Anda di halaman 1dari 28

APLIKASI

BIOSECURITY
INTERNAL
LABORATORIUM
BBPMSOH

Kelompok 3
ANGGOTA KELOMPOK

Anisa Rahmawati Bintang Ramadhan Fransiska Dea Ariwani Khilmi Fuadah Wandha Putri NA Diwa Praptama
20/464444/SV/18763 20/464447/SV/18766 20/464452/SV/18771 20/464456/SV/18775 20/457322/SV/17769 20/464448/SV/18767
BIOSECURITY
Biosecurity berasal dari dua kata yaitu bio (hidup)
dan security (pengamanan atau perlindungan)

Dalam ruang lingkup laboratorium, Biosecurity


adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai
masuknya agen penyakit ke induk semang dan untuk
menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi
dalam laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak
disalahgunakan
BIOSECURITY DAN BIOSAFETY
Biosecurity :
perlindungan patogen, racun, informasi sensitif dari kehilangan, pencurian atau
penyalahgunaan
menitikberatkan pada penanganan objek penelitian agar aman bagi lingkungan

Biosafety :
mengurangi atau menghilangkan paparan individu dan lingkungan terhadap
agen biologis yang berpotensi bahaya
menitikberatkan pada manajemen dan desain laboratorium dengan tujuan
melindungi staff laboratorium agar dapat bekerja secara aman di laboratorium
TUJUAN BIOSECURITY
Tujuan Biosecurity :

melindungi personil yang bekerja di laboratorium maupun lingkungan


sekitar dari kontaminasi bahan biologik berbahaya
melindungi bahan biologik berbahaya dari penyalahgunaan, pencurian,
atau kehilangan
untuk mencapai derahat kesehatan masyarakat, hewan, dan
lingkungan yang optimal
BSL LEVEL 1
BSL-1 dapat digunakan sebagai laboratorium pelatihan,
pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium lainnya yang
mana dapat menggunakan mikroorganisme yang tidak
mengganggu kesehatan manusia dewasa. Saat bekerja
di BSL-1, tetap harus menggunakan alat perlindungan
diri karena beberapa individu memiliki ketahanan fisik
yang berbeda. BSL-1 merupakan laboratorium standar
untuk pekerjaan mikrobiologi tidak ada hal spesifik
yang dibutuhkan di laboratorium ini, selain wastafel
Tipe Laboratorium BSL 1
pencuci tangan.
perlengkapan keselamatan, dan persyaratan fasilitas berlaku untuk BSL-1.
A. Praktik Mikrobiologi Standar
1. Pengawas laboratorium harus menegakkan kebijakan institusional yang
mengontrol akses ke laboratorium.
2. laboran harus mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja di laboratorium
3. tidak diijinkan makan, minum, dan merokok di area lab
4. kebijakan untuk penanganan yang aman dari benda tajam
5. dekontaminasi permukaan kerja setelah pekerjaan selesai dengan disinfektan
6. lakukan semua prosedur untuk meminimalkan cipratan atau aerosol yang
digunakan untuk praktik
7. dekontaminasi bahan yang berpotensi menular sebelum dibuang dengan
metode yang efektif
B. Peralatan Keamanan
1. perangkat atau peralatan penyimpanan khusus seperti BSC
umumnya tidak digunakan pada lab BSL 1
2. jas laboratorium pelindung dianjurkan untuk mencegah kontaminasi
pakaian pribadi.
3. Kenakan kacamata pelindung dan masker saat melakukan prosedur
yang berpotensi menciptakan percikan mikroorganisme atau bahan
berbahaya lainnya.
4. Sarung tangan harus dipakai untuk melindungi tangan dari paparan
bahan berbahaya. Alternatif untuk sarung tangan lateks harus
tersedia. Cuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium.
C. Fasilitas Laboratorium
1. Laboratorium harus memiliki pintu untuk kontrol
akses.
2. Laboratorium harus memiliki tempat cuci tangan.
3. Laboratorium harus dirancang agar mudah
dibersihkan.
4. Furnitur laboratorium harus mampu mendukung
beban dan penggunaan yang diantisipasi. Ruang
antara bangku, lemari, dan peralatan harus dapat
diakses untuk dibersihkan.
BSL LEVEL 2
Biosafety Level 2 (BSL-2), dengan karakteristik
keamanan, fasilitas, dan desain kontruksi yang
dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik,
pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium dengan
agen dengan risiko yang sedang (mikroorganisme
risiko 2) dan tidak menyebar lewat udara.
Contoh mikroorganisme BSL 2:
- Virus hepatitis B, Influenza A, Salmonella,
LABORATORIUM DASAR BSL 2
Toxoplasma, Dengue, Rabies, Japanese
encephalisis.
Meskipun organisme yang digunakan pada BSL- 2 tidak berkarakter
menyebar lewat udara, namun perlu adanya antisipasi adanya percikan
sampel dengan menerapkan syarat keamanan dan perlindungan pribadi
seperti :
Perlu memakai perlindungan wajah
Memakai APD/ Jas laboratorium
Memakai sarung tangan
Dilarang memakai pakaian laboratorium di luar laboratorium
Alas kaki tertutup
Dilarang menyimpan makanan atau minuman di area kerja laboratorium
Perlu adanya wastafel pencuci tangan untuk mengurangi kontaminasi di
lingkungan
PEMAKAIAN GLOVES DAN SEPATU BOOTS PEMAKAIAN APD SESUAI STANDAR
SESUAI STANDAR
BSL LEVEL 3
Word Health Organization (WHO) :
1. Patogen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia atau hewanl
2. Tidak secara cepat menginfeksi dari satu individu ke individu lainnya
3. Penanganan yang efektif dan langkah pencegahan tersedia. Resiko kepada individu
tinggi namun pada komunitas rendah

National Institute of Health (NIH) :


Mikroorganisme (agen) yang menimbulkan penyakit serius atau mematikan pada
manusia, namun pencegahan dan penanganan interfensi terapi kemungkinan tersedia

Contoh : HIV, Tuberculosis (TB), dan Avian Influenza (H5N1)


Laboratorium dipisahkan dari arus lalu
BSL LEVEL 3 lintas umum dan diakses melalui
anteroom (pintu masuk ganda atau
laboratorium dasar – Tingkat Keamanan
Hayati 2) atau airlock. Sebuah autoklaf
tersedia didalam fasilitas dekontaminasi
limbah sebelum dibuang. Wastafel
dengan pengoperasian hands-free
tersedia. Aliran udara terarah ke dalam
terbentuk dan semuanya bekerja
dengan infeksi bahan dilakukan dalam
lemari keamanan biologis.
Biosafety level : Laboratorium
BSL LEVEL 3 kontainment
Tipe Laboratorium : Laboratorium
pelayanan diagnostik khusus,
Laboratorium Riset.
Praktik Laboratorium : GMT (good
mikrobiology technique), APD (alat
pelindung diri), tanda tanda biohazard,
pakaian pelindung khusus, akses
terkontrol, dan aliran udara searah
Peralatan pelindung keselamatan :
BSC/ Peralatan khusus untuk bekerja
dan udara terfilter
BSL LEVEL 4
Word Health Organization (WHO) :
1. Patogen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia atau hewan
2. Cepat menyebar dari satu individu ke individu lainnya secara langsung atau
tidak langsung
3. Penanganan dan pencegahan biasanya tidak tersedia . Resiko kepada
indivisu tinggi dan resiko komunitas tinggi

National Institute of Health (NIH) :


Mikroorganisme (agen) yang sering mengakibatkan penyakit serius atau
mematikan pada manusia dimana pencegahan dan penanganan intervensi terapi
biasanya tidak ada.
Contoh : Ebola dan Antraks
BSL LEVEL 4
Biosafty level : Laboratorium Maksimum kontainment
Tipe Laboratorium : Laboratorium khusus patogen berbahaya
Praktik Laboratorium : GMT (good mikrobiology technique), APD (alat
pelindung diri), tanda tanda biohazard, pakaian pelindung khusus, akses
terkontrol, aliran udara searah, sistem akses masuk dengan airlock, ruang
mandi pada pintu keluar, dan pengolahan limbah khusus.
Peralatan pelindung keselamatan : BSCclas III (Biological Saety Cabinet)
atau jas lab bertekanan positif dengan BSC lavel II, Autoclave dua pintu
(melalui dinding), dan udara terfilter.
RISK ASSESMENT
Penilaian risiko merupakan tanggung jawab penting bagi para direktur dan
peneliti utama laboratorium. Pegawai laboratorium dan ketua penelitian harus
mampu melakukan penilaian risiko bekerja di laboratorium terkait dengan
mikroorganisme yang digunakan. Saat melakukan penilaian risiko diperlukan
pemahaman yang cukup baik terhadap kegiatan yang akan dilakukan di
laboratorium, apakah penilaian risiko ini untuk kegiatan/penelitian yang baru
atau untuk kegiatan/ penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

Penilaian risiko biosafety terhadap manusia mencakup:


1. Risiko individu (pegawai) yang melakukan pekerjaan menggunakan
mikroorganisme secara langsung baik in-vitro dan in-vivo
2. Risiko individu (teman kerja) dalam satu laboratorium
RISK ASSESMENT
Penilaian risiko biosafety terhadap hewan coba mencakup diantaranya:
1. Risiko terhadap komunitas hewan coba lainnya jika terlepas dari
kurungan
2. Risiko terhadap komunitas hewan lain secara tidak langsung (paparan
sekunder)

3. Risiko terhadap orang yang bekerja dalam satu gedung laboratorium


4. Risiko terhadap komunitas/masyarakat jika terpapar secara langsung
(paparan primer)
5. Risiko terhadap komunitas/masyarakat jika terpapar secara tidak langsung
(paparan sekunder)
Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian risiko adalah:
1. Mikroorganisme yang digunakan
2. Alat pelindung diri (APD) RISK
3. Individu (pegawai)
4. Penanganan kecelakaan/keselamatan kerja
5. Sistem dokumentasi
ASSESMENT
Biosafety Officer (BSO) bertugas melakukan penilaian risiko (risk assessment)
di laboratorium, mengawasi dan memberikan informasi tentang biosafety
kepada peneliti, pekerja dan tamu, melakukan pencatatan dan penanganannya
bila ditemukan Infeksi terkait laboratorium, tumpahan bahan biologi/ kimia dan
penanganan limbah sesuai dengan pedoman biosafety laboratorium, melakukan
koordinasi dengan seluruh tim laboratorium yaitu seluruh divisi manajemen
laboratorium, peneliti dan tenaga laboratorium lainnya, terhadap semua
kegiatan yang menimbulkan bahaya.
Penanganan Limbah
prinsip : semua bahan infeksius harus didekontaminasi, diautoklaf atau dibakar di
dalam laboratorium. Peraturan nasional dan internasional harus diikuti, kategori harus
mencakup :
limbah tidak terkontaminasi yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang atau
dibuang sebagai sampah "rumah tangga" umum.
terkontaminasi "benda tajam" seperti jarum suntik, pisau bedah, pisau dan
pecahan kaca harus selalu dikumpulkan dalam wadah tahan tusukan yang
dilengkapi penutup dan diperlakukan sebagai infeksi.
bahan yang terkontaminasi untuk dekontaminasi dengan autoklaf dan setelah itu
mencuci dan menggunakan kembali atau daur ulang.
bahan yang terkontaminasi untuk autoklaf dan pembuangan
bahan yang terkontaminasi untuk insersi langsung
PROFIL BBPMSOH
BBPMSOH merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang
memiliki tugas untuk melaksanakan pengujian mutu,
sertifikasi, pengkajian, dan pemantauan obat hewan yang
beredar di Indonesia.
BBPMSOH berlokasi di Jl. Raya Pembangunan Gunung
Sindur, Gn. Sindur, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat 16340
BIOSECURITY YANG DIGUNAKAN
BBPMSOH menggunakan BSL - 3 dan ABSL-4 untuk penerapan
biosafety levelnya. Penanganan dan penyimpanan mikroorganisme
yang diklasifikasikan ke dalam kelompok risiko 3 yang bersifat
zoonotik membutuhkan fasilitas BSL-3, diantaranya adalah Avian
influenza (AI), Rabies, Bacillus anthracis, Brucella abortus, dan
Leptospira sp. Pengujian mutu vaksin penyakit tersebut memerlukan
uji tantang menggunakan hewan coba yang sesuai dan harus dilakukan
di fasilitas ABSL-3.
BSL -3 ABSL -4 DI BBPMSOH
BBPMSOH merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian yang memiliki fasilitas BSL-3 dan ABSL-4.
Fasilitas BSL-3 dan ABSL-4 adalah fasilitas yang memadai untuk
menangani kelompok risiko 3 yang bersifat zoonotik agar personil
yang menanganinya langsung dan lingkungan sekitar tidak terpapar
atau terkontaminasi akan bahaya dari produk tersebut (keselamatan
hayati/biosafety).
PENERAPAN BIOSECURITY DI BBPMSOH

PENGENDALIAN MEKANIK DI
BBPMSOH
PENERAPAN BIOSECURITY DI BBPMSOH
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
PERALATAN PENGENDALIAN
MEKANIK
PENERAPAN BIOSECURITY DI BBPMSOH
TATA LAKSANA KERJA
STANDAR APD DI BBPMSOH
Halaman 12

SUMBER PENGAMATAN
Laboratorium BBPMSOH (Balai Besar Pengujian Mutu dan
Sertifikasi Obat Hewan) yang berlokasi di Gn. Sindur

Data dikumpulkan melalui laman web resmi, instagram resmi


BBPMSOH, Twitter resmi BBPMSOH serta jurnal yang
diterbitkan oleh BBPMSOH
Dapat diaimpulkan bahwa laboratorium dari BBPMSOH telah memenuhi
standar biosecurity serta telah menerapkan biosecurity dan biosafety
dengan sangat baik

Anda mungkin juga menyukai