Covid-19
Disusun Oleh :
7. Sutrisno ( 061711119 )
Universitas Binawan
2020
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah seminar dengan judul “ CRP Sebagai Salah Satu Pemeriksaan
Tujuan penyusunan makalah seminar ini salah satunya adalah untuk memenuhi salah satu
mata kuliah prasyarat di Program Diploma IV Jurusan Ahli Teknologi Laboratorium Medik,
Universitas Binawan.
Keberhasilan Penyusunan makalah seminar tidak akan terwujud dan terselesaikan dengan
baik tanpa ada bantuan, bimbingan serta dorongan yang tak terhingga nilainya dari berbagai
pihak baik secara material maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan
dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan pembahasan makalah seminar ini
masih banyak kekurangan, karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
segenap pembaca sebagai tambahan pengetahuan di masa mendatang. Akhir kata, semoga tulisan
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada
khususnya.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................5
1.2 Tujuan....................................................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
2.1 Pengertian CRP (C-Reactive Protein)...................................................................................7
2.1.1 Regulasi CRP..................................................................................................................9
2.1.2 Struktur Protein.............................................................................................................10
2.1.3 CRP Terhadap Peradangan............................................................................................11
BAB 3............................................................................................................................................13
METODE PEMERIKSAAN.........................................................................................................13
3.1 Pemeriksaan C-Reactive Protein.........................................................................................13
3.1.1 Metode Aglutinasi Lateks.............................................................................................14
3.1.2 Metode Immunometri (Format Sandwich)....................................................................16
3.1.3 Metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)...........................................18
3.1.4 Metode Nefelometri ( dengan alat MISPA-i3)..............................................................22
BAB 4............................................................................................................................................24
PEMBAHASAN............................................................................................................................24
BAB 5............................................................................................................................................26
PENUTUP.....................................................................................................................................26
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................26
5.2 Saran.....................................................................................................................................26
Daftar Pustaka................................................................................................................................27
iii
iv
Daftar Tabel
Figure 2.1 Pembentukan protein fase akut oleh hati saat terjadi peradangan..................................8
Figure 2.1.2 Struktur C-Reactive Protein......................................................................................10
Figure 3.1.3 Prosedur Kerja CRP Metode ELISA........................................................................21
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada tanggal 29 Desember 2019 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei,
penyakit ini setelah melalui proses verifikasi. Pada tanggal 8 Januari 2020 patogen dari
kejadian ini dapat diidentifikasi sebagai novel coronavirus 2019 (nCoV-2019), dan
struktur gen-nya segera dikirim ke WHO. Pada tanggal 30 Januari 2020 ditetapkan
kemunculan penyakit novel coronavirus pneumonia (NCP) ini sebagai Public Health
nCoV-2019 menjadi nama resmi dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2), dan pada hari yang sama WHO mendeklarasikan SARS-CoV-2 nama
sebanyak 2 kasus. Tanggal 24 Juli 2020, COVID-19 mencapai 15.012.731 kasus secara
global dengan 4,1% kematian dan di Indonesia mencapai 93.657 kasus dengan 4.576
kematian (4,9%). Tingginya angka kematian sangat erat kaitannya dengan tingkat
keparahan penyakit, sehingga deteksi dini tingkat keparahan penyakit merupakan salah
5
6
inflamasi yang dimediasi oleh sitokin yang berkembang menjadi badai sitokin. Penanda
hiper inflamasi termasuk CRP, IL-6, Ferritin, D-dimer, LDH, Procalcitonin, limfopenia
dan trombositopenia. Protein C-reaktif (CRP) adalah protein fase akut yang disintesis
oleh hati terutama sebagai reaksi terhadap IL-6 dan penanda inflamasi dapat berperan
dalam memprediksi keparahan Community Acquired Pneumonia. Maka dari itu CRP
dapat digunakan sebagai salah satu panel pemeriksaan untuk mendukung diagnosa pada
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pemeriksaan CRP sebagai salah
TINJAUAN PUSTAKA
CRP ditemukan di laboratorium Oswald Avery pada tahun 1930 selama perjalanan
studi pasien dengan infeksi Streptococcus pneumoniae. Sera yang diperoleh dari pasien ini
selama fase akut awal dari penyakit ditemukan mengandung protein yang dapat memicu
polisakarida “C” yang berasal dari dinding sel pneumokokus. Empat puluh tahun kemudian,
pneumokokus sebagai fosfokolin, bagian dari asam tekoat dari dinding sel pneumokokus.
Meskipun fosfokolin adalah ligan pertama yang didefinisikan untuk CRP, sejumlah ligan
lain telah diidentifikasi. Selain berinteraksi dengan berbagai ligan, CRP dapat mengaktifkan
imunoglobulin.
C-Reactive protein (CRP) adalah biomarker yang menjadi komponen utama pada
reaksi inflamasi. Protein plasma ini berasal dari hati, dimana konsentrasinya meningkat
dengan cepat sehingga menjadi sistemik marker selama cedera jaringan, inflamasi atau
infeksi (Ansar, 2016). Peningkatan kadar CRP dalam darah dapat dijumpai pada gangguan
protein yang kadarnya pada serum dapat meningkat, tidak hanya pada respon inflamasi akut,
melainkan juga pada respon inflamasi kronik. Kadar CRP dapat merefleksikan kadar
inflamasi yang terjadi, dan secara kuat berhubungan dengan berbagai penyakit (Cutler,
7
8
2003). Kadar CRP dapat meningkat pada beberapa penyakit seperti angina pectoris,
perokok, usia lanjut, dan pasien dengan penyakit metabolik (Ansar, 2016).
Figure 2.1 Pembentukan protein fase akut oleh hati saat terjadi peradangan
C-Reactive protein sebagai penanda biokimia respon inflamasi dan cedera jaringan
(IL-6) menjadi komponen inflamasi baik pada cedera neuronal maupun jaringan sinovial
(Luchetti, 2007). Penelitian oleh Ramirez pada tahun 2008 menunjukkan IL-6 memainkan
peranan dalam regenerasi akson setelah cedera saraf tepi dan berkontribusi pada respon
Pada manusia, kadar CRP dalam plasma dapat meningkat dengan cepat dan nyata,
sebanyak 1000 kali lipat atau lebih, setelah stimulus inflamasi akut, sebagian besar
9
setidaknya 25% setelah stimulus inflamasi. Kelompok ini meliputi protein pembekuan,
faktor komplemen, anti protease, dan protein transpor. Perubahan ini mungkin berkontribusi
Gen CRP yang terletak di lengan pendek kromosom 1, hanya mengandung satu
intron, yang berfungsi memisahkan daerah antara yang menyandikan peptida sinyal
dengan yang menyandikan protein matang. Induksi CRP dalam hepatosit pada
prinsipnya diatur pada tingkat transkripsi oleh sitokin interleukin-6 (IL-6), suatu efek
yang dapat ditingkatkan dengan interleukin-1β (IL-1β). Baik IL-6 dan IL-1β
mengontrol ekspresi banyak gen protein fase akut melalui aktivasi faktor transkripsi
STAT3, anggota keluarga C/EBP, dan protein Rel (NF-kB). Regulasi unik dari setiap
gen fase akut disebabkan oleh interaksi spesifik yang diinduksi oleh sitokin dari
faktor-faktor ini dan faktor transkripsi lainnya pada promotornya. Jadi, untuk gen
fibrinogen, STAT3 adalah faktor utama, untuk gen serum amiloid A, NF-B sangat
penting, dan sedangkan untuk CRP, anggota keluarga C/EBP yaitu C/EBP β dan
C/EBPδ sangat penting untuk induksi. Selain situs pengikatan C/EBP, wilayah
promotor proksimal dari gen CRP mengandung situs pengikatan untuk protein STAT3
dan Rel. Interaksi di antara faktor-faktor ini yang menghasilkan peningkatan ikatan
DNA yang stabil dari anggota keluarga C / BP menghasilkan induksi gen yang
maksimal. Sintesis CRP ekstrahepatik juga telah dilaporkan pada neuron, plak
ini tidak diketahui, dan kecil kemungkinannya bahwa mereka secara substansial
CRP terdiri dari lima protomer 23-kDa identik yang tidak terkait secara
kovalen yang disusun secara simetris di sekitar pori pusat. Istilah "pentraxins" telah
digunakan untuk menggambarkan keluarga protein yang terkait dengan struktur ini.
Setiap protomer telah ditemukan dengan kristalografi sinar X untuk dilipat menjadi
dua lembar antiparalel dengan topologi jellyroll pipih mirip dengan lektin seperti
pengikatan fosfokolin yang terdiri dari dua ion kalsium terkoordinasi yang berdekatan
menunjukkan bahwa Phe-66 dan Glu-81 adalah dua residu kunci yang memediasi
mana ia berinteraksi dengan nitrogen kolin bermuatan positif. Pentingnya kedua residu
terhadap cedera, infeksi, dan peradangan. CRP terutama digolongkan sebagai penanda
peradangan akut, tetapi penelitian mulai menunjukkan peran penting yang dimainkan
CRP dalam peradangan. CRP adalah mediator hilir utama dari respons fase akut setelah
peristiwa inflamasi dan terutama disintesis oleh biosintesis hati yang bergantung pada IL-
6. Peran utama CRP dalam inflamasi cenderung berfokus di sekitar aktivasi molekul C1q
memulai jalur fase fluida pertahanan tubuh dengan mengaktifkan jalur komplemen, CRP
juga dapat memulai jalur yang dimediasi sel dengan mengaktifkan komplemen serta
mengikat reseptor Fc dari IgG. CRP mengikat reseptor Fc dengan interaksi yang
kemampuan untuk mengenali molekul diri dan molekul asing berdasarkan pengenalan
pola, sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh aktivator komplemen lain seperti IgG karena
Bukti menunjukkan bahwa CRP tidak hanya sebagai penanda inflamasi tetapi
juga berperan aktif dalam proses inflamasi. Namun, sebagian besar penelitian awal dalam
literatur hanya mengacu pada CRP dan tidak membedakan kedua isoform tersebut. Jadi,
12
tidak seperti publikasi yang lebih baru, temuan kerja awal tentang CRP dapat tampak
agak tidak jelas dan terkadang bertentangan karena sering tidak ditentukan isoform CRP
mana yang diukur atau digunakan dalam eksperimen, apakah tanggapan yang dikaitkan
dengan nCRP sebenarnya mungkin karena disosiasi parsial/penuh ke dalam mCRP atau
jika kontaminasi lipopolisakarida (LPS) dapat terjadi. Studi yang lebih baru umumnya
membedakan antara efek diferensial dari setiap isoform CRP pada proses inflamasi, tetapi
karena antibodi untuk mCRP tidak tersedia secara komersial hingga saat ini, beberapa
Ada semakin banyak bukti bahwa CRP memiliki peran fungsional dalam proses
dalam sirkulasi selama kejadian inflamasi. CRP disimpan di tempat peradangan dan
kerusakan jaringan baik dalam kondisi alami maupun eksperimental. Namun, ada banyak
data yang dipublikasikan yang menyelidiki CRP yang tidak mempertimbangkan dua
isoform yang berbeda. Dapat dimaklumi, ketika beberapa studi ini dilakukan, keberadaan
dua isoform CRP tidak mapan dan antibodi yang tersedia akan meningkat melawan
pentameric nCRP saja. Masalah lain dengan data yang dipublikasikan adalah bahwa
lokalisasi CRP sering hanya diteliti dalam kisaran sempit dari kondisi inflamasi dan jenis
jaringan. Meskipun isoform mCRP telah terbukti tidak larut dalam plasma, ia menjadi
METODE PEMERIKSAAN
aglutinasi atau metode lain yang lebih maju, misalnya sandwich imunometri. Tes
aglutinasi dilakukan dengan menambahkan partikel latex yang dilapisi antibodi anti CRP
pada serum atau plasma penderita sehingga akan terjadi aglutinasi. Untuk menentukan
titer CRP, serum atau plasma penderita diencerkan dengan buffer glisin dengan
pengenceran bertingkat (1/2, 1/4, 1/8, 1/16 dan seterusnya) lalu direaksikan dengan latex.
Titer CRP adalah pengenceran tertinggi yang masih terjadi aglutinasi. Tes sandwich
Reader. Berturut-turut sampel (serum, plasma, whole blood) dan konjugat diteteskan
pada membran tes yang dilapisi antibodi monoklonal spesifik CRP. CRP dalam sampel
tangkap oleh antibodi yang terikat pada konjugat gold colloidal particle. Konjugat bebas
dicuci dengan larutan pencuci (washing solution). Jika terdapat CRP dalam sampel pada
level patologis, maka akan terbentuk warna merah-coklat pada area tes dengan intensitas
warna yang proporsional terhadap kadar. Intensitas warna diukur secara kuantitatif
14
15
Prinsip Pemeriksaan
partikel lateks yang dilapisi dengan antibodi anti-human CRP kepada spesimen
serum yang diuji. Dengan adanya aglutinasi yang terlihat mengindikasikan adanya
peningkatan kadar CRP ke tingkat klinis yang signifikan (CRP Latex Test Kit,
2013).
Prosedur Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Kualitatif
4. Setelah itu hasil dibaca dibawah sinar terang, aglutinasi yang terjadi
dihomogenkan.
7. Setelah itu, hasil dibaca di bawah sinar terang. Pengenceran tertinggi yang
Interpretasi Hasil
2. Tidak ada aglutinasi menunjukkan tingkat titer CRP <6 mg/L pada sampel
17
Prinsip Pemeriksaan
reaktif ditangkap oleh antibodi. CRP yang terperangkap pada membran lalu akan
mengikat konjugat antibodi emas yang ditambahkan, dalam jenis reaksi sandwich.
Konjugat yang tidak terikat disingkirkan dari membran dengan larutan pencuci.
adanya kadar patologis CRP dalam sampel, membran tampak berwarna merah
CRP pada sampel. Intensitas warna diukur secara kuantitatif dengan NycoCard
Reader II.
Prosedur Pemeriksaan
detik.
5. Baca hasilnya dalam jangka waktu 5 menit menggunakan NycoCard Reader II.
Interpretasi Hasil
saksama.
Prinsip Pemeriksaan
Mikroplate ELISA yang disediakan dalam kit ini telah dilapisi dengan
antibodi khusus untuk Human CRP. Sampel (atau Standar) dan antibodi deteksi
Komponen yang tidak diperlukan akan hilang saat pencucian. Substrat Solution
deteksi biotinilasi dan konjugasi Avidin-HRP yang akan tampak berwarna biru.
Reaksi substrat enzim diakhiri dengan penambahan Stop Solution dan warnanya
Prosedur Kerja
a. Persiapan Reagen
deionisasi atau suling untuk membuat 750 mL Wash Buffer. Catatan: jika
Gradien pengenceran yang disarankan adalah sebagai berikut: 25, 12.5, 6.25,
Cara pengenceran:
tabung pertama dan campur hingga menghasilkan larutan kerja 12,5ng / mL.
Diluent.
b. Cara Kerja
4. Inkubasi selama 90 menit pada suhu 37℃. Catatan: larutan harus ditambahkan
5. Buang larutan dari setiap sumur, tambahkan 350 μL Wash Buffer ke setiap
wadah kemudian tepuk-tepuk hingga kering pada kertas penyerap yang bersih.
kali
10. Tentukan densitas optik (nilai OD) setiap sumur sekaligus menggunakan
Prinsip Pemeriksaan
interpolasi dari kurva kalibrasi yang dibuat dari kalibrator dengan konsentrasi
yang diketahui.
Prosedur Kerja
2. Pilih fungsi uji dari layar utama dan biarkan wadah kartrid meluncur keluar
dari alat
3. Ambil satu kartrid CRP yang telah berisi reagen sebelumnya dan ketuk
udara.
pengujian terkait.
rincian ID pasien.
25
7. Masukkan detail ID pasien dan pilih tombol 'START' untuk menjalankan tes.
8. Setelah menganalisis sampel, hasil tes akan dicetak dan ditampilkan di layar.
Keluarkan kartrid, tekan “EXIT” dan pilih “Ok” untuk melanjutkan tes
Interpretasi hasil
PEMBAHASAN
SARS-COV-2 merupakan virus yang memiliki envelope, berbentuk bundar atau oval dan
sering pleomorfik, dengan diameter antara 60- 140 nm. Virus ini secara genetik berbeda dengan
SARSr-CoV dan MERSr-CoV. Novel coronavirus 2019 dapat ditemukan dalam sel epithelial
pernafasan setelah 96 jam dengan kultur in vitro, dan membutuhkan waktu sekitar 6 hari untuk
dapat diisolasi dan dilakukan kultur cell line Vero E6 dan Huh-7. Virus corona sensitif terhadap
sinar ultraviolet dan panas, dan secara efektif dapat dinonaktifkan dengan pemanasan pada suhu
56°C selama 30 menit dan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, disinfektan
Pada fase awal pasien dengan COVID-19, dapat ditemukan hitung sel darah putih total
yang normal maupun menurun dan hitung limfosit yang menurun. Pada beberapa pasien dapat
terjadi peningkatan nilai enzim hati, LDH, enzim otot dan mioglobin; dan pada beberapa pasien
yang kritis dapat ditemukan peningkatan kadar Troponin. Sebagian besar pemeriksaan
laboratorium menunjukkan peningkatan nilai C-Reaktif Protein dan tingkat laju endap darah,
sedangkan nilai Prokalsitonin normal. Pada pasien COVID-19, naiknya CRP utamanya terjadi
karena proses infeksi/inflamasi di paru yang akhirnya memicu banyak pembentukan sitokin-
sitokin proinflamasi seperti IL-6 dan lainnya termasuk akhirnya CRP, tapi karena reseptor ACE2
(Angiotensin Converting Enzyme 2) di tubuh ada di mana-mana, yang bisa terinfeksi pun bisa di
26
27
Dari data pasien selama periode bulan Mei 2020 sampai dengan September 2020, pasien
dengan diagnosa suspek Covid-19 yang melakukan pemeriksaan CRP dan hasil konfirmasi
pemeriksaan SARS-COV-2 Real time PCR-nya ternyata positif tercatat sebanyak 350 pasien.
Dari 350 pasien tersebut didapat 223 pasien atau sebanyak 63,7% pasien yang mengalami
kenaikan CRP. Apabila kadar CRP belum mengalami peningkatan kemungkinan karena di dalam
tubuh pasien Covid-19 tersebut belum ada terjadinya inflamasi. Bahkan jika pun pasien yang
dicurigai hasil C-Reavtive Protein-nya meningkat, belum tentu karena terinfeksi Covid-19.
Sebagai contoh pasien dengan Diabetes Melitus (DM) yang sudah berat, maka otomatis CRP
akan meningkat karena pada DM juga terjadi inflamasi. Sehingga pemeriksaan C-Reactive hanya
dapat digunakan sebagai tes pendukung diagnosa saja, tetapi tidak dapat digunakan sebagai
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
C-Reactive protein (CRP) adalah biomarker yang menjadi komponen utama pada
reaksi inflamasi. Protein plasma ini berasal dari hati, dimana konsentrasinya meningkat
dengan cepat sehingga menjadi sistemik marker selama cedera jaringan, inflamasi atau infeksi
(Ansar, 2016). Pada diagnosa pasien dengan suspek Covid-19, CRP hanya bisa digunakan
sebagai pemeriksaan pendukung saja. Hal ini dikarenakan pada pasien positif Covid-19 yang
belum terjadi inflamasi ditubuhnya, kadar CRP masih akan dalam batas normal. Begitu pun
pada pasien yang dicurigai Covid-19 belum tentu memang terinfeksi virus tersebut, karena
5.2 Saran
pendukung diagnosa pada pasien suspek Covid-19 saja. Untuk pemeriksaan lebih spesifik
apakah pasien tersebut terinfeksi atau tidak, lebih baik digunakan pemeriksaan SARS-COV-
28
Daftar Pustaka
https://www.globalpointofcare.abbott/en/product-details/nycocard-crp.html (diakses
Agappe. 2008. Prefilled Cartridge Reagents for Mispa i3 Automated Specific Protein
Oktober 2020)
Black, Steven, Irving Khusner, dan David Samols. 2004. C-Reactive Protein. The
https://www.elabscience.com/p-quickey_human_crp_c_reactive_protein_elisa_kit-
Kalma. 2018. Studi Kadar C-Reactive Protein (CRP) pada Penderita Diabetes
RRC. 2020. Guidance for Corona Virus Disease 2019: Prevention, Control,
29