Dosen Pembimbing:
Tri Prasetyorini, SSi., MM
Desi Aryani, SE, M.A.K3
DR. Heru Setiawan, SKM, M.Biomed
Salbiah, S.Pd., M.Kes
Disusun oleh:
Mulya Sari (P3.73.34.2.19.025)
Nadia Tri Octaviani (P3.73.34.2.19.026)
Nafisah Zahra (P3.73.34.2.19.027)
Nanda Putri Hadi S. (P3.73.34.2.19.028)
II. Hari/tanggal
Selasa, 31 Agustus 2021
IV. Metode
a. Metode ISE
Metode yang digunakan adalah ion selective electrode atau ISE. Metode ISE
mempunyai akurasi yang baik, koefisien variasi kurang dari 1,5%, kalibrator dapat
dipercaya dan mempunyai program pemantapan mutu yang baik. ISE ada dua
macam yaitu ISE direk dan ISE indirek. ISE direk memeriksa secara langsung pada
sampel plasma, serum dan darah utuh. Metode inilah yang umumnya digunakan
pada laboratorium gawat darurat. Metode ISE indirek yang diberkembang lebih
dulu dalam sejarah teknologi ISE, yaitu memeriksa sampel yang sudah diencerkan
b. Metode Fotometri
Pengukuran secara forometri Natrium Mg0Uranyl asetat serum. Pada umumnya
semua prinsip Fotometer berdasarkan hukum Lambert-Beer jika seberkas sinar
melalui suatu larutan berwarna, maka sinar itu akan diserap (Absorbence),
banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Sumber
cahaya yang berasal dari lampu halogen tungsten dikumpulkan oleh lensa cembung.
Cahaya itu dipantulkan oleh cermin pembalik dan dibentuk kembali oleh lensa
kedua, cahaya putih melalui kuvet penghitung berinteraksi dengan campuran reaksi.
Cahaya yang timbul dari kuvet yang telah disatukan dengan Spectrograph
Enterance Slit (Celah pembentuk cahaya Spectrograph) oleh lensa ketiga. Concave
Reflective Grating (Lensa cekung pembalik cahaya dari kisi) mengarahkan cahaya
ke dalam radiasi monokromatik dan dipantulkan ke pendeteksi pixel PDA (Pixel
Digital Analogical).
V. Prinsip
a. Prinsip Metode ISE
Pada dasarnya alat yang menggunakan metode ISE untuk menghitung kadar ion
sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui nilainya dengan
kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi
dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap
perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran.
Bahan:
Bahan:
2. Kalibrasi Manual
Kalibrasi 2-point yang dimulai secara manual dapat dilakukan setiap kali
analyzer menampilkan ‘READY’ atau ‘NOT READY’ pada bagian header.
Status NOT READY (tidak dikalibrasi) ditampilkan setelah analyzer
dihidupkan, setelah mengganti beberapa item habis pakai atau sebagai
akibat dari kesalahan sistem. Saat alat analyzer menampilkan NOT
READY, sampel tidak dapat dijalankan hingga kalibrasi 2-point dilakukan
yang berhasil mengkalibrasi detektor udara dan setidaknya satu analit.
Untuk memulai kalibrasi dari status NOT READY, tekan ikon Calibrate
pada Menu Bar.
Status READY menunjukkan detektor udara dan satu atau lebih analit
dikalibrasi dan siap untuk dianalisis. Untuk mengkalibrasi penganalisis
secara manual dari status READY tekan ikon Toolbox kemudian tekan
Calibrate Analytes yang menampilkan latar belakang oranye mungkin tidak
dikalibrasi. Tekan ikon dan pilih Kalibrasi jika ditampilkan untuk memulai
kalibrasi 2-point
b. Prosedur Analisis Sampel
1. Dipipet serum dengan menggunakan pipet automatik ke dalam cup serum.
2. Dihidupkan alat elektrolit analizer.
3. Dipilih jenis elektrolit kadar ion natrium
4. Ditekan tombol power sampai muncul di layar kotak barcode.
5. Dimasukkan barcode atau nomor cup serum.
6. Ditekan lagi tombol power dan tunggu sampai jarum hisap keluar dari alat.
7. Dimasukkan jarum hisap kedalam cup serum dan tunggu hingga jarum
hisap menyedot serum dalam cup selama ± 2 detik.
8. Ditekan lagi tombol power agar jarum hisap masuk kembali kedalam alat.
9. Jarum akan melakukan analiss kadar elektrolit dalam serum selama ± 30
detik.
10. Dilayar monitor akan keluar hasil analisis.
11. Dicatat hasil pemeriksaan kadar elektrolit natrium
2. Metode Fotometri
a. Prosedur Kerja
1. Atur beberapa hal berikut ini:
• Panjang gelombang : Hg 365 nm, Hg 405 nm, Hg 410 nm.
• Celah optik : 1 cm
• Suhu : 20 − 25℃
• Pengukuran : terhadap blanko reagen (hanya dibutuhkan 1
blanko perseri)
2. Skema pemipetan
Macro Semi-micro
RB ST A RB ST A
μL μL μL μL μL μL
STD - 50 - - 20 -
Serum - - 50 - - 20
PREC - 3000 3000 - 1000 1000
Tutup tabung dan campur dengan baik. Biarkan selama 5 menit. Kocok dengan
kuat selama 30 detik. Sentrifus pada kecepatan tinggi selama 5 – 10 menit.
PREC 50 - - - -
Cairan
supernatan - 50 50 - 20 20
jernih
RGT 3000 3000 3000 1000 1000 1000
Campur dengan baik. Setelah 5-30 menit, ukur absorbans RB, (∆𝐴𝑅𝐵 ) standarn
(∆𝐴𝑆𝑇𝐷 ) dan (∆𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 ) terhadap air suling pada 360-410 nm. (Hg 366 atau
405).
3. Perhitungan
(𝐴𝑏𝑠.𝑅𝐵−𝐴𝑏𝑠.𝐴
C = 150 x (𝐴𝑏𝑠.𝑅𝐵−𝐴𝑏𝑠.𝑆𝑇) (mmol/l)
4. Catatan
a. Dengan konsentrasi natrium melebihi 300 mmol/l, serum harus
diencerkan 1+1 dengan air suling. Kalikan hasil dengan 2
b. PREC menjadi tidak berwarna bila terkena sinar, simpan terlindungi
dari sinar. Sedikit kekeruhan mempengaruhi pemeriksaan
c. Deterjen biasanya mengandung konsentrasi natrium tinggi. Peralatan
seperti tabung reaksi, pipet, tutup, cuvet harus dicuci hati-hati dengan
air suling. Hindari kontaminasi dengan natrium (keringat). Dianjurkan
memakai tabung plastik sekali pakai untuk pemeriksaan. Gunakan
parafilm atau tutup plastik untuk menutup tabung.
d. Larutan presipitasi mengandung uranyl asetat, reagen warna
mengandung ammonium thioglycolate. Kedua reagen ini berbahaya.
Jangan tertelan dan hindari kontak dengan kulit dan selaput membrane.
IX. Interpretasi Hasil
Nilai normal dalam serum
Dewasa : 135 − 145 mEq/L
Anak : 135 − 145 mEq/L
Bayi : 134 − 150 mEq/L
Nilai normal dalam urin : 40 − 22 mEq/L
X. Referensi/Daftar Pustaka
Barus, N. (2017). Pemeriksaan Elektrolit Pada Serum Darah Menggunakan Elektrolit
Analizer.
Stat Profile Prime® ES Plus Analyzer Manual Procedure
Lestari, AA. Wiradewi dan Dharma Shanti. “Diktat Praktikum Kimia Klinik III.”
(2017)
Mengetahui
PENYUSUN PENYUSUN