PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
yang sesungguhnya. Sedangkan presisi berarti bahwa kombinasi dari reagen, alat
dan factor-faktor lain yang berpengaruh bisa memberikan hasil yang reproducible.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II
PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Tujuan
Penetapan secara kualitatif atau semi kuantitatif dalam mendeteksi adanya
regain, yaitu salah satu jenis antibody yang terdapat dalam serum atau plasma
penderita syphilis.
Metode
Aglutinasi
Prinsip Kerja
Antigen yang digunakan adalah modifikasi dari antigen VDRL yang
mengandung mikro-partikel karbon untuk memperjelas pengamatan. Reagen
yang terdapat dalam spesimen penderita syphilis menyebabkan terjadinya
flokulasi dari partikel karbon dalam suspensi RPR reagin. Terjadinya agluinasi
ini bisa terlihat oleh mata telanjang sebagai gumpalan-gumpalan berwana
hitam yang mengambang ke permukaan cairan. Spesimen yang tidak
mengandung regain akan menghasilkan cairan berwarna abu-abu muda pada
reaksi ini.
Reagen
1. Suspensi RPR Carbon Antigen : suspensi kardiopilin yang
mengandung mikro-partikel karbon.
2. RPR Positif kontrol serum
3. RPR Negatif control serum
6
Prosedur
Pra analitik
1. Reagen dan kontrol harus disimpan pada suhu 2-8ºC, ketika akan
dipakai dibiarkan mencapai suhu ruang terlebih dulu.
2. Reagen belum kadarluarsa.
3. Spesimen yang digunakan adalah serum dan plasma EDTA.
4. Seluruh alat-alat yang digunakan dalam keadaan bersih dan bebas
residu seperti detergen dan lemak.
Analitik
Uji Kualitatif
1. Teteskan 1 tetes spesimen yang akan diuji pada lingkaran di kartu
reaksi yang tersedia. Gunakan pipet yang berbeda untuk meneteskan
specimen yang berbeda.
2. Teteskan juga masing – masing 1 tetes serum positif kontrol dan serum
negatif kontrol pada lingkaran lain di kartu reaksi yang akan
dipergunakan.
3. Sebarkan spesimen memenuhi masing – masing lingkaran dengan
menggunakan sisi datar dari pipet pengaduk yang disediakan.
Gunakan pengaduk yang berbeda untuk setiap spesimen untuk
menghindari terjadinya kontaminasi.
4. Kocok cairan suspensi antigen RPR sebelum digunakan. Pasang
jarum yang tersedia pada botol penetes suspensi antigen. Kemudian
pindahkan cairan suspensi antigen dari botolnya ke dalam botol
penetes dengan cara menyedot ciran itu melalui jarum yang terpasang
pada botol penetes ( 16 µL ).
5. Teteskan 1 tetes suspensi antigen dari botol penetes itu ke masing –
masing lingkaran yang berisi spesimen.
6. Letakkan kartu reaksi pada rotator atau shaker pada kecepatan 100
rpm selama 8 menit.
7. Baca hasil tes segera dibawah cahaya terang.
7
Uji Semi Kuantitatif
1. Untuk setiap spesimen yang akan dites, teteskan 0,05 mL larutan salin
0,9% ke dalam lingkaran 2 – 5 pada kartu reaksi. JANGAN
MENYEBARKAN LARUTAN SALIN DALAM LINGKARAN TES.
2. Teteskan 0,05 mL spesimen yang akan diuji pada lingkaran 1 di kartu
reaksi.
3. Teteskan juga 0,05 mL spesimen pada lingkaran 2 yang sudah ada
0,05 mL larutan salin. Kemudian lakukan seri pengenceran sampai
lingkaran 5, caranya dengan mencampur rata larutan salin dan
specimen pada lingkaran 2 dengan pipet, kemudian pindahkan 0,05 mL
cairan ke dalam lingkaran 3, campur rata lagi, dan pindahkan 0,05 mL
ke dalam lingkaran 4, dan seterusnya sampai lingkaran 5. Buang 0,05
mL cairan dari lingkaran 5 setelah pengenceran berakhir. Hindari
terjadinya gelembung – gelembung udara pada saat pengenceran
berlangsung.
4. Sebarkan cairan dalam masing – masing lingkaran itu dengan
menggunakan ujung pipet pengaduk yang datar, mulailah dengan
pengenceran terbesar (lingkaran 5) ke pengenceran terkecil (lingkaran
1).
5. Kocok cairan dalam botol penetes yang sudah diisi suspensi antigen
RPR kemudian teteskan 1 tetes suspensi antigen ( 16 µL ) ke dalam
masing – masing lingkaran yang berisi spesimen itu.
6. Letakkan kartu reaksi pada rotator atau shaker selama 8 menit pada
kecepatan 100 rpm. Baca hasil tes ini secara makroskopik di bawah
cahaya terang.
8
Pasca Analitik
Uji Kualitatif
Intepretasi hasil uji
9
tetapi harus diterapkan oleh dokter setelah seluruh hasil klinis dan
laboris dalam jangka waktu tertentu dievaluasi.
10
Diskusi
Tujuan
Mendeteksi adanya antigen NS1 Dengue dalam darah dan plasma atau
serum.
Metode
Immunoassay Chromatographic
11
Prinsip
Humasis Dengue NS1 antigen Test merupakan pengukuran
immunochromatography. Humasis Dengue NS1 Antigen Test menggunakan
antibody monoclonal spesifik terhadap antigen NS1 virus Dengue untuk
menentukan infeksi virus Dengue secara akurat. Antigen Dengue dalam
sample serum atau plasma atau darah bereaksi dengan konjugat emas yang
telah diikat dengan antibodi monoclonal NS1 anti-dengue, diikuti oleh reaksi
dengan antibodi monoclonal NS1 anti dengue pada area pengujian (garis T).
jika spesimen sampel terinfeksi virus Dengue, sebuah garis akan muncul area
garis T. jika spesimen sample tidak terinfeksi virus Dengue, tidak ada garis
yang muncul di area pengujian (garis T)
Reagen
HUMANIS DENGUE NS1 Antigen Test setiap stripnya mengandung :
Dengue NS1 Monoclonal Antibody 1
Dengue NS1 Monoclonal Antubody 2
Goat anti-mouse immunoglobulin G
Isi kemasan :
1. 25 tes Dengue NS1 Antigen test
2. 25 pipet penetes
Prosedur
Pra analitik
1. Reagen disimpan pada suhu 1-30ºC, atau suhu ruang
2. Reagen belum kadarluarsa.
3. Spesimen yang digunakan adalah serum, plasma EDTA dan whole
blood
- Serum : gunakan tabung tanpa koagulan, pisahkan serum dengan
centrifugasi
12
- Plasma : gunakan tabung dengan antikoagulan EDTA atau heparin,
pisahkan plasma dengan centrifugasi
- Whole blood : gunakan tabung dengan antikoagulan EDTA atau
heparin
4. Spesimen (whole blood,plasma dan serum) dapat disimpan pada
suhu 2-8 ºC hingga 48jam sebelum pengujian.
5. Untuk penyimpanan jangka panjang, sample dapat dibekukan dan
disimpan dibawah -20 ºC. a
Analitik
1. Siapkan alat dan sample, biarkan pada suhu kamar selama 15 menit
sebelum pengujian, jika reagen di simpan pada suhu kulkas.
2. Buka pembungkus dan keluarkan alat.
3. Ambil 100µl (3 tetes) whole blood atau serum / plasma menggunakan pipet
atau alat penetes
4. Teteskan spesimen pada lubang uji tes.
5. Tunggu hingga 15-20 menit, kemudian baca hasil
6. Jangan menginterpretasikan hasil pengujian setelah 20 menit.
Pasca analitik
Intepretasi hasil uji
POSITIF : Akan timbul 2 garis berwarna merah muda pada kontrol (C) dan
tes (T).
Catatan : Perbedaan intensitas warna antara garis tes (T) dan
garis kontrol (C) tergantung konsentrasi Rotavirus yang tersedia
dalam sampel specimen.
NEGATIF : Hanya timbul 1 garis yaitu garis control (C) dan tidak timbul pada
garis tes (T).
INVALID : Garis kontrol (C) tidak timbul. Hal ini disebabkan karena
kerusakan pada alat atau prosedur pengujian yang tidak sesuai.
Lakukan pengujian ulang dengan strip baru.
13
Diskusi
1. Pengujian ini hanya digunakan untuk diagnostic in vitro.
2. Pengujian ini mendeteksi antigen NS1 Dengue dalam serum, plasma dan
whole blood.
3. Hasil pengujian harus diintepretasikan dengan informasi klinis lain yang
tersedia untuk dokter.
4. Jika hasil tes negative dan gejala klinis muncul terus menerus, disarankan
untuk melakukan pengujian tambahan.
5. Akurasi 98,6% ( telah dibandingkan dengan kultur virus/RT ). Sensitifitas
relative > 97,9% dan spesifitas relative 99%.
Tujuan
Mendeteksi sel T efektor yang merespons stimulasi oleh antigen
Mycobacterium tuberculosis dan dimaksudkan untuk digunakan sebagai
bantuan dalam diagnosis infeksi tuberculosis ( TB ).
14
Metode
ELISPOT ( Pengembangan metode ELISA)
Prinsip
PBMC diinkubasi dengan antigen untuk memungkinkan stimulasi sel T yang
tersensitisasi. Sitokin yang disekresikan ditangkap oleh antibodi spesifik
pada membrane yang membentuk dasar membrane baik dan se – sel serta
bahan yang tidak diinginkan lainnya dihilangkan dengan mencuci. Antibodi
kedua, terkonjugasi menjadi alkali fosfatase dan diarahkan ke epitope yang
berbeda pada molekul sitokin ditambahkan dan mengikat sitokin yang
ditangkap pada Permukaan membran. Setiap konjugasi tidak terikat adalah
dihapus dengan mencuci. Substrat yang dapat larut ditambahkan ke setiap
sumur; ini dibelah oleh enzim yang terikat membentuk tempat endapan yang
tidak larut di tempat reaksi. Setiap tempat mewakii jejak sebuah file sel T yang
mensekresi sitokin individu dan mengevaluasi jumlah bintik yang diperoleh
memberikan pengukuran kelimpahan sel T efektor sensitive M. Tubercolosis
dalam darah tepi.
Reagen
1. 1 microtitre plat : 96 wells dilapisi antibodi monoklonal tikus cytokine
interferon gamma(IFN-)
2. 2 vials (0,8 mL) Panel A : berisi ESAT-6 antigen, bovine serum albumin
dan anti mikroba
3. 2 vial (0,8 mL) Panel B :berisi antigen CFP10, bovine serum albumin
dan anti mikroba
4. 2 vial (0,8 m L) control positif : berisi Phytohaeaggutinini (PHA) bovine
serum albu m in dan anti mikroba
5. 1 vial (50 uL) 200X konsetrat reagen conjugated : antibodi m monoclonal
tikus untuk mengkonjugasi cytokine IFN- menjadi alkaline phosphatase
6. 1 botol (25 mL) larutan substrat : larutan BCIP/NBTPlus siap pakai.
15
7. Leukosep
8. RPMI
9. AIM-V
10. DPBS
Prosedur
Pra analitik
1. Dewasa dan anak-anak > 10 tahun 6 ml darah dengan antikoagulan
heparin.
2. Anak-anak 2-9 tahun 4 ml darah dengan antikoagulan heparin.
3. Anak-anak < 2 tahun 2 ml darah dengan antikoagulan heparin.
4. Sampel darah harus disimpan pada suhu kamar dan diuji dalam 8 jam
setelah pengambilan darah, atau dalam waktu 32 jam dengan
penyimpanan pada 10-25 ºC.jika sampel diolah dengan alat
pemindahan granulosit, seperti penggunaan reagen T-cell Xtend.
Analitik
1. Tuang sampel darah pada tabung sentrifus plastik bertutup ulir
sebanyak 4 ml, tambahkan RPMI sebanyak 4 ml, homogenkan.
2. Tuang dalam leukosep, putar dengan kecepatan 2500 RPM selama 10
menit.
3. Buang supernatan, tambahkan RPMI sampai dengan tanda 10 ml,
putar dengan kecepatan 2000 RPM selama 7 menit.
4. Buang supernatant, tambahkan RPMI sampai dengan tanda 10 ml,
putar dengan kecepatan 1500 RPM selama 7 menit.
5. Buang supernatan, beri 750 ml AIM-V, homogenkan.
6. Ambil 150 ul, baca jumlah lekosit dengan alat hematologi.
7. Buat pengenceran sel (lihat slide rule).
8. Masukkan ke dalam lubang, masing-masing :
• Kontrol Nihil : 50 ul AIM-V
16
• Panel A : 50 ul
• Panel B : 50 ul
• Kontrol positive : 50 ul
9. Tambahkan 100 ul pengenceran sel pada masing-masing lubang.
10. Inkubasi pada incubator CO2 5 % selama 16 – 20 jam.
11. Keluarkan plate dari inkubator, buang cairan dalam plate, cuci plate
dengan larutan DPBS 3 x 200 ul.
12. Tambahkan 50 ul larutan konjugat (pengenceran 200X), inkubasi
selama 1 jam pada suhu 2-8 ºC.
13. Keluarkan plate, buang cairan dalam plate, cuci plate dengan larutan
DPBS 3 x 200 ul.
14. Tambahkan 50 ul larutan substrat, diamkan selama 7 menit pada suhu
ruang.
15. Buang cairan pada plate, bilas dengan aquadest 3 x 200 ul.
16. Keringkan plate pada suhu 37 ºC.
17. Hitung spot menggunakan usb mikroskop.
Post analitik
Hasil uji I-SPOT.TB diinterpretasikan dengan mengurangkan jumlah titik pada
sumur Kontrol Nihil dari jumlah tempat di masing-masing panel.
• Hasil pengujian adalah Positif jika (Panel A dikurangi Kontrol Nihil) dan /
atau (Panel B dikurangi Kontrol Nihil) 6 tempat.
• Hasil pengujian adalah Negatif jika (Panel A dikurangi Kontrol Nihil) dan /
atau (Panel B dikurangi Kontrol Nihil) ≤ 5 tempat.
• Hasil invalid adalah jika pada Kontrol Nihil 10 tempat, atau pada Kontrol
Positif ≤ 20 tempat.
17
18
Negative Control (NC) Positive Control (PC)
19
Diskusi
1. Hasil Positif menunjukkan bahwa sampel mengandung sel T efektor
yang reaktif M.tuberculosis.
2. Hasil Negatif menunjukkan bahwa sampel mungkin tidak mengandung
sel T.efektor reaktif terhadap M.tuberculosis.
3. Jumlah titik Kontrol Nihil yang melebihi 10 titik harus dianggap sebagai
indeterminate.
4. Jika titik Kontrol Positif < 20 titik harus dianggap sebagai indeterminate,
kecuali Panel A dan Panel B positif dapat dilaporkan sebagai hasil
positif.
5. Untuk hasil indeterminate sebaiknya dialkukan pemeriksaan ulang
dengan sampel baru atau dilakukan tes diagnostic lainnya dan / atau
informasi epidemiologi harus digunakan untuk membantu menentukan
status infeksi TB pasien.
20
PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
1. https://patologiklinik.com/2019/02/10/download-kendali-mutu-bahan-
ajar-tlm/
2. http://yuniartamala24.mahasiswa.unimus.ac.id/2017/07/26/pemantapan-
mutu-laboratorium-kesehatan/
3. https://stoptb.weebly.com/t-spottb.html
4. Petunjuk pemakaian AIM RPR Test
5. Petunjuk penggunaan Humanis Dengue NS1 Antigen Test
6. Petunjuk penggunaan I-SPOT.TB
22
Lampiran 1
23
24
Lampiran 2
25
26
Lampiran 3
USB Mikroskop
Mikroplate
Kiri : Leukosep
Kanan : Tabung sentrifus
27
28
29