Anda di halaman 1dari 33

KELOMPOK 11

Halimatuzzuhairoh 1713353013
Fitria Intan Sari 1713353018
Nur Ratih Sulisningtyas 1713353030
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
BIDANG BAKTERIOLOGI
Kualitas (mutu) merupakan kesesuaian antara harapan dan
kenyataan, dengan kata lain mutu merupakan kesesuaian antara
apa yang kita harapkan dengan apa yang kita peroleh. Pemantapan
mutu mikrobiologi memiliki spektrum luas dari pemantauan
performan alat, reagen sampai manfaat klinik pelayanan dan
informasi (WHO,2007).
Laboratorium mikrobiologi harus melakukan pemantapan
mutu untuk memastikan akurasi, realiabilitas dan reprodusibilitas
dari bermacam tes yang digunakan dalam isolasi, identifikasi dan
uji sensitifitas antimikroba terhadap mikroorganisme.

Kendali-Mutu_SC.pdf
Topik 1
Pengendalian Mutu Bakteriologi terdiri dari tiga tahapan kegiatan
yang mempengaruhi hasil uji laboratorium.

Tahapan Preanalitik kegiatan

Tahap Analitik

Tahap Pasca Analitik

Kendali-Mutu_SC.pdf
KEGIATAN PMI BIDANG
BAKTERIOLOGI
A. PEMANTAPAN MUTU ALAT
1. Autoclave :
a. Suhu dan tekanan setiapkali runing dicatat
b. Indikator warna digunakan dengan baik setiap kali
running
c. Termometer suhu puncak tiap minggu digunakan
d. Strip spora atau suspensi spora digunakan tiap bulan
e. Jika kontaminasi, buat contoh kultu, buat contoh kultur
tiap hari/tiap minggu sampai penyebabnya bisa diketahui
dan dihilangkan

Kendali-Mutu_SC.pdf
2. Incubator: Catat suhu incubator tiap hari dan sebelum dibuka
3. pH Meter: Harus distandarisasi sebelum running dengan buffer standar pH 7,0
4. Sentrifus: Dievaluasi sesering mungkin untuk memastikan fungsinya masih baik
5. Pipet: Pipat manual, semiotomatik,otomatik harus dicek secara berkala.
6. Timer.
7. Alat-alat yang memerlukan pemantauan suhu harian ( Waterbaths, Refrigator, Hot air ovens,
Freezer) WHO,2007.
8. Incubation Systems. Anaerobic Jar/kontainer (Gunakan indikator (kimia) O2 dalam kontainer
setiap kali digunakan , Gunakan indikator biologis (kuman anaerob yang dikenal) sekali
seminggu).

Kendali-Mutu_SC.pdf
B. PENGENDALIAN MUTU REAGENSIA

Reagen komersial harus diberi label .. (Tanggal dibuka). Reagen


yang dibuat di lab harus diberi label/identitas … (Isi, Konsentrasi,
Tgl disiapkan dan tgl kadaluarsa, Kondisi penyimpanan,
Ditempatkan di tgl pelayanan, Disiapkan oleh).

1.Pengendalian Mutu Pewarnaan Pewarna Gram (Gunakan Bakteri


gram Positif dan Gram Negatif sebagai kontrol, setiap hari-
minggu ). Pewarna lain/(e.g. ZN (Gunakan bakteri dg reaksi positif
dan negatif sebagai kontrol).

2. Pengendalian Mutu Serologi Gunakan kontrol positif dan negatif


setiap batch pemeriksaan atau kontrol yang disiapkan oleh pabrik
(Hasil tes tidak berlaku tanpa hasil kontrol yang adekuat).
Kendali-Mutu_SC.pdf
C. PENGENDALIAN MUTU MEDIA

1. Karakteristik fisik (warna, kejernihan, pH, uji kekuatan gel)


2. Uji sterilitas (ink. 35°C – 48 jam)
3. Kemampuan untuk mendukung pertumbuhan (Inokulasi
dengan kuman kontrol positif yang dikenal )
4. Media Selektif (Inokulasi dengan kuman kontrol positif dan
negatif yang dikenal )
5. Dilakukan per batch
6. Strain kuman : American Type Culture Collection (ATCC)
7. Pencatatan/dokumentasi

Kendali-Mutu_SC.pdf
D. PENGENDALIAN MUTU SISTEM IDENTIFIKASI

Sistem identifikasi Home-made


Set (5-10) media biokimia
QC untuk setiap media biokimia :
(Uji sterilitas ; Uji kemampuan tumbuh dengan kuman
kontrol; Kontrol positif dan negatif untuk setiap reaksi
biokimia; Pencatatan/dokumentasi).
Commercial Identification Systems (Ikuti petunjuk
pengendalian mutu (QC) yang direkomendasikan pabrikan )
misalnya CLSI M50-A : Microbial Identification System.
 

Kendali-Mutu_SC.pdf
E. QC TESTING FREQUENCY

Minimal : Setiap batch baru , Pengiriman/penerimaan .

Bila ada perubahan : (Penerima kit (kartu) baru ,


MedTech baru pakai alat, Setelah maintenance/perbaikan
alat, Update software ).

Jumlah kuman kontrol yang dipakai adalah “streamlined-


QC”, jika kriteria ditentukan dapat penuhi dan
terdokumentasi.

Kendali-Mutu_SC.pdf
Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi antara
lain :
(Pemantapan mutu media, Pemantapan mutu cat, Uji Sensitivitas Antibiotik, Strain
Standart, Pemantapan mutu Alat)

1. Pemantapan Mutu Media


Media kultur digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme,
menampilkan bentuk koloni, morfologi, sifat sifat organisme misalnya penghasil
H2S atau gas pada media fermentasi karbohidrat atau hemolisis pada agar darah
(WHO,2007)

a. Sumber media
• Media kering hanya menambahkan aquades sebelum digunakan
• Media kering sebagai bahan tambahan untuk isolasi organisme.
• Media komersial, media jadi yang sering dipakai, pemantapan mutu dilakukan
sesuai petunjuk pabrik.

Kendali-Mutu_SC.pdf
b. Sumber Kesalahan Media

• Inappropriate media
• Air
• Penimbangan media kering
• Penuangan media harus akurat dan aseptis dalam tabung
atau cawan petri
• Sterilisasi media
• Alat alat gelas yang digunakan harus diperhatikan
kesterilannya

Kendali-Mutu_SC.pdf
c. Penampilan Fisik Media
• Timbulnya kekeruhan /presipitasi menunjukkan bahwa
beberapa unsur keluar dari cairan.
• Warna lebih gelap dari normal mengindikasikan pemasakan
media terlalu lama, pH slah atau kesalahan pencampuran
• Warna lebih terang dari normal mengindikasikan kesalahan
pencampuran bahan bahan atau kesalahan pH
• Penyimpanan media yang terlalu lama setelah dituang
kedalam cawan petri menyebabkan dehidrasi dan tidak
layak digunakan. Dehidrasi media bisa dihindari dengan
membuat media sesuai kebutuhan atau menyimpan dalam
plastik yang tertutup rapat

Kendali-Mutu_SC.pdf
d. Pemesanan dan penyimpanan media yang dikeringkan
• Pesanlah media dengan jumlah yang akan habis terpakai dalam 6 bulan, atau
paling lama 1 tahun.
• Semua bahan harus dikemas dalam wadah yang akan habis dipakai dalam 1-2
bulan.
• Pada saat diterima, kencangkan tutup semua wadah. Media yang dikeringkan
menyerap air dari udara. Pada iklim yang lembab, segel tutup wadah media
yang dikeringkan dengan lilin parafin (isi rongga antara tutup dan wadah
dengan lilin cair, dan biarkan mengeras).
• Tuliskan tanggal penerimaan pada tiap wadah.
• Simpan di tempat yang gelap, sejuk, dengan aliran udara yang baik.
• Rotasikan persedialan sehingga bahan yang lebih lama lebih dahulu dipakai.
• Pada saat membuka suatu wadah, tuliskan tanggal dibukanya pada wadah
tersebut.
• Buang semua media kering yang sudah menggumpal atau bembah wama
menjadi gelap.
• Buatlah catatan tertulis tentang media yang tersedia.

Kendali-Mutu_SC.pdf
e. Persiapan media
• Ikuti petunjuk pabrik untuk persiapan dengan seksama.
• Siapkan media dalam jumlah yang habis dipakai sebelum waktu penyimpanan
kadaluarsa (lihat di bawah).
 
f. Penyimpanan media yang sudah dibuat
• Lindungi dari cahaya matahari
• Lindungi dari panas. Media yang mengandung darah, bahan aditif organik lain
atau antibiotik harus disimpan dalam lemari pendingin.
• Bila disimpan di tempat yang sejuk dan gelap umur penyimpanan media-jadi
akan bergantung pada jenis wadah yang digunakan.

Waktu simpan yang umum adalah:


a) tabung dengan sumbat kapas, 3 minggu;
b) tabung dengan tutup kendur, 2 minggu;
c) tabung dengan tutup ulir, 3 bulan;
d) cawan Petri, bila disegel dalam kantung plastik, 4 minggu.

Kendali-Mutu_SC.pdf
g. Kendali-mutu media-jadi
• Pengujian pH
• Sterilitas Media Media harus steril ketika akan digunakan
untuk inokulasi
• Pertumbuhan Media Kemampuan media untuk mendukung
pertumbuhan organisme dilihat dari inokulasi media dengan
isolat stock kultur
• Respon Biokimia Media Tujuan menginokulasi media untuk
melihat reaksi spesifik, misal fermentasi atau produksi H2S
atau gas digunakan satu spesies saja yang akan memproduksi
reaksi yang diharapkan
• Media Selektif yaitu tidak hanya digunakan untuk mendukung
pertumbuhan organisme tetapi juga untuk menghambat
pertumbuhan organisme lain

Kendali-Mutu_SC.pdf
Sumber : Kemenkes. 2008.
2. Pemantapan Mutu Cat
Cat yang digunakan semuanya harus dilakukan pemantapan
mutu, untuk melihat kemampuannya membedakan organisme
positip dan negatip, semua data dicatat. Pemantapan mutu ini
dilakukan tiap minggu juga tiap menggunakan/ membuat/
mencampur cat baru.

Kendali-Mutu_SC.pdf
3. Uji Sensitivitas Antibiotik
Uji Sensitivitas Antibiotik telah menjadi langkah yang penting untuk menangani
penyakit infeksi dan memantau resistensi antimikroba pada berbagai jenis patogen.
Pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan profil sensitivitas patogen,
farmakologi antibiotik, kepentingan terapi dan harganya (WHO,2007; CLSI, 2010)
a. Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin
Uji Sensitivitas harus dilakukan untuk dua tujuan utama , yaitu :
1) Membantu klinisi memilih antimikroba terbaik untuk masing-masing pasien
2) Mengumpulkan informasi epidemiologi tentang mikroorganisme yang resisten
dalam komunitas, untuk kepentingn kesehatan masyarakat.

b. Uji Sensitivitas sebagai Pedoman Terapi


Uji Sensitivitas tidak boleh dilakukan terhadap kontaminan atau kontaminan atau
komensal dari flora normal, atau organisme lain yang tidak berhubungan dengan
penyebab proses infeksi. Uji Sensitivitas dilakukan hanya pada organisme dari kultur
yang benar-benar dipertimbangkan sebagai penyebab infeksi. Organisme harus
diidentifikasi karena tidak semua mikroorganisme dari pasien dengan infeksi
memerlukan antibiogram. Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin tidak dinjurkan jika
organisme penyebab merupakan spesies yang diperrkirakan sensitip terhadap.
Kendali-Mutu_SC.pdf
c. Uji Sensitivitas sebagai alat epidemiologi
Uji Sensitivitas Rutin pada patogen-patogen utama (mis: Salmonella typhi, shigella)
sangat berguna sebagai bagian program surveilans infeksi saluran cerna. Hal ini penting
untuk memberi informasi kepada klinisi adanya strain resisten ( S.typhi resisten pada
chloramphenicol, shigella resisten terhadap co.trimoxazole dan ampicillin dan
mengindikasi perlunya ada perubahan standar terapi.
 
d. Pemilihan Obat Pemilihan obat untuk antibiogram rutin didasarkan atas pertimbangan
spektrum antibakterial dari obat, farmakokinetik, toksisitas, efikasi dan ketersediaannya
dan juga harganya.

Kendali-Mutu_SC.pdf
e. Prinsip Umum Uji Sensitivitas Antimikroba
• Metode Dilusi Untuk memperkirakan secara kuantitatif aktivitas antibiotik, pengenceran
antibiotik dalam broth atau media agar dan kemudian di inokulasi dengan organisme yang
akan diuji. Konsentrasi terendah yang mencegah pertumbuhan setelah inkubasi semalam
disebut minimum inhibitory concentration (MIC).
• Metode Difusi Cakram kertas yang akan diisi antimikroba dosis tertentu diletakkan pada
media agar yang sudah dinokulasi dengan organisme yang akan diuji. Metode yang
direkomendasi oleh NCCLS/CLSI adalah modifikasi metode Kirby-Bauer.

Modifikasi Metode Kirby-Bauer


Reagen: Agar Mueller-Hinton
• Agar Mueller-Hinton dibuat dari bahan dasar kering sesuai petunjuk pabrik. Jangan
memasak media terlalu lama.
• Dinginkan media 0 45-50 C dan tuang kedalam cawan petri, biarkan dingin, dengan
ketebalan 4 mm. Cawan Petri dengan diameter 9cm memerlukan 25mL media.
• Setelah agar mengeras, untuk segera digunakan keringkan cawan selama 10-30 menit
pada 0 36 C dengan meletakkannya dalam inkubator dengan posisi tegak.
• Media yang belum akan digunakan disimpan dalam kantong plastik tertutup dimasukkan
dalam refregerator, akan bertahan sampai 2 minggu. (Anatonim, 2007; Aurora, 2004;
WHO, 2007; CLSI, 2009)
f. Cakram Antibiotik Stok
Cakram antibiotik harus disimpan pada suhu 0 -20 C. Cakram antibiotik yang
akan digunakan bisa disimpan dalam refregirator sampai 1 bulan. Sebelum
digunakan cakram harus dibiarkan 1 jam dalam suhu kamar untuk penyesuaian
suhu.
 
g. Standar Turbiditas
• Sensitif
• Intermediate
• Resisten

Untuk uji sensitivitas staphylococcus terhadap benzylpenicillin, hanya


dikenal kategori sensitif dan resisten berdasarkan produksi -laktamase.
(WHO, 2007; CLSI, 2009).
h. Perlunya pemantapan mutu dalam uji sensitivitas
Hasil akhir uji difusi cakram dipengaruhi beberapa variabel. Beberpa faktor mudah
dikontrol, diantaranya densitas inokulum dan suhu inkubasi, namun laboratorium
sering tidak tahu komposisi pasti dari media komersial atau variasi kualitas antar
batch dan tidak dapat diketahui pasti isi antimikroba dari cakram. Oleh karenanya
hasil uji harus selalu dimonitor dengan program pemantapan mutu.

Kendali-Mutu_SC.pdf
4. Strain standart
Program pemantapan mutu harus menggunakan standard reference strain
bakteri yang diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan tiap minggu atau
5 batch dari tes, atau tiap batch baru dari agar Mueler Hinton atau batch
baru dari cakram.

Strain standar minimal :


a. Staphylococcus aureus (ATCC 25923)
b. Escherichia coli (ATCC 25922)
c. Pseudomonas auruginosa (ATCC 27853)
Untuk kultur harian tumbuhkan dalam nutrient agar miring dan simpan
dalam refrigator, subkultur kedalam agar miring 2 minggu sekali.

Kendali-Mutu_SC.pdf
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam uji sensitivitas antibiotik :
a)Cakram antibiotik yang digunakan diameter 6 mm
b)Isi Cakram antibiotik benar
c)Persedian Cakram antibiotik disimpan suhu -20oC
d)Digunakan media Mueler Hinton untuk menentukan sensitivitas antibiotik
e)Digunakan kontrol kultur yang baik
f)Digunakan metode standar
g)Cakram antibiotik diletakkan 1 jam pada suhu kamar sebelum digunakan
h)Incubasi 16-18 jam suhu 35oC sebelum dilaporkan
i)Beri jarak antar cakram antibiotik untuk menghindari zona hambatan yang bertumpuk.
j)Pastikan cakram antibiotik menempel dengan baik pada media inokulasi ◼ Kendali Mutu 421
k)Ukur zona hambatan dengan tepat
l)Interpretasikan ukuran zona hambatan sesuai standar Ukuran zona yang terbentuk
mengindikasikan aktivitas antimikroba terhadap organisme.

Jangan membandingkan sensitivitas antar antimikroba berdasarkan besar kecilnya zona


hambatan.

Kendali-Mutu_SC.pdf
F. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI

G. CORRECTIVE ACTION (CA)


QC gagal karena alasan yang diketahui. Ex : bahan kedaluarsa ( catat alasan dan
lakukan tes ulang.) Jika hasil ada dalam range, tidak diperlukan tindakan CA

Kendali-Mutu_SC.pdf
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik pulasan secara langsung umumnya
kurang memadai untuk mengidentifikasi spesies bakteri; identifikasi
spesies bakteri secara tepat hanya dapat dilakukan melalui kultur.
Karena itu, pengiriman spesimen ke laboratorium rujukan mutlak
harus dilakukan. sebagai contoh:
• Pemeriksaan spesimen dari pasien pria dengan uretritis stadium
dini dapat digunakan dalam penegakan diagnosis infeksi
gonokokus (gonore), dengan ketepatan yang cukup tinggi (pada
wanita, penegakan diagnosis gonore jauh lebih sulit).
• Pemeriksaan mikroskopik pulasan sputum merupakan teknik yang
praktis dan efektif untuk pendetek3ian infeksi tuberkulosis.
•Pemeriksaan mikroskopik CSF digunakan dalam
pengidentifikasian bakteri atau jamur penyebab meningitis.

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


Pembuatan dan Fiksasi Preparat
Prinsip
Preparat yang akan diperiksa (dari spesimen pus, sputum, sentrifugat urine,
CSF, dll.) dibuat dan difiksasi dengan cara . sebagai berikut:
• Oleskan spesimen pada kaca objek dan buat suatu apusan yang tipis.
• Diamkan apusan tersebut sampai benar-benar kering. Fiksasi dengan metanol7o
%, atau dengan pemanasan, sebelum dipulas.

Alat dan Bahan


• Sengkelit
• Mikroskop
• Kaca objek
• Penutup kaca objek
• Pemanas Bunsen atau lampu spiritus
• Metanol7o %.

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


 Pembuatan preparat

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


Fiksasi apusan
Kalau apusan benar-benarsudah kering, fiksasi apusan dengan menambahkan
beberapa tetes metanol 70% pada apusan selama 2 menit atau dengan melewatkan
sebentar permukaan belakang kaca objek d! atas api sebanyak tiga kali.

Teknik Pewarnaan
 Pewarnaan gram
• Ungu kristal mewarnai semua bakteri menjadi ungu tua
• Larutan iodin menahan zat warna violet secara lebih kuat atau lemah,
tergantungjenis bakterinya
• Etanol 95%:
- memudarkan warna bakteri ketika ungu kristal tidak terikat kuat oleh larutan iodin
- tidak memudarkan warna bakteri ketika ungu kristal terikat kuat oleh larutan iodin
• Larutan fuksin karbol, merah netral, atau safranin (berwarna pink):
- mewarnai ulang (pink) bakteri yang warnanya dipudarkan oleh etanol
- tidak berpengaruh terhadap bakteri 'yang tetap berwarna ungu tua (tidak
dipudarkan oleh etano])

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


1. Pewarnaan Albert (untuk Pendeteksian
Corynebacterium diphtheriae)
2. Pewarnaan Ziehl-Neelsen (untuk pendeteksian
basil tahan asam)
3. Pewarnaan Wayson (untuk pendeteksian Yersinia
pestis)
4. Pewarnaan Biru Metilen Loeffler (Untuk
Pendeteksian Bacillus anthracis) )

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


Sumber kesalahan identifikasi

Reaksi positif-Gram palsu dapat terjadi karena:


• Apusan difiksasi sebelum benar-benar kering.
• Apusan terlalu tebal.
• Terdapat endapan di botol berisi ungu kristal (sa ring dulu sebelum dipakai).
• Larutan iodin tidak terbilas sempurna sewaktu pewarnaan.
• Preparat kurang lama dicelupkan ke dalam aseton-etanol.
• Larutan fuksin karbol (atau safranin atau merah neutral) yang dipakai terlalu pekat
atau terlalu lama dibiarkan pada preparat.

Reaksi negatif-Gram palsu dapat terjadi karena:


• Preparat kurang lama diwarnai dengan larutan iodin.
• Preparat terlalu lama dicelupkan ke dalam aseton-etanol atau larutan ini tidak
terbilas sempurna sewaktu pewarnaan.

PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM KESEHATAN.pdf


DAFTAR PUSTAKA
• Kendali-Mutu_SC.pdf
• PEDOMAN TEKNIK DASAR UNTUK LABORATORIUM
KESEHATAN.pdf
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai