Anda di halaman 1dari 4

Validasi Analitik Hematology Analyzer

Upaya untuk mengkoreksi alat hematology analyzer merupakan sebuah upaya yang baik
karena kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari kesalahan dan ketidaktelitian. Kita tahu
bahwa sebenarnya cara manual merupakan cara rujukan terbaik untuk mengkoreksi ini,
disamping perlu adanya trik sedikit untuk menilai dan memilah kesalahan yang mungkin
terjadi saat pengerjaan dengan metode hematology analyzer. Biasanya laboratorium dengan
volume pemeriksaan pasien yang besar, kadang dapat melupakan hal-hal dan tips yang akan
saya ulas ini. Untuk itu marilah coba baca ulasan berikut ini agar anda semua memahami
tahapan-tahapan kesalahan yang terjadi. Intinya saya mengajak anda semua untuk bekerja
sesuai dengan protap dan good laboratory practise. Berikut ulasannya.

Validasi analitik untuk alat hematology analyzer diperlukan karena :


1. Hasil cell counter mungkin tidak tepat
2. Merupakan tanggung jawab staf laboratorium
3. Wajib mengetahui kejanggalan suatu hasil pemeriksaan.
4. Merupakan bagian dari rangkaian proses kendali mutu
5. Memerlukan pengetahuan sifat alat
6. Memerlukan pengetahuan keterbatasan / limitasi alat
7. Memerlukan dan menguasai kalibrasi
8. Memerlukan dan menguasai kontrol mutu
9. Kemampuan menilai kebenaran hasil

Kejadian hasil yang perlu di validasi, mungkin ditemukan pada kondisi sebagai berikut :
1. Hasil tidak normal tanpa ada peringatan (no Flags) pada alat, biasanya ada catatan khusus
berupa warning, misal platelets flag.
2. Hasil tidak normal dan kurang sesuai dengan sebelumnya atau klinis yang sedang terjadi,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya diagnosis yang sesat
3. Diluar batas linier alat. Artinya bahwa hasil yang diukur tidak mampu dicapai oleh alat,
misalnya kadar leukosit yang sangat tinggi pada leukemia atau pada trombosit yang sangat
meningkat atau menurun.

Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran spesimen
darah, meliputi :
1. Perhatikan Hematokrit (PCV)
2. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.

Penyebab kesalahan pada hasil hematology analyzer :


1. Salah cara sampling dan pemilihan spesimen
2. Salah penyimpanan spesimen dan waktu pemeriksaan ditunda terlalu lama sehingga terjadi
perubahan morfologi sel darah.
3. Kesalahan tidak mengocok sampel secara homogen, terutama bila tidak memiliki alat
pengocok otomatis (nutator) maka dikhawatirkan tidak sehomogen saat sampel darah diambil
dari tubuh pasien. Inilah kesalahan fatal yang sering terjadi pada pemeriksaan ini.
4. Kehabisan reagent lyse sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran sel
tertentu.
5. Kalibrasi dan kontrol tidak benar . Tidak melakukan kalibrasi secara berkala dan darah
kontrol yang digunakan sudah mengalami expired date tapi tetap dipakai karena menghemat
biaya operasional.
6. Carry over, homogenisasi, volume kurang. Untuk alat jenis open tube maka, penyebabnya
salah saat pada memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum tidak masuk
penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga
saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube kesalahan hampir
sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum yang diminta oleh alat. Untuk tipe close
tube menggunakan cara predilute, perlu dikocok dahulu saat pengenceran darah dengan
diluent.
7. Alat atau reagen rusak. Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai (warning :
temperature ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia yang digunakan
jelek dan mungkin terkontaminasi oleh udara luar karena packing yang jelek.
8. Memang sampel tersebut ada kelainan khusus.

Error Leukosit :
1. Akibat eritrosit berinti, agregasi trombosit, RRBC, parasit.
2. Perhatikan tanda dari alat /flag, histogram
3. Koreksi dan bandingkan dengan sediaan apus darah tepi
4. Terlalu tinggi palsu lebih sering daripada terlalu rendah palsu.
5. Jumlah antikoagulan yang digunakan terlalu berlebih sehingga leukosit mengalami
perubahan bentuk.

Hemoglobin& parameter eritrosit :


1. Kesalahan kadar Hb, RBC, MCV dideteksi dengan melihat MCH, MCHC terlalu tinggi
atau rendah .
2. Perbandingan Hb # 1/3 Ht
3. Sebenarnya kesalahan Hb dan RBC tidak sering terjadi.

Hemoglobintinggi palsu :
1. Jumlah leukosit yang sangat tinggi
2. Hiperlipidemi
3. Kekeruhan akibat lisis tidak sempurna
4. Hiperbilirubin
5. Cryoglobulin, paraprotein, hiperglobulin
Kesalahan Eritrosit, MCV, Hematokrit :
1. Eritrosit tinggi palsu : leukosit sangat tinggi, trombosit besar, cryoglobulin/fibrinogen.
2. Eritrosit rendah palsu : warm/cold aglutinin, aglutinasi, lisis, mikrosit ( MCV < 50 fl)
3. MCV tinggi palsu : endapan protein pada sampler, aglutinasi, sampel lama, hiperosmolar.
4. MCV rendah palsu : hypochrom, hypoosmolar
5. Hematokrit rendah palsu : mikrositosis, lisis, cold aglutinin
6. Hematokrit tinggi palsu : MCV yang tinggi

Trombosit tinggi palsu :


1. Platelet rich plasma
2. Sel fragmen leukosit dan eritrosit,
3. Mikrositik,
4. HbH,
5. Cryoglobulin

Trombosit rendah palsu :


1. Bekuan, agregasi, satelit (mengumpul)
2. Trombosit besar sehingga terukur sebagai RBC
3. Leukositosis lebih 50.000 /ul

Check, recheck dan troubble shooting kondisi ini :


1. Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.
2. Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi meja harus dari
beton dan gunakan termometer.
3. Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
4. Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih bagus lagi setelah
sampling masukkan darah dengan penggiling khusus. Perhatian alat yang digunakan bukan
jenis “pengocok darah” tapi yang digunakan merupakan “penggiling darah”. Harus
membedakan kedua kata ini.
5. Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.
6. Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
7. Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.
8. Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit setiap minggu.
9. Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan enzim digestif
(EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa pembuangan darah yang tidak
sempurna.
10. Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat berakibat
kesalahan pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat berkurang.
11. Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
12. Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli laboratorium dan atau
DSPK bila mencurigakan.

Upaya Koreksi Hematology Analyzer :


1. Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.
2. Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya normoblast, satelit
trombosit, rouleaux formation dan lainnya.
3. Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-masing sel.
4. Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.
5. Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.
6. Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
7. Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi.

Demikian Tips kali ini mengenai validasi analitik hematology analyzer. Semoga bermanfaat
bagi teman-teman analis sekalian.
Phany Ahmad Lab RSAS Bjm 2009

Anda mungkin juga menyukai