Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM


RANCANGAN LABORATORIUM PARASITOLOGI KLINIK

Dosen Pengajar:
Salbiah, S.Pd., M.Kes
Tri Prasetyorini, S.Si, MM

Oleh:

1. Lisa Puspita Sari P3.73.34.2.21.161


2. Meilia Usman P3.73.34.2.21.162
3. Michael Yoshua Enoch P3.73.34.2.21.163
4. Nur Fitriana Aprilia A.B. P3.73.34.2.21.164
5. Nurleni Lubis P3.73.34.2.21.165

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karuniaNya yang berupa kesehatan serta ilmu pengetahuan kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan
kepada Ibu Salbiah, S.Pd., M.Kes dan Ibu Tri Prasetyorini, S.Si, MM selaku dosen
Mata Kuliah Manajemen Laboratorium. Makalah ini dibuat sebagai salah satu nilai
tugas dari Mata Manajemen Laboratorium tentang materi Rancangan Laboratorium
Klinik Parasitologi. Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini kami
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari Ibu dosen serta teman-teman
sebagai masukan untuk makalah selanjutnya.

Jakarta, Februari 2022

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Laboratorium Parasitologi Klinik.......................................................................3
B. Visi dan Misi......................................................................................................3
C. Desain dan Tata Ruang Laboratorium................................................................3
D. Ketenagaan Laboratorium Parasitologi Klinik...................................................6
1. Struktur Manajemen........................................................................................6
2. Struktur Organisasi.........................................................................................7
E. Jenis Pelayanan...................................................................................................7
F. Alur Pelayanan...................................................................................................9
G. Persyaratan Minimal Alat.............................................................................10
H. Perlengkapan Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium..........................11
1. Perlakuan Bahan Klinik................................................................................13
2. Pengiriman Bahan Klinik..............................................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17


A. Kesimpulan.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan
individu dan masyarakat yang berperan sebagai pendukung maupun penegak
dari sebuah diagnose penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang
optimal.

Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium


Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Berdasarkan jenis pelayanannya terbagi menjadi laboratorium klinik


umum dan laboratorium klinik khusus. Laboratorium klinik umum adalah
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di
bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan
imunologi klinik. Contohnya adalah Laboratorium Rumah Sakit.
Laboratorium klinik khusus adalah laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan
khusus dengan kemampuan tertentu.

Oleh karena itu pelayanan laboratorium kesehatan harus baik dan


berkualitas agar dapat memberikan hasil pemeriksaan yang tepat, teliti, benar,
dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa.

1
2

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian laboratorium parasitologi klinik
2. Mengetahui syarat dan ketentuan dari laboratorium parasitologi klinik baik
sarana, prasarana, ketenagaan serta jenis pemeriksaan yang dilakukan.
3. Mengetahui syarat perlakuan dan pengiriman sampel ke laboratorium
parasitologi klinik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Laboratorium Parasitologi Klinik


Laboratorium parasitologi termasuk ke dalam laboratorium klinik khusus,
yaitu laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan identifikasi parasit atau
stadium dari parasit baik secara mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan
atau imunoessay.

B. Visi dan Misi


1. Visi: 
a. Menjadi pusat rujukan diagnostic penyakit parasitic dan jamur dengan
kualitas layanan prima.
2. Misi: 

a. Melakukan pelayanan diagnostik laboratorium yang bermutu dan


terstandarisasi untuk penyakit parasitik dan jamur.
b. Memberikan konsultasi penyakit parasitik dan jamur.
c. Melaksanakan pelatihan di bidang laboratorium untuk diagnosis penyakit
parasitik dan jamur.
C. Desain dan Tata Ruang Laboratorium
Diperlukan ukuran yang pas serta nyaman dalam membuat ruang
laboratorium khususnya Laboratorium Parasitologi, diantaranya meliputi:

1. Bentuk ruang laboratorium lebih baik bujur sangkar atau persegi Panjang.
2. Bila ruang laboratorium berbentuk bunjur sangkar akan lebih memberikan
jarak yang dekat antar pegawai laboratorium dengan meja kerjanya dengan
meja pemeriksaan sampel.

3
4

3. Dalam Laboratorium Parasitologi diperlukan bagian-bagian atau seperti


sekat kerja kecil untuk pengelolaan sampel, meja kerja pegawai maupun
dokter, tempat penyimpanan alat dan bahan, wastafel serta tempat sampah
pembuangan limbah sampel pasien.

Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 persyaratan minimal


bangunan dan prasarana meliputi:

No. Jenis Kelengkapan Syarat

1. Gedung Permanen
2. Ventilasi 1/3 x luas lantai
atau AC 1 PK/20m²
3. Penerangan (lampu) 5 watt / m²
4. Air mengalir bersih 50 liter/pekerja/hari
sesuai kebutuhan
5. Daya Llstrik Sesuai kebutuhan
6. Tata ruang:
a. Ruang tunggu 6 m²
b. Ruang pengambilan specimen 6 m²
c. Ruang pengambilan khusus sputum Sesuai ketentuan
d. Ruang pengambilan bahan khusus genekologi Sesuai ketentuan
e. Ruang administrasi
f. Ruang kerja 6 m²

g. Ruang pembuatan media 30 m²

h. Ruang sterilisasi Ada

i. Ruang makan/minum Ada

j. WC untuk pasien dan karyawan Ada


Ada
7. Tempat penampungan/pengolahan sederhana limbah Ada
5

cair
8. Tempat penampungan/pengolahan sederhana limbah Ada
padat

Untuk lebih detail digambar seperti berikut:

23 M

3M 3M 2M 5M 5M

Ruang Tando
2M

Penampung n
Mushollah Ruang Makan

3M
Air
3M

Limbah
Gudang
4,5 M

Cair

2M
Ruang
PIN TU DARURAT
Penampung
3M

Limbah
1,5 M

Genset
PIN TU DARURAT

Padat
Ruang

2M
Ganti
Taman
5M

Ruang

2M
Steril

WC
Kary
3

awan
25
M

5M

TEMPAT Ruang
Pemerik
WC
PARKIR
M 16
M

10 M
Pasi saan
3

en

Ruang
Pengambi
lan
M
3

Specimen

RATIO 0,5 CM : 2 M Ruang Ruang Ruang


3M

(P27834115018) Kepala Adminis


Tunggu
M
3

Lab. trasi

2M 1,5
3M 3M 2 3M M 4M 3M
M
6

D. Ketenagaan Laboratorium Parasitologi Klinik


Standar ketenagaan yang harus ada di Laboratorium Parasitologi Klinik
menurut Permenkes No. 411 tahun 2010, yaitu:

1. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis


parasitologi klinik; dan

2. Tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dokter


spesialis parasitologi klinik, 2 (dua) orang analis kesehatan yang telah
mendapat sertifikasi pelatihan di bidang parasitologi klinik, 1 (satu) orang
perawat, dan 1 (satu) orang tenaga administrasi.

Untuk dapat menjalankan suatu laboratotium diperlukan sistem manajemen


yang memadai untuk mengelola sarana dan prasarana serta kegiatan yang ada di
laboratorium tersebut. Sistem manajemen ini meliputi struktur organisasi,
pembagian kerja, serta urusan personel yang mengelola laboratorium.

1. Struktur Manajemen
a. Kepala Laboratorium:
Bertanggung jawab terhadap semua pemeriksaan yang dikerjakan di
laboratorium, baik secara administrasi maupun pengelolaan. Seorang yang
mempunyai komitmen, kemampuan akademik, dan keterampilan
manajemen yang handal. Oleh karena itu kepala unit laboratorium adalah
seorang dokter spesialis parasitologi maupun patologi klinik dengan
kualifikasi pendidikan minimal S2.
b. Penanggung Jawab Laboratorium:
Penanggung jawab laboratorium membantu secara langsung tugas kepala
unit laboratorium dalam bidang administrasi, sehingga membantu
terjaminnya kelancaran sistem administrasi, maka seorang administrator
harus mempunyai kualifikasi pendidikan minimum Sarjana Sains Terapan
DIV atau S1 maupun Analis Kesehatan DIV atau DIII.
7

c. Teknisi Laboratorium:
Bertugas membantu dokter untuk memeriksa sampel dari pasien, sehingga
dokter dapat menegakkan diagnosa pasti dan memberikan obat dengan
dosis yang tepat. Juga bertugas melakukan penelitian, melakukan quality
control terhadap alat dan bahan yang terdapat pada laboratorium
parasitologi tersebut.

2. Struktur Organisasi

KEPALA DEPARTEMEN

KEPALA LABORATORIUM

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI


PEMERIKSAAN PARASIT PEMERIKSAAN JAMUR

TEKNISI TEKNISI
LABORATORIUM LABORATORIUM
PEMERIKSAAN PARASIT PEMERIKSAAN JAMUR

E. Jenis Pelayanan
Jenis Pelayanan yang dilaksanakan di Laboratorium Parasaitologi
Klinik meliputi:

1. Pemeriksaan parasitik
2. Pemeriksaan jamur
3. Konsultasi penyakit parasitik dan jamur
8

Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010 persyaratan


minimal kemampuan pelayanan yang dapat dilaksanakan pada Laboratorium
Parasitologi Klinik adalah sebagai berikut:

No. Jenis Pelayanan Jenis Pemeriksaan

1. Parasitologi Klinik a. Mikroskopik


 Malaria
 Filaria
 Jamur
 Telur
 Larva cacing
 Protozoa Usus dan jaringan lain
 Analisis serangga:
- Scabies
- Tungau
- Miasis

b. Biakan, identifikasi dan uji resistensi


 Candida spp
 Aspergillus
 Neoformans
 Histoplasma
 Mycetoma
 Maduromycosis

c. Biakan dan Identifikasi cacing dan


9

protozoa
d. Serologi
 Toxoplasma
 Amuba
 Jamur (Candida, Aspergillus,
Cryptococcus)
 Filaria
 Malaria
 Sistiserkosis
e. Konsultasi pengobatan

F. Alur Pelayanan
10

G. Persyaratan Minimal Alat


No. Jenis Kelengkapan Syarat Minimal

1. Analytical balance 1 buah


2. Autoclave 1 buah
3. Bunsen burner 3 buah
4. Counter (hand tally) 1 buah
5. Dessicator 1 buah
6. Elisa set 1 set
7. Freezer 1 buah
8. Incubator 1 buah
9. Kabinet keamanan biologis kelas 2 1 buah
10. Fume hood 1 buah
11. Microdilution broth 2 buah
12. Mikroskop binokuler 1 buah
13. Mikroskop diseksi 1 buah
14. Peralatan gelas Sesuai kebutuhan
15. Peralatan pewarnaan sediaan mikroskopik Sesuai kebutuhan
16. Petridish diameter 10 cm Sesuai kebutuhan
17. Ph meter 1 buah
18. Refrigerator (lemari es) 1 buah
19. Sentrifuge 1 buah
20. Speculum 5 buah
21. Waterbath 1 buah
22. Filter dan holder 2 buah
23. Scalpel 2 buah
24. Gelas objek Sesuai kebutuhan
25. Gelas tutup Sesuai kebutuhan
26. Ose 10 buah
11

27. Rak pewarnaan/staining jar 2 set


28. Box preparat Sesuai kebutuhan

H. Perlengkapan Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium


No Jenis Kelengkapan Syarat Minimal

1. Alat bantu pipet/rubber bulb 2 buah


2. Alat pemadam api 1 buah
3. Desinfektan Sesuai kebutuhan
4. Klem tabung (Tube holder) 1 buah
5. Wadah khusus untuk insenerasi jarum, lancet 1 buah
6. Pemancur air (emergency shower) 1 buah
7. Pemotong jarum & wadah pembuangan Sesuai kebutuhan
8. Perlengkapan PPPK 1 set
9. Pipet container/tempat merendam pipet habis 1 buah
pakai
10. Sarung tangan Sesuai kebutuhan
11. Masker Sesuai kebutuhan
12. Jas laboratorium kancing belakang, lengan Sesuai jumlah petugas
panjang dengan elastik pada pergelangan
tangan
13. Alas kaki/ sepatu tertutup Sesuai kebutuhan
14. Westafel dilengkapi dengan sabun (skin 1 buah
desinfektan) dan air mengalir

I. Pemeliharaan Alat dan Bahan


12

Pemelihataan alat dan bahan laboartorium harus sesuai prinsip-prinsip


pemeliharaan alat dan bahan, antara lain :
1. Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan,
dilakukan secara periodik;
2. Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan memperhatikan
jenis, bentuk serta bahan dasarnya;
3. Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan
pemeriksaan yang diawetkan, serta membersihkan peralatan pada waktu
tidak digunakan atau sehabis dipergunakan untuk praktik;
4. Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah habis
masa pakainya.
5. Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala
sesuai dengan jenis alat;
6. Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya.

Pemeliharaan alat dan bahan disesuaikan dengan jenisnya, yaitu sebagai


berikut:

1. Pemeliharaan alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak
mudah mengalami korosi :
a. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Alat yang terbuat dari kaca yang berlemak atau terkena noda yang
sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan
merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam
sulfat pekat (100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml
asam sulfat pekat, lalu dimasukkan ke dalam 1 liter air).
2. Untuk alat-alat yang terbuat dari logam dan mudah mengalami korosi:
a. Diberi perlindungan dan diperiksa secara periodik.
13

b. Alat-alat logam akan lebih aman jika diletakkan (disimpan) di


tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang
korosif. 

3. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon, ditempatkan
pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas, sedangkan yang terbuat
dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering.
4. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC, tersedia
lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
dan tersedia lemari tempat alat pelindung diri.
J. Penyimpanan Alat dan Bahan
1. Penyimpanan dan penempatan alat-alat atau bahan kimia menganut prinsip
sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika
mengambil dari dan mengembalikan alat ke tempatnya.
2. Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat penyimpanan
yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah
3. Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan
dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosi. 
4. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat,
ukuran/volume dan bahaya dari masing-masing alat/bahan kimia.
5. Seberapa sering pemakaian juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
menempatkan alat. Alat yang sering dipakai diletakkan di dalam ruang
laboratorium.
K. Perlakuan dan Pengiriman Bahan Klinik ke Laboratorium Parasitologi
Klinik
1. Perlakuan Bahan Klinik
a. Urin.
1) Bahan klinik urin untuk kultur jamur hendaknya diambil urin baru dan
dengan cara pengambilan mid stream urin. Hal tersebut untuk
14

memastikan bahwa jamur yang tumbuh adalah benar-benar jamur


penyebab. Namun pengambilan urin untuk keperluan pemeriksaan
deteksi antigen Cryptococcus neoformans hendaknya diambil dari urin
yang telah ditampung semalaman, agar didapat antigen yang cukup dan
untuk menghindari hasil negatif palsu.
b. Cairan tubuh dari daerah steril.
1) Cairan tubuh dari daerah steril hendaknya dikirim dalam spuit steril
yang digunakan dalam proses pengambilan oleh klinisi agar bahan
klinik tidak terkontaminasi (LCS, BAL, TTNA, Cairan peritoneum,
cairan pericardium dll).
2) Bahan klinik hendaknya sampai di laboratorium dalam waktu kurang
dari empat jam, bila lebih dari empat jam hendaknya bahan klinik
disimpan dalam kulkas (2-8℃) selama maksimal 24 jam. Hal tersebut
bila peruntukannya untuk pemeriksaan kultur jamur. Bila untuk
keperluan pemeriksaan serologi (cairan otak, BAL, dll) dapat
disimpan dalam kulkas selama maksimal 48 jam.
c. Darah.
1) Pengiriman darah untuk pemeriksaan jamur (kultur) hendaknya tanpa
diberi pengawet apapun (whole blood). Untuk pemeriksaan serologi
sebaiknya dikirim dalam bentuk serum.
2) Untuk pemeriksaan darah malaria mikroskopis, sebaiknya tanpa
pengawet, namun jika tidak memungkinkan bisa dengan pengawet
EDTA, namun segera dikirimkan ke laboratorium Parasitologi untuk
menghindari kerusakan parasite akibat pengawet.
3) Untuk pemeriksaan darah filaria mikroskopis, pengambilan darah
dilakukan pada malam hari antara jam 8-11 malam.
d. Kerokan kulit dan rambut.
Kerokan kulit dan rambut dapat disimpan pada suhu kamar beberapa hari
sebelum dikirim, namun ditempatkan pada kontainer tertutup. Rambut
15

ditempatkan pada kontainer yang dilapisi warna hitam, sedangkan rambut


pada kontainer yang dilapisi kertas putih, agar mudah dilihat saat akan
diperiksa.
e. Jaringan tubuh.
1) Jaringan apapun untuk pemeriksaan jamur, dikirim dalam lasticr steril
yang dibasahi dengan NaCl/ aquadest steril. Volume cairan
diharapkan dapat merendam jaringan, sehingga jamur tetap hidup.
Untuk keperluan kultur jamur, bahan klinik mohon dikirim
secepatnya atau dapat disimpan dalam kulkas maksimal 24 jam.
f. Feses.
1) Feses untuk pemeriksaan jamur dikirim dalam lasticr steril dan
dikirim secepatnya sebelum 4 jam setelah dikeluarkan. Tidak
dianjurkan disimpan sebelum dikirim ke laboratorium.
2) Feses untuk pemeriksaan parasit sebaiknya dalam kurun waktu 1 jam
setelah dikeluarkan. Jika tidak bisa tercapai, mohon feses disimpan
dalam kontainer dingin (ice block) untuk transportasi di hari yang
sama atau diawetkan dalam larutan formalin 5%(protozoa) atau 10%
(cacing) untuk transport keesokan harinya.
3) Koleksi feses sebaiknya sebelum pasien mendapatkan antibiotik untuk
hasil yang akurat.
g. Sputum.
1) Sputum untuk pemeriksaan kultur diambil tiga hari berturut/ turut.
Pengambilan sputum: pasien diminta berkumur dengan air matang
tiga kali dan air dibuang, selanjutnya diminta mengeluarkan dahak,
bukan air liur. Kontainer dibuka hanya saat dahak akan dikeluarkan,
dan langsung ditutup kembali. Pengiriman sputum ke laboratorium
dilakukan secepatnya, maksimal empat jam setelah dikeluarkan. Tidak
dianjurkan disimpan sebelum dikirim ke laboratorium.
16

h. Bahan klinik untuk kepentingan mengetahui infeksi jamur Pneumocystic


jerovecii yang dikirim adalah BAL atau sputum induksi dari penderita.

2. Pengiriman Bahan Klinik


a. Pengemasan triple (tiga lapis)
1) Wadah primer →penempatan sampel biologis atau infeksius (diberi
label dengan benar dan pastikan tutupnya aman).
a) Bahan Penyerap →wadah primer dikemas dengan bahan
penyerap yang cukup menyerap semua cairan jika terjadi
kerusakan.
2) Wadah Sekunder →wadah primer dengan bahan penyerap
ditempatkan di wadah sekunder. Dapat berupa plastik klip atau
kaleng/ kontainer bersih.
a) Ketika beberapa wadah primer ditempatkan dalam kemasan
sekunder tunggal, masing-masing harus dibungkus secara
individual untuk mencegah kontak di antara mereka
3) Wadah tersier/kemasan luar: wadah sekunder ditempatkan ke dalam
plastik klip lebih besar/ kotak/ kaleng bersih bertutup rapat.
4) Contoh:
17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Laboratorium parasitologi klinik merupakan laboratorium klinik khusus,
yaitu laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan identifikasi parasit atau
stadium dari parasit baik secara mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan
atau imunoessay. Tata ruang pada laboratorium parasitologt klinik dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan standar minimal bangunan yang
baik dan dapat digunakan sesuai fungsinya. Begitu pula dengan struktur
manajemen pada laboratorium parasitology klinik, diharapkan dapat bekerja
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar dapat meningkatkan
mutu kesehatan dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan demikian laboratorium parasitologi klinik dapat memberikan pelayanan
yang luas dan bermutu sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mendukung upaya meningkatkan taraf kesehatan.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


411/MENKES/PER/III/2010 Tentang Laboratorium Klinik. Jakarta.
Dewi, O. P., 2020. Manajemen Laboratorium Rencana Pendirian Laboratorium Klinik
Utama Citaprasada Lab, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Lampung.
http://bintang-aprillia.blogspot.com/2013/06/laboratorium-parasitologi.html (diakses pada
tanggal 7 Maret 2022).
https://onehealthlab.net/listing/universitas-indonesia-laboratorium-parasitologi/?lang=id
(diakses pada tanggal 3 Maret 2022)
https://www.parasitologiklinikindonesia.org/jenis-layanan-laboratorium (diakses pada
tanggal 3 Maret 2022).

Anda mungkin juga menyukai