PENDAHULUAN
Yang sering menjadi masalah, 155 pasien yang mengalami AMI tidak disertai gejala, dan
hasil EKG tidak konklusif pada hampir 50% kasus AMI. hampir 60% dari mereka yang
disertai nyeri dada dirawat di RS, sementara kurang lebih 5% penderita AMI malah tidak
terdeteksi.
Untuk membantu memecahkan masalah ini, kelompok ahli jantung di Eropa dan Amerika
membuat pedoman diagnostik yang baru untuk AMI dan angina tidak stabil.Pedoman ini
merekomendasikan penggunaan cardiac-specific Troponin bersama-sama dengan indi-
kator iskemia untuk mendiagnosis infark miokard.
PERKIRAAN RISIKO.
Perkiraan risiko untuk kejadian Coronary Vascular Disease (VCD) dikemudian hari
merupakan langkah pertama untuk pencegahan. Akhir-akhir ini sudah diakui orang
bahwa aterosklerosis merupakan penyakit inflamasi. Pada konteks ini, high sensitivity C-
Reactive Protein (hs-CRP) terbukti dapat membantu memperkirakan kejadian penyakit
jantung dikemudian hari untuk perkiraan risiko primer, dan intervensi terapik langsung
dimasa datang.
Jelas sekali dibutuhkan kombinasi cardiac marker yang membantu dalam diagnosis,
perkiraan risiko dan manajemen kejadian-kejadian kardiovaskular
DIAGNOSIS AMI.
Untuk memastikan pasien dengan nyeri dada sebagai penderita AMI atau bukan, harus
dilakukan dalam waktu yang sependek mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat
1
Myoglobin telah digunakan sebagai penanda dini karena ukurannya yang kecil (17 kDa)
dibandingkan CK-MB (84 kDa) dan LDH (134 kDa).
Penanda yang ditemukan dengan kadar tinggi dalam sitoplasma, seperti halnya
Myoglobin, juga merupakan kandidat yang lebih baik dibandingkan protein inti atau
mitokondrial karena mereka harus melalui ekstra sel membran, atau protein kontraktif
(TnT dan TnI) karena membutuhkan degradasi unit actin-myosin.
100 -
50 -
15 -
10 -
5-
*
0 1 2 3 4 5 6 7 10
2
DIAGNOSING AMI.
GAMBAR 2.
2 MYO CK-MB ( - )
Hours MYO (+) AMI
(-) (+) TnI (-)
3
MYOGLOBIN, CK-MB, TROPONIN I .
CK mengkatalisis reaksi fosforilasi yang reversible dari creatin dengan ATP. Pada
manusia, isoenzim CK telah diidentifikasi di sitosol dan mitokondria dari sejumlah
jaringan. CK sitosolik merupakan molekul dimerik yang dibentuk dari 2 tipe subunit
mempunyai BM 41.000 dan mempunyai epitop yang berbeda. Dua subunit ini
membentuk 3 isoenzim CK yang berbeda : CK-MM, CK-BB dan CK-MB.
Isoenzim CK-MM terutama ditemukan pada jaringan otot skelet sementara CK-MB lebih
banyak di jaringan otot jantung.
Cardiac narker CK-MB, myoglobin dan troponin I telah ditetapkan sebagai alat yang
berguna dalam diagnosis AMI. Karena pola pelepasan temporal dari ketiga marker
mempunyai perbedaan yang signifikan, ketiga-tiganya berguna dalam penentuan sumber
dan waktu onset nyeri dada. Injury sel pada AMI menghasilkan kadar myoglobin diatas
batas atas normal dalam waktu 2-3 jam setelah onset nyeri dada. Kadar maksimum
umumnya diamati setelah 9 12 jam. CK-MB dan Troponin I ditemukan dalam darah
dengan kadar yang meningkat kurang lebih 4 6 jam setelah onset nyeri dada dan
mencapai puncaknya pada 12 24 jam . Akan tetapi , pada saat CK-MB kembali ke
nilai normal kurang lebih dalam 72 jam, Troponin I tetap meningkat sampai 14 hari.
Penggunaan ketiga parameter ini bersifat komplementer karena mereka mendeteksi
kerusakan jaringan jantung dan range waktu yang luas setelah infark miokard.
4
Tabel 1. Estimated Clinical Sensitivity and Specificity of Markers for Ischemic Injury.
Pemeriksaan cardiac status ini memberikan hasil test analisis kualitatif. Pemeriksaan ini
tidak memberikan informasi, apakah ada peningkatan atau penurunan kadar CK-MB,
Myoglobin, cardiac Troponin I dengan test tunggal. Metode kuantitatif harus digunakan,
jika diperlukan, untuk mengukur kadar CK-MB, Myoglobin dan Troponin I kapanpun
dibutuhkan. hanya dengan pemeriksaan serial, dapat disimpulkan perubahan temporal
kadar CK-MB, Myoglobin dan Troponin I. Pertimbangan klinis dan keputusan
profesional harus diterapkan pada saat interpretasi hasil pemeriksaan ini, terutama jika
menggunakan satu hasil pemeriksaan.
5
complexes yang tidak berikatan akan bermigrasi keluar daerah test dan kemudian
ditangkap di daerah kontrol.
Jika konsentrasi satu atau lebih cardiac marker di atas nilai cut off yang ditetapkan, akan
terlihat pita berwarna merah muda ungu didaerah test dan control. Jika CK-MB dalam
spesimen adalah 5ng/ml pita akan muncul didaerah CK-MB. Jika kadar Myoglobin
dalam spesimen 50 ng/ml pita akan muncul didaerah Myoglobin. Jika kadar Troponin
1,5 ng/ml pita akan muncul didaerah Troponin. Jika pita hanya muncul didaerah
kontrol, hasilnya dibaca sebagai negatif, dan ini menunjukkan kadar ketiga marker
dibawah nilai cut off. Jika tidak ada pita didaerah kontrol, pemeriksaan ini invalid dan
diperlukan test lain, ada ataupun tidak ada pita didaerah test.
PENUTUP.
Hasil dari cardiac status inin harus dikaitkan dengan informasi klinik lain seperti tanda-
tanda dan gejala klinis dan hasil tes EKG untuk mendiagnosis iskemia jantung. Hasil
posotif dari pasien yang diduga AMI dapat digunakan sebagai indikator kerusakan
miokard dan membutuhkan konfirmasi lebih lanjut. Sampling pasien yang diduga AMI
disarankan dilakukan pada beberapa waktu (multiple time), karena adanya penundaan
antara onset gejala dan pelepasan marker protein jantung ke dalam aliran darah. Cardiac
status atau juga disebut sebagai Cardiac panel merupakan pemeriksaan yang simultan dan
cepat, terdiri dari Myoglobin, CK-MB dan Troponin I. Panel ini memberikan spesifisitas
dan sensitifitas klinis yang sangat baik untuk deteksi infark akut dan stratifikasi risiko.
6
CARDIAC MARKERS CLINICAL ROLES:
Diagnosis ACS:
Troponin I or T
CK-MB (mass)
Myoglobin.
Therapeutic Targeting:
Troponin I or T
Prognosis:
Troponin I or T
hs-CRP
Brain Natriuretic Peptide (BN)