Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS SEDIAAN
OBAT
“Validasi Metode Analisis Paracetamol Secara Spektrofotometri”

Dosen Pengampu :1. Apt. Sri Wardatun, M.Farm


2. Apt. Dra. Bina Lohita Sari, M.Pd., M.Farm
3. Sara Nurmala, M.Farm.
4. Zaldy Rusli, M.Farm
5. Rikkit S.Farm
Asisten Dosen : Rani Meilana W
Disusun Oleh:
Seania Restu Mahallia
066118176
F

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Melakukan validasi metode analisis paracetamol dengan spektrofotometri

1.2 Dasar Teori

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap


parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi
metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode
analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya (Gandjar, 2007).

Metode spektrofotometri adalah metode yang mengidentifikasi atau


menetapkan kadar suatu senyawa berdasarkan pada interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan materi. Bila radiasi elektromagnetik yang
digunakan berada pada daerah 400-750 nm maka metode ini disebut Spektrofotome
tri Visible/ sinar tampak (Behera et al., 2012)

Jika suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul


tersebutakan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi
antaramolekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan menigkatkan energi
potensialelektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Untuk mengukur banyaknya
radiasiyang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuansi radiasi digunakan
spektrum absorbsi. Spektrum absorbsi merupakan hubungan antara banyaknyasinar
yang diserap dengan panjang gelombang sinar. Transisi yang dibolehkan untuk tiap
senyawa adalah berbeda, hal ini menyebabkan perbedaan spektra absorbsi. Dengan
demikian, spektra dapat digunakan sebagai informasi untuk analisis kulaitatif.
Sementara, banyaknya sinar yang diabsorbsi pada panjang gelombang tertentu
sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga spektra
absorbsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Gandjar dan Rohman,
2012).

Ketepatan (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan


antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai
sebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang
diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu
sampel. Untuk pengujian senyawa obat, akurasi diperoleh dengan membandingkan
hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar (standar reference material, SRM).
Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan pengumpulan data
dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda (misal 3 konsentrasi
dengan 3 kali replikasi). Data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan
kembali (Harmita. 2004)

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya


diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda
signifikan secara statistik. Sesuai dengan ICH, presisi harus dilakukan pada 3
tingkatan yang berbedayaitu: keterulangan (repeatibility), presisi antara
(intermediate precision) dan ketertiruan (reproducibility).

1. Keterulangan yaitu ketepatan ( precision) pada kondisi percobaan yang


sama (berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun
waktunya.

2. Presisi antara yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang


berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

3. Ketertiruan merajuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.

Dokumen presisi harus mencakup simpangan baku, simpangan baku


relative (RSD) ataukoefesien variasi (CV) dan kisaran kepercayaan. (Kristanti,
A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., dan Kurniadi, B. 2008)
BAB II
METODE KERJA
III. 1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
1. Botol semprot
2. Kertas perkamen
3. Labu ukur 100 ml
4. Pipet mikro
5. Pipet tetes
6. Timbangan
7. Spektrometer
III.1.2. Bahan
1. Aquadest
2. NaOH
3. Paracetamol

III.2. Cara Kerja


1. Ditimbnag tablet paracetamol 100 mg
2. Ditimbang NaOH 10 mL di ad hingga 100 mL
3. Dipipet sebanyak 5 mL
4. Dilarutkan dengan NaOH 10 mL dan di as aquadest hingga 100 mL
5. Dipipet kembali sebanyak 10 mL
6. Dilarutkan dengan 10 mL NaOH kemudian di ad dengan aquadest hingga 100 mL
7. Dipipet kembali sebanyak 10 mL
8. Dilarutkan dengan 10 mL NaOH kemudian di ad dengan aquadest hingga 100 ml
9. Dipipet 5 mL kemudian, rentang spesifik sampel 50%, 100% dan 150% ditambahkan masing-
masing 2,5 mL, 5 mL dan 7,5 mL larutan standar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Data Pengamatan


Bobot
Absorbasi Ppm Mg Fp % Recovery SD RSD
Ditimbang
Rentang
Tablet Std Spesifik Tanpa Tanpa
(Mg) (Mg) Sebelum Sesudah Std Std
Std Std
75% 25%
0.187 0.195 2.2591 2.3401 90.3644 93.6032 21.5924
45 15 50% 0.105 0.117 1.4291 1.5506 57.1660 62.0243 32.3887 12.1707 35.5615
0.134 0.151 1.7227 1.8947 68.9069 75.7895 45.8839
158.785
0.356 0.373 3.9696 4.1417 165.6680 22.9420
4
143.400 400
90 30 100% 0.318 0.334 3.5850 3.7469 149.8785 21.5924 1.3495 6.25
8
158.785
0.356 0.371 3.9696 4.1215 164.8583 20.2429
4
230.850
0.534 0.554 5.7713 5.9737 238.9474 17.9937
2
230.040
135 45 150% 0.532 0.55 5.7510 5.9332 237.3279 16.1943 3.7457 24.98
5
221.133
0.51 0.522 5.5283 5.6498 225.9919 10.7962
6

absorbansi ppm mg
Kelompo Rentang
No. Tanpa
k Spesifik Sebelum Sesudah Tanpa std std std
std
0.187 0.195        
1. 50% 0.105 0.117 7.1862 7.3713 143.7241 147.4257
0.134 0.151 9.6427 9.6596 192.8547 193.1913
0.356 0.373        
3 2. 100% 0.318 0.334 10.2989 10.5008 205.9787 210.0168
0.356 0.371 9.7100 9.9961 194.2008 199.9215
0.534 0.554 12.2844 12.9910 245.6870 259.8205
3. 150% 0.532 0.55 13.1088 12.8228 262.1761 256.4554
0.51 0.522        

IV.2. Perhitungan
Dik :
Intercept (a) = -0,0362
Slope (b) = 0,0988
n=5
 ^y = (b × x) + a
- 2 ppm

ŷ = (0,0988x 2) + (-0,0362) = 0,1614


- 4 ppm
- ŷ = (0,0988 x 4) + (-0,0362) = 0.359
- 6 ppm

ŷ = (0,0988 x 6) + (-0,0362) = 0.5566

- 8 ppm

ŷ = (0,0988 x 8) + (-0,0362) = 0.7542

- 10 ppm

ŷ = (0,0988 x 10) + (-0,0362) = 0,9518

 (y- ^y )2
- 2 ppm = (0,194 – 0,1794)2 = 0,000213
- 4 ppm = (0,348 – 0,3720)2 = 0,000576
- 6 ppm = (0,584 – 0,5646)2 = 0,000376
- 8 ppm = (0,732 – 0,7572)2 = 0,000635
- 10 ppm = (0,965 – 0,9498)2 = 0,000231
- ∑ = 0,000213 + 0,000576 + 0,000376 + 0,000635 + 0,000231

= 0,002032

0,002032 0,002032
 Sy/x =
√ 5−2
=
√ 3
= 0,026023

sy /x 0,0260
 LOD = x3= x 3 = 0,8107
b 0,0963
sy / x 0,0260
 LOQ = x 10 = x 10 = 2,7023
b 0,0963

Akurasi

A. Ppm
y−a
Rumus: x =
b
Tanpa Standar
a. Konsentrasi 50%

0,1 87−(−0,0362)
Simplo = = 2.2591
0,0988
0,105−(−0,0362 )
Duplo = = 1.4291
0,0988
0,134−(−0,0362 )
Triplo = = 1,7227
0,0988
b. Konsentrasi 100%

0,356−(−0,0362)
Simplo = = 3.9696
0,0988
0,318−(−0,0362 )
Duplo = = 3.5850
0,0988
0,356− (−0,0362 )
Triplo = = 3.9696
0,0988
c. Konsentrasi 150%

0,534−(−0,0362)
Simplo = = 5.7713
0,0988
0,532−(−0,0362 )
Duplo = = 5.7510
0,0988
0,51−(−0,0362 )
Triplo = = 5.5283
0,0988
Dengan Standar
a. Konsentrasi 50%

0,195−(−0,0362)
Simplo = = 2.3401
0,0988
0,117−(−0,0362 )
Duplo = = 1.5506
0,0988
0,151−(−0,0362 )
Triplo = = 1.8947
0,0988
b. Konsentrasi 100%

0,373−(−0,0362)
Simplo = = 4.1417
0,0988
0,334−(−0,0362 )
Duplo = = 3.7470
0,0988
0,371−(−0,0362 )
Triplo = = 4.1215
0,0988
c. Konsentrasi 150%

0,554−(−0,0362)
Simplo = = 5.9737
0 , 0988
0,55−(−0,0362 )
Duplo = = 5.9332
0,0988
0,522−(−0,0362 )
Triplo = = 5.6498
0,0988

B. mg
C x Fp x Vol ume labu terakhir
Rumus : [] mg =
1000
100
Dik : Dipipet 5ml ad 100ml = =20
5

Dipipet 10ml ad 100ml = 100/10 = 10


Fp = 20 x 10 = 200
 Tanpa Standar
a. Konsentrasi 50%

2.2591 x 400 x 100


Simplo mg = = 90,3644
1000
1.4291 x 400 x 100
Duplo mg = = 57,1660
1000
1,7227 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 68,9069
1000
b. Konsentrasi 100%

3,9696 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 158,7854
1000
3,5850 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 143,4008
1000
3,9696 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 158,7854
1000
c. Konsentrasi 150%

5,7713 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 230,8502
1000
5,7510 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 230,0405
1000
5,5283 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 221,1336
1000

 Dengan Standar
a. Konsentrasi 50%
2,3401 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 93,6032
1000
1,5506 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 62,0243
1000
1.8947 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 75,7895
1000
b. Konsentrasi 100%

4,1417 x 4 00 x 100
Simplo mg = =165,6680
1000
3,7470 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 149,8785
1000
4,1215 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 164,8583
1000
c. Konsentrasi 150%

5,9737 x 4 00 x 100
Simplo mg = = 238,9474
1000
5,9332 x 4 00 x 100
Duplo mg = = 237,3297
1000
5,6498 x 4 00 x 100
Triplo mg = = 225,9919
1000
C. % Recovery

C sesudah−C sebelum
Rumus : % recovery = x 100%
C teoritis
a. Konsentrasi 50%

41,7861−38,6708
% Recovery = x 100% = 20,7684 %
15
37,4247−42,6168
% Recovery = x 100 %=−34,6141 %
15
43.2399−29.9481
% Recovery = x 100 %=88.6120 %
15
b. Konsentrasi 100 %
78.3385−73.5618
% Recovery = x 100 %=15.9224645%
15
78.7539−73.35411
% Recovery = x 100 %=17.9993077 %
15
78.5462−73.7695
% Recovery = x 100 %=15.9224645 %
15
c. Konsentrasi 150%
116.9678−111.7757
% Recovery = x 100 %=11.5380178 %
15
111.1526−108.8681
% Recovery = x 100 %=5.07672782 %
15
113.4372−109.0758
% Recovery = x 100 %=9.69193493 %
15
IV.3. Reaksi
H
N

+ NaOH
O
HO
Paracetamol

H
N

+ H2O
O
+
Na O

Basa Konjugat
IV.4. Pembahasan
Pada praktikum kali dilakukan praktikum tentang Validasi Metode Analisis
Paracetamol Secara Spektrofotometri. Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan
para-aminophenol memiliki khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas
antiradang yang lemah. Parasetamol merupakanan algesik non-opioid sering dicoba
pertama untuk pengobatan gejala berbagai tipe sakit kepala termasuk migrain dan sakit
kepala tipe tensi. Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk validasi metode
analisis kadar paracetamol dengan spektroftometri. Validasi metode analisis memiliki
tujuan utama yaitu untuk menjamin bahwa metode analisis yang digunakan mampu
memberikan hasil yang cermat dan handal hingga dapat dipercaya.
Ketepatan (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara
nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai
rujukan. Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Akurasi dapat ditentukan melalui dua
cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku
(standard addition method).
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam
plasebo (semua campuran reagent yang digunakan minus analit), lalu campuran tersebut
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang ditambahkan (kadar
yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo
(eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu
(biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis
dengan metode yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel
plasebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obatan paten, atau karena
analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder pada kultur
kalus, maka dapat dipakai metode adisi.
Presisi atau precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil
uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan
secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi
diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien
variasi). Menurut Bievre (1998), presisi dapat dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability), ketertiruan (reproducibility) dan presisi antara (intermediate precision).
1. Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang
sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
2. Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda.
Biasanya analisis dilakukan dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda
menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis
dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang
sama.
3. Presisi antara (intermediate precision) merupakan bagian dari presisi yang dilakukan
dengan cara mengulang pemeriksaan terhadap contoh uji dengan alat, waktu, analis yang
berbeda, namun dalam laboratorium yang sama.
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan kedekatan antara nilai hasil pengukuran dari
sampel yang homogen pada kondisi normal (sampel yang sama diuji secara berurutan dengan
menggunakan alat yang sama). Uji presisi berarti kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu
pengujian yang sama untuk melihat sebaran diantara nilai benar. Presisi dipengaruhi oleh
kesalahan acak (random error), antara lain ketidakstabilan instrumen, variasi suhu atau pereaksi,
keragaman teknik dan operator yang berbeda. Presisi dapat dinyatakan dengan berbagai cara
antara lain dengan simpangan baku, simpangan rata-rata atau kisaran yang merupakan selisih
hasil pengukuran yang terbesar dan terkecil (Hidayat, 1989).
Suatu nilai ketelitian dinyatakan dalam Relative Standar Deviation (% RSD). Besarnya
RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang dihasilkan maka semakin
tinggi tingkat ketelitiannya.
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai Validasi Metode Analisis Paracetamol
Secara Spektrofotometri dapat disimpulkan, Bahwa:
 Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan para-aminophenol memiliki
khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah.
 Didapatkan besar RSD
50% = 247.6432
100% = 7.216878
150% = 37.95317
 Besarnya RSD menyatakan tingkat ketelitian analis, semakin kecil % RSD yang
dihasilkan maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya.

DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I. G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Behera et al., 2012. Role of Ocimum canum in prevention of reperfusion induced Renal ischemia in
wistar albino rats. International Journal of Biomedical and Advance Research
Bievre, P., and Gunzler, H. 1998. Eurachem Guidance Document. The Fitness for Purpose of
Analytical Methods, a Laboratory Guide to Method validation and Related
Topics. London: Laboratory of the Government Chemists.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian. Pustakwan teks:Yogyakarta.
Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., dan Kurniadi, B. 2008. Fitokimia. Airlangga University
Press, Surabaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai