TUJUAN
I.1 Mahasiswa dapat memahami prinsip destilasi sederhana dalam pemisahan
campuran senyawa
I.2 Mampu menetapkan kadar etanol
II. DASAR TEORI
II.1Etanol (C2H5OH)
Etanol merupakan campuran etilalkohol dan air yang mengandung tidak
kurang dari 94,7% v/v atau 92,0% dan tidak lebih dari 96% v/v atau 92,7%
C2H6O dengan bobot jenis 0,8119 sampai 0,8139 (Depkes RI, 1979).
Pemerian etanol adalah cairan yang mudah menguap, jernih dan tidak
berwarna. Baunya khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah etanol
mudah menguap walaupun pada suhu rendah, mendidih pada suhu 78 o dan
mudah terbakar. Etanol dapat bercampur dengan air dan praktis dapat
bercampur dengan semua pelarut organik (Depkes RI, 1995).
II.2Aquadest
Aquadest atau air suling adalah cairan jernih yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempuyai rasa. Aquadest larut dalam etanhol gliser memilki
RM H2O dan BM 18,02. Aquadest biasanya digunakan sebagai pelarut dan
disimpan dalam wada tertutup rapat (Depkes RI, 1979).
II.3Destilasi
Destilasi
adalah
suatu
proses
penguapan
yang
diikuti
oleh
berdasarkan
perbedaan
kecepatan
atau
kemudahan
menguap
dimana :
: bobot jenis
W0
W1
W2
Kadar Etanol
%b/b
5,7
5,0
4,4
3,8
3,2
2,7
2,1
1,6
1,6
0,5
0,0
%v/v
7,1
6,4
5,6
4,8
4,1
3,4
2,7
2,0
1,3
0,7
0,0
suhu antara
15o dan 20o
20o dan 25o
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
18
24
- Labu Erlenmeyer
- Pipet tetas
- Gelas Ukur
- Gelas Beaker
v
v
Dipasang labu alas bundar yang berisi campuran pada alat destilasi
Destilasi dilakukan selama 2 jam dengan suhu diatur 255 C
Dicatat volume yang diperoleh, kemudian ditambahkan aquades add 25 mL
Berdasarkan
bobot
jenis
yang
diperoleh,
kadar
etanol
ditetapkan
menggunakan Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada farmakope
Piknometer yang telah bersih dan kering digunakan (dibilas dengan alkohol lalu aseton dan dikeringkan)
Diisi air suling bersuhu 250C, dan bagian luar piknometer dilap hingga kering
Ditimbang piknometer yang berisi air suling (W1) yang dilakukan dengan 3 kali pengulangan
Air suling dibuang, piknometer dikeringkan, lalu diisi dengan destilat pada suhu yang sama yaitu 250C
V. HASIL
5.1
a
b
c
d
e
f
g
5.2
5
6
7
Nama Bahan
Air suling
Etanol 95%
Piknometer kosong
Piknometer berisi air suling
Penimbangan I
Penimbangan II
Penimbangan III
Volume destilat
Air suling yang ditambahkan
Piknometer berisi destilat
Jumlah
Paraf
Ad 100 mL
30,5mL
15,9123 gram
25,6746 gram
25,6744 gram
25,6747 gram
5mL
ad 25 mL
25,6003 gram
VI. PERHITUNGAN
VI.1Pengenceran alkohol (29%) dengan etanol 95%
Volume total = 100 ml
M1 x V1 = M2 x V2
29% x 100 ml = 95% x V2
V2 = 2900 / 95 ml
= 30,5 ml (volume etanol 95%)
Volume air = 100 ml 30,5 ml = 69,5 ml
VI.2Perhitungan Bobot Jenis Etanol
Diketahui :
Bobot rata-rata piknometer kosong (W0) = 15,9123 gram
Bobot rata-rata piknometer yang berisi air suling (W1) =25,6746gram
Bobot rata-rata piknometer yang berisi destilat (W2) = 25,6003 gram
Ditanya
: Bobot jenis dan kadar etanol = .........?
W2 W 0
W1 W 0
Jawab
: Bobot jenis (a)
=
= 25,6003-15,9123
25,6746-15,9123
= 0,9924
gram/ml
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar etanol dengan metode
destilasi sederhana secara analisis kuantitatif yang bertujuan untuk memahami
prinsip destilasi dalam pemisahan senyawa dan dapat menetapkan kadar etanol
pada sampel atau cairan uji. Ada beberapa jenis penetapan kadar etanol, pada
praktikum ini akan dilakukan penetapan kadar etanol yang kurang dari 30% v/v.
Analisis kuantitatif berkaitan dengan perhitungan dan penetapan banyaknya suatu
zat yang terkadung dalam suatu sampel. Destilasi merupakan suatu proses
penguapan yang diikuti oleh pengembunan. Destilasi dilakukan untuk
memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain yang memiliki
titik didih jauh lebih tinggi tidak ikut menguap (Ristiyani, 2008). Pada tekanan
atmosfer, air mendidih pada suhu100C dan etanol mendidih pada suhu 78C.
Perbedaan dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran
etanol dan air (Harahap, 2003).
Bahan yang ditetapkan kadar etanolnya dalam praktikum adalah sampel
mengandung etanol. Etanol merupakan cairan jernih, mudah menguap dan larut
dalam air (Depkes RI,1995). Sampel yang mengandung etanol sebanyak 25 mL
dimasukkan kedalam labu didih sebelum dipanaskan kemudian ditambahkan air
suling sebanyak 25 mL, sehingga volume sampel pada labu didih adalah 50 mL.
Penambahan air suling bertujuan agar pada saat etanol pada sampel semuanya
telah menguap labu didih tidak kosong. Apabila kosong kemungkinan labu didih
akan retak karena pemanasan (Rohyami, 2008).
Ketika proses penguapan, bagian atas steel head ditutup untuk mencegah
keluarnya uap etanol. Untuk mengukur suhu pada cairan uji, maka diletakkan
termometer di bagian atas still head. Suhu pada saat destilasi dijaga dan tidak
melebihi titik didih etanol yaitu 78C agar etanol tidak terlalu cepat menguap
yang dapat menyebabkan etanol akan habis tanpa sempat terkondensasi atau
mengembun. Alasan lain yaitu agar air yang terdapat pada campuran tidak ikut
menguap dan bercampur dengan destilat sehingga kemurniannya akan terjaga.
Oleh sebab itu suhu saat destilasi harus benar-benar dijaga agar zat dapat
dimurnikan sesuai dengan titik didihnya. Suhu akan naik dengan cepat dan
konstan pada suhu mendekati titik didih tersebut sehingga akhirnya akan
mendapatkan destilat yang lebih murni (Day danUnderwood, 1987).
Ketika etanol menguap ke atas pada steel head, uap etanol akan menuju
kondensor kemudian akan didinginkan sampai terkondensasi menjadi cairan
kembali lalu mengalir dan ditampung pada labu destilat. Destilasi dilakukan
hingga volume destilat mencapai lebih kurang 2 ml lebih kecil dari volume cairan
uji (23 mL) tetapi destilasi dihentikan sebelum volume destilat mencapai 23 mL
dikarenakan tidak tersedia cukup waktu. Oleh karena itu destilat ditambahkkan
dengan air suling hingga mencapai volume 25 mL. Sambil menunggu destilat
tertampung, dilakukan penimbangan piknometer kosong (Wo) yang sebelumnya
telah dibersihkan dengan alcohol kemudian dikeringkan menggunakan kertas
saring. Tujuan pembersihan piknometer tersebut adalah agar zat-zat pengotor yang
ada didalam piknometer dapat dihilangkan agar tidak mempengaruhi bobot dari
piknometer. Pencucian piknometer tidak menggunakan aseton karena penggunaan
alkohol saja sudah dianggap mampu membersihkan piknometer dengan baik.
Tujuan pengeringan agar piknometer terbebas dari alkohol sisa pencucian
sebelumnya. Pengeringan sebaiknya dilakukan dengan kertas saring bukan
menggunakan tisu karena pengeringan dengan tisu akan meninggalkan bekasbekas tisu yang digunakan karena akan mempengaruhi bobot piknometer (Day
dan Underwood, 1987).
Bobot piknometer kosong yaitu 15,9125 gram.Setelah piknometer kosong
yang kering telah ditimbang bobotnya, piknometer tersebut diisi dengan air suling
sampai tanda batas 25 mL. Bobot piknometer yang berisi air suling (W 1)
ditimbang sebanyak 3 kali dan dilap permukaan piknometernya setiap
penimbangan. Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali sebagai control,
pembanding dan pengoreksi. Setelah itu dihitung
bobot rata-ratanya.
W 2Wo
W 1Wo
/mL dan sesuai Tabel Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada Farmakope
gram