Anda di halaman 1dari 66

Lecture Note

PERKEMBANGAN TERKINI
DI BIDANG TEKNOLOGI MEMBRAN

I G. Wenten

Diktat
Departemen Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung
2014
Emerging Processes

 Membran Reaktor Pd-Ag untuk Hidrogen dengan umpan Syngas


 Membran Kristalisator untuk Kristalisasi Selektif Polimorf
 Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)
 Pemulihan Aroma dengan Pervaporasi
 Kristalizer Membran untuk Nanofiltrasi Larutan Brine
 Membran PEEK Termodifikasi dan Membran Polimer Flour
 Sistem Mega Magnum
 Osmotik Membran
 Alat Recovery Energi Reverse Osmosis
 Membran Carbon Nanotube
 Membran Bioreaktor Forward Osmosis
 Fulleren Pencegah Biofouling pada Membran Mikrofiltrasi
 Membran Distilasi Bioreaktor
 Membran Terintegrasi untuk Desalinasi
 Desalinasi Inland
 Membran Sensor
 Membran Asimetris Berstruktur Nano
 Penghilangan Boron dengan SWRO
 Produksi Kristal dengan Bentuk dan Ukuran Tertentu Menggunakan Membran
Kristalisator
 Menggabungkan Gugus Amino dalam Jaringan Polimer sebagai Komposit
 Membran Aquaporin
 Nanofiltrasi sebagai Pretreatment Reverse Osmosis
 Forward Osmosis (FO)
 Pemisahan Udara pada Temperatur Tinggi
 Membran untuk Organ Buatan
 Sistem Membran Biohybrid Menggunakan Hepatosit
 Perkembangan Terkini dalam Membran Reaktor Enzimatik
 Membran dalam Rekayasa Jaringan
 Emulsifier Membran
 Perkembangan Terkini dalam Membran Bipolar
 Sistem Membran Non-Modular

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


2
Membran Reaktor Pd-Ag untuk Hidrogen dengan umpan Syngas

Campuran Syngas

Syngas (synthesis gas) adalah


campuran gas yang Gasifikasi Syngas Hidrokarbon
mengandung terutama hidrogen,
karbon monoksida, dan
seringkali sejumlah kecil karbon
dioksida, dan kurang dari
setengah densitas energi gas
alam Fischer-Tropsch. Syngas
dapat dibakar dan sering
digunakan sebagai mesin bakar
internal atau sebagai intermediet
untuk produksi bahan kimia
lainnya.

Membran Paladium untuk Pemisahan Hidrogen

Membran yang terbuat dari nikel, paladium, dan


platinum yang tergabung dalam golongan 10, dan
beberapa elemen logam di golongan 3-5 dari tabel
periodik memiliki kemampuan untuk melarutkan
dan mendisosiasi hidrogen, namun hanya
membran paladium yang menunjukkan
kemampuan luar biasa dalam melewatkan
hidrogen melaluinya karena lebih banyak kelarutan
hidrogen dalam fasa curahnya dalam rentang
temperatur yang tinggi.

Mekanisme perpindahan untuk pemisahan gas berbasis membran: (a) difusi


Knudsen (b) molecular sieving (c) surface diffusion dan (d) solution diffusion

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


Brunetti, 2010 3
Membran Reaktor Pd-Ag untuk Hidrogen dengan umpan Syngas

Membran Paladium untuk Pemisahan Hidrogen

Membran Hollow Fiber Pd/α-Al2O3

Substrat HF α-Al2O3 menyediakan kekuatan


mekanik dari membran komposit. Membran
HF komposit Pd/α-Al2O3 disintesis dengan
metode electroless plating.

Membran Hollow Fiber Pd-Ag/α-Al2O3

Membran Pd Ag yang ditempatkan dalam


reaktor menunjukkan slektivitas hidrogen yang
tak terbatas, memungkinkan penghilangan
selektif produk reaksi dari volume reaksi,
memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan operasi tradisional:
 Meningkatkan waktu tinggal reaktan
 Melebihi kesetimbangan pada reaktor
tradisional
 Efek positif pada tekanan umpan
terhadap konversi CO

Polimer padat Keramik Logam Padat Karbon Keramik


Mikropori Berpori Padat
Rentang <100 °C 200-600 °C 300-600 °C 500-900 °C 600-900 °C
Temperatur
Selektivitas H2 Rendah 5-139 >1000 4-20 >1000
Fluks H2 (10-3 Rendah 60-300 60-300 10-200 6-80
mol/m2s)
Isu Stabilitas Swelling, Stabilitas Transisi fasa Getas, oksidasi Kestabilan
pemadatan, dalam dalam
Kekuatan H2O CO2
mekanik
Material Polimer Silika, alumina, Paduan Karbon Keramik
Zeolit Paladium Penghantar
Proton
Mekanisme Difusi Larutan Saringan Difusi Larutan Saringan Difusi Larutan
Perpindahan Molekular Molekular

Brunetti, 2010
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
4
Membran Kristalisator untuk Kristalisasi Selektif Polimorf

Ikhtisar dari Polimorf

 Polimorf adalah zat yang terdapat sebagai kristal dengan lebih dari satu susunan atau bentuk
kristalin.
 Polimorfisme adalah aspek fundamental dari kimia padatan karena mempengaruhi setiap aspek
dari sifat padatan. Secara teknologi, hal ini krusial karena fasa padat yang berbeda dari zat yang
sama memberikan sifat fisik yang berbeda seperti morfologi kristal, karakteristik optik, kelakuan
mekanik, reaktivitas kimia, dan efisiensi dalam pemisahan padat-cair.

Pekerjaan sebelumnya : Pengembangan teknik


pengendalian baru: untuk
Kristalisasi Membran
polimorfisme telah mengendalikan proses
dapat menjadi solusi
dilakukan dengan kristalisasi dengan
tepat untuk kristalisasi
penggantian pelarut, tujuan membuat
selektif ini
rancangan kristalisator, material dengan
seeding, aditif, dll. kualitas lebih baik

Mekanisme Perpindahan dalam Kristalisasi Membran

Dalam kristalisasi membran, larutan pengkristal dan stripping “dikontakkan” dengan membran hidrofobik
mikropori. Kelakuan hidrofobik dari membran (pada tekanan operasi yang digunakan) mencegah pindahnya
larutan di fasa fluida namun memungkinkan pembentukan antarmuka dua cairan/uap di bibir tiap pori pada
kedua sisi membran. Gradien potensial kimia antara kedua antarmuka ini adalah gaya dorong dari
mekanisme evaporasi-migrasi-kondensasi dari pelarut, yang menginduksi lewat jenuh pada larutan
kristalisasi.

Keuntungan Kerugian
Kondisi jenuh yang lebih rendah dari larutan umpan Fenomena fouling
Kinetika lebih tinggi dalam kristalisasi makromolekuler Polarisasi konsentrasi dan temperatur
Lebih mudah dikontrol Fluks rendah
Orientasi molekul yang diinduksi oleh aliran laminar
Distribusi ukuran kristal yang sempit

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


Di Profio dkk., 2007 5
Membran Kristalisator untuk Kristalisasi Selektif Polimorf

Kristalisasi Selektif dalam Membran Kristalisasi Bagaimana faktor ini


mempengaruhi selektivitas?
Faktor Temperatur Anti Solven
Faktor Nukleasi dan
lewat jenuh
Struktur
Pelarut
Membran

Aliran larutan
Kondisi (pH, Efek Termodinamik dan
diluat dan
dkk) Kinetik
stripping

Konsentrasi Aditif

Selektivitas Proses
Kristalisasi

Kristalisasi Selektif dari Polimorf Glisin dengan Membran Kristalisasi

Tipe Membran :Membran Polypropylene hollow fibers berpori


Larutan Diluat :Glisin 190 mg/ml dengan pH 6.2 ±0.1
Larutan Stripping :Larutan CaCl2 dengan konsentrasi bervariasi antara 10-25 wt %/v
Metoda :Sistem/konfigurasi dinamik didapatkan dengan variasi kecepatan resirkulasi larutan.
Sistem membran statis didapatkan dengan mengubah konsentrasi larutan stripping
dalam serat membran

Karena laju evaporasi


bergantung pada laju
alir larutan diluat dan
stripping, mengubah
variabel ini memiliki
dampak yang besar
terhadap selektivitas.

• Bentuk metastabil dari Polimorf Glisin • Bentuk stabil dari Polimorf Glisin
• Terbentuk oleh: • Terbentuk oleh:
• Laju alir larutan Stripping yang tinggi • Laju alir larutan stripping yang rendah
• Temperatur Tinggi • Temperatur Rendah
• 4 < pH < 8 • pH <4 ; >8

α-Glisin γ-Glisin

Di Profio dkk., 2007 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


6
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Tinjauan dan Serajarah dari Pengembangan PEMFC

• (PEMFC) sebagai sumber Du Pont (1970)


tenaga ulang alik • 0.3 mgPt/cm2
• Kandungan Platinum 35 mgPt • Pengenalan membran • Kandungan Platinum
/cm2 Nafion 0.2 mgPt/cm2
ditargetkan pada 2015
GE (1960)

US DOE (Terbaru)

PEM fuel cell dibangun menggunakan membran elektrolit polimer (terutama Nafion) sebagai konduktor
proton dan bahan berbasis Platinum (Pt) sebagai katalis. Fitur penting dari membran ini adalah
temperatur operasi yang rendah, densitas energi tinggi, dan kemudahan scale-up, membuat PEM fuel
cell sebagai sumber energi generasi selanjutnya.

http://physics.nist.gov/
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
7
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Direct Methanol Fuel Cell (DMFC)

Rute Riset Terkini


 Logam Aktif
Katalis Biner : PtRu, PtW, PtNi, PtSn, PtMo, PtPd
Katalis Terner : PtRuW, PtRuMo, PtRuV
Katalis Kuarterner : PtRuRhNi, PtRuSnW
• Penyangga
Carbon Black : Acetylene Black
Lainnya : CNTs(Carbon NanoTubes), GNFs (Graphite Nano Fibers)
• Persiapan Katalis
Metode Fisik : Spray-drying, co-presipitasi, sol-gel
Metode Kimia : Dekomposisi Termal, impregnasi
Metode Modifikasi Koloid : Deposisi Spontan
Metode Implantasi : menggunakan Plasma
• Lainnya
Untuk meningatkan fraksi kosong penambahan pembentukan fraksi kosong, padatan
dengan titik didih tinggi untuk meningkatkan struktur batas tiga fasa elektroda

Zainoodin dkk, 2010

Keuntungan
1. Eliminasi prosesor
bahan bakar eksternal
2. Eliminasi sistem
pengelolaan
humidifikasi dan termal
3. Biaya rendah untuk
DMFC
4. Dapat menggunakan
infrastruktur yang ada
untuk minyak bumi

Kerugian
1. Kinetika elektroda yang
buruk
2. Fuel crossover
3. Elektrokatalisis

Basri dkk, 2010

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


8
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Nano Structured Thin Film Catalyst (NSTFC)

Keuntungan
 Pemanfaatan tinggi katalis pada
setiap densitas arus
 Perpindahan massa Overpotensial
yang dapat diabaikan pada
densitas arus tinggi
 Ketahanan tinggi terhadap oksidasi
penyangga pada potensial tinggi,
start-stop, kekurangan bahan bakar
 Ketahanan tinggi bagi
pelarutan/aglomerasi Pt pada
tegangan tinggi, start-stop, dkk
 Kuat, proses dengan biaya rendah
untuk fabrikasi
 Kehilangan ion dan elektrik minimal
dalam kondisi kering

Nano Structured Thin Film Catalyst (NSTFC)

Elektroda dari NSTFC untuk PEMFC


 Elektroda = ‘titik tripel’
reaksi pada situs katalis
persediaan bahan bakar/oksidan
 Teknologi ‘Membran dilapisi katalis’
mendominasi:
partikel nano Pt yang disepuh pada
bubuk karbon berluas tinggi melalui
deposit hubungan/dispersi ke elektrolit
 Pendekatan Nanoteknologi:
luas area permukaan yang lebih besar
pada antarmuka elektrolit
deposisi langsung katalis
menggunakan teknik film tipis

Basri dkk, 2010

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


9
Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

Singlewall Carbon Nanotube sebagai bahan penyangga baru

Tujuan:
1. Pemanfaatan efektif dari karbon struktur nano untuk peningkatan performa
2. Pengembangan pemasangan PEM menggunakan penyangga carbon nanotube
3. Meningkatkan performa elektrokatalisis
4. Minimalisir kadar katalis dengan menjaga keluaran tenaga tinggi

Hasil:

Metode Pembuatan Membran:


Nitrogen-doped carbon-nanostructure
ball-milling energi tinggi dari karbon aktif
sejalan dengan katalis logam transisi dibawah
atmosfer hidrogen diikuti dengan perlakuan
panas menghasilkan struktur nanokristalin
 Konsentrasi pengotor nitrogen rendah
(kurang dari 1% atom), situs pengotor
menjadi aktif secara kimia dan elektronik
 Ikatan kovalen dalam tabung dapat
terbentuk antara nanotube tetangga
dengan situs pengotor saling
berhadapan.

Basri dkk, 2010 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


10
Pemulihan Aroma dengan Pervaporasi

Pengantar
 Bahan perasa potensial dapat dibuat dengan pemekatan komponen perasa diatas kadarnya pada
makanan di alam.
 Pervaporasi adalah salah satu teknik dimana komponen perasa dapat dipekatkan.
 Dalam teknik ini, komponen perasa hidrofobik dapat secara selektif menembus membran hidrofobik
atau organofilik tak berpori.
 Permeat menguap ketika melewati membran karena sisi hilir dari membran dijaga dalam keadaan
vakum.
 Agar menguap, komponen permeat harus memiliki sejumlah derajat volatilitas, yang berarti dalam
sistem makanan, permeat pervaporasi utamanya terdiri atas air dan komponen rasa (juga komponen
volatil lainyang tidak berperan dalam rasa, seperti hidrokarbon).

Pervaporasi (permeasi-evaporasi),
sebuah proses pemisahan membran,
dipandang sebagai salah satu
alternatif potensial untuk mengatasi
tantangan yang telah disebutkan.
Keuntungan pervaporasi antara lain:
 Tanpa tambahan entrainer dan
tanpa kontaminasi,
 Konsumsi energi rendah,
 Selektivitas tinggi,
 Ramah lingkungan,
 Mudah dioperasikan,
 Hemat tempat dan pemasangan
mudah

Membran pervaporasi organofilik berbasis PDMS. Elemen


Pereira dkk, 2006 spiral wound. (Pervatech BV Netherland)

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


11
Pemulihan Aroma dengan Pervaporasi

Pemisahan Pervaporasi dari larutan biner aroma-Air dengan Membran PEBA

 Membran Organofilik, terutama PEBA dan PDMS,


cocok untuk pemisahan ini.
 Performa pemisahan bergantung pada tipe
senyawa aroma, membran yang digunakan, dan
kondisi proses.
 PEBA tidak hanya membran organofilik yang baik
namun juga memiliki stabilitas mekanik yang baik.
 Terlebih lagi, permselektivitas dari PEBA dapat
ditingkatkan dengan mengatur komposisi polieter
dan poliamida dari PEBA.

Skema langkah dalam persiapan membran


PEBA menggunakan teknik cetakan-solven.

a) Skema rancangan kamar membran.


b) Diagram dari percobaan pervaporasi.

 PEBA sangat selektif untuk pemisahan propil propionat, aldehid C6 dan benzaldehid dari larutannya.
 Konsentrasi aroma umpan mempengaruhi secara signifikan fluks permeasi dan selektivitas aroma.
 Pada 30oC dandalam rentang konsentrasi umpan aroma yang dikaji (390-3,207 ppm), fluks senyawa
aroma senilai10.5 - 218, 7.1 - 31.5 and 4.1 - 36.2 g/m2.h untuk propil propionat, aldehid C6 dan
benzaldehid, secara berurutan.
 Temperatur operasi sangat mempengaruhi fluks total namun sedikit pengaruhnya untuk selektivitas.
 Ketergantungan temperatur dari fluks permeasi mengikuti hubungan tipe Arrhenius, dan energi aktivasi
untuk permeasi bernilai 37.4, 39.7, 45.0 kJ/mol untuk propil propionat, aldehid C6 dan benzaldehid,
berurutan.
 Interaksi permeat-membran dan permeat-permeat mempengaruhi perpindahan pasa dari permeat
sepanjang membran.
Mujiburohman, 2008 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
12
Kristalisator Membran untuk Nanofiltrasi Larutan Brine

Fungsi Membran Nanofiltrasi dalam Desalinasi


 NF digunakan untuk pre treatment RO dalam desalinasi.
 Membran NF telah menunjukkan kemampuan untuk
menghilangkan turbiditas, mikroorganisme dan kesadahan juga
sejumlah garam terlarut.
 Rejeksi ion multivalen: ~90%. Rejeksi ion monovalen: 10-50%
 Hasil ini dalam tekanan operasi yang sangat rendah sehingga
memberi proses yang lebih efisien.

Fungsi kristalisator Membran dalam Desalinasi


 kristalisator membran digunakan untuk post treatment RO.
 MCr memiliki ciri pemisahan dalam dua tahap krusial yaitu
evaporasi pelarut dan kristalisasi

Keuntungan menggunakan MCr dalam Desalinasi

 Luas area perpindahan massa spesifik yang lebih besar: kontrol


optimal dari tingkat lewat jenuh
 Periode induksi yang lebih singkat; laju pertumbuhan kristal tinggi
pada lewat jenuh yang rendah
 Pengaturan molekul yang terurut, menghasilkan pembentukan
kristal dengan sifat struktural yang baik ketika bekerja dalam rejim
aliran larutan yang dibuat

Konfigugasi Sistem Membran Terintegrasi

1. Sistem MF – NF– RO terintegrasi dengan unit MCr yang bekerja dengan retentat NF
2. Sistem MF – NF– RO terintegrasi dengan unit MCr yang bekerja dengan retentat RO
3. Sistem MF – NF– RO terintegrasi dengan unit MCr yang bekerja dengan retentat NF dan unit MD
pada retentat RO
4. Sistem MF – NF– RO terintegrasi dengan unit MCr dua tahap yang bekerja pada retentat NF dan RO

1 2

Drioli, dkk, 2006 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


13
Kristalisator Membran untuk Nanofiltrasi Larutan Brine

Konfigurasi Sistem Membran Terintegrasi

3 4

Perbandingan MCr dengan Paten terkini dari Aplikasi Nanofiltrasi dalam Desalinasi

The Saline Water Conversion Coorporation (SWCC)

 Sebuah proses NF-Thermal efisien


Parameter NF-NF-Thermal MSF Konvensional
yang memiliki recovery air tinggi
 Memaksimalkan perolehan pabrik Umpan (m3/h) 292,6 451,4
desalinasi dan rasio recovery produk
air dibandingkan proses desalinasi Produk (m3/h) 158 158
termal air laut Rejeksi (m3/h) 134 293,4

Recovery de-Hybrid 54% 34%

Long Beach Water Department (LBWD) Membran NF dua tahap

 Sistem desalinasi air laut dua tahap yang berisi tahap pertama dan kedua membran NF dalam
hubungan aliran seri
 Ke dalam Membran tahap pertama dipompakan air laut yang ditekan untuk memproduksi permeat dan
retentat pertama
 Tahap kedua membran dipompakan dengan permeat pertama yang ditekan antara 200 psi dan 300 psi
untuk memproduksi air minum dan retentat kedua

Drioli, dkk, 2006 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


14
Membran PEEK Termodifikasi dan Membran Flour Polimer

Modified PEEK Membranes


 Polieterketon (PEK) dan polietereterketon (PEEK) adalah polimer
dengan derajat kristalinitas tinggi dan memiliki stabilitas termal
yang sangat tinggi juga ketahanan mekanik dan kimia pada agen
kimia dan memiliki berbagai aplikasi teknologi dan industrial.
 Karena tidak larut dalam air dan hampir seluruh pelarut organik
umum, membran tidak dapat dibentuk dengan teknik inversi fasa,
yang merupakan teknik paling umum untuk produksi membran
asimetrik dan tipis untuk industri.
 Di sisi lain, membran menunjukkan applikasi baru setiap harinya
dan ada banyak permintaan untuk polimer baru yang dapat
membentuk membran, dengan sifat memadai untuk kegunaan
khusus.
 Ketidaklarutan PEEK diatasi dengan pembuatan PEEK-WC
(poly(oxa-p-phenilene- 3,3 phthalido-p-phenylene-oxy-phenylene)
dicirikan dengan keharidan gugus latonik besar yang mengurangi
derajat kristalinitas sehingga membuatnya lebih larut pada pelarut
klorohidrokarbon juga di DMF. Oleh karenanya, membran PEEK-
WC dapat dihasilkan.
Foto SEM dari membran polyetherketone berpori
termodifikasi dengan struktur sarang lebah

Skema representasi dari aksi pencetakan tetesan air pada film cairan.

Membran sarang lebah: a) citra SEM dari penampang lintang membran dan
perbesarannya b) citra AFM dari permukaan atas membran

Golemme, dkk, 1994


Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
15
Sistem Mega Magnum

Meningkatkan ukuran elemen kini mendapat perhatian industri. Semakin besar elemen, semakin tinggi
jumlah bejana tekan, koneksi dan lahan – mengurangi biaya pengolahan air.
 Megamagnum element adalah sebuah pencapaian sistem dalam memenuhi kebutuhan teknologi
elemen besar
 Megamagnum element adalah elemen RO terbesar dan teruji yang ada.
 Memaksimalkan luas membran untuk memberikan user ongkos sistem terendah

Hingga kini, ukuran elemen dibatasi isu praktis


Kemampuan untuk membuat elemen
yang sangat besar

Ketersediaan bejana tekan yang dinilai ASME

Kebutuhan untuk menggabungkan metode mudah


untuk penanganan
Element Loading (Bundamba
Project – Phase 1A)
Koch, 2004
Mengurangi pipa
Lebih sedikit O- interkoneksi untuk
ring untuk mengurangi biaya
reliabilitas yang modal
lebih baik

Memotong Sangat
biaya dan mengurangi
waktu emisi sistem
konstruksi dan
instalasi

Setial elemen MegaMagnum mengandung luas membran


ekivalen dan membuat pengurangan 80% dari jumlah
interkonektor dan O-ring yang dibutuhkan.
Pilot yang menggunakan elemen MegaMagnum telah
dilakukan pada berbagai lokasi termasuk kota Scottsdale,
Arizona dan Metropolitan Water District California Selatan
Studi pilot ini membuktikan bahwa elemen besar beroperasi
pada fluks dan tekanan yang mirip serta memproduksi air
dengan kualitas yang sama pada laju fouling yang sama
dengan elemen 8-inchi.

http://www.kochind.com/files/
KochMembraneHomePage.jpg
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
16
Distilasi Osmotik Membran

Distilasi membran dilakukan dalam berbagai moda yang berbeda cara pengumpulan permeat, mekanisme
perpindahan massa melalui membran, dan alasan untuk pembentukan gaya dorong

Membrane
Distillation

direct- sweeping vacuum


air gap MD Osmotic MD
contact MD gas MD
(AGMD) MD (VMD) (OMD
(DCMD) (SGMD)
Baru!!
Osmotic membrane distillation (OMD) adalah salah satu varian distilasi membran (MD), beroperasi pada
temperatur rendah. Aplikatif untuk pemisahan berbagai larutan. Proses membran yang relatif baru.

Kelakuan hidrofobik dari membran


mencegah penetrasi dari larutan aqueous
Membran Fasa gas di ke dalam pori.
Hidrofobik pori
Hanya komponen volatil yang dapat
berpindah melalui membran.

Osmotic Driving Force

Membrane Gradien konsentrasi dari komponen tertentu


di fasa gas pada kedua sisi pori membran.
Distillation

OMD Vs DCMD
OMD mirip dengan DCMD  persamaan yang diturunkan untuk varian DCMD dapat diaplikasikan untuk
perpindahan uap pada OMD.
Anamun, ada beberapa perbedaan antara varian DCMD dan OMD. Perbedaan yang terlihat antara proses
ini berasal dari fakta bahwa driving force dari proses DCMD dibentuk oleh gradien temperatur sedangkan
OMD dengan gradien konsentrasi

Dasar Proses OMD


Temperatur larutan umpan rendah dan dekat
dengan larutan yang mengalir di sisi lain
membran.
Perbedaan tekanan uap disepanjang membran
didapat dengan menggunakan larutan dengan
tekanan uap air rendah (larutan ekstraksi di sisi
distilat.
Pemilihan larutan ekstraksi berperan signifikan,
namun informasi tentang hal ini terbatas. Fluks
permeat yang berbeda didapat untuk larutan
ekstrak yang berbeda pada kondisi operasi yang
serupa.

Soni, 2008 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


17
Distilasi Osmotik Membran

Proses OMD seringkali digunakan untuk penghilangkan


air dari cairan makanan seperti jus buah dan dan sayur,
susu, kopi dan the instan, dan berbagai larutan air non-
pangan yang tidak tahan panas
Temperatur operasi yang rendah menghilangkan
banyak masalah terkait proses evaporasi konvensional
(reaksi pencoklatan non-enzimatik-reaksi Mailard),
mencegah degradasi rasa dan warna, dan kehilangan
aroma volatil (volatilitas yang cepat meningkat dengan
temperatur umpan)

Kondisi mendasar yang dibutuhkan untuk menjalankan proses OMD adalah pemeliharaan fasa gas
pada pori membran.
Aplikasi proses ini menggunakan membran dari polimer seperti polypropylene(PP),
polytetrafluoroethylene (PTFE) dan polyvinylidenefluoride (PVDF).
Diameter pori membran mulai dari 0,1 hingga 1 min untuk memenuhi kondisi tidak terbasahkan oleh
berbagai larutan air.

Karakteristik membran yang digunakan dalam proses OMD

Konfigurasi/Di dp dmax
Material Nama Pembuat S (μm) ε(%)
n (μm) (μm) (μm)
PTFE FLHP Millipore Flat 175 70-80 0.25
PP Accurel PP Q3/2 Enka A.G. Capillary100 200 70 0.2 -
Accurel PP S6/2 Enka A.G. Capillary/2600 400 70 0.2 0.6
Celgard 2500 Hoeschst Celanesee Flat 28 45 0.05 0.07
Metricel Co Flat 90 55 0.1
Gelman USA
PVDF Durepore HVHP Millipore Co. Flat 125 75 0.45
Durapore GVSP Millipore Co. Flat 108 80 0.22
Durapore GVHP Millipore Co. Flat 125 70 0.20
125 75 0.22
PTFE Gore-Tex 10387 Gore & Associates Flat 8.5 78 0.2 -
supporte TF450 Pall-Gelman Flat 30-70 80 0.45 -
d by Pp 178* 60*
net TF200 30-70 80 0.2
165-178* 60*
TF200 Gelman Instruments Flat 60*,165* 60 0.2 -
TF1000 Co. Flat 178* 80 1 -
Gelman Sciences

*Polypropylene net with di>10 μm [6]. Din: inner diameter

Soni, 2008
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
18
Distilasi Osmotik Membran

Aplikasi utama dari proses OMD termasuk pemekatan dari cairan sensifit temperatur. Proses
ini memungkinkan produksi dari konsentrat cairan dengan kualitas dan komposisi sangat
dekat dengan yang segar, seperti pada industri makanan, tanpa penambahan rasa dan
dengan konten nutrisi dengan biaya yang sebanding dengan produk konvensional hasil
evaporasi.

Dealkoholisasi wine

Pemekatan produk farmasi dan


biologi, seperti vaksin, hormon
peptida, protein rekombinan,
enzim, asam nukleat, dan
antibiotik

 Rekonsentrasi dari larutan


gula dari dehidrasi osmotik
 Pemurnian Brine
 Pemekatan produk susu
 Pemurnian limbah cair nuklir

Soni, 2008
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
19
Alat Recovery Energi Reverse Osmosis

Konsumsi Sejumlah besar energi di pompa umpan menuju membran RO meninggalkan membran
Energi dalam air konsentrat.
Reverse Energi dalam aliran konsentrat cukup besar dan recoverynya secara efektif dan efisien
Osmosis menentukan kelangsungan hidup finansial dari proses.

Alat Recovery Energi

Isobaric ERD Turbine ERD

Turbin adalah ERD pertama


yang digunakan pada pabrik
SWRO skala kota

Pelton Turbine Hydraulic Turbocharger

Efisiensi puncak pada kecepatan spesifik sekitar Efisiensi maksimum sebesar 89% atau 90%.
3,000 dan laju alir lebih dari 2,300 m3/jam adalah 89
Maksimum efisiensi yang dapat dicapai dari
%.
turbocharger hidraulik besar dengan rpm
Maksimum efisiensi teoritik yang dapat dicapai untuk tinggi adalah 90% x 90% x 99% = 80%.
turbin hidraulik besar, head besar, dan rpm besar
Control valve atau nozzle brine dapat
sekitar 90%, asumsi 1% hilang pada nozzle.
digunakan untuk mengatur performa
Transfer energi efisiensi untuk pelton turbin adalah
89% x 90% x 99% = 79%

Stover, 2007 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


20
Alat Recovery Energi Reverse Osmosis

Menggunakan mekanisme transfer energi


positive displacement untuk memindahkan
energi dari aliran rejeksi tekanan tinggi ke pompa
suplai air laut bertekanan rendah.
Komsumsi energi dalam sistem RO dengan
isobarik ERD adalah jumlah energi untuk pompa
tekanan tinggi dan pompa sirkulasi.
Membutuhkan pengendalian dinamik untuk
mengoperasikan valve dan batas pergerakan
piston.
Waktu kontak yang panjang antara brine dan air
laut berakibat intermixing, meningkatkan salinitas
membran hingga 1,5%.
Isobaric Energy Recovery Device
Efisiensi terbatas hanya oleh kehilangan energi
dalam menggerakkan piston dan valve dan dapat
melebihi 95%.

Perbandingan Konsumsi Energi Proses Air Laut RO

No ERD Turbine ERD Isobaric


ERD
Aliran Permeat (m3/hr) 227 227 227
Laju Recovery (%) 40 40 40
Aliran Pimpa Tekanan Tinggi (m3/hr) 568 568 231
Tekanan Pompa Tekanan Tinggi (bar) 68 68 69
Energi Pompa Tekanan Tinggi (kW) 1421 847 600
Efisiensi Turbin (%) - 83 -
Aliran Pompa Sirkulasi (m3/hr) - - 338
Tekanan Pompa Sirkulasi (bar) - - 2
Energi Pompa Sirkulasi (kW) - - 30
Total Energi (kW) 1421 847 629

Isobaric ERD dapat mengurangi konsumsi energi dari sistem RO air laut sebanyak 60%
dibandingkan dengan sistem tanpa ERD atau sebanyak 30% dibandingkan sistem dengan turbin
ERD.
Isobaric ERD membrerikan penghematan energi yang lebih tinggi dibandingkan turbin karena
beroperasi pada efisiensi transfer energi air-ke-air yang lebih tinggi. Isobaric ERD memfasilitasi
fleksibilitas operasional dengan mengakomodasi berbagai laju recovery air membran.

Stover, 2007 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


21
Membran Carbon Nanotube

Nanoteknologi dapat Berdampak pada Terobosan Teknologi

Nanoteknologi adalah pembuatan dari material, alat,


dan sistem fungsional melalui pengendalian materi
dalam skala nanometer (1 to 100+ nm) dan
eksploitasi sifat dan fenomena baru yang
dikembangkan pada skala tersebut.

Carbon Nanotubes adalah, dengan C60, bentuk


kristalin ketiga dari karbon. Pada dasarnya hanya
sebuah tabung terbuat dari karbon yang terikat
heksagonal.

Karbon nanotube memiliki kekuatan luar biasa dan


sifat elektrik unik, dan konduktor termal yang efisien
sehingga berpotensi berguna dalam banyak
aplikasi.

Penjernihan Air

Nanotube dapat menghilangkan: Bakteri, Anion,


Kontaminan Organik, Logam Berat

Kecepatan perpindahan yang tinggi diprediksi untuk


aliran air melalui karbon nanotube sebagai Penelitian dalam Membran berbasis Nanotube.
konsekuensi ikatan hidrogen kuat antara molekul air (Mauter and Elimelech, Environ. Sci.Technol)
yang berdekatan dan ketertarikan lemah antara air
dan lembaran grafit pada dinding CNT,
menghasilkan aliran nyaris tanpa gesekan.

Hinds, 2004
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
22
Membran Carbon Nanotube

Membran yang Dibuat oleh Lawrence Livermore National Laboratory Hinds, 2004

• Kelompok ini dapat mengukur aliran cairan dan gas dengan membuat membran pada chip silikon dengan pori
karbon nanotube yang menjadi lubang di membran. Porinya berukuran sangat kecil sehingga hanya enam molekul
air yang dapat sesuai dengan diameternya.
• Aliran gas dan air yang terukur 100 hingga 10000 kali lebih cepat dibandingkan prediksi model klasik,

Membran terdisi atas karbon nanotube multi dinding yang ditanamkan pada matriks silikon nitrida. Laju perpindahan
helim melalui membran nanotube 10 nm dalam rentang 0,018-0,25 cc/detik. Laju air yang dipindahkan melalui
struktur ini diperkirakan dari 0,2-2,8x10-5 cc/detik.

Tahap Fabrikasi Membran Carbon Nanotube

Enkapsulasi Konformal dari CNT


1 yang diluruskan ketika tumbuh
dengan Polimer/Keramik
1 2 3
Penghilangan material berlebih
diatas susunan CNT di
2 belakang. Goresan asam HF
untuk menghilangkan
membran dari substrat

Pembukaan ujung CNT


Hinds, B.J., et al. (2004) Science, Vol. 303, p.62. menggunakan oksidasi plasma
3 atau perlakuan asam
Anatomi dari nanopump

Nanoteknologi dapat
membuat membran yang
mampu memompa dan
menyaring gas, bahan
bakar, atau air.

Ion di air garam dilingkupi oleh cangkang molekul air. Ion terhidrasi ini terlalu besar untuk melewatu nanotube
sehingga ion tertinggal dan hanya air murni yang dapat lewat..
Potensi lain dari Membran Nanotube
Pemisahan CO2
Afinitas CNT dan hidrokarbon dapat memisahan gas industrial dengan energi lebih rendah.
CNT memiliki permeabilitas gas yang sangat tinggi karena kehalusan inheren dari permukaan CNT
Hinds, 2004

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


23
Membran Bioreaktor Forward Osmosis

Membran Bioreaktor (MBR) mengkombinasikan proses membran seperti mikrofiltrasi atau ultrafiltrasi dan
bioreaktor suspended growth.

en.wiikipedia.org

• Pengolahan air limbah


• Penggunaan kembali air minum
Achilli, dkk, 2009 – FO sebagai pretreatment tingkat tinggi

Keuntungan MBR Forward Osmosis


Rejeksi tinggi pada tekanan hidraulik
lebih rendah

Degradasi biologis yang ditingkatkan


dari senyawa organik membandel

Mengurangi kadar senyawa organik


terlarut  mengurangi fouling sistem RO

Fouling lebih rendah  pemadatan


Skema dari peralatan MBR skala laboratorium kontinu foulant yang lebih rendah

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


24
Membran Bioreaktor Forward Osmosis

Perbandingan kualitas permeat MBR dan OMBR (Jian-Jun Qin, 2010)

Parameter Unit Parameter MBR Permeat OMBR

Ammonium mg/l as N 0.09-0.6 <0.01-0.1


Boron mg/l 0.06-0.11 0.03-0.07
Kalsium mg/l 26.5-28.5 0.3-0.9
Fluorida mg/l 0.3-0.47 0.01-0.1
Besi mg/l 0.005-0.017 <0.003
N-Nitrat mg/l 11.2-14.3 3.36-6.8
pH - 6.1-6.9 5.7-6.7
PO4 mg/l 14-21 0.08-0.14
Silika mg/l as SiO2 9.6-10.4 1.7-1.9
Strontium mg/l 0.066-1.35 0.007-0.06
TKN mg/l 0.9-5.0 0.2-0.7
TOC mg/l 5.65-7.13 <0.5-1.6

Fluks FO lebih rendah


18% lower dari fluks air
murni. Sementara itu,
fluks MBR konvensional
lebih rendah 75%.
(Achili, 2008).

Siklus Filtrasi-pencucian
Ukuran Fluks, Siklus/har Fluks neto,
Membran Material
pori, μm L(m2.h) Filtrasi
Backwash (min) i L/(m2.h)
(min)
Hollow fiber Polyethylene- 0.1 20 5-45 0.25-15 24-274 15-18
polysulfone
Tubular Polypropylene 0.2 8-22 30 0.25 48 -
Flat sheet C-PVC- 0.2-0.4 17-22 3-8 1-4 120 8.7-11
stainless steel
OsMBR CTA _ 9.0 10,200 60 0.14 8.9

Achili, 2008

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


25
Fullerent Pencegah Biofouling pada Membran Mikrofiltrasi

Biofouling
Biofouling, atau akumulasi tidak Biofouling per tahunnya
diinginkan dari pertumbuhan Fenomena ini berdampak menelan biaya miliaran dolar
organik pada permukaan yang negatif pada aplikasi industrial, karena upaya penghilangan
kontak dengan air, seringkali industri makanan, dan aplikasi biofilm, penggantian bagian
sebagai hasil dari pembentukan medis yang terkorosi dan rusak serta
biofilm. kehilangan produktivitas.

Pembentukan Biofilm sulit Teknologi antibiofouling yang ada tidak


untuk dicegah dan lebih sulit berjalan lama, dan tidak efektif
untuk dihilangkan terhadap biofilm yang telah terbentuk

Nanoteknologi yang ada


Ongkos yang relatif lebih mengenalkan material baru dengan
murah sifat antimikrobial yang dapat
digunakan sebagai agen antifouling.

Ledakan nanoteknologi yang ada memperkenalkan


material baru dengan sifat antimkrobial yang dapat
digunakan sebagai agen antifouling. Fulleren adalah
molekul apapun yang tersusun seluruhnya dari karbon
dalam bentuk bola berongga, elipsoidal, atau tabung.

Fulleren, C60, memiliki sifat antibakterial dalam


suspensi aqueous, dalam suspensi air fuleren yang
disebut nC60. nC60 adalah agen antibakterial yang
mearik karena potensi, spektrum aktivitas yang luas,
dan kemampuan untuk membunuh bakteri dalam
kondisi bercahaya, gelap, aerobik, maupun anaerobik.

nC60 mungkin tidak cocok untuk aplikasi


medis, karena interaksinya yang merusak sel
mamalia, namum dapat digunakan dalam
pengolahan air industrial, penyaringan
membran, atau aplikasi antibiofouling.

nC60 menghilangkan bakteri lebih barik dari


nanomaterial lainnya

Lyon dan Delina 2008

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


26
Fullerent Pencegah Biofouling pada Membran Mikrofiltrasi

Permukaan membran tanpa fullerenes Permukaan membran dengan fullerenes

Lyon dan Delina 2008

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


27
Membran Distilasi Bioreaktor

Bioreaktor membran konvensional Pengolahan air limbah

Proses MBR dapat memproduksi efluen berkualitas cukup tinggi untuk dibuang ke air pesisir, permukaan,
payau, atau dimanfaatkan kembali untuk irigasi. Manfaat lain MBR dibandingkan prose konvensional
termasuk footprint yang sedikit, kemudahan retrofit dan upgrade dari pabrik pengolahan air limbah tua.
Namun, MBR dan pengolahan limbah menggunakan MBR konvensional memiliki beberapa kerugian.
Sebagai contoh, ketika membran MF dan UF dapat menghilangkan flok bakterial dari permeat, membran ini
hanya memberikan retensi terbatas untuk senyawa organik residual termasuk senyawa organik umpan yang
belum terdegradasi dan produk samping metabolit, karena senyawa organik residual terlarut dalam air dan
dapat melewati membran.

MDBR adalah teknologi baru yang menggabungkan


Membran bioreaktor untuk pengolahan air limbah dengan
Bioreaktor membran distilasi (MD).
Kebaruan membrane distillation bioreactor (MDBR)
didasarkan pada proses MD yang digerakkan oleh
Membran Distilasi termal yang menggunakan membran hidrofobik
Bioreaktor mikropori seperti polypropylene (PP), polyvinylidene
fluoride (PVDF) atau polytetrafluoroethylene (PTFE).
MDBR terutama cocok untuk skenario dimana produk
Membran air kualitas tinggi dibutuhkan dan/atau pada situasi
Distilasi dimana waktu tinggal yang tinggi dibutuhkan untuk
penghilangan efektif senyawa organik refraktori.

Air-gap MD

Sweep-gas
Vacuum MD
MD

Direct
MDBR Osmotic MD
Contact MD

Teknik MD ini dapat langsung diimplementasikan oleh salah satu keterampilan dalam MDBR.

Phattaranawik, dkk, 2008

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


28
Membran Distilasi Bioreaktor

Membrane distillation bioreactor – Membrane Distillation Bioreactor Skala Kecil


Susunan konseptual

Perbedaan utama antara MF/UF-MBR dan MDBR

Parameter MF/UF-MBR MDBR


Termal (perbedaan temperatur),
Driving Force Diutamakan penyedotan tekanan
pada tekanan atmosferik
Porous, hydrophobic MF such as
Membran UF atau MF, terutama hidrofilik
PTFE and PVDF (preferred)
Fasa di pori membran Cair Uap, gas
Tidak tergantung aktivitas biologis,
Bergantung aktivitas biologis; TOC
Kualitas Permeat sebanding dengan produk distilasi;
3–10 ppm
TOC < 0.8 ppm
Waktu Start up Lambat Lebih Cepat

Fluks 10–30 L/m2 h (tipikal) 2–15 L/m2 h (~fluks RO) at 55°C

Manfaat potensial dari MDBR

• Kualitas permeat sebanding dengan proses RO dan tidak bergantung aktivitas biologis.
• Bisa mencapai kualitas air yang mirip dengan lumpur aktif konvensional plus MF dan RO
atau MBR konvensional plus RO dalam tahap tunggal.
• Waktu start-up lebih singkat
• Zat yang belum terdegradasi atau membandel dapat ditahan dengan waktu tinggal lebih
lama sehingga mengalami pemecahan bertahap.
• Proses atmosferik dan berpotensi tidak banyak bergantung pada sumber listrik
Phattaranawik, dkk, 2008
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
29
Membran Terintegrasi untuk Desalinasi

Pabrik desalinasi industrial, beroperasi di seluruh dunia untuk meringankan permasalahan kekurangan air.
Dalam perlombaan ini, operasi membran dengan gaya dorong tekanan kini banyak digunakan. Mereka
berhasil bersaing dengan sistem termal tradisional karena konsumsi energinya yang lebih rendah

• Peningkatan kualitas air Proses membran terintegrasi mewakili


efek sinergis yang dapat dicapai,
• Faktor recovery global pabrik
Isu Kritis kesederhanaan unit ini, kemungkinan
• Pengurangan ongkos air bebas garam
tingkat lanjutan dari otomasi dan remote
• Dan masalah pembuangan brine control.

Manfaat dari operasi membran bergaya


dorong temperatur seperti membran distilasi
(MD) dan membran kristalisasi (MCr):
Pengurangan
Jalan lain meuju MD dan/atau MCr ongkos Memungkinkan
memperkenankan pemanfaatan penambahan pembuangan peningkatan
nilai dari retentat, meningkatkan faktor brine dan faktor recovery
recovery pabrik, mengurangi masalah dampak negatif air segar
lingkungan
pembuangan brine dan dampak
lingkungannya, dan memproduksi kristal
berharga untuk penggunaan medik, domestik,
atau agrikultural.
Recovery dari kristal
Adopsi dari sistem membran terintegrasi yang secara natural
terlihat sebagai sebuah kemungkinan menarik terdapat dalam aliran
untuk meningkatkan operasi desalinasi dan konsentrat
memenuhi kebutuhan air yang meningkat.

Macedonio, 2007

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


30
Desalinasi Inland

Permintaan untuk air bersih pada banyak bagian dunia telah melampaui pasokan. Hal ini memiliki perhatian
terfokus pada inland desalination dari air payau dan air limbah subsurface. Ada perkembangan kebutuhan
untuk desalinasi inland di seluruh dunia dimana komunitas berjuang untuk memenuhi permintaan air yang
bertambah dengan persediaan air bersih yang terbatas.

Desalinasi Inland
•Konsentrat tidak dapat
dibuang ke lautan
•Perbedaan komposisi dari air
laut
Pabrik Desalinasi Air Laut

Pabrik Desalinasi Inland. (Thames Desalination Plant,:


http://img.metro.co.uk/i/pix/2010/06/03/article-1275556095405-
09DC61A3000005DC-127335_636x365.jpg)

Perhatian Utama untuk Desalinasi Inland

Komposisi Air Pembuangan Konsentrat Skala Ekonomi

Kebanyakan air garam inland


kaya kalsium dan kurang sodium Dibuang ke air permukaan, Ongkos lebih tinggi: ukuran pabrik
dibandingkan air laut selokan, sumur dalam, aplikasi lebih kecil, biaya pembuangan
air, dan/atau kolam evaporasi konsentrat , biaya pemompaan air
sumur, dan biaya energi yang
lebih tinggi (U.S. Bureau of
Tingkat silika seringkali lebih tinggi Reclamation 2002).
Zero Liquid Discharge (ZLD)
Kombinasi RO dan ED,
evaporator multi tahap, Efisiensi desalinasi juga
Anion dominan pada air inland: merupakan hambatan untuk
sulfat daripada klorida kristalisator dan mesin evaporasi
yang ditingkatkan daerah inland

Brady, dkk, 2005 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


31
Membran Sensor

Penginderaan kimia adalah bagian dari proses pengambilan informasi dimana sebuah wawasan
didapatkan tentang komposisi kimia dari sistem secara real-time. Sensor merupakan salah satu
pendekatan sederhana untuk analisis kimia: mereka memungkinkan pengujian langsung dari
sampel gas atau cair tanpa persiapan atau pemurnian sampel sebelumnya.

Keuntungan
 Tidak mempengaruhi atau beraksi dengan zat
yang akan diuji
 Hampir portabel
 Cocok untuk menentukan konsentrasi secara
langsung atau dapat menyensor
conductitration (real time)
 Memiliki harga yang tidak mahal

Keuntungan Potensial dari Membran dalam Sensor

Eksternal membran Reagen membran Internal membran

Mengurangi biofouling Matriks untuk loading Rejeksi dari interferen difusibel


mediator reaksi
Proteksi dari detektor dari agen fouling
Perlindungan biolayer difusibel
Matriks untuk loading Masking dari komponen sensor toksik in
Penghilangan sel dan bioreagen vivo
mekromolekul
Permukaan untuk imobilisasi bioreagent
Pemasukkan terkendali dari Pengikatan, partisi, atau
analit dan reagen difusi terkontrol dari analit Partisi dari detektor elektrolit, dari sampel
Pengurangan (contoh: membran permeabel gas)
ketergantungan pemasukan
dan kecepatan sampel Rejeksi interferen Pengendalian sensitivitas detektor

Masking dari komponen Proteksi spesial dari komponen


antigenik in viva mikroelektronik
Permukaan untuk Matriks untuk releksi cahaya
imobilisasi bioreagen Promosi dari aliran panas

Vadgama, 1990 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


32
Membran Sensor

Liquid Reference
Membrane Electrode

Sample Solution Membran Cair


Membran Gelas

Membran Membran
cair gelas

Membran Membran Membran


Valinomycin Sensor Kristalin

Membran Membran
resin selektif
penukar ion Fluorida

Membran Valinomycin

Membran Kristalin
Membran selektif Fluoride
Vadgama, 1990 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
33
Membran Asimetris Berstruktur Nano

Penggunaan carbon nanotube sebagai serta serat penguat material komposit masih merupakan bidang
berkembang dari perpektif teoritis dan eksperimental. Perolehan membran nanofungsional adalah salah
satu trend baru untuk meningkatkan performa proses membran.

Tren
baru!

Nanofung
sional

Meningkatkan
performa!

Membran Asimetrik

G. Nechifor, dkk (2009), membuat material komposit polimer-nanotube baru berbasis polisulfon dengan
berbagai tipe nanotube, single wall (SWNT) dan double wall (DWNT), didapatkan dengan aplikasi di bidang
medis dari pemisahan lanjutan dari logam berat dari darah dan cairan psikologikal lainnya.

Polisulfon Carbon nanotube


Karakteristik unggul
- Kelarutan dalam rentang tinggi dari pelarut
polar aprotik
Biokompatibel dalam kontak dengan darah
- Ketahanan termal tinggi
Biofungsionalitas: kemampuan untuk mengambil
- Ketahanan kimia pada seluruh rentang pH alir fungsi tertentu jaringan dengan penyesuaian
- Ketahanan dalam media oksidatif bersama dari sifat impan dan jaringan
- Ketahanan mekanik tinggi dari reaktivitas
modeat film dalam reaksi subsitusi elektrofil
aromatik

Interaksi kovalen antara membran polisulfon


dan karbon nanotube lebih stabil dari
interaksi kovalen dalam paduan membran
dan merupakan cara baik untuk imobilisasi
karbon nanotube untuk aplikasi praktis
(terutama proses filtrasi).

Nechifor, dkk, 2009


Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
34
Penghilangan Boron dengan SWRO

Beberapa pabrik menggunakan


tahap pengolahan tambahan :
- pengaturan pH
Air minum dari desalinasi - Pengenceran permeat RO dengan
air laut menggunakan Tantangan: Kesulitan sumber lain
membran reverse dalam memenuhi standar - post-treatment penukar ion dari
osmosis telah menjadi boron dalam air produk permeat RO
sangat menarik - Melewati air desalinasi melalui
tingkatan RO ekstra.

Alasan dominan untuk pembatasan  Air laut mengandung sekitar 4–6 mg/L boron, yang
konsentrasi boron dalam air minum: doominan terdapat dalam asam borat non ionik
Bagi manusia, borond apat memberikan  Asam borat memiliki pKa sekitar 9.2
bahaya reproduksi.  Pada nilai pH air laut umum, membran RO biasa merejeksi
boron ke tingkat sekitar 40–80% (konsentrasi permeat
WHO: 0.3 ppm. Regulasi EU : 1.0 ppm
boron 0.9–2.0 mg/L)
Pertanian: konsentrasi boron berlebih  Rejeksi rendah dari asam borat adalah karena
dapat merusak tanaman. kemampuannya berdifusi melewati membran dalam bentuk
non-ionik yang mirip dengan asam karboksilat atau air

Dalam beberapa tahun belakangan


Membran dengan rejeksi boron 91–96% pada pH air laut natural tersedia di pasaran.
Untuk pengurangan afinitas dengan boron, peningkatan afinitas dengan air, dan struktur molekul yang lebih
ketat (pori lebih kecil) dari lapisan membran untuk eksklusi ukuran molekul asam borat

 Moda operasi tidak memiliki dampak pada rejeksi boron


 Rejeksi boron yang jauh lebih tinggi didapat pada pH 10.5 (>98%). (baik mekanisme repulsi elektrostatik
dan ekslusi ukuran)
 Rejeksi garam di air laut tidak berpengaruh dengan rejeksi boron pada kondisi konstan.
 Fluks permeat pada tekanan konstan secara umum lebih rendah pada pH of 10.5, yang dapat dijelaskan
dengan fouling membran dan pembentukan sisik yang lebih tinggi oleh senyawa Mg dan Ca
 Sementara rejeksi boron yang lebih tinggi teramati untuk satu tipe membran ketika tekanan dinaikkan
 Laju alir umpan tidak memberikan dampak signifikan dalam rejeksi boron pada kondisi konstan.

Bartels, 2009
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
35
Penghilangan Boron dengan SWRO

Optimasi

Single Pass
Sistem two-pass tidak hanya
meningkatkan biaya konstruksi
namun juga beban O&M yang lebih
tinggi dibandingkan sistem RO
single pass. Disini ditunjukkan
bahwa sistem RO single-pass
dengan pengaturan pH dapat
mencapai rejeksi boron lebih tinggi,
memproduksi permeat dengan
konsentrasi boron kurang dari 0.5
mg/L
Bartels, 2009

2-pass SWRO:
Pass RO kedua dengan penambahan soda kaustik untuk meningkatkan pH ke sekitar 9.5. beberapa permeat
pass-1 dapat dilewatkan untuk menjaga sejumlah mineral di air. RO pass kedua dapat dibuat dari membran
air laut energi rendah jika temperatur dan salinitas tinggi atau membran air payau rejeksi tinggi dalam kasus
kondisi lebih lunak
Koseoglu, dkk, 2008

SWRO+ IX:
Resin penukar ion selektif boron dengan atau tanpa pass, bergantung pada konsentrasi sisa boron yang
dibutuhkan. Resin selektif harus diregenerasi on-site dengan soda kaustik dan asam klorida. Sistem kolom
ganda seringkali dibutuhkan untuk menjamin produksi kontinu.
Nadav, dkk, 2005

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


36
Produksi Kristal dengan Bentuk dan Ukuran Tertentu
Menggunakan Membran Kristalisator

Kristalisasi adalah teknik unggul untuk pemurnian spesi kimia dengan pemadatan dari campuran cairan:
banyak bahan dijual dalam bentuk kristalin, dan sejumlah besar produk bisa didapatkan dari larutan tak
murni bahkan dengan satu tahap. Metode paling umum dari kristalisasi adalah melalui evaporasi pelarut.
Pengembangan teknologi dari kristalisasi melalui evaporasi pelarut sebagai berikut:

Konvensional Kristalisator Membran (MC)


Forced Circulation (FC) Kristalisasi membran dengan
Draft Tube Baffled (DTB) berbagai metode

Curcio, 2006

Metode MC
Reverse Osmosis (RO)

Distilasi

Anti-Pelarut

Membran Reaktor

Pendinginan Kontaktor

Kristalisator Membran
Peluang untuk merangkai proses dan kristalisasi membran, untuk mengembangkan teknologi kristalisasi
yang efisien, telah diusulkan dalam bentuk kristalisator membran (MCr). Dalam sistem ini membran tidak
berperan sebagai penyangga untuk penguapan pelarut, namun juga sebagai permukaan hidrofobik dan
perpori yang dapat mengaktivasi nukleasi heterogen yang dimulasi pada lewat jenuh rendah dan
meningkatkan kinetika kristalisasi, bahkan untuk molekul besar seperti protein. Karena keuntungan ini,
kristal dengan permukaan dan struktur terkendali dapat dibuat.

MC RO Gianluca and Efrem, 2009


Fluks Solvent
Driving forces Perbedaan tekanan
P1
Tipe Membran Reverse Osmosis
Solvent (H2O) + garam

Produk Anorganik
P2
Keuntungan Integrasi dengan desalinasi
Solvent (H2O)

Kerugian • Mudah Fouling


• Umpan konsentrasi rendah
• Beda tekan yang tinggi
• Distribusi ukuran kristal yang besar
P2 < P1
Reference: E. Curcio, G. Di Profio, E. Drioli, Membrane Conttactors: Fundamentals, Applications, and Potentialities, Journal of Membrane
Science and Technology,2006
2) DI PROFIO Gianluca ; CURCIO Efrem . A Review on membrane crystallization. Chimica oggi Y. 2009, vol. 27, No. 2, pages 27-31

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


37
Produksi Kristal dengan Bentuk dan Ukuran Tertentu
Menggunakan Membran Kristalisator

MC Distilasi

P1, P2, Zat yang ingin dikristalisasi ditempatkan pada sisi


T1 T2
umpan membran yang bertemperatur tinggi. Di sisi
lain membran adalah fluida pendingin. Uap dari sisi

Distillat + stripping agent


umpan akan melewati membran dan terkondensasi
di sisi dingin. Lambat laun, sisi umpan akan melewati
Crystal + solvent

titik jenuh dan mulai mengkristal.

Prinsip
1. Evaporasi Pelarut
2. Difusi uap pelarut
3. Kondensasi pelarut

Tipe Membran: membran mikrofiltrasi hidrofilik (untuk


Evaporasi Kondensasi larutan oleofilik) atau hidrofobik (untuk larutan
Pelarut Pelarut aqueous)

MC - Reaktor

P P P Driving forces Perbedaan Tekanan


2 1 2 Tipe Membran Ultrafiltrasi
Keuntungan • Memproduksi nanokristal: 70
A (l) + AB (s)

nm
B (l)

B (l)

Kerugian • Fouling
• Tanpa data kuantitatif tentang
distribusi ukuran kristal

MC - Antisolvent

P2 P1 P2 Driving forces Perbedaan Tekanan


Antisolvent

Membrane type Membran berpori


Antisolvent

Advantages • Fleksibilitas dalam operasi


Feed

membran
• Sistem operasi yang fleksibel
• Ukuran kristal yang terdistribusi
J dengan baik
J1 • Memudahkan aplikasi industrial
2
Di Profio, dkk, 2010
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
38
Produksi Kristal dengan Bentuk dan Ukuran Tertentu
Menggunakan Membran Kristalisator

MC – cooling

Membran solid hollow fiber Driving forces Perbedaan Temperatur


Cooler media flow

T1
Tipe membran Membran tak berpori
Solvent + kristal (Hollow Fiber Padat)
Keuntungan • Bebas Fouling
• Ukuran kristal yang halus
• Distribusi ukuran kristal yang sempit
• Laju nukleasi yang tinggi
T2

Q
(panas)

Statis

MC
(Membrane
Crystallizer)

Kontinu

Efek waktu tinggal terhadap ukuran panjang


kristal
Di Profio, dkk, 2010
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
39
Menggabungkan Gugus Amino
dalam Jaringan Polimer sebagai Komposit

Thin film composite membranes (TFC) adalah


membran semipermeabel yang dibuat terutama
untuk kegunaan dalam pemurnian air atau sistem
desalisasi air.

Keuntungan membran komposit lapis tipis

Setiap lapisan dapat dioptimasi secara bebas untuk


mendapatkan performa optimal membran

Seperti terlihat pada namanya, membran TFC terdisi dari banyak lapisan. Membran yang dirancang untuk
desalinasi menggunakan lapisan film tipis aktif dari poliimida berlapis dengan polisulfon sebagai lapisan
penyangga berpori.

Persiapan membran komposit lapis tipis Monomer


Pelarut: Asam
Asam Amino
Dip coating (Organik) (Cair)

Spray coating
Penyangga
Berpori
Spin coating

Interfacial polymerisation

In Situ polymerisation

Grafting Membran Komposit (50 nm)

- Stabilitas termal
Kebanyakan terbuat
Poliamida - Kekuatan Mekanik
dari gugus asam
amino - Ketahanan terhadap
pelarut organik

Membran Reverse osmosis

Membran Pervaporation
Aplikasi membran
Poliamida
Membran Forward Osmosis

Saha dan Joshi, 2009


Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
40
Membran Aquaporin

Aquaporin adalah protein yang tertambat dalam membran sel yang mengatur aliran air. Aquaporin adalah
protein membran integral dari keluarga besar major intrinsic proteins (MIP) yang membentuk pori dalam
membran sel biologis.

Penemu Roderick
Peter Agre
Aquaporin MacKinnon

Namun, faktor
miniaturisasi untuk
spesifikasi industri
Untuk semikonduktor
memurnikan berujung pada UPW
sumber air yang lebih ketat
alami dan
Berbagai sistem terkontaminasi,
dan metode dari Air harus sangat
pengolahan air murni atau
ditemukan dengan sedikit
kontaminan

Protein aquaporin • Tujuan:


• Karbon aktif untuk penghilangan ditemukan
senyawa organik • Untuk mengilustrasikan
• Desinfeksi sinar ultraviolet bagaimana protein
• Selektif bagi transfer air terdambat
• Water softening Perpindahan dalam membran dalam
• Desalinasi membran dengan air pemurnian air
RO dan NF
Penemuan Tradisional
Membran Biomimetrik
ditemukan

Perbedaan mekanisme dari aliran air transmembran

Osmosis

Transport banyak air


dengan zat terlarut

Aquaporin

Benga, 2009
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
41
Membran Aquaporin

Membran biomimetric mirip dengan membran aquaporion

2.
Penemu
1. Peter Holme Jensen, Danielle
membran
Copenhagen Keller,
biomimetric
Odense

Desalinasi air
laut Membran sintetik berdasarkan prinsip
membran aquaporin.
Konstruksi seperti sandwich dapa menahan
Air pertanian Air proses tekanan hingga 10 bar dan fluks air >
untuk irigasi industrial 100 l/m3.h

Aplikasi

Lipid bilayer berpenyangga dengan molekul


Pengolahan Ultra-Pure akuaporin tergabung
air limbah Water
perkotaan (UPW)

Membran lipid bilayer yang dibentuk disekitar lapisan


film teflon dengan molekul aquaporin

Penyangga berpori dari lipid bilayer seperti mika, muscovite,


pita mika, polisulfon, AlO2, selulos atau penyangga lainnya
dengan permukaan hidrofilik
Membran lipid bilayer planar dengan aquaporin

Molekul Aquaporin
Film Teflon berpori atau material membran hidrofobik lainnya
Molekul phospolipid atau molekul lipid amphifilik lainnya
Membran lipid bilayer planar dengan aquaporin

Molekul Aquaporin Membran lipid bilayer yang dibentuk disekitar


film teflon film dengan molekul aquaporin
Molekul phospolipid atau molekul lipid amphifilik lainnya

Molekul aquaporin yang tergabung dalam material


membran nanopori

Penyangga berpori dari lipid bilayer seperti mika, muscovite,


pita mika, polisulfon, AlO2, selulos atau penyangga lainnya
dengan permukaan hidrofilik
Film Teflon berpori atau material membran hidrofobik lainnya
Material Membran Nanopori
Membran lipid bilayer planar dengan aquaporin Membran lipid bilayer planar dengan aquaporin

Molekul Aquaporin Molekul Aquaporin

Molekul phospolipid atau molekul lipid amphifilik lainnya Molekul phospolipid atau molekul lipid amphifilik lainnya

Benga, 2009 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


42
Nanofiltrasi sebagai Pretreatment Reverse Osmosis

Pengantar
Integrasi dari operasi membran yang berbeda namun saling melengkapi dalam pre-treatment RO (MF/ UF/
MBR/ NF/ Membran kontaktor) dan tahap post treatment (Membrane contactor/ Membrane Distillation/
Membrane Crystallizer) memungkinkan untuk mengendalikan dan meminimalisir fenomena fouling dan
punya potensi untuk mendekati konsep “zero-liquid discharge” dan “total raw materials utilization”.

Sistem Membran Terintegrasi untuk Desalinasi

Pre-treatment Konvensional bagi Desalinasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)

 Penggunaan luas bahan kimia


(disinfeksi, flokulan, agen anti-
scaling) dan unit filtrasi mekanik
(sand filtration, media filtration,
cartridge filtration)

 50-60% (brine) yang dibuang ke :


 Pembuangan alami (danau, sungai, laut, dan sumur)
 Aplikasi daratan
 Injeksi sumur dalam
 Kolam evaporasi
 Pencampuran dengan air limbah dan air pendingin pembangkit listrik Drioli, 2010
 Kristalisasi termal untuk pembuangan landfill

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


43
Nanofiltrasi sebagai Pretreatment Reverse Osmosis

Nanofiltrasi (NF) sebagai tahap “Softening” untuk RO

 Untuk mengurangi kesadahan,  Tekanan osmotik yang lebih rendah, sehingga unit RO
TDS, mikroorganisme, dan dapat beroperasi pada tekanan yang lebih rendah
turbiditas  Faktor recovery yang lebih ringgi dari RO konvensional
 Rejeksi ion multivalen: ~ 90%  Biaya air bebas garam yang lebih rendah daripada RO
 Rejeksi ion monovalen: 10-50% konvensional
 Proses lebih ramah lingkungan (karena lebih sedikit
membutuhkan aditif)

 Kuntungan dalam menggunakan sistem membran terintegrasi :


1. meningkatkan faktor recovery pabrik;
2. Produksi padatan dengan kualitas tinggi dan sifat terkontrol (seperti polimorf spesifik dari garam)
dengan penambahan nilai penting, mengubah biaya penbuangan brine tradisional menjadi sebuah
pasar baru yang menguntungkan;
3. Pengurangan masalah lingkungan terkait pembuangan brine.

Perbandingan biaya air bebas garam untuk berbagai konfigurasi sistem membran terintegrasi

Drioli, 2010
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
44
Forward Osmosis (FO)

Tinjauan Umum Forward Osmosis


Tidak seperti proses bergaya dorong tekanan dimana tekanan
hidraulik digunakan untuk membuat aliran pelarut melalui membran
semi permeabel, FO menggunakan larutan draw terkonsentrasi dan
larutan umpan diluat untuk menghasilkan aliran pelarut karena
perbedaan tekanan osmotik di sepanjang membran semipermeabel.
Keuntungan utama FO dibandingkan RO adalah tidak
dibutuhkannya tekanan hidraulik, yang membuat FO secara
potensial lebih murah. FO juga memiliki kecenderungan yang lebih
rendah dari fouling, kemungkinan karena tidak hadirnya tekanan
hidraulik.

Kerugian utama dari seluruh literatur adalah fluks


air yang lebih rendah dalam eksperimen FO dari
ekspektasi berdasarkan perbedaan tekanan
osmotik curah dan permeabilitas air membran.

Membran dan Modul untuk Forward Osmosis

kontinu
•Larutan umpan diresirkulasi pada sisi umpan dan larutan
draw diresirkulasi pada sisi permeat
•Untuk operasi kontinu dari proses FO, membran
lembaran datar dapat digunakan dalam konfigurasi
plate-and-frame atau dalam spiral-wound.
Partaian
•Dalam aplikasi FO partaian, larutan draw diencerkan
sekali dan tidak direkonsentrasi untuk kegunaan lebih
lanjut. Alat yang digunakan untuk FO seringkali sekali
pakai.
•Aplikasi menggunakan moda operasi ini termasuk
kantung hidrasi untuk pemurnian air dan pompa
osmotik untuk drug delivery
1. FO Spiral Wound
•Aliran umpan mengalir menuju pipa sentral berlubang, kemudian dipaksa mengalir menuju
sampul pipa.
•Larutan draw mengalir dengan cara yang sama pada operasi RO.
•Tidak seperti elemen RO, tabung kolektor sentral diblokir setengah. Sebagai gantinya,
tambahan glue line di tengah sampul membran memberikan jalan bagi umpan untuk mengalir di
dalam sampul
2. Kantung Hidrasi
•Dalam kantung hidrasi, larutan draw edibel (seperti gula atau bubuk minuman) dikemas dalam
kantung tertutup yang terbuat dari membran FO semi-permeabel
•Kettika kantung direndam dalam larutan aqueous, air berdifusi ke dalam kantung karena
perbedaan tekanan osmotik dan melarutkan perlahan larutan draw yang awalnya padat. Untuk
alat kecil, proses dapat memakan waktu 3-4 jam untuk melarutkan sempurna 12 ons minuman.
Cath, dkk, 2006 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
45
Forward Osmosis (FO)

Membrane dan Modul untuk Forward Osmosis

1 2

Aplikasi Modern dari Forward Osmosis

Pemekatan lindi landfill

 Dalam sistem skala penuh, lindi mentah dikumpulkan dan


diberi pre-treatment sebelum air diekstrak dalam enam
tahap sel FO.
 Sistem RO tiga-pass (tahap permeat) memproduksi aliran
air murni untuk aplikasi daratan dan aliran rekonsentrasi
dari larutan draw pada 75 g/l NaCl.
 Pabrik pengolahan ini dapat mengolah lebih dari
18,500m3 lindi, mencapai recovery air rata-rata 91.9%
dan konduktivitas permeat RO rata-rata 35 µS/cm.
 Kebanyakan kontaminan memiliki lebih dari 99% rejeksi
dan konsentrasi eluen final lebih rendah dari tingkat
NPDES TMDL.

Desalinasi Air Laut Proses FO Amonia–Karbon Dioksida Baru

 Air diekstrak dari air laut dan melarutkan larutan


draw amonia-karbon dioksida.
 Karena pemanasan sedang (sekitar 60 ◦C),
larutan draw terdekomposisi menjadi amonia dan
karbon dioksida.
 Pemisahan produk air segar dari larutan draw
dapat dilakukan dengan berbagai metode
pemisahan (seperti kolom distilasi atau membran
distilasi (MD)).
 Larutan terdegasifikasi yang tertinggal dari
produk air murni dan distilat adalah larutan draw
terrekonsentrasi yang dapat digunakan untuk
proses desalinasi FO.

Cath, dkk, 2006 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


46
Pemisahan Udara Pada Temperatur Tinggi

Teknologi Pemisahan Udara


Tiga cabang teknologi yang kini ada untuk memisahkan oksigen dari udara:
 Distilasi : paling matang daripada ketiga teknologi dan dapat memberikan kemurnian tinggi (>99%)
dan produksi skala besar
 Adsorption : dapat mencapai kemurnian hingga 95% oksigen namun kebutuhan pelarut membatasi
kapasitas karena biaya modal
 Membrane : teknologi paling baru, termasuk membran polimer dan membran transfer ion temperatur
tinggi.

OTM (Oxygen Ion Transport Membrane)

 Oxygen Ion Transport Membranes (OTMs) adalah keramik padat yang mengandung lowongan oksigen di kisi
molekuler. Gaya dorong pada transport oksigen adalah perbedaan tekanan parsial di sepanjang membran.
 Kebanyakan material membran hanya konduktif pada oksigen di atas 700oC (975 K). Di atas temperatur ini,
fluks sebanding dengan temperatur, sehingga reaksi eksotermik yang mengkonsumsi oksigen di sisi permeat
membran harus menyediakan fluks yang tinggi. Ada tiga tipe keramik utama dengan kemampuan transfer ion :
perovskite, fluorite dan campurannya

 Pembakaran Oxy-fuel adalah proses pembakaran bahan


bakar menggunakan oksigen murni menggantikan udara
sebagai oksidan utama. Karena komponen nitrogen di
udara tidak terpanaskan, konsumsi bahan bakar
berkurang, dan temperatur api yang lebih tinggi
dimungkinkan.
 Pembakaran Oxy-fuel memproduksi sekitar 75% gas
cerobong yang lebih rendah dibandingkan pembakaran
dengan udara.

Siklus AZEP (Advanced Zero Emission Power)

 Pembuangan dari kamar pembakaran dipisah:


sebagain digunakan untuk memanaskan kukus dan  Rancangan terkini dari modul
udara untuk produksi tenaga, sisanya dicampur menggabungkan kamar pembakaran dan
dengan oksigen pada unit OTM (reaktor MCM) dan modul OTM dalam kamar yang sama.
kembali ke kamar pembakaran sebagai oksidan.  Kerapuhan material berarti bahwa temperatur
 Integrasi parsial dari kamar pembakaran dan pembakaran harus relatif rendah (<1250°C),
pemisahan udara ini memungkinkan panas yang yang membatasi efisiensi (menggunakan
dibutuhkan untuk unit OTM disediakan langsung oksidasi katalitik parsial sebagai metode
oleh pembakaran. optimum).

Foy, 2007 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


47
Membran untuk Organ Buatan

Membran Dialisis – Ginjal Buatan

 Membran dialisis mengandung pori yang memungkinkan molekul kecil seperti air, urea, kreatinin, dan
glukosa melewati membran, namun sel darah merah, sel darah putih, platelet dan sebagian besar
protein plasma tertahan. terkait perawatan ini, tiga mode yang sering digunakan :
1. Hemodialisis : solute removal is dilakukan hanya dengan difusi.
2. Hemofiltrasi : solute removal is dilakukan hanya dengan konveksi.
3. Hemodiafiltrasi : solute removal is dilakukan dengan difusi dan
konveksi.
 Membran sintesis biasanya dibuat dari
 Kopolimer hidrofilik atau terhidrofilik (polyethylene vinyl alcohol, polymethyl methacrylate or
modified polyacrylonitrile).
 Campuran hidrofilik. Campuran ini utamanya dibuat dengan mencapurkan polimer hidrofobik
dengan Tg tinggi (polysulfone (PSf) atau polyarylether sulfone (PES, PAES)) dengan polimer
hidrofilik (polyvinyl pyrrolidone (PVP) atau poliamida alifatik/aromatik).

Kompatibilitas material dengan darah adalah hal terpenting. Telah diperkirakan bahwa untuk seorang
pasien yang melakukan dialisis selama 15 tahun, darah akan kontak dengan kurang lebih 4000m2
permukan asing. Bahannya harus memiliki:
1. Potensi trombogenisitas dan koagulasi yang rendah.
2. Stimulasi rendah dari sistem imun (komplemen atau aktivasi sel).
3. Tanpa reaksi alergi atau hipersensitivitas, tanpa interaksi dengan obat yang diberikan.
4. Tanpa efek hemodinamik (permukaan bermuatan negatif dapat menstimulasi koagulasi “fase kontak”).

Contoh koefisien sieving dari dua membran Drum berputar yang dikembangkan Dializer membran Hollow
dialisis dibandingkan ginjal alami. pada 1943 oleh Kolff dan Berk. fiber. (Today Comm.)

Membran dialisis seringkali dicirikan sebagai : Parameter dari daya tarik klinis adalah
1. Fluks rendah, memiliki pori kecil (permeabilitas air: 0.03– kebersihan zat terlarut yang
0.09 mL/(jam m2 Pa)) dan kebanyakan digunakan dalam merepresentasikan laju penghilangan
hemodialisis untuk penghilangan zat terlarut kecil. zat terlarut dari darah dibagi dengan
konsentrasi darah umpan (Cs,blood):
2. Fluks tinggi, memiliki pori besar (permeabilitas air lebih
tinggi dari 0.15 mL/(jam m2 Pa)) dan kebanyakan
digunakan dalam hemofiltrasi untuk penghilangan zat
terlarut yang lebih besar.

Baker, 2005
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
48
Membran untuk Organ Buatan

Oksigenator Membran – Paru-paru Buatan


 Oksigenator membran merepresentasikan terobosan dalam pengembangan oksigenator darah. Tidak
adanya kontak langsung antara darah dan oksigen meminimalisir. Meminimalisir resiko emboli udara. Ada
kontak yang baik dengan darah dan tanpa perlu sistem pembuangan gas.
 Oksigenator pertama menggunakan karet silikon dan membran Teflon. Silikon memiliki keuntungan yang
baik dalam hal biokompatibilitas, permeabilitas gas, dan kebocoran plasma yang kecil. Kini, material lain
seperti polimer poliolefin juga digunakan. Terutama membran dari poly(4 methyl pentene-1) (TPX) memiliki
sifat yang baik untuk alat paru-paru buatan. Membrana GmbH (Germany) telah mengembangkan membran
hollow fiber hidrofobik berbasis TPX dan/atau campuran dengan poliolefin lain seperti polietilena. Membran
dibuat dengan thermally induced phase separation (TIPS).

Kini, mayoritas dari oksigenator menggunakan


membran hollow fiber hidrofobik untuk mencegak
kebocoran plasma. Darah umumnya disirkulasi
diluar serat untuk menjaga perpindahan massa
Baker, 2005 optimal dan meminimalisir turun tekan pada alat.

Beberapa tahun yang lalu, alat bantu paru-paru


tanpa pompa komersial pertama dikenalkan
(Novalung GmbH, Germany). Alat ini berisi
membran fiber berlapis heparin dan telah
dikembangkan untuk kegunaan sementara pada
Prinsip dari oksigenasi darah dengan membran. pasien dengan maksimum perida penggunaan
29 hari.

Sistem Pankreas Buatan Menggunakan Membran

 Dalam pengembangan pankreas buatan, usaha difokuskan pada integrasi pulau Langerhans ke dalam
membran sintetik. Membran (flat sheet atau hollow fiber) memisahkan sel dari aliran darah dan permeabel
untuk glukosan dan insulin dan sangat tidak permeabel bagi immunoglobulin dan limfosit.
 Dalam kasus membran hollow fiber, sel dimasukkan pada bagian luar atau lumen dari serat. Kemudian
Darah mengalir di lumen atau luar serat. Konfigurasi hollow fiber adalah pilihan yang lebih menarik karena
area permukaan membran yang tinggi. Alatnya dapat berupa :
 Ekstravaskuler, ketika sel diintegrasikan dengan membran dan dipasang pada situs ekstravaskuler.
 Intravaskuler, ketika sel diintegrasikan dengan membran dan menggunakan aliran darah pasien.
 Mikroenkapsulasi, ketika sel dienkapsulasi oleh membran polimer yang mencegah kontak dengan
sistem imun pasien dan memungkinkan transplantasi tanpa terapi imunosuppresif.

Mhaske and Kadam, 2010


 Penyebab utama kegagalan enkapsulasi islet:
 Hipoksia/difusi terbatas pada situr
transplantasi;
 Biokompatibilitas non-optimum dari
bahan enkapsulasi dan
 Proteksi imun yang tidak cukup.
 Penelitian terbaru memfokuskan dalam
mengatasi isu tersebut dan pengembangan
membran yang lebih baik dan/atau optimisasi Ilustrasi dari prinsip sistem hollow fiber sebagai pankreas
alat untuk pasien dengan penyakit pankreas. buatan. Bagian dalam sistem ditunjukkan melalui satu bagian.

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


49
Sistem Membran Biohybrid Menggunakan Hepatosit

Membran untuk Rekonstruksi Hati Manusia

 Karena isolasi hepatosit dapat melakukan


biotransformasi in-vivo dan fungsi spesifik hati dengan
lengkap, hepatosit dapat digunakan secara in-vitro
sebagai sistem model dari studi metabolisme.
 Sifat hidrofobik/hidrofilik membran seperti parameter
bebas energi permukaan, morfologi sel dan fungsi
metabolik spesifik dari hepatosit.
 Membran untuk rekonstruksi hati manusia disiapkan
dari campuran polimerik dari polietereterketon
termodifikasi atau PEEK-WC dan poliuretan (PU)
dengan teknik inversi fasa dengan menggunakan
metode immersion-precipitation langsung. Membran ini
dapat menyokong penempelan dan diferensiasi sel
dalam sistem biohibrida yang mencangkup hepatosit
manusia dan membran PEEK-WC-PU selama lebih Citra konfokal dari hepatosit manusia pada
dari 1 bulan. membran PEEK-WC-PU oleh pewarnaan dengan
FITC-phalloidin (hijau) dan pewarnaan asam
nukleat dengan DAPI (biru).

Pada kasus hepatoris, imobilisasi dari motif galaktosa pada


permukaan menambah interaksi spesifik dengan sel karena
ikatan spesifik antara bagian galaktosa dan reseptor
asyaloglycoprotein yang hadir pada membran sitoplasma.

Sudut kontak air dari membran dan kolagen yang tak termodifikas
idan termodifikasi pada t=0. PES-pdAA-SA-GAL dan PESpdAA-
SA-RGD disingkat PES-GAL and PES-RGD.

Performa membran termodifikasi dan taktermodifikasi


dievaluasi dengan analisa ekspresi dan fungsi spesifik hati
dalam hal produksi albumin

Produksi albumin dari kultur hepatosit manusia pada berbagai


permukaan membran termodifikasi. PES-pdAA-SA-GAL dan PES-
pdA-SA-RGD disingkat PES-GAL dan PES-RGD.

Antara sistem membran bioreaktor ini terutama menarik


karena membran memungkinkan perpindahan selektif dari
metabolit dan nutrien ke sel dan penghilangan katabolit dan
produk spesifik dari sel

Sekresi protein (batang terarsir) dan sintesis urea (batang penuh)


dari hepatosit manusia yang dikultur pada membran bioreaktor
galactosylat selama 21 hari.

Zainoodin, dkk, 2010


Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
50
Pengembangan Terkini dalam Membran Reaktor Enzimatik

Pengantar
 Membran reaktor enzim (EMR) adalah moda spesifik untuk menjalankan proses kontinu dimana enzim
dipisahkan dari produk akhir dengan bantuan membran selektif. Apapun konfigurasi EMRnya, tujuan
utamanya adalah memastikan rejeksi sempurna dari enzim untuk menjaga aktivitas penuh di dalam
volume reaksi. Bergantung pada kasusnya, molekul enzim dapat disirkulasi pada sisi retentat atau
diimobilisasi ke dalam permukaan membran atau di dalam struktur pori.
 Karena banyak enzim memiliki berat molekul antara 10 dan 80 kD, membran ultrafiltrasi dengan cut-off
molekular antara 1 dan 100 kD adalah yang paling sering digunakan.
 Fouling membran dan kerusakan aktivitas enzim adalah alasan bagi keterbatasan performa EMR.
Keuntungan utama dari imobilisasi enzim pada material membran adalah untuk meningkatkan stabilitas
dan ketahanannya terhadap pelarut organik.

Keuntungan Kerugian
Moda kontinu (pengumpanan substrat) Pengurangan aktivitas enzim terhadap waktu
(kehilangan katalis, efek tegangan geser, dll)
Retensi dan penggunaan kembali katalis Heterogenitas kondisi reaksi antara larutan inti
dan permukaan membran
Reduksi pada inhibisi pada substrat/produk Lapisan polarisasi dan keterbatasan induksi
Produk akhir bebas enzim Fouling membran
Pengendalian sifat produk dengan pilihan enzim
(spesifitas) dan/atau membran (selektivitas)
Proses terintegrasi (reaksi/pemisahan satu
tahap)

EMR dengan Membran Aktif Katalitik

 Metode yang lebih baru dalam mempersiapkan


membran aktif telah dikembangkan melalui srufi
Candida antarctica lipase immobilization.
Penggunaan polyethyleneimine (PEI), polimer
hidrofilik dan melarutkan air yang memiliki kandungan
gugus bebas amino primer tinggi sebagai agen
pelapis memungkinkan peningkatan jumlah pusat
potensial untuk penempatan enzimatik.
 Hasil terbaik didapatkan dengan perbandingan yang
sama antara gelatin dan PEI untuk perlakuan dari
substrat kecil. Dengan pembuatan, ukuran pori pada
sekitar beberapa nanometer didapat. Studi baru
berusaha untuk mengembangkan proses ke pori
yang lebih besar dengan tujuan untuk mengubah atau
memodifikasi makromolekul.

Rios, 2004 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


51
Pengembangan Terkini dalam Membran Reaktor Enzimatik

New Integrated And Non-conventional Processes

Skema dari konversi minyak zaitun enzimatik dalam bioreaktor


hollow fiber. (Hoq dkk.)

Hoq dkk. Mempelajari hidrolisis enzimatik dari minyak


zaitun dengan lipase pada EMR menggunakan membran
hidrofobik. Enzim diserap pada permukaan membran
EMR skala pilot untuk hidrolisis pati. (Paolucci yang kontak dengan fasa aqueous, sedangkan minyak
dkk.) zaitun diresirkulasi pada sisi lain membran.

Secara keseluruhan, selain keekonomian enzim dan ongkos pemurnian karena integrasi reaksi dan
pemisahan, terlihat bahwa hidrolisis pati dengan cara ini berdampak pada produktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pada proses partaian.

Prinsip EMR yang digunakan oleh Pomier

 Pada dasarnya, idenya adalah mengurangi viskositas dari cairan lengket dengan injeksi SCCO2.
 Kemudian fasa pseudo homogen yang didapat dikontakkan dengan membran katalitik sehingga
terlewati karena forced convection.
 Keuntungan utamanya adalah dapat bekerja pada temperatur yang relatif rendah tanpa penambahan
pelarut.
 Pada akhir konversi, CO2 dipisahkan dari fasa cair dengan pressure release. Produk rapuh didapat dan
tidak ada kerusakan lingkungan.

Rios, 2004 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


52
Membran dalam Rekayasa Jaringan

Rekayasa Jaringan—Secara Umum

 Rekayasa jaringan berasal dari


operasi rekonstruksi dimana
transplantasi langsung dari jaringan
donor dipraktekkan untuk
memperbaiki fungsi jaringan yang
rusak.
 Salah satu tema penelitian utama
adalah fabrikasi scaffold. scaffold
adalah konstruksi 3-D yang berperan
sebagai penyangga temporer dari sel
Prinsip Rekayasa Jaringan
yang diisolasi untuk tumbuh pada
jaringan baru sebelum ada
transplantasi balik ke jaringan host.

1. Scaffold harus sangat berpori dengan konektivitas pori yang baik untuk memastikan perpindahan nutrien
yang cukup melalui sel dan pembuangan produk sampah.
2. Sebagai tambahan, scaffold harus memiliki sifat mekanik yang cocok dibandingkan jaringan in vivo pada
situs implantasi dan harus dengan mudah dihubungkan dengan sistem vaskularisasi dari host.
3. Material scaffold juga harus biokompatibel dan terdegradasi bersamaan dengan regenerasi jaringan dan
perombakan matriks ekstraseluler. (ECM)
4. Selanjutnya, permukaan harus mendorong penempelan sel dan poliferasi.
5. Scaffolds yang optimal harus memiliki vaskularisasi yang tepat agar dapat terintegrasi secara efisien
dengan jaringan host.

Metode Fabrikasi

Fabrikasi Pencetakan Polimer dan Hollow Fiber Electrospinning


 Beberapa metode fabrikasi berbasiskkan  Electrospinning (ESP) didasarkan pada pemberian
pencetakan polimer seringkali diaplikasikan muatan pada larutan polimer dan ejeksi melalui
untuk memproduksi scaffold rekayasa jaringan ujung kapiler atau jarum
seperti liquid induced phase separation (LIPS,  Jet yang berasal dari jarum ditarik melalui kolektor
immersion precipitation), thermally induced karena medanlistrik dengan rentang 10 hingga 30
phase separation (TIPS), dan evaporasi. kV.
 Pencetakan polimer dilakukan pada cetakan  Penguapan pelarut dari jet setelah meninggalkan
berpola mikro. Dalam kasus ini, karena jarum berdampak pada deposisi serat di kolektor
pemadatan polimer di cetakan, inversi pola  Diameter dari serat berada pada rentang
mikro tercetak pada lembaran polimer. Teknik nanometer hingga mikron.
ini disebut Phase Separation Micromolding  Keuntungan utama dari elektrospinning adalah
(PSµM). fleksibilitas yang tinggi dan sifat mekanik yang
 Selain pencetakan lembaran datar atau berpola baik dari scaffold yang didapat. Serat hasil
mikro dari larutan polimer, proses pemisahan electrospinning dapat disusun dan digunakan
fasa dapat digunakan pula untuk memproduksi untuk induksi sel dan penyusunan jaringan.
membran hollow fiber.  Kerugian dari electrospinning adalah serat dapat
 Kerugian utama pada teknik ini, adalah rusak ketika fabrikasi, berdampak pada rendahnya
penggunaan pelarut organik yang dapat kualitas scaffold.
meninggalkan sisa setelah pemrosesan dan
dapat membahayakan sel. Papenburg, 2009

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


53
Membran dalam Rekayasa Jaringan

Metode Fabrikasi

Contoh dari lembaran Poly(l-lactic Acid) (PLLA) yang Contoh dari scaffold hasil Electrospinning dari Polimer
dibuat oleh PSµM. Polyethylene Oxide Terephthalate–polybutyl
Terephthalate (PEOT–PBT)

Membran untuk Rekonstruksi Jaringan Saraf

 Selama beberapa tahun belakangan kelakuan sel saraf pada biomaterial seperti membran telah menjadi daya
tarik besar, karena menawarkan keuntungan dari pengembangan jaringan neuron yang dapat digunakan
sebagai simulasi in-vitro dari fungsi otak manusia.
 Kelaikan dari pengembangan sistem biohybrid membran sel hippocampal cell membrane dari regenerasi
jaringan saraf dapat terbukti sebagai pendekatan penting untuk studi kelakuan dari populasi neuron dalam
beberapa penyakit degeneratif saraf yang umum.

Mikrograf dari neuron hippocampal pada membran FC setelah (a) 4 jam, (b) 4 hari (c) 16 hari dari kultur.
Panah pada a) menunjukkan proses baru dari dari lingkar sel; panah di b) menunjukkan axon (hitam)
dan dendrit (putih).

a b c

Kompleksitas dari jaringan saraf meningkat seiring dengan waktu: dendrit baru dari sel tubuh menjadi
sangat bercabang (c)

Mikrograf laser konfokal dari saraf hippocampal setelah 16 hari


kultur pada membran FC termodifikasi. Selnya immunolabeled
untuk bIII-tubulin (hijau) dan inti sel ditandai dengan DAPI (biru).

Morelli, dkk, 2010

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


54
Emulsifier Membran

Pengantar

 Emulsi adalah dispersi koloid dari dua atau lebih fasa tak larut dimana dalam satu fasa (fasa
terdispersi atau internal) didispersikan sebagai tetesan atau partikel ke dalam fasa lain (fasa kontinu
atau internal).
 Emulsifikasi membran adalah teknologi yang tepat untuk produksi emulsi dan suspensi tunggal atau
multipel, keuntungannya antara lain:
 Kendali yang lebih baik dari distribusi ukuran tetesan
 Konsumsi energi dan material yang rendah
 Modular
 Mudah untuk scale-up
 Aplikasi dari emulsifikasi membran seperti biomedicine, makanan, kosmetik, plastik, kimia, dan
beberapa aplikasi ini sedang dikembangkan pada tingkat komersial.
 Emulsifikasi membran adalah teknologi baru dimana membran tidak digunakan sebagai pembatas
selektif untuk memisahkan zat namun sebagai mikrostruktur untuk membentuk tetesan dengan
dimensi teratur, dengan distribusi ukuran tetesan yang seragam atau terkendali.

Vladisavljevic dan Williams, 2005

Tipe Emulsifikasi Membran

 Direct membrane emulsification  fasa


terdispersi langsung diumpankan
melalui pori membran untuk
mendapatkan tetesan
 Premix membrane emulsification 
emulsi premiks kasar ditekan melalui
pori membran untuk mengurangi dan
mengendalikan ukuran tetesannya.
 Emulsifikasi membran juga merupakan
proses yang efisien, karena kebutuhan
densitas energinya (umpan energi tiap
meter kubik emulsi yang dihasilkan,
pada rentang 104–106 Jm-3) rendah
dibandingkan metode mekanik
konvensional lainnya (106-108 Jm-3).

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


55
Emulsifier Membran

Tahap Pasca Emulsifikasi untuk Produksi Makrokapsul

Mikroenkapsulasi dapat
dideskripsikan sebagai
pembentukan partikel
kecil yang terlapisi dan
dimuati oleh dispersi
padatan, cairan,
dispersi padat-cair, gas,
atau padat gas.

Alat Emulsifikasi Membran Vladisavljevic dan Williams, 2005

 Emulsifikasi partaian cocok untuk investigasi skala laboratorium.


 Emulsifikasi membran crossflow digunakan ketika jumlah emulsi yang lebih banyak harus diproduksi.
Kerugian dari emulsifikasi membran crossflow adalah fluks dispersi fasa yang relatif rendah (0.01–
0.1m3/m2 h). Lebih cocok dengan konten fasa terdispersi hingga 30%.
 Keuntungan dari emulsifikasi membran premix adalah fluks dispersi fasa yang lebih tinggi diatas
1m3/m2 jam.

Vladisavljevic dan Williams, 2005

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


56
Perkembangan Terkini dalam Membran Bipolar

Kemajuan Membran Bipolar

 Membran bioplar adalah tipe spesial dari membran penukar ion berlapis.
 Membran bipolar terdiri dari dua lapisan polimer yang membawa muatan tetap, salah satu lapisan hanya dapat
dilewati anion dan dan lapisan lainnya hanya dapat dilewati kation.

 Pengembangan membran-kritikal
 Pengembangan efisiensi arus yang sama pentingnya
 Kekurangan data membran jangka panjang

EDBM sebagai satu langkah untuk solusi proses lengkap

Proses Membran Bipolar Terkemuka untuk Aliran Air Limbah yang Bersalinitas TInggi

 Air berpindah ke dalam BPM


 Konvensional: dalam arah berlawanan dari
perpindahan ion
 ED Baru: ortogonal dengan fluks ion yang
didorong oleh sisi suplai air bertekanan

Dihrab, 2009

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


57
Perkembangan Terkini dalam Membran Bipolar

Kemajuan Membran Bipolar

Membran Bipolar yang Digabungkan dengan Reduksi ion Ferri sebagai Sistem Katoda Efisien dalam
Fuel Cell Mikrobial (MFC)

• Fuel cell mikrobial (MFC) adalah


sebuah alat dimana mikroorganisme
memproduksi listrik dari material
biodegradabel
• MFC dengan membran bipolar yang
dikombinasikan dengan reduksi ion
ferri pada katoda grafit memiliki
efisiensi Coulomb dan recovery
energi yang tinggi

Kemuajuan Kronopotensiometri untuk Karakterisasi Arus-Tegangan dari Membran Bipolar

 Dibandingkan dengan spektroskopi


impedansi, kronopotensiometri
memiliki keuntungan bahwa
parameter engineering seperti
tahanan listrik langsung terakses.
 Dibandingkan dengan kurva arus-
tegangan kondisi tunak atau
voltametri siklis (contoh,
potentialsweep), kronopotensiometri
memiliki keuntungan bahwa
karakteristiknya dapat berkorelasi
dengan kondisi aktual dari membran
seperti kesetimbangan, penipisan
fullion, atau kondisi perpindahan.

Dihrab, 2009

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


58
Sistem Membran Non-Modular

Membran Ultrafiltrasi Kapiler Multi-lubang

 Ultrafiltrasi telah mendapatkan popularitas di masa kini. Banyak apresiasi telah mendorong ultrafiltrasi
sebagai salah satu pilihan terbaik dari produksi air minum berbiaya rendah. Tenaga operasi rendah dan
operasi yang relatif bebas bahan kimia namun dapat menghilangkan turbiditas dan membasmi kuman pada
air, pendukung ultrafiltrasi menyatakan bahwa ultrafiltrasi sangat unggul dibandingkan teknologi filtrasi dan
pembasmi kuman konvensional.

Meningkatkan Stabilitas Mekanik: Bertujuan pada Membran Tahan Hancur

 Membran UF paling banyak tersedia pada modul membran


hollow fiber atau capillary fiber. Untuk kebutuhan akan
kepercayaannya untuk aplikasi jangka panjang, disamping
ketahanan kimia dan biologi, membran juga harus memiliki
stabilitas mekanik yang tinggi. Satu kerusakan serat seperti
karena water hammer, akan menyebabkan seluruh sistem
kehilangan disinfeksi dan selektivitasnya – mengkontaminasi
seluruh produk.
Membran ultrafiltrasi 19 lubang
 Konsensus yang banyak diakui terkait peningkatan stabilitas
memberikan densitas packing yang lebih
mekanik dari membran capillary fiber adalah inovasi formulasi tinggi dari ultrafiltrasi 7 lubang dengan
membran untuk membuat membran dengan kekuatan tarik dan kekuatan mekanik yang relatif serupa
pemanjangan yang tinggi dengan menjaga atau bahkan
meningkatkan selektivitas dan permeabilitas/fluks. Pencarian
saintifik untuk formulasi super untuk fluks tinggi, selektivitas
super, namun sangat kuat telah berjalan selama bertahun-
tahun.
 Sementara super-formula belum didapat, GDP Filter mencoba
perspektif lain untuk meningkatkan stabilitas mekanik.
Terinspirasi dari moto “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”,
GDP Filter mulai memikirkan untuk mengkombinasikan
beberapa serat kapiler ke dalam satu serat. Akhirnya, pada
Membran ultrafiltrasi 7 lubang telah
2009, GDP Filter mamulai produksi membran ultrafiltrasi kapiler
banyak digunakan untuk menggantikan
multi-lubang. Tipe yang pertama diproduksi adalah 7‐Bores membran satu lubang pada aplikasi
Capillary dan setelah itu 19‐Bores Capillary. pengolahan air

Membran Kapiler Multi Lubang: Meningkatkan Kekuatan, Mempertahankan Selektivitas dan Hidrofilisitas

 Konsekuensi menarik dari membran kapiler multi lubang


adalah bahwa hal ini sukses mempertahankan selektivitas
dan hidrofilisitas namun memiliki kekuatan yang lebih
tinggi. Tahan-rusak kini merupakan mimpi yang tidak jauh
lagi. Selanjutnya, membran multi lubang memiliki densitas
packing yang lebih baik (luas area yang lebih tinggi pada
volume yang sama), jika dibandingkan dengan membran
kapiler satu lubang konvensional.
 Tahan rusak, sangat hidrofilik, ditambah densitas packing
yang lebih baik, GDP Filter sungguh percaya bahwa pabrik
pengolahan air skala besar akan mendapat manfaat dari
membran multi lubang ini
 Simulasi CFD menunjukkan distribusi permeasi yang sama
pada operasi multilubang pada konfigurasi inside-out
maupun outside-in, seperti yang ditunjukkan gambar
berikut.
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
59
Sistem Membran Non-Modular

Ultrafiltrasi Non – Modular

Modularitas: Pedang Bermata Ganda

 Membran UF paling banyak tersedia pada modul


membran hollow fiber atau capillary fiber. Untuk
kebutuhan akan kepercayaannya untuk aplikasi jangka
panjang, disamping ketahanan kimia dan biologi,
membran juga harus memiliki stabilitas mekanik yang
tinggi. Satu kerusakan serat seperti karena water
hammer, akan menyebabkan seluruh sistem kehilangan
disinfeksi dan selektivitasnya – mengkontaminasi seluruh
produk.
 Karena satu modul membran memberikan kapasitas
tertentu – bergantung pada tipenya (dimensinya),
kapasitas skala besar dapat dicapai dengan mengalikan
jumlah modul yang bekerja pada konfigurasi paralel. Pada
topik terkait modularitas, timbul perspektif tentang
“pedang bermata ganda”. Walaupun hal ini memudahkan
scale-up dan penggantian, hal ini tidak menarik secara Pabrik Ultrafiltrasi Modular memerlukan Sistem
ekonomi dan memiliki kompleksitas tinggi pada sistem Perpipaan Kompleks dan Membutuhkan
instrumentasi dan perpipaan. Banyak Instrumen

Ultrafiltrasi Non-Modular: Sederhana dan Menarik

 UF Non‐modular meningkatkan efisiensi biaya dan sangat menyederhanakan sistem perpipaan dan
instrumentasi dari pabrik membran. Ditambah lagi, penghematan tempat merupakan kualitas inheren
dari UF non-modular ini. Kualitas terakhir akan sangat berguna pada pengolahan air konvensional atau
bahwa UF modular karena seringkali harus diintegrasikan pada bangunan yang telah ada. Untuk
fasilitas pengolahan air baru, hal ini akan mengurangi ongkos gedung.
 Karena sistem perpipaan yang sederhana, ongkos energi bagi operasi UF juga banyak terkurangi.
Inovasi lebih lanjut dari GDP Filter adalah sistem backwash unik yang melibatkan satu pompa bagi
operasi filtrasi maupun backwash. Alhasil, investasi pabrik akan jauh lebih atraktif secara ekonomi, efek
dari reduksi biaya akan lebih nyata pada pabrik yang lebih besar.

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


60
Membran Biomimetric dan Bioinspired

Biomimetics berfokus pada sains dasar dengan eksplorasi fundamendal dari prinsip sistem biologis, sedangkan
bioinspiration berfokus pada aplikasi engineering dengan implementasi teknologi dari prinsip sistem biologis.
Biomimetics dan bioinspiration, sebagai strategi komplemen dan tidak dapat dipertukarkan untuk inovasi dan
pengembangan berkelanjutan dari teknologi membran, memiliki implikasi besar dalam eksplorasi material membran
dan intesifikasi proses membran.
Secara ideal, membran biomimetic dan bioinspired
harus memiliki fitur berikut:
• Fabrikasi membran seringkali dilakukan melalui
penyusunan mandiri pada kondisi lunak yang
dekat dengan kondisi lingkungan, seperti tekanan
atmosferik, temperatur ruang, dan lingkungan
aqueous.
• Material membran biasanya material umum
dengan sifat hidrodinamik, mekanik, membasahi,
dan perekat yang unggul, utamanya terdiri dari
unsur yang terungan – dua baris pertama tabel
periodik.
• Struktur membran berada pada susunan hirarkial,
mencakup dari skala molekular hingga skala nano,
mikro, dan makro, serta konfigurasi yang
Ikhtisar dari membran biomimetic dan bioinspired yang dikendalikan oleh hubungan, permukaan yang
dibuat dari imitasi material, struktur, formasi dan fungsi tidak tetap dan antarmuka yang kuat.
prototipe alami • Sifat membran seringkali sangat bergantung pada
kandungan dan kondisi air di struktur, dan proses
membran dapat diintensifikasi dengan secara
rasional memanipulasi mekanisme selektivitas
berlipat denganc jalan yang lancar.

Zhao, dkk, 2014 Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


61
Membran Zeolit

Pada kebanyakan contoh, pelapisan katalitik


pada mikroreaktor terdiri dari lapisan yang
mengandung katalis di dinding reaktor.
Namun untuk kasus dimana katalisnya
disangga oleh zeolit atau zeolit itu sendiri,
lapisan zeolit yang langsung tumbuh pada
saluran mikroreaktor tampak sebagai
kandidat indeal: cara ini menghasilkan
lapisan katalitik yang sangat tersokong, tidak
membutuhkan binder (berarti bahwa
lapisannya 100% katalis) dan pengalaman
yang cukup didapatkan dalam sintesis film
Zeolite-Coated Pd/SnO2 Zeolite Coating for Catalytic Microreactor zeolit memungkinkan untuk mengatur
Sensors ketebalan film dan orientasi kristal
Dalam pandangan sifat pengakuan molekul yang mampu
diberikan padatan nanopori, tidak mengagetkan bahwa
mereka dapat digunakan sebagai penambah selektivitas
pada peron sensitivitas tinggi yang ada. Zeolit adalah
kandidat nyata bagi peran ini, karena struktur porinya yang
jelas serta sifat adsorpsi dan kapasitas penukaran ion yang
dapat disesuaikan. Pada sensor gas, beberapa aplikasi zeolit
adalah:
1. Zeolit sebagai host untuk spesi aktif pada sensor optik
2. Selaput zeolit sebagai pembatas selektif untuk spesi
penggangu
Sensor Gas Berbasis Zeolit 3. Zeolit sebagai konduktor ion dan katalis pada sensor
gas kondisi padat
4. Zeolit pada sensor resonan
Pina, dkk, 2011
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
62
Reformasi Kukus Metanol untuk Pembuatan Hidrogen

Untuk melangsungkan reaksi MSR, kebanyakan rancangan reaktor yang digunakan adalah rectilinear channels, pin-
hole, coil-based dan radial. Rancangan reaktor Coil-based memungkinkan konversi tinggi namun berakibat pada
penalti turun tekan yang signifikan, yang dapat menjadi batasan untuk aplikasi padat. Di sisi lain, rancangan rectilinear
channel menunjukkan turun tekan yang kecil namun konversi rendah karena distribusi massa yang tidak merata dan
dipengaruhi oleh bilangan Reynolds. Namun, dengan mengatur lebar saluran atau dengan memberikan turun tekan
pada jalan masuk saluran, distribusi seragam pada rancangan rectilinear channel bisa didapat, meningkatkan konversi
metanol. Rancangan pinhole memiliki potensi besar bagi aplikasi inovatif; ia memberikan konversi metanol yang mirip
dengan reaktor coil namun dengan turun tekan yang lebih rendah. Rancangan ini memperlihatkan distribusi massa
yang bergantung pada bilangan Reynolds. Rancangan flow field harus menyediakan distribusi merata, tidak
bergantung pada bilangan Reynolds, karena reaktor dioperasikan pada laju alir yang berbeda.

Methanol steam reforming untuk produksi hidrgen in situ bagi aplikasi


fuel cell telah dikaji umumnya sebagai proses yang berdiri sendiri.
Sistem reformer eksternal terdiri dari combustor dimana sejumlah fraksi
bahan bakar dibakar dan menyediakan panas bagi tahap selanjutnya,
vaporizer untuk memanaskan dan menguapkan bahan bakar, reformer
untuk melangsungkan reaksi reforming dan konverter karbon monoksida
ke karbon dioksida seperti reaktor preferential oxidation (PROX).
Pemurnian hidrogen dapat dicapai dengan pressure swing adsorption
(PSA) atau proses membran logam.
Reforming internal melibatkan pertukaran panas dan massa antara MSR
dan reaksi elektrokimia dan diklasifikasikan sebagai direct atau indirect,
bergantung pada katalis MSR jika dimasukkan atau tidak pada
kompartemen anoda. Fuel cells adalah alat eksotermik yang membuang
sekitar 50% dari energi kimia yang diumpankan sebagai panas,
sementara steam reformer adalah endotermik; internal reforming
menargetkan untuk mengambil keuntungan dari pertukaran panas efisien
antara kedua alat. Karena temperatur operasi yang tidak cocok ini,
banyak orang memilih external reforming, namun bagi HT-PEMFC
integrasi panas yang sinergis dapat dicapai jika meningkatkan
temperatur operasi fuel cell atau menurunkan temperatur reforming

Iulianelli, dkk, 2014

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


63
Pelarut Non-Toxic untuk Preparasi Membran

Metil dan etil lactate, TEP, DMSO, γ-BL, dan ILs telah diusulkan di literatur sebagai kandidat menjanjikan
untuk menggantikan pelarut tradisional seperti NMP, DMF dan DMA yang banyak digunakan untuk preparasi
membran via NIPS .
TEP, DMSO, ATBC, TBC, TEC, triacetin, γ-BL, PC, DOS, PEG, TEG, 2-methyl-2,4-pentanediol, dan 2-ethyl-
1,3-hexanediol telah diusulkan di literatur sebagai kandidat menjanjikan untuk menggantikan pelarut
tradisional seperti phthalates, difenil ether, dan metil salisilat untuk preparasi membran via TIPS.

ScCO2 dipercaya sebagai “green solvent” karena sifatnya yang unik: non-flammable, relatif non-toxic, dan
cukup inert. Keuntungan lain dari penggunaan ScCO2 adalah harganya dan keberlanjutannya. Ditambah
lagi, temperatur kritik dari CO2 hanya 31 °C, sehingga rejim superkritik mudah dicapai.
Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014
Figoli, dkk, 2014 64
1. Achilli, A., Cath, T.Y., Marchand, E.A. & Childress, A.E. (2009) The forward osmosis membrane bioreactor: A low
fouling alternative to MBR processes. Desalination. 239(1–3), 10-21.
2. Baker, R.W. (2005) Membrane Technology and Applications. 2nd Edition edn. John Wiley & Sons, Ltd.
3. Bartels, C.R., Rybar, S., Andes, K. & Franks, R. Optimized Removal of Boron and Other Specific Contaminants by
SWRO Membranes. IDA World Congress-Dubai UAE, Dubai, 2009.
4. Basri, S., et al., Nanocatalyst for direct methanol fuel cell (DMFC). International Journal of Hydrogen Energy,
2010. 35(15): p. 7957-7970.
5. Benga, G. (2009) Water Channel Proteins (Later Called Aquaporins) and Relatives: Past, Present, and Future.
Life. 61(2), 112-133.
6. Brady, P.V., Kottenstette, R.J., Mayer, T.M. & Hightower, M.M. (2005) Inland Desalination: Challenges And
Research Needs. Journal Of Contemporary Water Research & Education(132), 46-51.
7. Brunetti, A. (2010) Integrated membrane plant for pure hydrogen production for PEMFC. Institute of Membrane
Technology, ITM-CNR.
8. Cath, T.Y., A.E. Childress, and M. Elimelech, Forward osmosis: Principles, applications, and recent developments.
Journal of Membrane Science, 2006. 281(1–2): p. 70-87.
9. Cath, T.Y., Childress, A.E. & Elimelech, M. (2006) Forward osmosis: Principles, applications, and recent
developments. Journal of Membrane Science. 281(1–2), 70-87.
10. Curcio, E., Profio, G.D. & Drioli, E. (2006) Membrane Conttactors: Fundamentals, Applications, and Potentialities.
Journal of Membrane Science and Technology.
11. Di Profio, G., E. Curcio, and E. Drioli, Membrane Crystallization Technology, in Comprehensive Membrane
Science and Engineering, E. Drioli and L. Giorno, Editors. 2010, Elsevier: Oxford.
12. Di Profio, G., Tucci, S., Curcio, E. & Drioli, E. (2007) Selective Glycine Polymorph Crystallization by Using
Microporous Membranes. Crystal Growth & Design. 7(3), 526-530.
13. Dihrab, S.S., Sopian, K., Alghoul, M.A. & Sulaiman, M.Y. (2009) Review of the membrane and bipolar plates
materials for conventional and unitized regenerative fuel cells. Renewable and Sustainable Energy Reviews.
13(6–7), 1663-1668
14. Drioli, E. Integrated Membrane Systems. In: Mediterranean School on Nano-Physics, Marrakech - MOROCCO
2010. The Abdus Salam International Centre for Theoretical Physics.
15. DRIOLI, E., CURCIO, E., PROFIO, G.D., MACEDONIO, F. & CRISCUOLI, A. (2006) INTEGRATING MEMBRANE
CONTACTORS TECHNOLOGY AND PRESSURE-DRIVEN MEMBRANE OPERATIONS FOR SEAWATER DESALINATION
Energy, Exergy and Costs Analysis. Chemical Engineering Research and Design. 84(A3), 209-220.
16. Figoli, A., Marino, T., Simone, S., Nicolò, E.D., Li, X.-M., He, T., Tornaghi, S. & Drioli, E. (2014) Towards non-toxic
solvents for membrane preparation: a review. Green Chem. 16, 4034.
17. Foy, K. (2007) Investigation into the possible use of an oxygen ion transport membrane combustion unit in an
oxyfired power plant. School of Mechanical and Transport Engineering, Dublin Institute of Technology Dublin.
18. Gianluca, D.P. & Efrem, C. (2009) A Review on membrane crystallization. Chimica oggi Y. 27(2), 27-31.
19. Golemme, G., Drioli, E. & Lufrano, F. (1994) Gas Transport Properties of High Performance Polymers. Polymer
Science Series A. 36, 1647-1652.
20. H. Koseoglu, N. Kabay, M. Yüksel, S. Sarp, Ö. Arar, M. Kitis. Boron removal from seawater using high rejection
SWRO membranes — impact of pH, feed concentration, pressure, and cross-flow velocity. Desalination 227
(2008) 253–263.
21. Hinds, B.J.d. (2004) Aligned multiwalled carbon nanotube membranes. Science. 303, 62-65.
22. http://physics.nist.gov/MajResFac/NIF/pemFuelCells.html
23. Iulianelli, A., Ribeirinha, P., Mendes, A. & Basile, A. (2014) Methanol steam reforming for hydrogen generation
via conventional and membrane reactors: A review. Renewable and Sustainable Energy Reviews. 29, 355-368.

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


65
24. KOCH (2004) MegaMagnum® RO Element. In: Systems KM (ed) http://saltcreektech.com/images/Sales_-
_MegaMag_RO_Element_Brochure.pdf. p^pp. KOCH Membrane Systems.
25. Lyon & Delina (2008) Assessing the antibiofouling potential of a fullerene-coated surface. International
Biodeterioration & Biodegradation journal.
26. Macedonio, F., Curcio, E. & Drioli, E. (2007) Integrated membrane systems for seawater desalination: energetic
and exergetic analysis, economic evaluation, experimental study. Desalination. 203(207), 260-276.
27. Mhaske S.T & Kadam, P.G. (2010) Membranes in artificial Liver and Pancreas. INTERNATIONAL JOURNAL OF
APPLIED ENGINEERING RESEARCH. 1(3).
28. Morelli, S., Salerno, S., Piscioneri, A., Rende, M., Campana, C. & De Bartolo, L. (2010) 3.10 - Membrane
Approaches for Liver and Neuronal Tissue Engineering. In: Drioli E & Giorno L (eds) Comprehensive Membrane
Science and Engineering. p^pp 229-252. Elsevier, Oxford
29. Mujiburohman, M. (2008) Studies on Pervaporation for Aroma Compound Recovery from Aqueous Solutions
Chemical Engineering University of Waterloo, Waterloo, Ontario, Canada.
30. Nechifor, G., Voicu, S.I., Nechifor, A.C. & Garea, S. (2009) Nanostructured hybrid membrane polysulfone-carbon
nanotubes for hemodialysis. Desalination. 241, 342-348.
31. Nissim Nadav, Menachem Priel, Pinhas Glueckstern. Boron Removal from The Permeate of a Large SWRO Plant
in Eilat. Desalination 185 (2005) 121 -129/
32. Papenburg, B. (2009) Design Strategies for Tissue Engineering Scaffolds. Institute for Biomedical Technology,
University of Twente, Netherland.
33. Pereira, C.C., et al., Pervaporative recovery of volatile aroma compounds from fruit juices. Journal of Membrane
Science, 2006. 274(1–2): p. 1-23.
34. Phattaranawik, J., Fane, A.G., Pasquier, A.C.S. & Bing, W. (2008) A novel membrane bioreactor based on
membrane distillation. Desalination. 223, 386-395.
35. Pina, M.P., Mallada, R., Arruebo, M., Urbiztondo, M., Navascués, N., de la Iglesia, O. & Santamaria, J. (2011)
Zeolite films and membranes. Emerging applications. Microporous and Mesoporous Materials. 144(1–3), 19-27.
36. Rios, G.M., Belleville, M.P., Paolucci, D. & Sanchez, J. (2004) Progress in enzymatic membrane reactors – a
review. Journal of Membrane Science. 242(1–2), 189-196.
37. Saha, N.K. and S.V. Joshi, Performance evaluation of thin film composite polyamide nanofiltration membrane
with variation in monomer type. Journal of Membrane Science, 2009. 342(1–2): p. 60-69.
38. Soni, V. (2008) Simultaneous model-based design of process and assisting structured materials. Department of
Chemical Engineering, Technical University of Denmark, Denmark.
39. Stover, R.L. (2007) Seawater reverse osmosis with isobaric energy recovery devices. Desalination. 203(1), 168-
175.
40. Vadgama, P. (1990) Membrane Based Sensor: A Review. Journal of Membrane Science. 50, 141-152.
41. Vladisavljevic, G.T. & Williams, R. A., 2005. Recent developments in manufacturing emultions and particulate
products using membrane. Advances in Colloid and Interface Science, 133 (1), pp.1-20
42. Zainoodin, A.M., Kamarudin, S.K. & Daud, W.R.W. (2010) Electrode in direct methanol fuel cells. International
Journal of Hydrogen Energy. 35(10), 4606-4621
43. Zainoodin, A.M., S.K. Kamarudin, and W.R.W. Daud, Electrode in direct methanol fuel cells. International Journal
of Hydrogen Energy, 2010. 35(10): p. 4606-4621.
44. Zhao, J., Zhao, X., Jiang, Z., Li, Z., Fan, X., Zhu, J., Wu, H., Su, Y., Yang, D., Pan, F. & Shi, J. (2014) Biomimetic and
bioinspired membranes: Preparation and application. Progress in Polymer Science. 39(9), 1668-1720.

Wenten, Institut Teknologi Bandung, 2014


66

Anda mungkin juga menyukai