Anda di halaman 1dari 65

Standar Prosedur Operasional

Pemeriksaan Mikroskopis TB

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
2012
I. Tujuan dan Ruang Lingkup
 Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam
pelayanan pemeriksaan mikroskopis TB
 Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru di
fasyankes ; dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari :
 - Poliklinik DOTS: dokter dan perawat
 - Laboratorium: petugas laboratorium
 Rangkaian kegiatan pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB dimulai dari
penjaringan suspek, pencatatan dalam buku register TB 06, permintaan
pemeriksaan laboratorium (formulir TB 05), pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir
TB 12)
II. Tanggung jawab

 Prosedur ini berada di bawah tanggung jawab Manajer Mutu


III. Pra Kualifikasi Tenaga

A. Medical fitness
 Berbadan sehat
B. Pendidikan dan Pelatihan
 Dokter yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS
 Pemegang program TB yang telah mengikuti pelatihan TB DOTS
 Petugas laboratorium yang telah mengikuti pelatihan laboratorium
mikroskopis TB
IV. Rujukan

 Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2011


 Modul Pelatihan Mikroskopis TB, 2011
 Pedoman Jejaring Laboratoriu TB dan Pemantapan Mutu
(Quality Assurance) Pemeriksaan Mikroskopis TB
V. Pengertian-pengertian
IK : Instruksi Kerja yang bersifat teknis

Tuberkulosis (TB) :
• Penyakit menular yang dapat menyerang organ tubuh manusia (paru-paru, tulang, selaput otak,
usus, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
Suspek : Tersangka TB

PMI : Pemantapan Mutu Internal

PME : Pemantapan Mutu Eksternal


VI. Dokumen

 TB.06 : Register Suspek TB TB.05


 TB 05 : Formulir permintaan pemeriksaan dahak mikroskopis
 TB.04 : Register Laboratorium
 TB 12 : Formulir untuk mengirimkan sediaan untuk keperluan
uji silang
VII. Prosedur
A. Penjaringan suspek

B. Pencatatan dalam register TB 06

C. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)

D. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium (TB 04 dan TB 05)

E. Petugas poli DOTS segera mencatat hasil pemeriksaan laboratorium dalambuku register TB 06

F. Kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopis TB dipantau melalui kegiatan Pemantapan Mutu
Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal.
VIII. Instruksi Kerja

 A. Pengumpulan dahak
 B. Pemberian Identitas
 C. Pembuatan Sediaan
 D. Pemeriksaan Mikroskopis
 E. PMI
 F. Pencatatan Pelaporan terkait laboratorium TB
 G. Pengelolaan Limbah Laboratorium TB
 H. penggunaan dan pemeliharaan mikroskop
Lampiran 1. INSTRUKSI KERJA
PENGUMPULAN DAHAK
1. WAKTU PENGUMPULAN CONTOH UJI DAHAK

 Dahak Sewaktu hari -1 (A)


 Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung ke Fasyankes
 Beri pot dahak pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan dahak pagi
hari berikutnya.
 Dahak Pagi (B)
 Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidur dan
membawa contoh uji dahak ke laboratorium.
 Dahak Sewaktu hari -2 (C)
 Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saat pasien
kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahak pagi (B).
2. TEMPAT PENGUMPULAN DAHAK
 Dahak adalah bahan yang infeksius,
pada saat berdahak
aerosol/percikan dapat menulari
orang yang ada disekitarnya,
karena itu tempat berdahak harus
berada ditempat yang jauh dari
kerumunan orang, misalnya
didepan ruang pendaftaran, ruang
pemeriksaan ,ruang obat dll.
3. CARA PENGUMPULAN DAHAK

 a. Persiapan pasien
 Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk
menentukan status penyakitnya
 Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah
 Bila ada kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran
 Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saat
berdahak dan mencuci tangan.
 Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang
tersedia di tempat/lokasi berdahak.
3. CARA PENGUMPULAN DAHAK

 b. Persiapan Alat
 Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot 4-5 cm, transparan,
bening, bertutup ulir. Pot Tidak bocor dah sudah ada no identitas
pasien.
 Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)
 Label, pensil, spidol
3. CARA PENGUMPULAN DAHAK

C. Cara Berdahak
1. Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak
2. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
3. Tarik nafas dalam 2 – 3 kali dan setiap kali hembuskan nafas
dengan kuat
4. Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat
dan masukan ke dalam pot dahak
5. Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
6. Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun
3. CARA PENGUMPULAN DAHAK

C. Cara Berdahak
7. Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yang berkualitas
baik dan volume yang cukup (3-5 ml)
8. Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:
 Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa kali. Bila
terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu isuruh batuk.
 Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet gliseril
guayakolat 200 mg.
9. Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium, dengan menempatkan
pot dahak di tempat yang telah disediakan
4. PENILAIAN KUALITAS CONTOH UJI DAHAK
SECARA MAKROSKOPIS
 Petugas laboratorium harus
melakukan penilaian terhadap
dahak pasien. Tanpa membuka
tutup pot.
 Hal-hal yang perlu diamati
adalah :
 Vol 3,5 - 5 ml  Bila dahak yang diperoleh tetap tidak
 Kekentalan : mukoid memenuhi syarat, petugas lab tetap harus
melakukan pemeriksaan dengan memilih
 Warna : Hijau kekuningan
bagian yang paling kental dan beri catatan
(purulen) bahwa ”spesimen tidak memenuhi syarat /
air liur”
Lampiran 2 INSTRUKSI KERJA
PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN
Pemberian Identitas Pasien
PEMBERIAN IDENTITAS SEDIAAN DILAKUKAN PEMBERIAN KODE HURUF DENGAN
DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT: KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT:
Identitas sediaan dituliskan pada:

1. POT DAHAK 2. KACA SEDIAAN

 Beri label yang jelas pada dinding pot  Sebaiknya gunakan frosted end slide
dahak sesuai dengan nomor identitas (kaca sediaan dengan salah satu ujung
sediaan dahak (TB 06) buram)
 Label ditempelkan pada dinding pot,  Tulis identitas sediaan dengan pensil
jangan pada tutupnya 2B di atas bagian yang buram (frosted)
 Pot dahak sekali pakai, bersih dan kering  Nomor identitas sesuai dengan TB.05
Lampiran 3
INSTRUKSI KERJA PEMBUATAN SEDIAAN
ALAT-ALAT DAN REAGEN YANG DIBUTUHKAN

Lampu spiritus/ bunsen

- Lidi/batang bambu
Kaca sediaan yang baru,
dengan ujung
bersih, jangan memakai
berserabut (raughend)
kaca sediaan bekas
- Lidi/batang bamboo
dengan ujung runcing

Reagen ZN dengan label botol warna


berlainan, tutup botol dari plastik, kotak
reagen dari karton corrugated
ALAT-ALAT DAN REAGEN YANG DIBUTUHKAN

Wadah
Wadah pembuangan untuk
pembuangan
aplikator.
berisi
Wadah Pembuangan harus tahan Jas lab bagian depan tertutup berlengan
disinfektan(misaln
bocor panjang dengan tangan diberi manset
ya lisol 5%)
elastic, panjang melewati lutut.
1. Periksa data pasien di pot dahak dan cocokkan dengan yang ada di formulir permohonan
laboratorium TB (Formulir TB 05)

2. Pindahkan data pasien dari formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) ke register laboratorium TB
(Formulir TB 04)

3. Tulis nomor identitas sediaan pada kaca sediaan

4. Tulis nomor register laboratorium pada formulir TB 04.

5. Tulis nomor register laboratorium pada formulir permohonan laboratorium TB (TB 05)

6. Berilah tanda pada kolom yang sesuai di TB 04 mengenai alasan pemeriksaan dahak sesuai formulir
permohonan laboratorium TB.
CARA MEMBUAT SEDIAAN DAHAK

• Spesimen dahak • Ambil contoh uji • Membuat Apusan


dengan bagian dahak pada dahak pada kaca
yang purulen (A) bagian yang sesuai identitas
di dalam air liur purulen dengan bentuk val 2x3
(B) lidi cm
CARA MEMBUAT SEDIAAN DAHAK

• .Lakukan fiksasi. Gunakan


• lidi langsung pinset atau penjepit kayu
untuk memegang kaca .
dibuang ke dalam • Apusan menghadap
botol berisi keatas di lewatkan
sebanyak 3x dan tidak
disinfektan. berlebihan dalam
pemanasan
 Untuk fasyankes yang hanya melakukan fiksasi (tidak
melakukan pewarnaan dan pembacaan mikroskopis) maka
kirimkan sediaan yang telah difiksasi ke laboratorium rujukan
dengan cara :
 Bungkus sediaan dengan kertas tissue kemudian digulung
beberapa kali agar tidak pecah atau kirimkan dalam kotak
sediaan bersama Form TB 05.
Cara penanganan dahak yang bercampur
darah
 1. Dahak dengan darah sedikit:
 Pilih bagian dahak yang tidak mengandung darah, dan buat sediaan
seperti biasa
 2. Dahak dengan darah sedang
 Buat sediaan, kemudian fiksasi, genangi dengan air bersih/aquades
lalu digoyanggoyang sampai warna merah darah hilang. Lalu air
dibuang dan bilas lagi dengan air kemudian warnai dengan Ziehl-
Neelsen.
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Letakkan sediaan dengan


bagian apusan menghadap ke
atas pada rak yang • Genangi seluruh permukaan
ditempatkan di atas bak cuci sediaan dengan carbol
atau baskom, antara satu fuchsin. Saring zat warna
sediaan dengan sediaan setiap kali akan melakukan
lainnya masing pewarnaan sediaan.
masingberjarak kurang lebih 1
jari.
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Panasi dari bawah dengan


menggunakan sulut api • Dinginkan selama minimal 5
setiap sediaan sampai keluar menit.
uap, jangan sampai mendidih
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Bilas sediaan dengan air


• Jangan ada percikan ke
mengalir secara hati-hati dari
sediaan lain
ujung kaca sediaan
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Genangi dengan asam


• Miringkan sediaan
alcohol sampai tidak tampak
menggunakan penjepit kayu
warna merah carbol fuchsin.
atau pinset untuk membuang
Jangan sampai ada percikan
air
ke sediaan lain
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Bilas sediaan dengan air


• Genangi permukaan sediaan
mengalir.
dengan methylene blue • Jangan ada percikan ke
selama 20-30 detik
sediaan lain
PEWARNAAN METODE ZIEHL NEELSEN

• Keringkan sediaan pada rak


• Miringkan sediaan untuk
pengering.
mengalirkan sisa methylene • Jangan keringkan dengan
blue
kertas tissue
Lampiran 4
INSTRUKSI KERJA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Pemeriksaan Sediaan Apusan

 Letakkan sediaan di atas meja mikroskop,  Teteskan satu tetes minyak emersi,
permukaan sediaan menghadap ke atas. aplikator minyak emersi tidak boleh
Gunakan lensa objektif 10 x untuk menetapkan
fokus dan menemukan lapang andang. Periksa
menyentuh kaca objek. Tetesan harus
sediaan untuk menentukan kualitas sediaan. jatuh bebas kepermukaan sediaan
Pada sediaan dahak umumnya ditemukan apus agar aplikator minyak emersi
lebih banyak sel lekosit atau sel radang tidak terkontaminasi dengan sediaan.
Pemeriksaan Sediaan Apusan

 Putarlah lensa objektif 100x  Sesuaikan fokus dengan hati-


dengan hatihati ke atas sediaan hati sampai
apus.  sel terlihat jelas
 Jangan sekali-kali lensa
menyentuh kaca sediaan.
 Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah
dari ujung kiri ke kanan atau sebaliknya.

 Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan


apus dengan meletakkan bagian yang berminyak di atas
tissue atau kertas penyerap
Union Against To Lung Disease (IUATLD)
Apa yang terlihat Hasil Apa yang
dituliskan

tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang Negatif Negatif

ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang Scanty Tulis Jumlah BTA
pandang(tuliskan jml BTA yang ditemukan)

ditemukan 10 – 99 BTA dlm 100 lapang pandang 1+ 1+

ditemukan 1 – 10 BTA setiap 1 lapang 2+ 2+


pandang(periksa minimal 50 lapang pandang)

Ditemukan ≥ 10 BTA dalam 1 lapang pandang(periksa 3+ 3+


minimal 20 lapang pandang)
Setelah selesai pembacaan, bersihkan minyak dari sediaan apus
dengan meletakkan bagian yang berminyak di atas tissue atau kertas
penyerap

 Sebelum menguji sediaan apus  Sediaan harus disimpan dalam


selanjutnya, bersihkan lensa objektif
dengan menggunakan kertas lensa.
kotak sediaan dengan urutan
 Setelah menyelesaikan pembacaan semua sesuai TB 04 untuk uji silang.
sediaan bersihkan lensa objektif dengan
kertas lensa yang dibasahi eter alcohol (3:7)
Lampiran 5
INSTRUKSI KERJA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
Pemantapan Mutu Internal laboratorium mikroskopis
TB

 a. Tahap Pra analisis


 1) Prosedur tetap cara pengumpulan dahak.
 2) Persiapan pasien Memberikan bimbingan kepada pasien tentang
cara pengumpulan dahak, waktu pengumpulan dahak dan lokasi
pengumpulan dahak.
 3) Persiapan alat dan bahan.
▪ a) Pot dahak sesuai standar :
▪ b) Spidol dan label untuk pemberian identitas sesuai dengan nomor identitas
yang tertera pada form TB 04, TB 05 , TB 06 dan kaca sediaan.
Pemantapan Mutu Internal laboratorium
mikroskopis TB
 4) Uji kualitas contoh uji dahak
 Uji kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan
kekentalan dahak tanpa membuka tutup pot dahak, karena itu pot
dahak harus terbuat dari bahan yang transparan dan bening.
 5) Uji fungsi reagen Ziehl Neelsen
Pot dahak sesuai standar

 bersih dan kering, bermulut


lebar (diameter 4-5 cm)
 transparan,
 bening,
 bahan kuat, tidak mudah
bocor,
 bertutup ulir minimal 3 dan
dapat menutup rapat
b. Tahap analisis
 1) Memastikan prosedur tetap di laksanakan dengan baik pada setiap pemeriksaan.
Prosedur tetap yang harus tersedia di laboratorium mikroskopis TB adalah :
 a) Prosedur tetap pengumpulan dahak
 b) Prosedur tetap pembuatan sediaan
 c) Prosedur tetap fiksasi
 d) Prosedur tetap pewarnaan.
 e) Prosedur tetap pembacaan mikroskopis
 f) Prosedur tetap pencatatan & pelaporan
 g) Prosedur tetap pengolahan limbah
 2) Menggunakan alat sesuai standar. Kelengkapan alat dapat dibuat dalam bentuk daftar
tilik.
 3) Pemberian identitas sesuai dengan standar dan dilakukan pengecekan ulang.
 4) Pembuatan sediaan harus sesuai prosedur tetap.
 5) Pembacaan mikroskopis
 6) Penyimpanan sediaan
Penilaian sediaan yang belum diwarnai

 Sebelum melakukan pewarnaan , sediaan dapat dinilai


ketebalannya dengan meletakkan sediaan yg kering 4-5 cm di
atas kertas koran. Sediaan yang baik apabila kita masih dapat
melihat tulisan secara samar.

Contoh sediaan yang benar, tulisan di Contoh sediaan yang terlalu tebal, Contoh sediaan yang terlalu tipis,
koran masih terbaca secara samar tulisan di koran tidak terbaca tulisan di koran terbaca dengan mudah
Penilaian sediaan yang telah diwarnai

 Evaluasi kualitas sediaan dahak dilakukan dengan penilaian


terhadap 6 unsur dengan mempergunakan skala sarang laba-
laba. Sediaan yang baik harus memperlihatkan sarang laba-
laba yang penuh
Penilaian sediaan yang telah diwarnai

Terlalu Tebal Terlalu Tipis Kurang Di Tengah terlalu tipis dan


kurang dekolorisasi

Pewarnaan Tidak Merata, Ukuran Contoh sediaan apus dahak yang


terlalu besar baik
c. Tahap Pasca Analisis

 Pelaksanaan dekontaminasi alat dan bahan infeksius;


pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius; dan
pemeliharaan mikroskop.
 Periksa kembali pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
standar. Petugas tidak diperkenankan menuliskan laporan
dengan tanda atau simbol yang tidak sesuai skala IUATLD.
Lampiran 6
INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PELAPORAN
1. Tuliskan identitas sediaan sesuai dengan formulir permohonan lab (TB.05).
Identitas sediaan ini sesuai dengan nomor urut dalam TB.06
2. Catat identitas pasien sesuai TB 05 dalam Register TB.04.
3. Tulis Nomor Register Laboratorium. Salin Nomor Register Laboratorium
dalam TB 05
4. Catat hasil pemeriksaan dalam buku registerTB.04
5. Salin hasil pemeriksaan di bagian bawah TB.05.
6. Beri tanggal dan tandatangani Formulir Permohonan Laboratorium (TB 05)
7. Kembalikan Formulir Permohonan Laboratorium TB 05 kepada dokter atau
UPK yang mengirimkan
Lampiran 7
INSTRUKSI KERJA PENGELOLAAN LIMBAH
LABORATORIUM TB
A. Pemusnahan sisa contoh uji

1. Limbah infeksius dan tidak infeksius, baik padat maupun cair


harus dikumpulkan pada tempat terpisah dalam wadah yang
tidak bocor.
2. Wadah contoh uji dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tak
terpakai dan limbah padat lain harus direndam dalam larutan
lysol 5% atau desinfektan lain yang cocok untuk desinfeksi
M.tuberculosis selama minimal 12 jam.
A. Pemusnahan sisa contoh uji

3. Limbah cair bekas pewarnaan ditampung dalam wadah yang


mengandung lysol sebelum dibuang ke saluran limbah.
4. Insenerasi merupakan cara mengolah limbah sebelum atau
setelah diotoklaf.
5. Untuk sterilisasi dengan otoklaf dibutuhkan suhu 1210C
dengan tekanan udara 1,5 sampai 2 atmosfer selama minimal
20 menit (perhitungan waktu dimulai saat suhu dan tekanan
udara tersebut tercapai; jangan membuka otoklaf jika belum
dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan).
A. Pemusnahan sisa contoh uji

6. Tersedia “Spill Box” yang berisi semua peralatan untuk


menanggulangi kecelakaan kerja berupa tumpahan bahan
infeksius.
7. Tersedia kotak PPK yang breisi kapas, antiseptik, plester dll
Penanganan Peralatan Laboratorium
 Persiapan bahan dan alat untuk pemeriksaan
 Proses dekontaminasi limbah sebelum dibuang atau dicuci

Direndam dalam desindfektan 12 jam Direbus menddih 10 menit Dibakar sampai hangus
Penanganan Limbah Laboratorium
 Limbah Benda Tajam
 Dimasukka wadah khusus tahan tusukan,
untuk dimusnahkan di incenerator
 Limbah Benda Padat
 Limbah padat harus dikumpulkan dalam
kotak limbah yang tutupnya dapat
dibuka dengan kaki dan sebelah
dalamnya dilapisi kantong plastik khusus.
 Limbah Cair
 Melalui system IPAL/ waste water
treatment
Lampiran 8
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP

Prinsip kerja mikroskop


Cahaya yang berasal dari sumber
cahaya (cermin atau sinar lampu)
diteruskan ke diafragma,
kondensor dan kaca sediaan yang
diperiksa. Cahaya dari lensa
objektif diteruskan melalui
tabung mikroskop ke lensa okuler
dan selanjutnya diterima oleh
mata sehingga objek terlihat.
Cara menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan
dahak
1. Letakkan mikroskop di meja yang permukaannya datar, tidak licin dan dekat sumber cahaya.
2. Bila menggunakan sumber cahaya lampu :
1. a. Atur tegangan lampu ke minimum.
2. b. Nyalakan mikroskop memakai tombol ON.
3. c. Sesuaikan dengan pelan-pelan sampai intensitas cahaya yang diinginkan tercapai.
3. Letakkan sediaan yang telah diwarnai ke atas meja sediaan.
4. Putar lempeng objektif ke objektif 10 x.
5. Atur dengan tombol pengatur fokus kasar dan pengatur fokus halus sampai sediaan terlihat jelas.
6. Sesuaikan jarak antar pupil sampai gambar kiri dan gambar kanan menyatu dengan cara
menggesergeser kedua lensa okuler karena setiap orang mempunyai jarak antar pupil yang
berbeda-beda).
7. Fokuskan gambar dengan mata kanan dengan cara melihat ke dalam okuler kanan dan sesuaikan
dengan tombol pengatur focus halus.
Cara menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan
dahak
8. Fokuskan gambar dengan mata kiri dengan cara melihat ke dalam okuler kiri dan putar. cincin penyesuai
diopter sampai didapatkan gambar yang paling jelas, baik untuk mata kiri maupun mata kanan.
9. Buka iris/diafragma sampai 70 – 80%, hingga lapangan pandang terang dengan merata.
10. Teteskan minyak imersi di atas sediaan (aplikator jangan menyentuh sediaan) dan putar lensa objektif
100 x ke tempatnya sampai berbunyi “klik”.
11. 11. Fokuskan dengan menggunakan tombol pengatur fokus halus, bukan dengan pengatur fokus kasar
sampai didapatkan gambar yang paling jelas.
12. 12. Begitu sediaan selesai dibaca, putar objektif 100 x menjauhi kaca sediaan, tempatkan objektif 10 x di
atas sediaan, lalu sediaan diambil.
13. 13. Bila telah selesai, atur kembali pengatur intensitas cahaya ke minimum dan matikan mikroskop
dengan menekan tombol OFF.
14. 14. Setiap selesai menggunakan mikroskop, bersihkan dengan hati-hati minyak emersi dari lensa objektif
100 x dengan menggunakan kertas lensa, kondensor diturunkan, lensa pada posisi lensa objektif
terpendek. Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop/ lemari yang dijaga kelembabannya dengan
menempatkan lampu 5 watt yang selalu menyala
Perawatan mikroskop

 Jangan sekali-kali membongkar bagian dalam mikroskop.

Membersihkan Lensa
 Untuk membersihkan lensa sebaiknya gunakan Ethyl ether
atau pembersih lensa yang sesuai anjuran pabrik.
Perawatan Lensa
 Tidak Menyentuh bola lampu dengan tangan
 Menyediakan cadangan lampu dan sekring
 Gunakan Tissue untuk pembungkus lampu
 Sediakan ventilasi agar panas lampu dapat diatasi
 Okuler harus tetap pada tempatnya
 Bila gambar buram periksa ada debu / tidak pada lensa objektif
 Debu dapat dihilangkan dengan msikat halus atau penghembus
udara diatas permukaan lensa
FORMULIR HASIL PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
LABORATORIUM MIKROSKOPIS TB
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas


Laboratorium
Kemenkes, 2011, Modul Pelatihan Pemeriksaan Mikroskopis TB
WHO, 1998, Laboratory Services in Tuberculosis Control Part 2, Microscopy,
WHO, 1998
WHO, 2002, External Quality Assessment for AFB Smear Microscopy, APHL,
CDC, IUATLD,KNCV, RIT, WHO
RIT, 2007, Mikroskopis TB untuk Program Tuberkulosis Nasional, A. Fujiki
Depkes, 2009, Penjaminan Mutu Eksternal untuk Mikroskopi AFB pada level
Operasional, Kelompok Inti Nasional Pelatihan Mikroskopi TB
RIT, 2009, Preparasi Sediaan Dahak BTA Yang Baik, A.Fujiki

Anda mungkin juga menyukai