Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

ANALISA KADAR ALKOHOL DALAM MINUMAN

Dosen Pengampu : apt. Kristin Catur Sugiyanto, S. Farm., MSc

Disusun Oleh :

1. Muhammad Umar Baktiar 202005053


2. Nurul Era Yuskiarini 202005059
3. Risda Novi Kurniawati 202005066
4. Silvia Putri Ristiyani 202005070
5. Sinta Nurvitasari 202005071
6. Siti Zulaikah 202005072
7. Tri Astutiningsih 202005076
8. Umalinda Aprilia Putri 202005077

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN CENDEKIA UTAMA


KUDUS

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB V

ANALISA KADAR ALKOHOL DALAM MINUMAN

I. Tujuan

1. Mengetahui prinsip-prinsip destilasi dan kegunaannya


2. Menentukan kadar etanol dalam minuman
II. Landasan Teori
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus -
OH. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol atau minuman keras
adalah etil-alkohol atau etanol. Alkohol diperoleh dari peragian atau
fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut
dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan atau
destilasi dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai
100% (Dewi, 2008).

Menurut Permenkes RI No.86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman


keras, yang dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis minuman
beralkohol, tetapi bukan obat, meliputi minuman keras golongan A dengan
kadar alkohol 1-5%, minuman keras golongan B dengan kadar alkohol 5-
20%, dan minuman keras golongan C dengan kadar alkohol 20-55%
(Mardoni, 2006).

Etanol mempunyai efek yang merugikan bagi manusia. Etanol pada


kadar rendah dan sedang berperan sebagai stimulant yang menimbulkan efek
antara lain relaksasi, rasa gelisah, kehilangan kesetimbangan dan kehilangan
kendali. Pada dosis tinggi kadar etanol dapat merusak saraf dan dapat
menyebabkan kecanduan. Tanda-tandanya antara lain halusinasi, sakit kepala,
hipertensi, insomnia, keringat berlebih, dan lain-lain (Mardoni, 2006).
Penggunaan etanol sebagai minuman sudah dikenal luas dan bervariasi
dalam berbagai bentuk yang sering tidak disadari keberadaannya oleh
konsumen. Karena jumlah pemakaian etanol dalam minuman sangat banyak,
maka keracunan akut maupun kronis akibat mengkonsumsi alkohol sering
terjadi. Seiring banyaknya minuman beralkohol yang memiliki kadar etanol
yang sangat tinggi, melebihi 55% dan tidak memiliki izin beredar maka
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan operasi langsung ke
lapangan. Minuman tersebut diuji di laboratorium, sehingga dapat diketahui
apakah minuman tersebut layak beredar atau tidak (Budiastra, 2009).

Prinsip percobaan dalam praktikum kali ini adalah didasarkan pada


perbedaan titik didih dimana analit yang memiliki titik didih yang rendah
akan menguap lebih awal. Destilasi atau penyulingan adalah suatu teknik
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Sedangkan titik didih
didefinisikan sebagai suhu pada saat tekanan cairan sama dengan tekanan luar
(atmosfer) atau suhu dimana cairan mendidih pada tekanan normal.pada
prakteknya titik didih dinyatakan sebagai suhu pada saat cairan seluruhnya
(95%) atau sebagian tersuling pada tekanan 760 mmHG. Destilat yang
diperoleh selanjutnya ditentukan kadar etanolnya dengan cara fisik yaitu
seperti perhitungan bobot jenis dan indeks bias.

III. Alat dan Bahan

Alat :

 Batu didih
 Erlenmeyer
 Gelas ukur
 Klem dan Statif
 Satu set alat destilasi (heating mantle, kondensor, adaptor,
thermometer, labu alas bulat, selang air, dynamo air).

Bahan :

 Aluminium foil dan Vaselin


 Sampel minuman (Anggur Merah)

IV. Cara Kerja

Dimasukkan sampel sebanyak 200 mL ke dalam labu alas bulat

Ditambahkan batu didih ke dalam labu alas bulat

Dipanaskan hingga suhu 70oC, dipertahankan suhu tersebut

Diletakkan labu alas bulat pada heating mantle (siap dilakukan proses destilasi)

Ditampung hasil destilasi/ destilat dan dihitung kadar pada sampel

Tampung destilat sebanyak 48 mL kemudian atur suhu sama dengan suhu


pemipetan, tambahkan air suling sampai volume 50 ml. Campur dan kocok,
cairan harus jernih

Tentukan bobot jenis cairan dengan piknometer. Timbang pinometer kosong


(W0), lalu isi dengan air suling dan timbang lagi (W1), buang air suling tersebut,
lalu isi dengan destilat dan timbang (W2), Tentukan bobot destilat :
W2 – W0
W1 – W0
Kemudian tentukan bobot jenis etanol yang dihasilkan menggunakan rumus :
W2 – W0
W1 – W0

Keterangan :

W0 = Piknometer kosong

W1 = Piknometer + Akuades

W2 = Piknometer + Etanol
V. Hasil

 Berat pikno kosong = 14,92 gram


 Berat pikno + aquadest = 25,19 gram
 Berat pikno + destilat = 24,09 gram
 Bj Air (pada suhu 20⁰C) = 1,0050(air)
V = W1 – W 0
BJ
= 25,19 – 14,92
1,0050
= 10,27
1,0050
= 10,21

P = W2 – W0
BJ
= 24,09 – 14,92
10,21
= 0,8981

0,8980 = 57,7

0,8990 = 57,2

0,8981 – 0,8980 X – 57,7

0,8990 – 0,8980 57,2 – 57,7

0,0001 X – 57,7
0,001 -0,5
0,0001 x (-0,5) X – 57,7
0,001

-0,00005 = 0,001X – 0,0577

0,05765 = 0,001X

X = 57,65%

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini melakukan analisis kadar alcohol dalam
minuman. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui prinsip-
prinsip destilasi dan kegunaannya , dan menentukan kadar etanol dalam
minuman. Prinsip percobaan dalam praktikum kali ini adalah didasarkan
pada perbedaan titik didih dimana analit yang memilki titik didih yang rendah
akan menguap lebih awal.

Destilasi atau penyulingan adalah suatu Teknik pemisahan berdasarkan


perbedaan titik didih. Sedangkan titik didih didefinisikan sebagai suhu pada
saat tekanan cairan sama dengan tekanan luar (atmosfer) atau suhu dimana
cairan mendidih pada tekanan normal. Pada prakteknya titik didih dinyatakan
sebagai suhu pada saat cairan seluruhnya (95%) atau Sebagian tersuling pada
tekanan 760mmHG. Destilat yang diperoleh selanjutnya ditentukan kadar
etanolnya dengan cara fisik yaitu seperti perhitungan bobot jenis dan indeks
bias.

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol


adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Apabila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat
menimbulkan efek samping gangguan mental organic(GMO), yaitu gangguan
dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku. Timbulnya GMO itu
disebabkan reaksi langsung alcohol pada sel-sel paraf pusat . Efek samping
terlalu banyak minuman beralkohl juga menumpulkan system kekebalan
tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk
HIV. Analisa pada minuman beralkohol dilakukan secara uji kuantitatif
dengan penentuan berat jenis dengan suhu tertentu dari larutan uji setelah
dilakukan proses destilasi dan kadar alcohol ditetapkan berdasarkan table
yang dapat menggambarkan hubungan antara berat jenis dan kadar alcohol.
Pada praktikum ini yang digunakan yaitu minuman alcohol anggur merah.

Langkah pertama yang dilakukan yaitu dimasukkan sampel sebanyak


200 mL ke dalam labu alas bulat kemudian ditambahkan batu didih ke dalam
labu alas bulat, lalu diletakkan labu alas bulat pada heating mantle dan siap
dilakukan proses destilasi. Kemudian dipanaskan hingga suhu 70C dan
dipertahankan suhu tersebut, setelah itu hasil destilat ditampung dan dihitung
kadar pada sampel yang diperolah sebesar 57,65%, dengan cara destilat di
tamping sebanyak 48 ml, kemudian diatur suhu sama dengan suhu pemipetan
kemudian ditambahkan air suling sampai volume 50 ml lalu di campur dan di
kocok hingga cairan jernih. Kemudian ditimbang piknometer kosong yang
didapatkan hasil 14,92 gram, lalu diisi dengan air suling dan di timbang lagi
di dapatkan hasil 25,19 gram, kemudian buang air suling tersebut dan diisi
dengan destilat didapatkan hasil 24,09 gram dan Volume piknometer di
dapatkan hasil sebesar 10,21 sedangkan berat jenis alcohol didapatkan hasil
0,8981.

VII. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kesimpulan yaitu :

1. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol


adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Pada praktikum ini yang digunakan yaitu minuman alcohol
anggur merah.
2. Pada praktikum ini di dapatkan nilai volume yaitu sebesar 10,21
kemudian di dapatkan berat jenis alcohol yaitu 0,8981.
3. Pada praktikum kali ini menggunakan sampel sebanyak 200ml dengan
menggunakan sampel minuman beralkohol anggur merah dengan di
dapatkan hasil kadar alkohol dalam sampel yaitu sebesar 57,65%.
DAFTAR PUSTAKA

Sudarma, N., Oka, I. M., & Parwata, A. (n.d.). DENGAN METODE


KROMATOGRAFI GAS Determination Ethanol In Arak With Gas
Chromatography. 126–135.

Ibrahim, Sanusi: Sitorus, Marham, 2013, Teknik Laboratorium Kimia Organik


Edisi 1,Yogyakarta ; Graha Ilmu

Bertram, Katzung G, 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, Jakarta ;Salemba


Medika
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai