TAHUN 2022
Jalan Jeruk Timur No : 4 A, Magelang Utara, Kota Magelang, 56115
Website www.rsikotamagelang.com, Email:sekretariat.rsimagelang@gmail.com
Telp : 0293-36950 Fax : 0293-369012
A. LATAR BELAKANG
Skrining bayi baru lahir adalah bentuk perawatan kesehatan preventif di mana
bayi diuji pada hari-hari pertama kehidupan mereka untuk menemukan bukti penyakit
dimana gejala utama mungkin belum terlihat. Skrining bayi baru lahir berbasis
populasi, yang berarti tes tidak diterapkan hanya untuk bayi yang sakit, tapi juga
untuk semua bayi, termasuk bayi yang tampaknya benar-benar sehat.
Menurut data jumlah cakupan SHK tahun 2020 secara nasional sebesar 1,9%
dari jumlah kelahiran hidup, yaitu sebanyak 88.752 bayi telah diskrining untuk
hipotiroidisme kongenital dengan hasil konfirmasi sebanyak 14 bayi. Rendahnya
angka cakupan skrining menandakan masih banyak bayi baru lahir yang tidak
mendapat hak skrining. Bayi-bayi ini, jika tidak terdeteksi dan tidak diobati pada
waktunya, akan menyebabkan bayi mengalami kecacatan, gangguan pertumbuhan
fisik secara keseluruhan dan yang paling menyedihkan adalah keterbelakangan
mental yang bersifat permanen.
Salah satu gangguan hormon pada bayi baru lahir yang berdampak berat bagi
individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah adalah Hipotiroid Kongenital. Oleh
karena itu pemerintah mencanangkan aturan tentang skrining yang tertuang dalam
PERMENKES NO. 25 Tahun 2014 tentang “Upaya Pelayanan Kesehatan Anak” yang
didalamnya menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang.
C. TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan seminar ini adalah “ Skrining Neonatus untuk Generasi Emas
Indonesia”
E. MATERI SEMINAR
1. Prof Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, FAAP, FRCPI
Tema : Skrining Neonatus untuk Masa Depan Generasi Emas Indonesia
Isi: Kesehatan itu bisa tercapai apa bila target dari Sustainable Development Goals
(SDGs) yang terdapat 17 tujuan, dimana yang di bahas goal pada nomer 3 dan 17, namun
sebaiknya saling terkait. Tujuan nomer 3: Kesehatan yang baik dan kesejahteraan.
Sehingga tujuan tersebut adalah untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi
semua tahap kehidupan. Goal ini juga juga meliputi semua prioritas kesehatan yang
mayor seperti kesehatan reproduksi ibu dan anak, penyakit menular dan tidak
menular,dan lingkungan; pelayanan yang universal dan akses obat dan vaksin yang aman
efektif, berkualitas dan terjangkau untuk semua. Goal nomer 3 juga mendukung
perkembangan riset dan peningkatan anggaran kesehatan dan penguatan kapasitasnegara
dalam mengurangi risiko kesehatan dan manajemen kesehatan.
Hambatan yang terjadi pada negara berkembang bukan dari di katakan bukan
dari SDM nya ,kualitas atau pelayanan pasien namun seluruh stakeholder harus berperan
dalam sistem sehingga bisa tercapai nya tujuan No 3 tersebut. Yang terjadi sekarang
belum semua stakeholeder mau ikut andil dalam sistem kesehatan tersebut.
Skrining Neonatus sendiri belum berjalan di Indonesia , lalu bagaimana kita bisa
menyiapkan generasi yang emas. Dimana generasi emas itu yang emas adalah otak nya
bukan ototnya, kita tau bahya indonesia pertahun nya dari 2021 terjadi 5 jt kelahiran
pertahun dan hanya 2% yang mencakup skrinng neonatus. Penyakit yang masuk dalam
Skrining Neonatus : Hipotiroid Kongenital,G6P-D, Hiperplasia adrenal kongenital.
Contoh kasus neonatus dengan hipotiroid kongenital . jika tidak terdeteksi secara
dini dan tumbuh besar makan dapat menyebabkan IQ anak tersebut rendah serta
perawakan pendek, dan yang terjadi jika IQ rendah maka anak tersebut tidak bisa menjadi
generasi emas bagi masa depan bangsa. Yang terjadi sekarang kenapa Skrining Covid
dapat berjalan, di biayai dan masuk dalam peduli lindungi , sedangkan skrining
Neonatus tidak bisa berjalan dengan baik
Untuk mencapai tujuan kesehatan yang baik bagi semua nya harus ada
dukungan dari pemerintah dan swasta, sebisa mungkin menaikan cakuan skrining
pada tahun 2022 ini di angka 10% dari 5 jt kelahiran. Karena investasi Negara paling
tinggi adalah Human Capital.
Gambar . Pasien Neonatus dengan Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid Kongenital(HK)
Penyebab retardasi mental yang paling sering dan dapat di obat. Prevalensi nya 1:
3000- 4000 bayi. Skrining HK merupakan major achivemen dan preventif medicine
dimana diagnosis di buat melalui gejala dan tanda yang biasa nya sudah terlambat ,
karena memang gejalanya tidak alansung muncul ketika bayi.
Klasifikasi HK
Primasi hypothyroidism
Secondary hypothyroidism
Peripheral hypothyroidism
Syndromic hypothyroidism
Transient congenital hypothyroidism
Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD)
G6PD adalah enzyme yang terdapat pada semua sel termasuk eritrosit,,
berpesan pda metabolism redox. Defisiensi G6PD dapat menyebabkan
hiperbilirubinemia berat, acute bilirubin encephalopathy dan kernicterus, gen yang
mengkode G6PD adalah kromosom Xq 2.8s, dimana G6PD dapat di turunkan secara
X-linkedressecive, sehingga lebih sering di jumpai pada laki-laki di bandingkan
perempuan.
Klasifikasi HAK
Classical adrenal hyperplasia berat
Non Classical adrenal hyperplasia lebih rngan dan onset lambat
Cryptic: asimtomatis
Pada pemeriksaan 17 OHP dengan PerkinElmer. Nilai rujukan 17 OHP pada usia
gestasi >= 36 minggu adalah <19,3 nmol/L, pada usia gestasi <36 minggu adalah
<107 nmolL.hasil dapat negative palsu jika ibu atau bayi dapam penggunaan steroid
Regulasi Perumaskitan
Di atur dalam UU no 44/2009 tentang Rumah Sakit, UU No 36/2009 Tentang
Kesehatan, UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja , UU No 36/2014 tentang
NAKES, kemudian di bawahnya ada PERMENKES No 12/2020 Tentang
Akreditasi Rumah sakit, kemudian PP No 47/2021 Penyelenggaraan dan Bidang
Perumaskitan Pasal 19 ayat 2 wajib ada NICU dan PICU, PP No 5/2021
Penyelengaaraan dan Perijinan Berusaha Berbasis Risiko, Sehingga terbentuk
PERMENKES No 14/2021 Tentang Standart Kegiatan Berusaha dan Produk
PAda Penyelenggaraan Perijinan berusaha berbasis Resiko sector Kesehatan.Dari
banyak regulasi tersebut belum bisa menjawab tantangan yang ada.
Peran Manajemen Rumah Sakit dalam Pelaksanaan Skrining
Awal dilakukan Skrining pada ranah Puskemas dan optimalisasi ANC.
Apabila ada kendala di rujuk ke Rumah Sakit, lau Sistem pada Rumah Sakit harus
berjalan dengan baik , dari mulai Pimpinan Rumah Sakit, Regulasi SPO, Tim
Skrining yang terdiri dari dr.Sp.A, dr.Sp.M, dr Sp.THT-KL, dr Sp.PK, Tenaga
keperawatan dan Analis, Sarana Prasaranan dan alkesm dan pembiayaan yang
baik. Sehingga angka kematian dan kelainan Bayi Bawaan dapat Menurun.
Penting juga advokasi organisasi profesi dan asosiasi kepada stakeholder utama
dalam hal pembiayaan.
F. TINDAK LANJUT
Setelah mengikuti kegiatan seminar “Skrining Neonatus untuk Generasi Emas
Indonesia” yang akan dilakukan adalah :
1. Meningkatkan pelayanan dan SDM yang terkait dalam Skrining Neonatus
2. Melakukan kerja sama lintas sektor yang terkait
3. Melakukan edukasi ke masyarakat pentingnya Skrining Neonatus
4. Meminta dukungan dari Pemerintah dan Swasta untuk membuat sistem untuk
memingkatkan target skrining neonatus
G. DAMPAK
Meningkatkan pengetahuan sistem secara luas tentang skrining Neonatu
Meningkatkan pengetahuan pemeriksaan apa saja yang masuk dalam skrining
neonates
Mengetahu regulasi atau perturan yang mengatur skrining neonates
Mengetahui problematika yang terjadi di Rumah Sakit secara real
Mengetahui Peran Manajemen Rumah sakit dan Semua Stakeholder yang
dapat melancarkan program skrining neonates
H. PENUTUP
Skrining Neonatus adalah modal yang penting untuk menyiapkan bayi dan
anak yang sehat untuk generasi masa depan emas bangsa, dimana kita perlu perbaikan
di segi kesehatan , karena yang utama adalah kesehatan . apabila generasi bangsa
memiliki kelainan bahkan retardasi mental akibatnya masa depan bangsa yang di
pertaruhkan. Untuk itu semua stakeholder dari tingkat Presiden hingga masyarakat
harus saling mendukung agar skrining neonates bisa berjalan dengan baik seningga
dampak baik juga yang akan kita terima, skrining noenatus setidaknnya yang di
lakukan pemeriksaan adalah TSH Neonatus (Hipotiroid Kongenital), G6PD
(Defisiensi G6PD), 17-OH Progesteron Neonatus (Hiperplasia Adrenal Kongenital.
sekian yang bisa saya review dari kegiatan webinar tersebut, mohon maaf apabila ada
kesalahan . Terimakasih
Magelang, .................
Direktur Pembuat Laporan
RSI Kota Magelang