“PERMURNIAN ALKOHOL”
Dosen Pengampu: 1. Dra. Bina Lohita S. M.Pd., M.Farm., Apt.
2. Dra. Trirakhma Sofihidayanti,M.Si.
3. Usep Suhendar M.SI.
4. Rikkit S.Farm
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Destilasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan campuran fluida berdasarkan
titik didih yang diikuti oleh kondensasi. Data yang diperlukan dalam penyelesaian persoalan
distilasi adalah data kesetimbangan antara fase liquid dan fase gas. Bentuk dan sumber data
kesetimbangan antara fase liquid dan fase gas diantaranya dapat digambarkan dalam bentuk
kurva kesetimbangan atau diperoleh dengan cara eksperimen. Dua fasa dikatakan berada dalam
kesetimbangan jika temperatur, tekanan, dan potensial kimia dari masing-masing komponen
yang terlibat di kedua fasa bernilai sama (Ni Ketut, 2010).
Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.
Bila zat non volatile dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan
turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang dapat bercampur sempurna,
maka tekanan uap masingmasing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa
tekanan uap masing-masing komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya.Pemisahan
menggunakan destilasi sederhana seringkali tidak memuaskan karena metode tersebut
dikembangkan dengan menambahkan suatu kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen
(still head) dalam perangkat alat distilasi. Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan
mempersingkat beberapa pekerjaan pemisahan dari destilasi biasa menjadi hanya satu pekerjaan
(Anwar, 2010).
Prinsip destilasi adalah memisahkan zat-zat melalui perbedaan titik didih. Proses destilasi
ini menggunakan labu destilasi sebagai destilator, kompor listrik sebagai pemanas dan
erlenmeyer sebagai tempat hasil destilasi atau destilat. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Penempatan posisi yang salah dapat menyebabkan uap cairan misalnya etanol akan
menempel pada termometer dan tidak melewati kondensor untuk melalui proses pengembunan,
tetapi akan kembali pada labu destilasi yang berisi campuran cairan. Akibatnya, jumlah destilat
yang diperoleh tidak maksimal. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya,
dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni (Ari, 2008).
Destilasi bertingkat atau distilasi fraksionasi berguna untuk memisahkan komponen utama
ber-dasarkan perbedaan titik didih. Minyak atsiri umum-nya tidak disuling pada tekanan atmosfir
tetapi dalam keadaan vakum, karena pada tekanan atmosfir dan suhu tinggi dapat menyebabkan
dekomposisi. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada
industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Jika
uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang
dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Perbedaan destilasi
fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan
yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya (Egi, 2010).
Pemisahan dan pemurnian yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa murni dari fraksi
yang ada.proses pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan metodde kromatografi kolom.
Sebelum pemisahan dan pemurnian dilakukan terlebih dahulu analisis dengan menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Analisis ini bertujuan untuk menentukan pelarut yang akan
digunakan pada saat pemisahan dengan kromatografi kolom. Pola kromatografi pada KLT
menunjukan pola pemisahan yang terjadi pada kromatografi kolom (Vina, 2010).
Salah satu cara pemisahan atau pemurnian komponen minyak adalah dengan distilasi
fraksional. Distilasi fraksinasi minyak atsiri adalah pemisahan komponen berdasarkan titik didih
dan berat molekulnya. Selama distilasi berlangsung baik suhu head, suhu flask, suhu mantle
cukup konstan, kecuali suhu heater sedikit berfluktuasi. Hal ini menunjukkan sistem thermostat
sangat baik, sedangkan suhu heater sedikit berfluktuasi dikarenakan heater adalah sebagai
sumber panas untuk menjaga kestabilan suhu sementara tekanan udara dalam labu dan kolom
sangat berfluktuasi. Fluktuasi tekanan inilah yang dimbangi oleh heater untuk menstabilkan suhu
flask dan head (Siti, 2010)
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Alkoholmeter
2. Batu didih
3. Botol semprot
4. Erlenmeyer
5. Gelas piala
6. Labu alas
7. Labu takar
8. Peralatan destilasi
9. Tabung reaksi
10. Thermometer
2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Etanol
Aquadest
Air destilasi dibuat dari air minum yang dimurnikan menggunakan penukar ion
cocok
Daya tahan listrik air dan mineral segar tampung langsung dari alat penukar ion
tidak kurang dari 1 mega Ohm cm (Farmakope Indonesia Edisi 3 )
Etanol
Etanol adalah campuran etilakohol dan air .Mengandung tidak kurang dari 94,7
v/v atau 92% dan tidak lebih dari 95,2 % v/v atau 92.7 % C2H6O
Kelarutan : sangat mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P Bobot jenis
0,8119 sampai 0,8139
Ph : gugus hidroksil membuat etanol sedikit basa yaitu 7,33 atau hampir netral
dengan Ph air murni sebesar 7,00 (F I 3 )
BAB III
PEMBAHASAN
No Data Hasil
1. Konsentrasi awal alkohol 70%
2. Volume sebelum destilasi 150 mL
3. Konsentrasi akhir alkohol 96%
4. Volume setelah destilasi 109,375 mL
3.2 Perhitungan
3.3 Reaksi
3.4 Pembahasan
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan,campuran zat didihkan sehingga menguap,dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titi didih lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan,masing – masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
destilasi didasarkan pada hukum roult dan hukum dalton.
Tujuan destilasi adalah untuk memurnikan bentuk cair di titik didihnya dan
memisahkan cairan terhadap zat padatnya. Uap tersebut kemudian akan dikeluarkan
terhadap campurannya sebagai uap bebas. Adapun konsentrat yang jatuh juga sebagai
destilat dan bagian cair yang tidak menguap merupakan residu. Jika yang diinginkan
dibagian campuran yang tidak ter-uapkan, berarti proses tersebut disebut menjadi
pengentalan dengan evaporasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan :
1. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan
atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
2. Alkohol merupakan istilah umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus
hidroksi (-OH) yang terikat pada atom karbon,yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen
dan/atau atom karbon lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F., Cokorda, P., dan Mahandari. 2010. Kajian Awal Biji Buah Kepayang Masak Sebagai Bahan
Baku Minyak Nabati Kasar. Jurnal Teknologi Industri. Vol. 4. No. 2, Hal. 5.
Ari, K., dan Hadi, W. 2008. Pembuatan Etanol Dari Sampah Pasar Melalui Proses Hidrolisis Asam Dan
Fermentasi Bakteri Zymomonas Mobilis. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 2. No. 1, Hal. 6.
Egi, A., dkk. 2010. Pemisahan Sitronelal Dari Minyak Sereh Wangi Menggunakan Unit Fraksionasi
Skala Bench. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol. 17. No. 2, Hal. 49.
Siti, N., Mardawati, E., dan Herudiyanto, M. 2010. Pemisahan Eugenol Dari Minyak Cengkeh Dengan
Cara Distilasi Fraksinasi. Teknologi Industri Pangan. Vol. 4. No. 2, Hal. 2.
Vina, J., Siti, A., dan Mustapha, I. 2010. Isolasi Dan Karakteriasi Senyawa Turunan Terpenoid Dari
Fraksi N-Heksan Momordica Charantia L. Jurnal Sain Dan Teknologi Kimia. Vol.1 No. 1, Hal.
90.