Anda di halaman 1dari 11

Makalah Anatomi Fisiologi

Hati, Kandung Empedu dan Pankreas

DOSEN PEMBIMBING :

1. Rizanna Fajrunni’mah, M.Si.Med.

2. Dr. Rovika Trioclarine, MKM

Disusun Oleh :

1. Alfina Aulia P3.73.34.2.19.002

2. Dian Chomala Dewi P3.73.34.2.19.013

3. Indah Puspita P3.73.34.2.19.019

4. Mochamad Raihan G F P3.73.34.2.19.025

D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEMESTER I

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1. Latar belakang...............................................................................................................1
2. Rumusan masalah..........................................................................................................1
3. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II ISI.......................................................................................................................................2
1. Hati.................................................................................................................................2
2. Kandung empedu...........................................................................................................4
3. Pankreas.........................................................................................................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9
1. Kesimpulan....................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati (hepar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelahkanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh
nadi(arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkusoleh
selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empeduyang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak
sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.Sebagai alat eksresi hati menghasilkan
empedu yang merupakan cairan jernihkehijauan, di dalamnya mengandung zat warna
empedu (bilirubin), garamempedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr
warna empeduterbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan
ditangkaphistiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Kantung empedu atau kandung empedu (gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan
empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas
jari melalui saluran empedu.
Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan
beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri
atas abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa anatomi dan fisiologi dari hati ?
2. Apa anatomi dan fisiologi dari kandung empedu?
3. Apa anatomi dan fisiologi dari pankreas

C. Tujuan
1. Agar mengetahui anatomi dan fisiologi dari hati
2. Agar mengetahui anatomi dan fisiologi dari kandung empedu
3. Agar mengetahui anatomi dan fisiologi dari pancreas

1
BAB II
ISI

1. Hati

1.1 Pengertian dari hati

Hati merupakan kalenjar terbesar dalam tubuh, terdapat dirongga perut sebelah
kanan atas, bewarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (Arteri
Hepatica) dan pembuluh gerbang (Vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati
(Capsula Hepatica). Sebagai alat ekskresi hati menghasilkan empedu yang merupakan
cairan jernih kehijauan, didalamnya mengandung zat warna empedu (Bilirubin), garam
empedu, kolesterol dan juga bakteri serta obat-obatan.

1.2 Anatomi hati


Hati adalah organ veseral terbesar dan terletak dibawah kerangka iga. Beratnya
1500 g pada kondisi hidup bewarna merah tua. Hati menerimaa dioksigenasi dari
arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya dengan nutrient dari
vena portal hepatica.

Hati terbagi menjadi 2 lapisan utama :


a. Permukaan atasnya berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma
b. permukaan bawahnya tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura
tranfersus dan fisura longitudial yang memisahkan belahan kanan dan kiri
dibagian atas hati.
2
Hati dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

a. Lobus kanan
b. Lobus kiri
c. Lobus kaudata
d. Lobus quadratus

1.3 Fungsi Hati


1. Sekresi : merupakan proses pengeluaran zat yang dilakukan kelenjar yang
masih digunakan oleh tubuh, zat yang dikeluarkan biasanya berupa enzim
hormon.
a. Memproduksi pigmen empedu, berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi
lemak
b. Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa menjadi
glikogen
2. Metabolisme
a. Mempertahankan homostatik gula
b. Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen yang dapat dirubah kembali
menjadi glukosa kembali jika diperlukan tubuh
c. Menguraikan protein dan sel-sel tubuh dan darah merah yang rusak yang
menghasilkan urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen. Asam
amino yang diterima akan diubah menjadi ureum dan akan dikeluarkan
dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
d. Mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein
3. Penyimpanan
a. Menyimpan glikogen, lemak, vitamin A D E K dan zat besi yang
disimpan dalam bentuk feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat
besi dan dapat dilepaskan bila zat besi diperlukan.
b. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan disimpan disuatu
tempat didalam tubuh
4. Detoksifikasi
a. Hati melakukan inaktivikasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat,
memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.
b. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam empedu
dan urin.
5. Membentuk dan menghancurkan sel darah merah selama 6 bulan masa
kehidupan fetus yang kemudian diambil alih oleh sumsung tulang belakang.

3
2. Kandung Empedu

2.1 Pengertian Kandung Empedu

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk


menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang
dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan
panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari
permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus,
badan dan leher

2.2 Anatomi Kandung Empedu

Kantung empedu mempunyai tiga lapis pelindung / pembungkus :

a. Permukaan luarnya adalah peritoneum visceral


b. Bagian tengahnya merupakan dinding yang terdiri dari serat otot halus.
Kontraksi dari otot ini dipengaruhi oleh sistem hormonal tubuh dan berfungsi
untuk mengeluarkan cairan empedu menuju ke duodenum.
c. Permukaan dalamnya merupakan membran mukosa yang terdiri dari sel
– sel epitel sederhana yang berbentuk silinder
Tubuh dari kantung empedu terbagi menjadi tiga bagian, Fundus, badan dan leher
a. Fundus Vesikafelea, merupakan bagian akhir dari kantung empedu.
b. Korpus (badan) Vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang
didalamnya berisi cairan empedu. Seperti yang telah kami singgung sebelumnya
bahwa jumlah cairan yang diproduksi dalam satu hari adalah sekitar 600 – 1200
ml. Jumlah produksi ini dapat meningkat ketika tubuh sedang mencerna lemak.
c. Leher Kantung Empedu, merupakan saluran tempat masuknya
cairan/getah empedu kedalam korpus vesikafelea.
d. Duktus Sistikus, saluran yang membentuk saluran empedu (Duktus
Koledokus) bersama dengan duktus hepatikus. Panjang saluran ni adalah sekitar 3
cm.
e. Duktus Hepatikus, saluran yang keluar dari leher empedu dan bersama
dengan dukturs sistikus akan membentuk saluran empedu (Duktus Koledokus).
f.Duktus Koledokus (Saluran empedu), adalah saluran yang akan membawa cairan
empedu ke duodenum (usus dua belas jari).
4

2.3 Fungsi Kandung Empedu

Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan


empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara
mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang
dihasilkan oleh sel hati. Berikut beberapa fungi dari kandung empedu. Pada
individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada saat katup
Oddi tertutup.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak,
sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari
penghancuran sel darah merah diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam
empedu) dan dibuang ke dalam empedu.

2.4 Komposisi dan proses pembentukan getah/cairan empedu

a. Komposisi Getah Empedu


 97 % Air
 0,7% Garam Empedu
 0,2% Pigmen Empedu
 0,06% Kolesterol
 0,7% Garam anorganik
 0,15% Asam Lemak
 0,1% Lesitin
 0,1% Lemak
 Selebihnya Alkli fosfatase

b. Proses Pembentukan Getah Empedu


Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosi yang sudah
tua atau rusak. Hemoglobin kemudian akan diuraikan menjadi hemin, zat besi dan
globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati dan dikirim ke sumsum
tulang untuk menjadi bahan utama pembentukan sel darah merah baru. Heme
(hermin) akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Kedua zat ini
merupakan zat pemberi warna bagi cairan empedu sehingga cairan empedu
berwarna hijau biru. Zat warna tersebut akan mengalami oksidasi menjadi
urobilin. Kemudian urobilin dieksresikan ke luar tubuh melalui feses dan urin. Zat
inilah yang memberikan warna kekuningan pada feses dan urin.
5

3. Pankreas

3.1 Pengertian Pankreas


Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa
hormon atau fungsi endokrin.

3.2 Anatomi Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar dengan panjang


sekitar 15-20 cm pada manusia. Berat pankreas sekitar 75-100 g pada dewasa, dan
80-90% terdiri dari jaringan asinar eksokrin. Pankreas terbentang dari atas sampai
ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke
duodenum terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil kaudanya yang
terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus
Pankreas dapat dibagi menjadi empat bagian anatomis berikut ini:
1. Kepala (kaput) – Bagian paling kanan yang terletak bersebelahan dengan
duodenum
2. Prosessus uncinatus – Perpanjangan kepala pancreas
3. Tubuh (corpus) – Bagian tengah pancreas
4. Ekor – Bagian paling kiri pankreas yang terletak bersebelahan dengan limpa
6

3.3 Fungsi Pankreas

a. Fungsi eksokrin
Organ Eksokrin merupakan organ yang mengeluarkan enzim atau produknya
melalui saluran khusus miliknya ke permukaan dalam atau luar tubuh. Artinya
produk dari organ ini tidak melalui pembuluh darah. Sebagai organ eksokrin,
kelenjar pankreas memgang peranan penting dalam sistem pencernaan tubuh.
Struktur yang berperan dalam melakukan fungsi ini pada organ pankreas adalah sel
– sel asinar. Sel tersebuat akan menghasilkan enzim dan berbagai komponen
dengan fungsinya masing – masing ke permukaan usus halus.

Ketika makanan masuk ke dalam tubuh dicerna oleh lambung kemudian memasuki
usus halus. Untuk mencerna makanan secara sempurna maka usus halus akan
memproduksi hormon kolesistokinin yang kemudian merangsang pankreas
mengeluarkan produknya. Enzim – enzim dan produk lain yang dikeluarkan
pankreas sering disebut sebagai getah pankreas. 

Komponen getah pankreas antara lain :

a. Natrium Bikarbonat (NaCHO3), bersifat basa dan berfungsi untuk membuat


makanan mengalami pH optimal. Makanan yang berasal dari lambung akan
bersifat basa karena pengaruh pencernaan yang terjadi di lambung. Apabila
makanan asam ini tidak dinetralkan maka kondisi asam tersebut dapat
merusak struktur organ pencernaan yang dilewatinya.
b. Tripsinogen, merupakan komponen yang belum menjadi enzim aktif. Ketika
usus halus mengaktifkannya dengan enterokinase maka tripsinogen akan
menjadi Enzim Tripsin yang berfungsi untuk memecah protein menjadi
asam amino (polipeptida).
c. Lipase pankreas, merupakan enzim yang berfungsi memecah lemak
menjadi asam lemak + gliserol. Lipase pankreas juga akan mengatur
cadangan lemak dalam tubuh kita.

7
d. Amilase pankreas, merupakan enzim yang berfungsi memecah polisakarida
(amilum) menjadi monosakarida (contohnya glukosa).
e. Karbohidrase Pankreas, merupakan enzim yang berfungsi memecahkan
molekul disakarida menjadi monosakarida. Seluruh karbohidrat harus
berada dalam bentuk monosakarida apabila dibutuhkan oleh sel, karena sel
hanya mampu menerima karbohidrat dalam bentuk yang paling sederhana
tersebut. Contoh Karbohidrase antara lain adalah maltase, laktase, dan
lainnya (nama sesuai dengan polisakarida yang diubah).

b. Fungsi endokrin

Organ Endokrin merupakan organ yang mengeluarkan hormon ke dalam darah


untuk mengatur keseimbangan dan menunjang fungsi tubuh. Struktur yang
menjalankan fungsi eksokrin merupakan berbagai sel yang terkumpul dalam pulau
langerhans.
Setiap sel menghasilkan hormon yang berbeda dan memiliki fungsi berbeda pula. 4
Sel utama dalam pulau langerhans pankreas adalah :

a. Hormon Glukagon, merupakan hormon yang diproduksi oleh sel alfa


pankreas. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa di
dalam darah.
b. Hormon Insulin, merupakan hormon yang diproduksi sel beta pankreas.

Hormon ini berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa di dalam darah


dengan cara memasukannya ke dalam sel sebagai sumber energi.
c. Hormon Somatostatin, merupakan hormon yang diproduksi oleh sel delta
pankreas. Hormon ini berfungsi untuk mengatur aktivitas sel alfa dan sel
beta pankreas.
d. Hormon Polipeptida Pankreas, merupakan hormon yang dihasilkan oleh Sel

gamma (sel PP) pankreas. Hormon ini memiliki fungsi utama yang belum
diketahui sepenuhnya, namun diduga dapat mengatur kecepatan pencernaan
makanan.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa baik hati, kandung empedu, maupun pankreas memiliki
fungsi ataupun peranan masing-masing yang saling berhubungan. Sehingga, kita harus
memjaga kesehatan organ tersebut agar tidak mengalami kerusakan yang dapat
mengganggu fungsi organ yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai