Anda di halaman 1dari 10

anduan Penanganan Sample Laboratorium

Panduan Penanganan Sample


Jenis-jenis Speseimen
A. Darah (Whole Blood)
Darah (Whole Blood)
Pemeriksaan yang paling umum menggunakan spesimen darah dengan
antikoagulan adalah Darah Lengkap dan Gambaran Darah Tepi, yang harus
diambil dengan tabung vakum bertutup ungu muda/lavender (antikoagulan
EDTA).
Pemeriksaan lainnya mungkin memerlukan spesimen darah dengan
antikoagulan lain seperti heprain (diambil dengan tabung vakum hijau) atau
sitrat (diambil dengan tabung vakum bertutup biru).
Untuk lebih jelasnya, lihat persyaratan spesimen untuk masin-masing test.

Cara Pengumpulan :

1 Ambil darah dengan volume yang sesuai untuk pemeriksaan yang diminta. Isi
tabung sesuai dengan kapasitasnya (hingga mencapai tanda garis pada
tabung). Volume darah yang kurang atau berlebih menyebabkan perbandingan
darah dan antikoagulan yang tidak sesuai, sehingga dapat mempengaruhi /
mengganggu hasil pemeriksaan.

2 Setelah tabung terisi (sesuai kapasitas), segera campur darah dan


antikoagulan dengan cara membolak-balikan tabung perlahan-lahan sebanyak
8 kali.
Proses pencampuran ini harus dilakukan dengan segera dan sempurna karena
jika tidak akan menyebabkan darah beku sebagian atau trombosit
bergerombol (hanya tampak secara mikroskopik).
Hal seperti ini akan menyebabkan hitung jumlah trombosit menjadi rendah
palsu.
3 Simpan spesimen pada suhu ruang atau pada suhu 2-8° C (lemari es) sebelum
spesimen dikirim ke Lab ABC, kecuali ada persyaratan tertentu dari
pemeriksaan yang diminta.
Jangan pernah membekukan darah dengan antikoagulan (whole blood), kecuali
diinstruksikan secara khusus.
4 Untuk meminimalkan resiko hemolisis, jangan meletakkan spesimen darah
(whole blood) kontak langsung dengan ice gel. Bungkus tabung yang berisi
darah dengan tissue (yang cukup tebal), kemudian masukkan ke dalam plastik
baru dan letakkan ice gel di sekitar spesimen.

B. Plasma
Plasma
Untuk spesimen plasma, sesuaikan antikoagulan yang digunakan dengan
pemeriksaan yang diminta.

Cara Pengumpulan :

1 Ambil darah kira-kira 2,5 – 3 kali dari volume plasma yang diperlukan. Isi
tabung sesuai dengan kapasitasnya (hingga tanda garis pada tabung), tidak
boleh kurang atau berlebih. Perbandingan volume darah dan antikoagulan
yang tidak sesuai dapat mengganggu / mempengaruhi hasil pemeriksaan;

2 Setelah tabung terisi, segera campur darah dan antikoagulan dengan cara
membolak-balikan tabung perlahan-lahan sebanyak 4 kali (bila menggunakan
tabung bertutup biru muda). Proses pencampuran (membolak-balik tabung)
yang terlalu lama akan mengaktifkan faktor koagulasi. Bila menggunakan
tabung dengan antikoagulan lain (selain tabung bertutup biru muda), bolak-
balik tabung sebanyak 8 kali;

3 Pisahkan plasma dari sel-sel darah dalam waktu 1 jam setelah proses
pengambilan. Plasma dipisahkan dari sel-sel darah dengan cara disentrifugasi
dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit;

4 Masukkan plasma ke dalam tabung plastik (tidak boleh tabung gelas). Tutup
dengan benar agar tidak terjadi kebocoran. Tempelkan label ‘PLASMA’ pada
tabung plastik dan juga pada form permintaan.

Catatan :
· Untuk pemeriksaan koagulasi, bendungan/pemasangan tourniquet tidak
boleh lebih dari 1 menit. Bendungan yang terlalu lama akan mengaktifkan
faktor koagulasi.
· Pada saat pengambilan darah usahakan jangan sampai darah tercampur
cairan jaringan (penusukan lebih dari 1 kali pada satu tempat / titik, karena
cairan jaringan dapat mengacaukan hasil pemeriksaan.
C. Serum
Serum
1 Ambil darah dalam jumlah yang cukup untuk mengetahui valume serum yang
diminta (biasanya 2,5-3 kali dari jumlah yang diperlukan) dengan menggunkan
tabung vakum yang bertutup merah. Bila pengumpulan darah menggunakan
tabung vakum dari plastik yang diberi clot activator, tabung yang sudah berisi
darah harus dicampur dengan cara dibolak-balik 8-10 kali.

2 Biarkan darah membeku pada suhu ruang selama 30 menit (kecuali


ditentukan lain pada persyaratan spesimen) dan pisahkan serum dengan
pemusingan 3500 rpm selama 15 menit dalam waktu kurang dari 1 jam setelah
pengambilan darah.

3 Pindahkan serum ke dalam tabung plastik dan tutup dengan benar agar tidak
terjadi kebocoran.

4 Berikan identitas yang jelas pada spesimen.

5 Simpan pada suhu yang sesuai dengan persyaratan dan kirimkan beserta
formulir permintaan.

Catatan :
· Jika spesimen yang diterima tidak sesuai dengan syarat pemeriksaan serta
mempengaruhi hasil pengujian tertentu, maka Lab ABC akan
menginformasikan dan meminta sampel baru.
· Pengumpulan bahan serum untuk pemeriksaan hormon jangan menggunakan
tabung dengan gel pemisah (SST), karena bahan gel dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.

D. Urine 24 Jam
Urine 24 Jam

1 Tambahkan pengawet yang sesuai dengan jenis pemeriksaan dalam wadah


penampung urin.

2 Catat waktu pertama urin dikemihkan, buang urin tersebut.


3 Kumpulkan urin yang dikemihkan selanjutnya dalam wadah penampung
selama 24 jam berikutnya. Setiap kali memasukkan urin, bolak-balik wadah
penampung agar pengawet tercampur sempurna.

4 Setelah pengumpulan selesai, campur spesimen, lalu aliquot ke dalam pot


urin dan tutup rapat.

5 Beri identitas yang jelas pada sampel dan cantumkan volume total urine 24
jam pada form permintaan (volume total diperlukan untuk perhitungan hasil).

6 Kirimkan spesimen beserta formulir permintaan pemeriksaan.

Pengumpulan Spesimen Mikrobiologi


Mikrobiologi
A. Kultur Darah Mikroorganisme

1 Darah vena diambil dengan spuit secara aseptik (desinfeksi dengan alkohol
70%) sebanyak ± 10 ml untuk anak-anak.

2 Darah segera dimasukkan ke dalam tabung berisi media thioglikolat (jangan


sampai terbentuk bekuan) dengan cara aseptik sebagai berikut :

o Tutup tabung thioglikolat dibuka, lalu mulut tabung dilewatkan di atas nyala
api.
o Masukkan darah ke dalam tabung thioglikolat.
o Kemudian mulut tabung dilewatkan kembali di atas nyala api.
o Segera tutup tabung thio dan campurkan darah perlahan-lahan sampai
merata.

3 Segera kirim ke Lab ABC disertai dengan formulir permintaannya. Jika


ditunda, letakkan di SUHU RUANG (tidak boleh di lemari es).

B. Kultur Urin
4 Urin ditampung dalam pot steril sebanyak ± 10 ml.

5 Segera kirim ke Lab ABC disertai formulir dengan formulir permintaannya.


Jika ditunda > 2 jam, masukkan ke dalam lemari es (2-8°C).
C. Kultur Faeces

6 Faeces ditampung dalam pot steril secukupnya.


7 Segera kirim ke Lab ABC disertai dengan formulir permintaannya. Jika
ditunda > 2 jam, masukkan ke dalam lemari es (2-8°C).

D. Kultur Pus

8 Pus diambil dengan spuit steril secukupnya atau dengan menggunakan lidi
kapas steril.

9 Segera masukkan pus / lidi ke dalam media thioglikolat dan dikirim ke Lab
ABC.

10 Jika ditunda > 2 jam, masukkan media thioglicolate yang telah diberi bahan
ke dalam lemari es (2-8°C) untuk mencegah kemungkinan kontaminasi.

11 Media thioglikolat yang telah berisi spesimen dapat disimpan di lemari es


maksimal 2x 24 jam.

E. Kultur Swab Tenggorokan

12 Bahan swab yang sudah diambil dengan lidi kapas steril dimasukkan ke
dalam media transport (Amies Agar).

13 Segera kirim ke Lab ABC disertai dengan formulir permintaannya.

F. Kultur Sekret Vagina/Uretha

14 Sekret yang sudah diambil dengan menggunakan lidi kapas steril


dimasukkan ke dalam media transport (Amies Agar).

15 Segera kirim ke Lab ABC disertai dengan formulir permintaannya.


Pengambilan Darah Dengan Media Bactec
Perhatikan
· “Universal Precautions” harus sepenuhnya diikuti dalam bekerja dengan
setiap benda yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

· Sebelum digunakan :

15 Periksa seluruh botol dan buang botol yang menunjukkan adanya


kontaminasi, rusak atau sudah kadaluarsa.

15 Tanyakan jika pasien memeiliki riwayat reaksi sampingan terhadap iodine.


(Lihat Langkah 2 di bawah ini).

· Menggunakan spuit dan jarum disposibeluntuk pengambilan.


· Jika belum digunakan, media Bactrec disimpan di suhu ruang.

Bahan dan alat yang diperlukan :


· Alcohol SwabatauAlkohol 70% dan kapas pengusap.
· Tincture lodine 1-2% ataularutan Povidone-lodine 10%.
· Vacturiner Blood Collection Setdan adaptor; atauspuit dan jarum disposibel
steril.

Penyimpanan kulit – Usap dengan Alcohol Swab

o Tetapkan lokasi vena yang akan digunakan.


o Dengan menggunakan Alcohol Swabusap kulit pada lokasi vena dengan kuat
selama 60 detik.
o Biarkan sampai kering.
Penyiapan kulit – Tincture lodine
o Jika pasien diketahui alergi terhadap alkohol, maka lakukan langkah ini
dengan larutan iodine.
o Basahi kapas dengan tincture iodine (1-2%) atau povidone-iodine (10%).
o Usapkan ke lokasi venapungsi dan bagian tengah bergerak melingkar ke arah
luar.
o Biarkan kering. JANGANsentuh atau tekan lokasi vanapungsi setelah
didesinfeksi.
Penyiapan Botol Bactec
o Buku tutup flip-off pada botol kultur Bactec.
o Usap bagian atas botol dengan Alcohol Swabdan biarkan mengering.
o Jika menggunakan Vacutainer Blood Collection Set, beri garis pada label botol
Bactec sebagai batas atas untuk volume darah yang akan diambil.
Menggunakan Darah – Pilih metoda A atau B
Menggunakan Vacutainer Blood Collection Set
o Buka wadah dan keluarkan Vacutainer Blood Collection Set.
o Pasangkan Luer pada ujung selang ke dalam holder vacutainer
o Lepaskan penutup wing needle
Prosedur pengambilan darah – (Metode a ataupun b)

a. Memakai Vacutainer Blood Collection Set

o Lakukan venapungsi dengan memegang wings.


o Pegang botol Bactec dalam posisi tegak.
o Tekan dan pegang holder vacutainer di atas tutup botol untuk melakukan
pungsi pada tutup karet botol.
o Kumpulkan darah sampai volume yang diinginkan. Amati untuk memastikan
darah mengalir dan agar mencapai jumlah yang seharusnya.
(catatan : jika diperlukan sampel lagi, pengambilan darah dapat diteruskan
dengan tetap memakai holder Vacutainer yang sama).

b. Pengambilan darah menggunakan jarum dan syringe

o Tusukkan jarum ke vena yang disiapkan dan dikumpulkan darah 3 (untuk


media Bactec pediatric) sampai 10 mL (media Bactec untuk orang dewasa).
o Hindari pengambilan darah melalui kateter intravena atau intra-arterial yang
terpasang, kecuali darah tidak bisa diambil melalui vana pungsi.
Keluarkan Jarum dan Venapungsi – (Metode a ataupun b)

a. Memakai Vacutainer Blood Collection Set

o Setelah botol terakhir terisi, tarik jarum secara pelan dengan memegang
sayapnya. Tutup tempat insersi dengan kasa steril dan berikan tekanan.
b. Pengambilan darah menggunakan jarum dan syringe
o Tarik jarum setelah terkumpul darah sebanyak 3-10 mL syringe.
o Pindahkan darah ke botol.
o Lakukan pengambilan darah yang ke Dua pada lokasi yang berbeda.
Perawatan kulit pasien setelah pengambilan darah
o Setelah pengambilan spesimen selesai, bersihkan tincture iodine pada lokasi
insersi dengan menggunakan kapas alkohol.
o Lanjutkan perawatan lokasi insersi sesuai dengan prosedur operasional yang
direkomendasi oleh institusi Anda.

16 Pemberian label pada botol


Pastikan semua botol telah diberi label. JANGAN menulis atau menempelkan
label diatas barcode botol BACTEC, karena barcode akan digunakan oleh
instrumen untuk memproses spesimen.
17 Pengiriman spesimen
Segera kirimkan spesimen ke Lab ABC. Jika ditunda, letakan di suhu ruang
(tidak boleh di lemari es). Jika lebih dari 24 jam, simpan di inkubator suhu 37°C.

Spesimen Patologi Anatomi


Patologi Anatomi
Sampai saat ini interpretasi pemeriksaan histopatologi dan sitopatologi masih
merupakan ‘baku emas’ (gold standard) bagi diagnosis sebagian besar
penyakit.
Penanganan dan pengolahan bahan pemeriksaan histopatologi dan
sitopatologi yang baik ikut menentukan ketepatan diagnosis dan hasil
interpretasi sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pemeriksaan
molekuler dan genetik.

A. Jaringan (Histopatologi)

1 Siapkan wadah yang besarnya sesuai dengan jaringan yang akan disimpan.
Sebaiknya jaringan tidak dipaksakan dimasukkan ke dalam wadah yang lebih
kecil dari ukuran jaringan, sehingga terjadi penekukkan yang dapat merusak
bentuk jaringan.

2 Isi wadah dengan formalin 10% buffer hingga jaringan seluruhnya terendam.

3 Masukkan sesegera mungkin jaringan segar ke dalam wadah formalin


(kurang dari 30 menit).

4 Jika jaringan berukuran besar (misalnya mastektomi), lakukan irisan sejajar


berjarak kira-kira 1 cm agar seluruh bagian jaringan terpapar formalin. Irisan
harus sedemikian rupa sehingga masih dapat dengan mudah dilakukan
rekonstruksi oleh Spesialis Patologi Anatomik.

5 Beri label identitas pasien dan jaringan yang diambil agar tidak tertukar.
6 Pastikan wadah sudah ditutup dengan rapat dan benar agar formalin tidak
tumpah/bocor.

7 Segera kirim ke laboratorium Patologi Anatomi disertai formulir permintaan


pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh dokter pengirim.

B. Sitologi (Cairan dan Apusan)

I. Bahan Apusan (apusan serviks, aspirasi)

8 Bahan apusan diapuskan pada gelas dan secepatnya dimasukkan ke dalam


cairan fiksasi alkohol 96% minimal selama 30 menit. Pastikan bagian gelas
obyek yang dilekati bahan sudah terendam seluruhnya dalam cairan fiksasi.

9 Sesudah 30 menit gelas obyek dapat dikeringkan dalam suhu ruang dan
dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi dengan label identitas pasien.

10 Bahan apusan sitologi aspirasi dapat dibiarkan kering pada suhu udara
kamar tanpa fiksasi (untuk pulasan Giemsa).

11 Untuk bahan apusan aspirasi dapat dikirimkan 2 macam bahan apusan :


o Apusan yang dikeringkan tanpa fiksasi (untuk pulasan Giemsa)
o Apusan yang difiksasi dengan alkohol 96%

Bila hanya 1 bahan apusan yang dapat dikirimkan, maka kirimkan apusan yang
difiksasi.

12 Perhatikan proses pengemasan bahan apusan/slide. Pastikan proses


pengemasan menggunakan wadah yang benar sehingga bahan apusan/slide
tidak patah/pecah dalam perjalanan.

II. Cairan

13 Cairan dapat dikirimkan langsung tanpa dibuat apusan. Cairan harus


sesegera mungkin dikirimkan ke laboratorium patologi anatomi tanpa
pengawet. Bila pengiriman tertunda, sebaiknya dimasukkan ke dalam kulkas
(suhu 2-8°C).

14 Bahan sputum sebaiknya dikirim segera di dalam wadah tertutup tanpa


fiksasi.

15 Pastikan wadah penampung bahan ditutup dengan rapat dan benar


sehingga bahan tidak tumpah/bocor pada saat dikirimkan.
Pada proses penanganan spesimen patologi anatomi, fiksasi merupakan
langkah yang sangat penting dan harus dilaksanakan dengan sempurna
menggunakan zat fiksator yang baik karena sangat mempengaruhi langkah
selanjutnya dalam pengolahan jaringan.

Tujuan fiksasi adalah :

· Mencegah terjadinya autolisis dan pengaruh bakteri


· mempertahankan bentuk dan isi jaringan mendekati keadaan sebelum
difiksasi
· Memungkinkan proses pengolahan jaringan selanjutnya berjalan dengan baik
· Mempertahankan komponen-komponen jaringan atau sel (mengusahakan
agar sesedikit mungkin molekul yang hilang pada proses selanjutnya)
Cara pembuatan larutan fiksasi yang dianjurkan (Formalin 10% buffer) :
· Larutan formaldehide 40% ………………………………………….. 100 ml
· Akuades ……………………………………………………………….. 900 ml
· Sodium dihidrogen fosfat monohidrat …………………………….. 4,0 gr
· Disodium hidrogen fosfat anhidrat ………………………………… 6,5 gr
Catatan :
Untuk permintaan pemeriksaan histopatologi, sitologi dan pap smear
disediakan formulir permintaan khusus dari Lab ABC. Harap menggunakan
form permintaan ini (bukan form lain) dan data-data yang diminta pada
formulir harus diisi dengan lengkap untuk menunjang hasil interpretasi.

Anda mungkin juga menyukai