Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI I

Pembuatan Simplisia Herba Sambiloto(Andrographis paniculata Nees.)

Dosen Pengampu : 1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina,M.Farm.,Apt

2. Yuliana, M.Farm.

3. Novi Fajar Utami, M.Farm.,Apt.

4. Merybet Tri R.H, M.Farm.,Apt.

5. Mindiya Fatmi, M.Farm.,Apt.

6. Cyntia Wulandari, M.Farm

7. Nadhira Nhestricia, MKM.,Apt.

Asisten Dosen : 1. Andhika Edvis

2. Juju Julianti

3. Riffa Kurnia Meidistiana

4. Rani Meilana Wulandari

5. Fany Yuliana

Disusun Oleh :

Nama : Seania Restu Mahallia

NPM : 066118176

Kelas : Farmasi E

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

 Tujuan

Mempelajari cara pembuatan simplisia herba sambiloto yang baik dan benar

 Dasar teori

Sambiloto merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan dalam pengobatan
tradisional. Tumbuhan ini mempunyai potensi yang besar sebagai sumber hayati untuk
keperluaan biopharmaceutical industry, serta dapat dikembangkan sebagai industri
fitofarmaka (Manoi, 2006), seperti pengobatan darah tinggi, demam, diare, radang saluran
nafas, radang paru, disentri, faringitis, sakit gigi dan kencing manis
(Pratama & Ramadhan, 2013).

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) mengandung andrografolid sebagai unsur


utama yang memberi rasa pahit dari tumbuhan ini. Unsur lainnya termasuk 14- deoksi-11, 12-
didehidroandrografolid, 14- deoksiandrografolid (Anju, et al., 2012). Untuk pengobatan kanker,
digunakan dalam bentuk cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar
direbus lalu airnya digunakan untuk mencuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat
yang sakit seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul (Dalimartha,1999).

Dalam skala industri, bahan tumbuhan yang digunakan dalam bentuk simplisia, yaitu
bahan yang belum mengalami perubahan apapun kecuali bahan alam yang
dikeringkan.Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani, dan pelikan atau mineral
(Agoes, 2007).Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh dan bagian
tanaman.Simplisia hewani yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan
atau zat berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni.Simplisia pelikan
atau mineral yaitu simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau
telah diolah secara sederhana belum berupa zat kimia murni
(DepKes RI, 1979 & Agoes, 2007).

Kandungan bahan aktif yang terdapat pada tumbuhan sangat dipengaruhi oleh proses
pengeringan. Setiap tanaman menpun respon yang berbeda, ada beberapa tanaman yang peka
terhadap penyinaran matahari langsung serta suhu yang terlalu tinggi. Pengeringan yang tepat
akan menghasilkan mutu simplisia yang tahan disimpan lama dan tidak terjadi perubahan
bahan aktif yang dikandungnya (Manoi, 2006). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
mengembangkan pengaruh cara pengeringan terhadap mutu simplisia herba sambiloto
(Andrographis paniculata Nees.) dan melakukan karakterisasi terhadap simplisia yang dibuat.
BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Ayakan
2. Blender
3. Gunting
4. Kain hitam
5. Oven
6. Pisau dapur
7. Tampah
8. Timbangan
9. Wadah

2.1.2 Bahan
1. Air
2. Herba sambiloto

2.2 Cara Kerja


1. Disiapkan sampel yang akan digunakan
2. Diotong kecil kecil herba sambiloto
3. Ditimbang berat basah bahan (herba sambiloto)
4. Dikeringkan dengan cara alamiah yaitu dengan dianginkan-dianginkan
5. Ditimbang berat kering bahan (herba sambiloto)
6. Dihaluskan daun dang bunga dari sambiloto dengan cara diblender dan diayak
dengan menggunakan ayakan nomor 4/18
7. Disimpan simplisia sambiloto dalam wadah yang sesuai dan diberi etiket
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengamatan

Pengamatan Hasil

Berat panen 2,5 kg

Sortasi basah 2 kg

Sortasi kering 1,8 kg

Serbuk 1,5 kg

Susut pengeringan 10 %

% rendeman Simplisia : 90%

Serbuk : 75 %

3.2 Perhitungan

1. Susut Pengeringan

Pengeringan = w awal ( sortasi basah ) – w akhir (sortasi kering) x 100 %

W awal (sortasi basah )

= 2 kg – 1,8 kg X 100%

2 Kg

= 10 %

2. Rendeman

 Simplisia = w akhir (sortasikering) x 100 %


W awal (sortasi basah)
= 1,8 kg x 100%
2 kg
= 90 %

 Serbuk = w serbuk_____________X 100 %


w awal (sortasi basah )
= 1,5 kg x 100 %
2 kg
= 75 %

3.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah Andrographis paniculata Nees.
Orang jawa biasa menyebutnya sebagai “obat segala obat”. Julukan ini diberikan karena
dianggap mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Sambiloto yang memiliki nama ilmiah
Andrographis paniculata, diketahui dapat mempertahankan kondisi dan imunitas tubuh,
menanggulangi diabetes, menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati kanker prostat,
hepatitis, penyakit paru, disentri, tiroid, diare,amandel, influenza, radang ginjal, usus buntu,
malaria dan sebagainya. Dengan khasiat sebanyak ini tak heran jika tumbuhan Sambiloto
disebut juga sebagai obat dewa. Setelah tumbuhan dipanen, dilakukan sortasi basah,
pencucian dengan air mengalir, pengeringan dengan tiga cara yaitu dikering anginkan,
cahaya matahari langsung dan menggunakan oven. Kemudian dilakukan sortasi kering,
pengepakan dan penyimpanan.
Setelah itu dilanjutkan dengan pengujian simplisia yang bertujuan untuk mendapatkan
simplisia yang bermutu baik dan memenuhi standarisasi Farmakope Herbal Indonesia Edisi
I (2008).

Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah
dikeringkangkan. Pembuatan simplisia meliputi : pemilihan bahan baku, sorasi basah,
pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan.
Sortasi basah dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing
serta bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan simplisia. Kotoran yang
dimaksud adalah tanah, kerikil, rumput/gulma, tanaman lain yang mirip, bahan yang telah
busuk/rusak,bagian tanaman lain yang memang harus dipisahkan dan dibuang. Sortasi
kering dilakukan setelah penjemuran dilakukan dengan cara memisahkan bahan – bahan
asing, serangga,kotoran lain simplisia yang belum keing seutuhnya. Sortasi kering
dilakukan dengan tujuan menjamin simplisia benar – benar bebas dari bahan asing. Pada
saat pengeringan dibawah sinar matahari, simplisia ditutupi dengan kain hitam atau putih,
kain hitam atau putih berfungsi untuk menghindari terurainya bahan kimia dan
debu.Penyimpanan simplisia bertujuan agar simplisia tidak cepat rusak, menghindari
pengotor, menghindari lembab agar tidak tumbuh jamur, menghindari gangguan
serangga,menghindari dehidrasi, menghindari pengaruh cahaya dan udara.

Cara menyimpan simplisia dalam wadah yang kurang sesuai memungkinkan terjadinya
kerusakan pada simplisia karena dimakan kutu atau ngengat yang temasuk golongan hewan
serangga atau insekta. Berbagai jenis serangga yang dapat menimbulkan kerusakan pada
hampir semua jenis simplisia yang berasal dari tumbuhan dan hewan, biasanya jenis serangga
tertentu merusak jenis simplisia tertentu pula. Kerusakan pada penyimpanan simplisia yang
perlu mendapatkan perhatian juga ialah kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan seperti tikus.
Simplisia yang mudah menyerap air, udara perlu dibungkus rapat untuk mencegah
terjadinya penyerapan kelembaban tersebut. Sesudah dikeringkan sampai cukup kering di
bungkus dengan karung atau kantong plastic, dalam peti drum atau kaleng besi berlapis. Pada
penyimpanannya, simplisia tersebut dimasukkan dalam wada yang tertutup rapat dan
seringkali perlu diberi kapur tohor sebagai bahan pengering.

Beberapa jenis simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan pada bahan
simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan
penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam
keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin
perajang khusus. Semakin tipis bahan yang dikeringkan, semakin cepat penguapan air,
sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap, sehingga
mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu, bahan simplisia
seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari dari
perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah kurangnya kadar minyak atsiri. Penjemuran
sebelum perajangan dilakukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan
logam pisau.

Ketika sudah melewati semua tahap dan prosesnya simplisia kemudian di


simpan dalam kemasan atau wadah yang sesuai dengan bentuk simplisia agar melindungi
simplisia dari kerusakan, wadah yang digunakan harus tidak beracun serta terlindungi
dari cahaya, serangga, kapar, oksigen udara, reaksi kimia internal,dehidtasi, penguapan
air dan pengotoran

Perhitungan simplisia dilakukan untuk mengetahui susut pengeringan yang


dilakukan dan % rendemen dalam simplisia, dalam praktikum kali ini di daptkan hasil
susut pengeringanya adalah 10 % dan rendemen simplisia 90 % sedangkan untuk
rendemen serbuk adalah 70%
BAB IV
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses pembuatan simplisia melipti penyiapan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan,pengeringan,sortasi kering,penyerbukan, dan penyimpanan
2. Kain hitam digunakan untuk menyerap sinar matahari sedangkan kain putih untuk
menjaga senyawa aktif dalam bahan baku dalam proses pengeringan di angina anginkan
3. Dalam proses ini simplisia dilakukan penyerbukan dengan cara di blender
4. Sebelum dikemas simplisia dihitung terlebih dahulu nilai rendemannya.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes,G. (2007). Teknologi Bahan Alam.Bandung : Penerbit ITB


Anju,D.Jugnu.,G.,Kavita.& Sandeep. D (2012). A Review on Medicinal Prospective of
Andrographis paniculata,Nees. J of Pharm and Sci Innovation 1-14.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1985). Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008). Farmakope Herbal Indonesia (Edisi I ).
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Manoi,F.(2006). Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Mutu Simplisia Sambiloto. Bull
Littro. 1-15.
Pratama,B.A. & Ramadhan,D.F. (2013). Khasiat Tanaman Obat Herbal. Jakarta : Pustaka
Media.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai