ANALISIS SEDIAAN
OBAT
“Validasi Metode Analisis Paracetamol Secara Spektrofotometri”
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Melakukan validasi metode analisis paracetamol dengan spektrofotometri
absorbansi ppm mg
Kelompo Rentang
No. Tanpa
k Spesifik Sebelum Sesudah Tanpa std std std
std
0.187 0.195
1. 50% 0.105 0.117 7.1862 7.3713 143.7241 147.4257
0.134 0.151 9.6427 9.6596 192.8547 193.1913
0.356 0.373
3 2. 100% 0.318 0.334 10.2989 10.5008 205.9787 210.0168
0.356 0.371 9.7100 9.9961 194.2008 199.9215
0.534 0.554 12.2844 12.9910 245.6870 259.8205
3. 150% 0.532 0.55 13.1088 12.8228 262.1761 256.4554
0.51 0.522
IV.2. Perhitungan
Dik :
Intercept (a) = -0,0362
Slope (b) = 0,0988
n=5
^y = (b × x) + a
- 2 ppm
- 8 ppm
- 10 ppm
(y- ^y )2
- 2 ppm = (0,194 – 0,1794)2 = 0,000213
- 4 ppm = (0,348 – 0,3720)2 = 0,000576
- 6 ppm = (0,584 – 0,5646)2 = 0,000376
- 8 ppm = (0,732 – 0,7572)2 = 0,000635
- 10 ppm = (0,965 – 0,9498)2 = 0,000231
- ∑ = 0,000213 + 0,000576 + 0,000376 + 0,000635 + 0,000231
= 0,002032
0,002032 0,002032
Sy/x =
√ 5−2
=
√ 3
= 0,026023
sy /x 0,0260
LOD = x3= x 3 = 0,8107
b 0,0963
sy / x 0,0260
LOQ = x 10 = x 10 = 2,7023
b 0,0963
Akurasi
A. Ppm
y−a
Rumus: x =
b
Tanpa Standar
a. Konsentrasi 50%
0,1 87−(−0,0362)
Simplo = = 2.2591
0,0988
0,105−(−0,0362 )
Duplo = = 1.4291
0,0988
0,134−(−0,0362 )
Triplo = = 1,7227
0,0988
b. Konsentrasi 100%
0,356−(−0,0362)
Simplo = = 3.9696
0,0988
0,318−(−0,0362 )
Duplo = = 3.5850
0,0988
0,356− (−0,0362 )
Triplo = = 3.9696
0,0988
c. Konsentrasi 150%
0,534−(−0,0362)
Simplo = = 5.7713
0,0988
0,532−(−0,0362 )
Duplo = = 5.7510
0,0988
0,51−(−0,0362 )
Triplo = = 5.5283
0,0988
Dengan Standar
a. Konsentrasi 50%
0,195−(−0,0362)
Simplo = = 2.3401
0,0988
0,117−(−0,0362 )
Duplo = = 1.5506
0,0988
0,151−(−0,0362 )
Triplo = = 1.8947
0,0988
b. Konsentrasi 100%
0,373−(−0,0362)
Simplo = = 4.1417
0,0988
0,334−(−0,0362 )
Duplo = = 3.7470
0,0988
0,371−(−0,0362 )
Triplo = = 4.1215
0,0988
c. Konsentrasi 150%
0,554−(−0,0362)
Simplo = = 5.9737
0 , 0988
0,55−(−0,0362 )
Duplo = = 5.9332
0,0988
0,522−(−0,0362 )
Triplo = = 5.6498
0,0988
B. mg
C x Fp x Vol ume labu terakhir
Rumus : [] mg =
1000
100
Dik : Dipipet 5ml ad 100ml = =20
5
3,9696 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 158,7854
1000
3,5850 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 143,4008
1000
3,9696 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 158,7854
1000
c. Konsentrasi 150%
5,7713 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 230,8502
1000
5,7510 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 230,0405
1000
5,5283 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 221,1336
1000
Dengan Standar
a. Konsentrasi 50%
2,3401 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 93,6032
1000
1,5506 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 62,0243
1000
1.8947 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 75,7895
1000
b. Konsentrasi 100%
4,1417 x 4 00 x 100
Simplo mg = =165,6680
1000
3,7470 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 149,8785
1000
4,1215 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 164,8583
1000
c. Konsentrasi 150%
5,9737 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 238,9474
1000
5,9332 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 237,3297
1000
5,6498 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 225,9919
1000
C. % Recovery
C sesudah−C sebelum
Rumus : % recovery = x 100%
C teoritis
a. Konsentrasi 50%
41,7861−38,6708
% Recovery = x 100% = 20,7684 %
15
37,4247−42,6168
% Recovery = x 100 %=−34,6141 %
15
43.2399−29.9481
% Recovery = x 100 %=88.6120 %
15
b. Konsentrasi 100 %
78.3385−73.5618
% Recovery = x 100 %=15.9224645%
15
78.7539−73.35411
% Recovery = x 100 %=17.9993077 %
15
78.5462−73.7695
% Recovery = x 100 %=15.9224645 %
15
c. Konsentrasi 150%
116.9678−111.7757
% Recovery = x 100 %=11.5380178 %
15
111.1526−108.8681
% Recovery = x 100 %=5.07672782 %
15
113.4372−109.0758
% Recovery = x 100 %=9.69193493 %
15
IV.3. Reaksi
H
N
+ NaOH
O
HO
Paracetamol
H
N
+ H2O
O
+
Na O
Basa Konjugat
IV.4. Pembahasan
Pada praktikum kali dilakukan praktikum tentang Validasi Metode Analisis
Paracetamol Secara Spektrofotometri. Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan
para-aminophenol memiliki khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas
antiradang yang lemah. Parasetamol merupakanan algesik non-opioid sering dicoba
pertama untuk pengobatan gejala berbagai tipe sakit kepala termasuk migrain dan sakit
kepala tipe tensi. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk validasi metode
analisis kadar paracetamol dengan spektroftometri. Validasi metode analisis memiliki
tujuan utama yaitu untuk menjamin bahwa metode analisis yang digunakan mampu
memberikan hasil yang cermat dan handal hingga dapat dipercaya.
Ketepatan (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara
nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai
rujukan. Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Akurasi dapat ditentukan melalui dua
cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku
(standard addition method).
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam
plasebo (semua campuran reagent yang digunakan minus analit), lalu campuran tersebut
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang ditambahkan (kadar
yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo
(eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu
(biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis
dengan metode yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel
plasebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obatan paten, atau karena
analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder pada kultur
kalus, maka dapat dipakai metode adisi.
Presisi atau precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil
uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan
secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi
diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien
variasi). Menurut Bievre (1998), presisi dapat dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability), ketertiruan (reproducibility) dan presisi antara (intermediate precision).
1. Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang
sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
2. Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda.
Biasanya analisis dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda
menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis
dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang
sama.
3. Presisi antara (intermediate precision) merupakan bagian dari presisi yang dilakukan
dengan cara mengulang pemeriksaan terhadap contoh uji dengan alat, waktu, analis yang
berbeda, namun dalam laboratorium yang sama.
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai hasil pengukuran dari
sampel yang homogen pada kondisi normal (sampel yang sama diuji secara berurutan dengan
menggunakan alat yang sama). Uji presisi berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu
pengujian yang sama untuk melihat sebaran diantara nilai benar. Presisi dipengaruhi oleh
kesalahan acak (random error), antara lain ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau pereaksi,
keragaman teknik dan operator yang berbeda. Presisi dapat dinyatakan dengan berbagai cara
antara lain dengan simpangan baku, simpangan rata-rata atau kisaran yang merupakan selisih
hasil pengukuran yang terbesar dan terkecil (Hidayat, 1989).
Suatu nilai ketelitian dinyatakan dalam Relative Standar Deviation (% RSD). Besarnya
RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang dihasilkan maka semakin
tinggi tingkat ketelitiannya.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai Validasi Metode Analisis Paracetamol
Secara Spektrofotometri dapat disimpulkan, Bahwa:
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan para-aminophenol memiliki
khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah.
Didapatkan besar RSD
50% = 247.6432
100% = 7.216878
150% = 37.95317
Besarnya RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Behera et al., 2012. Role of Ocimum canum in prevention of reperfusion induced Renal ischemia in
wistar albino rats. International Journal of Biomedical and Advance Research
Bievre, P., and Gunzler, H. 1998. Eurachem Guidance Document. The Fitness for Purpose of
Analytical Methods, a Laboratory Guide to Method validation and Related
Topics. London: Laboratory of the Government Chemists.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian. Pustakwan teks:Yogyakarta.
Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., dan Kurniadi, B. 2008. Fitokimia. Airlangga University
Press, Surabaya.
LAMPIRAN