Anda di halaman 1dari 49

Laboratory Management:

Biosafety & Biosecurity

Evy Suryani Arodes, S.Pd, M.Biomed


Dept Microbiology, Faculty of Medicine, UKI
Pendahuluan
• Laboratorium : ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau
penelitian
• Dibutuhkan manajemen, standar, dan perilaku yang sesuai di
labaratorium 🡪 keamanan dan keselamatan kerja, ketepatan
hasil pemeriksaan
Laboratory Management
• Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium
• Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam
struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang
berfungsi sebagai pengarah dan penasehat.
• Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai
kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
Perangkat Manajemen Lab
❑ Tata ruang
❑ Alat yang baik dan terkalibrasi
❑ Infrastruktur
❑ Administrasi laboratorium
❑ Organisasi laboratorium
❑ Fasilitas pendanaan
❑ Inventarisasi dan keamanan
❑ Pengamanan laboratorium
❑ Disiplin yang tinggi
❑ Keterampilan SDM
❑ Peraturan dasar
❑ Penanganan masalah umum
❑ Jenis-jenis pekerjaan.
Perangkat Manajemen Lab

❑ Tata ruang ❑ Pengamanan laboratorium


❑ Alat yang baik dan terkalibrasi ❑ Disiplin yang tinggi
❑ Infrastruktur ❑ Keterampilan SDM
❑ Administrasi laboratorium ❑ Peraturan dasar
❑ Organisasi laboratorium ❑ Penanganan masalah umum
❑ Fasilitas pendanaan ❑ Jenis-jenis pekerjaan.
❑ Inventarisasi dan keamanan
Standar Keamanan (safety)
• Lab Mikrobiologi 🡪 lingkungan kerja yang dapat menimbulkan infeksi penyakit
menular 🡪 membutuhkan standar keamanan (biosafety)
• Standar keamanan terkait dengan penanganan mikroorganisme menular dan
bahan biologis berbahaya
• Agen infeksius terdapat dalam penelitian publik dan swasta, kesehatan
masyarakat, laboratorium klinis dan diagnostik, dan fasilitas perawatan hewan
• Pekerja harus memahami kondisi containment tempat agen infeksius ditangani
Biosafety
• Menurut buku keamanan laboratorium yang diterbitkan oleh PRVKP-UI (Pusat Riset
Virus dan Kanker Patobiologi – Universitas Indonesia), biosafety adalah penerapan
pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil laboratorium,
laboratorium, dan lingkungan dari paparan agen yang berpotensi menyebarkan penyakit.
• 🡪 memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk mencegah agen biologis
berbahaya (biohazard) tidak keluar dari lingkungan kerja dan mencegah risiko paparan
patogen terhadap personil di laboratorium, orang di luar laboratorium, juga lingkungan
laboratorium.
Prinsip Biosafety
• Prinsip biosafety : penahanan (containment) dan penilaian resiko (risk
assessment)
• Containment : prosedur praktek mikrobiologi, peralatan , dan fasilitas yang
melindungi pekerja laboratorium, lingkungan, dan masyarakat dari paparan
mikroorganisme menular yang ditangani dan disimpan di laboratorium.
• Penilaian resiko : proses pemilihan yang tepat dari praktek mikrobiologi,
peralatan , dan perlindungan fasilitas yang dapat mencegah infeksi laboratorium
Containment
• Biosafety 🡪 penahanan (containment) agen biologis yang berpotensi membahayakan .
• Containment 🡪 metode yang aman, fasilitas dan peralatan keselamatan untuk
mengelola bahan menular
• Tujuan 🡪 mengurangi atau menghilangkan paparan pekerja laboratorium , orang lain ,
dan lingkungan luar dari agen yang berpotensi berbahaya.
• Penggunaan vaksin dapat dipertimbangkan.
• Membutuhkan penilaian resiko setiap pekerjaan yang dilakukan terhadap agen tertentu.
1. Primary containment
Melindungi pekerja dan lingkungan lab dari agen infeksius dengan
prosedur praktek yang tepat dan ketersediaan peralatan keselamatan

2. Secondary containment
Perlindungan lingkungan di luar lab dari paparan material infeksius
dengan desain fasilitas dan operasional lab yang sesuai.
⮚ Containment meliputi : prosedur dan teknik praktikum, peralatan
keselamatan, dan desain fasilitas lab.
Peralatan keselamatan (BSC)
• Peralatan keselamatan meliputi : biological safety cabinets (BSCs), suatu
kontainer tertutup, didesain untuk memindahkan atau mengurangi paparan
dari material berbahaya.
• Prinsip BSC 🡪 untuk penahanan agen infeksius atau areosol yang
dihasilkan dari prosedur mikrobiologi
• Tipe BSC dalam lab mikrobiologi : BSC kelas I, BSC kelas II, dan BSC
kelas III
Biosecurity
• Biosecurity yang pada perkembangannya memiliki prinsip, suatu
perlindungan agen biologis dan kimia dari suatu penyalahgunaan
(bioterrorism). Tujuan biosecurity adalah mencegah, mengendalikan, dan
mengelola risiko terhadap kehidupan dan kesehatan dari suatu ancaman
tertentu.
• Beberapa ancaman (hazard) dapat ditimbulkan melalui agen-agen biologi
berbahaya seperti: penularan agen biologis darihewan ke manusia;
penyebaran strain, spesies, dll.
• Penilaian risiko (risk assessment) penting dilakukan pada sebuah
laboratorium mikrobiologi atau kesehatan demi meningkatkan
keselamatan staf laboratorium.

• World Health Organization (WHO) mengelompokkan empat kelompok


mikroorganisme menurut risikonya.
Biosafety level (BSL)
• BSL-1 : perlindungan dasar dari agen yang sudah diketahui tidak dapat menimbulkan
penyakit.
• BSL-2 : untuk penanganan agen yang memiliki resiko sedang dan dapat menimbulkan
penyakit melalui proses ingesti atau paparan pada lapisan mukosa.
• BSL-3 : untuk penanganan agen yang diketahui berpotensi bertransmisi melalui
aerosol, menimbulkan penyakit serius, dan dan infeksi letal.
• BSL-4 : untuk penanganan agen yang berbahaya/eksotik, dapat menimbulkan resiko
dari transmisi aerosol dan penyakit fatal yang belum ada vaksin atau pengobatannya
serta untuk agen lain yang belum diketahui resiko transmisinya.
BSL-1
• BSL-1 merupakan penahanan tingkat dasar berdasarkan praktik
mikrobiologi standar tanpa barier primer atau sekunder selain wastafel
untuk mencuci tangan.
• BSL-1 dapat digunakan sebagai laboratorium pelatihan dan pembelajaran,
dan pekerjaan laboratorium lainnya yang mana dapat menggunakan
mikroorganisme yang tidak mengganggu kesehatan manusia dewasa
• Beberapa bakteri seperti Escherichia coli, Bacillus subtilis dapat
digunakan di laboratorium BSL-1. Namun, bukan berarti longgarnya
fasilitas kemanan BSL-1 dapat menganggap tidak pentingnya keamanan
diri
BSL-1 Laboratory
• Pintu
• Wastafel
• Permukaan kerja
mudah dibersihkan
• Bangku yang kuat
• Furniture kokoh
• Jendela dilengkapi
dengan layar terbang
BSL-2
• karakteristik peralatan keamanan, fasilitas, dan desain konstruksi yang
dapat digunakan untuk uji klinis, diagnostik, pembelajaran, dan pekerjaan
laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang (mikroorganisme
risiko 2) dan tidak menyebar lewat udara
• Untuk agen dengan risiko sedang dan terkait dengan penyakit manusia
dari berbagai tingkat keparahan
• Contoh organisme : Hepatitis B virus, Salmonella, dan Toxoplasma.
• BSL-2 digunakan untuk pekerjaan dengan sampel darah, cairan tubuh, sel
line.
• Maka, perlu digunakan perlindungan wajah, baju laboratorium, dan sarung
tangan. Pada BSL-2 perlu adanya wastafel pencuci tangan untuk
mengurangi kontaminasi di lingkungan.
BSL-2 Laboratory
BSL1 Lab plus:
• pintu dikunci
• kursi ditutupi dengan bahan non-kain
• lemari biosafety dipasang sesuai kebutuhan
• tersedia obat cuci mata
• non-resirkulasi
• pintu ditutup ketika pekerjaan sedang berlangsung
• Autoclave di dalam
BSL-3
• Meliputi : praktek, peralatan keselamatan, desain fasilitas dan konstruksi untuk
lab klinis, diagnostik, penelitian, atau fasilitas produksi pembelajaran, dan
pekerjaan laboratorium dengan agen dengan risiko yang sedang-tinggi
(mikroorganisme risiko 3) dan berisiko menyebar lewat udara.
• Untuk agen yang berpotensi untuk bertransmisi melalui pernapasan, dan yang
dapat menimbulkan infeksi mematikan.
• Misalanya : Mycobacterium tuberculosis, St Louis ensefalitis virus, dan Coxiella
burnetii
• Terdapat barier primer dan sekunder untuk melindungi orang di daerah
yang berdekatan, masyarakat, dan lingkungan dari paparan aerosol
berpotensi menular.
• Semua kegiatan laboratorium harus dilakukan dalam BSC atau peralatan
tertutup lainnya, seperti ruang generasi aerosol gas-ketat
• Barier sekunder untuk tingkat ini termasuk pengendalian akses ke
laboratorium dan ventilasi yang meminimalkan pelepasan aerosol menular
dari laboratorium
BSL-3 Lab Design Elements
• 2 pintu masuk
• permukaan ruangan mudah dibersihkan (lantai, dinding, langit-langit)
• Tertutup penetrasi
• Pencahayaan ke langit-langit
• Westafel untuk mencuci tangan di dekat pintu keluar
• Pencuci mata / stasiun mandi
• Terdapat autoclave
BSL-4
• Meliputi praktek, peralatan keselamatan, dan desain fasilitas dan
konstruksi untuk bekerja dengan agen berbahaya yang menimbulkan
risiko tinggi yang mengancam jiwa, dapat ditularkan melalui rute aerosol
dan yang tidak ada vaksin yang tersedia atau terapi.
• Untuk agen yang bersifat antigenik
• Contoh organisme : virus Marburg, Ebola, Smallpox atau Congo-fever
• BSL-4 untuk semua manipulasi bahan diagnostik yang berpotensi menular
dan menimbulkan risiko tinggi terkena infeksi pada pekerja laboratorium,
masyarakat, dan lingkungan.
• Paparan melalui udara, selaput lendir, paparan kulit, tetesan sampel, dapat
berpotensi menimbulkan risiko infeksi yang tinggi pada staf laboratorium,
masyarakat, dan lingkungan.
• Fasilitas BSL-4 umumnya merupakan bangunan terpisah, terisolasi dari
kompleks, membutuhkan ventilasi khusus dan sistem pengelolaan limbah
untuk mencegah pelepasan agen yang layak ke lingkungan
BSL-4 Lab - Max Containment
Biosafety Cabinet (BSC)
• BSC kelas I dan kelas II merupakan perlindungan utama untuk pekerja
dan lingkungan melalui penerapan prosedur dan teknik mikrobiologi yang
sesuai.
• BSC kelas II juga untuk perlindungan terhadap kontaminasi dari luar,
misalnya untuk kultur sel yang dikerjakan di dalam kabinet.
• BSC kelas III menyediakan level keamanan tertinggi bagi pekerja dan
lingkungan.
Class I BSCs

• Perlindungan terhadap pekerja dan


lingkungan (tidak melindung produk
• Sesuai untuk kegiatan dengan resiko
rendah (biosafety 1,2, and 3)
• HEPA (High-efficiency particulate
air) filter melindungi lingkungan
dengan menyaring udara sebelum
dikeluarkan.
Class II BSCs
• Perlindungan : pekerja, lingkungan, dan produk.
• Digunakan luas di lab: klinik, rumah sakit, ilmu hayati, penelitian , dan
farmasi.
• Have 3 main features:
• Bagian dapan terbuka dengan aliran udara masuk yang dipertahankan.
• Filter Hepa menyaring aliran udara searah di dalam area kerja.
• Filter hepa mengeluarkan udara ke ruangan atau ke sistem pengeluaran.
Class II BSCs

• Filter hepa tipe A1 dan A2


meresirkulasi udara ke dalam
ruangan atau keluar ruangan.
• 70% udara di resirkulasi, 30%
udara disaring melalui saluran
pembuangan kemudian masuk ke
dalam ruangan.
Class II BSCs

• Tipe B1 memberikan perlindungan


lebih terhadap pekerja
• 60 % udara yang disirkulasi
dikeluarkan melalui filter HEPA
dan 40 % udara di resirkulasi ke
area kerja melalui hepa supply
filter
Class II BSCs
• Tipe B2
• Tidak ada resirkulasi udara, 100
% dikeluarkan dari kabinet.
• Digunakan luas di lab toksokogi
dan lab serupa yang
membutuhkan udara bersih.
Class - III
• Digunakan untuk pekerjaan yang menggunakan agen mikrobiologi
pada biosafety level 4.
• Memberikan perlindungan maksimal pada pekerja dan lingkungan.
• Untuk aplikasi:
• Bekerja dengan peyakit baru
• Bekerja dengan penyakit di dekat area pemberantasan.
• Penambahan dan pengurangan karsinogen kimia
• Bekerja dengan agen yang sangat infeksius dan material yang berbahaya.
Class III
PERILAKU DALAM LABORATORIUM
Sebelum memulai kegiatan:
• Mengetahui bahaya yang terkait
semua material yang akan digunakan.
• Mengetahui cara penggunaan material
yang disediakan.
• Mengetahui perlindungan yang harus
digunakan selama kegiatan.
Proteksi Diri

• Menggunakan jas lab dengan tepat


• Menggunakan gloves dengan tepat
• Menggunakan pelindung kepala
dan wajah jika diperlukan
Prosedur dalam kondisi darurat

• Mengetahui tempat pintu


keluar
• Jika terkena reagen pada
wajah atau mata, segera cuci
dengan pencuci mata
beberapa menit
Prosedur dalam kondisi darurat

• Jika reagen berbahaya mengenai


tubuh, gunakan shower untuk
membersihkan dalam beberapa
menit
• Mengetahui letak alat pemadam
dan selimut api berada.
Prosedur dalam kondisi darurat

• Jika reagen spill diatas lantai, ingatkan segera instruktur untuk melakukan
penanganan.
• Jika gelas container rusak, ingatkan segara instruktur untuk melakukan
penanganan.
• Laporkan semua insiden dan kecelakaan kerja di lab kepada instruktur
Good Laboratory
• Ikuti instruksi
• Tidak bermain di laboratorium
• Jangan menggunakan alat apapun
sebelum memahami penggunaan dan
mendapatkan izin.
• Jangan melakan prosedur laboratorium
sebelum mendapatkan arahan
Good Laboratory
• Tidak membawa makanan dan
minuman
• Tidak mengenakan kosmetik
• Do not eat or drink in the laboratory
• Tidak mengenakan pakaian longgar
dan perhiasan
Sebelum meninggalkan laboratorim:

• Bersihkan meja kerja dengan disinfektan


sebelum dan setelah melakukan kegiatan
• Tinggalkan semua alat, sampel, dan reagen di
laboratorium.
• Lepaskan pelindung diri (APD)
• Cuci tangan dengan sabun pada air mengalir
Referensi
1. US Departement of Health and Human Services, Public Health Service. Biosafety in Microbiologival and Biomedical
Laboratories. 5th edition. US. Goverment Printing office Washington. 2009.
2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : /Menkes/Per/ /2009. Tentang
LABORATORIUM KLINIK. 2009
3. Suyanta. Manajemen Operasional Laboratorium. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 2010
4. Biorisk Management WHO. 2006.
5. Biosecurity WHO. 2010
6. McDade JE, Frantz D. 1998. Bioterrorism as a public health threat. Emerg Infct Dis. Vol 4: 493-494
7. Sudarmono, Pratiwi. 2015.Biosecurity dalam Kedokteran dan Kesehatan. eJKI. Vol 3 (1): 1-7
8. Tim PRVKP FKUI-RSCM. 2016. Biosafety dan Biosecurity: Di dalam Laboratorium Biomedik dan dalam Praktik Teknik
Biomedik. PRVKP UI RSCM. Jakarta
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai