buffer yang tersedia
belum kadaluwarsa.
c. Probe pH meter dipelihara dengan tutup dan atau larutan penyangga
atau air suling.
d. Safety cabinet harus memiliki pengaturan pengunaan dan pemantauan
serta rekaman efektivitas lampu UV yang terdokumentasi.
e. Program pemeriksaan laju aliran udara dan jumlah partikel dalam
ruang Biohazard atau aliran dalam laminar kabinet ditetapkan secara
teratur.
f. Efektivitas pengoperasian autoklaf harus diperiksa secara rutin
dengan menggunakan indikator biologis.
g. Pipet otomatis harus diverifikasi volumenya.
h. Hygrometer harus dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang
terakreditasi, bila kelembaban berpengaruh pada hasil pengujian
i. Frekuensi penggunaan dan program perawatan autoklaf harus tersedia
dan didokumentasikan untuk memastikan kinerja autoklaf.
j. Laboratorium harus melakukan verifikasi awal terhadap peralatan
volumetrik seperti dispenser otomatis, dispenser/pengencer, pipet
tangan mekanis dan pipet sekali pakai dan melakukan pemeriksaan
rutin untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja sesuai
spesifikasi yang dipersyaratkan.

4
k. Pada peralatan volumetrik tertentu akurasi volume harus diperiksa
sesuai dengan peruntukannya dan harus dipastikan
presisi/keberulangannya.
l. Sentrifuse yang digunakan harus dikalibrasi.
F.4. Ketertelusuran Metrologi
Pada pengujian mikrobiologi, ketertelusuran metrologi dapat dilakukan
melalui bahan acuan.
a. Bahan Acuan (kultur bakteri)
a. Kultur bakteri acuan digunakan untuk menilai kinerja media biakan dan
melakukan validasi metode pengujian.
b. Kultur bakteri yang digunakan harus diperoleh dari koleksi
internasional atau nasional.
c. Kultur acuan hanya boleh disubkultur satu kali yang berasal dari
koleksi internasional dan digunakan sebagai stok kultur (stock
cultures).
d. Stok kultur dapat diturunkan menjadi kultur kerja (working cultures).
e. Kemurnian dan pemeriksaan biokimia harus dilakukan untuk
memastikan karakteristik kultur bakteri.
f. Laboratorium harus memastikan bahwa kultur kerja digunakan sebagai
kontrol positif dan hanya digunakan satu kali dalam periode tertentu.
b. Bahan Acuan (kultur virus)
Standar Acuan dan bahan acuan kultur master virus Avian Influenza
(AI) dan Newcastle Disease (ND) adalah sebagai bahan pembuatan
antigen untuk serologi uji hemaglutinasi inhibisi (HI) sampel serum
unggas.
F.5. Produk dan layanan yang disediakan secara eksternal
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G. Persyaratan Proses
G.1. Kaji ulang tender dan kontrak
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.2. Seleksi, verifikasi dan validasi metode
Laboratorium harus memastikan bahwa metode pengujian yang digunakan
adalah edisi yang mutakhir kecuali metode tersebut tidak sesuai, tidak
mungkin untuk digunakan atau berdasarkan permintaan customer.
Laboratorium harus memilih metode yang tepat dan menginformasikan ke
customer jika customer tidak menentukan metode yang akan digunakan.
Laboratorium harus memverifikasi metode standar untuk menunjukkan bahwa
metode tersebut dapat memenuhi kinerja yang diperlukan. Laboratorium harus
memvalidasi metode non standar, metode yang dikembangkan dan metode
standar yang digunakan diluar lingkup pengujian atau dimodifikasi, metode
dari publikasi ilmiah.
Jika laboratorium menggunakan metode cepat (tes kit), maka harus
dipastikan bahwa tes kit tersebut sudah divalidasi oleh badan yang berwenang
misalnya AFNOR dan laboratorium cukup melakukan verifikasi. Namun jika

5
belum tervalidasi maka laboratorium harus melakukan validasi. Jika
pengembangan metode diperlukan, kegiatan tersebut harus direncanakan dan
harus diserahkan kepada personel yang mempunyai kemampuan dibidangya.
Selama pengembangan metode berlangsung, evaluasi harus dilakukan secara
periodik untuk meyakinan bahwa kebutuhan customer masih terpenuhi.
Modifikasi terhadap rencana pengembangan harus disetujui dan disahkan.
Jika terdapat perubahan pada metode yang divalidasi, pengaruh dari
perubahan tersebut harus ditentukan dan jika diketahui mempengaruhi validasi
aslinya maka harus dilakukan validasi metode yang baru. Pelaksanaan validasi
metode dapat mengacu pada ISO, OIE, AOAC atau BAM FDA. Sedangkan
untuk verifikasi metode standar dapat dilakukan sesuai petunjuk teknis ini.
1. Penyiapan sampel
a. Ketentuan umum
1) Ketentuan verifikasi di bawah ini bukan suatu keharusan dan dapat
disesuaikan dengan mempertimbangkan jenis atau grup
mikroorganisma yang kemungkinan tumbuh dalam makanan.
2) Jika metode digunakan untuk menguji berbagai jenis pangan,,
maka verifikasi harus dilakukan paling sedikit terhadap lima (5)
matrix-category pangan. Laporan verifikasi harus mencantumkan
matrix-categori pangan yang digunakan.
3) Jika metode yang akan diverifikasi hanya terbatas pada beberapa
matrixcategory pangan, misalnya “susu dan produk analognya,
lemak minyak dan emulsi minya”, maka hanya kategori pangan ini
yang perlu diverifikasi. Selain terhadap sampel pangan, sampel
lain misalnya sampel pakan, sampel lingkungan dan sampel pada
tahapan produksi primer (primary production stage samples) dapat
dimasukkan sebagai kategori tambahan.
b. Untuk setiap matrix-category sampel yang dipilih (misalnya pangan
dan sampel lainnya), masukkan sedikitnya tiga (3) matrix-sub
category yang berbeda. Sebagai contoh pada lampiran 2, untuk
verifikasi metode dengan matrix-category pangan “susu dan produk
analognya”, maka dapat dipilih 3 matrix-sub category misalnya (1)
Susu dan Buttermilk (2) Susu Fermentasi dan Produk Susu
Fermentasi (3) Krimer Minuman.
c. Dalam pemilihan sampel, sangat disarankan untuk menggunakan
sampel yang terkontaminasi secara natural (naturally contaminated
samples). Jika bakteri target jarang ditemukan pada sampel uji maka
dapat menggunakan sampel yang dikontaminasi bakteri (artificially
contaminated samples). Informasi rinci terkait penyiapan sampel yang
dikontaminasi harus dicantumkan dalam laporan verifikasi.
2. Jumlah sampel
Untuk verifikasi, setiap matrix-category sedikitnya terdiri dari 21 sampel
uji yang berasal dari sedikitnya 3 matrix-subcategory. Untuk setiap
matrixsubcategory, sedikitnya 7 typical representative matrices yang harus
diuji.

6
3. Kontaminasi sampel
Sampel yang dikontaminasi disiapkan dengan menggunakan kultur bakteri
acuan yang diinokulasikan pada sampel dengan tingkat kontaminasi
tertentu. Tingkat kontaminasi bakteri sebaiknya mempertimbangkan
syarat mutu dan keamanan pangan produk atau persyaratan lain yang
ditetapkan dalam SNI produk atau lembaga yang berwenang. Kontaminasi
sampel terdiri dari sampel negatif yang tidak diinokulasi, sampel dengan
tingkat kontaminasi rendah dan sampel dengan tingkat kontaminasi tinggi.
4. Parameter verifikasi
Parameter verifikasi untuk metode kuantitatif adalah Relatif standar
deviasi (RSD). Parameter verifikasi metode untuk titer antibodi (HA/HI,
ELISA) analisa hasil dapat menggunakan uji statistik T-test atau ANOVA.
Parameter verifikasi untuk metode kualitatif dan semi kualitatif adalah
sensitifitas dan positif palsu.
5. Syarat keberterimaan
Syarat keberterimaan parameter verifikasi / validasi harus ditetapkan oleh
laboratorium jika tidak tercantum dalam metode acuan verifikasi /
validasi. Penetapan syarat keberterimaan sebaiknya mempertimbangkan
tingkat kontaminasi bakteri target dan bakteri lain yang tumbuh dalam
sampel, struktur fisik sampel (misalnya viskositas, Aw, pH dsb), proses
pengolahan yang diterapkan terhadap sampel dan risiko terhadap
kesehatan konsumen.
G.3. Sampling
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.4. Penanganan item uji atau kalibrasi
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.5. Catatan Teknis
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.6. Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian pengukuran pengujian mikrobiologi diterapkan untuk
pengujian sampel pangan dan pakan serta sampel lingkungan dalam area
penangangan dan pengolahan pangan. Penghitungan ketidakpastian diterapkan
pada pengujian kuantitatif yang didasarkan pada penghitungan jumlah koloni
dan penghitungan koloni organisme target yang spesifik pada media selektif
misalnya jumlah coliform, jumlah E. coli, koagulase positif Staphylococcus,
dsb. Untuk pengujian kualitatif, minimal dilakukan estimasi terhadap tingkat
kepercayaan hasil pengujian.
a. Ketentuan umum
1. Pengujian sampel untuk penghitungan ketidakpastian pengukuran
dilakukan dibawah kondisi reprodusibilitas (waktu berbeda, analis
berbeda, peralatan berbeda, batch media/reagensia berbeda).
2. Data pengujian sampel untuk penghitungan ketidakpastian pengukuran
sebaiknya dikumpulkan dalam waktu tertentu misalnya 1 tahun.

7
3. Standar deviasi reprodusibilitas harus diperkirakan untuk setiap target
mikroorganisma (atau grup target mikroorganisma) dan untuk setiap
matrik (atau grup matrik) untuk metode rutin yang digunakan oleh
laboratorium.
4. Jumlah sampel rutin yang diuji untuk setiap matrik minimal 10 sampel.
Pengukuran ketidakpastian dilakukan berdasarkan penghitungan
standar deviasi reprodusibilitas (SR). Penghitungan Standar deviasi
reprodusibilitas (SR) dapat dilakukan berdasarkan prioritas sebagai
berikut:
a) Prioritas pertama: Standar deviasi reprodusibilitas yang dilakukan
oleh laboratorium sendiri (intralaboratory).
b) Prioritas kedua: Standar deviasi reprodusibilitas metode uji yang
berasal dari studi antar laboratorium (interlaboratory study).
c) Prioritas ketiga: Standar deviasi reprodusibilitas yang berasal dari
uji profisiensi antar laboratorium (interlaboratory proficiency test).
Prioritas pertama lebih disarankan untuk dilakukan oleh laboratorium
karena data data yang berasal dari kegiatan interlaboratory study dan
interlaboratory proficiency test mungkin tidak tersedia.
b. Pelaksanaaan penghitungan ketidakpastian
Lakukan pengujian sampel oleh analis yang berbeda pada kondisi yang
berbeda (waktu, peralatan, batch media dan reagensia)
c. Penghitungan
Penghitungan Standar deviasi reprodusibilitas SR dilakukan sebagai
berikut:
1. transformasikan jumlah hitung bakteri dalam bentuk log10 (koloni/g)
atau log10 (koloni/ml)
2. hitung standar deviasi reprodusibilitas SR untuk sejumlah sampel n
pada matrik dengan rumus

dengan
- yij adalah data yang ditransformasikan dalam bentuk log, dalam
log10 (koloni/g) atau log10 (koloni/ml)
- i adalah nomor sampel, I = 1 sampai n (n ≥ 10)
- j adalah kondisi reprodusibilitas cawan sampel, j = cawan A atau
cawan B

8
Contoh penghitungan ketidakpastian dapat dilihat pada tabel
i xiA xiB yiA = log 10 (xiA) yiB = log 10 (xiB) (yiA - yiB)2
/2
4 4
1 6,7 x 10 8,7 x 10 4,83 4,94 0,0064
6 6
2 7,1 x 10 6,2 x 10 6,85 6,79 0,0017
5 5
3 3,5 x 10 4,4 x 10 5,54 5,64 0,0049
7 6
4 1,0 x 10 4,3 x 10 7,00 6,63 0,0672
5 1,9 x 107 1,7 x 107 7,28 7,23 0,0012
5 5
6 2,3 x 10 1,5 x 10 5,36 5,18 0,0172
8 8
7 5,3 x 10 4,1 x 10 8,72 8,61 0,0062
4 4
8 1,0 x 10 1,2 x 10 4,00 4,08 0,0031
4 4
9 3,0 x 10 1,3 x 10 4,48 4,11 0,0659
8 8
10 1,1 x 10 2,2 x 10 8,04 8,34 0,0453
Dengan mentransformasikan data yij, standar deviasi reprodusibilitas adalah:

d. Ketidakpastian diperluas
Nilai ketidakpastian menggunakan ketidakpastian diperluas yang diperoleh
dari standar ketidakpastian gabungan uC(y) atau standar deviasi
reprodusibilitas dengan faktor cakupan 2 (dengan tingkat kepercayaaan 95%)
sehingga nilai ketidakpastian adalah
U = 2 uC(y) = 2 SR
e. Pernyataan hasil ketidakpastian
Pernyataan hasil ketidakpastian pengukuran dapat dicantumkan dalam laporan
hasil uji bersama dengan hasil penghitungan jumlah koloni dalam bentuk
interval log10 atau dalam nilai jumlah hitung bakteri secara umum (jumlah
koloni per gram atau mililiter), atau dalam bentuk prosentase seperti contoh
berikut.
Contoh:
Nilai standar deviasi reprodusibilitas yang didapatkan dari hasil penghitungan
adalah SR ± 0,15 log10. Dengan demikian, Ketidakpastian diperluas U, dengan
factor cakupan 2 (tingkat kepercayaan 95%) adalah 0,15 x 2 = 0,3 log. Jika
hasil penghitungan jumlah bakteri dari sampel yang diuji adalah 5,0 log cfu/g.
Maka hasil uji dapat dilaporkan dengan salah satu cara sebagai berikut: - 5,0
log ± 0,3 log;
- 5,0 log [4,7,5,3];
5 4 5
- 10 cfu/g [5 x 10 , 2 x 10 ];

- 105 cfu/g [105 – 50%, 105 + 100%]

9
G.7. Jaminan Mutu Pengujian
Program pengendalian mutu harus dirancang sedemikian rupa untuk
menunjukkan kontrol yang terus berlanjut baik dari akurasi dan presisi pada
setiap pengujian yang dilakukan. Pada pengujian yang jarang dilakukan,
laboratorium harus melakukan secara regular pemeriksaan kinerja untuk
menunjukkan kompetensi yang berkelanjutan untuk melakukannya.
Pengendalian mutu internal harus direncanakan dan dikaji ulang, yang
dapat dilakukan dengan:
1. penggunaan bahan acuan bersertifikat atau bahan pengendalian mutu;
2. penggunaan instrumen alternatif terkalibrasi untuk menjamin
ketertelusuran;
3. pemeriksaan fungsional alat ukur dan alat uji;
4. penggunaan standar pemeriksa atau standar kerja dengan peta kendali;
5. pemeriksaaan antara alat ukur;
6. pengulangan pengujian menggunakan metode yang sama atau berbeda;
7. pengujian ulang benda uji atau alat ukur yang disimpan;
8. korelasi antar hasil karakteristik benda uji atau alat ukur yang berbeda; 9)
kaji ulang hasil-hasil uji;
9. uji banding di dalam laboratorium;
10. pengujian terhadap “blind-samples”.
G.8. Pengendalian Mutu untuk Media Biakan
Penyiapan media merupakan langkah dasar untuk menjamin integritas
pengujian mikrobiologi sehingga harus benar benar diperhatikan. Persyaratan
media mungkin spesifik baik untuk sampel dan organisma yang dideteksi.
Media biakan yang memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan merupakan
prerequisite untuk melakukan pengujian mikrobiologi. Pengujian yang cukup
terhadap media biakan sebaiknya dilakukan untuk menunjukkan keberterimaan
dari setiap batch media,bahwa media sesuai dengan peruntukannya ,dan bahwa
media dapat memberikan hasil yang konsisten.
1. Penyiapan media biakan di laboratorium
a. Air
Gunakan hanya air yang dimurnikan, misalnya destilasi,
demineralisasi, deionisasi atau yang dihasilkan dengan reverse osmosis,
atau yang mutunya setara dan bebas dari bahan bahan penghambat
pertumbuhan bakteri. Air harus disimpan dalam wadah bertutup rapat
(gelas, polyethylene, dsb) yang harus bebas dari bahan bahan
penghambat. Disarankan untuk menggunakan air segera setelah dibuat.
Kontaminasi mikroba tidak boleh melebihi 103 koloni/ml dan lebih
disarankan dibawah 102 koloni/ml. Lakukan pemantauan kontaminasi
mikroba secara berkala sesuai ISO 6222 dengan menginkubasi cawan
pada 22 ºC ± 1 ºC selama 68 ± 4 jam atau menggunakan metode yang
setara. Konduktifitas air harus tidak lebih dari 25 µScm-1 (setara
dengan resistivitas ≥ 0,04 MΩcm) dan lebih disarankan dibawah 5
µSm-1 pada 25 ºC, kecuali sebaliknya diperlukan dengan rancangan.
Konduktifitas air harus dicek sebelum digunakan.

10
b. Pengukuran dan pengaturan pH
Ukur pH menggunakan pH meter dan lakukan pengaturan sebelum
sterilisasi jika diperlukan, sehingga setelah sterilisasi dan didinginkan
pada 25 ºC media berada pada unit pH ± 0,2 yang diperlukan, kecuali
jika disebutkan sebaliknya. Pengaturan pH biasanya dilakukan dengan
menggunakan larutan NaOH kira kira 40 g/l [c (NaOH) = 1 mol/l] atau
diencerkan dengan asam klorida kira kira 36,5 g/l [c (HCl) sekitar 1
mol/l]. Jika pengaturan dilakukan setelah sterilisasi gunakan larutan
yang sudah steril.
c. Sterilisasi
Lakukan sterilisasi menggunakan uap panas atau filtrasi. Media
tertentu tidak membutuhkan sterilisasi dengan autoklaf tetapi dapat
dilakukan dengan pendidihan. Sebagai contoh, media untuk
Enterobacteriaceae mengandung brilliant green yang sensitif terhadap
panas dan cahaya sehingga setelah mendidih sebaiknya dinginkan
segera dan lindungi dari cahaya terang. Beberapa pereaksi dapat
digunakan tanpa sterilisasi tetapi penggunaannya disesuaikan dengan
Standar International tertentu atau petunjuk pabrikan.
2. Penyimpanan media
Media biakan mempunyai umur simpan yang berbeda. Simpan media
pada kondisi yang dapat merubah komposisi dengan cara menjauhkan dari
cahaya dan desikasi. Gunakan media padat secepatnya atau simpan
terbalik dibawah kondisi yang dapat mencegah perubahan komposisi,
contoh: dalam gelap dan/atau dalam refrigerator pada suhu 5 °C ± 3 °C
dalam kantong yang tertutup rapat. Jika media disimpan dalam
refrigerator, disarankan untuk tidak menyimpan lebih dari 2 sampai 4
minggu untuk cawan dan 3 sampai 6 minggu untuk botol dan tabung yang
ditutup kecuali sebailknya dinyatakan dalam standar atau hasil evaluasi
umur simpan dari laboratorium menunjukkan umur simpan yang panjang.
Tandai cawan pada bagian bawah atau pada bagian sisi dengan tanggal
penyiapan, dan/atau tanggal kedaluwarsa dan identitas. Sistem penandaan
alternatif yang memenuhi persyaratan ini dapat digunakan. Umur simpan
cawan yang dituang akan lebih lama jika disimpan dalam kantong plastik
tertutup rapat. Untuk mencegah terjadinya kondensasi, cawan harus
didinginkan sebelum ditempatkan dalam kantong. Jangan keringkan
permukaan cawan agar sebelum penyimpanan dingin. Sebelum digunakan
atau dilakukan pemanasaan ulang, disarankan agar media ditaruh di luar
untuk menyesuaikan dengan suhu ruang.
Tuang media biakan agar cair kedalam cawan petri dengan ketebalan
sedikitnya 3 mm (untuk cawan Petri diameter 90 mm, secara normal
diperlukan 18 – 20 mL agar) atau sesuai dengan standar yang terkait.
Jika.cawan diinkubasi lebih dari 72 jam, atau di atas suhu 40 °C, media
biakan yang diperlukan lebih banyak. Biarkan agar menjadi dingin dan
beku dengan menempatkan cawan diatas permukaan horizontal yang
dingin. Selama inkubasi terjadi kehilangan cairan pada media biakan yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam beberapa kondisi.

11
Faktor faktor yang mempengaruhi kehilangan air pada komposisi media
antara lain jumlah media dalam cawan petri, jenis inkubator, misal:
bantuan angin atau sebaliknya, kelembaban atmosfir dalam inkubator,
posisi dan jumlah cawan Petri dalam inkubator dan suhu inkubasi.
Kehilangan air dapat dikurangi dengan cara menumpuk sampai 6 cawan
dalam wadah plastik terbuka (untuk mencegah kondensasi berlebihan).
Cara lain, kelembaban udara inkubator dapat dinaikkan dengan cara
menaruh wadah terbuka berisi air di bagian bawah. Air sebaiknya diganti
dan alat didesinfeksi secara berkala untuk mencegah kontaminasi jamur.
3. Uji kinerja media biakan
Standar ini menetapkan istilah umum yang berhubungan dengan
jaminan mutu dan mengkhususkan pada persyaratan minimum untuk
penyiapan media biakan yang digunakan untuk analisis mikrobiologi
produk pangan atau pakan. Standar ini juga dapat digunakan untuk media
biakan pengujian mikrobiologi semua jenis air. Persyaratan ini dapat
diterapkan pada 4 (empat) kategori media biakan yang digunakan di
laboratorium yang disiapkan dan/atau dengan menggunakan media biakan
untuk melakukan pengujian mikrobiologi yaitu: media siap pakai dibuat
secara komersial (pabrikasi); media dapat dicairkan ulang, disuplemenkan,
dan didistribusikan; media disiapkan dari formulasi kering (dehydrated
formulations) yang tersedia secara komersial; media disiapkan dari
komponen tersendiri.
Dalam uji kinerja biakan diperlukan mikroorganisam target dan non
target. Beberapa hal harus diperhatikan dalam penyiapan kultur bakteri
sebagai berikut :
a) Penyiapan suspensi (inokulum) untuk pengujian
Siapkan pengenceran seri dalam pelarut yang sesuai (misalnya larutan
garam pepton) dan gunakan tingkat pengenceran yang paling sesuai
untuk mendapatkan jumlah koloni yang diinginkan dalam volume
tertentu. Tingkat pengenceran yang sesuai ini nantinya digunakan
sebagai inokulum. Gunakan inokulum dalam waktu tertentu (misalnya
sampai 2 jam pada suhu ruang atau dalam waktu 24 jam jika disimpan
pada 5 °C ± 3 °C; waktu penyimpanan yang lebih lama mungkin dapat
diterima jika divalidasi).
b) Volume inokulum
Volume inokulum yang digunakan untuk uji kinerja kuantitatif harus
merefleksikan volume yang digunakan dalam pengujian menggunakan
media yang relevan. Untuk pelarut dan media cair yang digunakan
untuk uji kuntitatif, volume inoulum harus sama perbandingannya
dengan standar nasional, biasanya 10% dari media yang diuji.
c) Tingkat inokulum
4. Metode untuk uji kinerja media biakan padat
Uji kinerja media biakan dilakukan untuk mengetahui respon media
biakan terhadap mikroorganisma target dan non target pada kondisi yang
ditentukan. Uji kinerja media biakan padat dilakukan dengan metode

12
kuantitatif dan kualitatif terhadap hampir semua media pengujian pangan
dan air. Metode kuantitatif dilakukan dengan uji produktifitas dan
selektifitas.
5. Metode untuk uji kinerja media biakan cair
Metode untuk uji kinerja media biakan cair dapat dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif
6. Metode untuk uji kinerja media pengencer dan media transportasi
G.9. Pelaporan hasil
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.10. Keluhan
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.11. Pekerjaan yang tidak sesuai
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
G.12. Pengendalian data dan informasi
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017
H. Persyaratan Sistem Manajemen
Sesuai dengan Persyaratan di SNI ISO/IEC 17025:2017

13
Lampiran 1

Tabel 1. Rekomendasi Kalibrasi dan Kinerja Peralatan Yang Umum Dilakukan


Pada Laboratorium Pengujian Biologi
Tipe
Parameter
Instrumen Frekuensi CRM atau RM Prosedur Umum/
No yang harus
atau Pengecekan / Peralatan Keterangan
dicek
Peralatan
1. Anaerobic Jar setiap hari saat Kondisi Indikator kimia Letakkan di dalam
digunakan Anaerobik anaerobik inkubator untuk
(misalnya menunjukkan
Metilena biru) kondisi anaerobik
Kultur bakteri Inkubasi di dalam
acuan anaerobik inkubator untuk
(Anaerobic menunjukkan
reference pertumbuhannya
culture)
2. Timbangan Saat Tingkat waterpass - Atur gelembung
(semua tipe) digunakan keseimbangan udara/mata kucing
dan titik nol agar berada di
(tara) tengah
Per bulan Akurasi Anak timbang - Pengaturan
pengecekan harus
didokumentasika
n
Per 6 bulan Replikasi, Anak timbang - Pengecekan harus
Liniaritas, dilakukan pada
Akurasi rentang yang
digunakan.
- Pengaturan
pengecekan harus
didokumentasika
n
- Pengulangan
pembacaan,
sepuluh kali
penimbangan
dengan berat yang
mendekati massa
yang memiliki
nilai mendekati
beban
keseimbangan
maksimum

14
- Anak timbang
dikalibrasi setiap
tiga tahun

Tipe
Instrumen Frekuensi Parameter yang CRM atau RM / Prosedur Umum/
No
atau Pengecekan harus dicek Peralatan Keterangan
Peralatan
3. Biological Sesuai Final filter & Anemometer Berdasarkan
Safety dengan Exhaust filter terkalibrasi atau persyaratan
Cabinet pemakaian integrity instrumen aliran metode uji
dan Laju alir udara lainnya yang
kebutuhan Pengecekan sesuai
HEPA
efektivitas lampu
UV dengan
Enterobacter
aerogenes

Tingkat
kebisingan
dengan sound
level meter
4. Laminar Flow Secara Sterilitas Contact Orlic Gunakan metode
Clean Bench periodik (Tingkat cemaran Direct Agar yang tepat
mikroorganisme) Contact
(RODAC) atau
swab

15
Efektivitas lampu
UV dengan
Enterobacter
aerogenes
Sesuai Laju alir udara Anemometer Lihat manual
kebutuhan terkalibrasi atau instruksi produsen
berdasarkan instrumen aliran
hasil lainnya yang
pengecekan sesuai
antara
5. Centrifuge Sesuai Kecepatan dan Tachometer dan
kebutuhan suhu (jika ada) digital
termometer
terkalibrasi (jika
diperlukan)
6. Inkubator Ketika suhu Termometer Suhu sesuai yang
digunakan atau termokopel ditetapkan dalam
terkalibrasi oleh metode uji
laboratorium
terakreditasi
Sesuai suhu Termometer
kebutuhan atau termokopel
berdasarkan terkalibrasi oleh
hasil laboratorium
pengecekan terakreditasi
antara

Tipe Parameter Prosedur


Frekuensi CRM atau RM /
No Instrumen atau yang harus Umum/
Peralatan Pengecekan Peralatan
dicek Keterangan
7. Mikroskop Sesuai Pengecekan
pengunaan dimensi
dan lensa okuler
kebutuhan oleh
laboratorium
terakreditasi
8. Microscope, Sesuai umur lampu
Fluorescent pengunaan UV
dan
kebutuhan
9. Steriliser
(a) Hot Air harian suhu Thermometer atau
Oven termokopel

16
terkalibrasi

Triwulanan suhu Termokopel Untuk


terkalibrasi memvalidasi
pembacaan
thermometer,
periksa suhu di
berbagai lokasi
dengan
termokopel yang
terkalibrasi.
(b) Autoclave Triwulanan (a) Suhu termokopel 121 derajat setara
terkalibrasi dengan 1 atmosfer
(b) Sterilitas - Indikator Sesuai manual
biologis (IB) dari pabrik

- Termokopel
terkalibrasi
10. Water Bath
(a) Water Bath Harian/saat suhu Termometer Sesuai dengan
bersirkulasi digunakan terkalibrasi persyaratan yang
untuk dengan skala 0.1 tercantum dalam
memastikan o
C direndam metode uji
coliform fekal dalam waterbath
(misalnya E. Sesuai suhu Termometer
coli) kebutuhan terkalibrasi oleh
berdasarkan laboratorium
hasil terakreditasi
pengecekan
antara
(b) Common Seperti di Seperti di atas Seperti di atas Sesuai dengan
Microbiological atas kebutuhan atau
Water Bath persyaratan yang
tercantum dalam
metode uji .

Parameter Prosedur
Tipe Instrumen Frekuensi CRM atau RM
No yang harus Umum/
atau Peralatan Pengecekan / Peralatan
dicek Keterangan

17
11. Mikropipet Per tahun Akurasi dan Kalibrasi oleh
(POVA/ Piston- sesuai repetabilitas laboratorium
Operated dengan terakreditasi
Volumetric pemakaian
Apparatus ) dan
kebutuhan
Triwulanan Repetabilitas Standar deviasi
dibandingkan
dengan
sebelumnya
12. Termohygrometer Per tahun Kalibrasi oleh
sesuai laboratorium
dengan terakreditasi
pemakaian
dan
kebutuhan
13. ph Meter Setiap hari Akurasi dan 3 Standar
atau ketika linearitas buffer sesuai
digunakan dengan metode
14. Konduktivitas Setiap hari konduktivitas Standar KCl
meter atau ketika
digunakan
15. Termokopel + tahunan suhu Kalibrasi oleh
indikator laboratorium
terakreditasi
16. Termometer Per 5 tahun suhu Kalibrasi oleh
a. referensi laboratorium
terakreditasi

b. working (yang Per 6 bulan suhu Referensi


digunakan harian) sesuai termometer
penggunaan yang
terkalibrasi
17. Incenerator Per tahun suhu Termokopel
sesuai yang
dengan terkalibrasi
pemakaian
dan
kebutuhan

18
Lampiran 2
Tabel 2. Mikroorganisme uji dan kriteria kinerja media biakan yang umum digunakan dalam mikrobiologi pangan

Anda mungkin juga menyukai