Anda di halaman 1dari 25

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN

MALARIA SECARA MIKROSKOPIS DAN RAPID


DIAGNOSTIC TEST DI PUSKESMAS BOJONG
KECAMATAN PURBALINGGA

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh:

AGUSTIN DIAH SETYOWATI


2111050063

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
MARET 2022
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN
MALARIA SECARA MIKROSKOPIS DAN RAPID
DIAGNOSTIC TEST DI PUSKESMAS BOJONG
KECAMATAN PURBALINGGA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Kesehatan (S.Tr.Kes) pada Program Study Teknologi Laboratorium Medik D4
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

AGUSTIN DIAH SETYOWATI


2111050063

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
MARET 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN


MALARIA SECARA MIKROSKOPIS DAN RAPID
DIAGNOSTIC TEST DI PUSKESMAS BOJONG
KECAMATAN PURBALINGGA

PROPOSAL PENELITIAN

Telah diterima dan disetujui untuk diseminarkan dan dipertahankan dalam


seminar proposal skripsi di hadapan Dewan Penguji

Purwokerto, Maret 2022

Pembimbing

Dita Pratiwi Kusuma Wardani, S. Si, M. Sc


NIK. 2160769
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal penelitian yang diajukan oleh :


Nama : Agustin Diah Setyowati
NIM : 2111050063
Program Studi : Teknologi Laboratorium Medik D4
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Judul : Sensitivitas dan spesitifitas pemeriksaan malaria secara
mikroskopis dan Rapid Diagnostik Test di Puskesmas
Bojong Kecamatan Purbalingga

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dalam siding akhir Skripsi


sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kesehatan
(S.Tr.Kes) pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : ………
NIP/NIK
Penguji 2 : ………
NIP/NIK
Penguji 3 : ………
NIP/NIK
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal :…..Maret 2022

Mengetahui
Ketua Program Studi
Teknologi laboratorium Medik D4

Retno Sulistyowati, S. Pd, S Tr. AK, M.Kes


NIK. 2160893

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Sensitivitas dan
spesitifitas pemeriksaan malaria secara mikroskopis dan Rapid Diagnostik Test di
Puskesmas Bojong Kecamatan Purbalingga”. Penulisan Tugas Akhir ini disusun
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Terapan Kesehatan
(S.Tr.Kes) pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
Tugas Akhir tidak dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung keberhasilan penyusunan Tugas Akhir :
1. Dr. Ns. Umi Solikhah, S.Kep., S.Pd., M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan izin
melaksanakan penelitian.
2. Retno Sulistiyowati, S.Pd., S.Tr.AK, M.Kes. selaku Ketua Program Studi
Teknologi Laboratorium Medik D4 yang telah memberikan pengarahan dalam
pelaksanaan tugas akhir.
3. Dita Pratiwi Kusuma Wardani, S.Si., M.Sc. selaku Ketua Komisi Studi Akhir
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan teknis selama pelaksanaan
tugas akhir, yang juga selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.
4. Drs. Ikhsan Mujahid, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan banyak hal khususnya adalah harapan
yang besar akan kesuksesan yang diperoleh anaknya.
6. Suami dan anak-anak saya yang telah memberikan semangat, dukungan baik
moril maupun materil.
7. Teman-teman alih jenjang D4 TLM angkatan 2021 yang telah memberikan
dukungan dan motivasi.
8. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara materil maupun non materil
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu..
Akhir kata, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini dapat menjadi
acuan dalam pelaksanaan penelitian.

Purwokerto, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria menjadi salah satu masalah kesehatan karena dapat menyebabkan
kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil.
Penyakit malaria disebab kan oleh parasit Plasmodium sp yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Penyakit malaria menjadi penyakit
dengan penyebaran paling luas di dunia dan menjadi endemis terutama di daerah
tropis dan subtropis. Angka kesakitan malaria di Indonesia relatif masih cukup
tinggi terutama di kawasan Indonesia bagian timur (Kementerian Kesehatan RI,
2017).
Kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun sudah mengalami penurunan,
namun kasus dinilai masih tinggi. Hasil Riskesdas Tahun 2013 disebutkan
adanya penurunan insiden malaria penduduk Indonesia sebanyak 2,9% menjadi
1,9% pada tahun 2017. Walaupun secara nasional telah terjadi penurunan Annual
Parasit Insidence (API), namun beberapa daerah dengan kasus malaria tinggi
masih memiliki angka API sangat tinggi melebihi angka nasional, sedangkan
pada daerah dengan kasus malaria positif yang rendah sering terjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) sebagai akibat dari adanya kasus malaria impor (Julia, 2018).
Dinas Kesehatan Purbalingga melaporkan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)
malaria pada tahun 2010, dengan angka kesakitan 0,01 per 1000 penduduk. Pada
tahun 2011-2019 kasus malaria mengalami penurunan. (Dinkes Purbalingga,
2018).
Diagnosis laboratorium malaria dapat dilakukan dengan beberapa cara ,
antara lain pemeriksaan mikroskopis, RDT (Rapid Diagnostic Test) dan PCR
(Polymerase Chain Reaction). RDT merupakan diagnosa laboratorium malaria
yang didasarkan atas deteksi antigen parasit malaria yang terdapat dalam darah
dengan menggunakan prinsip imunokromatografi antara antibody monoklonal
yang terdapat pada membran tes dengan antigen dari parasit. Penggunaan RDT
memiliki peran penting terutama di daerah terpencil dengan akses terbatas ke
layanan mikroskopis dengan kualitas yang baik. RDT dapat mempermudah dan
mempercepat pemeriksaan penyakit malaria jika dibandingkan dengan
pemeriksaan malaria secara mikroskopis, dikarenakan RDT tidak membutuhkan
tenaga kerja dengan keahlian khusus. Pemeriksaan mikroskopis membutuhkan
tenaga kerja dengan keahlian khusus. Selain itu, RDT bermanfaat pada layanan
unoit gawt darurat dipelayanan medis, ketika kejadian luar biasa malaria, serta
didaerah tertinggal yang tidak tersedia fasilitas laboratorium klinis (Bernadus,
2018)
Namun begitu pemeriksaan dengan menggunakan RDT mempunyai
beberapa kelemahan diantaranya yaitu didapatkannya hasil positif palsu maupun
negatif palsu yang dapat terjdi pada penderita dua minggu pasca pengobatan,
yaitu ketika dalam peredaran darahnya masih mengandung antigen sehingga
masih memberikan hasil positif pada RDT meskipun secara mikroskopis sudah
tidak ditemukan parasit malaria. Untuk itu, RDT tidak disarankan untuk dipakai
sebagai evaluasi dalam pengobatan. Sedangkan hasil negatif palsu dapat terjadi
apabila densitas parasit dalam darah rendah (Audhah Al, 2013).Pemeriksaan
dengan menggunakan RDT juga memiliki beberapa keterbatasan dalam
mendeteksi parasit low – density. RDT tidak mampu mendeteksi parasitemia ≤
120 parasit/ul. Tingkat sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan menggunakan
RDT yang bervariasi di berbagai tempat merupakan suatu yang menarik dan
perlu untuk diteliti.
Di daerah endemis, gejala klinis yang spesifik biasanya dapat digunakan
sebagai langkah awal penegakan diagnosa malaria klinis, yang sangat membantu
penanganan malaria secara cepat, tepat dan rasional. Akan tetapi diagnosa
malaria klinis harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis malaria yang
hingga saat ini masih menjadi gold standard dalam penegakan diagnosa malaria
(Wempi, 2012).
Hasil penelitian Rahayuni (2018) , diketahui tidak terdapat perbandingan
Plasmodium sp antara pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) dan
pemriksaan mikroskopis pada suspek malaria di Puskesmas Jati Raya. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Matulessy (2020) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan nilai sensitifitas antara hasil pemeriksaan mikroskopis dan dengan
menggunakan RDT, namun terdapat perbedaan nilai spesitifitas antara hasil
pemeriksaan mikroskopis dan dengan menggunakan RDT.
Berdasar latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian berjudul
“Sensitivitas dan spesitifitas pemeriksaan malaria secara mikroskopis dan Rapid
Diagnostik Test di Puskesmas Bojong Kecamatan Purbalingga”. Hal ini
dikarenakan belum pernah dilakukan penelitian mengenai sensitivitas dan
spesitifitas pemeriksaan malaria secara mikroskopis dan Rapid Diagnostik Test
di Puskesmas Bojong Kecamatan Purbalingga.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil pemeriksaan malaria dengan menggunakan RDT di
Puskesmas Bojong, Kecamatan Purbalingga?
2. Bagaimanakah hasil pemeriksaan malaria secara mikroskopis di
Puskesmas Bojong, Kecamatan Purbalingga?
3. Bagaimanakah sensitifitas dan spesitifitas pemeriksaan malaria dengan
menggunakan RDT dan secara mikroskopis di Puskesmas Bojong ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas dan
spesitifitas pemeriksaan malariadengan menggunakan RDT dan secara
mikroskopis
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan malaria dengan menggunakan RDT
b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan malaria secara mikroskopis
c. Untuk mengetahui sensitivitas pemeriksaan malaria dengan
menggunakan RDT dan secara mikroskopis
d. Untuk mengetahui spesitifitas pemeriksaan malaria dengan menggunakan
RDT dan secara mikroskopis
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Mendukung Teori selanjutnya terkait pemeriksaan diagnose malaria,
namun belum diketahui sensitivitas dan spesifisitasnya
1.4.2. Manfaat…….
1. Manfaat bagi peneliti, sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya.
2. Bagi Prodi TLM dapat menambah pengetahuan tentang sensitivitas
dan spesifisitas malria secara mikroskopis dan RDT
3. Manfaat bagi Tenaga Laboratorium medic tentang pentingnya
pemeriksaan mikroskopid dan RDT malaria

1.4. Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian disajikan pada Tabel 1.1
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Nama Peneliti Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1 Perbandingan Rahayuni Metode 1. Subyek Penelitian
Plasmodium sp antara (2018) Pemeriksaan 2. Lokasi Penelitian
pemeriksaan Rapid 3. Teknik sampling
Diagnostic Test
(RDT) dan
pemriksaan
mikroskopis pada
suspek malaria di
Puskesmas Jati Raya

2 Perbandingan Matulessy Metode 1. Subyek Penelitian


Sensitivitas (2020) Pemeriksaan 2. Lokasi Penelitian
Spesifisitas ICT dan 3. Teknik sampling
Mikroskopis dalam
menentukan Positif
Malaria di Puskesmas
Piru Kabupaten
Seram Bagian Barat
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria
Malaria tergolong penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina yang terinfeksi parasit Plasmodium sp. Pada manusia Malaria
dapat disebabkan oleh P. falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale. Penyebaran
penyakit malaria ditentukan oleh tiga factor yang dikenal sebagai host, agent, dan
environtment (Irianto, 2013). P. knowlesi telah dikenal sebagai penyebab kelima
infeksi malaria pada manusia (Asmara, 2018).
Siklus Hidup Plasmodium terjadi dalam tubuh manusia dan dalam lambung
nyamuk Anopheles.
Fase seksual terjadi pada lambung nyamuk. Segera setelah nyamuk Anopheles
betina menghisap darah penderita malaria, gametosit akan mengeluarka 4-8 flagel.
Dengan flagel, gametosit jantan bergerak menuju ke gametosit betina dan
membuahinya. Hasil fertilisasi bergerak menembus dinding lambung dan
membentuk kista sepanjang dinding lambung nyamuk. Bila kista pecah akan keluar
sporozoit yang akan masek ke kelenjar liur nyamuk dan siap menginfeksi manusia.
Fase aseksual terjadi pada manusia. Pada manusia terjadi dua fase, yaitu :
1. Fase Hati bila nyamuk Anopheles betina yang infektif menggigit manusia,
maka parasite malaria akan ditularkan ke orang tersebut. Parasit mengikuti
aliran darah dan masuk kedalam sel hati. Dalam waktu 7-21 hari parasit akan
tumbuh dan berkembang biak, sehingga memenuhi seluruh sel hati.
Selanjutnya sel hati pecah dan masuk ke aliran darah, menginfeksi sel darah
merah. Ini berlaku untuk infeksi P falcicarum dan P malariae. Pada infeksi P
vivax dan P ovale, sejumlah parasite tetap berada dalam hati dan tidak
berkembang biak (dorman). Parasit yang dorman ini dapat menyebabkan
kekambuhan pada pasien dengan infeksi P vivax dan P ovale.
2. Fase Sel Darah Merah
Pada saat merozoit dalam sel hati pecah, maka akan membebaskan tropozoit
yang selanjutnya menginfeksi sel darah merah. Tropozoit akan terus
mengalami perkembangan menjadi skizon. Skizon akan berkembang menjadi
merozoit dan pecah membebaskan tropozoit. Siklus ini akan berlanjut sampai
3 kali. Kemudian sebagian merozoit akan berkambang menjadi bentuk
gametosit dan bila terisap oleh nyamuk Anopheles sp betina siap melakukan
perkembang biakan seksual di dalam tubuh nyamuk ( Kemenkes, 2015)

Gambar 2.1. Siklus hidup malaria

Keterangan :
1. Sel hati terinfeksi sporozoit
2. Matang dan menjadi skizon
3. Skizon pecah melepaskan merozoit
4. (P. vivax, P. ovale, P. knowlesi dorman (hipnozoit) yang bertahan dihati dan
dapat kambuh bahkan sampai bertahun-tahun kemudian.
A. Parasit akan mengalami multipikasi aseksual dalam eritrosit (skizogoni
eritrositik
B. Merozoit menginfeksi eritrosit
5. Tropozoit (bentuk cincin) berkembang menjadi skizon dan pecah melepas
merozoit
6. Beberapa parasit akan menjadi gametosit (tahap eritrositik seksual)
7. Bentuk seksual Plasmodium sp
Gametosit jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogametosit) akan masuk
kedalam tubuh nyamuk pada saat nyamuk menghisap darah manusia.
8. Perkembangan parasit dalam tubuh nyamuk disebut dengan siklus sporogoni
C. Dalam lambung nyamuk, terjadi fertilisasi makrogametosit dan
mikrogametosit menghasilkan zigot
9. Zigot berkembang menjadi ookinet
10. Ookinet menyerang dinding usus tengah nyamuk dan berkembang menjadi
ookista
11. Ookista berkembang dan pecah melepaskan sporozoit
12. Sporozoit menuju kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia
2.1.1. Pemeriksaan mikroskopis malaria
Pemeriksaan mikroskop hapusan darah masih menjadi baku emas untuk
diagnosis malaria. Preparat untuk pemeriksaan malaria sebaiknya dibuat saat pasien
demam untuk meningkatan kemungkinan ditemukannya parasit. Sampel darah harus
diambil sebelum obat anti malaria diberikan agar parasit bisa ditemukan jika pasien
memang mengidap malaria. Darah yang digunakan untuk membuat preparat diambil
dari ujung jari manis untuk pasien dewasa, sedangkan pada bayi bisa diambil dari
jempol kaki.
Ada 2 jenis sediaan yang digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik, yakni
hapusan darah tebal dan hapusan darah tipis. Hapusan darah tebal di gunakan
sebagai identifikasi cepat parasit malaria. Sedangkan hapusan darah tebal digunakan
untuk identifikasi morfologi parasit malaria. Keuntungan dari metode mikroskopis
selain murah, dapat mengidentifikasi spesies parasit dengan tepat. Sedangkan
kelemahan pemeriksaan ini adalah karena sangat ditentukan oleh keahlian dari
tenaga laboratorium dan ketersediaan mikroskop cahaya yang memadai. (Kemenkes
RI, 2020)

2.1.2. Pemeriksaan RDT


Tes ini berdasarkan deteksi antigen dari parasit malaria yang lisis dalam
darah dengan metoda imunokromatografi. Prinsip uji imunokromatografi adalah
cairan akan bermigrasi pada permukaan membrane nitroselulosa. Uji ini berdasarkan
pengikatan antigen di darah perifer oleh antibody monoclonal yang dikonjugasikan
dengan zat pewarna atau gold particles pada fase mobile. Antibodi monoclonal
kedua/ ketiga diaplikasikan pada strip nitroselulosa sebagai fase immobile. Bila
darah penderita mengandung antigen tertentu, maka kompleks antigen antibodi akan
bermigrasi pada fase mobile sepanjang strip nitroselulosa dan akan diikat dengan
antibodi monoclonal pada fase immobile sehingga terlihat sebagai garis yang
berwarna.
Ada 3 jenis antigen yang dipakai sebagai target, yaitu :
1. HRP-2 (Histidine Rich Protein-2), adalah antigen yang disekresi ke sirkulasi
darah penderita oleh stadium trofozoit dan gametosit muda P.falciparum.
2. pLDH (pan Lactate Dehydrogenase) stadium seksual dan aseksual parasit
malaria dari keempat spesies Plasmodium yang menginfeksi manusia
menghasilkan enzim pLDH. Isomer enzim ini dapat membedakan spesies P
falciparum dan P vivax.
3. Pan Aldolase Adalah enzim yang dihasilkan ke empat spesies Plasmodium
yang menginfeksi manusia
Pemeriksaan RDT memiliki beberapa kelemahan. Di antaranya hasil positif palsu
dan negatif palsu pada beberapa kasus. Hasil positif palsu terjadi karena reaksi
silang dengan rematoid factor di darah. Hasil negatif palsu yang jarang dapat
disebabkan oleh delesi atau mutasi dari gen HRP-2. Kelemahan lain dari RDT
adalah tidak mampu menghitung densitas parasitemia, dan kemampuannya kurang
optimal pada parasitemia yang rendah. Kelemahan penggunaan alat RDT pada
dasarnya dapat diantisipasi dengan cara mengikuti petunjuk penyimpanan dan
penggunaan alat sesuai dengan anjuran. Seleksi pasien berdasarkan gejala dan tanda
klinis malaria juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas rapid diagnostic test.
Kualitas alat diagnostik RDT sangat dipengaruhi transportasi dan penyimpanan alat
diagnostik. Kelembaban dan temperatur yang tinggi dapat dengan cepat merusak
reagen. (Kemenkes RI, 2017)

2.1.3. Sensitivitas dan spesifisitas malaria


Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk menunjukkan individu mana yang
menderita sakit dari seluruh populasi yang benar-benar sakit. Sedangkan spesifisitas:
adalah kemampuan tes untuk menunjukkan individu mana yang tidak menderita
sakit dari mereka yang benar-benar tidak sakit.
2.2. Kerangka teori

2.3. Kerangka Konsep


Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

2.4. Hipotesis
1. Ditemukan hasil RDT positif sebanyak 7 sampel
2. Ditemukan hasil positif malaria sebanyak 10 sampel pada pemeriksaan
mikroskopis
3. Terdapat senditivitas dan spesifisitas pemeriksaan malaria dengan
menggunakan RDT dan secara mikroskopis di Puskesmas Bojong
Kecamatan Purbalingga
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian observasional analitik dengan rancangan
cross sectional. Dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan RDT malaria
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bojong pada bulan Maret –
Mei 2022
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri atas variable bebas dan variable terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini berupa pemeriksaa malaria secara mikroskopis dan
RDT, sedangkan variable terikat berupa sensitivitas dan spesifisitas
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah data rekam medis pemeriksaan malaria
anggota Satuan Tugas Batalyon Infanteri 406/ Chandra Kusuma yang baru
selesai bertugas dari daerah endemis malaria, di Papua. Sampel pada penelitian
ini adalah sebanyak 42 sampel yang diperiksa dengan menggunakan RDT dan
juga secara mikroskopis. Sampel diambil dengan teknik total sampling
3.5. Definisi operasional
Definisi operasional disajikan pada tabel 3.1
Skala
Cara
Variabel Definisi Hasil Ukur Satuan Penguku
Pengukuran
ran
Pemeriksaa Pemeriksaan Pembuatan 1. Positif = jika - Nominal
n malaria dengan sediaan darah ditemukan
mikroskopi menggunakan tebal dan sediaan parasit malaria
s malaria mikroskop darah tipis, yang 2. Negatif = jika
terhadap sediaan diwarnai dengan tidak ditemukan
darah pada Satuan metode parasit malaria
Tugas Batalyon pewarnaan
Infanteri 406/ Giemsa
Chandra Kusuma
yang baru selesai
bertugas dari
daerah endemis
malaria, di Papua
Pemeriksaa Pemeriksaan Meneteskan 1. Positif = jika - Nominal
n RDT malaria dengan darah kapiler terbentuk satu
malaria menggunakan dengan jumlah garis pada huruf
RDT pada Satuan tertentu ke “C” dan pada
Tugas Batalyon dalam lubang S angka 1 dan/atau
Infanteri 406/ pada RDT, dan 2
Chandra Kusuma ditambahkan 2. Negatif = jika
yang baru selesai buffer dalam hanya terbentuk
bertugas dari lubang A pada 1 satu garis pada
daerah endemis RDT huruf “C”
malaria, di Papua

3.6. Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan yaitu : mikroskop, kaca objek/kaca sediaan,
lancet, kapas alkohol, pipet tetes, rak pewarnaan, gelas ukur, beaker glass,
botol semprot, timer, Reagen giemsa stok, methanol, larutan Buffer pH 7,2,
minyak imersi, rak pewarnaan, rak pengeringan
3.7. Prosedur Kerja Penelitian
3.7.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi penentuan subyek penelitian, administrasi
penelitian, EC (Ethical Clerance)
3.7.2. Prosedur Pembuatan dan Pewarnaan Sediaan Darah Malaria
Sediaan darah tebal dan tipis harus dibuat dalam satu kaca sediaan
- Memberikan label pada salah satu ujung kaca sediaan
- Membersihkan lokasi pengambilan darah perifer (ujung jari ) dengan
menggunakan kapas alkohol
- Tusuk dengan menggunakan lancet, daerah yang sudah dibersihkan
dengan menggunakan kapas alkohol
- Tetesan yeng pertama keluar dibersihkan dengan menggunakan tisu
- Tetes berikutnya diteteskan diatas kaca sediaan, 1 tetes kecil darah (± 2
ul) untuk sediaan darah tipis., 3 tetes kecil (± 6 ul) untuk sediaan darah
tebal.
- Kaca objek yang sudah diberi tetesan darah diletakkan di atas meja atau
permukaan datar.
- Lokasi pengambilan darah dibersihkan dari sisa darah.
- Untuk pembuatan sediaan darah tipis, dengan menempelkan ujung kaca sediaan
lain pada tetes darah kecil sampai darah menyebar. Kemudian dengan sudut 45º.
Kaca sediaan didorong cepat kearah depan, sehingga didapatkan sediaan hapus
menyerupai bentuk lidah.
- Sedangkan pembuatan sediaan darah tebal dibuat dengan cara menempelkan
salah satu ujung kaca sediaan yg lain pada ketiga tetes darah. Darah dibuat
homogen dengan cara memutar ujung kaca objek searah jarum jam dari arah
luar ke dalam, sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 – 1,5 cm
- Sediaan dikeringkan diudara pada tempat yang datar. Hindari dari serangga,
debu, dan sinar matahari langsung.
- Sediaan siap untuk diwarnai.
- Sediaan darah tipis difiksasi menggunakan methanol (jangan sampai
terkena sediaan darah tebal) dan kembali dikeringkan diudara.
- Setelah kering, sediaan diwarnai degan cara menggenangi sediaan
menggunakan giemsa yang sudah di encerkan dengan buffer
(pengenceran giemsa 3%), selama 45 – 60 menit.
- Sediaan dicuci perlahan dengan menggunakan air mengalir, sampai air
bilasan berwarna jernih.
- Sediaan kembali dikeringkan di udara. Setelah kering, sediaan siap
diperiksa dibawah mikroskop dengan mengunakan oil imersi (Kemenkes,
2020)
3.7.3. Prosedur Pemeriksaan menggunakan Rapid Diagnostik Test (RDT)
- RDT yang akan digunakan terlebih dahulu diberi identitas
- Jari yang akan diambil darah dibersihkan dengan menggunakan kapas
alkohol
- Jari ditusuk dengan menggunakan lancet, tetesan darah pertama yg keluar
dihapus dengan menggunakan tisu kering
- Tetesan darah selanjutnya diambil dengan menggunakan loop/micro
capiler tube yang sdh tersedia, darah yang diambil harus tepat (5 ul).
Loop harus terisi penuh oleh darah
- Darah diteteskan di kotak sampel darah, dengan cara menyentuhkan loop
secara tegak
- Kemudian ditambahkan caira buffer pada kotak buffer. Jumlah tetesan
disesuaikan dengan kit RDT (biasanya 4 – 6 tetes).
- Hasil dibaca setelah 15 menit , paling lama 30 menit (insert kit )
3.8. Jenis dan Pengumpulan data
Data penelitian berjenis data sekunder, dengan data yang diambil berupa data
hasil pemeriksaan malaria secara mikroskop dan RDT pada 42 Satuan Tugas
TNI yang baru kembali dari daerah endemis malaria, Papua.
3.9. Analisis Data
Data yang didapat diolah dengan cara tabulasi dan ditampilkan dalam bentuk
tabel 2x2, dan dapat dihitung. Hasil uji yang diteliti ataupun baku emas yang
digunakan harus dapat membedakan subjek menjadi sakit dan tidak sakit. Uji
yang digunkan adalah uji Chi Square
Kurva Receiver Operating Charachteristic (ROC) dibuat berdasarkan nilai
yang didapatkan pada perhitungan degan confusion matrix antara False Positive
Rate dengan True Positive Rate, dimana :
 False Positive Rate (FPR) = False Positive / (False Positive + True
Negative)
 True Positive Rate (TPR) = True Positive / (True positive + False Negative)
Untuk menilai besarnya kesesuaian (Agreement score) hasil positif dan
negative pada pemeriksaan mikroskopis malaria dan Rapid Diagnostik Malaria
(RDT) dilakukan analisis untuk menentukan nilai kappa
Potensi uji nilai diagnostik ditentukan dengan menganalisa nilai :
 Sensitivitas adalah kemampuan untuk menyatakan hasil positif pada subyek
positif menderita malaria yang ditetapkan berdasarkan prosedur pemeriksaan
mikroskopis pada sediaan darah malaria yang digunakan sebagai baku emas
(gold standar)
 Spesitifitas adalah kemampuan untuk menyatakan hasil negatif pada subyek
negative menderita malaria yang ditetapkan berdasarkan prosedur
pemeriksaan mikroskopis pada sediaan darah malaria yang digunakan
sebagai baku emas (gold standar)
 Hasil positif atau negative pada pemeriksaan RDT
3.10. Etika Penelitian
Etika penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik
Penelitian Kesehatan Universitas Muhammadiyah

3.11. Bagan Alur Penelitian


3.12. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Maret sampai April 2022
3.13. Rincian Biaya Penelitian
Biaya Dalam Penelitian ini meliputi :

Unit
Satua Jumlah
No Kegiatan Volume Cost
n (Rp)
(Rp)
1 Penyusunan Proposal
Penggandaan Proposal 4 Pkt 25,000 100,000
Pengadaan Bahan Habis
2
Pakai
Kuisioner dan alat Tulis 35 pcs 5,000 175,000
Bahan Medis Habis Pakai 35 pcs 10,000 350,000
( Handscoon, alkohol swab,
spuit, Reagent Drabkins )
1,500,00
3
Transport Penelitian 30 kali 50,000 0
4 ATK dan Penggandaan
Kertas 2 rim 43,000 86,000
Foto Copi dan Jilid 1 paket 100,000 250,000
Tinta Printer 2 pcs 35,000 70,000
5 Penyusunan Proposal
Penggandaan Laporan 4 paket 50,000 200,000
Pembayaran Ethical
6
Clearance 1 unit 150,000 150,000
2,881,00
Total Biaya 0

Anda mungkin juga menyukai