SKRIPSI
Oleh
Dian Indarwati
NIM : P3.73.34.2.22.107
A. Latar belakang
Hipotiroid atau kelenjar tiroid yang kurang aktif, terjadi apabila kelenjar
tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Artinya sel tubuh tidak
mendapatkan hormon tiroid yang cukup untuk bekerja dengan baik dan
banyak atau terlalu sedikit serta akibat pengobatan dengan radiasi. Jika tak
bru lahir. Hal ini dapat terjadi karena cacat anatomis kelenjar tiroid, kesalahan
darah, baik oleh faktor fisiologik maupun non-fisiologik, yang secara klinis
sebagai produk akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi
reduksi.
“Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining atau uji saring yang
dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid
Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita. Pada pelaksanaanya, Skrining
bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu oleh tenaga
yang didapatkan setelah lahir berupa usia gestasi > 42 minggu, bayi baru lahir
>4kg ikterik >3 hari setelah lahir, edema, hernia umbilicus. Penegakan diagnosa
dapat dilakukan skrining tiroid. Skrining tiroid pada neonates dilakukan sebelum
keluar dari rumah sakit, antara hari ke-2 sampai usia ke-4 bayi, dengan
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dan diperjelas secara teknis dengan
bahwa salah satu pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah skrining bayi baru
lahir, yang dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan, dan
pasien bayi baru lahir, termasuk salah satunya dokter anak di RS Mitra Keluarga
Depok.
Kelompok Kerja Nasional Skrining Bayi Baru Lahir didapatkan angka kejadian
hipotiroid kongenital ini 1:2916. Pada tahun 2012 didapatkan 906 kasus hipotiroid
RSCM dan RSHS, sebanyak 70% diagnosis hipotiroid kongenital baru diketahui
pada anak usia di atas 1 tahun. Pada pada usia tersebut, gangguan pada otak yang
terjadi sudah permanen dan mengalami gangguan pertumbuhan yang sudah tidak
kehidupan. Pada penelitian yang sama juga ditemukan kurang dari 5% yang bisa
B. Rumusan masalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada korelasi skrining hipotiroid neonatus dengan hasil
2. Tujuan khusus
Mengetahui korelasi skrining hipotidroid neonates dengan hasil bilirubin pada bayi
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Peneliti
a. Sebagai pemenuhan salah satu syarat bagi peneliti untuk meraih gelar Sarjana
Sains Terapan.
3. Bagi Instansi
bagi Ahli Teknologi Laboratorium Medis dan tenaga medis lainnya akan
pentingnya pemeriksaan skrining hipotiroid neonatus dan bilirubin pada bayi baru
lahir dan untuk penanganan hasil yang akurat guna menunjang diagnosa yang
tepat.