Anda di halaman 1dari 12

RESUME BIOSAFETY LEVEL DAN BIOSAFETY CABINET

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Biologi Molekuler)

Disusun oleh :

Adelia Zahra Fauziyyah (P17334120001)


Adelia Dwi Sholihah (P17334120014)
Dina Rolanda (P17334120023)
Fahkry Chandra (P17334120028)
Intan Kumahartati (P17334120034)
Kurniatunnisa (P17334120038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021
RESUME BIOSAFETY LEVEL
A. Pengertian Biosafety
Biosafety ialah pelaksanaan dari pengetahuan, peralatan ataupun teknologi untuk
melindungi tiap peneliti dan pekerja laboratorium dari paparan agen yang berpotensi
menyebarkan penyakit, juga berbahaya. Perlengkapan khusus (containtment), sebagai
upaya pencegahan agen biologis berbahaya (bio hazard) tidak keluar dari lingkungan
laboratorium dan risiko terpaparnya patogen (Biosafety dan Biosecurity PRVKPUI,
2016). Adapun yang mendefinisikan, biosafety sebagai sebuah prinsip yang digunakan
dalam teknologi, kontainmen, dan praktik kerja untuk mencegah paparan serta terlepasnya
mikroogranisme berbahaya secara tidak sengaja. Hal utama, yang perlu dilakukan pada
prinsip biosafety, yakni melaksanakan penilaian risiko (risk assessment) dengan prioritas
melindungi individu, komunitas dan lingkungan.
B. Biosafety Level
Biosafety level adalah kombinasi penerapan antara praktek dan prosedur oleh pekerja
pada fasilitas laboratorium dan peralatan keamanan ketika bekerja dengan
menggunakan agen patogen menular yang berbahaya. Istilah biosafety level ini juga
digunakan untuk menjelaskan metode yang aman dalam menangani dan mengelola
bahanbahan yang bisa menginfeksi di laboratorium. Tujuan diterapkannya konsep
biosafety level ini mencakup 3 aspek yaitu: 1. Keamanan personal yang bekerja di
dalam laboratorium 2. Keamanan lingkungan sekitar laboratorium 3. Kualitas produk.
Tujuan utamanya ialah melindungi personal yang bekerja di dalam laboratorium, baik
dengan cara penerapan penanganan mikrobia yang baik maupun pemakaian peralatan
pengamanan secara tepat.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, jalur penularan agen infeksius maupun fungsi
laboratorium, persyaratan biosafety dari laboratorium setingkat biosafety berdasarkan
ketentuan dari WHO Laboratory Biosafety Manual (LBM) 3 rd edition meliputi:

1. Laboratorium Biosafety Level 1/BSL-1 BSL-1


yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji agen penyebab penyakit yang
kurang membahayakan kesehatan manusia dan mampu meminimalisir segala potensi
bahaya terhadap personel laboratorium serta lingkungannya. Biosafety Level 1 (BSL-
1) dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas dan desain konstruksi lebih tepat
digunakan untuk pembelajaran tingkat sekolah dan universitas jenjang sarjana. BSL-1
dapat digunakan sebagai laboratorium pelatihan dan pembelajaran, dan pekerjaan
laboratorium lainnya yang mana dapat menggunakan mikroorganisme yang tidak
mengganggu kesehatan manusia dewasa. Beberapa bakteri seperti Escherichia colii
dan Bacillus subtilis dapat digunakan di laboratorium BSL-1. Namun, bukan berarti
longgarnya fasilitas kemanan BSL-1 dapat menganggap tidak pentingnya keamanan
diri. Saat bekerja di BSL-1, tetap harus menggunakan alat perlindungan diri karena
beberapa individu memiliki ketahanan fisik yang berbeda. BSL-1 merupakan
laboratorium standar untuk pekerjaan mikrobiologi tidak ada hal spesifik yang
dibutuhkan di laboratorium ini, selain wastafel pencuci tangan. (US Department of
Health, 2009)Contoh agen atau mikroorganisme tersebut diantaranya escherichia coli,
bacillus subtilis, virus gumboro dan virus infectiouscanine hepatitis.
Persyaratan rancang bangun BSL-1 harus memiliki:
1. Pintu masuk dan keluar;
2. Bak cuci tangan stainless steel;
3. Rak pakaian kerja/jas laboratorium;
4. Ruang kerja mudah dibersihkan;
5. Ruangan kedap air;
6. Perabotan yang kokoh; dan
7. Jendela dilengkapi dengan saringan serangga & debu.
2. Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL – 2)
Biosafety Level 2 (BSL-2), dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas, dan
desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang (mikroorganisme
risiko 2) dan tidak menyebar lewat udara. Beberapa pekerjaan untuk virus hepatitis B,
Influenza A, Salmonella, dan Toxoplasma dapat dikerjakan di fasilitas laboratorium
ini. Pekerjaan untuk darah manusia, turunan darah manusia, jaringan, cairan tubuh,
dan cell lines manusia dapat pula dilakukan di BSL-2. Risiko utama untuk staf
laboratorium adalah kecelakaan kerja karena adanya kontaminasi benda tajam.
Meskipun organisme yang digunakan di BSL-2 yang tidak berkarakter menyebar
lewat udara, perlu antisipasi adanya potensi dari percikan sampel seperti darah dan
cairan tubuh manusia. Maka, perlu digunakan perlindungan wajah, baju laboratorium,
dan sarung tangan. Pada BSL-2 perlu adanya wastafel pencuci tangan untuk
mengurangi kontaminasi di lingkungan. (US Department of Health, 2009). Meneliti
mikroogranisme yang menyebabkan penyakit pada manusia dan terkadang berakibat fatal
namun terdapat tindakan pencegahan dan pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan
sehingga tidak tergolong dalam bahaya yang serius untuk peneliti maupun lingkungan.
Mikroorganisme yang diuji ialah, Escherichia coli, Neisseria meningitides, Treponema
pallidium, Cryptoccoccus neoformus, Ascaris sp., Leishmania sp, Adenovirus, Hepatitis
A, B, C, D, dan, E. Berbeda dengan BSL – 1, peralatan keamanan, fasilitas, dan desain
konstruksi yang digunakan pada BSL – 2 sedikit ditingkatkan. Sebab, laboratorium BSL –
2 digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan pekerjaan laboratorium dengan
mikroorganisme risiko 2. Tidak hanya itu, mikroorganisme ini tidak menyebar melalui
udara melainkan risiko utama dalam laboratorium ini ialah kecelakaan kerja akibat
kontaminasi benda tajam. Walaupun mikroorganisme yang diuji tidak dapat menyebar
lewat udara namun perlu adanya alat pelindung diri dari percikan sampel darah ataupun
sampel tubuh manusia.
Persyaratan rancang bangun BSL-2 harus memiliki :
a.pintu dapatmenutup sendiri;
b.bakcucitanganstainlesssteel;
c.rakpakaianpelindung;
d.ruangkerjamudahdibersihkan;
e.ruangkerdapair;
f.perabotanyangkokoh;
g.jendeladilengkapidengansaringanseranggadandebu;
h.dilengkapi biologicalsafetycabinet/BSC;
i.haruscukuppenerangan/cahaya dalam laboratorium;
j)lokasilaboratoriumharusterpisahdaritempat/rumah penduduk
k).sistem pengawasan ventilasi dimanaaliranudarahanya
masukkedalamlaboratoriumtanpaadasirkulasiudara untukkeluardarilaboratorium;
l.dilengkapialatpelindungmatadanobatcucimatauntuk petugas;
m.membatasilalulintasorangdanalat ketika personel dan alat laboratoriumsedangbekerja;
n.dilengkapipakaianpelindunguntukpekerjapadawaktu bekerja;
o.dilengkapitandabiohazard.
 
Biosafety Laboratorium Ilustration
 
3. Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL – 3)
Biosafety Level 3 (BSL-3), dengan karakteristik peralatan keamanan, fasilitas, dan
desain konstruksi yang dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang-tinggi
(mikroorganisme risiko 3) dan berisiko menyebar lewat udara. Agen seperti
Mycobacterium tuberculosis, HIV, St. Louis virus, dan Coxiella burnetii dapat
ditangani pada BSL- 3. Risiko utama yang ada pada BSL-3 adalah adanya paparan
lewat udara, sehingga perlunya pembangunan laboratorium ini jauh dari pemukiman
penduduk. Penggunaan fasilitas pengamanan lebih ditingkatkan dari laboratorium
dengan level di bawahnya, perlunya dekontaminasi dengan membasuh seluruh tubuh
sebelum dan sesudah bekerja di BSL-3. (US Department of Health,
2009).Laboratorium yang digunakan untuk meneliti mikroorganisme penyebab penyakit
serius dan mematikan manusia. Pun, tindakan pencegahan serta pengobatannya belum ada
sehingga risiko terhadap individu cenderung tinggi namun pada lingkungan atau
komunitas rendah. Mikroorganisme yang diteliti, di antaranya Brucella sp., Coxiella
burnetii, Mycobacterium tuberculosis, Coccodiodes immitis, Hanta virus, Monkey pox.
Pada laboratorium ini, dibutuhkan perlengkapan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi
yang dapat digunakan untuk uji mikroorganisme dengan risiko sedang – tinggi, juga
berisiko menyebar lewat udara. Oleh karena itu, laboratorium ini umumnya jauh dari
pemukiman masyarakat serta dibutuhkannya dekontaminasi setelah bekerja di BSL – 3.
Untuk persyaratan rancang bangun BSL-3, selain harus memenuhi persyaratan rancang
bangun BSL-1 dan BSL-2 juga harus dilengkapi persyaratan sebagai berikut :
a.Fasilitas pengatur aliran udara (HEPA_Filtered Air Exhaust) antar ruang
laboratorium;
b.Ruang masukkedalam tersegel atau Double Door Entry guna mencegah
kontaminasi dan memiliki ruang antara (ante room) yang dilengkapi tempat mandi (air
shower) sebelum masuk ke laboratorium;
c.Biological Safety Cabinet (BSC) class II atau BSC class III guna menangani
bahan agen penyakit menular berbahaya;
d.Fasilitasautoclavediluardandidalamlaboratorium;e.Peralatan listrik tersentralisir dan
dilengkapi circuit breaker panel dan tempat bekerja yang dirancang ergonomically
untuk kenyamanan bekerja dan efisien

4. Laboratorium Biosafety Level 4 (BSL – 4)


Biosafety Level 4 (BSL-4) digunakan untuk pengerjaan penelitian dengan agen yang
berbahaya, dapat menyebar lewat udara, dan belum ada cara pencegahan dan
pengobatannya. Agen yang biasanya digunakan di BSL 4 Instrumentation &
Biomolecular Technique 10 Biosafety, Biosecurity, Risk Assessment adalah virus
Marburg, Ebola, Smallpox atau Congo-fever. Paparan melalui udara, selaput lendir,
paparan kulit, tetesan sampel, dapat berpotensi menimbulkan risiko infeksi yang
tinggi pada staf laboratorium, masyarakat, dan lingkungan. Fasilitas BSC III, suplai
udara bersih dari ruangan lain, serta adanya tekanan positif pada ruangan laboratorium
dapat meminimalisasi risiko paparan ke lingkungan. Selain itu pembangunan gedung
BSL-4 seyogyanya dibangun terisolasi dari kompleks gedung penelitian, dengan
manajemen pembuangan udara dan limbah laboratorium yang telah memadai. (US
Department of Health, 2009). Menguji mikroorganisme penyebab penyakit serius dan
mematikan. Belum ada pencegahan, pun pengobatan sehingga risiko terhadap individu dan
lingkungan tinggi. Berikut yang tergolong dalam mikroorganisme BSL – 4, Lassa virus,
Machupo virus, Ebola virus, Marburg virus, Herpes virus simiae, Hemorrhagic fever virus.
Pada laboratorium tingkat ini, diperlukan tingkat keamanan dan fasilitas yang ketat. Tidak
hanya diakibatkan pencegahan serta pengobatannya belum ditemukan, tetapi juga dapat
menyebar melalui udara. Kemudian itu, mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan
risiko infeksi melalui selaput lendir, paparan kulit, dan tetesan sampel. Akibatnya, letak
laboratorium BSL – 4 perlu terisolasi dari komplek Gedung penelitian dengan manajemen
pembuangan limbah dan udara laboratorium yang memadai.
Untuk persyaratan rancang bangun BSL-4 disamping memenuhi persyaratan rancang
bangun BSL-1, BSL-2 dan BSL-3juga harus dilengkapi sebagai berikut:
a.Ruangantara(anteroom)yangdilengkapitempatmandisebelum masuk ke dalam pusat
laboratorium dan memiliki tempat mandi (shower) sebelum keluar
b.FasilitasBSCClassIII
c.Fasilitas autoclave di luar dan dalam laboratorium dengan tutup pintu ganda.
RESUME BIOSAFETY CABINET

A. PENGERTIAN BIOSAFETY CABINET


Biological safety cabinet (BSC) atau Kabinet biosafety adalah salah satu alat yang
digunakan dalam ruang bidang mikrobiologi dan berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi pengguna, meminimalisir terjadinya kontaminasi dari virus/bakteri
yang bersifat patogen serta dapat menjaga lingkungan area kerja dengan merekayasa
ventilasi udara. BSC tidak hanya melindungi produknya, tapi juga melindungi
pengguna dan lingkungan kerja melalui sistem HEPA filter.
Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet merupakan sebuah
area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk
mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan 
sampel material dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan
penyebaran bakteri / virus yang bersifat patogen. sekilas mirip dengan lemari asam,
hanya saja pada lemari asam tidak ada proteksi penyaring sekelas HEPA Filter.
Namun, Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan tujuan kelas
keamanan ini juga  berbeda beda. Biosafety Cabinet terdiri dari 3 jenis, yaitu : BSC
kelas I, BSC kelas II, dan BSC kelas III.
1. Biosafety cabinet Kelas I
Biosafety cabinet Kelas I menyediakan perlindungan pada personil namun tidak
termasuk pada produk sampel / material di dalam chamber biosafety cabinet. Udara
akan mengalir dari arah personil dan bisa menyebabkan kontaminasi pada sampel.
Namun, aliran udara dari luar ke dalam BSC memiliki kemungkinan untuk
menyumbang kontaminan pada sampel. Sehingga BSC kelas I tidak dapat mencegah
sampel terkontaminasi udara dari dalam. Kecepatan minimum biosafety jenis ini 0,38
m/s. Jendela depan dibiarkan terbuka, sehingga udara masuk, lalu dihisap, dan
disaring dengan HEPA (High Efficiency Partulate Air) Filter. BSC ini dapat
digunakan untuk bekerja dengan agen mikrobiologis yang memiliki level bahaya yang
rendah seperti biosafety leve 1, 2 dan 3. Sistem filter pada BSC kelas I terdiri dari pre-
filter dan HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter. Aliran udara dari luar masuk
ke kabinet yang mengandung aerosol yang terbentuk saat pengerjaan sampel.
Kemudian udara dari dalam akan masuk ke dalam sistem filtrasi yang menangkap
semua partikel kontaminan. Sehingga udara yang bersih dari kontaminasi dapat
dikeluarkan dari BSC.Level keselamatan biologi 1 diperuntukkan bagi agen-agen
yang diketahui tidak menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat dan
bahaya potensial yang minimal bagi pekerja laboratorium dan lingkungan.
Laboratorium tidak memerlukan lokasi terpisah dari lokasi umum dalam suatu
bangunan.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 1 antara lain:
1. Bacillus subtilis
2. Hepatitis
3. E. coli
4. virus cacar air.

2. Biosafety cabinet Kelas II


BSC kelas II memiliki 2 tipe yaitu tipe A yang terdiri dari A1 dan A2, serta tipe B
yang terdiri dari B1 dan B2. Perbedaan BSC kelas II dan kelas I adalah, sampel yang
berada di BSC kelas II tidak akan terkontaminasi udara dari luar karena udara yang
belum terfiltrasi tidak akan masuk ke area kerja pada BSC. Prinsip operasi Biosafety
cabinet Kelas II menggunakan kipas hisap  dipasang di atas lemari untuk menarik
udara dari luar + Chamber, kemudian disaring dengan HEPA Filter sebelum
diteruskan untuk sirkulasi mau pun dikeluarkan. Sistem menarik udara ini membuat
operator aman karena arah udara akan mengarah ke dalam sistem saringan.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 2 antara lain: Hepatitis B,
Hepatitis C, Flu, virus West Nyle dan Salmonella. Karena pada level ini harus
memiliki prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan mengandung
agen berinfeksi dilakukan di dalam wadah khusus.

a. Bsc kelas II tipe A1


BSC kelas II tipe A1 memiliki tekanan positif pada kabinet dan termasuk kurang
aman jika dibandingkan dengan tipe A2 yang memiliki tekanan negatif di
sekeliling tekanan positif pada kabinet. Hal ini dikarenakan, jika terdapat
kebocoran pada plenum positif, maka aerosol yang bocor akan ditarik kembali ke
dalam plenum positif oleh tekanan negatifnya sehingga tidak akan bocor keluar
kabinet.

b. BSC kelas II tipe A2

Pada tipe A2, sejumlah 70% udara dari plenum positif akan disirkulasi ulang
sebagai aliran turun (downflow), sementara sisanya yaitu 30% udara akan
keluar ke lab melalui filter.

c. BSC kelas II tipe B1

BSC kelas II tipe B1 memiliki system aliran udara dengan 70% udara yang
akan dibuang sedangkan 30 persen akan kembali disirkulasikan kembali
kearah area kerja. Tipe cabinet ini memiliki pembuangan udara pada bagian
belakang yang akan mengiliminasi udara yang tersirkulasi ulang. Zat kimia
hanya boleh digunakan bila tidak mengganggu sirkulasi udara.

d. BSC kelas II tipe B2


BSC kelas II tipe B2 tidak memiliki system resirkulasi didalam cabinet.
Seluruh udara aliran masuk (inflow) dan aliran turun (downflow) yang telah
memalui HEPA filter dibuang menuju lingkungan luar. Oleh karena system
tersebut, cabinet tipe ini sesui untuk digunakan pada pengerjaan proses
mikrobiologi yang melibatkan senyawa kimia berbahaya akibat tidak adanya
resirkulasi.

3. Biosafety cabinet Kelas III.


Viosafety cabinet kelas III digunakana di laboratorium dengan pengamanan
maksimum, didesain untuk pemakaian dengan bahan patogen yang berbahaya. BSC
kelas III menyediakan fitur keamanan mutlak yang tidak dapat disediakan oleh BSC
kelas I dan kelas II. Secara umum BSC kelas III dibentuk oleh komponen logam yang
tersusun rapat dan bahkan gas tidak dapat keluar masuk secara bebas. Segara proses
pengerjaan sampel dilakukan melalui sarung tangan yang terpasang di bagian depan
cabinet. Sirkulasi udara di dalam chamber ditutup rapat, dan semua material yang
masuk dan keluar harus melalui pass box. Sarung tangan disertakan di depan sehingga
personil bisa bekerja tanpa kontak langsung dengan material. Semua kabinet kelas III
memiliki pasokan udara yang telah disaring melalui HEPA filter. Sering kali udara
yang dibuang akan disaring melalui HEPA filter dan dibakar atau sebagai alternative
menggunakan penyaring HEPA dengan filter ganda. Semua kabinet kelas III cocok
untuk digunakan.
Level keselamatan biologi 3 ditujukan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau
produksi yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang dapat mengakibatkan
potensi terkena 25 penyakit berbahaya. Pekerja laboratorium memiliki pelatihan
khusus dalam penanganan agen-agen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-
ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agen-agen
tersebut. Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 3 antara lain:
Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan avian influenza.

Anda mungkin juga menyukai